Anda di halaman 1dari 15

Environmental Pollution Journal Volume 2 Nomor 3 November 2022

ISSN (Online): 2776-5296 https://ecotonjournal.id/index.php/epj


Page: 538-552

Pencemaran Tukad Ayung: Dampak dan Upaya Penanganannya di


Bali, 2010-2021
Utia Binti Yuhanni'ur Rohmah1 & Muhammad Kholid Basyaiban 2

Universitas Negeri Malang1 &


2
ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation)

ABSTRAK
Pencemaran sungai di Indonesia menjadi isu permasalahan penting bagi lingkungan dan
masyarakat, khususnya Tukad Ayung yang berlokasi di Bali. Pencemaran di tukad ini dimulai
tahun 2010-2021 yang diakibatkan dari aktivitas masyarakat bagian hulu, tengah, dan hilir.
Kajian ini penulis fokuskan pada peristiwa pencemaran Tukad Ayung di Bali dalam periode dari
tahun 2010-2021, bagaimana dampak yang dihasilkan dari pencemaran, dan apa saja solusi
penanganan pencemaran. Studi ini menggunakan metode sejarah dengan melakuakn pembacaan
serta pemahaman secara mendalam mengenai beberap fakta berasal dari arsip, berita online, jurnal,
laporan kegiatan, dan website resmi BWS. Hasil kajian ini menunjukan bahwa pencemaran Tukad
Ayung disebabkan oleh aktivitas masyarakat di bagian hulu, tengah, dan hilir. Kondisi ini
mengakibatkan dampak bagi kesehatan manusia, kehidupan sosial, dan eksositem sungai. Untuk
itu kajian ini diharapkan mampu memberikan wawasan bagi pembaca mengenai sejarah dan
penyebab pencemaran di Tukad Ayung, serta mengetahui dampak berbahaya dari pencemaran
sungai yang meliputi beberapa aspek dengan menggunakan perspektif sejarah lingkungan.

Kata kunci: pencemaran, Tukad Ayung, kesehatan, ekosistem

Tukad Ayung Pollution: Impacts and Mitigation Effort in Bali, 2010-2021

ABSTRACT
River pollution in Indonesia is an important issue for the environment and society, especially the
Ayung Tukad located in Bali. Pollution in this river basin begins in 2010-2021 resulting from
upstream, middle and downstream community activities. This study focuses on the Tukad Ayung
pollution incident in Bali in the period from 2010-2021, what are the impacts resulting from the
pollution, and what are the solutions for handling pollution. This study uses historical methods by
reading and understanding in depth about several facts from archives, online news, journals,
activity reports, and the ofcial BWS website. The results of this study indicate that the pollution of
Tukad Ayung is caused by community activities in the upstream, middle and downstream parts.
This condition has an impact on human health, social life, and rivers ecosystems. For this reason,
this study is expected to be able to provide insight to readers about the history and causes of
pollution in Tukad Ayung, as wull as knowing the harmful effects of river pollution which includes
several aspects using an environmental historical perspective.

Keywords: pollution, Tukad Ayung, health, ecosystem

PENDAHULUAN
Secara luas masyarakat memahami bahwa menuhan kebutuhan sehari-hari. Seiring
sungai merupakan pusat peradaban, di dengan waktu semakin banyak
mana hampir semua aktivitas masyarakat masyarakat yang memilih untuk menetap
memanfaatkan berbagai sumber daya di sekitar sungai demi akses pemenuhan
yang ada di dalamnya sebagai upaya pe- kebutuhan melalui beberapa aktivitas baik

Corresponding author :
Address : Kediri
Email : utia.binti1907326@students.um.ac.id
539 | Utia B. Y. Rohmah & Muhammad K. Basyaiban Pencemaran Tukad...

untuk mandi, mencuci, minum, atau Ayung masuk kedalam sungai lintas
irigasi. Dari aktivitas inilah nantinya akan kabupaten. Penggunaan Tukad Ayung
menjadi penyebab pencemaran sungai. difungsikan sebagai sumber air bersih
Isu permasalahan pencemaran sungai untuk Mandi Cuci Kakus (MCK), irigasi
memang menjadi topik menarik untuk sawah, pengolahan PDAM, dan air minum
dikaji lebih lanjut. Yang mana hampir AMDK. Terdapat dua PDAM yang
semua sungai yang ada di Indonesia mengambil sumber air dari Tukad Ayung
mengalami pencemaran. (Tarigan et al., yaitu PDAM Tirta Manguntama dan
2013) menyatakan bahwa konsep PDAM Denpasar untuk memenuhi
pencemaran sungai adalah semua kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota
kandungan atau zat lain masuk kedalam Denpasar dan Kabupaten Badung (Tribun
air dan berdampak pada penurunan Bali, 2015)(Sara Wijana et al., 2020; Tribun
kualitas air sungai. Penyebab pencemaran Bali, 2015). Hal menarik lainnya dalam
secara umum dapat dihasilkan dari bidang sosial dan keagamaan Tukad
limbah domestik, limbah industri, dan Ayung dimanfaatkan sebagai lokasi utama
kegiatan pertanian berupa limbah padat upacara nganyut (menghanyutkan abu
(sampah) dan limbah cair. jenazah) dan upacara melasti (pensucian
Salah satu sungai di Bali yang juga diri di hari raya Nyepi)(Sara Wijana et al.,
mengalami kondisi pencemaran yaitu 2020).
Tukad Ayung. Istilah “tukad” bisa Secara umum seperti yang sudah
diartikan dengan sebutan “sungai”. Lalu dijelaskan penulis sebelumnya bahwa
wilayah Bali dipilih karena seperti yang Tukad Ayung dimanfaatkan masyarakat
banyak diketahui oleh masyarakat umum lokal Bali untuk memenuhi kebutuhan
baik domestik atau mancanegara bahwa sehari-hari baik dalam aspek sosial,
Bali identik dengan keindahan pantai dan budaya, serta agama. Disisi lain
lautnya. Akan tetapi disisi lain Bali juga pemanfataan lahan sekitar Tukad Ayung
memiliki ratusan DAS sungai dan anak juga berbeda-beda menyesuaikan kondisi
sungai mengalir dibeberapa wilayah tanah dan iklim disetiap daerah aliran
kabupaten yang beberapa diantaranya tukad. Bagian hulu tukad dimanfaatkan
dikelola oleh Balai Wilayah Sungai Bali- oleh masyarakat untuk berkebun,
Penida (Pekerjaan Umum dan Perumahan kawasan hutan, lahan pertanian musiman,
Rakyat Balai Wilayah Sungai Bali Penida, bagian tengah yang juga masih terdapat
2020). Di provinsi Bali sendiri terdapat 162 sawah dilengkapi dengan wisata alam,
sungai yang bermuara langsung menuju jasa wisata, villa, hotel, dan restoran.
laut, dari ke 162 tersebut sebanyak 11 Sedangkan bagian hilir yang sudah
sungai memiliki DAS yang masuk dari memasuki daerah perkotaan lahan sekitar
Satuan Wilayah Pengelolaan Pangi Ayung digunakan untuk industri dan
dengan tujuh DAS salah satunya DAS pemukiman penduduk. Dengan mulai
Ayung (Sudarma & Widyantara, 2016). adanya aktivitas kehidupan manusia
Tukad Ayung sendiri merupakan pastinya menghasilkan limbah padat dan
sungai terpanjang yang berada di Provinsi limbah cair yang apabila tidak diolah
Bali dengan panjang 68,5 km, lebar 4,39 m maka dialirkan langsung menuju tukad.
melewati beberapa kabupaten dan kota Yang kemudian ditemukan kandungan
diantara pada bagian hulu tukad melewati fosfat, bakteri coliform dan Escherichia coli
Kabupaten Bangli, Kabupaten Badung, pada air tukad.
Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Dari masalah tersebut, penulis
Tabanan. Selanjutnya bagian tengah akan membatasi lingkup temporal tulisan
mengalir melalui Kabupaten Gianyar dan ini dari tahun 2010-2021 dikarenakan pada
Kabupaten Badung. Sedangkan pada tahun sebelumnya masih belum ada
bagian hilir melalui Kota Denpasar lalu pencemaran, sementara itu tahun 2010
bermuara di Selat Badung (Sudarma & dari beberapa hasil penelitian penulis lain
Widyantara, 2016). Oleh karena itu, Tukad menunjukan bahwa sudah terindikasi
Environmental Pollution Journal, 2(3) 2022: 538-552 | 540

adanya pencemaran ringan, sedang dan pemenuhan kebutuhan, penggunaan


kemudian berkembang menjadi lahan di bagian hulu, bagian tengah, dan
pencemaran berat pada periode dari tahun bagian hilir tukad akibat adanya alih
2010-2021. Banyak literatur yang fungsi lahan. Sementara itu dijelaskan juga
menjelaskan bagaimana kondisi tukad, hidrologi Daerah Aliran Sungai,
status kualitas air, pemanfaatan perhitungan debit air, jumlah laju erosi di
sempadan sungai, dan pengelolaan DAS sungai, serta penghasilan para petani di
Tukad Ayung. Lalu, untuk penyebab bagian hulu, tengah, dan hilir sungai.
pencemaran di Tukad Ayung dari Kajian yang berkaitan dengan
beberapa bagian sungai ikut serta Tukad Ayung sudah banyak dilakukan
menyumbangkan limbah padat ataupun oleh beberapa peneliti sebelumnya.
limbah cair. Limbah padat yang Beberapa penelitian terdahulu diatas
dihasilkan berupa sampah dari kegiatan hanya berfokus pada pemanfaatan
rumah tangga, MCK, restoran, villa, dan sempadan Tukad Ayung dalam bidang
wisata. Kemudian limbah cair yang pertanian dan tata ruang yang
ditemukan berupa kandungan fosfat, menggunakan perspektif ilmu teknik sipil,
bakteri coliform serta Eschericia coli dalam pertanian, dan agrobisnis. Oleh sebab itu
air sungai. Kandungan fosfat dan bakteri untuk membedakannya penulis
ini ketika sudah mencemari air sungai menggunakan perspektif sejarah
dengan tingkat diambang batas baku lingkungan dengan fokus pada peristiwa
mutu air, maka air sungai sudah tidak pencemaran sungai. Tulisan ini akan
dapat dikonsumsi oleh manusia dan berusaha untuk menelaah bagaimana
terjadi penurunan kualitas air sungai. peristiwa pencemaran yang terjadi di
Kajian mengenai Tukad Ayung Tukad Ayung Bali mulai dari bagian hulu,
sudah banyak dibahas oleh peneliti lain. tengah, dan hilir sungai. Selain itu, tulisan
Salah satunya kajian oleh Putu Aryastana ini juga untuk menunjukan dampak
(2015) yang dalam kajiannya dipaparkan pencemaran sungai serta bagaimana saja
mengenai beberapa aturan penggunaan upaya yang dilakukan oleh masyarakat
sempadan sungai yang ditetapkan baik lokal, pemerintah, dan perusahaan untuk
oleh pemerintah pusat dan juga mengatasi serta mencegah pencemaran
pemerintah daerah. Selain itu juga semakin tinggi. Hal ini dilakukan sebagai
disebutkan ketentuan pemanfaatan upaya untuk mengembangkan
sempadan Tukad Ayung sesuai batas historiogra sejarah lingkungan dengan
sempadan sungai minimal, beberapa berbagai perspektif yang memanfaatkan
pemanfaatan daerah sempadan sungai ilmu-ilmu transdisipliner lainnya.
menggunakan google earth yang kemudian
diklasikasikan beberapa bagain seperti METODE PENELITIAN
bagian pemukiman dan hotel, sawah, Tulisan ini menerapkan metode penelitian
tegalan atau lahan kosong, fasilitas umum, sejarah yang dikemukakan oleh
dan pertokoan. Kuntowijoyo (2013) dengan lima tahap
Kajian Sudarma & Widyantara yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik
(2016) menjelaskan tentang kondisi umum sumber, interpretasi, dan historiogra.
DAS Ayung, pemanfaatan tata guna Sumber-sumber yang digunakan penulis
lahan, pemanfaatan air Sungai Ayung, dapatkan dari Badan Pusat Statistik
persepsi masyarakat hulu mengenai DAS berjudul Status Kualitas Air Sungai tahun
Ayung, dan hubungan antara persepsi 2007-2016, Sekretaris Direktoral Jenderal
serta perilaku masyarakat dibagain hulu Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
terhadap konservasi dan pelestarian Lingkungan Kementrian Lingkungan
ekosistem DAS Ayung. Hidup dan Kehutanan berjudul Statistik
Terdapat kajian lain oleh Sri (2015) Kualitas Air, Udara, dan Tutupan Lahan
yang memaparkan peran penting Tukad tahun 2018, website resmi BWS Bali-
Ayung bagi masyarakat sebagai upaya Penida, berita daring lokal dan nasional di-
541 | Utia B. Y. Rohmah & Muhammad K. Basyaiban Pencemaran Tukad...

Sumber : Jurnal Persepsi Masyarakat Terhadap Ekosistem DAS


Ayung Menuju Sumberdaya Air Berkelanjutan (2016)
Gambar 1
Daerah Aliran Sungai Tukad Ayung

antaranya Bali Post, Tribun Bali, Antara Bali, yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten
CNN, Pos Kupang serta beberapa foto Bangli, dan Kabupaten Buleleng. Untuk
kegiatan hasil laporan dari perusahaan PT bagian tengah tukad melewati Kabupaten
Investama AQUA dengan Yayasan Gianyar, lalu bagian hilir melewati Kota
JANMA. Selain itu, sumber pendukung Denpasar. Berbicara mengenai
yang digunakan penulis didapatkan dari pencemaran sungai hal ini sudah menjadi
jurnal Kondisi dan Tingkat Pencemaran Air di isu penting yang selalu dibahas baik dalam
Bali dan beberapa jurnal ilmiah lainnya tingkat daerah ataupun nasional, namun
yang relevan dengan topik. Dari sumber- sampai saat ini belum ada penanganan
sumber yang sudah ditemukan kemudian konkret mengenai masalah tersebut. Hal
dilakukan kritik sumber untuk yang sama juga terjadi di Tukad Ayung
menentukan kebasahan serta keaslian Bali. Di mana tiap bagian tukad terjadi
sumber. Lalu tahap selanjutnya yaitu berbagai aktivitas masyarakat yang
interpretasi dengan merangkai beberapa memicu munculnya pencemaran sungai.
fakta-fakta yang berhubungan dengan Penyebab pencemaran tidak lain berasal
pencemaran Tukad Ayung di Bali menjadi dari aktivitas masyarakat sendiri yang
sebuah historiogra perspektif menetap di sekitar DAS Tukad Ayung.
lingkungan. Dari hasil penelitian Putu Aryastana (2015)
mengklasikasikan persentase dari
HASIL DAN PEMBAHASAN pemanfataan sempadan Tukad Ayung
Peristiwa Pencemaran Tukad Ayung di terdapat sebanyak 15% pemukiman dan
Bali Tahun 2010-2021 hotel, 45% sawah, 20% tegalan atau tanah
Seperti yang banyak masyarakat umum kosong, 5% fasilitas umum seperti sekolah
tahu bahwa Pulau Bali sangat identik dan tempat ibadah, dan 15% pertokoan.
dengan panorama keindahan pantai dan Jadi dapat dilihat bahwa beberapa
lautnya. Namun disisi lain Bali juga bangunan yang memanfaatkan sempadan
memiliki ratusan DAS dan anak sungai Tukad Ayung menjadi indikator penyebab
yang juga menjadi sarana penting bagi pencemaran.
masyarakat lokal sebagai pemenuhan Dilansir melalui berita online
kebutuhan sehari-hari dalam beberapa Antara Bali, sebanyak 70% sungai di Bali
aspek mulai sosial, keagamaan, dan sudah mengalami pencemaran yang
ekonomi. Jika disimak lagi Bali juga berasal dari limbah pabrik dan hasil
memiliki salah satu sungai terpanjang aktivitas masyarakat yang tinggal di
yaitu Tukad Ayung yang masuk kedalam sempadan sungai (Antara Bali, 2010).
wilayah sungai Bali-Penida (PUPR BWS Sehubung dengan laporan tersebut data
Bali- Penida, 2020). Aliran Tukad Ayung yang sama berhasil penulis dapatkan dari
melewati lima kabupaten mulai dari hulu Badan Pusat Statistika (BPS) Hasil Status
Environmental Pollution Journal, 2(3) 2022: 538-552 | 542

Kualitas Air dari tahun 2007-2016 juga Masyarakat Hulu


menunjuk an b ahwa Tuk ad Ay ung Buang Air Besar Sembarang (BABS)
menjadi salah satu sungai yang Daerah hulu Tukad Ayung terdiri dari
mengalami pencemaran. Sebenarnya beberapa wilayah diantara Desa Pelaga,
pencemaran baru terjadi ditahun 2010 Banjar Bukian, Banjar Kidan, Banjar
hingga 2013 dengan kategori cemar ringan Semanik, Banjar Tinggan, dan wilayah
(Badan Pusat Statistik, 2017). Seiring Jempanang, Desa Belok Sidan Kabupaten
dengan waktu terjadi peningkatan Badung. Tahun 2013 ditemukan kegiatan
populasi penduduk yang secara langsung yang paling berpengaruh memicu
akan meningkatkan aktivitas masyarakat pencemaran Tukad Ayung yaitu
penghasil limbah padat dan limbah cair kebiasaan masyarakat setempat di bagian
yang dibuang ke tukad. hulu yang masih melakukan Buang Air
Tahun 2014 intensitas pencemaran Besar Sembarang (BABS) di lahan atau
tukad semakin tinggi, hal ini didasarkan halaman rumah dan kebun. Hal ini terjadi
pada data Statistik Kualitas Air, Udara, dan karena adanya ketimpangan dalam proses
Tutupan Lahan 2018 (2018) menyebutkan pemanfaatan air Tukad Ayung yang
terjadi perkembangan naik turun mengakibatkan keterbatasan sumber air
pencemaran Tukad Ayung mulai dari bersih bagi masyarakat di hulu, selain itu
tahun 2014 tukad masuk dalam kategori juga masyarakat masih kurang
tercemar sedang. Kemudian di tahun 2015 memperhatikan sanitasi. Namun terdapat
berubah status menjadi tercemar berat. faktor pendukung lainnya yang
Status Tukad Ayung ditahun 2016 mendukung kebiasaan Buang Air Besar
mengalami naik turun bermula dari Sembarang (BABS) seperti masih
tercemar ringan, lalu berkembang menjadi tertanamannya stigma di masyarakat
cemar sedang hingga status tercemar bahwa ketersediaan jamban itu tidak
berat. Namun tahun 2017-2018 status penting karena masih memiliki lahan
tukad turun menjadi tercemar sedang. pekarangan yang luas (I Gde Suarja &
Akan tetapi, berdasarkan kajian dari Utama, 2013). Di Banjar Bukian masih
peneliti lain menunjukan bahwa di tahun terdapat 12 Kepala Keluarga yang belum
2019-2021 pencemaran di Tukad Ayung memiliki jamban dan terbiasa BABS di
mengalami penurunan (Kementerian kebun. Tahun 2015 di wilayah bagian lain
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018). yaitu Banjar Kiadan ditemukan sebanyak 7
Hal ini menunjukan bahwa terjadi kepala Keluarga yang belum memiliki
perubahan yang signikan pada penyebab akses jamban. Sementara itu di wilayah
pencemaran di sekitar tukad mulai dari Banjar Semanik ditemukan sebanyak 5
hulu hingga hilir sungai. Kepala Keluarga yang belum
Sungai yang merupakan pusat menggunakan jamban dan masih
kehidupan masyarakat dalam memenuhi melakukan kebiasan Buang Air Besar
kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu Sembarang (BABS) secara sembarang (I
banyak sekali masyarakat yang memilih Gde Suarja, 2015).
untuk tinggal dan menetap di sempadan Peternakan
sungai demi memudahkannya akses Bagi masyarakat Bali kebiasan beternak
pemenuhan kebutuhan. Semakin padat masih menjadi aktivitas khas masyarakat
dan banyaknya aktivitas masyarakat di seperti beternak sapi, babi, atau ayam.
DAS Tukad Ayung, maka pencemaran Sama halnya dengan aktivitas beternak
berupa limbah padat dan limbah cair yang bagi masyarakat hulu Desa Pelaga dan
dihasilkan juga semakin meningkat. Desa Belok Sidan. Namun yang menjadi
Penyebabnya tidak lain adalah aktivitas permasalahan adalah kotoran ternak milik
masyarakat yang berdomisili di sekitar warga tidak diperhatikan kebersihannya.
Tukad Ayung Bali dari mulai bagian hulu, Kebanyakan kotoran dari hewan ternak
tengah, hingga hilir. berceceran dimana-dimana terutama di
543 | Utia B. Y. Rohmah & Muhammad K. Basyaiban Pencemaran Tukad...

lahan kebun dan pekarangan rumah tanpa pada musim kemarau, hal ini dikarenakan
di bersihkan (I Gde Suarja, 2015). Hal ini intensitas debit air lebih kecil
lah yang menjadi salah satu faktor dibandingkan ketika musim hujan. Hasil
pendukung lainnya penyebab terjadinya sampel menunjukan ketika musim
pencemaran di Tukad Ayung. Dilansir kemarau bakteri coliform ditemukan
CNN Indonesia, sanitasi di wilayah sebanyak 4600 jml/100 ml. Sedangkan
bagian hulu kurang diperhatikan karena pada musim hujan sebanyak 2100 jml/100
masyarakat menggunakan air bersih yang ml (Eryani & Yujana, 2018). Jika Standar
diprioritaskan untuk memasak (CNN Baku Mutu Air berpedoman pada Standar
Indonesia, 2016). Sundra (2017) juga Baku Mutu Kelas I Peraturan Gubernur
menyatakan bahwa sumber pencemaran Bali No.8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu
yang dihasilkan dari limbah peternakan Lingkungan Hidup dan Kriteria Baru
tanpa pengolahan biasanya berasal dari Kerusakan Lingkungan total coliform
hewan ternak seperti sapi, babi, ayam, yang diperbolehkan hanya 1000 jml/100
kambing, dan itik. Hewan-hewan ternak ml. Dalam Standar Baku dibagi menjadi
ini memang menjadi penyumbang limbah Kelas I – IV. Kelas I dikategorikan bahwa
paling banyak di aliran Tukad Ayung air dapat diminum oleh makhluk hidup
karena memang terbiasa membuang dan pencemaran rendah, kelas II air
kotoran di sembarang tempat. dimanfaatkan sebagai PDAM yang harus
Adanya kotoran tinja di lahan- melalui pengolahan, lalu didistribusikan
lahan kebun dan pekarangan yang kepada masyarakat. Kemudian kategori
meresap dalam tanah dan larut secara kelas III meliputi air tidak dapat
langsung menuju Tukad Ayung dikonsumi, dimanfaatkan untuk
kemudian menghasilkan bakteri coliform keperluan irigasi, mandi, dan rekreasi.
dan Escherichia coli yang mecemari air Sedangkan kelas IV air hanya dapat
sungai. Kasus ini didukung dengan digunakan untuk irigasi karena berbahaya
beberapa jurnal penelitian yang untuk makhluk hidup. Disisi lain
menunjukan bahwa kandungan bakteri penyebab berkembangnya bakteri
coliform yang terdapat di Tukad Ayung coliform dan Escherichia coli di Tukad
sudah melebihi ambang batas mutu air. Ayung juga berasal dari kegiatan
Menurut Sundra (2017) untuk masyarakat berupa limbah domestik yang
menentukan beberapa kandungan langsung dibuang ke sungai.
pencemaran yang ada di Tukad Ayung, Temuan kandungan bakteri
maka dilakukan pengambilan sampel coliform dan Escherichia coli lainnya oleh
pada lima titik yang empat diantaranya Sara Wijana et al. (2020) dengan
menghasilkan sebanyak 80% nilai pengambilan sampel sebanyak 5 kali.
Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Jumlah bakteri coliform di bagain hulu
Chemical Oxygen Demand (COD) 12.630 MPN/100 ml. Sementara itu bakteri
melampaui nilai ambang batas baku mutu Eschericia coli di bagian hulu sebanyak
air. Sedangkan kandungan bakteri coliform 10.162 MPN/100 ml. Jika menggunakan
dan TDS melampaui sebanyak 20%. pedoman Peraturan Gubernur Bali Nomor
Sementara itu jika dilihat secara geogras 16 Tahun 2016, kandungan bakteri yang
sendiri wilayah hulu tukad ini merupakan mencemari Tukad Ayung sangat jauh
daerah resapan air yang berada jauh diatas melebihi batas standar yang sudah
permukaan aliran sungai sehingga sulit ditentukan. Dengan kondisi ini status
untuk mengakses sumber air bersih Tukad Ayung dinyatakan sangat tercemar
(Aqua.id, 2017). (Pemerintah Gubernur Bali, 2016). Oleh
Selain itu di tahun 2018 juga karena itu berdasarkan dari data-data
dilakukan pengambilan sampel di musim diatas yang sudah penulis jelaskan
kemarau dan musim hujan, yang mana menunjukan bahwa pencemaran yang
hasilnya berbeda. Coliform lebih tinggi terjadi di Tukad Ayung mengandung
Environmental Pollution Journal, 2(3) 2022: 538-552 | 544

bakteri coliform dan Escherichia coli ini vasi hijau beralih menjadi bangunan villa,
disebabkan oleh aktivitas Buang Air Besar hotel, restoran, dan bar. Dilansir melalui
Sembarang (BABS) di bagian hulu karena Antara Bali, Pusat Penelitian Lingkungan
keterbatasan sumber air bersih untuk Hidup (PPLH) mengatakan penyebab
sanitasi manusia, kotoran hewan ternak, terjadinya pencemaran Tukad Ayung
dan pembuangan limbah domestic berasal dari limbah yang dihasilkan dari
langsung ke tukad. vila-vila di sempadan sungai (Antara Bali,
Pertanian dan Limbah Domestik 2010). Di mana kebanyakan pembangunan
Aktivitas lain yang memicu munculnya vila dan hotel dilakukan rapat langsung
pencemaran di Tukad Ayung bagian hulu dengan aliran sungai yang tujuannya agar
yaitu adanya aktivitas antoprogenik para pengunjung dapat menikmati
berupa kegiatan pertanian, dan limbah keindahan sungai secara lebih dekat.
domestik yang menghasilkan kandungan Namun disisi lain hal ini justru melanggar
fosfat dalam air tukad. Kegiatan pertanian ketentuan pembangunan di kawasan
di lahan DAS didominasi oleh tegalan, sempadan sungai. Jika didasarkan pada
semak, tanaman semusim, kebun peraturan Menteri PUPR No. 28 Tahun
campuran, dan tanaman jeruk. Namun 2015 sudah dinyatakan bahwa batas
masih belum menerapkan sistem sempadan sungai untuk Tukad Ayung
konservasi lahan yang baik misalnya adalah minimal 15 meter. Hal ini karena
menggunakan terasering. Masyarakat Tukad Ayung masuk kategori sungai tidak
lokal masih menerapkan sistem bertanggul yang kedalamannya mencapai
penanaman tanaman secara monokoltur 3-20 meter (Putu Aryastana, S.T., M.Eng.,
teras tradisional tanpa adanya penguat 2015; Sri, 2015). Selain melanggar
teras. Dampaknya pupuk kimiawi akan peraturan dan menghasilkan limbah
langsung larut dalam tanah kemudian penyebab pencemaran juga dapat
menuju langsung ke aliran Tukad Ayung mempercepat erosi tepi sungai serta
(Antara Bali, 2010; Sri, 2015). Kajian merusak eksistensi alam.
lainnya oleh Wulandari et al. (2021) Tahun 2018 kompleks wisata yang
ditemukan fosfat di sepanjang aliran berada di kawasan pariwisata Ubud dan
Tukad Ayung mulai dari hulu hingga hilir arena wisata alam rafting semakin
serta terjadi peningkatan rata-rata berkembang. Selain itu pembangunan
kandungan berturut-turut sebesar 0,4 hotel, vila, restoran, dan bar juga cukup
mg/L-1; 0,6 mg/L-1; dan 0,9 mg/L-1. padat untuk menarik wisatawan domestk
Terjadinya peningkatan fosfat disebabkan atau mancanegara. Apabila semakin
oleh pupuk anorganik berupa fosfor. Dari banyak wisatawan yang datang makan
data Badan Pusat Statistik Bali tahun 2019 limbah yang dihasilkan juga semkain
saja wilayah bagian hulu yaitu Kabupaten meningkat khususnya limbah yang
Badung didominasi oleh lahan pertanian berasal dari hotel atau vila. Hal ini
seluas 28.067 hektare (Badan Pusat didukung dengan data dari peneliti lain
Statistik, 2019). Sedangkan limbah yang melakukan penelitian dengan 14
domestic yang menghasilkan kandungan hotel atau vila di Kawasan Ubud,
fosfat ini dihasilkan dari detergen untuk Kabupaten Gianyar. Dari ke 14 hotel
tersebut sebanyak 6 hotel berhasil
mencuci baju dan perlengkapan makan.
menemiliki predikat baik, 6 hotel memiliki
Masyarakat Bagian Tengah
predikat cukup dan 2 hotel memperoleh
Bagian tengah Tukad Ayung masuk
klasikasi masih kurang. Maksud predikat
kedalam Kabupaten Gianyar, di daerah ini
baik disini yaitu pihak hotel sudah
masih banyak persawahan, lahan tegalan,
menerapkan system pengolahan limbah
dan juga jasa wisata arum jeram. Namun
cair, limbah gas, limbah B3, dan
seiring berjalannya waktu terjadi alih
pengelolaan sampah yang dilengkapi
fungsi lahan sempadan sungai yang
dengan SDM serta teknologi yang sudah
seharusnya merupakan kawasan konser-
sesuai dengan standar Instalasi Pengelola-
545 | Utia B. Y. Rohmah & Muhammad K. Basyaiban Pencemaran Tukad...

Sumber : havehalalwilltravel.com (2021)


Gambar 2
(Kanan) Five Element Retreat, (Kiri) Mandapa Reserve

an Air Limbah (IPAL) (Gunawan et al., sampah meskipun belum menerapkan 3R


2018). (Reduce, Reuse, Recycle) dan komposting
Disisi lain 2 hotel berpredikat (Gunawan et al., 2018).
kurang cederung masih menggunakan Masyarakat Bagian Hilir
teknologi yang belum memenuhi standart, Bagian hilir Tukad Ayung sudah
memiliki saluran limbah yang terbuka dan memasuki wilyah Kota Denpasar yang
terhubung dengan saluran air hujan, tidak mana merupakan kawasan kota. Banyak
memiliki alat pengukur debit, belum dominasi pembangunan pemukiman dan
melakukan pencatatan rutin debiat harian jasa wisata yang mengakibatkan adanya
limbah, SDM masih belum mengetahui peningkatan populasi penduduk (Sri,
mengenai pengolahan limbah cair hotel. 2015). Pertumbuhan penduduk sendiri di
Dengan ini semakin besar kemungkinan Kota Denpasar memang dari tahun ke
bahwa limbah yang berasal dari hotel tahun semakin tinggi. Sementara itu
berpredikat kurang dibuang langsung pencemaran yang berada di hilir Tukad
menuju aliran Tukad Ayung karena selain Ayung kemungkinan besar juga
tidak memiliki wawasan dan teknologi disebabkan adanya aktivitas di
pengolahan limbah yang sesuai standar pemukiman penduduk yang semakin
pembuangan ke Tukad Ayung menjadi padat. Dikutip dari data Badan Pusat
alternatif pilihan pihak hotel untuk Statistik wilayah Kota Denpasar
membuang limbah di dekat bangunan ditunjukan perbandingan jumlah
hotelnya. Meskipun begitu penulis masih penduduk di mana tahun 2010 sebesar
belum menemukan data yang spesik 793.000 jiwa, sedangkan di tahun 2019
nama hotel atau vila yang menjadi presentase jumlah penduduk sebesar
penyebab pencemaran di Tukad Ayung 947.100 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020).
Dua hotel dan vila diatas Dari hasil perbandingan ini dapat dilihat
merupakan contoh bangunan yang sudah bahwa terjadi kenaikan populasi
melanggar aturan pembangunan di penduduk secara signikan. Selain itu
kawasan sempadan Tukad Ayung. ditambah lagi adanya aktivitas pariwisata
Namun belum diketahui oleh penulis domestik dan mancanegara yang setiap
apakah kedua hotel dan vila ini sudah aktivitas tersebut menghasilkan limbah
menerapkan Instalasi Pengolahan Air padat dan limbah cair. Pada limbah cair ini
Limbah (IPAL) atau belum karena mengandung fosfat. Kandungan fosfat
terbatasnya sumber yang didapat. Namun biasanya dihasilkan dari aktivitas rumah
dugaan kemungkinan besar bahwa tangga penduduk mulai dari air bekas
beberapa hotel dan vila menjadi penyebab detergen, mandi, cuci piring, dan juga
pencemaran limbah cair di Tukad Ayung. berasal dari batuan alam yang ada di
Disisi lain dalam upaya pengelolan sungai dengan laju sebesar 0,011 mg/L-1
sampah hotel yang berpredikat kurang dari tengah ke hilir dengan jarak 24 km.
sudah memiliki sarana pengolahan Laju fosfat ini dinilai cukup tinggi apabila
Environmental Pollution Journal, 2(3) 2022: 538-552 | 546

dibandingkan dengan laju pada bagian komparasikan dengan kandungan


hulu menuju tengah hanya sebesar 0,009 pencemaran yang serupa di daerah lain
mg/L-1 jarak 31 km (Wulandari et al., terdapat juga pencemaran di Sungai Kuin
2021a). Selain aktivitas masyarakat hilir Kota Banjarmasin. Pada kasus tersebut
pencemaran pada wilayah ini juga menyatakan jika air yang sudah tercemar
disebabkan terjadinya pencemaran di oleh bakteri coliform dan Escerichia coli
bagain hulu dan tengah tukad yang dikonsumsi manusia secara terus menerus
kemudian mengalir, mengendap, dan dan dalam jangka waktu lama, maka akan
terakumulasi di bagian hilir tukad. Maka menimbulkan penyakit infeksi saluran
dari itu pencemaran yang terjadi di hilir kemih dan empedu, diare, serta radang
tukad juga semakin tinggi. usus (Santy et al., 2017). Selain itu ada
Dampak Pencemaran di Aliran Tukad kasus lain berlokasi di Sungai Kapuas
Ayung yang mana sebanyak 14 keluarga dari 43
Proses perkembangan pencemaran di keluarga di Siantan Hilir Pontianak pernah
Tukad Ayung memang teridentikasi mengalami diare selama menggunakan air
terjadi dalam kurun waktu kurang lebih 1 sungai. Penyebabnya yaitu sanitasi yang
dekade terakhir. Sepanjang waktu buruk dan mayoritas penduduk
tersebut pencemaran tukad berdampak menggunakan air sungai Kapuas untuk
langsung pada perubahan ekosistem mencuci alat makan. Dari hasil temuannya
sungai dan kesehatan manusia. Namun menunjukan status kualitas air Sungai
penulis belum menemukan fakta Kapuas masuk kategori tercemar oleh
mengenai kasus pencemaran air sungai bakteri Escherichia coli. Dalam kasus ini
yang berpengaruh secara langsung pada diare banyak dialami oleh anak-anak
kesehatan masyarakat Bali. Jadi efek (Pebriadi, 2013).
kesehatan yang akan penulis paparkan Dampak Sosial dan Ekosistem Sungai
adalah apabila kandungan bakteri Selain berdampak pada kesehatan
coliform, bakteri Escerichia coli, dan fosfat manusia terjadinya pencemaran di Tukad
dikonsumsi manusia serta Ayung juga pasti berdampak secara
dikomparasikan dengan konteks langsung terhadap kehidupan sosial
pencemaran yang sama, tetapi objek masyarakat yang tinggal di sekitar DAS
sungai yang berbeda di daerah lain. Tukad Ayung. Lebih lanjut juga terjadi
Penulis mengklasikasikannya menjadi perubahan ekosistem sungai mulai dari
beberapa kategori yaitu dampak pada perubahan warna sungai yang berlendir,
kesehatan, sosial dan ekosistem sungai. berbau, berbusa, sedimentasi, turunnya
Dampak Kesehatan kualitas air, dan turunya debit air tukad
Dalam bidang kesehatan sendiri penulis serta aktivitas social masyarakat. Hal ini
masih belum menemukan data secara hampir sama dengan kejadian yang
pasti penyakit apa yang menyerang dilansir melalui berita online Tribun Bali
masyarakat Bali jika memanfaatkan air dan Pos Kupang, kondisi sumber air yang
dari Tukad Ayung. Tetapi, jika dilihat akan diolah oleh PDAM Kota Denpasar
indikator pencemaran yang mengandung dan PDAM Tri Manguntama mengalami
fosfat dan bakteri coliform serta bakteri kekeringan serta tercemar. Tingkat
Escherichia coli dapat diidentikasi pencemaran hingga merubah warna air
penyakit apa yang kemungkinan dialami menjadi keputihan dan terlihat berminyak
manusia jika mengkonsumsi air dari (Pos Kupang, 2015; Tribun Bali, 2015).
Tukad Ayung kondisi sudah tercemar. Kutipan berita tersebut menjelaskan tahun
Bakteri coliform dan Escherichia coli yang 2015 pihak PDAM mengalami masalah
dihasilkan dari tinja manusia mampu kekurangan air untuk diolah karena
mengakibatkan penyakit pencernaan, kapasitas volume air turun drastis. Ketika
diare, dan dehidrasi karena kekurangan musim kemarau air Tukad Ayung volume
cairan pada tubuh (Muthaz et al., 2017; air turun dalam artian surut sedangkan
Wulandari et al., 2021b). Namun jika di- pada musim hujan air di bagian hilu yang
547 | Utia B. Y. Rohmah & Muhammad K. Basyaiban Pencemaran Tukad...

digunakan untuk pengambilan air untuk pemangku kepentingan, masyarakat yang


penglohan PDAM juga sudah rusak. tinggal sekitar Tukad Ayung dari hulu,
Seharusnya jika kondisi normal sumber air tengah, hingga hilir. Pengelolaan DAS
Tukad Ayung yang akan diolah PDAM Tukad Ayung sendiri dimulai dari daerah
dapat ditampung di bak besar ukuran hulu dengan mempraktikan kearifan lokal
20x20 meter, yang mana selanjutnya akan serta lsafat hidup masyarakat Bali yang
didistribusikan di daerah Kabupaten disebut dengan Tri Hita Karana.
Badung dan Kota Denpasar. Maksudnya terdapat tiga hubungan
Lalu indikator ditemukan bakteri anatara manusia, alam, dan Tuhan yang
coliform dan Escherichia coli yang saling berkaitan dan harus selaras serta
mencemari sungai secara langsung seimbang dalam penerapannya.
mempengaruhi dan mengurangi kualitas Selanjutnya dengan menggunakan
air di Tukad Ayung. Akibatnya air yang pedoman Tri Hita Karana yang
tersedia untuk konsumsi semakin bekerjasama dengan perusahaan AQUA
berkurang dan pengolahan air oleh PDAM Mambal berencana untuk melakukan
harus diambil dibagian hulu sungai, konservasi dan pemulihan DAS Tukad
karena bagian tengah dan hilir kondisinya Ayung. Pada awalnya proses pemulihan
sudah tercemar. Dengan ini penyedian air difokuskan dulu pada bagian hulu karena
bersih untuk konsumsi dan pemenuhan merupakan pusat resapan sumber air bagi
kebutuhan sehari-hari semakin sulit. Akan Tukad Ayung. Selain wilayah hulu bagian
tetapi ditahun 2015 hanya memenuhi tengah dan hilir juga masuk dalam agenda
setengahnya, sementara itu perubahan koservasi dan pemulihan. Perkumpulan
warna pada tukad masih belum dapat JANMA dan PT. Investama AQUA
diketahui apa penyebabnya (Tribun Bali, Mambal membuat progam yang
2015). Hal ini terjadi karena selain faktor kemudian disebut dengan Ayung Lestari.
dari musim kemarau panjang juga Program ini sudah dikembangkan sejak
didukung dengan pendangkalan dasar tahun 2006. Namun untuk menindakljuti
tukad dan sedimentasi oleh kandungan program ini satu persatu agenda mulai
yang mengendap akibat dari pencemaran diterapkan di tahun 2013 seperti program
tukad. Terjadinya sedimentasi berasal dari WASH (Water Acces Sanitation Hygiene)
adanya endapan yang terakumulasi secara yang didalamnya mencakup penyediaan
terus menerus didasar sungai mulai dari saran air bersih, sanitasi peternakan dan
hulu, bagian tengah, dan berakhir di hilir biogas, dan pengelolaan sampah (CNN
tukad. Fosfat menjadi salah satu Indonesia, 2016; I Gde Suarja & Utama,
indikatornya penyebabnya. Dampak 2013; Rosilawati & Mulawarman, 2018).
lainnya dari kandungan fosfat yang Lokasi yang menjadi agenda program
mencemari air Tukad Ayung terhadap yaitu di Desa Pelaga terdiri dari wialayah
ekosistem sungai yaitu bahan kimianya Banjar Bukian, Banjar Kiadan, Banjar
mencemari sehingga terjadi pertumbuhan Semanik, dan Banjar Tinggan. Sedangkan
alga yang tidak dapat dikendalikan, Desa Belok Sidan mencakup wilayah
apabila alga memenuhi permukaan sungai Jempanang Kabupaten Badung.
maka sinar matahari tidak dapat Program WASH (Water Acces Sanitation
menembus hingga dasar sungai. Hasilnya Hygiene)
menghambat proses fotosintesis dan Upaya penyelesaian masalah tercemarnya
turunnya kualitas oksigen di dalam air Tukad Ayung dari bakteri coliform dan
(Wulandari et al., 2021b). Escerichia coli oleh Program Ayung Lestari
Solusi Penanganan Pencemaran di dari AQUA Mambal bekerjasama dengan
Tukad Ayung yayasan JANMA melakukan
Pemecahan masalah pencemaran Tukad pengembangan agenda program jangka
Ayung di Bali dari periode 2010-2021 panjang yang disebut dengan Water Acces
sudah mengikutsertakan berbagai pihak Sanitation and Hygiene (WASH). Program
mulai dari pemerintah, perusahaan atau dijalankan tahun 2013 di Desa Pelaga
Environmental Pollution Journal, 2(3) 2022: 538-552 | 548

Sumber : Laporan Program WASH oleh Yayasan JANMA dan AQUA (2013)
Gambar 3
Pembangunan jamban sehat secara mandiri oleh salah satu keluarga
di Banjar Bukian, Desa Pelaga, Keamatan Petang, Kabupaten Badung

khususnya masyarakat yang bertempat pertemuan-pertemuan PKK atau


tinggal di di Banjar Bukian dan Banjar Posyandu. Edukasi penyuluhan juga
Kiadan Kabupaten Badung. Wilayah ini ditujukan kepada anak-anak di SDN 1
merupakan salah satu daerah resapan air Pelaga oleh siswa kelas 4-6 sebanyak 40
Tukad Ayung. Hal pertama yang siswa dengan nama program Sanitation
dilakukan adalah dengan melakukan Goes to School agar sejak dini anak-anak
pendekatan kepada masyarakat yang sudah terbiasa dan paham efek buruk dari
disebut dengan Sanitasi Total Berbasis kebiasan sanitasi buruk akan
Masyarakat (STBM). Masalah sanitasi mempengaruhi kualitas kesehatan
harus diselesaikan dengan merubah keluarga (I Gde Suarja & Utama, 2013).
kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Dari data lapangan ditemukan
Sembarang (BABS) di lahan kebun dan sebanyak 12 Kepala Keluarga di Banjar
pekarangan mereka. Dalam program Bukian dan 7 Kepala Keluarga di Banjar
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kiadan yang belum memiliki jamban sehat
memiliki lima dasar diantaranya stop dan masih melakukan kebiasaan Buang
kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan Air Besar Sembarang (BABS) di sembarang
(BABS), mencuci tangan menggunakan tempat (I Gde Suarja & Utama, 2013).
sabun, melakukan pengelolaan air minum Untuk mengatasi masalah tersebut
dan makanan dari rumah tangga, dilakukan pendampingan dan
melakukan pengelolaan sampah dan pembangunan fasilitas sanitasi jamban
limbah cair rumah tangga secara mandiri sehat keluarga. Pada program jamban
(Aqua, 2017; I Gde Suarja & Utama, 2013). sehat masyarakat kemudian bersedia
Untuk membantu proses membangun jamban. Tahap selanjutnya
kesadaran masyarakat berkaitan dengan yaitu dilakukan monitoring secara intensif
pola hidup bersih dan sehat Sanitasi Total kepada keluarga yang sudah bersedia
Berbasis Masyarakat dilakukan pelatihan membangun jamban sehat secara mandiri.
kesehatan Training of Trainer (TOT) yang Apabila salah satu keluarga sudah
mendapat fasilitas dari Water Sanitation menerapkan dan konsisten menggunakan
Program (WSP) dari Bank Dunia untuk 20 jamban sehat maka pihak Aqua Mambal
kader dari Banjar Bukian dan Banjar dan Yayasan JANMA akan memberikan
Kiadan selama dua hari 10-11 Juni 2013 di reward tergantung kebutuhan keluarga
saat itu (I Gde Suarja & Utama, 2013). Efek
Kantor BPP Pelaga. Dalam pelatihan ini,
dari pemberian reward ini semakin
para calon kader akan diberi pemahaman
mendorong keluarga lain untuk memulai
mengenai lima dasar Sanitasi Total
memperhatikan sanitasi dan membangun
Berbasis Masyarakat yang nantinya
jamban sehat. Namun bagi pelaku yang
diharapkan mampu memberikan
melanggar tetap BABS akan diberi sanksi
informasi, penyuluhan, dan
sosial serta denda. Sanksi sosial yang di-
pendampingan bagi masyarakat melalui
549 | Utia B. Y. Rohmah & Muhammad K. Basyaiban Pencemaran Tukad...

Sumber : Laporan Program WASH oleh Yayasan JANMA dan AQUA (2013)
Gambar 4
(Kanan) Pembangunan pipa untuk saluran hidram, (Kiri) Kran air bersih
bagi masyarakat umum
berikan yaitu dengan diumumkan nama pentingnya sanitasi yang baik bagi
pelaku ketika rapat rutinan setiap bulan kesehatan serta lingkungan. Edukasi
serta antar masyarakat lebih untuk saling penyuluhan selain dilakukan praktik
mengawasi (CNN Indonesia, 2016). l a n g su n g ju g a di se b a r k a n me l a l u i
Sementara itu juga dilakukan beberapa media mengenai kebiasaaan
pembangunan sarana air bersih yang hidup bersih, sehat. Media yang
menggunakan pompa hidraulik ram digunakan seperti stiker, poster, baliho,
dengan mengambil dari sumber mata air atau booklet yang dipasang di tempat
di Pura Penataran-Bukian. Terdapat tiga umum dan strategis di Banjar Bukian dan
wilayah yang belum mendapat akses air Banjar Kiadan. Upaya ini diharapkan
bersih yaitu kawasan pemukiman bagian mampu selalu mengingatkan masyarakat
selatan, tengah, dan utara desa. Oleh untuk memperhatikan sanitasi yang lebih
karena itu maka dibangun 3 unit pompa baik. Program yang dijalankan oleh PT
hidraulik am yang nantinya akan Investama AQUA dan Yayasan JANMA
didistribusikan ke wilayah tersebut. terbukti membawa perubahan baik yang
Pembangunan ini dikerjakan secara mana ditahun 2014 setelah program
bergiliran mulai tanggal 11 Agustus 2013 berjalan selama lima bulan wilayah kedua
bagi masyarakat Bukian tengah, 25 Banjar di Desa Pelaga Kabupaten Badung
September 2013 bagi masyarakat Bukian mendeklarasikan Open Defection Free
selatan, 29 November 2013 bagi (ODF). Dalam artiannya wilayah ini sudah
masyarakat Banjar Bukian bagian utara. terbebas dari perilaku Buang Air Besar
Dengan pembangunan pompa hidraulik Sembarangan (BABS) pada 17 Januari 2014
ram ini diharapkan dapat memenuhi (Aqua, 2017; CNN Indonesia, 2016; I Gde
kebutuhan air bersih untuk minum dan Suarja & Utama, 2013).
memasak. Selain itu pembangunan Kelanjutan program ini kemudian
pompa hidraulik ram juga dibangun 2 bak dikembangkan dan diperluas pada tahun
penampungan air (I Gde Suarja & Utama, 2015 di wilayah Banjar Semanik dan Banjar
2013). Tinggan di Desa Pelaga Kabupaten
Dari beberapa program yang Badung serta Desa Belok Sidan di wilayah
diagendakan beberapa diantara sudah Banjar Jempanang. Agenda programpun
tercapai seperti stop BABS, Cuci Tangan hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Pakai Sabun (CTPS), penyediaan sarana Yang mana kegiatan promosi kesehatan
air bersih dapat dirasakan oleh 188 Kepala dilakukan melalui media seperti
Keluarga di Banjar Bukian, 178 Kepala pemasangan baliho dan pemasangan
Keluarga di Banjar Kiadan, dan promosi stiker tentang cuci tangan menggunakan
edukasi sanitasi di SDN 1 Pelaga yang sabun juga di pasang di beberapa lokasi di
diikuti sebanyak 40 siswa. Para siswa Banjar Tinggan. Sementara itu program
nantinya diharapkan mampu konsisten, promosi STBM dilakukan 16 November
paham, dan memulai memperhatikan 2015 di Posyandu juga melibatkan kader
Environmental Pollution Journal, 2(3) 2022: 538-552 | 550

sanitasi, Promkes Puskesmas Petang II, tim Pengolahan Limbah Padat dan Limbah
dari Yayasan JANMA, dan peserta 95 Cair
anak-anak (I Gde Suarja, 2015). Disisi lain Berdasarkan laporan program Ayung
sebagai upaya penyediaan air besih Lesatari tahun 2015 di wilayah Bukian
ditetapkan pembangunan hidraulik ram dilakukan pendampingan proses
selama kurang lebih 30 hari. Hasilnya pada pengelolaan sampah plastik. Langkah
20 Desember 2015 telah dibangun 1unit yang dilakukan yatiu dengan
bak penampung air 1x3x2,5 meter menkampanyakean pengumpulan
kapasitas 22.500 liter dan 3 unit kran sampah plasik kemudian dikelola atau
disediakan untuk umum bagi warga dijual untuk menambah pendanpatan
Banjar Semanik. Dalam pengelolaan dan warga sekitar. Dilansir melalui
kebersihan hidram maka Pekaseh atau Republika.co.id PT Tirta Investama Aqua
panitia pengelola air bersih di Banjar yang bekerjasama dengan DLH
Semanik. Tugas panitia ini adalah Kabupaten Badung merilis beberapa bank
mengelola, menjaga kebersihan air. sampah di daerah Banjar Jempanang, Desa
Program Sanitasi Peternakan dan Biogas Belok Sidan (Republika, 2018). Selain itu
Salah satu program berkelanjutan dari pihak Yayasan JANMA dan Aqua juga
Ayung Lestari untuk mengatasai masalah membantu memberikan dukungan berupa
kotoran ternak yaitu dengan dilakukan dana transport menuju ke lokasi pengepul.
pembangunan biogas. Kotoran ternak Kegiatan ini sering dilakukan pada bulan
yang belum diolah kemudian dilakukan Juni hingga November 2015. Sementara
pengembangan dan pendampingan itu pengelolaaan limbah padat sudah
pembangunan lubang biogas oleh JANMA mulai berjalan di wilayah Banjar
dan AQUA Mambal ternyata memberikan Jempanang sebanyak 171 Kepala Keluarga
manfaat bagi para petani berupa ampas melakukan pemilahan sampah plastik dan
sisa menghasilkan pupuk organik. sampah organik. Lalu di wilayah di Banjar
Sedangkan gas yang dihasilkan dari Bukian sebanyak 161 Kepala Keluarga
biogas bersifat ramah lingkungan sudah melakukan pemilahan sampah, dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk sebanyak 125 Kepala Keluarga di Banjar
menyalakan lampu dan memasak. Dari Tinggan juga sudah menerapkan
program ini berhasil dibanguan 4 unit pemilahan sampah.
reaktor biogas di Banjar Bukian dan Banjar Sampah organik dari ketiga banjar
Jempanang. Berdasarkan laporan tim ini kemudian dibuang di lahan kebun yang
nantinya dijadikan sebagai kompos.
JANMA dan Aqua Mabal mayoritas
Sedangkan sampah plastik di Banjar
limbah biogas milik warga ini berasal dari
Jempanang dan Banjar Tinggan masih
ternak babi dan sapi. Ukuran kompor
dibakar. Disisi lain upaya pengolahan
biogas yang dibangun oleh warga sebesar
limbah cair oleh masyarakat Banjar
4x6 meter cukup untuk 2 hingga 3 sapi
Bukian, Banajr Tinggan, dan Jempanang
dengan berat 30 kg/hari yang dimasukkan
sudah dibuatkan saluran drainase sendiri
di reaktor biogas (CNN Indonesia, 2016; I
(I Gde Suarja & Utama, 2013). Namun
Gde Suarja, 2015; Pos Kupang, 2015).
pengolahan limbah cair hotel dan vila yang
Dilansir melalui Antara Bali, bahwa dalam
berada di Kabupaten Gianyar sudah
upaya pengembangan desa wisata DAS
ditetapkan aturan mengenai Instalasi
Tukad Ayung maka program kompor
Pengeloaan Air Limbah (IPAL) yang
biogas juga tetap dilakukan dan
sesuai dengan standart dan ketentuan
diperkenalkan kepada para wisatawan
didalamnya. Di mana pengelolaan air
terhadap pengolahan limbah ternak
limbah yang baik harus memiliki teknologi
'(Antara Bali, 2019). Bahwa program
yang lengkap, saluran pembuangan
kompor biogas masih tetap dilakukan dan
limbah sesuai standart, tersedia alat
dikembangkan untuk lebih dikenal oleh
pengukuran debit air limbah, , SDM yang
masyarakat luar Bali.
cukup dan paham mengenai pengelolaan
551 | Utia B. Y. Rohmah & Muhammad K. Basyaiban Pencemaran Tukad...

limbah serta sering melakukan pelatihan, Sanitation Hygiene (WASH), Cuci Tangan
memiliki sarana pengolahan gas Pakai Sabun, Stop Buang air Besar
(cerobong). Selain itu harus memiliki Sembarangan, Jamban Sehat, Penyediaan
sarana pengolahan limbah berbaya sepeti saran air bersih menggunakan pompa
limbah B3. Dalam pengelolaan sampah hidram, kampanye kesadaran stop Buang
harus sudah menerapkan 3R dan Air Besar Sembarang menggunakan
komposting yang benar dan memadai berbagai media dan penyuluhan.
(Gunawan et al., 2018).
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Antara Bali. (2010). Sungai di Bali Tercemar
Pencemaran Tukad Ayung Bali terjadi Logam Berat. Antara Bali.
dalam periode 2010-2021 disebabkan oleh Antara Bali. (2019). (Pabrik Aqua Mambal
beberapa aktivitas masyarakat yang Perkenalkan Ekowisata Jempanang
tinggal di sekitar sungai mulai dari hulu, D'Alas. Antara Bali.
tengah, hingga hilir. Bagian hulu Aqua. (2017). Program WASH AQUA
pencemaran disebabkan oleh adanya Dukung Banjar Bukian dan Kiadan
kebiasaan masyarakat yang melakukan Mencapai Status Open Defection Free.
Buang Air Besar Sembarang (BABS) di Aqua.Id.
lahan dan pekarangan. Selain itu kotoran Badan Pusat Statistik. (2017). Status
ternak hewan milik warga yang kurang Kualitas Air Sungai, 2007 - 2016.
diperhatikan sanitasi. Akibatnya muncul Badan Pusat Statistik. (2019). Bali Dalam
bakteri coliform dan Escerechia coli di aliran Angka 2019.
Tukad Ayung. Pada bagian tengah tukad Badan Pusat Statistik. (2020). Kota Denpasar
banyak bangunan hotel dan villa yang Dalam Angka 2020.
dibangun melanggar ketentuan CNN Indonesia. (2016). Menjaga DAS
sempadan sungai serta beberapa hotel dan Ayung dengan Gerakan Sanitasi. CNN
villa belum menerapkan Intalasi Indonesia.
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Eryani, I. G. A. P., & Yujana, C. A. (2018).
Sedangkan hilir Tukad pencemaran yang Pengelolaan dan Pengembangan
terjadi memunculkan kandungan fosfat, Sumber Daya Air di Muara Sungai
bakteri coliform, dan Escerichia coli. Hal ini Ayung Provinsi Bali Berbasis Kearifan
terjadi karena memang terjadi Lokal. Konferensi Nasional Teknik Sipil
peningkatan jumlah dan aktivitas 12, September, 83–90.
penduduk di Kota Denpasar. Disisi lain Gunawan, I. W. A., Mahendra, M. S., &
pencemaran yang berada di hulu dan Diara, I. W. (2018). Kinerja Dan Strategi
tengah mengalir kemudian terakumulasi Pengelolaan Limbah Hotel Berbintang.
serta mengendap di bagian hilir. Ecotrophic, 12(1), 9–17.
Dampak yang diakibatkan dari I Gde Suarja. (2015). Laporan Akhir Program
pencemaran Tuad Ayung diklasikasikan Ayung Lestari.
menjadi beberapa aspek yaitu terhadap I Gde Suarja, & Utama, G. Y. (2013). Laporan
kesehatan manusia, kehidupan sosial Akhir Program WASH.
masyarakat, dan eksositem sungai. Lalu Kementerian Lingkungan Hidup dan
solusi penanganan pencemaran di Tukad Kehutanan. (2018). Statistik Kualitas Air,
Ayung Bali sudah mengikutsertakan Udara, dan Tutupan Lahan.
beberapa pihak mulai pemerintah, Pengendalian Pencemaran dan
perusahan PT. Investama AQUA, Yayasan Kerusakan Lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
JANMA, DLH Bali, dan masyarakat lokal
Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu
DAS Tukad Ayung. Dengan ini lebih
Sejarah. TiaraWacana: Yogyakarta.
diperhatikan Sanitasi Total Berbasis
Muthaz, B., Karimuna, S., & Ardiansyah,
Masyarakat yang didalmnya terdiri dari
R. (2017). Studi Kualitas Air Minum Di
beberapa program seperti Water Acces
Desa Balo Kecamatan Kabaena Timur
Environmental Pollution Journal, 2(3) 2022: 538-552 | 552

Kabupaten Bombana Tahun 2016. Tarigan, A., Adianse, & dkk. (2013). Kajian
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Kualitas Limbah Cair Domestik Di
Masyarakat Unsyiah, 2. Beberapa Sungai Yang Melintasi Kota
Pebriadi, D. (2013). Hubungan Antara Manado Dari Aspek Bahan Organik
Penggunaan Air Sungai dan Kejadian Dan Anorganik. Jurnal Pesisir Dan Laut
Diare pada Keluarga yang Bermukim Tropis, 1.
di Sekitar Sungai Kapuas Kelurahan Tribun Bali. (2015). Kaget Sungai Ayung
Siantan Hilir Pontianak. 1–23. Sumber Air PDAM Denpasar dan Badung
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Berwarna Putih. Tribun Bali.
Balai Wilayah Sungai Bali Penida. Wulandari, N., Perwira, I., & Ernawati, N.
(2020).https://Sda.Pu.Go.Id/Balai/B M. (2021). Prol Kandungan Fosfat
wsbalipenida/. Pada Air di Daerah Aliran Sungai
Pemerintah Gubernur Bali. (2016). (DAS) Tukad Ayung, Bali. Current
Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Trends in Aquatic Science IV, 2(2),
Tahun 2016. 108–115
Pos Kupang. (2015). Ketika Sekolah
Sahabat Mata Air Berikrar Ayung
Tetap Gemercik. Pos Kupang.
Putu Aryastana, S.T., M.Eng., M. S. (2015).
Identikasi Pemanfaatan Daerah
Sempadan Sungai Tukad Petanu.
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil
Universitas Warmadewa, 4(2), 1–12.
Republika. (2018). Aqua Luncurkan Bank
Sampah di Badung. Republika.Co.Id.
Rosilawati, Y., & Mulawarman, K. (2018).
Corporate Social Responsibility
Melalui Kearifan Lokal dalam
Program Konservasi Sungai Ayung.
Jurnal Ilmu Komunikasi, 16(2).
Santy, D. A., Adyatma, S., & Huda, N.
(2017). Analisis Kandungan Bakteri
Fecal Coliform pada Sungai Kuin Kota
Banjarmasin. Majalah Geogra
Indonesia, 31(2).
Sara Wijana, I. M., Ernawati, N. M., & As-
syakur, A. R. (2020). Status Mutu Air
Sungai Ayung Berdasarkan Data
Pemantauan Kualitas Air Tahun 2014-
2018. ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu
Lingkungan (Journal of
Environmental Science), 14(2).
Sri, S. Ma. (2015). Perencanaan
Penggunaan Lahan di Daerah Aliran
Sungai Ayung Provinsi Bali.
Universitas Udayana Bali, 1–38.
Sudarma, I. M., & Widyantara, W. (2016).
Sungai Ayung Menuju Sumberdaya
Air Berkelanjutan. Jurnal Bumi Lestari,
16(2), 78–91.
Sundra, I. K. (2017). Kondisi Dan Tingkat
Pecemaran Air Di Bali. 14.

Anda mungkin juga menyukai