Anda di halaman 1dari 11

Elemen-elemen desain

1. Pengertian Elemen Desain Interior

Dalam proses pembuatan karya dalam desain interior, tentunya tak lepas dari munculnya
gagasan atau ide dari seorang desainer interior. Gagasan tersebut muncul sebagai suatu solusi
dari permasalahan yang didapat dari pengamatan di lapangan, baik untuk kepentingan pribadi
maupun untuk kepentingan orang lain. Mempewrbincangkan suatu ide atau gagasan, pada
dasarnya merupakan suatu hal yang abstrak, di mana keberadaannya tak berwujud sehingga
secara visual tak dapat dilihat dengan indera penglihatan baik untuk penciptanya maupun
penikamatnya. Keberadaan ide hanyalah berada dalam pikiran atau suatu angan-angan dari
penggagasnya, sehingga dapat diterjemahkan oleh pengagasnya pula, namun gagasan tersebut
tidak dapat dipahami secara jelas oleh orang lain dalam hal ini penikmat atau penggunanya.
Kalau seandainya gagasanmembuat sebuah ruangan bertemakan klasik yang terucap dari mulut
sang desainer dan didengar oleh orang lain, maka yang terjadi adalah juga berupa angan-angan
tentang penggambaran ruangan bertema klasik dari yang medengar uacapan tersebut. Agar
gagasan tentang pembuatan desain interior itu dapat terlihat dan bisa dinikmati oleh masyarakat
selaku penggunanya, maka perlu mentrasformasian gagasan yang berwujud abstrak itu ke dalam
bentuk karya nyata.Ketika sebuah gagasan hendak ditransformasikan ke dalam bentuk karya
nyata, maka perlu adanya suatu media sebagai komponen pewujud sebuah karya, di mana
nantinya bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat secara nyata.Media dalam perspektif desain
interior merupakan bahan atau material yang siap diolah dengan menggunakan alat-alat terkait
berdasarkan suatu desain yang telah dirancang sebelumnya oleh desainer.

Desainer Interior dalam merancang sebuah desain ruangan, tentunya tak terlepas dari
kemampuan mengolah bahan atau material dengan peralatan terkait ke dalam bentuk-bentuk
tertentu, haruslah berpegangan pada aturan yang berlaku di dalam perancangan desain interior.
Kata aturan di sini dapat diinterpretasikan yaitu kemampuan untuk menyesuaikan dan mengikuti
kaidah-kaidah yang sudah umum berlaku dalam proses penciptaan karya desain interior. Kaidah
disini dapat disetarakan dengan rumus-rumus yang berkaitan dengan proses penciptaan dalam
bidang ilmu kesenirupaan, khususnya pada desain interior. Setiap desainer dalam proses
penciptaan karya harus selalu berpegang pada aturan yang dinamakan elemen desain
interior.Elemen desain interior tersebut terdiri dari beberapa komponen di dalamnya dan setiap
komponen mempunyai karakteristik dan perlu adanya penyesuaian dalam penerapannya.Jadi
elemen desain disini merupakan elemen-elemen sebagaikomponen pembentuk suatu ruangan
yang terdiri dari unsur plafon, unsur dinding dan unsur lantai. Sehingga setiap perancangan
desain interor hasuslah berpegangan pada aturan desai berdasarkan konteksnya, sehingga
perancangan tersebut akan berjalan sebagai mana mestinya, bahwa “Desain interior yang
ditandai dengan adanya variasi dan fleksibilitas atas ruangannya, namun keberhasilan dari hal
tersebut ditentukan dari kesederhanaan dan kejelasan dalam penekanan setiap ruangan yang
menjadi tujuan utamanya (Kugler, 2007)”.

Dalam perancangan desain interior, terdapat elemen-elemen yang siap diolah oleh seorang
desainer hingga menjadi sebuah karya ruangan yang mengutamakan segi fungsionalnya namun juga tak
melepas dari estetis bentuknya. Terdapat beberapa komponen dalam elemen desain interior yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :

a. Titik

Titik merupakan salah satu elemen desain interior sebagai tanda penunjuk adanya ruang.Titik
terjadi bila ada pertemuan garis yang mewakili tiga dimensi diantaranya lebar, panjang dan
tinggi.Pertemuan tiga garis yang mewakili panjang, lebar dan tinggi hingga terciptanya suatu ruang.
Letak titik biasanya berada dipojok kanan-kiri pertemuan bidang plafond an dinding serta bidang lantai
dan dinding. Sebuah titik dapat dipakai untuk menunjukkan adanya pertemuan dua gris membentuk
siku, Ujung berakhirnya garis, Persilangan dari dua garis vertical dan horizontal.

b. Garis

Garis merupakan salah satu elemen desain interior sebagai tanda penunjuk pembatas antara
bidang atas yaitu plafon dan bidang bawah yaitu lantai dengan dinding.Garis pembatas ini bisa
diwujudkan melalui arah vertikal dan Horisontal maupun diagonal.Garis vertikal dapat diwujudkan
melalui pertemuan sudut dinding kearah atas dan bawah.Sedangkan garis horizontal diwujudkan melalui
pertemuan plafon dan dinding serta lantai dan dinding ke arah kiri-kanan dan maju mundur tergantung
sudut pandangnya.Sementara it ugaris diagonal terwujud dengan adanya penerapan anak tangga
menuju ke lantai dua.Garis juga bisa sebagai unsur penghias ruangan melalui penerapan hiasan dinding
atau motif dari dinding, pemakaian jendela dan pintu serta ventilasi udara tempat keluar dan masuknya
angina ke dalam ruangan.

c. Bidang (Bentuk)

Bidang adalah merupakan salah satu elemen desain interior sebagai tanda pembatas sebuah
ruang.Bidang dalam desain interior merupakan unsur pembentuk sebuag ruang, yang terdiri dari bidang
atas bernama plafon, bidang bawah bernama lantai dan bidang bidang tegak lurus atau berdiri bernama
dinding.Ketiga bidang itulah sebagai komponen dalam pembentuk sebuah ruangan.Bentuk bidang
bermacam-macam ada yang berbentuk geometris, organik dan tak beraturan. Para desainer interior
dalam merancang sebuah ruangan tentunya bebas menggunakan bidang dalam membentuk dinding
maupun palfon menurut gagasannya, tentunya disesuaikan dengan tema yang diangkat serta gaya
desain yang dipakai. Secara visual bidang tersebut bisa berbentuk geometris, seperti persegi panjang,
bujur sangkar, segi tiga, lingkarandan polygon. Bisa juga dengan bentuk lain seperti bentuk organic
menyerupai binatang, bintang daun dan sebagainya. Atau juga dengan bentuk abstrak yang tak
beraturan bentuknya.Penerapannya pun bisa dilakukan datar atau berdimensi atau mengandung
ketebalan tertentu.
d. Ruang

Ruang merupakan salah satu elemen desain interior sebagai tanda menciptakan sebuah kesan
keluasan atau kesempitan ruangan atau area dan dapat juga dikatakan space.Ruang dalam karya desain
interior bersifat nyata dan ini terbentuk dari komponen lebar, panjang dan tinggi.Sebuah ruangan
tercipta berkat adanya 3 komponen sebagai pembentuk diantaranya plafon yang ada dibagian atas
berfungsi sebagai atap, partisi berdiri berfunsi sebagai dinding dan lantai yang ada di bawah sebagai alas
atau dasar.Kesan ruang dapat diciptakan lebar atau luas dengan memberikan ukuran yang besar dalam
persegi.Sedangkan kesan ruang sempit dengan memberikan ukuran yang kecil dalam meter
persegi.Semua itu terjadi tergantung dari perencanaan desain yang dirancang oleh para desainernya.

e. Warna

Warna merupakan salah satu elemen desain interior sebagai tanda pemberi karakter dan makna
tertentu berdasarkan berdasarkan obyek yang menyertainya. Warna dalam seni rupa khususnya dalam
perancangan desain interior mempunyai pengaruh psikologis bagi para penghuninya dan para tamu
yang akan mendatangi rumah tersebut atau gedung tersebut. Warna dalam desain interior akan
memberikan suatu kesan pada suatu ruangan yang menyertainya. Suatu ruangan jika diberikan warna
terang atau panas akan menciptakan suatu kesan luas dan apabila diberi warna gelap atau redup akan
berkesan pada suatu kedekatan atau berkesan sempit. Namun kesemuanya itu, tergantung dari fungsi
perancangan ruangan yang direncankan oleh desainer.Penggunaan warna pada ruang, baik untuk
dinding maupun plafon sangat tergantung dari gagasan desainernya.Jika dilihat dari tujuan warna,
menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014) adalah :“Menciptakan suasana, Menunjukkan kesatuan atau
keragaman, Mengungkapkan karakter bahan, Mendefinisikan bentuk, Mempengaruhi proporsi,
Mempengaruhi skala, Memberikan kesan berat”. Warna dalam dunia kesenirupaan dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan makna dan berdasarkan sistem. Jika dikaitkan dengan
makna, maka setiap warna akan mempunyai arti atau makna yang dibawanya. Satu warna mungkin
mempunyai makna yang berbeda tergantung dari konteks yang dibawanya,sehingga setiap obyek yang
berwarna akan membawa makna dari obyek tersebut. Sementara itu system warna berbicara
bagaimana sebuah warna itu diproses selama dalam penciptaan dengan kata lain dalam perspektif
proses produksinya.

f. Tekstur

Tekstur merupakan salah satu elemen desain interior sebagai tanda pemberi efek tertentu pada
permukaan bidang dinding dan bidang plafon.Pemakaian tekstur pada suatu permukaan obyek dalam
hal ini dikategorikan dinding atau plafon, akan menciptakan suatu kesan khusus yang ditimbulkan dari
permukaan obyeknya.Tekstur sebagai komponen elemen desain interior,akan bercerita banyak tentang
suatu permukaan bidang atau permukaan obyekbaik yang bersifat kasar atau halus sesuai dengan
pemakaiannya berdasarkan tema yang diplihnya. Setiap karya desain interior dalam merancang sebuah
ruangan ada kalanya yang menggunakan tekstur danada juga yang tidak menggunakan tekstur dan itu
semua tergantung dari gagasan desainernya.Tekstur berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi 2
kategori yaitu 1) Tekstur Semu adalah hasil kesan ditimbulkan pada bidang atau gambar sepertinya
bertekstur, namun sejatinya tidak nyata. Sementara yang 2) Tektur Nyata adalah penggunaan tekstur
secara nyata pada bidang latar dan obyek dan ini dapat dibuktikan dengan cara meraba. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembuatan tektur dalam merancang sebuah ruangan bisa diaplikasikan dengan
tekstur nyata, seperti membiarkan dinding tembok berkesan batu bata tanpa dipoles dengan material
pasir, sehingga jika dirabah terasa kasar, Lain lagi jika tektur semu yang dipakai untuk dinding, walaupun
secara visual sama mencerminkan batu bata, namun sebenarnya hanyalah sebuah cetakan wallpaper.
Tekstur bisa diciptakan bermacam-macam dan ini tergantung dari sikap kreatifitas dari para
desainernya.

g. Gelap Terang

Gelap Terang adalah merupakan salah satu elemen desain atau unsur seni rupa yang berkarakter
sebagai pencipta gambar lebih realistis. pemakaian gelap terang dengan tepat pada suatu obyek,
membuat obyekterlihat nyata hingga pada akhirnya akan mengangkat obyek itu sendiri dari latarnya.
Gelap terang keberadaannya bergantung terhadap intensitas cahaya yang digunakan dalam menerangi
obyek. Semakin besar intensitas cahaya yang terkena obyek, maka akan semakin terang dan sebaliknya
semakin kecil intensitas cahaya yang menerangi obyek, maka akan semakin gelap dan dengan sendirinya
obyek menjadi tenggelam. Dalam karya seni rupa dua dimensi, semacam sebuah poster, gelap terang
akan tercipta berdasarkan gradiensi dan pemilihan warna yang harmonis. Gelap terang dalam seni lukis
yang proses pembuatannya menggunakan aliran semacam Naturalisme, Romatisisme dan Realisme,
pemakaian gelap terang merupakan suatu keharusan, hal itu supaya hasilnya terlihat realistis atau
berkesan seperti apa adanya.
Gambar 2.13
Pemakaian gelap terang pada suatu obyek, akan
menciptakan sebuah karya yang realistis
(Sumber : teguh506BlogArt)

i. Gumpal

Gumpal adalah merupakan salah satu elemen desain atau unsur seni rupa yang berkarakter sebagai
pembentuk dimensi menonjol pada permukaan latar atau obyek yang ingin divisualisasikan. Sebuah
karya memakai gumpal dipastikan bahwa karya itu permukaannnya tidaklah merata, akan tetapi penuh
dengan gumpalan-gumpalan hingga terasa kasar. Teknik ini diperlukan oleh penciptanya disebabkan
obyek yang menjadi pengamatan momen estetisnya memang tersa kasar.Pemakaian gumpal pada karya
seni rupa, khususnya seni lukis bisa diterapkan pada semua aliran, termasuk aliran yang berbasis pada
realis.Tidak dapat dipungkiri bahkan sudah hal yang umum, bahwa gumpal erat kaitannya dengan karya
beraliran seni lukis non realis termasuk seni kontemporer yang tidak mengacu apada aliran tertentu tapi
sudah mencampur adukan Tapi jarang sebuah karya rupa berbasis pada realis memakai gumpal.Suatu
contoh Semiman Panjul ingin mevisualisasikan sebuah pemandangan tebing yang kasar ke dalam
lukisnya.Maka dia menyiapkan bahan-bahan semacam pasir yang dicampur dengan lem dan digoreskan
pada permukaan kanvas dengan mengunakan palet pisau. Akibatnya tebing akan berbentu semacam
relief penuh dengan tonjolan. Bahkan sebuah pohon yang terlihat di depannya detil gumpalan pun gak
luput dari idenya. Dari sini dapat disimpulkan pemakaian unsur seni rupa tergantung dari gagasan
penciptanya.
Gambar 2.15
Pemakaian gumpal pada suatu obyek, akan
menciptakan dimensi khusus pada latar dan obyek
(Sumber : teguh506BlogArt)

Gambar 2.16
Pemakaian gumpal pada suatu obyek, akan menciptakan
suatu kesan nyata pada latar dan obyek
(Sumber diambil dari google.com)

h. Tekstur

Tekstur adalah merupakan salah satu elemen desain atau unsur seni rupa yang berkarakter sebagai
pencipta pencipta dimensi pada bidang permukaan atau latar dan permukaan obyek.pemakaiantekstur
pada suatu obyek atau latarnya, akan menciptakan suatu kesan khusus.Tekstur sebagai komponen
elemen desain,  bercerita akan sifat dan keadaan khusus suatu permukaan bidang atau permukaan
obyek pada sebuah karya. Setiap karya seni rupa dan desain ada yang memiliki tekstur dan juga ada
yang tidak memiliki tekstur, semua itu tergantung dari penciptanya.Tekstur berdasarkan jenisnya dapat
dibagi menjadi 2 kategori yaitu 1) Tekstur Semu adalah hasil kesan ditimbulkan pada bidang atau
gambar sepertinya bertekstur, namun sejatinya tidak nyata. Sementara yang 2) Tektur Nyata adalah
penggunaan tekstur secara nyata pada bidang latar dan obyek dan ini dapat dibuktikan dengan cara
meraba.

Gambar 2.14
Pemakaian tekstur suatu obyek, akan menciptakan
suatu kesan khusus pada latar dan obyek
(Sumber : teguh506BlogArt)

i. Ilustrasi

Ilustrasi adalah merupakan salah satu elemen desain atau unsur seni rupa yang berkarakter sebagai
pembentuk obyek dominan yang ingin divisualisasikan. Ilustrasi merupakan suatu komponen yang
penting dalam proses pembuatan karya seni rupa 2 dimensi. Dengan ilustrasi yang jelas, maka para
penikmat dalam hal ini masyarakat pecinta seni atau pun masyarakat umum akan lebih muda
menangkap ide dari penciptanya. Ilustrasi sendiri mempunyai makna sebuah gambar bercerita dan ini
Nampak berkesan nyata pada sebuah karya seni rupa khususnya seni lukis pada aliran naturalism,
Romantisisme dan Realisme, di mana pengolahannya langsung pada permukaan kanvas atau benda lain
yang diperlakukan sebagai bidang gambar. Pada tenik digital sebuah ilustrasi dapat dikerjakan dengan
menggunakan vector (garis) atau foto (pixe). Karakter ilustrasi vector mempunyai dimensi gambar tidak
pecah ketika dibesarkan dan sebaliknya karakter pixel akan pecah jika dibesarkan. Pemakaian ilustrasi
digital biasanya dipakai pada karya desain grafis yang berkaitan dengan dunia cetak mencetak seperti
benner, poster, leflet dan lain sebagainya.
Gambar 2.17
Pemakaian ilustrasil pada suatu obyek, bisa diterapkan dengan teknik
manual dengan tangan atau digital dengan bantuan komputer
(Sumber diambil dari google.com)

Penerapan Elemen Desain

Kegiatan dunia kesenirupaan tak lepas dari kegiatan kreatifitas, dan kreatifitas itu sendiri adalah
kegiatan mengolah sesuatu yang tidak ada menjadi ada.Sesuatu disini berupa elemen yang ada dalam
seni rupa dan desain.Kata elemen menunjukkan beberapa komponen yang berperan penting dalam
mewujudkan suatu obyek pada bidang permukaan yang dianggap sebagai tempat untuk mewujudkan
sebuah gagasan menjadi bentuk karya nyata. Kegiatan kreatif di sini akan selalu melekat ke dalam jiwa
pencipta bisa seniman ataupun desainer dan senantiasa bersatu dalam pemikiran hingga melahirkan
suatu gagasan kreatif. Kata kreatif itu sendiri mempunyai makna yaitu “skill untuk menemukan
hubungan baru, melihat subyek dari sudut pandang yang berbeda dan mengkombinasikan beberapa
konsep yang sudah mindstream di masyarakat diubah menjadi suatu konsep yang berbeda” (James R.
Evans, 1994).Ini menegaskan bahwa dunia kreatifitas senantiasa mencari hal-hal baru dalam proses
pengolahan bahan atau material yang digunakan untuk mendapatkan suatu inovasi dalam hasil
karyanya. Melalui kreatifitas yang tinggi, seniman atau desainer berusaha mengolah elemen-elemen
dalam desain atau dengan kata lain unsur seni rupa dengan cara memodifikasi unsur-unsurnya
sedemikian rupa hingga melahirkan sesuatu yang dianggap belum pernah ada. Cara seperti ini dilakukan
melalui suatu proses yang panjang dan penuh dengan eksplorasi dalam mengolah elemen-elemen
tersasebut yang mereka yakini menjadi sesuatu yang baru hingga nanti hasilnya dapat dikatakan karya
penuh dengan inovasi.
Karena elemen desain merupakan komponen penting dalam melahirkan bentuk-bentuk geometris
maupun figuratif bahkan sampai pada hal yang abstrak pada bidang permukaan yang diperlakukan
sebagai wadah dalam menstransformasikan gagasan ke dalam karya nyata. Pentrasformasian ini
merupakan kegiatan atau proses pengolahan material terkait dengan peralatannya yang relevan
membentuk suatu bentuk tertentu dengan berpegangan pada aturan yang berlaku dalam dunia
kesenirupaan. Setiap seniman atau desainer dalam mengolah elemen-elemen tersebut tentunya
berdasarkan dengan kemauan atau keinginan masing-masing penciptanya.Ada yang menerapkan
elemen-elemen tersebut secara keseluruhan dan ada juga yang hanya sebagian besar saja yang dirasa
perlu dipakai dan itu semua bergantung pada sikap estetis dari seniman atau desainenya. Dalam proses
pengolahan elemen tersebut, tentunya setiap kegiatan dari seniman atau desainer tidaklah selalu sama,
karena setiap seniman atau desainer dalam mengolah punya gaya atau cara sendiri, hal ini dipengaruhi
dari pengalaman estetis yang telah membentuknya selama melakukan proses eksplorasi puluhan tahun
lamanya. Dari sini dapat dipastikan, bahwa setiap seniman atau desainer memandang peran elemen
desain sebagai komponen pembentuk obyek tidaklah sama dalam satu pikiran atau satu
gagasan.namunkreatifitas dalam pengolahan elemen dari aspek teknis, apek bahan, aspek alat bisa
berbeda, namun secara substansi kesemuanya itu hampir sama yaitu ingin menciptakan sebuah karya
inovatif. Jadi kreatifitas mengola elemen-elemen dalam seni rupa dan desain merupakan kunci utama
dalam proses pembuatan karya baru, baru dalam arti gagasan, baru dalam arti material, baru dalam arti
pengolahan elemen hingga menjadi sebuah karya yang bebar-benar baru alias karya inovatif yang
mengandalkan kreatifitas prima dari penciptanya, karena “seniman kreatif adalah orang yang selalu
mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk membuat sesuatu yang baru dan asli” (Noryan Bahari, 2014).

SUMBER: MODUL PENGANTAR SENI RUPA DAN DESAIN (ELEMEN DESAIN).

Anda mungkin juga menyukai