Anda di halaman 1dari 13

Arsitektur Tropis

Hubungan Desain Arsitektur


dengan Kondisi Iklim

Kelompok 6 :
Tsabitha Angraeni 2207111294
Dea Amanda 2207124623
Hani Nurhaliza 2207112199
Indah Permata M 2207111297

Pendahuluan

Bangunan sebagai hasil perancangan


arsitektur dimaksudkan untuk
memberikan kenyamanan dan
mendukung aktifitas manusia yang
berada di dalam bangunan. Kondisi
ruangan yang baik dapat membuat Pada proses perancangan arsitektur,
manusia sebagai pemakai bangunan disamping faktor manusia dan
beraktifitas dengan baik sesuai dengan kebutuhan akan material bangunan,
kehendaknya. Kondisi ini menuntut faktor iklim juga memiliki pengaruh yang
ruangan sebagai wadah aktifitas besar terhadap suatu perancangan
manusia untuk dapat memenuhi bangunan. Keadaan iklim yang
persyaratan kenyamanan yang meliputi bervariasi di bumi ini menghadirkan
kenyamanan terhadap suara gaya, langgam, sifat dan bentuk
(acoustics), pencahayaan (lighting), arsitektur yang berbeda/beragam.
dan kenyamanan termal (thermal Fungsi utama dari arsitektur adalah
comfort). Oleh karena itu dalam harus mampu menciptakan lingkungan
perancangan arsitektur harus hidup yang lebih baik dengan cara
memperhatikan faktor iklim menentang dan menyesuaikan dengan
ini sehingga dapat tercipta kondisi iklim yang ada. Guna mencapai
lingkungan dan bangunan yang kondisi keseimbangan antara iklim dan
memberikan kenyamanan, arsitektur sulit sekali untuk
kenikmatan, dan keselamatan diketengahkan, sebab dalam hal ini
terhadap pemakainya. banyak sekali cabang ilmu yang terkait.
Problem Statement

Kebutuhan akan hubungan antara manusia dengan


lingkungannya dapat diungkapkan dengan sains agar tolak
ukurnya lebih pasti. Apabila dapat terungkap secara pasti, maka
tindakan rancangan bangunan yang berdasarkan
perkiraan/asumsi dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi
sebanyak mungkin. Guna mengetahui lebih dalam tentang iklim
terhadap arsitektur, maka analisis dapat dilakukan dan hal ini
meliputi :

1. Analisis site, meliputi adaptasi terhadap lingkungan.


2. Analisis orientasi, dicari arah yang baik agar diperoleh lingkungan
yang sesuai dengan yang disyaratkan.
3. Analisis bentuk, desain bangunan secara tunggal berpengaruh pada
terbentuknya suatu lingkungan dalam bangunan yang merupakan
modifikasi lingkungan luar yang dibentuk oleh kelompok
bangunan. Bentuk kelompok bangunan ini mempunyai pengaruh
pada lingkungan luar yang terjadi dan kepadatan bangunan
mempengaruhi pada pembentukan iklim lingkungan luar.
4. Analisis sistem konstruksi dan material bangunan, sistem konstruksi
berpengaruh pada proses modifikasi iklim lingkungan luar menjadi
lingkungan dalam yang terhuni dengan baik, begitu juga dengan
material bangunan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pada perancangan


arsitektur ditinjau dari iklim antara lain;

• Orientasi bangunan terhadap lintasan matahari, angin,


dan sistem jalur jalan.
• Karakteristik material bangunan terhadap iklim.
• Penerangan sekeliling bangunan.
• Letak, luas permukaan pada sisi bangunan.
• Tinggi bangunan.
• Prosentasi luasan penghijauan.
• Kepadatan bangunan.

Dari faktor-faktor di atas, pengaruh iklim yang dominan dalam


perancangan arsitektur meliputi panas dan cahaya yang
melibatkan sistem penghawaan dan sistem penerangan.
Sistem Penghawaan

Ada 2 prinsip utama dalam penghawaan bangunan guna


mencapai lingkungan yang sesuai untuk penghuninya, yaitu
penghawaan alam dan buatan. Penghawaan alam pada
dasarnya memanfaatkan aliran angin guna pergantian udara
pada ruang dalam bangunan. Penghawaan alam pada
dasarnya tergantung pada tenaga angin, maka perancangan
penghawaan alam untuk suatu ruangan dalam merupakan
usahau ntuk merancang ; sistem pembukaan, luas
pembukaan, letak pembukaan. Sedangkan aliran udara
diluar sebelum masuk ke dalam ruangan sangat dipengaruhi
oleh ; sistem lay out kelompok bangunan, sistem orientasi
utama bangunan, elemen lansekap.

Beberapa hal yang mempengaruhi Arsitektur di Daerah


Tropis, diantaranya :
1. Penghawaan Silang
Penghawaan silang ialah penghawaan dalam ruangan
melalui dua lubang penghawaan yang saling berhadapan.
Lubang pertama untuk masuknya udara sedangkan kedua
untuk udara keluar. Untuk mencapai distribusi aliran udara
yang baik, maka sebaiknya sudut angin datang ialah 45°–
60° terhadap bidang dinding muka. Elemen penangkap
angin, misalnya sirip vertical dapat membantu
mempercepat aliran angin ke dalam ruangan.

2. Bentuk Bangunan dan Orientasi


Orientasi bangunan terhadap arah aliran angin perlu sekali
mendapat
perhatian, termasuk untuk bangunan tinggi.

3. Pembayangan Matahari

Pada perancangan bangunan yang berkaitan dengan


panas yang ditimbulkan oleh matahari, perancang sering
memanfaatkan pembayangan sinar untuk mengurangi
panas yang diterima oleh bangunan.

4. Pengaruh Atap

Atap adalah komponen bangunan yang langsung


berhubungan dengan

semua elemen iklim yang ada.


Pengaruh Elemen Iklim Tropis
dengan Kenyamanan Termal
Bangunan

Produktifitas manusia cenderung menurun atau rendah pada kondisi udara yang
tidak nyaman seperti halnya terlalu dingin atau terlalu panas. Penelitian Idealistina [2]
memperlihatkan fenomena semacam itu, bahwa produktifitas manusia meningkat pada
kondisi suhu (termal) yang nyaman. Arsitektur tropis diharapkan mampu menjawab seluruh
persoalan iklim tersebut dengan bentuk rancangan yang hampir tanpa batas. Bukan sebatas
pada penyelesaian atap yang lebar saja. Aspek kenyamanan visual (pencahayaan) serta
kenyamanan termal (termis) merupakan dua hal dominan yang perlu dipecahkan agar
penghuni bangunan tropis dapat mencapai kebutuhan kenyamanan secara fisik.

Atap lebar memang diperlukan pada bangunan tropis berlantai rendah. Namun
rancangan ini tidak merupakan jaminan bahwa penghuni akan mampu mencapai
kenyamanan fisik secara visual dan termal sebagaimana diharapkan seperti di atas. Tidak
tersedianya bukaan-bukaan sebagai sarana ventilasi dalam bangunan secara
memadai, mengakibatkan ruang dalam bangunan tropis terasa panas. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya radiasi dinding atau langit-langit, atau disebabkan oleh
meningkatnya kelembaban dalam ruang tersebut akibat minimnya aliran udara. Banyak
faktor lain yang dapat menghambat pencapaian kenyamanan fisik bagi pengguna
bangunan yang pada umumnya disebabkan oleh rancangan arsitektur yang tidak tepat di
mana kondisi iklim setempat (tropis) tidak diperhitungkan dalam proses perancangan

Arsitektur tropis harus diartikan sebagai rancangan spesifik suatu karya arsitektur yang
mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis. Iklim tropis sendiri dicirikan oleh
berbagai karakteristik, misalnya kelembaban udara yang tinggi, dapat mencapai angaka di
atas 90%, suhu udara relatif tinggi, antara 15 hingga 35oC, radiasi matahari yang
menyengat dan mengganggu, serta curah hujan tinggi yang dapat mencapai angka di
atas 3000 mm/tahun. Faktor-faktor iklim tersebut berpengaruh sangat besar terhadap
aspek kenyamanan fisik manusia terutama aspek kenyamanan termal (termis).
Faktor yang mempengaruhi Kenyamanan
Termal

Secara lebih lanjut, berikut adalah faktor-faktor yang


mempengaruhi kenyamanan termal suatu bangunan.

1. Temperatur udara

Temperatur udara merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam menentukan
kenyamanan termal. Temperatur udara antara suatu daerah dengan daerah lainnya sangat
berbeda. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor, seperti sudut datang sinar matahari,
ketinggian suatu tempat, arah angin, arus laut, awan, dan lamanya penyinaran.

2. Kelembaban Udara
Kelembaban udara merupakan kandungan uap air yang ada di dalam udara. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kelembaban udara, yakni radiasi matahari, tekanan udara,
ketinggian tempat, angin, kerapatan udara, serta suhu.

3. Kecepatan angin
Kecepatan angin adalah kecepatan aliran udara yang bergerak secara mendatar atau horizontal pada
ketinggian dua meter di atas tanah. Kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang
dilaluinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin, antara lain berupa gradien
barometris, lokasi, tinggi lokasi, dan waktu

3. Insulasi Pakaian
Jenis dan bahan pakaian yang dikenakan juga dapat mempengaruhi kenyamanan termal. Salah satu
cara manusia untuk dapat beradaptasi dengan keadaan termal di lingkungan sekitarnya adalah
dengan cara berpakaian.

4. Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan manusia akan meningkatkan metabolisme tubuhnya. Semakin tinggi
intensitas aktivitas yang dilakukan, maka semakin besar pula peningkatan metabolisme yang terjadi
di dalam tubuh, sehingga makin besar energi dan panas yang dikeluarkan.
Pengaruh Desain Arsitektural

Menurut Ken Yeang, tanda bahwa bangunan tersebut bersahabat ataupun melawan iklim
setempat dapat dilihat dari enclosure systemnya. Bangunan yang bersahabat memperlihatkan
enclosure yang terbuka (open system). Pada enclosure yang terbuka, bangunan berfungsi
sebagai suatu lapisan yang berlubang atau environmental filter, yang menyaring/mengontrol
kondisi iklim lingkungan luar bangunan sebelum masuk ke dalam bangunan. Sedangkan
kebalikannya, bangunan yang melawan kondisi iklim setempat adalah bangunan yang memiliki
enclosure tertutup (closed system) dimana bangunan tersebut berfungsi sebagai insulator
terhadap iklim yang mana sedikit terjadi ataupun tidak terjadi pertukaran kondisi lingkungan
antara lingkungan di luar bangunan dengan lingkungan dalam bangunan. Kenyamanan termal
bangunan diperoleh dengan bantuan peralatan mekanis sebagai pengontrol, seperti air condition
dan lampu pencahayaan buatan.

Beberapa pendekatan dalam perancangan arsitektur yang dapat dilakukan untuk menjadikan
suatu banguanan tersebut bersahabat dengan iklim adalah melalui
berbagai hal berikut.
1. Pengaturan orientasi, bentuk, dimensi, serta letak massa.
2. Pengaturan bukaan dengan menerapkan sistem ventilasi silang (cross ventilation).
3. Penentuan material bangunan.
4. Penambahan elemen arsitektural yang tanggap terhadap kondisi iklim.
5. Pengaturan kelembaban
6. Vegetasi
Studi Literatur mengenai
Karya Arsitektur di Negara
Tropis

Rumah Geometri/The Guild House


Lokasi : Jakarta Barat, tepatnya di
perumahan villa meruya
Arsitek: Realrich Sjarief
Kegunaan: Kediaman dan kantor.

Bangunan seluas 110 m2 menempati area 150 m2


di lahan seluas 375 m2 di sudut jalan perumahan
Villa Meruya, Jakarta Barat. The Guild
menunjukkan identitasnya sebagai SOHO yang
berhasil mengeksplorasi desain di tengah
keterbasan dan kebisingan Kota Jakarta. Seolah-
olah menarik diri dan membangun kawasannya
sendiri, The Guild terisolasi dari luar dengan Realrich sendiri menyatakan bahwa dirinya
tembok pagar tinggi yang solid, tetapi sangat mendesain bangunan ini karena beliau menyukai
terbuka di bagian dalamnya. hidup dekat dengan studio, dirinya pun
berkomitmen penuh dengan pekerjaan di studio.
Bangunan ini terbagi dalam beberapa ruangan Di studio pula dia menghabiskan kebanyakan
seperti kamar tidur, dapur, ruang tamu, ruang waktunya sehingga akan memudahkan dirinya
makan, studio kerja, perpustakaan, dan halaman dengan memiliki bangunan rumah dan studio
terbuka. Pada bagian area masuknya dihadirkan dalam satu tempat.
dengan pintu metal dan dinding beton yang
dilingkupi dengan kanopi polikarbonat dibingkai Pada lantai dasarnya, ruang tamu dan ruang
dengan frame baja. makan bisa diakses melalui pintu berbentuk
melengkung yang dilengkapi dengan jendela
melingkar yang diapit oleh sepasang bukaan
Setelah memasuki pintu, pengunjung dihadapkan
berbentuk lengkung yang menghadap ke arah
dengan lobi kecil berukuran 2 x 2m dimana area
kolam. Area ini memiliki luas 35 meter persegi.
ini adalah pemisah antara rumah dan studionya.
Akses public dan privat dalam rumah ini terpisah
Untuk kamar tidur dan juga ruang keluarga berada
melalui koridor terbuka di dalamnya. Elemen air
di lantai atasnya yang lebih memberikan kesan
yang berada di dekat area masuk tentunya
privasi bersama keluarga. Sirkulasi pembatas
menambah kesegaran dan kesejukan dalam
ruang privat dengan studio nya adalah melalui
bangunan.
tangga void. Tangga tersebut pun menjadi akses
langsung yang dapat digunakan oleh Realrich agar
dapat langsung menuju ke ruang kerja dari
rumahnya.
Pada bagian barat-timurnya,
cahaya matahari ditutupi
dengan meletakkan dinding
solid dan kamar mandi.
Sedangkan pada sisi utara-
selatan terdapat fasad terbuka
yang membuat cahaya dan
udara dapat masuk ke dalam
bangunan. Adanya skylight
dengan bentukan piramida
pada atapnya menyalurkan
cahaya ke tengah bangunan
dan mengalirkan udara segar
dari cela antara kaca dan
betonnya.

Lalu di studio kerja pada bangunan ini terdiri dari 6 x 6 meter dilengkapi dengan adanya kaca melingkar di
dindingnya. Void ini berupa skylight yang terbuat dari beton dan cela kecil serta kaca yang digunakan
untuk memasukan cahaya dan udara ke dalamnya.

Rumah ini sendiri tampak seperti batuan berpori dimana terdapat akses terbuka dan beberapa lubang di
dalam bangunan. Sirkulasi yang terdapat di dalamnya dapat ditutup dan juga dibuka dengan mudah.
Bentukan pintu kamar di dalam bangunan pun melengkung dengan bentuk yang tidak biasa. Sedangkan
untuk perpustakaannya diberi nama Omah dengan ukuran 3,4 x 12,3 m. Yg mana area ini merupakan area
public yg Pada hari weekend perpustakaan ini pun juga dibuka untuk umum.

Realrich mengakui bahwa ia memang menyukai bentukan geometri secara murni yang kemudian ia
modifikasi dan membuat bentuk baru melalui geomteri tersebut melalui penambahan dan pengurangan
dalam prosesnya.

Hal yang menjadi pusat dalam rumah ini adalah halamannya dengan kolam ikan dan jendela bulatnya yang
berdiamerter 3.5 meter. Memperlihatkan area keluarga di dalam rumahnya. The Guild ini sendiri merupakan
salah satu contoh proyek yang menarik perhatian karena bentuk yang termodifikasi dan juga pergerakan
sirkulasi dalam rumah yang saling bertautan di Negara beriklim tropis, Indonesia.
Noor House
Lokasi : Bandung, Jawa Barat
Arsitek: Studio Aaksen Responsible
Architecture
Kegunaan: Rumah Tinggal

NOR identik dengan Nur dalam bahasa Arab yang


berarti cahaya. Konsep spiritual yang kuat ikut
menjadi konsep desain dan diwujudkan melalui
jendela segitiga di atap bertuliskan Allah dalam
bahasa arab. Cahaya dari jendela itu menerangi
ruang mushola di bawahnya sebagai lambang
cahaya Allah yang memberi pencerahan dan
bimbingan.

Luas keseluruhan rumah ini 115 m2. Lantai


pertama seluas 72 m2 untuk ruang keluarga, Rumah ini memiliki banyak bukaan sehingga
ruang makan, dapur, mushola, toilet, dan dapur. memaksimalkan pemanfaatan pencahayaan alami
Lantai dua seluas 43 m2 untuk kamar tidur utama, dan sirkulasi penghawaan yang baik. Tangga
kamar tidur anak-anak, dan sebuah kamar mandi. sebagai akses antar lantai, perlu pencahayaan
Rumah ini didominasi warna putih didesain yang optimal agar aman karena setiap langkah
dengan gaya arsitektur tropis kontemporer dengan terlihat dengan jelas. Itulah sebabnya, Aaksen
atap fumira sebagai facade. menempatkan jendela di area tangga. Sinar
matahari yang masuk menerangi area di bawah
tangga dan membunuh kuman yang biasanya
Interpretasi tradisi dan hukum Islam menjadi dasar
bersarang di tempat yang gelap dan lembab.
pemikiran Aaksen untuk mengikutsertakan cahaya
dalam keseluruhan desain, dengan
memaksimalkan bukaan dan menggunakan
material yang paling ringan. Jendela besar setinggi Keterbatasan ruang melahirkan konsep Space
dinding memberi pencahayaan maksimal untuk Saving Furniture pada desain interiornya.
selasar penghubung antar ruang di lantai dua. Tampilan simple dan bersih didapat dari keramik
Jendela ini terbagi dua. Bagian bawah berupa lantai warna gading yang dipadukan dengan lantai
jendela mati demi segi keamanan, sedangkan parket dan dinding putih. Area dapur dibuat
bagian atas bisa dibuka untuk sirkulasi udara. memanjang satu baris dan disatukan dengan
ruang makan. Trik ini menghemat area gerak dan
membuat ruang terasa lebih lega. Struktur tangga
didesain seminimalis mungkin dengan bagian
bawah anak tangga dibuat kosong untuk
memperluas ruang. Plafond gypsum tanpa profil
juga memberi efek signifikan terhadap luas ruang.
Kualitas pencahayaan dan penghawaan yang baik
juga dirasakan di kamar mandi. Kamar mandi
serba putih menampilkan desain yang bersih
higienis dan semakin tampak berkilau dengan
kehadiran cahaya matahari yang dipantulkan oleh
keramik dinding. Cermin yang berhadapan
memberi efek pantulan yang memperluas ruang.

Salah satu dinding kamar tidur utama berupa


jendela besar. sedangkan bagian atas berupa
jendela berdaun dua. Sebenarnya, sinar matahari
yang sampai ke kamar, bukanlah sinar matahari
langsung. Sinar matahari masuk ke dalam rumah
melalui jendela di atap, baru diteruskan ke jendela
kamar. Ide ini mengurangi efek panas matahari
yang memasuki kamar tidur.

Jendela mati berbentuk trapesium siku-siku


menerangi lantai satu dan selasar lantai dua.
Kusen alumunium menjadi pilihan karena ringan,
tahan lama, dan warnanya bisa disesuaikan
dengan kebutuhan. Lantai parket warna coklat
muda menjadi penyeimbang silaunya warna serba
putih yang memantulkan cahaya matahari. Urat-
urat kayu menjadi hiasan dalam ruang yang serba
putih dan memberi kenyamanan yang alami.
Bhotanica Khao Yai
Lokasi : Pegunungan hutan cadangan
nasional Khao Yai, Thailand.
Arsitek : Vin Vanvarn
Kegunaan: Resort

Resort bhotanica Khao Yai ini dibangun oleh Vin


Vanvarn architects pada tahun 2014. Bangunan
resort bintang-5 ini merupakan bangunan resort
baru yang berkonsep desain arsitektur modern
tropis. berada di pegunungan hutan cadangan
nasional Khao Yai, Thailand, memiliki potensi
wisata air terjun Heo Suwat yang terkenal dan
atraksi objek wisata lokal lainnya.

Orientasi bangunan resort bhotanica khao yai,


yang memiliki bangunan dengan sisi terpanjang
nya menghadap ke arah utara dan selatan,
Selain memberikan estetika bentuk modern ,
sehingga bangunan tidak langsung mendapatkan
desain tersebut juga berfungsi untuk mengurangi
panas matahari. Sedangkan sisi timur dan barat
air hujan tidak langsung mengenai fasad
bangunan resort bhotanica khao yai ini memiliki
bangunan. Selain itu, Orientasi bukaan pada
minimnya bukaan, sehingga menurunkan
bangunan resort bhotanica khao yai ini sebagian
internsitas panas matahari saat terbit dan
besar menghadap ke arah utara dan selatan,
terbenam. Penggunaan atap yang digunakan
sehingga bagian barat dan timur bangunan dibuat
pada bangunan resort bhotanica khao yai ini
bukaan yang sangat minim, yaitu hanya koridor
adalah atap datar. Meski namanya atap datar,
dibagian tengah nya. Oleh karena itu, ruang
namun atap ini tidak benar- benar datar. Atap ini
dalam bangunan tetap terang tanpa panas yang
memiliki sedikit kemiringan untuk aliran air dan
berlebih dari paparan sinar matahari. Sedangkan,
drainase. Selain itu, Atap bangunan pada
ventilasi udara pada resort bhotanica khao yai ini
bangunan resort bhotanica khao yai ini sebagian
menggunakan jendela - jendela dan pintu yang
bangunannya dimaksimalkan fungsi bagian atap
besar sehingga dapat memaksimalkan
nya untuk roof top garden.
pengudaraan yang masuk dan keluar bangunan.
Bangunan resort bhotanica khao yai Konsep arsitektur modern tropis pada bangunan
menggunakan jenis material yang dapat merspon resort bhotanica khao yai telah diterapkan pada
iklim cuaca di daerah pegunungan. Material yang sebagian besar bangunan dan dapat merespon
digunakan antara lain adalah batu alam. Selain dengan baik terhadap keadaan sekitarnya.
itu, shading device untuk melindungi fasad
bangunan dari terpaan air hujan, bangunan resort
bhotanica khao yai menggunakan balkon-balkon
besar dari dag beton.
Clay House
Lokasi : Area Pegunungan Lombok, NTB
Arsitek : Budi Pradono
Kegunaan: Rumah Hunian

Rumah dengan nama Clay House ini berada di


perbukitan Selong Belanak yang berada di area
pinggiran pantai belahan selatan NTB. Rumah
yang menghadap ke laut ini tentunya akan menjadi
bangunan ikonik untuk lingkungan sekitarnya yang
sedang dikembangkan. Tidak hanya karena
bentuknya namun juga posisi bangunan yang
tinggi dan megah terlihat jelas dari kejauhan.

Kontainer ini menaungi kamar tidur utama beserta


kamar mandi di dalamnya. Pemilihan container ini
sendiri merupakan salah satu penggunaan
material local yang terdapat di area tersebut.
Kontainer ini ditemukan di pelabuhan sekitar
pulau. Bahkan logo ‘7h’ dari container pun
dibiarkan masih tampak pada bagian eksterior
rumah tersebut. Clay house memiliki pewarnaan
yang memberi kesan natural dan hangat pada
interiornya. Sedangkan pada bagian eksterior di
cat putih sehingga dapat meminimalkan panas
yang berlebihan dan merefleksikan cahaya
Rumah ini memiliki dua massa bangunan. matahari.
Keunikan rumah terlihat pada salah satu massa
bangunan yang memiliki kotak container sebagai
Material yang digunakan untuk dinding rumah ini
penghias eksteriornya. Lantai satu pada massa
adalah tanah liat. Tanah ini dikumpulkan disekitar
dengan eksterior difungsikan sebagai ruang tamu,
site berjarak 20 kilometer yang kemudian diolah
dapur, dan ruang makan. Pada sisi panjangnya
oleh para pengrajin. Dinding dengan lapisan
terdapat kolam renang yang memanjang dan tidak
papan memiliki tebal sekitar 30 centimeter.
lebar terbentang di bagian belakang. Sedangkan
Dinding yang cukup tebal dan tidak biasa ini
lantai duanya digunakan untuk kamar tidur. Pada
didesain untuk mencegah overheating pada iklim
bagian tertinggi massa ini, kotak container setinggi
panas dan lembab yang menjadi ciri khas daerah
2,2 meter diletakkan miring sebesar 60 derajat
beriklim tropis.
untuk memberikan langit-langit ruangan yang
tinggi.
Penggunaan material bambu juga
terlihat di beberapa sudut rumah ini.
Sebelum digunakan sebagai
material rumah, tentunya
pemeliharaan material bambu sudah
dilakukan. Bambu yang dijadikan
material rumah ini dipangkas ketika
malam hari Karena pada waktu itu
tumbuhan tidak melakukan
fotosintesis, sehingga sari pati pada
tumbuhan pun masi tersimpan di
dalam akarnya. Setelah itu bamboo
dimasukkan ke dalam rendaman air
laut selama dua bulan dan dilapisi
cat.

Suasana hangat di dalam rumah


tercipta dengan adanya ekspos
material seperti kayu dan juga ubin
batu. Terasa sekali kesan natural
pada rumah ini sehingga menjadikan
pemilik rumah akrab dengan
suasana alam. Namun tidak hanya
interior saja yang terdesain dengan
baik. Akan tetapi area outdoor rumah
ini juga terdesain dengan sangat
cantik dan natural. Banyaknya
tanaman yang tumbuh di sekitar
rumah tentunya memberikan
kesegaran dan keasrian rumah ini.

Anda mungkin juga menyukai