Skala manusia merujuk pada rasa akan besarnya sesuatu kepada kita, jika dimensi
ruang interior atau ukuran-ukuran elemen didalamnya membuat kita merasa kecil maka
ruangan tersebut tidak berskala manusia, jika sebaliknya ruang tersebut tidak menjadikan
kita merasa kecil atau jika elemen-elemen memberikan rasa pas yang nyaman untuk
menjakau,bergerak bebas, atau bersikulasi kita dapat mengatakan semuanya berskala
manusia. Sebagian besar elemen yang digunakan untuk memastikan skala manusia
tersebut sudah umum bagi kita baik melalui kontak maupun pemakaian, ini meliputi
pintu,tangga,meja dan lemari pendek serta berbagai macam tempat duduk. Elemen-
elemen tersebut dapat digunakan unttuk memberikan suasana berskala manusia, sebab
kalua tidak ruang tersebut bukan untuk manusia.
Permasalahan skala dalam ruang interior tidak terbatas pada satu set
hubungan saja, elemen-elemen interior selalu dapat berkaitan dengan seluruh ruang,
terhadap satu sama lainnya dan terhadap orang yang memakai ruang tersebut
3. Keseimbangan
Ruang-ruang interior dan elemen didalamnya seperti dinding yang
mengelilingi, perabotan,lampu-lampu dan aksesoris lainnya sering mengandung
campuran dari bentuk,ukuran,warna dan tekstur. Bagaimana seluruh elemen ini
diorganisir adalah reaksi terhadap kebutuhan fungsi maupun keinginan estetika. Pada saat
yang sama elemen-elemen ini harus disusun untuk mencapai keseimbangan visual yaitu
kondisi keseimbangan antara gaya visual yang diproyeksikan oleh semua elemen.
Masing-masing elemen dalam rangkaian ruang interior mempunyai
karakteristik spesifik dalam hal rupa, bentuk, ukuran, warna dan tekstur. Karakteristik
tersebut sejalan dengan factor-faktor lokasi dan orientasi, menentukan prabot visual
masing-masing elemen dan gaya tariknya dalam ruang lingkup pola secara keseluruhan.
Kadang-kadang kita ingin menyusun satu atau beberapa bagian ruang secara
asimetris untuk menghasilkan simetris local. Pengelompokan simetris pada suatu ruang
mudah dikenali dan mempunyai kualitas yang utuh dan oleh karenanya dapat
menyederhanakan atau mengatur komposisi suatu ruang.
Jenis kedua dalam keseimbangan yaitu keseimbangan radial merupakan
hasil dari susunan elemen-elemen disekitar suatu titik pusat simetris ini menghasilkan
komposisi yang memusat dan menekankan latar tengah sebagai titik fokusnya. Elemen-
elemen dapat berfokus kearah dalam menuju titik pusatnya keluar dari pusatnya atau
hanya sekedar ditempatkan disekitar salah satu elemen sentral.
Asimetris didefinisikan sebagai tidak adanya korelasi dalam
ukuran,rupa,warna atau posisi relative antara elemen-elemen dalam suatu komposisi
sementara komposisi simetris membutuhkan elemen-elemen yang identic dan
berpasangan, komposisi asimetris menggunakan elemen-elemen yang tidak sama. Untuk
memperoleh itu suatu komposisi asimetris harus memperhitungkan bobot atau gaya
visual dari masing-masing elemen dan menggunakan prinsip keseimbangan dalam
susunan tersebut. Elemen yang mempunyai kekuatan visual adalah rupa bentuk yang
unik, warna cerah, cahaya yang gelap, tekstur yang bervariasi.
Keseimbangan asimetris tidak terlihat
sejelas keseimbangan simetris dan sering secara visual lebih aktif dan dinamis.
Keseimbangan asimetris ini mampu mengekpresikan gerak,perubahan,bahkan
antusiasme, juga lebih fleksibel daripada simetris dan dapat lebih mudah beradaptasi
terhadap berbagai kondisi fungsi,ruang dan lingkungan.
4. Keserasian atau Harmoni
Harmoni dapat didefinisikan sebagai keselarasan atau kesepakatan yang
menyenangkan dari beberapa bagian atau kombinasi beberapa bagian dalam satu
komposisi. Jika keseimbangan mencapai kesatuan melalui tata letak elemen-elemen yang
mirip satu sama lain maupun yang berbeda. Prinsip keserasian peliputi pemilihan dengan
cermat elemen-elemen yang mendapat perlakuan yang sama atau berkarakter sama
seperti rupa bentuk, warna, tekstur dan material. Pengulangan dari perlakuan yang sama
akan menghasilkan kesatuan atau keserasian visual diantara elemen-elemen didalam
suatu tatanan interior.
Harmoni jika terlalu dipaksakan dalam penggunaan elemen-elemen
dengan aspek yang sama, dapat menghasilkan komposisi dengan suatu kesatuan tetapi
tanpa daya tarik. Keragaman dilain puncak jika dilakukan secara berlebihan hanya daya
tarik semata dapat menimbulkan kekacauan visual. Kombinasi yang dilakukan secara
hati-hati dan teliti antara keteraturan dan kebebasan akan menghidupkan kesan harmonis
dan menciptakan gaya tarik dalam suatu tatanan interior.
5. Kesatuan atau keragaman
Prinsip keseimbangan dan harmoni dalam mencapai kesatuan tidak
mengesampingkan usaha mengejar variasi dan gaya tarik. Bahkan dalam usaha mencapai
kesimbangan dan harmoni elemen-elemen dan karakteristik yang bervariasi ini sengaja
dimasukan kedalam pola-polanya.
Metoda lain untuk mengatur sejumlah elemen yang tidak sama adalah
dengan menyusun dalam jarak yang berdekatan satu sama lain. Tujuan dari menyatukan
unsur-unsur desain ini tidak lain adalah untuk menciptakan bangunan sesuai dengan
konsep yang diusung.
6. Ritme
Prinsip desain dari ritme didasarkan pada pengulangan elemen-elemen
dalam ruang dan waktu. Pengulangan ini tidak hanya menyambungkan kesatuan visual
tetapi juga membangkitkan suatu kesinambungan ritme gerak yang dapat diikuti oleh
mata dan pikiran orang yang memandang disepanjang jalan dalam sebuah komposisi atau
disekitar ruangan.
Bentuk paling sederhana dari pengulangan terdiri dari jarak yang
teratur dari elemen-elemen yang identic disepanjang alur garis linier. Walaupun dapat
terasa monoton pola ini juga dapat berguna dalam membangun ritme latar belakang untuk
elemen-elemen dilatar depan atau pada saat membuat garis-garis batas tepi atau
pengakhiran pada tekstur.
Pola ritme yang lebih sulit dapat dihasilkan dengan memperhitungkan
tendensi elemen-elemen yang secara visual saling berkaitan oleh kedekatan satu sama
lain atau kesamaan aspek elemen-elemen tersebut. Jarak elemen-elemen yang teratur dan
kecepatan ritme visual dapat diubah-ubah untuk mendapatkan tatanan dan subtatanan dan
untuk menonjolkan hal-hal tertentu dalam pola. Ritme yang dihasilkan tersebut mungkin
tanpak indah dan menarik. Walaupun elemen berulang tersebut harus kontinuitas
memiliki berbagai aspek yang sama dapat juga diberikan variasi dalam rupa
bentuk,detail,warna dan tekstur. Ritme visual paling mudah terlihat pada saat perulangan
membentuk pola linier. Namun demikian, dalam ruangan interior pengulangan
rupa,bentuk,warna dan tekstur yang non linier dapat memberi ritme yang lebih lembut
dan tidak segera terlihat jelas oleh mata kita.
7. Penekanan
Prinsip penekanan mengamsusikan adanya koesistensi elemen-elemen
yang dominan dan subordinatnya dalam suatu komposisi tatanan interior. Suatu desain
tanpa elemen-elemen dominan akan tampak datar dan monoton, jika terlalu banyak
elemen yang mencolok akan tanpak ramai dan kacau. Mengalihkan perhatian dari apa
yang sebenernya penting. Masing-masing bagian dari desain harus diberi arti yang tepat
sesuai dengan tingkat kepentingannya dalam rancangan keseluruhan. Elemen atau benda
yang penting dapat memberikan penekanan visual dengan memberikan ukuran tersendiri,
rupa bentuk yang unik, atau warna pencahayaan atau tekstur yang kontras. Untuk masing-
masing kasus ini dibuat harus kontras yang jelas antara elemen atau benda yang dominan
dengan aspek pendukung ruangan.
Sebuah elemen atau benda juga dapat secara visual ditegaskan oleh posisi
dan orientasi strategisnya dalam ruang. Elemen tersebut dapat dibuat sebagai pusat dalam
ruang atau berfungsi sebagai bagian pusat dari suatu letak yang simetris. Pada komposisi
asimetris elemen tersebut dapat dibuat keluar dari polanya atau diisolasikan dari elemen-
elemen lainnya, elemen tersebut juga dapat menjadi titik akhir dari garis deretan atau
jalur suatu gerak.
Untuk lebih meningkatkan peran visualnya, sebuah elemen dapat
diorientasikan agar kontras dengan geometri dari ruang dan normal elemen didalamnya.
Elemen terrsebut juga dapat diterangi dengan cara khusus, garis-garis elemen sekunder
dan penunjangnya dapat diatur sedemikian rupa agar perhatian kita terfokus pada benda
atau elemen yang tampak
Francis D.K. Ching. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Erlangga, Jakarta.