Anda di halaman 1dari 41

ARSITEKTUR TRADISIONAL

OKTAVI ELOK HAPSARI, MT


PRODI ARSITEKTUR
UIN SURABAYA
2019
MATERI arsitektur tradisional :

 PENGERTIAN
 BENTUK / TIPOLOGI
 FILOSOFI
 MORFOLOGI
 KOSMOLOGI
 SASARAN BELAJAR?
 TUGAS
Indonesian archipelago

 17.508 pulau dan 560 suku


 Amanat Pasal 32 UUD 45:
 Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat berupaya untuk
memelihara dan melestarikan warisan budaya bangsa.
 Agar Bangsa Indonesia mengembangkan, memajukan dan memperkaya
kebudayaan bangsa demi untuk mempertinggi derajat bangsa
Indonesia.
PENGERTIAN

Traditionem tradition Tradisi


(bahasa latin) (bahasa indonesia)

“serah terima, memberikan


estafet”.

Tradisi adalah sebuah praktek, kebiasaan, atau cerita yang dihafalkan


dan diwariskan dari generasi ke generasi, awalnya tanpa memerlukan
sebuah sistem tulisan
PENGERTIAN

TRADISI
 Kegiatan yang dilakukan secara terus menerus atau
sebuah kebudayaan atau sebuah hasil karya yang
dianggap berhasil dan memiliki legitimasi dalam
kurun waktu yang sangat panjang (lama) yang
diikuti oleh generasi berikutnya secara turun temurun
Bangunan tradisional

 Bangunan Tradisional memiliki karakteristik yang spesifik, sesuai pada


ketersediaan bahan bangunan, penguasaan teknologi struktur, dan dikerjakan
secara gotong royong (Prijotomo, 2010)
Arsitektur Vernakular

 Bernard Rudolfsky (1910-1987)--- arsitek dan pengamat seni ---


vernacular buku tentang “pakaian” yang berjudul “Apakah pakaian
kita modern”? --- pakaian para raja --- bagaimana pakaian rakyat
biasa? --- arsitektur --- non formal architecture --- 1964 buku
“Arsitektur tanpa arsitek” --- permukiman rakyat biasa ---
vernacular architecture.
 Secara harfiah : logat, dialek, atau bahasa asli setempat
Amos Rapoport (House Form and Culture), membagi bangunan :
grand tradition dan folk tradition.

Grand tradition

Arsitektur tradisional

Folk tradition

Arsitektur
vernakular
 Apabila seluruh konsepsi dan hasil karya tersebut diakui secara aklamasi
dan hasilnya sangat teruji dalam kurun waktu yang relative panjang dan
sangat lama hingga mendarah daging, karya vernacular menjadi arsitektur
tradisional
AUSTRONESIA (3500 SM)

TROPIS --- HUTAN --- POHON --- KAYU

TAPI JUGA …

HUJAN, LEMBAB /BASAH, JAMUR, SERANGGA, RING OF FIRE, GEMPA


AUSTRONESIA (3500 SM)

 Austronesia: sebuah masyarakat bahari atau kebudayaan yang berkembang di


kawasan asia tenggara, terutama kepulauan Indonesia, Vietnam selatan, Taiwan
hingga Jepang, Melanesia (Papua dan Kepulauan Fiji), Micronesia, Polynesia
(mencakup Hawaii hingga selandia baru) dan madagaskar.
 Ciri khas: kehidupan masyarakat yang dekat dengan laut. Teknik dan seni membuat
perahu dari kayu diterapkan untuk membangun rumah. Masyarakat
mengembangkan budaya bermukim mengandalkan kayu, bamboo, alang2, maupun
serat tumbuhan (material local). Kebudayaan megalitik berupa bebatuan hanya
sebagai altar, makam, artefak keagamaan, perkerasan pelataran, atau fondasi
bangunan (Waterson, Roxana, 1997)
BENTUK / TIPOLOGI
 Atap, Badan dan Kaki
 Atap: variasi : sederhana-rumit, pelana, pyramidal,
kerucut, bersudut ganda, berbentuk perahu, tanduk
binatang.
 Atap sekaligus sebagai dinding --- Panggung /
pelataran sebagai lantai bangunan --- Kolong, tempat
untuk hewan peliharaan.
 Pada daerah yang lebih kering (ex: Sumba dan Flores)
rumah adat tidak berupa panggung, tetapi pada
tanah yang dipadatkan. Hanya lumbung yang terletak
di panggung
 Jawa, Bali pada sejarahnya tidak berbentuk panggung
karena mendapat pengaruh dari india dan cina,
digantikan oleh pelataran dari bata, mirip pelataran
candi
 Sebagai tanggapan akan konteks budaya, sosial,
historis dan geografis.
Contoh kasus :
typologi atap gonjong
Tipologi atap gonjong pada rumah gadang yang
menyerupai tanduk kerbau. Perbedaan jumlah gonjong
didasarkan pada kepemilikan dan fungsi.
1. Rumah gadang bagonjong dua, ini difungsikan
sebagai tempat tinggal keluarga.
2. rumah gadang bagonjong empat, merupakan milik
kaum yang menjadi keturunan ninik mamak
penyandang gelar sako Datuk panghulu.
3. Rumah gadang bagonjong lima, milik kaum
penyandang gelar sako Datuak penghulu Kepala
Paruik difungsikan sebagai tempat tinggal dan acara
adat
4. rumah gadang bagonjong enam’, milik Datuak
Penghulu Kepala Suku, pegawai adat dan keturunan
bangsawan
5. rumah gadang bergonjong delapan, milik keturunan
bangsawan setingkat menteri pembantu raja alam
FILOSOFI
 Atap, Badan dan kaki bangunan merupakan metafora dari tubuh manusia, juga
analogi dari semesta ( kosmologi) masyarakat penghuninya.
 Mempresentasikan pemahaman masyarakat mengenai alam semesta. Alam
semesta dimaknai berdasarkan 3 (tiga) dunia. : dunia atas (dunia dewa dan
benda langit), dunia tengah (Manusia), dunia bawah (makhluk lain) ----
menentukan aktifitas atau fungsinya
 Atap berbentuk perahu : kendaraan pembawa arwah leluhur untuk menuju dunia
atas.
 Prosesi pembangunan --- upacara, perlakuan pada kayu
 Kepekaan rasa, mempelajari alam (Undagi)
 Ruang dalam rumah, arah bubungan (aceh timur barat, batak toba utara selatan)
M
O
R
F
O
L
O
G
I
KOSMOLOGI

 VERTIKAL : Unsur ke-Tuhanan.


Rumah merupakan tempat pertemuan antara makrokosmos dan mikrokosmos, manusia
di bumi dengan Tuhan dan leluhur (alam bawah, tengah, atas). Alam bawah sebagai
tempat orang mati, ruh jahat, sehingga dilarang membangun rumah langsung diatas
tanah.
Kampung adat umumnya diatas bukit ( tempat terdekat dengan Tuhan dan arwah
leluhur)
 HORISONTAL : Unsur
hubungan social
1. Narmada, Lombok barat
(posisi bangaran dan masjid),
gunung di utara dan laut di
selatan (makam)
2. Taneyan Lanjang (Madura) :
Posisi musholla terhadap
rumah berbanjar dari rumah
ayah di samping langgar,
rumah anak tertua, dst.
3. Kraton Yogyakarta

--- horizontal terbaca vertical


 PUSAT TEPI : Ada satu titik
pusat dari suatu lingkungan
terbatas, baik secara fisik
(tangible), perspektif maupun
yang diartikan secara
konsepsual.
Contoh:
1. Rumah adat kampong
tarung,Sumba
2. Borobudur

3. Bangunan Pandawa lima pada


kraton kasepuhan Cirebon
4. Kolom bercabang pada masjid
Taman Sari
ORNAMEN DAN WARNA

 MAKNA ORNAMEN: AGAR


RUMAH TERLIHAT SEPERTI
HIDUP (MEMPUNYAI
KEKUATAN)
 BENTUKAN ALAM
(TUMBUHAN, HEWAN,
GUNUNG, GEOMETRIS)
 WARNA : CUKUP ATRAKTIF
(BATAK, MINANGKABAU,
DAYAK, TANA TORAJA)
MATERIAL

 ATAP: IJUK, SIRAP BAMBU, ALANG-


ALANG
 DINDING : PAPAN KAYU, BAMBU
 LANTAI : PAPAN KAYU
 PONDASI : KAYU, BATU
 PERILAKU MEKANIS DAN KARAKTER
BAHAN
 KETERSEDIAAN (LOKAL)
 KEBERLANJUTAN
TEKNIK
 PERTUKANGAN
 ADAPTIF
 LENTUR
 PRINSIP KONSTRUKSI ELASTIS
 BANGUNAN DAPAT DIPINDAH2 DAN
DIBONGKAR
 TIANG DAN GELAGAR SALING
DIHUBUNGKAN DAN DIKANCING
DENGAN PASAK DARI BAMBU
 UNSUR IKAT, TALI ROTAN, IJUK
EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA : BATAK TOBA

Kosmologi : Vertikalitas pada struktur ruang :


Banua Atas ( tempat dewa)
Banua Tengah ( tempat manusia)
Banua bawah ( tempat kematian)
EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA : BATAK TOBA
EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA : BATAK TOBA
EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA : BATAK TOBA
KONDISI SAAT INI
SULAWESI : TANA TORAJA
Kolom tulak somba : Penghuni tongkonan ini adalah pendukung utama
dan pemelihara adat toraja, motif: kepala kerbau, fungsi: untuk
menggantungkan tanduk hewan kurban untuk persemahan.
Kolom a’riri posi: pusat rumah , filosofi: hubungan rumah dengan bumi
Kolom Pari’i Urata : tiang di depan kanan, tiang persembahan, symbol
kehadiran marapu, tempat berhubungan dengan Tuhan dan para
marapu
SULAWESI : TANA TORAJA
Karakter Arsitektur Tropis di Nusantara
• Bentuk struktur atap yang dominan miring/kerucut untuk menyesuaikan curah hujan yang
tinggi
• Dinding sekedar elemen sekunder untuk fungsi privasi yang dapat meneruskan cahaya dan
udara alami
• Kulit, menyatu dengan pohon/lansekap, sosoran sebagai penahan sinar matahari langsung
• Cairnya hubungan antara indoor dan outdoor
• Bangunan panggung untuk mengurangi kelembaban
• Ketukangan sebagai identitas
• Dibangun bergotongroyong
• Material local
• Material kayu memeiliki daur hidup bangunan yang sama dengan umur materialnya
• Dibangun menyesuaikan dengan potensi gempa
Pertanyaan 1:
Apa perbedaan antara Arsitektur Modern dengan Arsitektur
Nusantara???
NO ARSITEKTUR MODERN ARSITEKTUR NUSANTARA
1 Ilmu diturunkan melalui Tulisan Transfer Ilmu melalui proses rekonstruksi
2 Budaya industrial Budaya ketukangan
3 Material Fabrikasi Material dari alam/organic material
4 Foundation Under the ground Foundation above the ground
5 Dibangun oleh kontraktor Dibangun oleh masyarakat---gotong
royong
6 4 musim 2 musim
7 Indoor Outdoor
Pertanyaan 2:
Jadi, Apa yang telah diajarkan oleh Arsitektur Tradisional
kepada kalian???
Pertanyaan 3:
Bagaimana dan mengapa terjadi kesamaan konsep
kosmologi antara satu budaya dengan budaya lain padahal
terpisahkan oleh rentang wilayah dan waktu?
Q.S. Al-A’raf ayat 172 :
Dan (ingtlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjwab;
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan :
“Sesungguhnya kami (bani adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (Keesaan Tuhan)”
TUGAS 1

PERTANYAAN INDIVIDU
Mengapa arsitektur tradisional tidak dapat berkelanjutan?

Cari referensi (jurnal, literatur ilmiah, buku, film dokumenter, dsb)


tuliskan opini anda berdasarkan referensi tersebut. Pada tulisan
sertakan referensi dan contoh kasus yang anda ketahui.
MADURA NUSA TENGGARA

BALI MALUKU

LOMBOK PAPUA
TUGAS 2
 Carilah istilah arsitektur tradisional dari daerah tersebut (nama bagian bangunan,
tatanan bangunan, ornamen, dsb), 1 kelompok 2 istilah.
 Berikan informasi mengenai istilah tersebut (definisi, makna/filosofi, serta implementasi)
 Sumber : buku, artikel ilmiah dan atau jurnal, sertakan sumber
 Berikan gambar (foto) dan sketsa manual berwarna
 Istilah kecuali : candi, atap joglo Jawa, soko guru
 Format 21 x 21 cm
 Dijilid per kelas
 Waktu Pengerjaan 1 minggu, kelompok
PENUTUP

TRADISI ADALAH ILMU PENGETAHUAN SEPANJANG MASA


YANG TELAH TERUJI KEBENARANNYA

Anda mungkin juga menyukai