Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM LINGKUNGAN INDUSTRI

PENCEMARAN SUNGAI CITARUM

DISUSUN OLEH :

INDAH LAMRIA SIHOMBING

NIM 180403172

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Senyawa kimia yang terkandung dalam pencemaran sungai citarum
B. Pencemaran sungai Citarum
C. Aksi masyarakat terhadap pencemaran sungai Citarum
D. Dampak dari pencemaran sungai Citarum
E. Cara penanggulangan pencemaran sungai Citarum
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai merupakan jalan air alami yang mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau
ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap
ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan
cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan
air yang besar seperti danau.Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang
mengalir ke anak sungai. Beberapaanak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai
utama.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah,
dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air,
sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Di Indonesia terdapat banyak sungai yang bisa dibilang panjang dan besar. Karena
indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pulau – pulau yang banyak, maka
pengalirnya pun (sungai) juga banyak. Semakin lama sungai mulai tidak dipelihara dan mulai
mengalami pencamaran contohnya seperti sungai citarum.
Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai
ini memiliki nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting. Jutaan orang tergantung
langsung hidupnya dari sungai ini, sekitar 500 pabrik berdiri di sekitar alirannya, tiga waduk
PLTA dibangun di alirannya, dan penggundulan hutan berlangsung pesat di wilayah hulu.
Panjang aliran sungai ini sekitar 300 km.

1.2 Rumusan Masalah


1. senyawa kimia apa yang terkandung dari pencemaran sungai Citarum ?
2. bagaimana pencemaran sungai Citarum ?
3. bagaimana aksi masyarakat terhadap pencemaran sungai Citarum?
4. bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran sungai Citarum?
5. bagaimana cara menanggulangi pencemaran sungai Citarum?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Senyawa kimia yang terkandung dari pencemaran sungai citarum

Mendominasinya pabrik tekstil, menyebabkan limbah yang mengandung bahan organik


tinggi. Dimana berdasarkan pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta II
menyatakan air sungai mengandung senyawa kimia organic yaitu H2S (Hidrogen Sulfida).

Pabrik tekstil menghasilkan limbah kimia organik salah satunya adalah senyawa sulfat
yang merupakan hasil dari proses pencelupan ataupun pewarnaan. Senyawa ini mengonsumsi
oksigen di perairan sampai tingkat yang sangat membahayakan bagi kehidupan organisme
perairan lainnya. Ketika kadar oksigen rendah dalam air, senyawa sulfat menjadi sulfida dalam
bentuk H2S. H2S merupakan gas yang tidak berwarna, namun sangat beracun, dan mudah
terbakar. H2S juga menjadi penyebab lain dari bau sungai citarum yang sangat menyengat
karena H2S memiliki bau seperti telur busuk. Pada konsentrasi rendah, bau busuk yang
ditimbulkan dapat menyebabkan iritasi pada hidung atau kerongkongan, hingga kesulitan
bernapas bagi penderita asma. Kehilangan kesadaran sampai kematian juga dapat terjadi bila bau
busuk memilki konsentrasi yang tinggi

2.2 Pencemaran sungai Citarum

Limbah merupakan masalah kronis Sungai Citarum. Sejak industri berkembang pada
1970-an, perubahan penampilan mulai terjadi pada sungai kenamaan Jawa Barat ini. Limbah
tanpa diolah hasil kreasi sejumlah pabrik nakal, telah bersemayam dan meracuni air sungai
sepanjang 297 kilometer tersebut. Air yang mengalir melalui Citarum telah tercemari oleh
berbagai limbah, yang paling berbahaya adalah limbah kimia beracun dan berbahaya dari
industri. Saat ini di daerah hulu Citarum, sekitar 500 pabriklangsung limbah mereka secara tidak
bertanggung jawab ke anak sungai Citarum atau ke Citarum secara langsung tanpa pengawasan
dan tindakan dari pihak yang berwenang (pemerintah).

Walaupun Indonesia memiliki sumber air permukaan sebanyak 6% dari seluruh sumber
air permukaan dunia dan 21% dari total sumber air di wilayah Asia Pasifik, namun masalah air

bersih menjadi masalah yang terus menghantui masyarakat di Indonesia. Lebih dari 100 juta

warga Indonesia tidak memiliki akses atas sumber air yang aman, dan lebih dari 70% warga

Indonesia mengkonsumsi air yang terkontaminasi. Penyakit yang diakibatkan konsumsi air yang

tidak bersih seperti diare, kolera, disentri, menjadi penyebab kematian balita kedua terbesar di

Indonesia. Dan setiap tahunnya, 300 dari 1.000 orang Indonesia harus menderita berbagai

penyakit akibat mengkonsumsi air yang tidak bersih dan aman.

2.3 Aksi masyarakat tentang sungai Citarum

Masyarakat memiliki hak untuk tahu apa saja yang terkandung di sumber air mereka saat
ini. sehingga mereka dapat menghindari penyakit atau memulai langkah hidup sehat dan
bersahabat dengan Citarum. Sejumlah petani di Balekambang, Majalaya, Kabupaten Bandung,
mengaku mengalami kondisi terparah dari pencemaran limbah tujuh pabrik di sekitar kawasan
Balekambang. Ojang, warga Balekambang, (dalam Pencemaran Limbah Industri di Citarum
Makin Parah) mengatakan bahwa banyak pipa-pipa saluran limbah yang bocor ke areal sawah,
tak jarang banyak padi yang rusak. Air Sumur yang kotor juga mengakibatkan penyakit gatal dan
diare. Keluhan ini telah seringkali disampaikan kepada pihak pabrik, namun tanpa ada itikad
yang baik, kondisi ini terus terjadi hingga puluhan tahun. berdiri dan hanya sekitar 20% saja
yang mengolah limbah mereka, sementara sisanya membuangBahkan, daerah resapan air pun
dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab
dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.
2.4 Dampak dari pencemaran sungai citarum

1. Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan
oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas
dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan terlebih dahulu.

2. Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak
penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

3. Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,


 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

4. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zatorganik yang dibuang kelingkungan perairan, maka


perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau
lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
2.5 Cara menanggulangi pencemaran sungai citarum

Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, Badan Pengelolaan Lingkungan


Hidup. Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, menetapkan beberapa cara penanggulangan
pencemaran air yang bisa diterapkan oleh kita.

Jumianto (2011) menyatakan beberapa cara penanggulangan pencemaran air tersebut


diantaranya sebagai berikut :

 Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan


 Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
 Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
 Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
 Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM
 (Environmental Pollution Control Manager).
 Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
 Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
 Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
 Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
 Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

Seharusnya, kita berperilaku terpuji dan santun terhadap lingkungan. Memuliakan air adalah

salah satu bentuk wujud nyata yang bisa kita lakukan guna kelangsungan hidup bersama.

Cara penanggulangan pencemaran air yang dapat dilakukan pertama - tama adalah (Jumianto,
2011) :

1. Perubahan Perilaku Masyarakat

Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak
membuang

sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan disembarang

tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang


diterapkan di
lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat

yang telah ditentukan. Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan

sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat
mandi-

cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya


dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri hendaknya diproses dahulu
dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru
bisa dialirkan ke

 Elektrodialisis, yaitu dengan cara menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut

dengan menggunakan tenaga listrik

 Osmosis, yaitu dengan cara mengurangi kandungan garam-garam organik maupun

mineral dari air

 Klorinasi, yaitu dengan cara menghilangkan organisme penyebab penyakit

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas,
tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar
yang siap dialirkan ke badan air dan lumpur yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan
penelitian, tanamanair seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan
pencemar di dalam air
BAB III

PENUTUP

3.1 Keimpulan

Sungai merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, karena sungai adalah
pengalir utama air kesetiap daerah, semua hal yang berkaitan kebutuhan manusia ada di dalam
sungai seperti kebutuhan air untuk mandi, mencuci pakaian dll. Kualitas sungai menentukan
kualitas air yang kita dapat, jika sungai baik maka air nya pun baik, tetapi jika sungai buruk
(tercemar) maka air pun buruk. Sungai dapat tercemar oleh bahan – bahan pencemar seperti
pencemar bahan buangan organic, bahan buangan an-organic, bahan buangan kimia. Upaya
pencegahan & penaggulangan pencemaran air ini dan

3.2 Saran

1. Untuk menjaga kualitas sungai maka kita selaku makhluk yang sangat rentan
melakukan pencemaran terhadap air maka kita harus sadar akan lingkungan, artinya bahwa kita
lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik. Mari bersama kita jaga lingkungan ini agar
tetap dapat kita nikmati dan demi anak cucu kita di hari kemudian.

2. Pemerintah harus lebih tegas dalam membuat keputusan dalam penanggulangan sungai
di Indonesia terutama di sungai Citarum. Karena peran pemerintah sangat berperan dalam

menyelesaikan masalah pencemaran yang telah terjadi


DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/250828231/Makalah-Pencemaran-Sungai-Citarum

https://www.mongabay.co.id/2018/02/26/limbah-yang-tak-pernah-henti-meracuni-sungai-citarum-
bagian-1

http://www.tribunnews.com/tribunners/2018/11/18/bahaya-senyawa-kimia-organik-di-sungai-citarum
http://www.bengkulunews.co.id/penyebab-dampak-dan-pengendalian-pencemaran-air/

Anda mungkin juga menyukai