PENDAHULUAN
1
Pada syarat–syarat yang telah dicantumkan banyak juga peraturan dan
peruntukan yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan struktur atap.
Dilihat dari point tersebut selain syarat dan peraturan aspek keindahan, kekuatan
atap pada bangunan sangatlah penting, beda halnya penerapan kontruksi atap pada
bangunan bentang lebar di pemukiman industri, bahan material atap juga harus di
perhatikan secara detail mulai dari mutu dan kekuatan atap yang mampu tahan
terhadap kondisi alam pada sekitaran bangunan dan aktifitas di dalam bangunan.
Pada dasarnya peranan atap merupakan hal penting dalam proses
perancangan sebuah bangunan, apalagi bila kita berbicara tentang kualitas sebuah
produk atap sangatlah banyak macamnya dan proses pemasanganya pun tidaklah
mudah membutuhkan tenaga ahli dari setiap produk atap yang disediakan oleh
perusahaan dalam proses pemasanganya.
Masalah pada setiap bangunan yang berada dalam renovasi kawasan
industri ini adalah pada bagian atap yang sewaktu – waktu daya tahan terhadap
lingkungan pabrik yang menyebabkan kualitas atap pada bangunan cepat
menurun. Oleh karena itu renovasi pada bagian penutup bangunan ini kadang –
kadang terjadi kurang dari perhitungan yang telah diperhitungkan oleh vendor
atap dan tim perencana untuk bangunan industri. Pada kawasan ini juga terdapat
kantor dan rumah dinas karyawan yang saling berhubungan antara lingkup kerja
dan tim ahli pada bangunan yang sewaktu–waktu tenaganya diperlukan dalam
keadaan darurat.
gudang alat dan bengkel restorasi pabrik, dimana gudang harus memiliki
struktur dan rencana atap yang materialnya tahan terhadap zat asam dari proses
pembuatan pupuk urea, PT Pusri memiliki prosedur dalam kurun waktu 10 tahun
untuk merestorasi atau mengganti bagian atap gudang yang banyak menerima
tekanan zat kimia dari pupuk urea.
Untuk memperdalam pengetahuan dan informasi mengenai struktur atap
kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada proyek Penggantian Atap Gudang F
PT PUSRI Tahun 2019.
2
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang ada sebagai berikut :
Memahami proses pekerjaan dan menyelesaikan pelaksanaan struktur atap
proyek Penggantian Atap Gudang F PT PUSRI, struktur atap yang di dapat di
perkuliahan dengan pelaksanaan di proyek Penggantian Atap Gudang F PT
PUSRI.
3
1. Pengumpulan data yaitu :
Studi Literatur, yaitu di ambil dari buku-buku, buku elektronik (e-book),
internet yang sekiranya dapat membantu dalam pembahasan topik yang
akan diangkat.
2. Studi Pengamatan yaitu :
Tinjauan pustaka, informasi di proyek, buku literatur, e – book, artikel, dan
wawancara.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan laporan Kerja Praktek ini di jelaskan berdasarkan
bab - bab, antara lain :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktek, ruang lingkup, sistematika
penulisan, kerangka berpikir
BAB II Tinjauan Umum Proyek
Berisi tentang Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), data umum, dan
teknis proyek, struktur organisasi proyek serta tugas masing-masing
kelompok anggota proyek.
BAB III Tinjauan Teori Tentang Atap
Berisi tentang pembahasan landasan dasar yang berkaitan dengan bagian
yang di tinjau yaitu pengertian struktur atap yang bersumber dari berbagai
buku dan literature yang berkaitan.
BAB IV Tinjauan Pelaksanaan Proyek
Berisi tentang mengenai pelaksanaan pekerjaan struktur atap serta penjelasan
mengenai alat dan bahan yang di gunakan di lapangan atau di dalam proyek.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan pekerjaan struktur
atap.
Daftar Pustaka
Lampiran
Gambar pradesain, gambar kerja, serta surat pengantar kerja praktek, surat
absen, SK tim pelaksana proyek.
4
1.8 Kerangka Berpikir
Latar Belakang
Arsitektur adalah sebuah ruang lokasi hidup tempat manusia dengan
kebahagiaan. Bangunan merupakan konotasi dari rumah, gedung
ataupun segala sarana. Struktur bangunan yang terdiri dari struktur atas,
tengah dan struktur bawah. Atap adalah bagian dari suatu bangunan
yang berfungsi sebagai penutup. Struktur atap haruslah merupakan satu
kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban
yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
PERUMUSAN MASALAH
Memahami proses dan penyelesaian pekerjaan di
proyek Penggantian Atap Gudang F PT PUSRI.
ANALISIS
Uraian difokuskan pada pekerjaan
renovasi dan pemasangan atap
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
6
Gambar 2.1 Peta lokasi proyek
Dokumentasi penulis 2019
7
Secara umum pihak-pihak yang berperan dalam pembangunan suatu
proyek adalah sebagai berikut :
8
2. Menyiapkan master schedule proyek, membuat Work Breakdown
Structure (WBS) dari seluruh aktifitas proyek untuk persetujuan
kepala proyek.
3. Membuat Rencana Anggaran Proyek (RAB) secara keseluruhan
yang disetujui oleh pejabat sesuai otorisasinya, dan meminta
konfirmasi anggaran ke Departemen Anggaran serta membuat laporan
bulanan pengeluaran proyek.
4. Memonitor pelaksanaan pekerjaan proyek sesuai dengan anggaran
dan jadwal yang telah dibuat dan ditetapkan serta mengendalikannya
apabila terjadi penyimpangan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi proyek sehingga dapat
berjalan dengan tertib dan rapi.
6. Menyampaikan laporan bulanan (monthly report) kemajuan proyek
kepada Direktur Proyek yang disetujui oleh Project Manager.
7. Bertanggung jawab rnenyiapkan laporan (summary) dan menyusun
Close Out Report serta mendistribusikannya ke unit kerja terkait.
9
2.2.4 Koordinator Kontruksi
1. Bertanggung jawab kepada kepala proyek
2. Mengawasi dan memberi pengarahan langsung kepada pelaksana
pekerjaan
3. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan konstruksi sesuai dengan
jadwal dan kualitas teknik sesuai dengan yang ditentukan.
4. Bertanggung jawab atas keselamatan para pekerja dan peralatan kerja
serta peralatan lainnya yang berada disekitar tempat bekerja dari
segaJasesuatu oleh pekerja konstruksi ini.
5. Melakukan QC terhadap seluruh pekerjaan yang dilaksanakan Kontraktor
di lapangan dengan mengacu pada spesifikasi teknis.
6. Membuat laporan kemajuan konstruksi secara periodik kepada Kepala
Proyek.
10
2.3 Struktur Organisasi Proyek
Struktur Oganisasi ini mutlak diperlukan untuk menjamin kelancaran dan
kesuksesan suatu proyek.
Owner
GM Distribusi dan Pemasaran GM
Operasi
Konsultan MK Kontraktor
11
Pra-perencanaan merupakan terjemahan yang kreatif dari konsep
perencanaan dalam gambar–gambar teknis yang disertai keterangan dan
merupakan perwujudan yang optimis sehingga unsur rencana tersebut
terdapat didalamnya.
12
Borongan dan gudang bahan yang letaknya ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
Pasal – 6
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
6.1 Pekerjaan bongkaran harus dilakukan dengan hati–hati terutama pada
benda – benda yang masih dianggap bermanfaat dan akan digunakan
kembali. Hal ini harus dikonsultasikan dengan Direksi
Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk penempatannya.
6.2 Pekerjaan bongkaran disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang ada
dan harus dilakukan dengan teliti dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
6.3 Pada pekerjaan ini bongkaran dilakukan pada atap existing, rangka
baja atap (purlin) yang sudah rusak, support siku dan wind ventilator
(gudang F) existing. Pada saat pembongkaran agar dijaga jangan
sampai getaran yang ditimbulkan akan mengakibatkan retak/rusaknya
bagian – bagian yang lain.
6.4 Jika ditemui adanya bangunan dan instalasi lainnya yang masih
dipergunakan dan berfungsi (seperti pipa drainage, instalasi kabel
listrik dan lain– ain), maka pekerjaan bongkaran harus dijaga jangan
sampai merusaknya. Jika ditemui hal seperti ini maka
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan harus memberitahukan
kepada Direksi Pekerjaan. Harus dijaga agar tidak merusak bangunan
yang tidak dibongkar untuk bagian yang akan dipasang lagi harus
dikerjakan dengan hati – hati sehingga tidak rusak, jika terjadi
kerusakan akibat kelalaian Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan
Borongan, maka Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan harus
memperbaikinya atas biaya sendiri.
13
Pasal – 7
PEKERJAAN ATAP
7.1 Pekerjaan Atap Aluminium
7.1.1 Atap menggunakan atap aluminium Type LT. 7 tebal 0,71mm, type
kulit jeruk dan komposisi kimia type Alloy 5005, panjang lembaran
aluminium ditentukan sedemikian rupa.
7.1.2 Setiap lembaran aluminium pada setiap gording yang didudukinya
minimal diikat dengan 3 pengikat. Ketahanan atap aluminium
mempunyai daya tahan yang sempurna terhadap pengaruh lingkungan
pabrik yang mana komposisi kimia menurut standard Aluminium
Association.
7.1.3 Pemasangan atap aluminium gelombang adalah sambungan melintang
(sidelap) 2 gelombang, untuk menjaga tampias air hujan dipasang
rivet 2 (dua) buah tiap jarak gording dan sambungan memanjang
(overlap) minimal 20 cm.
7.1.4 Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan overlapping pekerjaan
atap ini dalam estimasi biaya pekerjaan.
7.1.5 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw (SDS) berbahan stainless
steel dengan panjang minimum 75 mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
7.1.6 Penyedia jasa wajib menjamin atap telah terpasang dengan baik dan
tidak bocor.
7.1.7 Pekerjaan Nok Atap harus menggunakan nok bergelombang dengan
tipe yang sama dengan atap.
7.1.8 Rekomendasi Merk yang dipakai : Utomo Deck, Fascade Inti Tama,
Alindo Mas Sukses, Alsun Suksesindo.
14
7.2 Pekerjaan Atap GFRP
7.2.1 Material atap GFRP (Glass Fibre Reinforced Plastic) yang digunakan
memiliki tebal minimum 2 mm dan harus mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
Material atap tahan terhadap karat, zat kimia asam, basa dan
garam.
Material atap tahan terhadap cuaca dan UV.
Ringan, kuat dan kaku.
Tidak mudah terbakar ( UL94HB class minimum )
Isolator panas dan listrik.
Kebisingan rendah
Bergaransi Minimum 15 tahun
7.2.2 Rekomendasi merk yang dipakai yaitu Intec Persada dan Alderon
Pratama (dengan dilengkapi brosur, katalogue dan surat dukungan)
7.2.3 Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan overlapping pekerjaan
atap ini dalam estimasi biaya pekerjaan. Dimana panjang overlapping
15 – 20 cm atau disesuaikan dengan standar dari pabrikan yang
diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk persetujuan.
7.2.4 Penyedia jasa wajib menjamin atap telah terpasang dengan baik dan
tidak bocor.
7.2.5 Pekerjaan nok atap harus menggunakan nok bergelombang dengan
tipe yang sama dengan atap.
7.2.6 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw ( SDS ) berbahan stainless
steel dengan panjang minimum 75 mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
7.3 Pekerjaan Atap Translucent
7.3.1 Atap translucent menggunakan material fiberglass khusus
(translucent) dengan ketebalan 2 mm dengan type gelombang yang
sama dengan atap aluminium yang digunakan yaitu LT. 7 atau atap
existing bangunan.
15
7.3.2 Pemasangan atap translucent harus sesuai dengan standar yang
disyaratkan oleh pabrik berdasarkan jenis yang dipilih. Rekomendasi
merk yang dipakai yaitu Intec Persada dan Alderon Pratama.
7.3.3 Sebelum pemasangan penutup atap translucent dimulai, semua struktur
rangka atap, seperti rafter, purlin sudah terpasang dengan baik.
7.3.4 Penutup atap translucent harus terlebih dulu disesuaikan bentuk serta
ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam Gambar Kerja.
7.3.5 Jarak antar penutup atap harus sesuai dengan rekomendasi dari
produsen pembuat penutup atap yang digunakan.
7.3.6 Pemasangan penutup atap translucent beserta kelengkapannya harus
dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari produsen pembuatnya
dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
7.3.7 Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw (SDS) berbahan Stainless
steel dengan panjang minimum 75mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
7.3.8 Pihak kontraktor harus menjamin dan membuktikan tidak adanya
kebocoran. Apabila ditemukan kebocoran maka pihak kontraktor wajib
bertanggung jawab untuk melakukan penggantian dengan material
yang sama dan baru.
7.4 Seluruh Material atap untuk diajukan persetujuannya ke Direksi Pekerjaan
dilengkapi dengan brosur dan sample sebelum dikirim ke lapangan.
16
Pasal – 8
PEKERJAAN BAJA
8.1 Peraturan–Peraturan Teknis
8.1.1 Persyaratan–persyaratan yang terdapat dalam edisi terakhir dari
Peraturan Teknis (standar/code) seperti terdaftar dibawah ini adalah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RKS ini dan berlaku
dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Standar/code tersebut adalah :
AISC (American Institute of Steel Construction). AISC
Specification for the Design, Fabrication and Erection of
Structural Steel for Buildings.
Specification for Structural Joints Using ASTM A325 or A490
Bolts.
AWS (America Welding Society)
ASTM (America Society for Testing Code – Steel)
SSPC (Steel Structures Painting Councill)
SII (Standard Industri Indonesia)
8.1.2 Untuk bahan–bahan/material yang belum tidak ada peraturan
peraturanya maka dipakai syarat–syarat yang ditentukan oleh pabrik
yang memproduksi bahan tersebut.
8.1.3 Sebelum pemborong melaksanakan pekerjaan dengan bahan
dimaksud, syarat–syarat teknis pabrik harus di serahkan secara tertulis
lebih dahulu oleh pemborong kepada Direksi Pekerjaan untuk
dimintakan persetujuannya.
8.2 Lingkup Pekerjaan
8.2.1 Pekerjaan struktur baja digunakan pada pekerjaan perbaikan dan
penggantian struktur baja yang rusak yaitu bagian purlin dan support
siku existing pada bangunan gudang.
8.2.2 Lingkup pekerjaan penyedia jasa adalah meliputi :
penyediaan semua material dan peralatan termasuk pengangkutannya
kelapangan proyek, fabrikasi konstruksi baja dibengkel fabrikasi,
pengecatan baja dua lapis.
17
8.3 Spesifikasi Material
Semua material yang akan di pergunakan pada pekerjaan ini harus.
Structural Steel :SII 0163
JIS G 3101 Atau yang setara
Welding Electrodes / rods :Min Tensile Strength=70 Ksi
High Strength Bolt :ASTM A325 atau A490
JIS G 3101
Grouting :Non shrink grout
18
8.6.2 Pemborong harus menyerahkan detail prosedur las untuk
mendapatkan approval dari Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan di
mulai.
8.6.3 Semua hasil pekerjaan Las harus di periksa secara visual. Kriteria
untuk penerimaan pekerjaan las berdasarkan AWS D1.1 pasal 8.15.
8.7 Pekerjaan Pengecatan
8.7.1 Permukaan baja harus bersih, kering, bebas dari minyak dan gemuk
serta kotoran–kotoran lain sebelum pengecatan dilakukan . Permukaan
baja harus bersih, kering, bebas dari minyak dan gemuk serta kotoran–
kotoran, lain sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan permukaan
baja (surface preparation) dapat dilakukan dengan cara, misalnya
SSPC – SP2 atau SSPC – SP3, atau kombinasi, yang dilakukan
dengan sungguh – sungguh sehingga kebersihan yang didapat
mendekati yang di inginkan.
8.7.2 Pengecatan hanya boleh dilakukan pada temperatur udara Minimum
5°C dan maksimum 32°C, kelembaban udara dibawah 80%.
8.7.3 Pengecatan baja menggunakan cat besi standar seperti merk Jotun,
Hampel, Kansai diutamakan.
Material untuk pengecatan struktur lama adalah :
Primer : Inorganic Zinc Rich
Intermediate : High build epoxy polyamide
Top coat : High build epoxy polyamide
Material untuk pekerjaan pengecatan struktur baru :
Ketebalan cat : Ketebalan kering (Dry film thickness) :
Primer : 75 micron
Intermediate : 75 micron
Top coat : 50 micron
Ketebalan cat tersebut di atas adalah ketebalan minimum. Bila pabrik
cat menganjurkan ketebalan yang lebih tinggi, maka ketebalan yang
dianjurkan oleh pabrik itu yang dipakai. Untuk pengecatan zinc–rich
primers harus dicatkan dengan menggunakan alat semprot (spray),
19
sedangkan cat inter mediate dan top coat boleh menggunakan kwas
atau spray.
8.7.4 Cat yang lecet atau rusak karena transportasi dan lain–lain harus
diikuti dan merupakan bagian dari RKS ini. Pencampuran cat,
pengenceran, pelaksanaan dan cara – cara pengeringan, harus menurut
peraturan tertulis dari pabrik cat.
8.7.5 Spesifikasi, Peraturan dan Petunjuk tertulis dari pabrik cat harus
diikuti dan merupakan bagian dari RKS ini. Pencampuran cat,
Pengenceran, pelaksanaan dan cara–cara pengeringan, harus menurut
peraturan tertulis dari pabrik cat.
8.7.6 Sebelum membuka kaleng cat dan mencampur cat yang akan
digunakan, terlebih dulu harus diperhatikan dan dipastikan mengenai
nama dan jenis cat, warna, tanggal produksi dan kedaluwarsa yang
tertera di kaleng cat tersebut.
8.7.7 Thinner yang digunakan harus disesuaikan dengan spesifikasi cat yang
dipakai.
Pasal – 9
PEKERJAAN PERBAIKAN TIANG DAN PERBAIKAN PINTU GUDANG
AREA F
9.1 Pekerjaan perbaikan tiang/kolom gudang F harus dilakukan dengan hati–
hati. harus dipastikan temporary support cukup kuat terutama pada titik
yang menopang rafter. Hal ini harus dikonsultasikan dengan direksi
pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk penempatanya.
9.2 Kelurusan tiang / kolom yang dilakukan perbaikan harus tegak lurus dan
dapat dibuktikan dengan alat ukur theodolite.
9.3 Kolom disambung dengan baseplate eksisting menggunakan baseplate
baru dan ditambahkan perkuatan dengan sistem pengelasan.
9.4 Base plate kolom diangkurkan dengan paving lantai beton existing
menggunakan chemical anchor.
20
9.5 Penambahan pedestal beton Ad. 1:2:3 dan grouting dengan ketebalan
maksimum 30 mm pada titik kolom yang diperbaiki.
9.6 Direksi Pekerjaan/Pemberi tugas berhak menolak hasil pekerjaan apabila
hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi PT. Pusri Palembang.
PASAL – 10
PERATURAN PENUTUP
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan
Borongan tetapi tidak dinyatakan didalam Rencana Kerja & Syarat–Syarat
(R.K.S.) serta gambar, harus dilakukan oleh Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan
Borongan dan dianggap pekerjaan ini telah diuraikan, hingga tercapai suatu
penyelesaian pekerjaan yang berfungsi dengan baik dan memuaskan Direksi
Pekerjaan/Pemberi Tugas.
21
BAB III
TINJAUAN TEORI TENTANG ATAP
22
simpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan untuk mencegah terjadinya
keruntuhan pada bangunan. Stuktur merupakan bagian bangunan yang
menyalurkan beban-beban yang menumpu pada elemen-elemen yang selanjutnya
di salurkan ke bagian tanah, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat di
tahan.
3.1.1 Atap
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya
berada di bagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah
diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus dari si perencana
(arsitek). Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang paling pertama kali
terlihat oleh pandangan setiap yang memperhatikannya. Untuk itu dalam
merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya arstistik. Bisa juga dikatakan
bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai
penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari
panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan. (Sunarto Tjahjadi, (1996))
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga
memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan.
Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu: struktur
penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh
struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-
beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan
baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah
merupakan bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung
bangunan dari panas terik matahari dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan
bagi pengguna bangunan.
Dalam pembuatan konstruksi atap harus memperhatikan syarat-syarat yang
diberlakukan untuk konstruksi atap. Adapun syarat-syaratnya antara lain sebagai
berikut :
23
1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap
beban-beban yang bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta
kenyamanan bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan
tahan terhadap pengaruh cuaca.
4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya.
Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat
lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain–lainnya.
6. Harus erat dengan bentuk bangunan, dibuat dengan kemiringan yang tepat.
Jadi, atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai
penutup.
24
keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan
dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin, panas, hujan). Faktor lain
adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan
desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,
misalnya konstruksi kuda-kuda, ukuran reng, dan sudut kemiringan.
3. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang) pelengkap
pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh
ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris
atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh,
tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka
penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan
ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi
untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada
tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau
yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain.
Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh
kehadiran lisplang.
25
yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material, bentuk/ukuran, dan teknik
pengerjaan.
26
Gambar 3.1. Atap Datar
Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)
Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk
atap teras. Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap
bentuk ini paling susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi
kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah
memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak
terlalu panas.
2. Atap Sandar
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan–bangunan
tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini
juga dipakai untuk rumah-rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi
model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.
27
3. Atap Pelana
Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk
bangunan atau rumah masyarakat. Bidang atap terdiri dari dua sisi yang
bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.
4. Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama
dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda
terdiri dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan
bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut jurai.
28
5. Atap Limas
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang
bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis
bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk
trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga (perisai).
6. Atap Mansard
Bentuk atap model ini seolah–olah terdiri dari dua atap yang terlihat
bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan
rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah
belanda saat menjajah di negara kita.
29
Gambar 3.6. Atap Mansard
Sumber : Sunarto Tjahjadi (1996)
7. Atap Gergaji
Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik,
gudang atau bengkel.
30
3.1.5 JENIS - JENIS MATERIAL PENUTUP ATAP
Setiap jenis material penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan
penampilan, kepraktisan, bentuk, dan rencana desain. Ada beberapa jenis
material atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Atap Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon
zwageri) ini ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu
yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa
bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok untuk
rumah-rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam.
2. Atap Seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara
elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata
'seng' berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama
lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap akan mulai
berkarat dan bocor.
31
5. Aluminium
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang
memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan penutup
lainnya.
6. Alsynite
Banyak digunakan pada bangunan industri, dibuat dari bahan resin dan
ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, bahan atap ini biasa
digunakan untuk gudang penyimpanan yang tingkat zat asam didalam
bangunan cukup tinggi.
32
2. Profil rangka atap bentang 9 – 16 meter
33
4. Profil rangka atap baja siku
34
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
35
perbaikan proyek ini sesuai dengan yang tercantum dalam rencana kerja dan
syarat, antara lain :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982)
c. Untuk bahan-bahan yang tidak atau belum ada di indonesia, maka
dipakai syarat-syarat teknis pabrik produsen bahan tersebut dan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4.2 Pekerjaan Struktur Atap
Atap merupakan bagian dari bangunan yang letaknya berada di bagian paling
atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus
mendapat perhatian yang khusus dari si perencana.
1. Material
Pada proyek Penggantian atap gudang F PT PUSRI ini, material yang
digunakan antara lain :
a. Penutup Atap
Jenis atap yang digunakan pada perbaikan gudang F ini adalah atap GFRP
dan atap transparan yang berfungsi sebagai penerangan alami. Atap GFRP
adalah jenis atap yang bergelombang dan transparan. Atap ini didesain bening
seperti kaca, kuat dan lentur. Atap ini digunakan karena tahan terhadap segala
kondisi cuaca dan perubahan iklim yang tidak menentu, terutama tahan
terhadap korosi zat kimia, sehingga akan cocok atau memadai untuk dipakai
sebagai bahan atap gudang penyimpanan pupuk.
36
b. Scaffolding
Digunakan sebagai kontruksi pembantu pada pekerjaaan bangunan gedung
yang sulit di jangkau oleh pekerja jenis scaffolding yang dipakai
merupakan scaffolding perancah.
c. Baja Siku
Baja siku berukuran 100x10x6m, digunakan sebagai rangka pada atap gudang.
37
d. Agregat
Serat baja dengan diameter ± 0,70 mm dan aspect ratio ± 0,60 yang berjenis end
hooked, Digunakan untuk restorasi baja siku yang telah terkena korosi zat asam.
e. Bahan-bahan lainnya
Bahan lainnya Self Driling Screw atau orang sering menyingkatnya SDS
adalah baut baja berfungsi untuk mengebor dan mengencangkan dengan
sempurna, yang di gunakan seperti paku, skrup beton dan lain-lain.
38
4.2.1 Peralatan
Peralatan-peralatan yang di gunakan dalam pekerjaan perbaikan gudang F
PT PUSRI ini antara lain :
a. Mesin pemotong besi
Digunakan untuk memotong besi yang menyambungkan atap yang satu
dengan yang lain.
39
Gambar 4.9 Mesin Bor
Sumber: Dokumentasi Penulis
40
c. Pekerjaan Pembongkaran
Pekerjaan bongkaran harus dilakukan dengan hati–hati terutama
pada benda–benda yang masih dianggap bermanfaat direstorasi
dan akan digunakan kembali. Hal ini harus dikonsultasikan
dengan Direksi Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk
penempatannya.
41
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan, maka
Kontraktor/Penyedia Jasa Pekerjaan Borongan harus
memperbaikinya atas biaya sendiri.
42
Gambar 4.11 Pemasangan Atap Aluminium
Sumber: Dokumentasi Penulis
43
Gambar 4.12 Pemasangan Atap GFRP (Glass Fibre Reinforced Plastic)
Sumber: Dokumentasi Penulis
44
pembuatnya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar
Kerja.
Pengikat atap dipakai Self Drilling Screw (SDS) berbahan Stainless
steel dengan panjang minimum 75mm lengkap aksesoris atau
disesuaikan dengan bentuk dan ketebalan gording existing.
45
Gambar 4.14 Denah Gudang F
46
Gambar 4.15 Tampak Gudang F
47
4.3 Langkah Pelaksanaan Renovasi Atap
4.3.1 Langkah Pembongkaran Atap dan Restorasi Material
Pembongkaran Atap merupakan salah satu kegiatan yang di lakukan
pada lingkup kerja praktik yang di laksanakan di departemen Rancang
bangun perekayasaan, Pada pekerjaan ini material yang masih layak di
gunakan di Restorasi adalah istilah umum yang merujuk kepada
dua pengertian pengembalian atau pemulihan sesuatu kepada bentuk dan
kondisi semula. Restorasi juga memiliki makna pemugaran.
Proses Tahapan yang akan di kerjakan pada pekerjaan pembongkaran
dan restorasi ini di uraikan sebagai berikut ;
Pekerjaan tinjauan ke lapangan atau lokasi proyek pelaksanaan
penggantian atap gudang F
Melaksanakan mapping atau pengukuran ulang massa
bangunan yang akan di laksanakan pekerjaan pembongkaran
dan perbaikan atau restorasi.
Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran, para team
membuat zonasi ruang pada setiap bentangan pondasi baja.
Setiap rangka atap yang akan dibongkar di periksa lalu di uji
lagi kelayakan dan ketahanan terhadap beban atap.
Gambar 4.16 Skema zonasi ruang yang di tinjau dan dilaksanakan pembongkaran
Sumber : Dokumentasi Penulis
48
Setalah pekerjaan pembongkaran bagian atap yang telah
dibongkar langsung dipasang material atap yang telah
direstorasi.
Atap yang jenisnya alumunium dan rangka atap yang terbuat
dari baja yang telah terkena korosi zat asam dari aktifitas yang
dilakukan di dalam Gudang F selanjutnya di bawa ke tempat
fabrikasi atap.
Gambar 4.17 alat pembakaran agregat dan agregat yang telah menjadi slag
Sumber : Dokumentasi Penulis
49
Setelah mengalami proses penyemprotan bahan material akan di
jemur lalu di haluskan menggunakan mesin.
Pemasangan yang di lakukan pada gedung gudang F ini di lakukan
secara bertahap.
Gambar 4.18 Pemasangan Atap Alumunium & Rangka baja yang telah direstorasi
Sumber : Dokumentasi Penulis
Gambar 4.19 Slag dan agregat alumunium dan baja yang mengalami proses fabrikasi
Sumber : Dokumentasi Penulis
50
Pemberi tugas berhak untuk memeriksa pekerjaan di bengkel fabrikasi. Karena
itu pemborong harus mengizinkan setiap saat direksi pekerjaan datang ke
bengkel fabrikasi untuk melakukan pemeriksaan ini.
51
2 Penggunaan atap Penggunaan atap Penggunaan atap
aluminium Utomo aluminium Utomo aluminium Utomo Deck,
Deck, Fascade Inti Deck, Fascade Inti Fascade Inti Tama,
Tama, Alindo Mas Tama, Alindo Mas Alindo Mas Sukses, Alsun
Sukses, Alsun Sukses, Alsun Suksesindo dikarenkan
Suksesindo Suksesindo lebih kuat dan cocok
untuk digunakan di
pabrik.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari proses pekerjaan, pengawasan, data, dan fakta yang telah di
peroleh dalam kerja praktik yang telah dipaparkan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa pekerjaan renovasi sangat berbahaya apabila
tidak mengutamakan keselamatan kerja baik itu keselamatan fisik maupun
kesehatan sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan
tersebut meliputi menyediakan masker untuk pekerjaan di dalam wilayah
industri. Pengawasan dari staff ahli di bidangnya dan juga prosedur dari
tim pelaksana pekerjaan sangat penting untuk mengatasi permasalahan
pada setiap pekerjaan renovasi pada gedung gudang f ini.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah di jelaskan pada pekerjaan ini
keselamatan merupakan syarat utama dalam proses pekerjaan renovasi ini
yang berguna untuk melindungi fisik dan kesehatan pekerja, sehingga
perlu di berikan tindakan berupa pencegahan. Meskipun penulis
menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat bermakna
pada metode penulisan ini, penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
LAMPIRAN
No DOKUMENTASI
1
Agregat Bahan baku
restorasi rangka baja &
atap alumunium.
2
Atap yang akan
difabrikasi
55
Penggunaan Scafollding
sebagai alat bantu kerja
6
Pemasangan atap
alumunium dan GFRP (
Glass Fibre Reinforced
Plastic )
7 Pemasangan atap
translucent
56