Anda di halaman 1dari 4

Laporan Hasil Evaluasi Purna Huni

Ruang Tamu Sebuah Rumah Tinggal

Disusun Oleh :

Erica Wandha Monica

I 0218031

Dosen Pembimbing:

Tri Joko Daryanto , S.T., M.T.

Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta


BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Evaluasi Pasca Huni (EPH) adalah proses evaluasi terhadap bangunan dengan cara sistematis dan
teliti setelah bangunan selesai dibangun dan telah dipakai untuk beberapa waktu. Fokus EPH adalah
pemakai dan kebutuhan pemakai, sehingga mereka memberikan pengetahuan mengenai akibat dari
keputusan-keputusan desain masa lalu dan dari hasil kinerja bangunan. Pengetahuan ini mejadi sebuah
dasar yang baik untuk menciptakan bangunan yang lebih baik di masa depan.

Evaluasi Pasca Huni (EPH) adalah kegiatan dalam rangka penilaian tingkat keberhasilan suatu
bangunan dalam memberikan kepuasan dan dukungan kepada penghuni, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan-kebutuhannya. Kegiatan EPH dilakukan untuk menilai tingkat kesesuaian antara bangunan dan
lingkungan binaan dengan nilai – nilai dan kebutuhan penghuni bangunan, disamping itu juga untuk
memberikan masukan dalam merancang bangunan yang mempunyai fungsi yang sama. EPH bermanfaat
untuk acuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang serta memberikan dukungan untuk
meningkatkan kepuasan penghuni atas bangunan dan lingkungan binaan yang dihuni (Suryadhi, 2005).

Sebuah rumah tinggal sangat berpengaruh dengan keadaan dan fungsi dari prasarananya. Banyak
orang yang kurang memperhatikan hal ini. Seperti diketahui sebuah bangunan bukan hanya terdiri atas
ruangan dan pembatas- pembatasnya saja, tetapi berfungsi juga komponen lain yaitu komponen servis.
Komponen servis ini terdiri atas perlengkapan elektrikal dan mekanikal dan perabotan yang jenis dan
jumlah serta kualitasnya tergantung dari kegiatan yang berlangsung di dalam rumah tersebut. Dengan
demikian ada 2 faktor penting, yaitu manusia sebagai pengguna dan bangunan beserta komponen-
komponennya sebagai lingkungan binaan yang mengakomodasi kegiatan manusia.

BAB II. TINJAUAN EPH DAN KRITERIA KINERJA

Menurut Sudibyo (1989), Post Occupancy Evaluation (POE) atau Evaluasi Pasca Huni merupakan
kegiatan berupa peninjauan (pengkajian) kembali (evaluasi) terhadap bangunan-bangunan atau
lingkungan binaan yang telah dihuni. Menurut Preiser, dkk (1998), Evaluasi Pasca Huni (EPH) didefinisikan
sebagai pengkajian atau penilaian tingkat keberhasilan suatu bangunan dalam memberikan kepuasan dan
dukungan kepada pemakai, terutama nilai – nilai dan kebutuhannya. Menurut Haryadi dan Slamet (1996),
evaluasi terhadap tingkat kepuasan pengguna atas sebuah bangunan dengan mempelajari tampilan
elemen-elemen bangunan tersebut setelah digunakan beberapa saat.

Preiser et.al (1998) menyebutkan dalam evaluasi pasca huni yang diukur adalah kriteria
performansi yang meliputi tiga aspek yaitu :

a) Aspek teknikal : dapat terjadi ciri latar belakang lingkungan pengguna beraktivitas. Meliputi
struktur, sanitasi dan ventilasi, keselamatan kebakaran, elektrikal, dinding eksterior, finishing
interior, atap, akustik, pencahayaan dan sistem kontrol lingkungan.
b) Aspek fungsional : meliputi faktor manusia, penyimpanan, komunikasi dan alur kerja, fleksibilitas
dan perubahan, serta spesialisasi dalam tipe atau unit bangunan.
c) Aspek perilaku : meliputi teritorialitas, privasi dan interaksi, persepsi lingkungan, citra dan makna,
serta kognisi dan orientasi lingkungan.

Aspek fungsional adalah segala aspek bangunan dan lingkungan binaan yang secara langsung
mendukung kegiatan pemakai dengan segala atributnya (sebagai individu dan kelompok). Tata ruang dan
pengaturan lintasan yang mempengaruhi kegiatan pemakai dan berlangsungnya fungsi secara
keseluruhan. Kesalahan dalam perancangannya dapat menimbulkan "tidak efisien" nya suatu bangunan.
Akibat paling serius dari timbulnya ketidakefisienan adalah pemakai yang tidak dapat melakukan adaptasi
terhadap lingkungan binaan tadi (Sudibyo, 1989).

Perancangan bangunan yang menekankan fungsi, antara lain akan berpedoman pada kesesuaian
antara area kegiatan dengan segala kegiatan di dalamnya. Jika ini terjadi maka permasalahan fungsional
akan muncul dan menjadi titik perhatian evaluasi. Beberapa hal yang merupakan bagian kritis aspek
fungsional antara lain (Sudibyo, 1989) antara lain; pengelompokan fungsi pada bangunan, sirkulasi, faktor
manusia serta fleksibilitas dan perubahan.

BAB III. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Evaluasi Pasca Huni dengan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif berupa kritik saran dan Analisa sebagai pengguna secara langsung.
Analisis data menggunakan deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul. Data berupa studi literatur dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi tentang teori-teori yang berhubungan dengan Evaluasi Pasca Huni (EPH)
terhadap aspek fungsional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi didasarkan pengalaman
langsung dengan cara melihat dan mengamati, kemudian mencatat sesuai yang dilihat dan dirasakan
pengguna pasca huni.

Ruangan yang dipilih adalah sebuah ruang tamu di salah satu rumah tempat tinggal. Ruang tamu
dipilih dikarenakan adanya interaksi tidak hanya sesama penghuni rumah tersebut, tetapi interaksi social
dengan tamu dari luar. Aspek fungsional dipilih untuk mengetahui seberapa berfungsinya ruang tamu
dalam rumah tinggal dilihat dari aktivitas pemilik rumah setiap harinya.

BAB IV. DATA DAN ANALISA

BAB V. KESIMPULAN HASIL DAN REKOMENDASI

Anda mungkin juga menyukai