Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Sungai merupakan perairan terbuka yang mengalir yang mendapat masukan dari semua
buangan berbagai kegiatan manusia di daerah pemukiman, pertanian, dan industri di daerah
sekitarnya. Masukan buangan ke dalam sungai akan mengakibatkan terjadinya perubahan
faktor fisika, kimia, dan biologi di dalam perairan. Perubahan ini dapat menghabiskan bahan-
bahan yang essensial dalam perairan sehingga dapat mengganggu lingkungan perairan.
Pencemaran air adalah masuknya komponen yang bercampur dengan air sehingga
menurunkan kualitas air. Komponen tersebut antara lain adalah unsur, energi, dan zat
lainnya.Pencemaran air antara lain adalah pencemaran air laut, pencemaran air tanah, air
sungai, dan air danau (Susanto,2021).
Sedimentasi adalah suatu proses dimana partikel-partikel tanah terkikis dan terangkut oleh air
mengalir atau media pengangkut lainnya dan diendapkan sebagai lapisan partikel padat di
badan air seperti waduk dan sungai. Ini adalah proses kompleks yang bervariasi tergantung
hasil sedimen daerah aliran sungai, laju transportasi dan cara pengendapan. Endapan sedimen
mengurangi kapasitas penyimpanan dan umur waduk serta aliran sungai. Sedimentasi terus
menjadi salah satu ancaman terpenting terhadap ekosistem sungai di seluruh dunia. Sebuah
penelitian dilakukan pada 145 sungai besar dunia dengan catatan sedimen jangka panjang
yang konsisten dan hasilnya menunjukkan bahwa. sebagian besar sungai secara statistik
memiliki tren penurunan aliran yang signifikan akibat sedimentasi. Sumi dan Hirose (2009)
melaporkan bahwa kapasitas penyimpanan bruto waduk global adalah sekitar 6000 km3 dan
laju sedimentasi waduk tahunan sekitar 31 km3 (0,52%). Hal ini menunjukkan bahwa pada
tingkat sedimentasi ini, kapasitas penyimpanan reservoir global akan berkurang hingga 50%
pada tahun 2100 (Marpaung,2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Faktor dominan yang mempengaruhi terbentuknya
sedimen pada muara sungai di Teluk Balikpapan adalah arus perairan oleh fluktuasi pasang
surut yang menyebabkan tercampur dan terendapkannya sedimen di dasar perairan, (2)
Tingkat sedimentasi tertinggi diperoleh di Muara Sungai Berenga dan Tempadung; (3.a)
Tingkat kekeruhan perairan tertinggi diperoleh di Muara Sungai Berenga dan Tempadung
sehingga turut mempengaruhi penurunan kualitas air; (3.b) Kualitas sedimen dasar perairan di
setiap stasiun pengamatan menunjukkan sedimen dalam kondisi teroksidasi walaupun pada
Muara Sungai Somber dan Muara Sungai Wain mempunyai aktifitas elektron lebih tinggi
dibanding Muara Sungai Tengah, Berenga, dan Tempadung dengan nilai redoks potensial
(Eh) berada pada mintakat diskontinyu (Syam,2022).
Hasil survei sebaran sedimen dapat dianalisis dugaan potensi sumber sedimen dengan
pemodelan menggunakan skenario kondisi awal. Proses fisik, kimia dan biologi dampak
sedimentasi di sungai dan muara dapat diidentifikasi dengan menggunakan skenario
tertentu. Beberapa simulasi fenomena sedimentasi telah dipelajari oleh beberapa penulis
untuk beberapa pertimbangan, yaitu fraksi massa di cekungan [1, 2], aliran dalam
pengolahan air. Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut: kematian organisme laut,
penurunan keanekaragaman hayati, hambatan jalur pelayaran akibat pendangkalan,
gangguan atau hilangnya habitat, penurunan stok makanan laut alami, perubahan ukuran
sedimen, peningkatan kekeruhan dan perubahan kedalaman. Pola penyebaran sedimen di
sepanjang sungai dan muara sungai dapat diketahui secara kuantitatif dari waktu ke waktu
melalui simulasi model sedimen (Tulus ,2018).
Terdapat dua sungai besar yang bermuara di pantai Makassar bagian barat, yaitu Sungai Tallo
dan Sungai Jeneberang. Pada Sungai Tallo kondisi air yang sering meluap dari sungai karena
debitnya bertambah dengan cepat sehingga melebihi daya tampung sungai. Pada kondisi
tersebut air hujan sebagian akan masuk ke dalam tanah (inlfiltrasi) di sekitar Sungai Tallo
dan sebagaian akan menjadi air tanah yang keluar menjadi mata air. Apabila volume air
hujan bisa tertampung oleh tanah, maka debit air yang masuk ke dalam sungai akan
berkurang.
Daya tampung daerah aliaran sungai tersebut mempunyai korelasi negatif dengan kecepatan
aliran air hujan. Jika air hujan tersebut datang dengan aliran yang tinggi, maka penyerapan
oleh tanah berkurang. Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan mengikis tanah sehingga
terbawa oleh aliran air ke dalam sungai. Kondisi inilah yang menghasilkan dampak dari
proses sedimentasi yang menjadi objek kajian. Debit air hujan yang masuk ke dalam sungai
menjadi bekurang disebabkan karena terinfiltrasikan oleh daerah yang ada di sekitarnya,
kemudian debit air sungai tersebut tidak bertambah secara cepat sehingga daya tampung
sungai relatif menjadi jauh lebih besar, karena air sungai tersebut terus mengalir ke laut.
Kondisi aliran sungai tidak dapat dipastikan pada beberapa tahun ke depan, sehingga perlu
dilakukan perencanaan yang disusun berdasarkan suatu resiko yang telah diperhitungkan
dalam bentuk mitigasi bencana. Pada daerah sekitaran Sungai Tallo, Dinas Pekerjaan Umum
(PU) Kota Makassar telah menetapkan 19 titik rawan banjir yang berpengaruh di Kota
Makassar yang tersebar di beberapa kecamatan berdekatan dengan Sungai Tallo yaitu
Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Manggala
dan Kecamatan Biringkanaya. Sehubungan dengan hal itu maka perlu dilakukan penelitian
mengenai analisis dampak sedimentasi Sungai Tallo terhadap kerawanan banjir di Kota
Makassar (Jufriadi ,2016).
Dalam menganalisa dinamika penanggulangan sedimentasi yang terjadi pada sebuah kanal
terlebih dahulu harus diperkirakan dari mana datangnya sedimen. Ada beberapa bentuk
rekayasa yang digunakan dalam penanggulangan sedimentasi yang disesuaikan dengan
kondisi lingkungan, tata letak, kondisi arus, dan tipe sedimen. Menurut McAnally (2004),
penanggulangan sedimentasi dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: Metode dengan
Menahan Aliran Sedimen, . Metode dengan Menjaga Sedimen Tetap Mengalir,danMetode
Pembersihan Endapan Sedimen (Iskandar,2018).

KESIMPULAN

Dari latar belakang tersebut, dapat disimpulkan bahwa sungai merupakan sumber air yang
penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Sungai tidak hanya berfungsi sebagai sumber
air minum, tetapi juga sebagai tempat hidup bagi berbagai spesies hewan dan
tumbuhan. Namun, kegiatan manusia yang tidak terkendali dapat menyebabkan pencemaran
udara dan sedimentasi di sungai, yang dapat mengurangi kualitas udara, mengganggu ekosistem
perairan, dan meningkatkan risiko banjir.
Pencemaran air merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh sungai. Aktivitas
seperti pembuangan limbah industri, pertanian intensif, dan penggunaan bahan kimia secara
berlebihan dapat mengkontaminasi air sungai dengan zat-zat berbahaya. Pencemaran udara
dapat menyebabkan keracunan pada organisme kehidupan di dalam sungai, mengganggu rantai
makanan, dan mengurangi keanekaragaman hayati.
Selain itu, sedimentasi juga merupakan masalah serius yang dihadapi sungai. Sedimentasi
terjadi ketika partikel tanah terkikis dan terangkut oleh sungai air, kemudian diendapkan di
dasar sungai atau waduk. Proses sedimentasi ini dapat mengurangi kapasitas penyimpanan air
di waduk, memperpendek umur waduk, dan mengurangi aliran sungai. Selain itu, sedimentasi
juga dapat mengganggu ekosistem perairan dengan mengubur dan merusak habitat alami ikan
dan hewan air lainnya.
Sungai Tallo di Kota Makassar merupakan salah satu contoh sungai yang mengalami masalah
sedimentasi. Tingginya tingkat sedimentasi di sungai ini dapat mempengaruhi kapasitas sungai
dalam menampung udara, sehingga meningkatkan risiko banjir di sekitar sungai tersebut. Oleh
karena itu, penanggulangan sedimentasi perlu dilakukan dengan metode yang tepat untuk
menjaga kualitas udara dan lingkungan perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Marpaung, T. J. (2018). Sedimentation Optimization on River Dam Flow by Using
COMSOL Multiphysics. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering
(Vol. 300, No. 1, p. 012051). IOP Publishing.
Tundu, C., Tumbare, M. J., & Kileshye Onema, J. M. (2018). Sedimentation and its
impacts/effects on river system and reservoir water quality: case study of Mazowe catchment,
Zimbabwe. Proceedings of the International Association of Hydrological Sciences, 377, 57-
66.
Susanto, M., Ruslan, M., Biyatmoko, D., & Kissinger, K. (2021). Analisis Status Mutu Air
Sungai Petangkep Dengan Pendekatan Indeks Pencemar. EnviroScienteae, 17(2), 124-133.
Syam, S. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sedimen di Muara Sungai
Kota Balikpapan. Jurnal EnviScience (Environment Science), 6(2), 124-136.
Zulfahmi, Z., AS, N. S., & Jufriadi, J. (2016). Dampak Sedimentasi Sungai Tallo Terhadap
Kerawanan Banjir Di Kota Makassar. Plano Madani: Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota, 5(2), 180-191.
Iskandar, I. (2018). Analisa Penanggulangan Sedimentasi Dengan Metode Sand Bypassing
Studi Kasus Terminal Domestik PT TPS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai