Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN: 1411-8912

e-ISSN: 2714-6251
http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika

PENGUKURAN GREENSHIP NEW BUILDING VER. 1.2


PADA BANGUNAN BARU RUMAH ATSIRI INDONESIA (FINAL ASSESSMENT)
Irfan Ardhiansyah ABSTRAK
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Green Building merupakan salah satu gagasan solutif untuk mengurangi
Universitas Muhammadiyah Surakarta dampak isu pemanasan global di era industri saat ini, sehingga menjadi
e-mail irfanardhiansyah97@gmail.com tuntutan untuk diterapkan dalam desain arsitektur. Setidaknya perencanaan
dan perancangaan dengan gagasan green building mampu merubah iklim
Ronim Azizah mikro menjadi lebih baik. Di lingkup Indonesia, green building tengah menjadi
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik tren dalam perancangan desain arsitektur yang beriringan dengan
Universitas Muhammadiyah Surakarta tumbuhnya kesadaran terhadap sertifikasi bangunan hijau oleh organisasi
e-mail ronimazizah@gmail.com non-profit Green Building Council Indonesia (GBCI). Penelitian ini bertujuan
untuk menilai berdasarkan standar bangunan hijau sebuah bangunan
bersejarah di Tawangmangu yang telah dikonservasi dengan konsep optimal,
efisien dan fungsional, yakni Rumah Atsiri Indonesia. Penelitian ini
menerapakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan
paramater Greenship New Building ver. 1.2 yang telah disediakan oleh GBCI.
Hasil penilaian yang telah dilakukan untuk setiap kategori adalah, Tepat Guna
Lahan (ASD: 10 poin), Konservasi Energi (EEC: 3 poin), Konservasi Air (WAC: 3
poin), Siklus Material (MRC: 7 poin), Kenyamanan dalam Ruang (IHC: 3 poin),
dan Manajemen lingkungan (BEM: 0 poin), sehingga total keseluruhan poin
yang didapatkan Rumah Atsiri Indonesia adalah 26 poin. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa gedung baru di kawasan Rumah Atsiri Indonesia belum
layak dinyatakan sebagai green building karena belum memenuhi poin
minimal yang disyaratkan Green Building Council Indonesia (GBCI).

KATA KUNCI: Green Building, Greenship, Rumah Atsiri Indonesia

PENDAHULUAN
Arsitektur dan teknologi merupakan dua hal yang Bangunan Hijau
tidak terpisahkan. Seiring zaman, arsitektur tidak Bangunan hijau merupakan bangunan yang
hanya sebatas menekankan pada bentuk fisik yang memenuhi persyaratan berdasarkan kinerja yang
menitikberatkan aspek estetika, tetapi juga harus terukur dalam aspek penghematan air, energi, dan
memperhatikan terkait dampak pembangunan sumber daya lainnya. Salah satu syarat dan
arsitektur terhadap lingkungan hidup. perhitungan yang terukur untuk menilai bangunan
Pada masa kini terdapat arus baru dalam hijau di Indonesia disebut dengan Greenship yang
perkembangan arsitektur disebabkan tumbuhnya dilakukan oleh Green Building Council Indonesia
kesadaran perancang terhadap lingkungan hidup yang (GBCI) yang telah tergabung dalam World Green
memunculkan konsep arsitektur hijau. Berdasarkan Building Council (WGBC) bersama 37 negara lainnya.
konsep ini, arsitek sebagai perencana dan perancang Greenship merupakan sistem pengukuran bangunan
dituntut untuk mendesain arsitektur yang hijau di Indonesia yang berbeda dengan negara-
memperhatikan aspek lingkungan hidup dengan negara lainnya dengan tolak ukur dan nama tersendiri.
menerapkan prinsip hemat energi dan meminimalisir Sistem penilaian Greenship New Building Version
polusi yang dihasilkan bangunan. 1.2 dijabarkan menjadi 6 kategori dengan 8 total
kriteria prasyarat, 37 kriteria kredit, dan 1 kriteria
TINJAUAN PUSTAKA bonus. 6 kategori dalam evaluasi penilaian Greenship
Arsitektur Hijau New Building version 1.2 terdri dari:
Arsitektur hijau adalah arsitektur yang ramah 1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site
lingkungan. Menurut Thaib (2010: 36), penerapan Development/ASD)
arsitektur hijau bertujuan untuk menjadikan 2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Effiency
lingkungan lebih bermanfaat bagi generasi masa and Conservation/ EEC)
depan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum 3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
melakukan eksplorasi terhadap lingkungan.

SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018 |79


Pengukuran Greenship New Building Ver. 1.2. pada Bangunan Baru Rumah Atsiri Indonesia (Final Assessment)

4. Sumber dan Siklus Material (Material Resources 2. Wawancara. Pengambilan data dengan
and Cycle/ MRC) wawancara dilakukan secara langsung tatap
5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang muka maupun melalui email. Jawaban dari pihak
(Indoor Health and Comfort/ IHC). narasumber akan direkam dan dirangkum oleh
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building peneliti.
Environtment Management/ BEM) 3. Dokumentasi. Pengambilan data dilakukan
melalui media tertulis maupun media elektronik
Table 1. Kriteria Tolak Ukur Greenship dari lembaga atau institusi terkait sebagai data
New Building version 1.2 pendukung.
Kategori Kriteria Total
Prasyarat Kredit Bonus Analisa Data
ASD 1 7 8 Teknik analisa data merupakan metode untuk
EEC 2 4 1 7
mengurutkan, mengatur, mengkategorikan, dan
WAC 2 6 8
memberi tanda/kode terhadap data untuk mengolah
MRC 1 6 7
hasil penelitian guna menemukan suatu kesimpulan.
IHC 1 7 8
BEM 1 7 8
Total Poin 8 37 1 46 Sintesis Data
(Sumber: GBC Indonesia, 2013) Melakukan identifikasi terhadap data greenship
yang telah diolah dengan tujuan untuk menemukan
Kriteria kredit memiliki poin tertentu yang hasil penelitian.
apabila poin tersebut mampu dicapai sesuai dengan
total poin minimum yang diisyaratkan GBCI, suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
gedung mendapatkan sertifikasi sesuai standar yang Gambaran Umum Rumah Atsiri Indonesia
mengacu pada Greenship New Bulding version 1.1 Rumah Atsiri Indonesia adalah salah satu proyek
seperti pada tabel berikut: mercusuar yang dicanangkan oleh Presiden Ir.
Soekarno bekerjasama dengan pemerintah Bulgaria
Table 2. Tingkat Predikat Greenship yang digadang-gadang sebagai pabrik minyak atsiri
New Building version 1.1 “Citronella” terbesar di Asia pada masanya untuk
Predikat Minimum Poin Poin yang memberdayakan serta menyejahterakan masyarakat
didapatkan (%) Indonesia. Namun karena tidak berjalan sesuai
Platinum 74 73 rencana, pabrik ini akhirnya terbengkalai saat
Gold 58 57
pembangunan mencapai 80% karena tidak
Silver 47 46
kondusifnya kondisi di negara Indonesia saat itu.
Bronze 35 35
Pabrik minyak atsiri sempat beberapa kali beralih
(Sumber : GBC Indonesia, 2013)
kepemilikan, hingga akhirnya pada september 2015
kepemilikan beralih ke PT. Rumah Atsiri Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggabungkan antara metode
kuantitatif dan kualitatif karena selain mengaitkan
data-data yang telah diperoleh untuk melakukan
analisis terhadap bangunan studi kasus, penelitian ini
juga mengkaitkan hasil analisis terhadap parameter
Greenship New Building dari GBCI. Hasil yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui
kriteria dan indeks bangunan Resto di kawasan Rumah
Atsiri Indonesia berdasarkan parameter dari GBCI.

Pengumpulan Data
Penelitian ini menerapkan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi. Pengamatan dilakukan dengan cara
mencatat secara sistematik beberapa unsur yang
muncul dalam suatu gejala pada objek penelitian. Gambar 1. Kawasan Rumah Atsiri Indonesia
Hasil akhir observasi dituliskan dalam bentuk (Sumber : rumahatsiri.com, 2018)
laporan yang disusun dengan sistematis sesuai
dengan aturan. Resto Rumah Atsiri

80 |SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018


Irfan Ardiansyah, Ronim Azizah

Resto di kawasan Rumah Atsiri merupakan Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan
fasilitas penunjang kegiatan wisata. Wisatawan yang Maksi Dida Kategori
berkunjung ke Rumah Atsiri dapat menukarkan mum patkan
voucher masuk dengan makan dan minum di resto ini ASD 1 Pemilihan 2 2
Tapak (Site
yang berstatus sebagai bangunaan baru di kawasan
Selection)
Rumah Atsiri dan telah beroperasi sesuai dengan
ASD 2 Aksesibilitas 2 2
fungsinya saat penelitian ini dilakukan. Komunitas
(Community
Accesibility)
ASD 3 Transportasi 2 0
Umum
(Public
Transportati
on)
ASD 4 Fasilitas 2 0
Pengguna 1 kriteria
Sepeda prasyarat; 7
(Bicycle kriteria
Facility) kredit
Gambar 2. Resto Rumah Atsiri ASD 5 Lansekap 3 2
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018) pada Lahan
(Site
Identifikasi Studi Kasus Landscaping
)
Untuk dapat dilakukan penilaian terhadap
ASD 6 Iklim Mikro 3 2
bangunan Resto di kawasan Rumah Atsiri Indonesia (Micro
harus memenuhi kelayakan yang ditetapkan oleh Climate)
pihak GBCI, yakni sebagai berikut: ASD 7 Manajemen 3 2
1. Gedung memiliki luas minimum 2.500 m2. Air Limpasan
2. Kesediaan data gedung untuk diakses GBC Hujan
(Stromwater
Indonesia terkait proses sertifikasi.
Managemen
3. Fungsi gedung menyesuaikan dengan perubahan t)
lahan berdasarkan RTRW Karanganyar. Total Nilai kategori 17 10
4. Kepemilikan AMDAL dan/atau rencana Upaya ASD
Pengelolaan Lingkungan (UPL)/Upaya (Sumber: Analisa, 2018)
Pemantauan Lingkungan (UPL). Penjelasan:
5. Belum adanya kesesuaian gedung terhadap ASD P : Standart persyaratan dianggap ada.
standar keselamatan untuk kebakaran. ASD 1 : Pemilihan Tapak
6. Kesesuaian perhitungan struktur gedung Poin 1.A : Terdapat 8 dari 12 prasarana kota.
terhadap standar ketahanan gempa. Poin 2 : Bangunan ini hasil dari revitalisasi dan
7. Kesesuaian gedung terhadap standar berdiri di atas lahan negatif yang tidak digunakan
aksesibilitas untuk penyandang difabel. kembali karena sudah lama terbengkalai dan berkali-
Dari 7 Syarat kelayakan yang telah dijabarkan di kali berpindah tangan kepemilikannya.
atas, bangunan Resto di kawasan Rumah Atsiri ASD 2 : Aksesibilitas Komunitas
Indonesia layak untuk dilanjutkan ke tahap identifikasi Poin 1.A : Terdapat 7 jenis fasilitas umum dalam jarak
untuk menjabarkan setiap kategori dan kriteria yang pencapaian jalan utama sejauh 1.500 m dari tapak.
telah ditentukan oleh pihak GBCI, sebagai berikut:
Poin 2 : Terdapat akses untuk pejalan kaki menuju
1. Appropriate Site Development (ASD)/ Tepat minimal ke 3 tempat fasilitas umum sejauh 300 m jarak
Guna Lahan pencapaian dengan berjalan kaki.
ASD 3 : Transportasi Umum
Table 3. Kategori dan Kriteria Tepat Guna Lahan/ASD
Poin 1.A : Tidak terdapat halte atau transportasi
Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan umum dalam jangkauan 300m untuk saat ini.
Maksi Dida Kategori
mum patkan Poin 2 : Tidak ada jalur khusus pedestrian yang
ASD P Area Dasar P terdapat di dalam area gedung untuk menuju ke
Hijau (Basic transportasi umum terdekat.
Green Area) ASD 4 : Fasilitas Pengguna Sepeda

SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018| 81


Pengukuran Greenship New Building Ver. 1.2. pada Bangunan Baru Rumah Atsiri Indonesia (Final Assessment)

Poin 1 : Tidak terdapatnya tempat parkir sepeda, Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan
karena lebih difokuskan untuk mewadahi parkir Maksim Dida Kategori
motor, mobil, dan bus. um patkan
Poin 2 : Tidak terdapat shower untuk setiap 10 parkir EEC Ventilasi 1 1
3 (Natural
sepeda.
Lighting)
ASD 5 : Lansekap Pada Lahan
EEC Pengaruh 1 0
Poin 1A : Adanya area lansekap berupa vegetasi 4 Perubahan
softscape yang bebas dari bangunan taman Ikllim (Site
(hardscape) sekitar 40%. Landscaping)
Poin 2 : Terdapat banyak tanaman lokal yang
dibudidayakan lebih dari 60%, terutama tanaman- EEC Energi 5 0
tanaman Atsiri, dan sebagian tanaman impor adalah 5 Terbarukan
Dalam Tapak
lavender.
(On Site
ASD 6 : Iklim Mikro Renewable
Poin 1A dan 2 : Menurut data, nilai Albedo material Energy)
beton yang digunakan pada atap restaurant Rumah
Atsiri adalah 0.10-0.35, sehingga memenuhi nilai Total Nilai kategori 26 3
EEC
minimal 0,3 dari yang disyaratkan.
(Sumber: Analisa, 2018)
Poin 3A : Adanya pelindung dari panas pada desain
lansekap vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama
Penjelasan:
pejalan kaki.
EEC P1 : Terdapat KWH meter untuk mengukur
ASD 7 : Manajemen Air
konsumsi listrik.
Poin 1A : Beban volume air hujan 50% dialirkan ke
EEC P1 : Perhitungan OTTV tidak dijadikan prasyarat
dalam kolam ikan dan sebagian diserap langsung ke
karena alasan keterbatasan pengetahuan dan alat
tanah dan jatuh ke material perkerasan yang mengalir
yang digunakan mengenai OTTV, dan tidak terdapat
ke sungai melalui saluran drainase.
perhitungan OTTV dari pihak perencana.
Poin 2 : Terdapat banyak resapan tanah.
EEC 1 : Efisiensi Dan Konservasi Energi
Dikarenakan berada di puncak, kawasan tidak memiliki
Poin 1 : Pengelolaan energi pada Rumah Atsiri
beban banjir lingkungan.
Indonesia tidak menggunakan energy modeling
Poin 3 : Tidak terdapatnya teknologi yang mampu
software.
mengurangi debit limpasan air hujan, dan masih
EEC 2 : Pencahayaan Alami
menggunakan sistem gravitasi
Poin 1 : Penggunaan cahaya alami lebih dari 30%
dari luas bangunan restoran karena bukaan dibuat
2. Energy Efficiency and Conservation (EEC)/
selebar dan sepanjang gedung.
Efisiensi dan Konservasi Energi
Poin 2 : Tidak adanya lux sensor pada bangunan
Table 4. Kategori dan Kriteria Efisiensi dan Konservasi
restoran Rumah Atsiri.
Energi/EEC EEC 3 : Ventilasi
Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan Poin 1 : Tidak menggunakan AC sama sekali pada
Maksim Dida Kategori ruang WC dan tangga. Semua area memanfaatkan
um patkan semaksimal mungkin ventilasi alami.
EEC Pemasangan P EEC 4 : Pengaruh Perubahan Iklim
P1 Sub-Meter Poin 1 : Tidak terdapat perhitungan pengurangan
(Electrical Sub CO2.
Metering)
EEC 5 : Pengaruh Perubahan Iklim
EEC Perhitungan P 0 Poin 1 : Tidak menggunakan energi baru dan
P2 OTTV (OTTV terbarukan. Semua listrik dipasok dari PLN.
Calculation) 1 kriteria
prasyarat; 5 3. Water Conservation (WAC)/Konservasi Air
EEC Langkah 20 0 kriteria
1 Penghematan kredit
Table 5. Konservasi Air/WAC
Energi (Energy Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan
Efficiency Maksi Dida Kategori
Measures) mum patkan
EEC Pencahayaan 4 2 WAC Meteran Air P -
2 Alami P1 (Electrical Sub
(Ventilation) Metering)

82 |SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018


Irfan Ardiansyah, Ronim Azizah

Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan WAC 6 : Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
Maksi Dida Kategori Poin 1 : Air yang digunakan untuk irigasi
mum patkan memanfaatkan sumber dari sungai. Tidak semua
WAC Perhitungan P -
menggunakan dari sumber air tanah.
P2 Penggunaan
Air (OTTV
Calculation) 4. Material Resources and Cycle (MRC)/ Sumber
WAC Pengurangan 8 0 dan Siklus Material
1 Penggunaan
Air (Water
Table 6. Sumber dan Siklus Material/MRC
Use
Reduction) Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan
Maksi Didapat Kategori
WAC Fitur Air 3 2
mum kan
2 (Water
Fixtures) MRC Refrigeran P -
P Fundamental
WAC Daur Ulang 3 0
(Fundamental
3 Air (Water
Refrigerant)
Recycling)
2 kriteria MRC Penggunaan 2 -
WAC Sumber Air 2 0
prasyarat; 6 1 Gedung dan
4 Alternatif
kriteria Material
(Alternative
kredit (Building and
Water
Material
Resource)
Resuse)
WAC Penampungan 3 0
MRC Material 3 0
5 Air Hujan
2 Ramah
(Rainwater
Lingkungan
Harvesting)
(Water Use
WAC Efisiensi 2 1
Reduction)
6 Penggunaan 1 kriteria
MRC Penggunaan 2 2
Air Lansekap
3 Refrigeran prasyarat;
(Water
tanpa ODP 6 kriteria
Efficiency
(Non ODS kredit
Landscaping)
Usage)
Total Nilai kategori 21 3
MRC Kayu 2 2
WAC
4 Bersertifikat
(Sumber : Analisa, 2018)
(Certifed
Wood)
Penjelasan: MRC Material 3 2
WAC P1 : Terdapat meteran air pada setiap keluaran 5 Fabrikasi
sumber air bersih. (Prefab
WAC P2 : Tidak menggunakan worksheet air standar Material)
GBCI. MRC Material 2 1
WAC 1 : Pengurangan Penggunaan Air 6 Regional
(Regional
Poin 1 : Konsumsi air bersih dengan sumber primer
Material)
masih diatas 80%.
Total Nilai kategori 14 7
WAC 2 : Fitur Air MRC
Poin 1 : Penggunaan fitur air sesuai kapasitas (Sumber : Analisa, 2018)
buangan sebesar 50% dari ottal pengadaan produk
fitur air.
Penjelasan:
WAC 3 : Daur Ulang Air
Poin 1 : Tidak adanya air yang berasal dari sumber MRC P : Tidak ditemukannya penggunaan CFC
daur ulang yang berasal dari pemanfaatan limbah sebagai refrigran.
gedung. MRC 1 : Penggunaan Gedung Dan Material
WAC 4 : Sumber Air Alternatif Poin 1 : Tidak ditemukanya material bekas pada
Poin 1 : Tidak menggunakan air alternatif yang bangunan.
diproses. MRC 2 : Material Ramah Lingkungan
WAC 5 : Penampungan Air Hujan Poin 1 : Tidak menggunakan material yang memiliki
Poin 1 : Tidak terdapatnya instalasi tangki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada proses
penampungan air hujan. produksinya.

SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018| 83


Pengukuran Greenship New Building Ver. 1.2. pada Bangunan Baru Rumah Atsiri Indonesia (Final Assessment)

Poin 2 : Tidak menggunakan material hasil proses Kategori dan Nilai Nilai Keterangan
daur ulang. Kriteria Maksi Dida Kategori
Poin 3 : Tidak menggunakan material yang bahan mum patkan
(Thermal
baku utamanya dari sumber terbarukan.
Comfort)
MRC 3 : Penggunaan Refrigeran Tanpa Odp
IH Tingkat 1 0
Poin1 : Tidak ditemukan sistem pendingin yang C 7 Kebisingan
berpotensi merusak ozon. (Acoustic
MRC 4 : Kayu Bersertifikat Level)
Poin 1 : Menggunakan material kayu bersertifikat Total Nilai kategori 10 3
legal dan terbebas dari perdagangan kayu ilegal untuk IHC
keseluruhan material kayu. (Sumber: Analisa, 2018)
Poin 2 : Menggunakan kayu bersertifikasi dari pihak Penjelasan:
FSC. IHC P : Adanya potensi introduksi udara luar.
MRC 5 : Material Fabrikasi IHC 1 : Pemantauan Kadar Co2
Poin 1 :Menggunakan material modular/fabrikasi Poin 1 : Tidak ditemukan adanya kepadatan kurang
berupa material baja, besi, dan kaca. kurang dari 2.3 m2/orang.
MRC 6 : Material Regional IHC 2 : Kendali Asap Rokok Di Lingkungan
Poin 1 : Tidak menggunakan material lokasi asal Poin 1 : Tidak memasang tanda dilarang merokok di
bahan baku utama dalam radius 1.000 km. seluruh area gedung.
Poin 2 : Penggunaan material asal bahan baku IHC 3 : Polutan Kimia
utama dan fabrikasi berada dalam wilayah Republik Poin 1 : Tidak menggunakan cat dan coating yang
Indonesia. mengandung VOCs rendah.
Poin 2 : Tidak menggunakan produk kayu komposit
5. Indoor Health and Comfort (IHC)/Kesehatan dan dan laminating adhesive.
Kenyamanan dalam Ruang Poin 3 : Menggunakan material lampu LED yang
tidak memiliki kandungan merkuri.
Table 7. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang - IHC IHC 4 : Pemandangan Keluar Gedung
Kategori dan Nilai Nilai Keterangan Poin 1 : Kawasan memiliki pemandangan luar
Kriteria Maksi Dida Kategori berupa perkebunan, sawah dan perbukitan tanpa
mum patkan adanya batasan transparan.
IH Refrigeran P - IHC 5 : Kenyamanan Visual
C P Fundamental Poin 1 : Pada siang hari tidak menggunakan lampu.
(Fundamental Lampu hanya digunakan pada malam hari sebagai
Refrigerant)
spotlight.
IH Pemantauan 1 -
C 1 Kadar CO2
IHC 6 : Kenyamanan Thermal
(CO2 Poin 1 : Suhu luar pada siang hari berada pada
Monitoring) kisaran 26oC sedangkan di dalam ruangan kisaran
IH Kendali Asap 2 0 24oC.
C 2 Rokok di IHC 7 : Tingkat Kebisingan
Lingkungan Poin 1 : Didapatkan rata-rata hasil perhitungan
(Environment desibel belum memenuhi bunyi yang dianjurkan.
al Tobacco
Smoke 1 kriteria
Control) prasyarat; 7 6. Building Environtment Management
IH Polutan Kimia 3 1 kriteria (BEM)/Manajemen Lingkungan Bangunan
C 3 (Chemical kredit
Pollutant) Tabel 8.Manajemen Lingkungan Bangunan/BEM
IH Pemandanga 1 0 Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan
C 4 n ke luar Maksi Didap Kategori
Gedung mum atkan
(Outside BEM Refrigran P -
View) P Fundamental
IH Kenyamanan 1 1 (Basic Waste
C 5 Visual (Visual Management)
Comfort) BEM GP Sebagai 1 -
IH Kenyamanan 1 1 1 Anggota Tim
C 6 Thermal Proyek (GP as a

84 |SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018


Irfan Ardiansyah, Ronim Azizah

Kategori dan Kriteria Nilai Nilai Keterangan Poin 2 : Tidak mengolah limbah anorganik gedung
Maksi Didap Kategori secara mandiri.
mum atkan BEM 4 : Sistem Komisioning Yang Baik Dan Benar
Member if
Poin 1 : Tidak ada prosedur testing-commissioning
Project Team)
BEM Polusi dari 2 0
sesuai petunjuk GBCI.
2 Aktivitas Poin 2 : Tidak terdapat adjusting instrument yang
Konstruksi terpasang pada saat konstruksi.
(Pollution of BEM 5 : Penyerahan Data Green Building
Construction Poin 1 : Tidak melakukan penyerahan data
Activity) implementasi green building sesuai form dari GBC
BEM Pengelolaan 2 0
Indonesia.
3 Sampah Tingkat
Lanjut Poin 2 : Tidak terdapat penyerahan data
(Advanced implementasi green building dari bangunannya.
Waste BEM 6 : Kesepatan Dalam Melakukan Fit Out
Management) Poin 1 : Tidak memiliki surat perjanjian dengan
BEM Sistem 3 0 1 kriteria penyewa gedung (tenant).
4 Komisioning prasyarat; 7
kriteria
BEM 7 : Tingkat Kebisingan
yang Baik dan
Benar kredit Poin 1 : Tidak terdapat pengadaan survei suhu
(Proper maupun kelembaban.
Commisioning)
BEM Penyerahan 2 0 Hasil perhitungan tolak ukur kriteria dari seluruh
5 Data Green kategori dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Building
(Green Building
Tabel 9. Total Poin Penilaian Resto Rumah Atsiri
Submissuib
Data) Kategori Kriteria Poin
BEM Kesepakatan 1 0 Prasyarat Kredit Bonus
6 dalam ASD - 10 - 10
Melakukan EEC - 3 - 3
Aktivitas Fit Out WAC - 3 - 3
(Fit Out MRC - 7 - 7
Agreement) IHC - 3 - 3
BEM Survey 1 0
BEM - 0 - 0
7 Pengguna
Jumlah - 26 - 26
Gedung
Poin
(Occupant
Survey) (Sumber : Analisa, 2018)
Total Nilai kategori 13 0
ASD Tabel 10. Predikat Greenship New Building Rumah Atsiri
(Sumber: Analisa, 2018)
Predikat Minimum Poin Poin yang
Penjelasan: didapatkan (%)
Platinum 74 73
BEM P : Tidak ada fasilitas atau instalasi untuk
Gold 58 57
memilah dan mengumpulkan sampah yang sejenis
Silver 47 46
sampah rumah tangga.
Bronze 35 35
BEM 1 : GP Sebagai Anggota Tim Proyek - - 26
Poin 1 : Tidak adanya keterlibatan seorang tenaga (Sumber : Analisa, 2018)
ahli bersertifikasi Greenship Professional (GP).
BEM 2 : Polusi Dari Aktivitas Konstruksi KESIMPULAN
Poin 1 : Tidak terdapat rencana manajemen sampah Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan
konstruksi limbah padat. sementara bangunan Resto di kawasang Rumah Atsiri
Poin 2 : Tidak terdapat rencana manajemen sampah Indonesia terhadap tolak ukur Greenship New Building
konstruksi limbah cair. version 1.2 dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini
BEM 3 : Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut gedung tersebut belum layak dinyatakan sebagai
Poin 1 : Tidak mengolah limbah organik gedung green building, karena poin yang didapatkan belum
secara mandiri. memenuhi nilai standar minimum. Bangunan Resto di

SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018| 85


Pengukuran Greenship New Building Ver. 1.2. pada Bangunan Baru Rumah Atsiri Indonesia (Final Assessment)

kawasan Rumah Atsiri Indonesia hanya mendapatkan DAFTAR PUSTAKA


26 poin atau dibawah predikat bronze.
Dari hasil identifikasi dengan acuan Greenship
New Building Version 1.2 pada bangunan Resto di GBCI. 2013. Certification.[Online] Tersedia di:
kawasan Rumah Atsiri Indonesia adalah http://gbcindonesia.org/greenship/certification[
mengupayakan memenuhi beberapa kategori dan Diakses 21 Oktober 2018].
kriteria dari tolok ukur yang sebenarnya sudah mampu
didapatkan. Dengan begitu perolehan poin akan Web GBCI. 2013. Greenship NB V1.1. [Online]
bertambah dan predikat yang didapatkan sedapat Tersedia di:
mungkin mampu menyentuh predikat bronze, atau http://gbcindonesia.org/greenship/rating-
bisa jadi menyentuh silver maupun gold. tools/download/cat_view/4-greenship/5-
Rekomendasi yang dapat diupayakan untuk greenship-new-building[Diakses 3 Oktober 2018].
meningkatkan poin terhadap tolok ukur ada sebagai We. 2015. Greenship NB V1.2.[Online]
berikut: Tersedia di:
1. Kategori ASD 3 http://gbcindonesia.org/greenship/rating-
a. Menyediakan fasilitas halte atau transportasi tools/download/cat_view/4-greenship/5-
umum dalam jangkauan 300 m dari gerbang greenship-new-building[Diakses 3 Oktober 2018].
masuk Rumah Atsiri (1 poin).
b. Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di Thaib, Hiramsyah S. 2010. Ruang.[Online]
dalam area Rumah Atsiri untuk menuju ke Tersedia di:
transportasi umum terdekat (1 poin). http://akudanruang.files.wordpress.com/2010/1
2. Kategori ASD 4 0/ruang-2-hi-res.pdf[Diakses 21 Oktober 2018].
Menyediakan tempat parkir sepeda yang aman
Rumah Atsiri Indonesia, 2018. Rumah Atsiri. [Online]
sebanyak 1 unit parkir per 20 orang pengguna
Tersedia di: www.rumahatsiri.com[Diakses 9
gedung (1 poin).
Oktober 2018].
3. Kategori WAC 3
Menggunakan seluruh air bekas pakai (grey
water) yang telah didaur ulang untuk flushing (2
poin).
4. Kategori WAC 4
Memanfaaatkan teknologi baru untuk
memanfaatkan air sungai yang dapat digunakan
untuk keperluan irigasi, sanitasi, air bersih, dan
untuk kebutuhan yang lain (2 poin).
5. Kategori IHC 2
Memasang sticker atau tanda pada gedung
“Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung” (2
poin).
6. Kategori BEM 3
a. Mengolah secara mandiri limbah organik
gedung atau dapat bekerjasama dengan
pihak ketiga, sehingga dapat mengurangi
dampak lingkungan (1 poin).
b. Mengolah secara mandiri limbah anorganik
gedung atau dapat bekerjasama dengan
pihak ketiga, sehingga dapat mengurangi
dampak lingkungan (1 poin).

86 |SINEKTIKAJurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 2 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai