Anda di halaman 1dari 20

DESAIN SISTEM PENILAIAN ARSITEKTUR BANGUNAN HIJAU

DENGAN METODA OBJECT ORIENTED PROGRAMMING (OOP)


BERDASARKAN STANDAR GBCI UNTUK BANGUNAN BARU
Syahrulli1), Rifa’ih2), Hendri Unggul Sudibyo3)
1
Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur
Email: rullyalfarisi@gmail.com
2
Arsitektur, Universitas Agung Podomoro
Email: rifaih@podomorouniversity.ac.id
3
Politeknik Keuangan Negara STAN
Email: hendriu.sudibyo@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan pembangunan konstruksi berdampak besar terhadap lingkungan alam. Saat ini banyak negara
berkembang sudah mulai menerapkan konsep bangunan ramah lingkungan, salah satunya adalah bangunan
hijau. Kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi lingkungan adalah salah satu penyebabnya, dan
sampai saat ini belum ada wadah yang dapat dengan mudah untuk menilai bangunan hijau. Di Indonesia, konsep
bangunan hijau telah diterapkan secara luas pada tahap perencanaan, tetapi biaya mahal menjadi penghambat
untuk menilai konsep tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan mendesain sistem penilaian bangunan hijau
khususnya penilaian akhir yang dirancang menjadi suatu sistem teknologi informasi yang disebut dengan Object
Oriented Programming (OOP). Hasil desain dengan metode OOP direpresentasikan dalam sistem web dengan
4 kategori penilaian: Platinum, Gold, Silver dan Bronze, yang bersumber dari nilai Green Building Council
Indonesia (GBCI) khusus untuk bangunan baru. Analisis kelayakan yang dilakukan oleh ahli pakar dengan
metoda wawancara. Hasil analisis penggunaan aplikasi tersebut menunjukkan bahwa desain sistem memperoleh
poin 73,4%, sehingga dapat dinyatakan bahwa metoda ini layak digunakan untuk menilai bangunan hijau.

Keywords: Metoda OOP, Sistem, Penilaian, Bangunan Hijau.

ABSTRACT

The development of building construction gives a big impact on the natural environment. Many developing
countries at present have started a concept of environmentally friendly building, one of which is green building.
Public awareness of the importance of protecting the environment is one of the causes, and until now we have
no immediate tools that can easily evaluate the rating of green buildings. In Indonesia, the concept of green
building has been widely applied into the concept of planning, but high costs are a the barrier in evaluating or
approving the concept. This research was conducted by designing the rating system of green building, mainly
for its final evaluation and then applied into the information technology system, so called the Object Oriented
Programming (OOP). The results of the design using OOP method are represented in a web system with 4 rating
categories: Platinum, Gold, Silver and Bronze, which are taken from the Green Building Council Indonesia
(GBCI) values, specifically for new buildings. The feasibility analysis carried out by experts applied
interviewing method. The assessment conducting the application showed that the system design gained 73.4%
points, thus this method was declared eligible to be used to acquire the rating of green buildings.

Keywords: OOP Method, Systems Assessment, Green Building rating

A. PENDAHULUAN pembangunan konstruksi juga memberi


dampak besar pada kondisi lingkungan
Perkembangan pembangunan alami. Di Indonesia, pemerintah telah
konstruksi bangunan memiliki kontribusi mencanangkan suatu gerakan nasional
besar terhadap pembangunan sosial untuk upaya menghemat energi listrik dan
ekonomi. Selain itu, kegiatan air. Upaya nyata yang dilakukan saat ini

Vol 3 │No. 2 │December 2019│26


adalah dengan menerapkan konsep B. TINJAUAN PUSTAKA
bangunan hijau [1].
Banyak negara telah menerapkan 1. Pengertian Bangunan Hijau
konsep pembangunan berkelanjutan, salah Bangunan hijau telah dikembangkan
satunya adalah konsep bangunan hijau. sejak tahun 1970. Saat ini konsep tersebut
Konsep bangunan hijau adalah salah satu banyak dibahas untuk menjadi solusi
upaya yang dapat diterapkan pada desain dalam mengembangkan daerah perumahan
bangunan untuk menghemat energi. yang sehat dan baik untuk lingkungan
Tujuan dari konsep ini adalah untuk berkelanjutan, di gedung dan di luar
meminimalkan dampak negatif terhadap gedung, terutama dalam menghadapi
lingkungan total yang dibangun dan masalah krisis energi [2]. Kategori
dioperasikan. Konsep bangunan hijau bangunan hijau meliputi elemen antara
adalah bangunan yang direncanakan mulai lain:
dari perencanaan, konstruksi, operasi, 1. Lahan
dengan memperhatikan aspek-aspek dalam 2. Material
melindungi, menyimpan, dan mengurangi 3. Energi
penggunaan sumber daya alam untuk 4. Air
mencapai kualitas yang baik dengan 5. Udara
berpegang pada aturan pembangunan 6. Limbah dan Manajemen Lingkungan
berkelanjutan [2]. Dari keenam elemen tersebut dapat
Indonesia telah mencanangkan dikatakan bahwa konsep bangunan hijau
untuk memulai gerakan penghematan adalah bangunan yang direncanakan di
energi dan air, namun untuk penilaian dalam perencanaan, pembangunan dan
kelayakan suatu bangunan hijau pengoperasiannya dengan menerapkan
membutuhkan biaya yang relatif tinggi, aspek melindungi, menghemat,
sehingga banyak bangunan masih enggan mengurangi pengunaan sumber daya alam
untuk melakukan penilaian kelayakan yang berlebihan, serta menjaga kualitas
kinerja bangunan hijau. Selain itu, sampai yang baik bagi bangunan di dalam
saat ini sistem penilaian atau evaluasinya ruangan, sehingga dapat memberi
masih manual dan tergolong rumit, belum kesehatan dan kenyamanan tata ruang bagi
ada sistem penilaian atau evaluasi lainnya penghuninya dalam proses pembangunan
yang dapat menilai kinerja bangunan dan pemeliharaannya.
dengan lebih mudah.
Penelitian ini dilakukan agar 2. Definisi Alat Peringkat
masyarakat dapat lebih memahami dan Bangunan Hijau
memfasilitasi proses penilaian bangunan
hijau dengan menggunakan metoda Object Standar Bangunan hijau Indonesia
Oriented Programming (OOP). OOP yang dikeluarkan oleh Green Building
didesain dan direpresentasikan dalam Council Indonesia (GBCI) dilengkapi
sistem web, sehingga masyarakat dapat dengan peringkat penilaian bangunan hijau
lebih mudah untuk mengakses dan untuk bangunan baru versi 1.2. Standar ini
menggunakannya. OOP dapat dipakai sudah berlaku sejak tahun 2013 dan belum
sebagai rekomendasi kepada Green diperbaharui sampai sekarang. Sampai saat
Building Council Indonesia (GBCI) yang ini banyak perubahan lingkungan yang
selama ini masih menggunakan sistem terjadi dan perkembangan teknologi
penilaian dengan program microsoft excel mutakhir untuk efisiensi energi dan air,
yang diinput secara manual, untuk serta pengembangan energi terbarukan
dikembangkan ke dalam sistem penilaian yang perlu dipertimbangkan di dalam
dengan sistem web. peringkat penilaian bangunan hijau.
Perubahan iklim ekstrim karena
27│Jurnal Architecture Innovation
pemanasan global yang terjadi di beberapa
dekade belakangan ini juga perlu menjadi
perhatian khusus.
Sistem penilaian bangunan hijau di
Indonesia menggunakan sistem rating
yang berasal dari greenship dan
diaplikasikan oleh GBCI. Sistem rating
atau perangkat tolok ukur adalah suatu alat
berisi butir-butir dari aspek penilaian yang
disebut rating. Setiap rating mempunyai
kategori yang masing-masing memiliki
nilai (credit point).
Gambar 1. Greenship New Building Version 1.2
Greenship adalah sistem penilaian
Sumber: gbci.com
untuk bangunan ramah lingkungan dengan
menerapkan prinsip dan aturan dalam Tabel 1 merupakan rating penilaian
praktik nyata, untuk tolok ukur bangunan greenship dan gambar 1 merupakan
hijau di Indonesia. Suatu proyek bangunan peringkat Greenship New Building
harus dapat memenuhi kelayakan yang Version 1.2 yang memiliki peringkat,
dibuat oleh standar GBCI. Kelayakan persentase dan nilai minimum untuk
tersebut terdiri atas 7 macam alat mencapai nilai yang berdasarkan atas
peringkat, yaitu [2]: kriteria alat peringkat: Platinum, Gold,
 Luas bangunan minimum 2500 m2. Silver dan Bronze.
 Bersedia mengakses data bangunan  Platinum: Peringkat tertinggi pada
dalam proses sertifikasi. penilaian dengan skor / poin
 Peruntukan lahan dan fungsinya mencapai 73%.
harus didasarkan pada RT / RW  Gold: Peringkat kedua tertinggi
setempat. setelah platinum dengan skor / poin
 Memiliki AMDAL. penilaian mulai dari 57-72%.
 Mengikuti standar keselamatan  Silver: Peringkat sedang pada
dalam mengikuti peraturan peringkat dengan skor / poin mulai
kepatuhan bangunan. dari 46-56%.
 Memiliki standar ketahanan gempa  Bronze: Peringkat terendah untuk
untuk bangunan. mencapai kelayakan bangunan
 Memiliki standar kesesuaian hijau dengan skor / poin mulai dari
bangunan untuk aksesibilitas 35-45%.
penyandang cacat.
Peringkat tersebut memiliki rating yang Enam kategori yang di nilai dalam
berbeda untuk mencapai nilai peringkat pencapaian peringkat Greenship adalah:
dari GBCI seperti Tabel 1 di bawah ini:  Land Ecological Enhancement adalah
Table 1. Rating Greenship Peningkatan Ekologi Lahan untuk
No Rating Presentase mencapai peningkatan dalam kawasan.
1 Platinum 73%  Movement and Connectivity adalah
2 Gold 57% suatu Pergerakan dan Konektivitas
3 Silver 46% untuk mencapai tujuan.
4 Bronze 35%  Water Management and Conservation
adalah penilaian kategori manajemen
dan air untuk menentukan kualitas dari
penghematan air dan pengelolaannya.

Vol 3 │No. 2 │December 2019│28


 Solid Waste and Materials adalah
system menilai Limbah Padat dan Tabel 3 Peringkat Rating Tools - Efisiensi dan
Material yang digunakan pada Konservasi Energi (Energy Efficiency and
Conservation/ EEC)
bangunan.
 Community Well-being Strategy adalah No Variable Nilai Dalam
sistem penilaian Strategi Kesejahteraan Penilaian Max %
Masyarakat. EEC Langkah
 Buildings and Energy adalah sistem 1 Penghematan 15
bangunan dan energi Energi
EEC Pencahayaan
Rincian peringkat penilaian dari rating 4
2 Alami
tools untuk mencapai persentase terbagi EEC Ventilasi
menjadi 6 kategori penilaian yang 1
3 25.70
bersumber dari GBCI (Green Building EEC Pengaruh
Council Indonesia) – greenship new 4 Perubahan 1
building versi 1.2 adalah sebagai berikut: Iklim
EEC Energi
Tabel 2 Peringkat Rating Tools - Tepat Guna
Lahan (Appropriate Site Development/ ASD) 5 Terbarukan 5
No Variable Nilai Dalam dalam Tapak
Penilaian Max % Total 26
Sumber: www.gbci.com
ASD Pemilihan
2
1 Tapak
Tabel 3 menjelaskan tentang efisiensi
ASD Aksesibilitas
2 jumlah energi yang dibutuhkan, dalam
2 Komunitas
menggunakan sebuah peralatan atau
ASD Transportasi
2 bahkan sistem yang berhubungan dengan
3 Umum
penciptaan energi serta penggunaan
ASD Fasilitas energi, dengan efisiensi dan rasional tanpa
4 pengguna 2 mengurangi penggunaan energi yang
16.83
sepeda memang benar-benar diperlukan. Nilai
ASD Lansekap maksimal penilaian ini adalah 26 poin atau
3
5 Pada Lahan 25.70%.
ASD Iklim Mikro
3
6 Tabel 4 Peringkat Rating Tools - Konservasi Air
ASD Manajemen (Water Conservation-WAC)
7 Air Limpsan 3 No Variable Nilai Dalam
Hujan Penilaian Max %
Total 17 WAC Pengurangan
Sumber: www.gbci.com 1 penggunaan 8
air
Tabel 2 menjelaskan tentang hal yang WAC Fitur Air
berkaitan dengan cara membangun suatu 3
2
gedung yang sesuai, baik dari segi fungsi WAC Daur Ulang 20.80
dan penggunaan lahan yang akan 3
3 Air
digunakan, dengan nilai maksimal 17 poin WAC Sumber Air
atau 16,83%. 2
4 Alternatif
WAC Penampungan
3
5 air hujan

29│Jurnal Architecture Innovation


WAC Efisiensi Tabel 6 Peringkat Rating Tools - Kesehatan dan
6 penggunaan 2 Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and
Comfort/ IHC)
air lansekap
No Variable Nilai Dalam
Total 21
Sumber: www.gbci.com
Penilaian Max %
IHC 1 Pemantauan
1
Tabel 4 menjelaskan tentang usaha untuk kadar CO2
memelihara keberadaan, sifat dan fungsi, IHC 2 Kendali Asap
serta keberlanjutan sumber daya air, Rokok di 2
supaya senantiasa tersedia dalam kualitas lingkungan
dan kuantitas yang memadai guna IHC 3 Polutan Kimia 3
memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik IHC 4 Pemandangan
di masa sekarang maupun di masa yang Ke Luar 1 9.90
akan datang. Nilai maksimal penilaian ini Gedung
adalah 21 poin atau 20.80%. IHC 5 Kenyamanan
1
Visual
Tabel 5 Peringkat Rating Tools - Sumber dan IHC 6 Kenyamanan
1
Siklus Material (Material Resources and Cycle/ Termal
MRC) IHC 7 Tingkat
No Variable Nilai Dalam 1
Kebisingan
Penilaian Max % Total 10
MRC Penggunaan Sumber: www.gbci.com
1 gedung dan
3
material Tabel 6 menunjukkan peringkat untuk
bekas persyaratan kesehatan dan kenyamanan
MRC Material ruang, yang bertujuan untuk melindungi
2 ramah 2 penghuni dari gangguan kesehatan dan
lingkungan penurunan kinerja akibat bentuk dan letak
MRC Penggunaan / tata ruang serta rancangan interior. Nilai
13.90
3 rekrigeran 2 maksimal penilaian ini adalah 10 poin atau
tanpa ODP 9.90%.
MRC Kayu
2
4 bersertifikat Tabel 7 Peringkat Rating Tools – Manajemen
MRC Material Lingkungan Bangunan (Building Enfironment
3 and Management/ BEM)
5 Prafabrikasi
MRC Material
2 No Variable Nilai Dalam
6 Regional
Penilaian Max %
Total 14
Sumber: www.gbci.com
BEM GIP Sebagai
1 Anggota Tim 1
Tabel 5 menjelaskan tentang kategori Proyek
MRC untuk bangunan baru yang dinilai BEM Polusi dan
penting karena material merupakan bagian 2 Aktivitas 2
dari desain pasif dalam membangun Konstruksi 12.90
gedung yang ramah lingkungan. Dalam BEM Pengelolaan
desain pasif, karakteristik material 3 sampah 2
berperan penting untuk mendukung tingkat lanjut
efektivitas dan efisiensi kinerja gedung. BEM Sistem
3
Nilai maksimal penilaian ini adalah 14 4 komisioning
poin atau 13.90%.

Vol 3 │No. 2 │December 2019│30


yang baik dan 6 Kesesuaian gedung terhadap
benar standar ketahanan gempa
BEM Penyerahan 7 Kesesuaian gedung terhadap
5 data green 2 standar aksesibilitas difabel
building Sumber: www.gbci.com
BEM Kesepakatan
6 dalam 3. Definisi Metode Object Oriented
melakukan 1 Programming (OOP)
aktivitas fit-
out Badan Manajemen Proyek
BEM Survei Pengetahuan (PMBOK) menjelaskan poin
7 penggunaan 1 kunci yang penting dalam manajemen
gedung proyek. Proyek konstruksi umumnya
Total 13 memerlukan penjadwalan dalam
Sumber: www.gbci.com mengelola waktu untuk melaksanakan
proyek. Terjadinya keterlambatan dalam
Tabel 7 menunjukkan peringkat untuk suatu proyek menyebabkan tidak
pemenuhan persyaratan manajemen terpenuhinya waktu dalam pelaksanaan
lingkungan bangunan, yang bertujuan konstruksi, sehingga diperlukan
untuk mengelola lingkungan sekitar manajemen waktu dalam memenuhi
bangunan yang dibangun, agar ke jadwal yang baik [3]. Umunya manajemen
depannya tidak tercemar. Selain itu, waktu dan penjadwalan digunakan untuk:
peringkat untuk menerapkan konsep daur  Konsep/ proses perencanaan suatu
ulang limbah sebelum melakukan data,
pembuangan, sehingga tidak meracuni,  Desain dan Perencanaan,
berbahaya, dan lain sebagainya. Nilai  Pengadaan,
maksimal penilaian ini adalah 13 poin atau  Konstruksi, dan serah terima
12.90%.
Aplikasi Object Oriented Programming
Sebelum melakukan pengukuran dari (OOP) dimulai pada tahun 1966 pada saat
variable penilaian di atas harus dilakukan Ole Johan Dhal dan Kristen Nygaard dari
studi kelayakan sesuai pada Tabel 8 di Universitas Olslo, Norwegia menerbitkan
bawah ini: sebuah jurnal kertas kerja dengan judul
Tabel 8 Pengukuran Kelayakan "SIMULA An Algol Based Language".
No Kelayakan Menurut GBCI Pemrograman berorientasi obyek atau
1 Minimum luas gedung adalah disingkat dengan OOP merupakan metoda
2500 m2 pemrograman di mana pengembang harus
2 Kesediaan data gedung untuk mendefinisikan tipe dari struktur data dan
diakses terkait proses sertifikasi juga tipe dari operasi yang dapat di
3 Fungsi gedung sesuai dengan aplikasikan ke struktur data. Struktur data
peruntukan lahan berdasarkan menjadi objek yang dapat memilik data
RT/RWsetempat dan fungsi. Beberapa kemampuan utama
4 Kepemilikan AMDAL dan/atau dari pemrograman OOP antara lain:
rencana Upaya Pengelolaan  Pemrograman OOP menekankan
Lingkungan (UKL)/Upaya pada data dari pada prosedur
Pemantauan Lingkungan (UPL) karena data diperlakukan sebagai
5 Kesesuaian gedung terhadap elemen yang penting dan tidak
standar keselamatan untuk boleh mengalir secara bebas dalam
kebakaran program.

31│Jurnal Architecture Innovation


 Data di sembunyikan dari akses juga memiliki data tentang dirinya maupun
program oleh fungsi-fungsi obyek lain dan mempunyai kemampuan
(function) eksternal. untuk melakukan sesuatu dan bisa bekerja
 Program dapat dibagi-bagi sama dengan obyek lainnya. Pada
kedalam obyek-obyek yang lebih dasarnya semua benda yang ada di dunia
kecil. dapat dianggap sebagai sebuah obyek.
 Obyek dapat berkomunikasi satu Rumah, mobil, sepeda motor, meja, dan
dengan yang lain melalui function. komputer merupakan contoh-contoh
 Data baru dan function dapat obyek yang ada di dunia nyata. Setiap
dengan mudah ditambahkan pada obyek memiliki dua karakteristik yang
saat di butuhkan utama yaitu atribut dan behavior. Atribut
 Konsep pemrogramannya merupakan status obyek dan behavior
mengikuti pendekatan bottom up. merupakan tingkah laku dari obyek
tersebut. [4]
Metoda OOP adalah teknik berorientasi Obyek dari class yang sama akan memiliki
atau berbasis pada sebuah obyek dalam tipe data dan fungsi yang sama (meskipun
pembangunan program aplikasi. Orientasi dengan nilai yang berbeda) serta struktur
dalam sebuah pembuatan program tidak dan kerangka kerja. Class berbeda dengan
menggunakan lagi objek oriental linear, obyek. Class merupakan prototipe, blue
melainkan berorientasi pada sebuah linear print, ataupun template; dengan kata lain
serta obyek-obyek yang terpisah. Obyek class adalah representasi abstrak dari suatu
ini dikumpulkan dalam modul form atau obyek sedangkan obyek adalah
report atau modul lain dan disusun di representasi nyata dari class ataupun
dalam sebuah project. Gambaran tentang perwujudan (instance) dari suatu class.
pemrograman tersebut digambarkan Ilustrasi hubungan antara class dan obyek
seperti Gambar 2 di bawah ini [4]. seperti pada table 9 di bawah ini:

Tabel 9 Ilustrasi Class dan Obyek


Class Obyek

Gambar 2. Model Metode OOP


Sumber: Muhammad Danuri,2009
Gambar 2 merupakan susunan database Sumber: Hermawan 2004
yang dalam pemrograman di atas sudah
terstruktur, terdiri dari:
1. File Database, yang berisi tabel-tabel
yang diperlukan program ,
2. Di dalam tabel terdapat struktur dari
tabel tersebut atau dikenal dengan
nama field, dan
3. Masing-masing field menyimpan
data-data tersendiri.
Obyek adalah elemen dasar dari konsep
pemrograman, merupakan sesuatu yang
memiliki identitas (nama), pada umumnya

Vol 3 │No. 2 │December 2019│32


desain menggunakan kualitatif dan
kuantitatif [5]. Tahapan kualitatif
dengan alur:

Gambar 4. Skema Tahapan Kualitatif


Sumber: Penelitian 2018

Gambar 4 menunjukkan tahap


kualitatif yang menjelaskan
tentang tahapan dan proses
wawancara, pedoman, studi
pustaka, pengamatan dan
Gambar 3 Kerangka Kerja metode OOP dokumentasi. Tahapan kuantitatif
Sumber: Hermawan 2004 menjelaskan hasil data berdasarkan
fakta yang diukur dalam angka,
Gambar 3 adalah fitur utama dalam
dapat diamati dan diukur. Data
pembuatan rancangan OOP, yang terdiri
yang digunakan adalah data
dari pewaris untuk membuat sebuah kode
primer. Pengumpulan data primer
dalam bentuk kelas yang di tulis untuk
pengukuran dan analisis kelayakan
diwariskan ke kelas lainnya, sehingga
penilaian bangunan hijau
dapat mendukung sifat reusable. Suatu
berdasarkan rating tools dari
class dapat berisi property, field, method
greenship untuk menentukan
dan event dari suatu object, gabungan dari
peringkat bangunan hijau bagi
property, field, method dan event dari
bangunan baru dengan diagram
suatu object biasanya member dari class.
alur pada Gambar 5 [6].

C. METODE PENELITIAN

Studi ini membahas metodologi


untuk menganalisis kelayakan kriteria
penilaian bangunan hijau untuk proyek
bangunan baru dengan alat bantu peringkat
hijau yang dikhususkan untuk penilaian
akhir yang dirancang ke dalam system
informasi berupa web. Tahapan analisis
penelitian meliputi: pengumpulan data dan
desain sistem yang menggunakan metode
OOP, sebagai berikut:
 Pengumpulan data
Greenship dari GBCI sebagai
pedoman untuk proses penilaian
dan tolok ukur proses untuk
menghasilkan output produk
bangunan hijau. Penelitian dengan

33│Jurnal Architecture Innovation


Gambar 6. Objek dalam dunia nyata
Sumber: petanikode.com

Semua obyek di dunia nyata yang


memiliki sifat dan tingkah laku,
bisa direpresentasikan dalam kode
(Gambar 6). Class adalah
rancangan atau blue print dari
sebuah objek sedangkan objek
dalam pemrograman adalah
sebuah variable yang merupakan
instance dari Class. Instance bisa
diartikan sebagai wujud dari class.
Class berisi definisi variabel dan
Gambar 5. Alur Pikir Penelitian
Sumber: Penelitian 2018
fungsi yang menggambarkan
sebuah objek (Gambar 7 dan 8).
Gambar ini menjelaskan tentang alur piker Dalam OOP:
proses dan tahapan penelitian dari awal  Variabel disebut atribut atau prop
hingga akhir, sebagai berikut: erti;
 Desain aplikasi menggunakan  Fungsi disebut method.
metode OOP.
Desain aplikasi dengan metode
OOP pengumpulan data dengan
membuat alat desain untuk
database sebagai berikut:
1. Formulir (Berisi data yang
akan dirancang)
2. Laporan (skema atau aliran Gambar 7. Coding dengan class
desain) Sumber: petanikode.com
3. Menu (Tampilan yang akan
dirancang)
4. Basis data (program yang akan
dimasukkan ke dalam sistem Gambar 8. Objec Istance
yang menghasilkan Sumber: petanikode.com
pengkodean) seperti berikut :
Kata kunci new berfungsi untuk
membuat objek baru dari class
tertentu. Setelah membuat objek,
kita bisa mengakses atribut dan
method dari objek tersebut. Tanda

Vol 3 │No. 2 │December 2019│34


titik (.) berfungsi untuk mengakses $this->db-
>update('apgt1743_green.user_step_log',$dataUpdate);
atribut dan method. } else {
Code digunakan untuk menerima hasil $this->db-
>insert('apgt1743_green.user_step_log', $dataInsert);
kiriman dan memberikan point pada setiap }
jawaban yang dikirim yang kemudian return print_r(1);
}
disimpan di dalam database, seperti }
gambar hasil coding rancangan pada Gambar 9. Hasil Coding 1
Gambar 9 di bawah ini: Sumber: Penelitian 2018

public function crudAnswer(){ Gambar 9 merupakan coding


$data_arr = $this->input->post('dataForm');
if($data_arr['action']=='checkPoint'){
perancangan basis data dengan metode
$MaxPoint = $data_arr['MaxPoint']; OOP yang dibuat ke dalam basis PHP
$Percentage = $data_arr['Percentage'];
$totalPoint = $data_arr['totalPoint'];
dengan membuat tampilan basis data yang
$loadTP1 = $data_arr['loadTP1']; menunjukkan 5 modul, yaitu: Apache,
if($loadTP1==1 || $loadTP1=='1'){
$formType1 = $data_arr['formType1'];
MySQL, FileZilla, Mercury dan Tomcad
if(count($formType1)>0){ yang disebut XAMPP, sehingga
for($i=0;$i<count($formType1);$i++){
$d = (array) $formType1[$i];
menjadikan tampilan ke dalam suatu web.
$IDQ = $d['IDQ']; Obyek ini dikumpulkan dalam modul form
$TotalChecked = $d['TotalChecked'];
$dataT1 = $this->db->query('SELECT *
atau report atau modul lain dan disusun di
FROM dalam sebuah project. Susunan database
apgt1743_green.q_type_1_range qr WHERE
qr.IDQ = "'.$IDQ.'"
dalam pemrograman ini sudah terstruktur
AND qr.Start <= yang terdiri dari:
"'.$TotalChecked.'"
AND qr.End >=
1. File Database, yang berisi tabel-
"'.$TotalChecked.'" tabel yang diperlukan program.
LIMIT 1 ')->result_array();
if(count($dataT1)>0){
2. Didalam tabel terdapat struktur
$totalPoint = (float) $totalPoint + (float) dari tabel tersebut atau dikenal
$dataT1[0]['Point'];
}
dengan nama field.
} 3. Masing-masing Field menyimpan
}
}
data-data tersendiri.
$dataPercentage = ($totalPoint>0) ?
($totalPoint/$MaxPoint) * $Percentage : 0;
Code di bawah ini berjalan dihalaman
client yang digunakan untuk mengirim
$result = array(
'TotalPoint' => $totalPoint,
jawaban pada setiap page soal yang di
'Percentage' => $dataPercentage kolaborasikan dengan PHP, seperti gambar
);
10 di bawah ini:
return print_r(json_encode($result));
function checkPoint(IDTitle) {
} var totalPoint = 0;
else if($data_arr['action']=='insertAnswere'){ var formType1 = [];
// Menghitung jumlah dan point soal type 1
$dataInsert = (array) $data_arr['dataInsert']; if(dataType1.length>0){
for(var i=0;i<dataType1.length;i++){
// Cek apakah sudah insert apa belum jika sudah var IDQ = dataType1[i];
maka update var d =
$dataLog = $this->db->select('ID')- $('input[type=checkbox][name=q_type1'+IDQ+']:checked').
>get_where('apgt1743_green.user_step_log', length;
array('IDUser' => $dataInsert['IDUser'], 'IDTitle' var TotalChecked = parseFloat(d);
=> $dataInsert['IDTitle']),1) if(TotalChecked>0){
->result_array();
var dataForm = {
if(count($dataLog)>0){ IDQ : IDQ,
$dataUpdate = array( TotalChecked : TotalChecked
'TotalPoint' => $dataInsert['TotalPoint'], };
'Percentage' => $dataInsert['Percentage'], formType1.push(dataForm);
'UpdateAt' => $dataInsert['UpdateAt'] }
); }
$this->db->where('ID', $dataLog[0]['ID']); }

35│Jurnal Architecture Innovation


15
// Menghitung jumlah dan point soal type 2
if(dataType2.length>0){
for(var i2=0;i2<dataType2.length;i2++){
var d =
$('input[type=radio][name=q_type2'+dataType2[i2]+']:chec
ked').val();
// console.log(d);
totalPoint = totalPoint + parseFloat(d);
}
}

// Menghitung jumlah dan point soal type 3


if(dataType3.length>0){
for(var i3=0;i3<dataType3.length;i3++){
var ID = dataType3[i3];

if($('input[type=checkbox][name=q_type3'+ID+']').is(':chec
ked')){
var d =
$('input[type=checkbox][name=q_type3'+ID+']:checked').v
al();
// console.log(d);
totalPoint = totalPoint + parseFloat(d);
}
}
}

var MaxPoint = parseFloat($('#formMaxPoint').val());


var Percentage =
parseFloat($('#formPercentage').val());

var loadTP1 = (formType1.length>0) ? 1 : 0 ;

// Post untuk cek nilai


var dataForm = {
action : 'checkPoint',
16
IDQ : $('#formIDQ').val(),
formType1 : formType1,
loadTP1 : loadTP1,
MaxPoint : MaxPoint,
Percentage : Percentage,
totalPoint : totalPoint
};

var url = base_url_js+'api/crudAnswer';

$.post(url,{dataForm : dataForm},function (jsonResult)


{
var dataIns = {
action : 'insertAnswere',
dataInsert : {
IDUser : parseInt("<?php echo $this->session-
>userdata('ID'); ?>"),
IDTitle : IDTitle,
TotalPoint : jsonResult.TotalPoint,
Percentage : jsonResult.Percentage.toFixed(2),
UpdateAt : dateTimeNow()
}
};
$.post(url,{dataForm:dataIns},function (result) {

});
});
}
Gambar 10. Hasil Coding 2
Sumber: Penelitian 2018

Vol 3 │No. 2 │December 2019│36


Gambar 11. Hasil Kerangka Desain Metode OOP
Sumber: Hasil Penelitian 2018

Gambar 11 di atas merupakan hasil desain Start, Admin, Config dan Logs. Database
coding menggunakan metode OOP, yang yang dibuat kemudian dibagi dalam
digunakan untuk menerima hasil pengelompokan.
pengiriman dan memberikan poin untuk
setiap jawaban yang dikirim, kemudian D. HASIL DAN PEMBAHASAN
disimpan dalam database dan berjalan di
halaman klien yang digunakan untuk 1. Hasil
mengirim jawaban pada setiap halaman Hasil desain sistem penilaian
pertanyaan. Aktifitas di atas dihubungkan bangunan hijau menggunakan metode
dengan penggunaan dengan OOP adalah sebagai berikut:

37│Jurnal Architecture Innovation


Gambar 12. Modul Program OOP
Sumber: Hasil Penelitian 2018

Gambar 12 menjelaskan tentang bagian


database master yang terdiri atas 4
kelompok/item, yang berisi tentang
penilaian serta data variable yang di input
ke dalam sistem. Di dalam master terdapat
rincian/detail data sebagai berikut:
 Add Question: Pemasukan data
penilaian yaitu 6 variable
bangunan hijau yang di bagi ke Gambar 14 Penilaian Kedua (%)
Sumber: Olahan Penelitian 2018
dalam item penilaian yang
berisikan 3 kategori, yaitu: Penilaian dengan model akhir persentase
(%) (Gambar 14).

Gambar 13 Penilaian pertama (Ceklist)


Sumber: Olahan Penelitian 2018

Penilaian dengan model ceklist sesuai Gambar 15 Penilaian Ketiga (Point)


standar dari GBCI (Gambar 13). Sumber: Olahan Penelitian 2018

Vol 3 │No. 2 │December 2019│38


Penilaian dengan model akhir poin atau
angka kredit (Gambar 15).
 Label: pertanyaan yang
menghasilkan poin penilaian
dikelompokkan sesuai dengan
Variable yang telah ditentukan,
yang terdiri atas: title, kode, label,
purpose dan total point (Gambar 16
dan 17). Gambar 19 Hasil pemasukan data
Sumber: Olahan Penelitian 2018

 Title: halaman judul yang dapat


mencari dan membaca database
(Gambar 20).

Gambar 16 Tampilan Label


Sumber: Olahan Penelitian 2018
Gambar 20 Halaman Judul
Sumber: Olahan Penelitian 2018

1. Question: Menampilkan
hasil dari simulasi pengisian
assessment green building.
2. Users: Rekap data pengguna
yang melakukan
assessment.
3. Statistik: Pengukuran rekap
keseluruhan dari proses
assessment berisi hasil dari
assessment dan waktu
Gambar 17 Hasil Pemasukan Label penilaian.
Sumber: Olahan Penelitian 2018 4. Logout: berakhirnya proses
penilaian
 Perpu: item penjelasan tentang
tujuan terhadap poin poin penilaian
sebelum menilai (Gambar 18 dan
19).

Gambar 18 Tampilan Perpu


Sumber: Olahan Penelitian 2018

39│Jurnal Architecture Innovation


Gambar 21. Hasil Desain Web Dengan Metode OOP
Sumber: Hasil Penelitian 2018

Gambar 22. Print Out Hasil Rancangan Desain


Sumber: Hasil Penelitian, 2018

Vol 3 │No. 2 │December 2019│40


 Print Out (Hasil Kualitas
Penilaian dari Aplikasi)
Hasil final setelah melakukan
pengujian penilaian (Gambar 21
dan 22) adalah:
1. Platinum 73% - 100% (layak Gambar 23 menjelaskan tentang tampilan
dinyatakan bangunan hijau dengan web sistem yang di jalankan.
peringkat 1 tertinggi),
2. Gold 57% - 72.9% (layak  Tahap 2
dinyatakan bangunan hijau dengan
peringkat 2 tertinggi),
3. Silver 46% - 56.9% (layak
dinyatakan bangunan hijau dengan
peringkat 3 tertinggi),
4. Bronze 36% - 45.9% (layak
dinyatakan bangunan hijau dengan
peringkat harapan)
5. Kurang dari 36 % (tidak layak
dinyatakan bangunan hijau / tidak
bangunan hijau / Tidak
tersertifikasi)
Terdapat rekap nilai berupa persentase
(%) dalam sertifikat penilaian
bangunan hijau.

2. Pembahasan Penggunaan Sistem


Penilaian Arsitektur Bangunan Hijau
 Tahap 1

Gambar 24. Tampilan Uji Kelayakan Gedung


Sumber: Hasil Penenlitian 2018

Gambar 24 menjelaskan tentang tampilan


Informasi Proyek (Nama Penilai, jabatan,
email, pekerjaan, nama proyek, lokasi, luas
lahan dan luas bangunan).

 Tahap 3

Gambar 23. Tampilan Web Sistem


Sumber: Hasil Penenlitian 2018

41│Jurnal Architecture Innovation


Gambar 26. Tampilan Kriteria Penilaian
Gambar 25. Tampilan Kriteria Penilaian Gedung Bangunan hijau
Sumber: Hasil Penenlitian 2018 Sumber: Hasil Penenlitian 2018

Gambar 25 menjelaskan tentang tampilan Gambar 26 menjelaskan tentang tampilan


kriteria penilaian sesuai proyek, lalu klik mengisi dengan mengklik (√) pertanyaan
kirim untuk melanjutkan ke tahap sesuai dengan data proyek masing-
penilaian. masing, kemudian cek nilai-simpan dan
lanjutkan, sampai selesai, lalu klik simpan.
 Tahap 4
 Tahap 5

Gambar 27. Tampilan Final Penilaian Berupa


Sertifikat
Sumber : Hasil Penenlitian 2018

Gambar 27 menjelaskan tentang tampilan


hasil akhir untuk menentukan kelayakan
sebagai bangunan hijau, berupa sertifikat,
angka dan poin, disesuaikan dengan hasil
penilaian dan data proyek.

Vol 3 │No. 2 │December 2019│42


Lecturer
3. Hasil Wawancara Dengan Structur Green
Ahli/Peneliti Bangunan Hijau 5 P5 Construction 85
Analisis kelayakan dilakukan pula Peneliti Energi
dengan mewawancarai para pakar Solar Panel
terhadap rancangan aplikasi, untuk Total 367
menentukan kelayakan sistem penilaian Rata2 73,4%
bangunan hijau. Analisis ini untuk Sumber: Hasil Penelitian 2018
mengukur layak atau tidaknya desain Hasil validasi dari 5 orang pakar
bangunan hijau ditinjau dari sudut pandang dinyatakan dengan P1 sampai P5. Kolom
ahli bangunan hijau. Beberapa pakar berikutnya adalah keterangan tentang
diminta untuk melakukan validasi dengan pendidikan, profesi dan bidang keahlian,
menggunakan aplikasi tersebut yang kemudian kolom berikutnya merupakan
bertujuan untuk mengukur sejauh mana hasil validasi pakar yang ditotal dan dirata-
variable atau kriteria bangunan hijau untuk ratakan dalam persentase (%). Hasil
bangunan baru layak atau tidak untuk validasi pakar terhadap rancangan aplikasi
diterapkan. bernilai total 367 atau dengan persentase
Tabel 10 merupakan hasil dari validasi sebesar 73,4%. Diagram di samping
pakar: memperlihatkan tingkat kelayakan dari
masing masing pakar terhadap rancangan
Tabel 10 Hasil Validasi Pakar
aplikasi. Poin yang dinilai sesuai dengan
Hasil
Bidang enam kategori yang dinilai dalam
No Pakar Validasi
Keahlian pencapaian peringkat Greenship, meliputi:
Pakar
 Land Ecological Enhancement adalah
 Solar Panel
peningkatan ekologi lahan untuk
spesialis
mencapai peningkatan dalam kawasan.
 Green
1 P1 75  Movement and Connectivity adalah
Building
suatu pergerakan dan konektivitas
Vertical
untuk mencapai tujuan.
Garden
 Water Management and Conservation
*Teknik
adalah penilaian kategori manajemen
Lingkungan
dan air untuk menentukan kualitas dari
*Penilaian/kaji
penghematan air dan pengelolaannya.
2 P2 an bangunan 70
ramah  Solid Waste and Materials adalah
lingkungan di system menilai limbah padat dan
bali material yang digunakan pada
bangunan.
*Peneliti,
Praktisi,  Community Well-being Strategy adalah
Arsitek, sistem penilaian strategi kesejahteraan
3 P3 60 masyarakat.
Building
Science dan  Buildings and Energy adalah sistem
Dosen bangunan dan energi
Praktisi Eco Penilaian tersebut telah didesain ke dalam
Energy sistem informasi dengan metode OOP
4 P4 Building dan 77 untuk bangunan baru yang di khususkan
Lecturer Civil pada penilaian akhir
Engineering Gambar 28 merupakan penilaian dari
masing-masing pakar yang dinyatakan
dalam presentase sebagai berikut:

43│Jurnal Architecture Innovation


SARAN
85 75
P1 Saran kepada para ahli bangunan hijau
P2 meliputi:
1. Rancangan desain bangunan hijau
P3
dengan metode OOP dapat
P4 diintegrasikan dengan software
77 70 P5 pendukung lainnya sehingga dapat
60 digunakan tanpa membuka
software lainnya.
Gambar 28. Presentasi Hasil Penilaian Pakar 2. Rancangan aplikasi ini dapat
Sumber: Hasil Penenlitian 2018 dikembangkan untuk penilaian
bangunan hijau lainnya seperti
P1 menilai dengan presentase sebesar exsisting building sehingga tidak
75%, P2 70%, P3 60%, P4 77% dan P5 hanya berfokus pada bangunan
85%. baru.
3. Aplikasi ini dapat dikolaborasikan
E. KESIMPULAN ke dalam playstore android,
windows atau google, agar dapat
Penelitian yang dilakukan adalah digunakan secara online untuk
membuat desain sistem penilaian umum.
arsitektur bangunan hijau yang dirancang 4. Aplikasi ini sebaiknya diujikan
ke dalam sistem informasi berbasis web langsung ke beberapa proyek
dengan menggunakan metode OOP, pembangunan baru.
mengacu pada standar GBCI untuk 5. Alikasi ini sebaiknya diujikan pula
bangunan baru versi 1.2. Kesimpulannya ke pihak yang berkepentingan,
adalah sebagai berikut: seperti: masyarakat umum, dosen,
1. Analisis kelayakan melalui ahli peneliti dan ahli bangunan hijau.
pakar menunjukkan bahwa desain
sistem memperoleh point 73,4% DAFTAR PUSTAKA
sehingga dapat dinyatakan layak
digunakan untuk menilai bangunan [1] Aristia Putri A., M. Arif Rohman, and
hijau. Chris Utomo, 2012. Assessment of
2. Metode OOP sebagai dasar Green Building Criteria in Civil
pembuatan sistem sangat Engineering Building ITS, Journal of
direkomendasikan karena mudah Engineering ITS Vol. 1, No. 1, (Sept.
digunakan dan diaplikasikan, dan 2012), D107-D112, ISSN: 2301-9271.
sebagai rekomendasi untuk [2] Green Building Council Indonesia.
digunakan oleh GBCI. 2010. Greenship Rating Tools for New
3. Sitem penilaian arsitektur Buildings Version 1.2. Green Building
bangunan hijau dikhususkan untuk Council Indonesia, Jakarta.
bangunan baru pada penilaian [3] A Guide to the Project Management
akhir. Body of Knowledge (5th Edition).
4. Aplikasi ini merupakan suatu Project Management Institute, Inc.2013
rekomendasi untuk memahami dan [4] Johar, Implementation, P. D. A. N., Di,
merancang poin-poin penilaian I., Vii, K., Negeri, S. M. P., Dengan, K.
kelayakan bangunan hijau. B., Php, M., & Mysql, D. A. N. (2014).
Web-based learning media in the
language of language study, 2 (1), 1–9.

Vol 3 │No. 2 │December 2019│44


[5] Hope, A., Assessment, E., &
Comprehensive, C. (2015). Building
Performance Simulation Diagram And
Its Application Potential, (November),
1–8
[6] DKI Jakarta Regional Government;
(2012), DKI Jakarta Provincial
Regulation, Number 1 of 2012
concerning the DKI Jakarta 2030
Spatial Plan. Jakarta.
[7] Firman, A., Wowor, H. F., Najoan, X.,
Teknik, J., Faculty, E., & Unsrat, T.
(2016). Web-based Online Library
Information System, 5 (2).
[8]John S & Joshua C, Copyright ASCE
2009 2009 Construction Research
Congress Copyright ASCE 2009 2009
Construction Research Congress.
(1976), (Usgbc 2007), 1449–1458.
[9]Wadu Mesthrige, J., & Kwong, H. Y.
(2018). Criteria and barriers for the
application of green building features in
Hong Kong. Smart and Sustainable
Built Environment, SASBE-02-2018-
0004. https://doi.org/10.1108/SASBE-
02-2018-0004
[10] Willison, J., & Buisman-Pijlman, F
(2016). Article information :
International Journal for Research
Development, 7(1), 63–83.
://doi.org/http://dx.doi.org/10.1108/M
MRR-09-2015-0216

45│Jurnal Architecture Innovation

Anda mungkin juga menyukai