Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 TRENGGALEK


Mata Pelajaran : Menerapkan desain eksterior dan interior
bangunan
Kelas/ Semester : XII / 6
Alokasi Waktu : 4 x 45

A. Standar Kompetensi
Menerapkan desain eksterior dan interior bangunan
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan konsep dan gaya eksterior dan interior bangunan
C. Indikator
Menjelaskan macam-macam konsep ekterior dan interior pada bangunan.

D. Tujuan Pembelajaran.
Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa dapat :
a. Menjelaskan macam-macam konsep dan gaya ekterior pada bangunan
b. Memahami konsep dan gaya ekterior pada bangunan
c. Membedakan macam macam konsep yang telah dipelajari pada bangunan
d. Menerapkan konsep yang telah dipelajari pada bangunan
E. Materi Ajar
Konsep dan gaya eksterior pada bangunan
- konsep arsitektur klasik
- konsep arsitektur minimalis
- konsep arsitektur tropis

F. Uraian Materi

Konsep dan Gaya Arsitektur pada Bangunan

1. KONSEP MINIMALIS

Building Interior atau Bangunan bergaya interior atau arsitektur


minimalis selalu menekankan hal-hal yang bersifat esensial atau fungsional.
Bentuk-bentuk geometris elementer, seperti garis, persegi, dan kubus, tanpa
ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Sudut-sudut tegas dan warna netral,
misalnya putih dan krem,
terlihat menonjol. Keindahan atau kemewahan lebih terkesan dari
keapikan susunan detail struktur atau arsitektur, bukan dari kerumitan ornamen
penyertanya.

arsitektur jenis minimalis biasanya mudah dikembangkan atau di


aplikasikan dengan konsep interior lainnya seperti, Minimalis modern,
minimalis tropis, dan minimalis kontemporer. memadukan dua atau lebih gaya
yang berbeda bisa disebut sebagai gaya eklektik. Ciri desain minimalis
eksterior dan interior adalah:

Sambungan bidang yang sempurna, pertemuan dinding dan atap


memerlukan penanganan yang rapi. Mungkin ini yang menjadi pertimbangan
biaya desain minimalis mahal.

a. Penampilan struktur yang elegan, konstruktsi struktural


tersusun sederhana dan lugas tanpa kamuflase elemen arsitektur.
b. Pengunaan warna yaitu menggunakan dua warna yang mencolok
untuk membedakan dua buah bidang
c. Penggunaan cahaya, sebagai elemen yang mampu memberikan
efek dramatis. Permainan cahaya buatan atau alami menghasilkan
efek kedalaman ruang.
d. Open space, menghilangkan material dinding - contoh dapur dan
ruang makan dalam satu ruang.
Berikut ini contoh tampilan (Gambar 3.1 dan 3.2 )
merupakan contoh desain Eksterior gaya minimalis dan pada
(Gambar 3.3 dan 3.4) merupakan contoh desain Interior bergaya
Minimalis.
(Gambar 3.1) Eksterior Minimalis (Gambar 3.2 ) Eksterior Minimalis
(Gambar 3.4) (Gambar 3.3)

Kamar tidur berkonsep Minimalis Ruang Tamu berkonsep Minimalis

Kesan rumah minimalis dapat dicerminkan melalui sisi


arsitektur, bentuk rumah dan penataan interior dan tahap finishing.
Bentuk furniture dengan pola garis – garis dinamis memberikan kesan
lembut dan nyaman yang masih sesuai dengan fungsinya. Bahan pelapis
furniture akan bergeser dari motif bunga – bunga ke motif polos. Konsep
desain interior tidak akan banyak berubah.
Konsep dasar penataan ruang ditujukan untuk menciptakan kesan
ruang yang luas dan nyaman. Kesan ini dapat dibuat dengan menerapkan
bukaan agak besar di dinding rumah. Konsep ini diterapkan untuk
menyelesaikan keterbatasan lahan perumahan dan bukaan besar pada
bangunan telah terbukti mampu memberikan kesan ruang yang lebih
luas.

1. Konsep Arsitektur Klasik

Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik medesain yang mengacu pada zaman
klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan
kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri
dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.

Sejarah Arsitektur Klasik

Perkembangan arsitektur klasik dimulai pada regional arsitektur Yunani (+ 3000 – 30 SM).
Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya berikutnya yang
berkembang diberbagai belahan dunia dan juga menyumbangkan pemikiran yang paling
pintar dan penampilan yang sempurna di dalam tradisi Eropa Barat. Arsitektur pra-Yunani
kuno sangat terkait dengan kondisi bangsa Yunani yang kaya dengan mitologi dan seni.
Hal ini nampak dari fungsi dan bentuk bangunan utama sebagai bagian dari ritual
pemujaan. Ideologi kebudayaan masyarakat pra-Yunani kuno tersebut menjadi dasar
terbentuknya konsep nilai ke-estetika-an pada saat itu terfokus pada terciptanya bangunan-
bangunan megah dan besar sebagai upaya mendekatkan manusia terhadap mitos dewa-
dewi alam semesta.
Gambar 1 :Rumah klasik dengan pilar yang tinggi dan ornament yang rumit.
(sumber: www.interiormagazine.org)

Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara formal.
Arsitektur Klasik banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur
ini dan dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal,
sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan) dan tempat berkumpul
(balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail
mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.

Ciri-ciri bangunan berkonsep arsitektur klasik


 Umumnya bangunan klasik memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya.
 Tata letak jendela yang teratur/monoton pada tampak depan bangunan, dan
komposisi bangunan yang simetris.
 Memiliki kolom dan pilar yang tinggi menunjang.
 Ornament, dan profil-profil pada list plang dan bingkai jendela disajikan dalam
seni Romawi atau Yunani kuno
 Bahan yang biasa digunakan adalah bahan-bahan alam. Ex : penggunaan batu alam
dan marmer.
 Atap Berbentuk segitiga

2. Konsep Arsitektur Minimalis


Arsitektur minimalis pertama kali mengemuka di Indonesia pada 1990-an dengan model
desain yang indah. Minimalis dalam arsitektur menekankan hal-hal yang bersifat esensial
dan fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer tanpa ornamen atau dekorasi menjadi
karakternya. Pertimbangan tata letak, bentuk mengacu pada fungsi dengan meminimalkan
ornamen atau bahkan tidak ada ornament. Dasar fungsi yang diterapkan pada bangunan
arsitektur minimalis termasuk, fungsi ruang untuk kegiatan dan fungsi struktur konstruksi
dalam kualitas kerja yang presisi dan akurat.

Gambar 2 : Perumahan dengan konsep dan gaya minimalis.


(sumber: http://rumahminimalis12.blogspot.com)

Eksterior dibentuk oleh sedikit komposisi masa yang sederhana, estetika diberikan oleh
perbandingan besar kecil yang harmonis, kombinasi tekstur monoton dalam
kesedarhanaan bentuk-bentuk geometris

Ciri- ciri bangunan bergaya arsitektur minimalis :


 Bentuk bangunan geometris, garis-garis bidang lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-
titik pertemuan menyudut.
 Rumah tampil dengan bentuk seperti kotak dengan atap miring segi tiga tegak
lurus.
 Rumah minim ornamen, terutama profil ukir- ukiran.
 Bentuk kusen dan daun jendela dan pintu segi empat yang membuat penampilan
bangunan terlihat tegas.
 Pengaturan harus ruang sangat efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya. Penghuni
maupun tamu dapat mudah mengenali fungsi-fungsi ruang.
 Pemakaian bahan sangat efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan berteknologi
tinggi.

3. Konsep Arsitektur Tropis

Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi iklim
tempat manusia berada tidak selalu menunjang aktivitas yang dilakukannya. Aktivitas
manusia yang bervariasi tertentu memerlukan kondisi iklim sekitar yang bervariasi pula.
Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan ruang dengan kondisi visual
yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup, kondisi termis yang mendukung dengan
suhu udara pada rentang-nyaman tertentu, dan kondisi audial dengan intensitas gangguan
bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan. Karena cukup banyak aktivitas
manusia yang tidak dapat dilakukan akibat ketidak sesuaian kondisi iklim luar, manusia
membuat bangunan. Dengan bangunan, diharapkan iklim luar yang tidak menunjang
aktivitas manusia dapat dimodifikasi diubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih
sesuai.

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi terhadap kondisi
iklim tropis. Arsitektur tropis biasanya melihat kondisi suatu wilayah menurut letak
geografisnya. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat
Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu
udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dan sebaliknya, pada
musim hujan curah huan sangat tinggi. Dalam kondisi ikim inilah muncul ide untuk
menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam arsitektur tropis adalah memanfaatkan energi
alam, terutama memadukan unsur udara dan cahaya alami. Caranya adalah bagaimana
agar dari pagi sampai sore itu tidak ada lampu yang menyala. Semaksimal mungkin
ruangan mendapat cahaya matahari dan aliran udara.

Biasanya, rumah mengalami masalah jika tidak menyesuaikan dengan arsitektur tropis ini.
Belakangan ini kita banyak mengadopsi rancangan barat yang belum tentu cocok dengan
lingkungan kita. Jadi sebaiknya kembali arsitektur lokal, karakter-karakter lokal, yang
mempertimbangkan karakter iklim, suhu, hujan dan lain-lain.
Gambar 2 : Rumah Tropis yang berkesan tradisional.
(sumber: http://www.arsindo.com/umum/desain-arsitektur-tropis/)

Bagian-Bagian Bangunan Tropis :

1. View dan Orientasi Bangunan


Dari contoh-contoh study kasus desain bangunan tropis modern yang ada di Indonesia
pada saat ini, maka dapat disimpulkan ciri-ciri view dan orientasi bangunan tropis adalah
sebagai berikut:
 Menghadap pada arah dimana sinar matahari diusahakan dapat memasuki
ruangan pada pagi hingga sore hari.
 Ruangan dengan fungsi public atau pusat aktifitas berada pada kawasan yang
mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu system pelindung yang
menambah kenyamanan manusia.
2. Bahan-bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis
 Sun Protection
Sun protection adalah suatu bagian memprotec atau menjaga bagian dalam
bangunan atau interior, dengan suatu system atau bahan, yang dapat
menambah kenyamanan .
 Sun Shading
Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau
ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga
ventilasi bangunan.
3. Window Radiation (radiasi jendela / bukaan)
Window radiation maksudnya pengaruh material atau system pada bukaan atau
jendela, baik terhadap lingkungan interior bangunan, ataupun lingkungan luar /
eksterior bangunan.
4. Karakter khusus lain bangunan tropis
Bangunan tropis memiliki suatu system penggunaan material ataupun warna yang
berbeda dari bangunan modern lainnya, hal ini tergantung konsep bangunan, fungsi
bangunan, lokasi site bangunan, serta tujuan bangunan di desain.

Bangunan arsitektur tropis mempunyai ciri-ciri bentuk bangunan secara umum, seperti :
 Mempunyai atap yang relatif tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di
bawah atap berguna untuk meredam panas.
 Mempunyai teritisan / overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi efek
tampias dari hujan yang disertai angin. Juga untuk menahan sinar matahari
langsung yang masuk ke dalam bangunan.
 Mempunyai lubang / bukaan untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu di
dalam ruangan bisa tetap nyaman.
 Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat untuk
antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.
 Penggunaan material lokal yang sumbernya bisa didapat di sekitarnya.

G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

H. Sumber Belajar
1. Sumber :
 Internet
 Majalah eksplorasi desain & arsitektur Edisi 1
2. Alat :
 Komputer / Laptop
 Proyektor
 Papan tulis
I. Kegiatan Pembelajaran / Skenario Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Pertemuan Ke 4 45 menit
Kegiatan Awal
 Berdo’a dan salam sapa (religius, sopan santun)
 Mengabsen siswa (disiplin)
 Memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran (percaya
diri dan keterampilan menyimak)
2 Kegiatan Inti 110 menit
Eksplorasi
 Mendiskusikan mengenai macam-macam konsep arsitektur yang ada
di Indonesia. (keterampilan menyimak informasi , menghormati dan
menghargai )
Elaborasi
 Menjelaskan macam-macam konsep dan gaya arsitektur beserta ciri-
cirinya.(tanggung jawab,ketelitian, jujur)
 Menjelaskan ciri-ciri dari beberapa konsep dan gaya arsitektur.
(tanggung jawab,ketelitian, jujur)
 Menjelaskan ulang inti dari materi yang telah dijelaskan.
(keterampilan menyimak informasi)
Konfirmasi
 Tanya jawab mengenai materi yang dipelajari (percaya diri)
 Membagikan lembar soal tes mengenai materi maupun gambar
yang berhubungan dengan materi bahan-bahan penutup atap atau
langit-langit beserta konstruksinya untuk dijawab oleh para siswa.
(tanggung jawab)
 Siswa menjawab lembar pertanyaan yang dibagikan guru. (percaya
diri, tanggung jawab, jujur, teliti)
3 Kegiatan Akhir 25 menit
 Pengumpulan tes (tanggung jawab)
 Berdoa (religius)
 Salam (sopan santun)

J. Evaluasi Hasil Belajar dengan penilaian berupa soal


1. Prosedur Penilaian
a. Tanya Jawab
b. Tes tertulis
2. Jenis Penilaian
a. Tanya Jawab : Tanya jawab di dalam kelas tantang materi
b. Tes Tertulis : Tertulis
3. Instrumen Penilaian

No Butir Soal Kunci Jawaban


1 Sebutkan 3 tujuan digunakannya Tujuan dibangunnya arsitektur klasik di Eropa :
arsitektur klasik di Eropa ? a. Sebagai tempat berlindung (fungsi rumah
tinggal)
b. Sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi
rumah peribadatan)
c. Sebagai tempat berkumpul (balai kota, dsb).

2 Sebutkan 5 ciri-ciri bangunan a. Bentuk bangunan geometris, garis-garis


dengan konsep minimalis ? bidang lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-
titik pertemuan menyudut.
b. Rumah tampil dengan bentuk seperti kotak
dengan atap miring segi tiga tegak lurus.
c. Rumah minim ornamen, terutama profil
ukir- ukiran.
d. Bentuk kusen dan daun jendela dan pintu
segi empat yang membuat penampilan
bangunan terlihat tegas.
e. Pengaturan harus ruang sangat efisien,
fungsional, dan jelas hierarkinya. Penghuni
maupun tamu dapat mudah mengenali
fungsi-fungsi ruang.
f. Pemakaian bahan sangat efisien, praktis,
ringan tapi kokoh, dan berteknologi tinggi.

3 Jelaskan apa yang dimaksud Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan
dengan Arsitektur tropis ? yang mengadaptasi terhadap kondisi iklim tropis.
Arsitektur tropis dirancang dengan melihat
kondisi suatu wilayah menurut letak
geografisnya.
4 Sebutkan ciri-ciri umum
bangunan tropis ? a. Mempunyai atap yang relatif tinggi
dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang
di bawah atap berguna untuk meredam
panas.
b. Mempunyai teritisan / overstek atap yang
cukup lebar untuk mengurangi efek tampias
dari hujan yang disertai angin. Juga untuk
menahan sinar matahari langsung yang
masuk ke dalam bangunan.
c. Mempunyai lubang / bukaan untuk
ventilasi udara secara silang, sehingga suhu
di dalam ruangan bisa tetap nyaman.
d. Pada daerah tertentu, rumah panggung
menjadi ciri utama yang kuat untuk
antisipasi bencana alam dan ancaman
binatang buas.
e. Penggunaan material lokal yang
sumbernya bisa didapat di sekitarnya.

Keterangan : Nilai ≥ 75 = Lulus


Nilai < 75 = Tidak Lulus

Trenggalek, Maret 2019

Guru Pamong Pengajar


………………………… ……………………….
NIP. …………………. NIM. ……………….

Mengetahui

Kepala SMKN 2 TRENGGALEK

..........................................
NIP. ................................

Anda mungkin juga menyukai