Anda di halaman 1dari 3

evaluasi dalam perancangan arsitektur

Secara umum diharapkan mahasiswa mengetahui tentang teknnik evaluasi dalam perancangan
arsitektur , konsep dasar evaluasi , manajemen fasilitas dan hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi
bangunan pasca huni .

1. Topik 1 : Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan manusia tidak bisa terlepas dari
pengaruhlingkungan. Sebagai contoh, produktivitas kerja karyawan pada sebuah
perusahaantelekomunikasi bisa menurun sebanyak lima hingga tujuh persen ketika suhu udaradinaikkan
(Niemela, Hannulab, Rautioa, Reijulaa, & Railioc, 2002). Sebuah studi lainyang dilakukan oleh Hygge
& Knez (2001) menemukan bahwa kebisingan, temperatur tinggi, dan pencahayaan memiliki pengaruh
terhadap performa kognitif manusia.Penemuan-penemuan ini memperlihatkan bagaimana kondisi suatu
lingkungan bisa memberikan pengaruh yang buruk dan baik. Untuk mengetahui apakah suatulingkungan
memberikan pengaruh buruk atau baik, diperlukan analisis tentang seberapa berfungsinya suatu
lingkungan. Untuk itu, diberlakukanlah sebuah sistem yang dikenalsebagai

post occupancy evaluation


(POE)

valuasi purna-huni (POE, Post-Occupancy Evaluation) adalah proses menilai gedung secara sistematik
dan teliti sesudah gedung selesai dibangun dan difungsikan selama beberapa waktu. dasar dari
pemikiran POE itu sendiri adalah merancang gedung yang lebih baik di masa yang akan datang . POE
sebagai suatu proses evaluasi terhadap efektif tidaknya hasil kerja rancang bangun setelah bangunan
selesai dibangun dan dipakai oleh penghuni selama waktu tertentu (presier, 1998) dapat dilakukan
terhadap perencanaan , pemrograman , perancangan (design), konstruksi , dan penghunian bangunan.
sebenarnya tujuan PEO adalah mencari fakta-fakta , bukan kesalahan hasil kerja rancang bangun. se
bagai contohnya :

2. Topik 2 : Unsur Kinerja Bangunan

menurut preiser (1988) ada tiga unsur dari kinerja bangunan yang dapat diidentifiksikan dan
diaplikasiakan ke dalam POE , yaitu

(1). Unsur teknis

(2). Unsur fungsional

(3). Unsur Prilaku

(gambar)

1 . unsur teknis terdiri dari aspek kesehatan , keselamatan , dan keamanan bangunan.

2. unsur fungsional merupakan kemampuan penghuni untuk mengoprasikan bangunan secara efektif
dan efisen. unsur fungsional juga berkaitan dengan komunikasi dan alur kegiatan pemakai, faktor
kemudahan pemakai dalam melakukan kegiatan dan faktor spesialisasi bangunan.
3. unsur perilaku merupakan aspek sosial dan psikologi tingkat kepuasan penghuni bangunan . aspek ini
meliputi privasi dan interaksi penghuni , persepsi bangunan , rasa kepemilikan , pemahaman dan
perancangan bangunan , serta kognisi dan orientasi lingkungan penghuni.

POE Indicative

POE ini bertujuan untuk menemukan indikasi kegagalan dan kesuksesan utama suatu kinerja bangunan .
beberapa metode pengumpulan data dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Evaluasi data-data Sekunder (arsip dan dokumen)

kegiatan ini dilakukan tanpa harus meninjau bangunan atau kawasan yang akan dievaluasi .

b. Isu-isu Performansi

Untuk mendapatkan isu-isu performansi bangunan dipakai kuesioner terbuka (open-ended


questionnare) yang diberikan kepada responden di tempat di adakannya evaluasi .

c. Evaluasi Walk - throught (walk - throught evaluation)

Evaluasi ini di lakukan setelah didapat tanggapan-t anggapan (dari kuesioner) dan isu-isu performansi.

d. wawancara (interview)

Wawancara dilakukan untuk secara lebih lengkap dapat mengetahui isu-isu dari performansi bangunan.
wawancara dilakukan terhadap orang-orang yang mempunyai kaitan dengan obyek.

POE Investigative

PEO investigative bertujuan untuk mencari,memeriksa, atau mengumpulkan data, informasi dan temuan
lainnya untuk membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajian
kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian .

PEO Diagnostic

Pada PEO ini memerlukan waktu yang lama , kira-kira beberapa bulan sampai satu tahun atau mungkin
lebih . Bagian paling penting dalam PEO ini adalah penelitian , yang berusaha mencari hubungan antara
ukuran -ukuran , performansi fisik ,lingkungan ,dan perilaku . salah satu contoh pelaksanaan PEO
terhadap beberapa bangunan di amerika : PEO Indicative dari Senior Center di ALbuquerque , New
Mexico . Tujuan peroyek ini adalah mengevaluasi kesuksesan dan kegagalan perancangan bangunan
senior Center yang di bangun tahun 1976 . hasil PEO tersebut akan dipakai untuk masukan perancangan
Senior Center yang baru.

3). TOPIK 3

Contoh PEO dalam Perancangan Arsitektur di Indonesia

PEO dalam arsitektur yang diangkat sebagai contoh dalam topik ini berkaitan dngan unsur prilaku pada
kasus rumah sakit . Penelitian ini dilakukan oleh Triandriani Mustikawati dengan judul ; Elemen-elemen
sebagai acuan untuk menemukan arah (way-finding) menuju kesuatu tempat di dalam kompleks
bangunan , kajian empiris pada kasus Rumah sakit Umum Pusat (RSUP) . Dr. Sardijito, yogyakarta .

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen fisik yang diingat pengunjung pada saat
menuju kesuatu tempat dalam bangunan dan lingkungan rumah sakit , serta mencari karakteristik dari
elemen-elemen tersebut. secara garis besar penelitian tersebut terbagi atas tiga tahap ,yaitu

1). Tahap persiapan

2). Tahap pelaksanaan

3). Tahap analisis

-Hal-hal yang di lakukanpada tahap persiapan penelitian adalah

a. observasi

b.pengumpulan data sekunder

c. pengambilan foto

d. penentuan daerah pengambilan semple penunjung

e. penyusunan daftar pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai