Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Rumah Tinggal Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sarana pembinaan keluarga (Undang-Undang No.4 Tahun 1992). Dalam
pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga
tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai
segi kehidupan masyarakat (Frick dan Muliani, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut rumah
tinggal dapat diartikan sebagai tempat tinggal yang memiliki berbagai fungsi untuk tempat hidup
manusia yang layak.

2. Fungsi Rumah Tinggal Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat
tinggal yang layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu :

a. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.

b. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.

c. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.

d. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.

Pengertian rumah yang dapat memuaskan kebutuhan jasmani manusia adalah rumah yang
memenuhi persyaratan berikut:

a. Dapat memberi perlindungan terhadap gangguan-gangguan cauaca atau kedaan iklim yang
kurang sesuai degan kondisi hidup manusia misalnya : panas, dingin, angin, hujan, dan udara.

b. Dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan rumah
tangga sehari-hari, antara lain :

1) Kegiatan kerja yang ringan, misalnya memasak, menjahit, belajar, dan menulis.

2) Berkumpul bersama seluruh keluarga atau mengadakan pertemuan dengan tamu.

3) Kegiatan rutin untuk memenuhi kebutuhan kesehatan jasmani bagi kelangsungan hidup,
yakni antara lain : mandi, tidur, dan makan.Dapat digunakan sebagai tempat isirahat yang tenang
di waktu lelah atau sakit. Rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani manusia adalah rumah
yang memberi perasaan aman dan tentram bagi seluruh keluarga sehingga mereka dapat
berkumpul danhidup bersama, serta dapat mengembangkan sifat dan kepribadian yang sehat.
Rumah yang merupakan tempat perlindungan dari pengaruh lingkungan luar adalah rumah yang
dapat menjauhkan segala gangguan kesehatan bagi penghuninya. Rumah juga harus kuat dan
stabil sehingga dapat memberi perlindungan terhadap gangguan keamanan yang disebabkan
bencana alam maupun kerusuhan atau kejahatan oleh pencurian dan perampokan (Frick dan
Muliani, 2006). Unsur arsitektur selalu terdiri dari: pertama, fungsi sebagai satu jenis atau
kumpulan aktivitas; kedua bentuk yang berupa ruang atau ruangan fisik yang mengakomodasi
aktivitas; ketiga makna atau arti yang ditangkap oleh pengamatnya dari tampilan akitivitas dan
bangunan tersebut. Tipo-morfo yang dikemukakan oleh Quatremere de Quincy dan
dikembangkan oleh Aldo Rosi. Tipologi masuk kedalam kategori klasifikasi yang dalam
perjalanannya tipologi sering juga digunakan untuk mengklasifikasikan bentuk fisik atau fungsi
bangunan (Purnama, 2010). Fungsi rumah tinggal dapat diketahui melalui kebutuhan manusia
tersebut yang akan menempati dan didalamnya terdapat arsiektur yang dapat membedakan
bagian ruang-ruang yang ada di dalam rumah juga menentukan fungsi dari rumah tinggal.

3. Tipe rumah Beberapa elemen yang mempengaruhi rumah layak menurut Suparno (2006) yaitu
:

a. Privasi yang memadai

b. Keamanan yang memadai, meliputi keamanan kepemilikan dan ketahanan struktural

c. Pencahayaan yang memadai

d. Infrastruktur dasar yang memadai, meliputi sistem sanitasi air bersih dan air kotor atau limbah

e. Kualitas lingkungan yang cocok, terkait faktor kesehatan dan lokasi yang mudah diakses dan
dengan biaya yang terjangkau. Menurut Suparno (2006), dalam perumahan, jenis rumah
diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Rumah Sederhana Rumah sederhana merupakan rumah bertipe kecil, yang mempunyai
keterbatasan dalam perencanaan ruangnya. Rumah tipe ini sangat cocok untuk keluarga kecil dan
masyarakat yang berdaya beli rendah. Rumah sederhana merupakan bagian dari program subsidi
rumah dari pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat
berpenghasilan atau berdaya beli rendah. Pada umumnya, rumah sederhana mempunyai luas
rumah 22 m² s/d 36 m², dengan luas tanah 60 m² s/d 75 m².

b. Rumah Menengah Rumah menengah merupakan rumah bertipe sedang. Pada tipe ini, cukup
banyak kebutuhan ruang yang dapat direncanakan dan perencanaan ruangnya lebih leluasa
dibandingkan pada rumah sederhana. Pada umumnya, rumah menengah ini mempunyai luas
rumah 45 m² s/d 120 m², dengan luas tanah 80 m² s/d 200 m².

c. Rumah Mewah Rumah mewah merupakan rumah bertipe besar, biasanya dimiliki oleh
masyarakat berpenghasilan dan berdaya beli tinggi. Perencanaan ruang pada rumah tipe ini lebih
kompleks karena kebutuhan ruang yang dapat direncanakan dalam rumah ini banyak dan
disesuaikan dengan kebutuhan pemiliknya. Rumah tipe besar ini umumnya tidak hanya sekedar
digunakan untuk tempat tinggal tetapi juga sebagai simbol status, simbol kepribadian dan
karakter pemilik rumah, ataupun simbol prestise (kebanggaan). Pada umumnya, rumah mewah
ini biasanya mempunyai luas rumah lebih dari 120 m² dengan luasan tanah lebih dari 200 m².

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe rumah Rumah yang muncul dari kebijakan perumahan
dan perencanaan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari perkotaan (Wistanley,
dkk, 2010). Seseorang melakukan perubahan dengan alasan berasal dari „hubungan timbal balik
antara penghuni dengan tempat tinggalnya‟. Alasan ini juga tergantung kepada kondisi penghuni,
aspek fisik dari tempat tggal, dan persyaratan sosio budaa dari penghuni itu sendiri (Kellet, el.al
1993 dalam Ellyta, 2008). Sejalan dengan perkembangan masyakat maka berkembang pula
jumlah penduduk dan jumlah struktur yang dibutuhkan masyarakat dalam menunjang
kehidupannya (Yunus, 2012). Perubahan tipe rumah kebanyakan mengarah pada kekotaan
dimana lahan juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Perubahan lahan dapat dilihat dari sebelum
lahan tersebut terbangun menjadi lahan terbangun. Menurut Safariah dalam Wicaksono, 2011
dampak perubahan fungsi lahan di perkotaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu dampak positif
dan negatif.

a. Dampak Positif Perubahan suatu guna lahan menjadi guna lahan lain dapat menjadi suatu
keuntungan jika guna lahan baru tersebut lebih produktif dari guna lahan awalnya. Dampak
positif ini antara lain :

1) Dampak ekonomi bagi pemerintah Dampak ini antara lain meningkatnya penerimaan pajak
bagi pemerintah dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi kota tersebut.

2) Dampak ekonomi bagi masyarakat Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur dampak
ini adalah terbukanya peluang baru dalam penyerapan tenaga kerja. Dampak positif lainnya
adalah dengan produktifnya penggunaan lahan tersebut dapat meningkatkan harga lahan di
kawasan tersebut. b. Dampak Negatif Dampak negatif yang mungkin muncul cenderung dialami
oleh aspek sosial dan lingkungan. Dampak-dampak tersebut antara lain :

1) Dampak Lingkungan a) Dampak terhadap infrastruktur, dimana adanya suatu aktivitas baru
akan mengakibatkan berubahnya kebutuhan akan fasilitas infrastruktur. b) Dampak penurunan
muka air tanah, karena makin meningkatnya kebutuhan air bersih. c) Dampak buangan (limbah)
yang dihasilkan aktivitas tersebut terutama jika tidak dikelola dengan baik. d) Dampak
ketinggian bangunan yang tidak seragam e) Dampak kemacetan lalu lintas akibat banyaknya
kendaraan yang lewat dan kendaraan yang terparkir dengan tidak teratur.

2) Dampak sosial Dampak ketidaksesuaian dengan kegiatan sekitarnya, misalnya tingkat


kebisingan dan kerawanan di daerah tersebut cenderung meninggi sehingga membuat
kenyamanan penghuni menjadi terganggu.

3) Dampak ekonomi Dampak Ekonomi dapat berupa meningkatnya pajak bumi dan bangunan di
wilayah penelitian menyebabkan beberapa bangunan dengan fungsi permukiman turut membayar
pajak dengan tarif komersial, karena mereka berada pada satublok yang sama.

Syarat rumah tinggal yang ideal :

Syarat pertama, pendukung utama bangunan harus kuat. Suatu bangunan harus mempunyai
konstruksi yang kuat, untuk melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan dan juga agar
penghuni dapat merasa tentram tinggal di dalamnya.
Untuk memperoleh dan menjamin konstruksi yang kuat, dapat dilakukan hitung-hitungan
mekanika dan perencanaan struktur yang benar dan teliti dengan angka keamanan yang cukup.
Syarat kedua adalah tahan lama. Suatu bangunan harus direncanakan mempunyai umur yang
panjang. Bila rumah mempunyai umur yang panjang (awet) tentu akan membuat penghuni
merasa senang.
Untuk mendapatkan rumah yang tahan lama, harus diperhatikan dalam hal pemakaian bahan-
bahan bangunannya yang bermutu dan berkualitas baik, serta cara melaksanakan pekerjaan yang
betul sesuai prosedur yang benar.
Untuk dua syarat ini, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan pihak ahli.
Syarat ketiga adalah keindahan. Keindahan pada konstruksi bangunan rumah bertujuan
memberikan kebangan kepada penghuninya dan juga menambah nilai bangunan tersebut.
Terakhir adalah syarat kesehatan. Anda akan tinggal di rumah dalam waktu lama bukan?
Untuk itu, syarat keempat yakni faktor kesehatan harus diperhatikan oleh setiap calon pembeli.
Caranya, dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan, seperti: bagaimana
pembuangan air kotor (sanitasi), sampah, dan juga mempertimbangkan iklim, arah angin, sinar
matahari, keadaan lingkungan.

SUMBER : KAJIAN PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TINGGAL

KONSTRUKSI BANGUNAN TIDAK BERTINGKAT

PENERBIT : TIAS PUSPITA NIGRUM

BENNY PUSPANTORO

Anda mungkin juga menyukai