Anda di halaman 1dari 10

Matakuliah : Arsitektur Nusantara

Tahun : 2020
Dosen : Mira Fitriana,S.Ars.,M.Ars.,IAI

KONSEP TERBENTUKNYA
ARSITEKTUR INDONESIA
Pertemuan 3

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR – FAKULTAS TEKNIK DAN REKAYASA


UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2020
MAKNA ARSITEKTUR TRADISIONAL
LINGKUNGAN (RAPOPORT 1969)
KARAKTERISTIK menyangkut hubungan dengan proses
PROSES terbentuknya lingkungan, bagaimanakah
lingkungan tersebut tercipta, proses
penciptaan termasuk di dalamnya proses tak
sadar diri perancang (un-selfconscious)

berhubungan erat denganbagaimanakah ciri-


KARAKTERISTIK
ciri lingkungan tersebut, kualitas lingkungan,
PRODUK
persepsi pemakai serta aspek estetika bangunan.

Arsitektur tradisional adalah suatu bangunan yang bentuk,struktur,fungsi ,ragam hias


dan cara pembuatanya diwariskan secara turun temurun serta dapat dipakai untuk
melakukan aktivitas kehidupan.
PERKEMBANGAN BENTUK RUMAH
TRADISONAL
Panggangpe
bentuk bangunan yang paling sederhana dan bahkan merupakan bentuk bangunan
dasar. Bangunan panggangpe ini merupakan bangunan yang pertama dipakai orang
untuk berlindung dari gangguan angin, dingin, panas matahari dan hujan

Rumah Panggang Pe Pokok


PERKEMBANGAN BENTUK RUMAH
TRADISONAL
Kampung, bangunan yang setingkat lebih sempurna dari “panggangpe” adalah
bentuk bangunan yang disebut “kampung”. Bangunan pokoknya terdiri atas “saka-saka” yang
berjumlah 4, 6 atau bisa juga 8 dan seterusnya.
PERKEMBANGAN BENTUK RUMAH
TRADISONAL
Limasan, bentuk bangunan ini merupakan perkembangan kelanjutan bentuk
bangunan yang ada sebelumnya. Kata “limasan” ini diambil dari kata “lima-lasan”
yakni pehitungan sederhana penggunaan ukuran-ukuran :” molo” 3m dan “blandar”
5m.
PERKEMBANGAN BENTUK RUMAH
TRADISONAL
Joglo lebih sempurna dari bangunan-bangunan sebelumnya. Bentuk bangunan
ini mempunyai ukuran lebih besar bila dibandingkan dengan bentuk bangunann
lainnya seperti “panggangpe”, “kampung” dan “limasan.
Proses Adaptasi Budaya

Bagian inti kebudayaan Bagian perwujudan lahiriah


(covert culture) yang (overt culture) yang cepat
sulit berubah, kalaupun berubah seperti alat-alat, tata
berubah membutuhkan cara, gaya hidup, teknologi
waktu lama, seperti
sistem budaya,
keyakinan, adat istiadat.

arsitektur adalah “hardware” sedangkan


kebudayaan adalah “software”.
Arsitektur tradisional Indonesia

dari tradisi Hindu besar dibawa ke Arsitektur pribumi asli


Indonesia dari India melalui Jawa
Rumah-rumah tradisional/vernakular yang kebanyakan ditemukan di daerah
pedesaan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti atap ilalang,
bambu, anyaman bambu, kayu kelapa, dan batu

Struktur Austronesia awal


adalah rumah panjang
komunal kayu panggung,
dengan kemiringan atap
yang cukup curam

Rumah adat (Omo Hada) Nias, Omo


Sebua
Arsitektur tradisional Indonesia
Struktur Austronesia awal adalah rumah panjang komunal kayu panggung,
dengan kemiringan atap yang cukup curam

Rumah adat (Omo Hada) Nias, Omo Sebua Rumah adat Tana Toraja

Norma merupakan pedoman dalam membangun rumah adat, balok dan palang
merupakan sistem struktural yang mengambil beban langsung ke tanah dengan
dinding kayu atau bambu bahan yang baik tidak dan mempunyai beban ringan.
Arsitektur tradisional Indonesia
Tempat tinggal tradisional telah dikembangkan untuk menanggapi iklim musim
panas dan basah di Indonesia.

Bentuk atap dengan kemiringan yang cukup


tajam memungkinkan air hujan cepat
turun, dan atap menjorok keluar untuk
melindungi dinding rumah dari air hujan
serta memberikan keteduhan dalam panas.

Rumah adat yang dibangunan dengan


bentuk panggung, tentunya
mempunyai tujuan, seperti
menghindari dari bahaya hewan buas,
para musuh, dan menghindari
kelembaban barang, makanan,
mengurangi resiko bahan bangunan
cepat rusak dan rayap

Anda mungkin juga menyukai