Anda di halaman 1dari 5

Program Studi Magister Arsitektur - Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti

Perancangan Arsitektur 2
Nama : Lia Nova Prabawati
NIM : 152012200003
Dosen : Dr. M. Ischak
Tanggal : 20 Mei 2023

1. Deskripsi Proyek

Studi Preseden Dalam Proyek Renovasi Bangunan Warteg Dan Kost Di Menteng,
Jakarta Pusat
Pendahuluan
Saat ini membangun dengan lahan terbatas merupakan faktor dari jumlah
populasi yang terus meningkat dan pembangunan yang terus bertambah. Membuat
kebutuhan lahan mengalami evolusi dan dalam melaksanakan perancangan perlu
menyesuaikan dengan lahan yang sudah tersedia. Studi preseden dalam bidang
arsitektur didefinisikan sebagai alat analisis untuk melatih terciptanya keseimbangan
antara dua aspek dalam arsitektur, yaitu prinsip-prinsip desain yang sudah ada dan
prinsip-prinsip desain yang baru/inovatif. Menurut John E. Hancock, 1986 "Karya masa
lalu selalu mempengaruhi kita, entah kita mau mengakuinya atau tidak, atau menyusun
pemahaman tentang bagaimana pengaruh itu terjadi".
Renovasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaharui,
memperbaiki atau mengganti Sebagian bangunan untuk mencapai kondisi yang lebih
baik. Untuk skala pengerjaannya, renovasi bisa berupa pengerjaan yang kecil maupun
besar tergantung misalnya seperti kerusakan bangunan, kebutuhan ruang, rumah
kurang nyaman dan selera desain yang berubah.
Dalam artikel ini menjelaskan renovasi pada bangunan warteg dan kost ini
dilakukan karena pemilik bangunan membutuhkan kebutuhan ruang lebih dan selera
desain yang berubah juga melihat peluang usaha yang tinggi, maka dilakukanlah
renovasi dengan tetap mempertahankan adanya warteg dilantai 1 dan penambahan
kamar kost dilantai 2 dan lantai 3 dan rooftop difungsikan untuk area servis. Dan akan
dilakukan evaluasi pasca huni dengan teknik mempelajari, menganalisis dan
mengevaluasi berdasarkan aspek fungsional.

1) Deskripsi Proyek
Nama Proyek : Renovasi Bangunan Warteg Dan Kost
Tahun Perencanaan : 2022
Lokasi : Jakarta Pusat
Status : Konsep Desain
Jumlah Lantai : 3 Lantai dan 1 Rooftop
Fungsi : Warteg dan Kost
Luas Lantai 1 : 46,88 m²
Luas Lantai 2 : 37,52 m²
Luas Lantai 3 : 42,6 m²
Luas Lantai Rooftop : 27,18 m²
Total Luasan : 154,18 m²
Program Ruang Lt 1 : Teras, Kamar Mandi luar, dan Ruang Makan
Program Ruang Lt 2 : 2 Kamar kost
Program Ruang Lt 3 : 2 Kamar kost
Program Ruang Rooftop : Area service
2. Kajian Referensi
Terdapat beberapa artikel sebagai referensi, diantaranya sebagai berikut :
a. Artikel berjudul :
REDESAIN MA’HAD BAKKAH MARTAPURA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
PERILAKU/ Na’im Royyani Aji
Sumber : journal of architecture, Volume 11 I Nomor 1 I Februari I 2022

Metode : metode evaluasi pasca huni dengan menjadikan perilaku


santri sebagai kajian utama. Tahapan awal evaluasi pasca huni
adalah mengumpulkan data eksisting aset dan perilaku secara
makro dan mikro.

Tahapan pasca huni :


1) Konsep Program
2) Konsep Tapak
3) Konsep Fungsi
4) Konsep Bentuk

b. Artikel berjudul :
EVALUASI PASCA HUNI ASPEK FUNGSIONAL PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN
SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) UNIVERSITAS TANJUNGPURA/ O’i Prasesti,
Muhammad Ridha Alhamdani, Rudiyono
Sumber : (JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur - ISSN 2746-5896 (Online)
Vol. 9, No. 2, Tahun 2021
DOI : 10.26418/ jmars.v9i2.48668)

Metode : Metode space syntax serta place centred mapping. Adanya


kedua metode yang digunakan dapat menganalisis
permasalahan terhadap variabel aspek fungsional yang telah
ditentukan sehingga dalam hal ini perlunya ukuran,
perhitungan, serta simulasi melalui denah bangunan dan
melakukan pemetaan berdasarkan tempat pergerakan
manusia pada suatu periode waktu tertentu di bangunan
Rusunawa Univesitas Tanjungpura.

Tahapan pasca huni :

c. Artikel berjudul :
Studi Evaluasi Pasca Huni Ditinjau dari Aspek Fungsional pada Bangunan
Asrama Mahasiswa Putra (TB2) Institut Teknologi Sumatera (ITERA)/ Kustiani, Ai
Siti Munawaroh
Sumber : (JURNAL ARSITEKTUR, Vol. 10, No. 1, Januari 2020, 07-18)

Metode : metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dengan cara


penyebaran kuesioner kepada 116 orang mahasiswa yang
ada di asrama tersebut. Data penunjang diperoleh melalui
wawancara dengan pihak manajemen dan beberapa
penghuni asrama
Tahapan pasca huni :
1) Pengamatan lapangan, dimana peneliti mencatat data lapangan agar mampu
memetakan masalah yang terjadi.
2) Proses evaluasi yang mendalam yang selanjutnya melakukan rekomendasi
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
3) Menggunakan rekomendasi pada tahap kedua guna merumuskan konsep dan
desain baru.

d. Artikel berjudul :
Evaluasi Pasca Huni Rumah Susun Sewa di Sulawesi Utara/ Maria Runtuwene, Judy
O. Waani, Jefrey I. Kindangen
Sumber : Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol. 7 No. 1 (2022): Vol 7, No 1
(2022) : Volume 7 Nomor 1, Maret 2022
Doi : https://doi.org/10.35793/fraktal.v7i1.42785

Metode : Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif


digunakan dalam penelitian ini bertujuan yaitu dapat
mengidentifikasikan tingkat kepuasan atau kenyamanan
penghuni bangunan dalam aspek tata fisik dan spasial bangunan
rumah susun sewa dalam pola aktifitas seharihari dengan
membuat suatu deskripsi atau gambaran secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta peristiwa yang terjadi dalam
bangunan rumah susun sewa tersebut dengan berfokus pada
tingkat kenyamanan penghuni bangunan dengan menggunakan
analisis Evaluasi Pasca Huni (EPH) yang merupakan sebuah
proses evaluasi terhadap bangunan setelah bangunan selesai
dibangun dan telah dipakai untuk beberapa waktu untuk
memberikan suatu penilaian pada tingkat keberhasilan
bangunan dalam memberikan dukungan kepada penghuni.

Tahapan pasca huni :


1) Pengumpulan data dengan pengamatan/observasi langsung terhadap aspek
fungsional, teknis dan perilaku.
2) Wawancara kepada penghuni bangunan dengan menggunakan metode
kuisoner yaitu berupa daftar pertanyaan yang kemudian data yang didapat dari
hasil jawaban dalam kuisoner diukur dengan menggunakan skala likert sebagai
alat ukur pendapat dan persepsi penghuni.
3) Evaluasi Pasca Huni (EPH) berdasarkan aspek fungsional, aspek teknis dan
perilaku, yang dijabarkan menjadi parameter, selanjutnya parameter
dijabarkan menjadi indikator yang terukur, sehingga dapat dijadikan sebuah
titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan

3. Analisis Eksisting
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu bangunan, perlu dilakukan
evaluasi pasca huni, berdasarkan aspek fungsional dan teknis. Apabila terdapat desain
yang perlu diperbaiki. Maka akan dilakukan redesign.
a. Aspek Fungsional
Menyangkut aspek fisik bangunan yang mendukung aktifitas penghuni. meliputi
parameter sirkulasi dan penataan ruang pada bangunan, sehingga didapatkan data
sebagai berikut :
1) Sirkulasi
Sirkulasi yang berada di lantai 1 warteg dimana didesain sebelumnya
sirkulasi untuk pengunjung masuk dan keluar hanya melalui 1 pintu di
depan. Sehingga karena dirasa kurang optimal. Oleh sebab itu direncana
redesign aka nada 2 pintu, 1 utnuk pintu masuk dan 1 untuk pintu keluar.
Peletakan pintu menjadi 2 juga agak sesuai dnegan identic dari pintu warteg.
pintu keluar akan diganti dipintu dapur. Sehingga akses masuk dan keluar
yang berbeda tidak menimbulkan kepadatan diarea pintu masuk
sebelumnya.
2) Penataan ruang

b. Aspek Teknis
Meliputi Parameter penerangan dan sirkulasi udara, sehingga didapatkan data
sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai