Anda di halaman 1dari 56

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Arsitektur adalah sebuah ruang lokasi hidup tempat manusia dengan
bahagia. Ruang sendiri merujuk pada seluruh ruang yang terjadi karena diciptakan
oleh manusia ataupun ruang yang terjadi dengan sendirinya atau alami (Romondt,
1954). Bangunan yang dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala
sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia
dalam membangun peradabanya seperti halnya jembatan dan kontruksinya serta
rancangan, jalan, dan sarana telekomunikasi.
Struktur bangunan terdiri dari struktur atas, tengah dan struktur bawah.
Struktur atas (superstruktur) antara lain rangka dan kuda – kuda. Struktur tengah
meliputi dinding, kolom dan ring. Struktur bawah (substruktur) meliputi pondasi
dan sloof. Struktur bawah yaitu pondasi dan sloof, lalu struktur atas adalah atap.
Konstruksi atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan,
permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus
dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Atap
adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau
untuk keperluan perlindungan. Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu
meneruskan beban bangunan. Dari bagian bangunan atas menuju bagian bangunan
bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus memastikan
bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung
gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya
ke tanah dengan aman. Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :
Struktur atap ada tiga bagian ,yaitu kuda-kuda, rangka atap, dan penutup atap.
Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan bahan yang
digunakan. Pengaruh luar umumnya suhu (sinar matahari), cuaca (air hujan dan
kelembaban udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api)
sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan.

1
Pada syarat–syarat yang telah dicantumkan banyak juga peraturan dan
peruntukan yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan struktur atap.
Dilihat dari point tersebut selain syarat dan peraturan aspek keindahan, kekuatan
atap pada bangunan sangatlah penting, beda halnya penerapan kontruksi atap pada
bangunan bentang lebar di pemukiman industri, bahan material atap juga harus di
perhatikan secara detail mulai dari mutu dan kekuatan atap yang mampu tahan
terhadap kondisi alam pada sekitaran bangunan dan aktifitas di dalam bangunan.
Pada dasarnya peranan atap merupakan hal penting dalam proses
perancangan sebuah bangunan, apalagi bila kita berbicara tentang kualitas sebuah
produk atap sangatlah banyak macamnya dan proses pemasanganya pun tidaklah
mudah membutuhkan tenaga ahli dari setiap produk atap yang disediakan oleh
perusahaan dalam proses pemasanganya.
Masalah pada setiap bangunan yang berada dalam renovasi kawasan
industri ini adalah pada bagian atap yang sewaktu – waktu daya tahan terhadap
lingkungan pabrik yang menyebabkan kualitas atap pada bangunan cepat
menurun. Oleh karena itu renovasi pada bagian penutup bangunan ini kadang –
kadang terjadi kurang dari perhitungan yang telah diperhitungkan oleh vendor
atap dan tim perencana untuk bangunan industri. Pada kawasan ini juga terdapat
kantor dan rumah dinas karyawan yang saling berhubungan antara lingkup kerja
dan tim ahli pada bangunan yang sewaktu–waktu tenaganya diperlukan dalam
keadaan darurat.
gudang alat dan bengkel restorasi pabrik, dimana gudang harus memiliki
struktur dan rencana atap yang materialnya tahan terhadap zat asam dari proses
pembuatan pupuk urea, PT Pusri memiliki prosedur dalam kurun waktu 10 tahun
untuk merestorasi atau mengganti bagian atap gudang yang banyak menerima
tekanan zat kimia dari pupuk urea.
Untuk memperdalam pengetahuan dan informasi mengenai struktur atap
kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada proyek Penggantian Atap Gudang F
PT PUSRI Tahun 2019.

2
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang ada sebagai berikut :
Memahami proses pekerjaan dan menyelesaikan pelaksanaan struktur atap
proyek Penggantian Atap Gudang F PT PUSRI, struktur atap yang di dapat di
perkuliahan dengan pelaksanaan di proyek Penggantian Atap Gudang F PT
PUSRI.

1.3 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dari kerja praktek adalah :
1. Dapat memahami proses pekerjaan pelaksanaan struktur atap proyek
Penggantian Atap Gudang F PT PUSRI di lapangan secara langsung dan
nyata, dan lebih mengenal keadaan yang sesungguhnya untuk memenuhi
tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas
Tridinanti Palembang.
2. Menambah wawasan mengenai dunia konstruksi atap.
3. Mendapatkan pengalaman di proyek Penggantian Atap Gudang F PT
PUSRI yang tidak di dapat di bangku kuliah.

1.4 Ruang Lingkup


Mengingat pelaksanaan Kerja Praktek ini sangat singkat, maka disini hanya
membahas tentang laporan teknik pelaksanaan pekerjaan struktur atap secara
bertahap, menganalisa perbedaan perkerjaan struktur bangunan antara teori dan
pekerjaan di lapangan atau di dalam proyek.

1.5 Batasan Masalah


Peninjauan pekerjaan struktur atap yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek
Penggantian Atap Gudang F PT PUSRI.

1.6 Metode Pembahasan


Ada pun metode pembahasan yang digunakan pada analisis laporan Kerja
Praktek ini, antara lain :

3
1. Pengumpulan data yaitu :
Studi Literatur, yaitu di ambil dari buku-buku, buku elektronik (e-book),
internet yang sekiranya dapat membantu dalam pembahasan topik yang
akan diangkat.
2. Studi Pengamatan yaitu :
Tinjauan pustaka, informasi di proyek, buku literatur, e – book, artikel, dan
wawancara.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan laporan Kerja Praktek ini di jelaskan berdasarkan
bab - bab, antara lain :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktek, ruang lingkup, sistematika
penulisan, kerangka berpikir
BAB II Tinjauan Umum Proyek
Berisi tentang Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), data umum, dan
teknis proyek, struktur organisasi proyek serta tugas masing-masing
kelompok anggota proyek.
BAB III Tinjauan Teori Tentang Atap
Berisi tentang pembahasan landasan dasar yang berkaitan dengan bagian
yang di tinjau yaitu pengertian struktur atap yang bersumber dari berbagai
buku dan literature yang berkaitan.
BAB IV Tinjauan Pelaksanaan Proyek
Berisi tentang mengenai pelaksanaan pekerjaan struktur atap serta penjelasan
mengenai alat dan bahan yang di gunakan di lapangan atau di dalam proyek.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan pekerjaan struktur
atap.
Daftar Pustaka
Lampiran
Gambar pradesain, gambar kerja, serta surat pengantar kerja praktek, surat
absen, SK tim pelaksana proyek.

4
1.8 Kerangka Berpikir

Latar Belakang
Arsitektur adalah sebuah ruang lokasi hidup tempat manusia dengan
kebahagiaan. Bangunan merupakan konotasi dari rumah, gedung
ataupun segala sarana. Struktur bangunan yang terdiri dari struktur atas,
tengah dan struktur bawah. Atap adalah bagian dari suatu bangunan
yang berfungsi sebagai penutup. Struktur atap haruslah merupakan satu
kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban
yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

PERUMUSAN MASALAH
Memahami proses dan penyelesaian pekerjaan di
proyek Penggantian Atap Gudang F PT PUSRI.

STUDI LITERATUR STUDI OBJEK


 Teori atap Tinjauan pustaka,
(definisi, bahan /
informasi di proyek, buku
material, tipe)
 Pekerjaan atap literatur, e – book, artikel,
 Struktur - Struktur dan wawancara.
 Buku-buku, Buku
Elektronik (e-
book), & Internet

ANALISIS
Uraian difokuskan pada pekerjaan
renovasi dan pemasangan atap

KESIMPULAN DAN SARAN

5
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Data Umum dan Data Teknik Proyek


Di bawah ini merupakan data umum dan data teknik proyek renovasi
dan pemasangan atap di gudang F PT PPUSRI Tahun 2019:

2.1.1 Garis Besar Proyek


Jenis pekerjaannya adalah pekerjaan struktur dan persiapan, dimana
laporan ini akan berpusat pada struktur atap.
Nama Proyek : Perbaikan gudang F PT PUSRI Tahun
2019.
Kegiatan : Penggantian Atap Gudang F
Lokasi : Jl. May Zen, Kalidoni, Kec. Kalidoni,
Kota Palembang, Sumatera Selatan 30118
Nilai Kontrak : Rp. 5.800.000.000,-
Sumber Dana : PT PUSRI
Waktu Pelaksanaan : September 2019 – Desember 2019
Waktu Pemeliharaan : 90 Hari kalender
Pemilik Proyek : GM Distribusi dan Pemasaran GM Operasi
Konsultan MK : RBP (Rancang Bangun Perekayasaan)
Kontraktor Pelaksana : PT Ardya Bintang Cemerlang

2.1.2. Kondisi Lingkungan


Berikut adalah kondisi lingkungan proyek :
Lingkungan fisik
a. Berada di kawasan berkembang kota Palembang.
b. Tidak berada di kawasan yang ramai penduduk.
c. Tidak dilalui banyak kendaraan
d. Peta lokasi adalah sebagai berikut:

6
Gambar 2.1 Peta lokasi proyek
Dokumentasi penulis 2019

2.1.3 Data Teknis Gedung


Luas Bangunan : 2813 m²
Jenis Bangunan : Gudang Pengemasan
Jenis Atap : GFRP (Glass Fibre Reinforced Plastic)
Mutu Atap : UL94HB (tidak mudah terbakar)
Struktur Atap : SSPC (Steel Structures Painting Council)

2.2 Organisasi Proyek


Dalam pembangunan suatu proyek, dilakukan beberapa tahapan
kerja yaitu mulai dari tahap perencanaan, survei lapangan sampai dengan
pelaksanaan proyek. Agar pelaksanaan dan pembangunan proyek dapat
berjalan baik, maka dilibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan tersebut.

7
Secara umum pihak-pihak yang berperan dalam pembangunan suatu
proyek adalah sebagai berikut :

2.2.1 Kepala Proyek


1. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan suatu proyek.
2. Melaksanakan pengawasan dan mengkoordinasikan pelaksanaan
proyek, serta mengambil keputusan strategis menyangkut pekerjaan
proyek.
3. Melakukan koordinasi dengan Departemen Pengadaan Barang dan
Departemen Pengadaan Jasa dalam proses pengadaan barang dan jasa
yang diperlukan untuk keperluan dalam proyek.
4. Bertanggung jawab atas Scope of work, Schedule dan Spesifikasi
Teknis.
5. Mengawasi dan memberi pengarahan kepada semua Koordinator
Bidang yang bertugas dalam proyek agar dapat berhasil sesuai dengan
jadwal, spesifikasi, standar mutu dan anggaran biaya yang telah
ditentukan.
6. Berwenang menambah dan mengurangi tenaga kerja baik langsung
maupun tidak langsung yang terlibat dalam pekerjaan proyek dengan
tetap mempertimbangkan efisiensi dan produktifitas.
7. Berwenang merekomendasikan pembelian langsung material-material
yang diperlukan dengan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai
otorisasinya.
8. Bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan dalam sebuah
proyek sesuai dengan jadwal, biaya dan spesifikasi mutu yang telah
ditentukan dan bertanggung jawab kepada Direktur Proyek/GM
Teknik & Sistem Informasi.

2.2.2 Kontrol proyek koordinator (Coordinator Project Control)


1. Bertanggung jawab kepada kepala proyek

8
2. Menyiapkan master schedule proyek, membuat Work Breakdown
Structure (WBS) dari seluruh aktifitas proyek untuk persetujuan
kepala proyek.
3. Membuat Rencana Anggaran Proyek (RAB) secara keseluruhan
yang disetujui oleh pejabat sesuai otorisasinya, dan meminta
konfirmasi anggaran ke Departemen Anggaran serta membuat laporan
bulanan pengeluaran proyek.
4. Memonitor pelaksanaan pekerjaan proyek sesuai dengan anggaran
dan jadwal yang telah dibuat dan ditetapkan serta mengendalikannya
apabila terjadi penyimpangan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi proyek sehingga dapat
berjalan dengan tertib dan rapi.
6. Menyampaikan laporan bulanan (monthly report) kemajuan proyek
kepada Direktur Proyek yang disetujui oleh Project Manager.
7. Bertanggung jawab rnenyiapkan laporan (summary) dan menyusun
Close Out Report serta mendistribusikannya ke unit kerja terkait.

2.2.3 Koordinator Teknik ( Engineering Coordinator )


1. Bertanggung jawab kepada kepala proyek.
2. Melaksanakan pekerjaan engineering antara lain: detail drawing,
Spesifikasi Teknis, Technical Requisition dan engineering documents
lain yang berkaitan dengan proyek termasuk RKS teknis, EE dan
Vendor List.
3. Melaksanakan pekerjaan field engineer selama pelaksanaan pekerjaan.
4. Melakukan evaluasi teknik terhadap barang & jasa yang ditawarkan
oleh Supplier, Vendor atau Kontraktor.
5. Melakukan QC terhadap material teknik yang akan digunakan oJeh
kontraktor tersebut untuk kepentingan proyek.

9
2.2.4 Koordinator Kontruksi
1. Bertanggung jawab kepada kepala proyek
2. Mengawasi dan memberi pengarahan langsung kepada pelaksana
pekerjaan
3. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan konstruksi sesuai dengan
jadwal dan kualitas teknik sesuai dengan yang ditentukan.
4. Bertanggung jawab atas keselamatan para pekerja dan peralatan kerja
serta peralatan lainnya yang berada disekitar tempat bekerja dari
segaJasesuatu oleh pekerja konstruksi ini.
5. Melakukan QC terhadap seluruh pekerjaan yang dilaksanakan Kontraktor
di lapangan dengan mengacu pada spesifikasi teknis.
6. Membuat laporan kemajuan konstruksi secara periodik kepada Kepala
Proyek.

2.2.5 Bidang Pendukung Pekerjaan ( Supporting )


1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang unit
kerja masing – masing.
2. Membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan baik intern maupun ekstern
(Iembaga/instansi pemerintah maupun masyarakat sekitar area proyek).
3. Bertanggung jawab terhadap keamanan personil pelaksana proyek maupun
peralatan proyek selama pekerjaan persiapan peralatan yang diperlukan.

2.2.6 Koordinator Administrasi Keuangan


1. Bertanggung jawab kepada kepala proyek.
2. Bertugas menqkoordinasikan dan memonitor keuangan proyek sehingga
dapat berjalan dengan tertib dan rapi.
3. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pembayaran baik intern
maupun kepada pihak ekstern dalam lingkup keperluan proyek.
4. Membuat laporan keuangan secara berkala (setiap akhir bulan) kepada
kepala proyek.

10
2.3 Struktur Organisasi Proyek
Struktur Oganisasi ini mutlak diperlukan untuk menjamin kelancaran dan
kesuksesan suatu proyek.

Owner
GM Distribusi dan Pemasaran GM
Operasi

Konsultan MK Kontraktor

Departemen Rancang PT Ardya Bintang


Bangun Perekayasaan Cemerlang

Gambar 2.4.1. Skema Struktur Organisasi


Sumber Analisa penulis

2.4 Tahapan Pembangunan Proyek


2.4.1 Tahapan ini meliputi beberapa hal, yaitu :
a. Persiapan perencanaan
Meliputi penyelidikan, penelitian dan penilaian yang mengenai :
1) Keadaan pada saat perencanaan dan kebutuhan baik untuk masa
sekarang dan yang akan datang.
2) Pekerjaan yang dilakukan sebagai analisa perencanaan.
3) Lokasi bangunan, data pekerjaan yang dilaksanakan.
4) Pembiayaan.
b. Konsep perencanaan
Penyusunan konsep perencanaan merupakan penggalian nilai – nilai dan
kemungkinan secara kreatif dari setiap analisa dalam pekerjaan persiapan,
serta perencanaan arsitek teknis yang disertai dengan kemampuan pemilik
proyek.
c. Pra-perencanaan

11
Pra-perencanaan merupakan terjemahan yang kreatif dari konsep
perencanaan dalam gambar–gambar teknis yang disertai keterangan dan
merupakan perwujudan yang optimis sehingga unsur rencana tersebut
terdapat didalamnya.

d. Rencana pelaksanaan (Final Design)


Rencana pelaksanaan merupakan dasar pembuatan perhitungan konstruksi,
pelelangan dan pelaksanaan suatu proyek.

2.5 Jadwal Pelaksanaan Proyek


Jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) merupakan acuan suatu proyek
agar tidak terjadi over lapping (penumpukkan beberapa pekerjaan dalam satu
waktu), dan juga untuk menghindari keterlambatan suatu proyek. Jadwal
pelaksanaan proyek Penggantian Atap Gudang F PT PUSRI dalam satu hari yaitu
di mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00. Rencana pelaksanaan proyek ini
adalah selama 90 hari kalender dimulai dari bulan September 2019 sampai dengan
akhir Desember 2019. Rencana tersebut diluar dari masalah-masalah yang
mungkin dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.

2.6 Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat


Pasal – 5
PEKERJAAN ATAP
5.1 Sebagai dasar pengukuran elevasi ± 0,00 adalah lantai existing bangunan
masing-masing gudang yang ada.
5.2 Semua pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggungan
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan dan dilaksanakan dengan
instrumen waterpass atau theodolite, dibawah pengawasan Direksi
Pekerjaan.
5.3 Jika ditentukan dalam rincian pekerjaan, Kontraktor/Penyedia Jasa
Pekerjaan Borongan diharuskan membuat bangunan sementara untuk
Kantor Direksi Pekerjaan, Kantor Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan

12
Borongan dan gudang bahan yang letaknya ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.

Pasal – 6
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
6.1 Pekerjaan bongkaran harus dilakukan dengan hati–hati terutama pada
benda – benda yang masih dianggap bermanfaat dan akan digunakan
kembali. Hal ini harus dikonsultasikan dengan Direksi
Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk penempatannya.
6.2 Pekerjaan bongkaran disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang ada
dan harus dilakukan dengan teliti dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
6.3 Pada pekerjaan ini bongkaran dilakukan pada atap existing, rangka
baja atap (purlin) yang sudah rusak, support siku dan wind ventilator
(gudang F) existing. Pada saat pembongkaran agar dijaga jangan
sampai getaran yang ditimbulkan akan mengakibatkan retak/rusaknya
bagian – bagian yang lain.
6.4 Jika ditemui adanya bangunan dan instalasi lainnya yang masih
dipergunakan dan berfungsi (seperti pipa drainage, instalasi kabel
listrik dan lain– ain), maka pekerjaan bongkaran harus dijaga jangan
sampai merusaknya. Jika ditemui hal seperti ini maka
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan harus memberitahukan
kepada Direksi Pekerjaan. Harus dijaga agar tidak merusak bangunan
yang tidak dibongkar untuk bagian yang akan dipasang lagi harus
dikerjakan dengan hati – hati sehingga tidak rusak, jika terjadi
kerusakan akibat kelalaian Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan
Borongan, maka Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan harus
memperbaikinya atas biaya sendiri.

13
Pasal – 7
PEKERJAAN ATAP
7.1 Pekerjaan Atap Aluminium
7.1.1 Atap menggunakan atap aluminium Type LT. 7 tebal 0,71mm, type
kulit jeruk dan komposisi kimia type Alloy 5005, panjang lembaran
aluminium ditentukan sedemikian rupa.
7.1.2 Setiap lembaran aluminium pada setiap gording yang didudukinya
minimal diikat dengan 3 pengikat. Ketahanan atap aluminium
mempunyai daya tahan yang sempurna terhadap pengaruh lingkungan
pabrik yang mana komposisi kimia menurut standard Aluminium
Association.
7.1.3 Pemasangan atap aluminium gelombang adalah sambungan melintang
(sidelap) 2 gelombang, untuk menjaga tampias air hujan dipasang
rivet 2 (dua) buah tiap jarak gording dan sambungan memanjang
(overlap) minimal 20 cm.
7.1.4 Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan overlapping pekerjaan
atap ini dalam estimasi biaya pekerjaan.
7.1.5 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw (SDS) berbahan stainless
steel dengan panjang minimum 75 mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
7.1.6 Penyedia jasa wajib menjamin atap telah terpasang dengan baik dan
tidak bocor.
7.1.7 Pekerjaan Nok Atap harus menggunakan nok bergelombang dengan
tipe yang sama dengan atap.
7.1.8 Rekomendasi Merk yang dipakai : Utomo Deck, Fascade Inti Tama,
Alindo Mas Sukses, Alsun Suksesindo.

14
7.2 Pekerjaan Atap GFRP
7.2.1 Material atap GFRP (Glass Fibre Reinforced Plastic) yang digunakan
memiliki tebal minimum 2 mm dan harus mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
 Material atap tahan terhadap karat, zat kimia asam, basa dan
garam.
 Material atap tahan terhadap cuaca dan UV.
 Ringan, kuat dan kaku.
 Tidak mudah terbakar ( UL94HB class minimum )
 Isolator panas dan listrik.
 Kebisingan rendah
 Bergaransi Minimum 15 tahun
7.2.2 Rekomendasi merk yang dipakai yaitu Intec Persada dan Alderon
Pratama (dengan dilengkapi brosur, katalogue dan surat dukungan)
7.2.3 Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan overlapping pekerjaan
atap ini dalam estimasi biaya pekerjaan. Dimana panjang overlapping
15 – 20 cm atau disesuaikan dengan standar dari pabrikan yang
diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk persetujuan.
7.2.4 Penyedia jasa wajib menjamin atap telah terpasang dengan baik dan
tidak bocor.
7.2.5 Pekerjaan nok atap harus menggunakan nok bergelombang dengan
tipe yang sama dengan atap.
7.2.6 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw ( SDS ) berbahan stainless
steel dengan panjang minimum 75 mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
7.3 Pekerjaan Atap Translucent
7.3.1 Atap translucent menggunakan material fiberglass khusus
(translucent) dengan ketebalan 2 mm dengan type gelombang yang
sama dengan atap aluminium yang digunakan yaitu LT. 7 atau atap
existing bangunan.

15
7.3.2 Pemasangan atap translucent harus sesuai dengan standar yang
disyaratkan oleh pabrik berdasarkan jenis yang dipilih. Rekomendasi
merk yang dipakai yaitu Intec Persada dan Alderon Pratama.
7.3.3 Sebelum pemasangan penutup atap translucent dimulai, semua struktur
rangka atap, seperti rafter, purlin sudah terpasang dengan baik.
7.3.4 Penutup atap translucent harus terlebih dulu disesuaikan bentuk serta
ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam Gambar Kerja.
7.3.5 Jarak antar penutup atap harus sesuai dengan rekomendasi dari
produsen pembuat penutup atap yang digunakan.
7.3.6 Pemasangan penutup atap translucent beserta kelengkapannya harus
dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari produsen pembuatnya
dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
7.3.7 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw (SDS) berbahan Stainless
steel dengan panjang minimum 75mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
7.3.8 Pihak kontraktor harus menjamin dan membuktikan tidak adanya
kebocoran. Apabila ditemukan kebocoran maka pihak kontraktor wajib
bertanggung jawab untuk melakukan penggantian dengan material
yang sama dan baru.
7.4 Seluruh Material atap untuk diajukan persetujuannya ke Direksi Pekerjaan
dilengkapi dengan brosur dan sample sebelum dikirim ke lapangan.

16
Pasal – 8
PEKERJAAN BAJA
8.1 Peraturan–Peraturan Teknis
8.1.1 Persyaratan–persyaratan yang terdapat dalam edisi terakhir dari
Peraturan Teknis (standar/code) seperti terdaftar dibawah ini adalah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RKS ini dan berlaku
dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Standar/code tersebut adalah :
 AISC (American Institute of Steel Construction). AISC
Specification for the Design, Fabrication and Erection of
Structural Steel for Buildings.
 Specification for Structural Joints Using ASTM A325 or A490
Bolts.
 AWS (America Welding Society)
 ASTM (America Society for Testing Code – Steel)
 SSPC (Steel Structures Painting Councill)
 SII (Standard Industri Indonesia)
8.1.2 Untuk bahan–bahan/material yang belum tidak ada peraturan
peraturanya maka dipakai syarat–syarat yang ditentukan oleh pabrik
yang memproduksi bahan tersebut.
8.1.3 Sebelum pemborong melaksanakan pekerjaan dengan bahan
dimaksud, syarat–syarat teknis pabrik harus di serahkan secara tertulis
lebih dahulu oleh pemborong kepada Direksi Pekerjaan untuk
dimintakan persetujuannya.
8.2 Lingkup Pekerjaan
8.2.1 Pekerjaan struktur baja digunakan pada pekerjaan perbaikan dan
penggantian struktur baja yang rusak yaitu bagian purlin dan support
siku existing pada bangunan gudang.
8.2.2 Lingkup pekerjaan penyedia jasa adalah meliputi :
penyediaan semua material dan peralatan termasuk pengangkutannya
kelapangan proyek, fabrikasi konstruksi baja dibengkel fabrikasi,
pengecatan baja dua lapis.

17
8.3 Spesifikasi Material
Semua material yang akan di pergunakan pada pekerjaan ini harus.
Structural Steel :SII 0163
JIS G 3101 Atau yang setara
Welding Electrodes / rods :Min Tensile Strength=70 Ksi
High Strength Bolt :ASTM A325 atau A490
JIS G 3101
Grouting :Non shrink grout

8.4 Fabrikasi Konstruksi Baja


8.4.1 Fabrikasi konstruksi baja di laksanakan menurut AISC specification.
8.4.2 Fabrikasi konstruksi baja harus dilakukan di bengkel fabrikasi yang
memiliki fasilitas dan peralatan yang cukup. Konstruksi baja yang
dikirim ke lapangan proyek harus sudah berupa komponen–komponen
siap pasang.
8.4.3 Pemberi tugas berhak untuk memeriksa pekerjaan di bengkel
fabrikasi. Karena itu pemborong harus mengizinkan setiap saat direksi
pekerjaan datang ke bengkel fabrikasi untuk melakukan pemeriksaan
pekerjaan ini.
8.5 Toleransi Ukuran Dan Bentuk
Toleransi penyimpangan bentuk dan ukuran penampang profil baja sesuai
dengan ASTM 36.

8.6 Toleransi Ukuran Dan Bentuk


Toleransi penyimpangan bentuk dan ukuran penampang profil baja serta
keselurusan batang baja sesuai dengan ASTM 36.
Pekerjaan las (Welding)
Pekerjaan Las (Welding)
8.6.1 Pekerjaan las dilaksanakan menurut AWS D1.1 (Structural welding
Code – Steel).

18
8.6.2 Pemborong harus menyerahkan detail prosedur las untuk
mendapatkan approval dari Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan di
mulai.
8.6.3 Semua hasil pekerjaan Las harus di periksa secara visual. Kriteria
untuk penerimaan pekerjaan las berdasarkan AWS D1.1 pasal 8.15.
8.7 Pekerjaan Pengecatan
8.7.1 Permukaan baja harus bersih, kering, bebas dari minyak dan gemuk
serta kotoran–kotoran lain sebelum pengecatan dilakukan . Permukaan
baja harus bersih, kering, bebas dari minyak dan gemuk serta kotoran–
kotoran, lain sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan permukaan
baja (surface preparation) dapat dilakukan dengan cara, misalnya
SSPC – SP2 atau SSPC – SP3, atau kombinasi, yang dilakukan
dengan sungguh – sungguh sehingga kebersihan yang didapat
mendekati yang di inginkan.
8.7.2 Pengecatan hanya boleh dilakukan pada temperatur udara Minimum
5°C dan maksimum 32°C, kelembaban udara dibawah 80%.
8.7.3 Pengecatan baja menggunakan cat besi standar seperti merk Jotun,
Hampel, Kansai diutamakan.
 Material untuk pengecatan struktur lama adalah :
Primer : Inorganic Zinc Rich
Intermediate : High build epoxy polyamide
Top coat : High build epoxy polyamide
 Material untuk pekerjaan pengecatan struktur baru :
Ketebalan cat : Ketebalan kering (Dry film thickness) :
Primer : 75 micron
Intermediate : 75 micron
Top coat : 50 micron
Ketebalan cat tersebut di atas adalah ketebalan minimum. Bila pabrik
cat menganjurkan ketebalan yang lebih tinggi, maka ketebalan yang
dianjurkan oleh pabrik itu yang dipakai. Untuk pengecatan zinc–rich
primers harus dicatkan dengan menggunakan alat semprot (spray),

19
sedangkan cat inter mediate dan top coat boleh menggunakan kwas
atau spray.
8.7.4 Cat yang lecet atau rusak karena transportasi dan lain–lain harus
diikuti dan merupakan bagian dari RKS ini. Pencampuran cat,
pengenceran, pelaksanaan dan cara – cara pengeringan, harus menurut
peraturan tertulis dari pabrik cat.
8.7.5 Spesifikasi, Peraturan dan Petunjuk tertulis dari pabrik cat harus
diikuti dan merupakan bagian dari RKS ini. Pencampuran cat,
Pengenceran, pelaksanaan dan cara–cara pengeringan, harus menurut
peraturan tertulis dari pabrik cat.
8.7.6 Sebelum membuka kaleng cat dan mencampur cat yang akan
digunakan, terlebih dulu harus diperhatikan dan dipastikan mengenai
nama dan jenis cat, warna, tanggal produksi dan kedaluwarsa yang
tertera di kaleng cat tersebut.
8.7.7 Thinner yang digunakan harus disesuaikan dengan spesifikasi cat yang
dipakai.

Pasal – 9
PEKERJAAN PERBAIKAN TIANG DAN PERBAIKAN PINTU GUDANG
AREA F
9.1 Pekerjaan perbaikan tiang/kolom gudang F harus dilakukan dengan hati–
hati. harus dipastikan temporary support cukup kuat terutama pada titik
yang menopang rafter. Hal ini harus dikonsultasikan dengan direksi
pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk penempatanya.
9.2 Kelurusan tiang / kolom yang dilakukan perbaikan harus tegak lurus dan
dapat dibuktikan dengan alat ukur theodolite.
9.3 Kolom disambung dengan baseplate eksisting menggunakan baseplate
baru dan ditambahkan perkuatan dengan sistem pengelasan.
9.4 Base plate kolom diangkurkan dengan paving lantai beton existing
menggunakan chemical anchor.

20
9.5 Penambahan pedestal beton Ad. 1:2:3 dan grouting dengan ketebalan
maksimum 30 mm pada titik kolom yang diperbaiki.
9.6 Direksi Pekerjaan/Pemberi tugas berhak menolak hasil pekerjaan apabila
hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi PT. Pusri Palembang.

PASAL – 10
PERATURAN PENUTUP
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan
Borongan tetapi tidak dinyatakan didalam Rencana Kerja & Syarat–Syarat
(R.K.S.) serta gambar, harus dilakukan oleh Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan
Borongan dan dianggap pekerjaan ini telah diuraikan, hingga tercapai suatu
penyelesaian pekerjaan yang berfungsi dengan baik dan memuaskan Direksi
Pekerjaan/Pemberi Tugas.

21
BAB III
TINJAUAN TEORI TENTANG ATAP

3.1 Struktur Bangunan


Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang
bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan diatas
tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan
yang diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan.
Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-
beban tersebut menumpu pada elemen-elemen selanjutnya disalurkan kebagian
bawah tanah, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat ditahan (Ariestadi.
(2008). Struktur bangunan terdiri dari:
1. Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di
bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.
2. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas
permukaan tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang
dimaksud struktur tengah di antaranya dinding, kolom, dan ring.
3. Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk
memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain
rangka dan kuda-kuda.
Menurut Ir. Taufik Priambodo (2010) bahwa struktur adalah Susunan atau
pengaturan bagian-bagian gedung yang menerima beban atau konstruksi utama
dari gedung tanpa memperlihatkan apakah konstruksi tersebut terlihat atau tidak/
tersembunyi.
Setiap susunan rangka batang struktur atap haruslah merupakan satu
kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja
padanya tanpa mengalami perubahan. (Wicaksono, 2011).
Jadi struktur bangunan adalah sebuah sistem, susunan atau pengaturan
bagian-bagian gedung yang menerima beban atau konstruksi utama dari gedung
yang bekerja untuk menyalurkan beban akibat adanya bangunan diatas tanah.
Struktur adalah komponen utama dalam bangunan. Fungsi struktur dapat di

22
simpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan untuk mencegah terjadinya
keruntuhan pada bangunan. Stuktur merupakan bagian bangunan yang
menyalurkan beban-beban yang menumpu pada elemen-elemen yang selanjutnya
di salurkan ke bagian tanah, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat di
tahan.

3.1.1 Atap
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya
berada di bagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah
diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus dari si perencana
(arsitek). Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang paling pertama kali
terlihat oleh pandangan setiap yang memperhatikannya. Untuk itu dalam
merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya arstistik. Bisa juga dikatakan
bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai
penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari
panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan. (Sunarto Tjahjadi, (1996))
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga
memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan.
Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu: struktur
penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh
struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-
beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan
baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah
merupakan bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung
bangunan dari panas terik matahari dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan
bagi pengguna bangunan.
Dalam pembuatan konstruksi atap harus memperhatikan syarat-syarat yang
diberlakukan untuk konstruksi atap. Adapun syarat-syaratnya antara lain sebagai
berikut :

23
1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap
beban-beban yang bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta
kenyamanan bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan
tahan terhadap pengaruh cuaca.
4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya.
Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat
lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain–lainnya.
6. Harus erat dengan bentuk bangunan, dibuat dengan kemiringan yang tepat.

Jadi, atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai
penutup.

3.1.2 Pembagian Struktur Atap


Tiga komponen penyusun atap (Sunarto Tjahjadi, (1996)) :
1. Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap) adalah bagian
bangunan yang menahan/mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur
atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka
atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga
umumnya berupa susunan balok–balok (dari kayu/bambu/baja) secara
vertikal dan horizontal, kecuali pada struktur atap dak beton.
Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording, kasau dan
reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap
(jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
2. Penutup atap (genteng, polikarbonat) merupakan bagian yang
menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas
yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup
atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama
yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor

24
keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan
dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin, panas, hujan). Faktor lain
adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan
desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,
misalnya konstruksi kuda-kuda, ukuran reng, dan sudut kemiringan.
3. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang) pelengkap
pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
 Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh
ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris
atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
 Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh,
tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka
penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan
ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi
untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada
tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau
yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain.
Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh
kehadiran lisplang.

3.1.3 Perancangan Atap Yang Baik Menurut Iklim


Sunarto Tjahjadi (1996) menyatakan bahwa atap dapat dikatakan berkualitas
jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan
pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap/bangunan.
Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung
yang melindungi sisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh
karena itu, sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung
pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap

25
yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material, bentuk/ukuran, dan teknik
pengerjaan.

1. Jenis Material Struktur Dan Penutup Atap


Penentuan material tergantung pada selera penghuni,namun harus
tetap memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus
kuat,presisi,cukup ringan, dan tidak over design. Atap yang kuat harus
mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap.
Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu:
1. beban berat sendiri (bahan rangka,penopang rangka,dan penutup atap),
2. beban angin tekan dan angin hisap,dan
3. beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan).
Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap
akan karakteristik setiap bahan.

3.1.4 Bentuk Model Atap


Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan
peradaban dan perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya.
Bentuk atap yang banyak terdapat adalah :
1. Atap Datar
Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata.
Atap datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat, balkon
yang bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya dari
asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa
mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan
yang cukup.

26
Gambar 3.1. Atap Datar
Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)
Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk
atap teras. Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap
bentuk ini paling susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi
kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah
memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak
terlalu panas.

2. Atap Sandar
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan–bangunan
tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini
juga dipakai untuk rumah-rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi
model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.

Gambar 3.2. Atap Sandar


Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)

27
3. Atap Pelana
Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk
bangunan atau rumah masyarakat. Bidang atap terdiri dari dua sisi yang
bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.

Gambar 3.3 Atap Pelana


Sumber: Sunarto Tjahjadi (1996)
Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena
pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran.
Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada
satu garis lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan antara 30
sampai dengan 45 derajat.

4. Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama
dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda
terdiri dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan
bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut jurai.

Gambar 3.4. Atap Tenda


Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)

28
5. Atap Limas
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang
bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis
bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk
trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga (perisai).

Gambar 3.5. Atap Limas


Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)
Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas
dua bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk
segi tiga dengan kemiringan yang biasanya sama.

6. Atap Mansard
Bentuk atap model ini seolah–olah terdiri dari dua atap yang terlihat
bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan
rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah
belanda saat menjajah di negara kita.

29
Gambar 3.6. Atap Mansard
Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)

7. Atap Gergaji
Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik,
gudang atau bengkel.

Gambar 3.7. Atap Gergaji


Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)

30
3.1.5 JENIS - JENIS MATERIAL PENUTUP ATAP
Setiap jenis material penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan
penampilan, kepraktisan, bentuk, dan rencana desain. Ada beberapa jenis
material atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Atap Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon
zwageri) ini ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu
yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa
bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok untuk
rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam.

2. Atap Seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara
elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata
'seng' berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama
lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap akan mulai
berkarat dan bocor.

3. Atap Genteng Metal


Atap ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam
pada balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup.
Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat. Ukurannya
lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60–120cm, dengan
ketebalan 0,3 mm.

4. PVC (Polyvinyl Chloride)


Banyak digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate,
yaitu lebih tahan lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari
polycarbonate.

31
5. Aluminium
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang
memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup
lainnya.

6. Alsynite
Banyak digunakan pada bangunan industri, dibuat dari bahan resin dan
ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, bahan atap ini biasa
digunakan untuk gudang penyimpanan yang tingkat zat asam didalam
bangunan cukup tinggi.

7. Alderon (Alderon deck)


Atap ini terbuat dari lembaran fiber yang diberi lapisan resin secara
elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan terhadap korosi
zat kimia pada atap.

3.1.6 BENTUK DAN JENIS PROFIL RANGKA ATAP


1. Profil rangka atap bentang 4 – 8 meter

Gambar 3.9. Bentang atap 4 – 8 meter


Sumber : Analisa penulis

Untuk bentang sekitar 4 sampai dengan 8 meter, bahannya biasa


terbuat dari beton bertulang, dan biasa digunakan untuk bangunan rumah
dan penyimpanan.

32
2. Profil rangka atap bentang 9 – 16 meter

Gambar 3.10. Bentang atap 9 – 16 meter


Sumber : Analisa penulis

Bentang profil atap sekitar 9 sampai dengan 16 meter, bahannya


biasa terbuat dari baja (double angel), dan biasa digunakan untuk
bangunan industri dan penyimpanan.

3. Profil rangka atap bentang 20 meter

Gambar 3.11. Bentang atap 20 meter


Sumber : Analisa penulis

Profil rangka atap bentang maksimal sekitar 20 meter, bahannya


biasa terbuat dari baja (double angel), kuda–kuda atap sebagai loteng biasa
digunakan untuk bangunan yang bergerak dibidang pertanian atap jenis ini
biasa dipakai oleh petani luar negeri.

33
4. Profil rangka atap baja siku

Gambar 3.12. Bentang atap 20 meter


Sumber : Analisa penulis

Profil rangka atap bentang maksimal sekitar 25 meter, bahannya


biasa terbuat dari baja (double angel).

5. Profil rangka atap gabel wf

Gambar 3.13. Bentang atap baja siku 30 meter


Sumber : Analisa penulis

Profil rangka atap bentang maksimal sekitar 30 meter, bahannya


biasa terbuat dari baja, biasa di terapkan pada bangunan industri seperti
pabrik dan pergudangan.
Tinjauan dari penelitian struktur atap adalah untuk mengetahui
dimensi yang paling efektif dari masing-masing baja profil yang bisa
dipakai sebagai rangka atap yaitu dengan berbagai variasi beban, bentang
dan sudut dari kuda-kuda.

34
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

4.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


4.1.1 Lokasi Bangunan
Proyek perbaikan gudang F PT PUSRI ini terletak di Jalan. May Zen,
Kalidoni, Kec. Kalidoni, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Gudang ini
diperbaiki dikarenakan struktur atap yang sudah mulai rusak dan keropos
akibat zat kimia dari pupuk.

Gambar 4.1 Peta Lokasi Proyek


Dokumentasi penulis 2019

4.1.2 Syarat–Syarat Teknis Pelaksanaan


Syarat–syarat teknis yang di tentukan oleh pihak konsultan perencana,
dalam hal teknik perencanaan dan pelaksanaan perbaikan yang meliputi seluruh
konstruksi. Peraturan–peraturan yang dipakai dan mengikat dalam pelaksanaan

35
perbaikan proyek ini sesuai dengan yang tercantum dalam rencana kerja dan
syarat, antara lain :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982)
c. Untuk bahan-bahan yang tidak atau belum ada di indonesia, maka
dipakai syarat-syarat teknis pabrik produsen bahan tersebut dan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4.2 Pekerjaan Struktur Atap
Atap merupakan bagian dari bangunan yang letaknya berada di bagian paling
atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus
mendapat perhatian yang khusus dari si perencana.
1. Material
Pada proyek Penggantian atap gudang F PT PUSRI ini, material yang
digunakan antara lain :
a. Penutup Atap
Jenis atap yang digunakan pada perbaikan gudang F ini adalah atap GFRP
dan atap transparan yang berfungsi sebagai penerangan alami. Atap GFRP
adalah jenis atap yang bergelombang dan transparan. Atap ini didesain bening
seperti kaca, kuat dan lentur. Atap ini digunakan karena tahan terhadap segala
kondisi cuaca dan perubahan iklim yang tidak menentu, terutama tahan
terhadap korosi zat kimia, sehingga akan cocok atau memadai untuk dipakai
sebagai bahan atap gudang penyimpanan pupuk.

Gambar 4.2 Atap Alsynite


Sumber: Dokumentasi Penulis

36
b. Scaffolding
Digunakan sebagai kontruksi pembantu pada pekerjaaan bangunan gedung
yang sulit di jangkau oleh pekerja jenis scaffolding yang dipakai
merupakan scaffolding perancah.

Gambar 4.3 Scaffolding


Sumber: Dokumentasi Penulis

c. Baja Siku
Baja siku berukuran 100x10x6m, digunakan sebagai rangka pada atap gudang.

Gambar 4.4 Baja siku


Sumber: Dokumentasi Penulis

37
d. Agregat
Serat baja dengan diameter ± 0,70 mm dan aspect ratio ± 0,60 yang berjenis end
hooked, Digunakan untuk restorasi baja siku yang telah terkena korosi zat asam.

Gambar 4.5 Agregat


Sumber: Dokumentasi Penulis

e. Bahan-bahan lainnya
Bahan lainnya Self Driling Screw atau orang sering menyingkatnya SDS
adalah baut baja berfungsi untuk mengebor dan mengencangkan dengan
sempurna, yang di gunakan seperti paku, skrup beton dan lain-lain.

Gambar 4.6 Sekrup


Sumber: Dokumentasi Penulis

38
4.2.1 Peralatan
Peralatan-peralatan yang di gunakan dalam pekerjaan perbaikan gudang F
PT PUSRI ini antara lain :
a. Mesin pemotong besi
Digunakan untuk memotong besi yang menyambungkan atap yang satu
dengan yang lain.

Gambar 4.7 Mesin pemotong besi


Sumber: Dokumentasi Penulis
b. Tangga
Tangga yang digunakan pada pekerjaan ini adalah tangga manual,
Digunakan untuk mengganti atap.

Gambar 4.8 Tangga


Sumber: Dokumentasi Penulis
c. Mesin Bor
Digunakan untuk mengebor dan memasang skrup atap, yang fungsinya
untuk mengencangkan dan merekatkan skrup pada profil rangka atap.

39
Gambar 4.9 Mesin Bor
Sumber: Dokumentasi Penulis

4.2.2 Pekerjaan Persiapan


Untuk mencapai hasil yang memuaskan serta efisiensi kerja yang tinggi
dalam pelaksanaan proyek, maka perlu diadakan persiapan pekerjaan
antara lain :
a. Rencana Kerja (Time Schedule)
Sebelum melaksanakan kegiatan dalam pekerjaan perbaikan gudang F
PT PUSRI perlu dibuat jadwal proyek. Hal ini bertujuan agar proyek
gedung ini dapat selesai tepat pada waktu yang di inginkan.
b. Dasar Ukuran
 Sebagai dasar pengukuran elevasi ± 0,00 adalah lantai existing
bangunan masing–masing gudang yang ada.
 Semua pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk
tanggungan Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan dan
dilaksanakan dengan instrumen waterpass atau theodolite,
dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan.
 Jika ditentukan dalam rincian pekerjaan, Kontraktor/Penyedia
Jasa Pekerjaan Borongan diharuskan membuat bangunan
sementara untuk Kantor Direksi Pekerjaan, Kantor
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan dan gudang bahan
yang letaknya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

40
c. Pekerjaan Pembongkaran
 Pekerjaan bongkaran harus dilakukan dengan hati–hati terutama
pada benda–benda yang masih dianggap bermanfaat direstorasi
dan akan digunakan kembali. Hal ini harus dikonsultasikan
dengan Direksi Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk
penempatannya.

Gambar 4.10 Pembongkaran Atap & Skema pemasangan scaffolding


Sumber : Dokumentasi penulis

 Pada pekerjaan ini bongkaran dilakukan pada atap existing,


rangka baja atap (purlin) yang sudah rusak, support siku dan wind
ventilator (gudang F) existing. Pada saat pembongkaran agar
dijaga jangan sampai getaran yang ditimbulkan akan
mengakibatkan retak/rusaknya bagian–bagian yang lain.
 Jika ditemui adanya bangunan dan instalasi lainnya yang masih
dipergunakan dan berfungsi (seperti pipa drainage, instalasi kabel
listrik dan lain–lain), maka pekerjaan bongkaran harus dijaga
jangan sampai merusaknya. Jika ditemui hal seperti ini maka
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan harus
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan. Harus dijaga agar
tidak merusak bangunan yang tidak dibongkar untuk bagian yang
akan dipasang lagi harus dikerjakan dengan hati – hati sehingga
tidak rusak, jika terjadi kerusakan akibat kelalaian

41
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan, maka
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan harus
memperbaikinya atas biaya sendiri.

4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan Atap


a. Pekerjaan Atap Aluminium
 Atap menggunakan atap aluminium Type LT. 7 tebal 0,71mm, type
kulit jeruk dan komposisi kimia type Alloy 5005, panjang lembaran
aluminium ditentukan sedemikian rupa.
 Setiap lembaran aluminium pada setiap gording yang didudukinya
minimal diikat dengan 3 pengikat. Ketahanan atap aluminium
mempunyai daya tahan yang sempurna terhadap pengaruh
lingkungan pabrik yang mana komposisi kimia menurut Standard
Aluminium Association.
 Pemasangan atap aluminium gelombang adalah sambungan
melintang (sidelap) 2 gelombang, untuk menjaga tampias air hujan
dipasang rivet 2 (dua) buah tiap jarak gording dan sambungan
memanjang (overlap) minimal 20 cm.
 Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan overlapping
pekerjaan atap ini dalam estimasi biaya pekerjaan.
 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw (SDS) berbahan stainless
steel dengan panjang minimum 75mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
 Penyedia jasa wajib menjamin atap telah terpasang dengan baik
dan tidak bocor.
 Pekerjaan Nok Atap harus menggunakan nok bergelombang
dengan tipe yang sama dengan atap. Rekomendasi Merk yang
dipakai : Utomo Deck, Fascade Inti Tama, Alindo Mas Sukses,
Alsun Suksesindo.

42
Gambar 4.11 Pemasangan Atap Aluminium
Sumber: Dokumentasi Penulis

b. Pekerjaan Atap GFRP


 Material atap GFRP (Glass Fibre Reinforced Plastic) yang
digunakan memiliki tebal minimum 2mm dan harus mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
1. Material atap tahan terhadap karat, zat kimia asam, basa dan
garam.
2. Material atap tahan terhadap cuaca dan UV.
3. Ringan, kuat dan kaku.
4. Tidak mudah terbakar (UL94HB class minimum)
5. Isolator panas dan listrik.
6. Kebisingan rendah
7. Bergaransi Minimum 15 tahun
 Rekomendasi merk yang dipakai yaitu Intec Persada dan
Alderon Pratama (dengan dilengkapi brosur, katalogue dan
surat dukungan).
 Pekerjaan nok atap harus menggunakan nok bergelombang
dengan tipe yang sama dengan atap.
 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw ( SDS ) berbahan
stainless steel dengan panjang minimum 75 mm lengkap
aksesoris atau disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan
gording existing.

43
Gambar 4.12 Pemasangan Atap GFRP (Glass Fibre Reinforced Plastic)
Sumber: Dokumentasi Penulis

c. Pekerjaan Atap Translucent


 Pekerjaan atap translucent menggunakan material fiberglass
khusus (translucent) dengan ketebalan 2 mm dengan type
gelombang yang sama dengan atap aluminium yang digunakan
yaitu LT. 7 atau atap existing bangunan.
 Pemasangan atap translucent harus sesuai dengan standar yang
disyaratkan oleh pabrik berdasarkan jenis yang dipilih.
Rekomendasi merk yang dipakai yaitu Intec Persada dan Alderon
Pratama.
 Sebelum pemasangan penutup atap translucent dimulai, semua
struktur rangka atap, seperti rafter, purlin sudah terpasang dengan
baik.
 Penutup atap translucent harus terlebih dulu disesuaikan bentuk
serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam Gambar Kerja.
 Jarak antar penutup atap harus sesuai dengan rekomendasi dari
produsen pembuat penutup atap yang digunakan.
 Pemasangan penutup atap translucent beserta kelengkapannya
harus dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari produsen

44
pembuatnya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar
Kerja.
 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw (SDS) berbahan Stainless
steel dengan panjang minimum 75mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.

Gambar 4.13 Pemasangan Atap Translucent & Alsynite


Sumber: Dokumentasi Penulis

Pekerjaan perbaikan atap harus disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai


dengan yang tertera dalam Gambar Kerja.

45
Gambar 4.14 Denah Gudang F

46
Gambar 4.15 Tampak Gudang F

47
4.3 Langkah Pelaksanaan Renovasi Atap
4.3.1 Langkah Pembongkaran Atap dan Restorasi Material
Pembongkaran Atap merupakan salah satu kegiatan yang di lakukan
pada lingkup kerja praktik yang di laksanakan di departemen Rancang
bangun perekayasaan, Pada pekerjaan ini material yang masih layak di
gunakan di Restorasi adalah istilah umum yang merujuk kepada
dua pengertian pengembalian atau pemulihan sesuatu kepada bentuk dan
kondisi semula. Restorasi juga memiliki makna pemugaran.
Proses Tahapan yang akan di kerjakan pada pekerjaan pembongkaran
dan restorasi ini di uraikan sebagai berikut ;
 Pekerjaan tinjauan ke lapangan atau lokasi proyek pelaksanaan
penggantian atap gudang F
 Melaksanakan mapping atau pengukuran ulang massa
bangunan yang akan di laksanakan pekerjaan pembongkaran
dan perbaikan atau restorasi.
 Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran, para team
membuat zonasi ruang pada setiap bentangan pondasi baja.
 Setiap rangka atap yang akan dibongkar di periksa lalu di uji
lagi kelayakan dan ketahanan terhadap beban atap.

Gambar 4.16 Skema zonasi ruang yang di tinjau dan dilaksanakan pembongkaran
Sumber : Dokumentasi Penulis

48
 Setalah pekerjaan pembongkaran bagian atap yang telah
dibongkar langsung dipasang material atap yang telah
direstorasi.
 Atap yang jenisnya alumunium dan rangka atap yang terbuat
dari baja yang telah terkena korosi zat asam dari aktifitas yang
dilakukan di dalam Gudang F selanjutnya di bawa ke tempat
fabrikasi atap.

Gambar 4.17 alat pembakaran agregat dan agregat yang telah menjadi slag
Sumber : Dokumentasi Penulis

Terak Baja slag, Terak dalam ASTM. C.989, “Standard spesification


for ground granulated Blast-Furnace Slag for use in concrete and
mortar”(ASTM, 1995:494) adalah produk non metal yang merupakan material
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan.

4.3.2 Pemasangan Atap


Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Menurut
Nugroho dan Antoni (2007:106) hasil pembakaran yang telah berbentuk terak
baja disemprot dengan menggunakan genset 1600 watt.
Proses perbaikan baja hasil dari fabrikasi, akan di kerjakan dan
mengalami tahapan-tahapan sebagai berikut :
 Pekerjaan perbaikan baja yang fungsinya menopang beban dari
atap akan mengalami proses penyemprotan di bengkel fabrikasi.

49
 Setelah mengalami proses penyemprotan bahan material akan di
jemur lalu di haluskan menggunakan mesin.
 Pemasangan yang di lakukan pada gedung gudang F ini di lakukan
secara bertahap.

Gambar 4.18 Pemasangan Atap Alumunium & Rangka baja yang telah direstorasi
Sumber : Dokumentasi Penulis

 Sebelum di pasang pekerjaan selanjutnya adalah pengecatan


material rangka baja.

Gambar 4.19 Slag dan agregat alumunium dan baja yang mengalami proses fabrikasi
Sumber : Dokumentasi Penulis

 Pemasangan kembali rangka yang telah direstorasi harus dilakukan


dengan teliti sesuai zonasi ruang yang telah di tentukan.
 Pemasangan rangka baja siku menggunakan mesin las, sesuai
dengan zonasi ruang yang telah di tentukan staff kerja kontrol
proyek (project control).

50
Pemberi tugas berhak untuk memeriksa pekerjaan di bengkel fabrikasi. Karena
itu pemborong harus mengizinkan setiap saat direksi pekerjaan datang ke
bengkel fabrikasi untuk melakukan pemeriksaan ini.

4.3.3 Ringkasan Hasil Pengamatan


Setelah melaksanakan Kerja Praktek (KP) pada proyek Penggantian
Atap Gudang F PT PUSRI, didapat kesimpulan yang dihasilkan dari
pengamatan selama pelaksanaan kerja praktek, kesimpulan tersebut adalah
hasil perbandingan teori yang didapat di perkuliahan dengan pekerjaan
langsung dilapangan sehingga didapatkan suatu kesimpulan. Kesimpulan dari
perbandingan teori dan praktek lapangan tersebut antara lain :

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pengamatan


No Teori Lapangan Kesimpulan
1 Konsultan Perencana Konsultan Penggunaan Konsultan
dan Pengawas bukan Perencana dan Perencana dan Pengawas
berasal dari satu Pengawas berasal berasal dari instansi yang
instansi yang sama. dari satu instansi sama adalah untuk lebih
yang sama yaitu memaksimalkan fungsi
dari RBP (Rancang pengawasan terhadap
Bangun desain yang telah dibuat
Perekayasaan) oleh tim perencana. Hal
ini dapat dilakukan
selama tidak melanggar
aturan dasar pemilihan
dan penunjukan
pelaksana proyek.

51
2 Penggunaan atap Penggunaan atap Penggunaan atap
aluminium Utomo aluminium Utomo aluminium Utomo Deck,
Deck, Fascade Inti Deck, Fascade Inti Fascade Inti Tama,
Tama, Alindo Mas Tama, Alindo Mas Alindo Mas Sukses, Alsun
Sukses, Alsun Sukses, Alsun Suksesindo dikarenkan
Suksesindo Suksesindo lebih kuat dan cocok
untuk digunakan di
pabrik.

3 Pembongkaran atap Pekerjaan Pada pekerjaan ini tim


pekerjaan pembongkaran pelaksana harus
pembongkaran harus disesuakan dengan mengetahui kondisi
dilakukan dengan lingkup pekerjaan existing sekitar bangunan
hati - hati di lapangan yang akan di lakukan
pembongkaran

4 Pemasangan atap Pemasangan atap Pemasangan penutup atap


transculent dengan tranculent dengan transculent beserta
standart yang pola rangka atap kelengkapan sesuai
disyaratkan pabrik yang sesuai dengan dengan petunjuk
bentuk bangunan pemasangan dari
produsen pembuatnya.

5 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan atap Pekerjaan kontruksi baja


Struktur rangka baja dengan lingkup di bengkel fabrikasi
penyedia semua pengecatan lapisan baja
material dan dua lapis
peralatan yang
telah disediakan
dilapangan

52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari proses pekerjaan, pengawasan, data, dan fakta yang telah di
peroleh dalam kerja praktik yang telah dipaparkan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa pekerjaan renovasi sangat berbahaya apabila
tidak mengutamakan keselamatan kerja baik itu keselamatan fisik maupun
kesehatan sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan
tersebut meliputi menyediakan masker untuk pekerjaan di dalam wilayah
industri. Pengawasan dari staff ahli di bidangnya dan juga prosedur dari
tim pelaksana pekerjaan sangat penting untuk mengatasi permasalahan
pada setiap pekerjaan renovasi pada gedung gudang f ini.

5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah di jelaskan pada pekerjaan ini
keselamatan merupakan syarat utama dalam proses pekerjaan renovasi ini
yang berguna untuk melindungi fisik dan kesehatan pekerja, sehingga
perlu di berikan tindakan berupa pencegahan. Meskipun penulis
menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat bermakna
pada metode penulisan ini, penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Ariestadi, D. 2008. Teknik Struktur Konstruksi. Jakarta : Departemen Pendidikan


Dan Kebudayaan
Frick, Purwanto, 2007. Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar–Dasar
Konstruksi dalam Arsitektur. Yogyakarta : Kanisius
Matondang, Zulkifli, 2012. Konstruksi Bangunan Gedung. Medan : Unimed Press
Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek Jilid 1, Edisi 33. Jakarta : Erlangga
Priambodo, Taufik. 2010. Struktur Konstruksi Rumah Menengah. Jakarta : Griya
Kreasi
Romondt, Van, 1954. Menuju Kesuatu Arsitektur Indonesia. Jakarta : Kreasi
Dinas Purbakala RI
Wicaksono, Agustinus. 2011. Panduan Konsumen Memilih Konstruksi Baja
Ringan. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

54
LAMPIRAN
No DOKUMENTASI
1
Agregat Bahan baku
restorasi rangka baja &
atap alumunium.

2
Atap yang akan
difabrikasi

3 Atap dan Rangka baja


yang telah difabrikasi

Proses pemotongan atap


4 di area gudang pabrik F
PT PUSRI

55
Penggunaan Scafollding
sebagai alat bantu kerja

6
Pemasangan atap
alumunium dan GFRP (
Glass Fibre Reinforced
Plastic )

7 Pemasangan atap
translucent

56

Anda mungkin juga menyukai