PENGANTAR ARSITEKTUR
BAB I ASAL MULA BUDAYA ARSITEKTUR
Dan
BAB II TEORI, KRITIK, DAN SEJARAH ARSITEKTUR
Disusun oleh :
Nama : Fiki Susnia Buari
NPM : 18093019
Dosen Pembimbing : M. Dahari ., ST,.
SEMESTER 1
BAB I
Asal mula budaya arsitektur
2. Peninggalan Arsitektur
sejak kapankah dalam sejarah umat manusia dapat ditemukan bukti
adanya bangunan? Sedini mana dapat ditemukan bukti-bukti adanya
pembedaan?...
Jelas bahwa sistem seperti digunakan oleh pribumi austraslia hanya
meninggalkan sedikit jejak, walaupun para arkeolog dapat menentukan
tempat-tempat permukiman yang digunakan sepanjang kurun waktu yang
sangat lama dan ada kalanya bahkan lokasi masing-masing gubuk.
4. Penataan lingkungan
Tujuan penyusunan ruang dan waktu adalah untuk mengatur dan
menyusun komunikasi (interaksi, penghindaran, doinasi, dan
sebagainya). Melalui perilaku yang suci dan berbagai cara menandai wilayah
kekuasaan, makna diberikan pada tempat dan perilaku.
Lingkungan dapat dianggap sebagai serangkaian hubungan antara benda
dengan benda lain, benda dengan manusia, dan antara manusia dengan
manusia yang lain. Hubungan ini teratur; ada pola dan strukturnya.
Lingkungan bukanlah sutau kumpulan benda acak.
Pengaturan perancangan pada semua skala, mulai dari daerah yang sangat
luas sampai pengaturan parabot rumah dapat dianggap sebagai pengaturan
ruang untuk berbagai kegunaan, menurut ketentuan yang mencerminkan
kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai dan hasrat-hasrat kelompok atau pribadi
yang melakukan pengaturan tersebut. Ketentuan-ketentuan juga mewujudkan
citra ideal yang menunjukan kesesuaian antara ruang fisik dan ruang sosial,
konseptual, dan jenis-jennis ruang lainnya.
Lingkungan mencerminkan dan mengendalikan interaksi, sifat, intensitas,
tingkat, arahnya, dan sebagainya. Bila masyarakat memperhatikan dan
memahami isyarat-isyarat dalam lingkungan yang menyatakan jenis-jenis
rona tertentu, mereka mngetahui bagaimana berperilaku wajar, berlakulah
konteks sosial. Tentu saja manusia juga harus diperisapkan untuk bertindak
wajar, tapi bila isyarat-isyarat tidak diperhatikan atau dipahami, perilaku
yang wajar menjadi tidak mungkin.
Akhirnya manusia hidup dalam waktu maupun dalam ruang; lingkungan
bersifat temporal dan dapat dianggap sebagai pengaturan waktu atu yang
mencerminkan dan mempengaruhi perilaku dalam waktu. Ini dapat dipahami
dalam dua cara. Yang pertama menunjukan pada penstrukturan waktu
kognitif dalam skala besar, seperti arus linear tehadap waktu daur, orientasi
masa depan
terhadap orientasi masa lampau, masa depan sebagai peningkatan atas
masa sekarang terhadap masa depan sebgai waktu yang lebih buruk,
bagaimana waktu dinilai, dan karena itu bagaiman halusnya ia dibagi
lagi dalam unit-unit. Pertimbangan akhir ini mempengaruhi cara kedua,
dimana pengaturan waktu dapat ditinjau; tempo, atau jumlah peristiwa
persatuan waktu, dan ritme, atau ditribusi kegiatan dalam waktu,
umpamanya siang dan malam. Tempo dan ritme bisa jadi bersesuaian
atau tidak bersesuaian satu sam alain, sehingga orang dapat dipisahkan
dalam waktu/atau dalam ruang. Jadi kelompok-kelompok dengan ritme
berbeda-beda yang menempati ruang yang sama tak mungkin pernah
berkomunikasi.
5. Sistem penataan
Tata lingkungan merupakan penampilan fisik dari sistem dan bagan
penataan, suatu sifat dasar dari alam pikiran manusia. Proses ini selalu
sama, walaupun bentuk khas penataan dan cara yang digunakan untuk
menampilkannya secara budaya adalah khas.
Bila semua bangunan dan lingkungan buatan dalam masyarakat
tradisional adalah suci, , mengapa banyak atau sebagian besar
kebudayaan memiliki bangunan-bangunan dengan kesucian yang
khusus?
Jawabannya adalah perbedaan kadar (tingkat), strukturnya berbeda dan
mencoba memperkirakan skema yang dicita-citakan secara lebih dekat.
- Tempat-tempat suci tertentu yang dilindungi dan jalan masuk ke
dalamnya lebih terbatas dibandingkan dengan tempat2 biasa.
Pembedaan ini mengandung arti bahwa terdapat suatu hirarki
kesucian (penjenjangan ada tahapan/tingkatan).
- Dalam rancangan gaya tinggi, untuk memperkirakan kedekatan dengan
sang maha besar, merasa lebih dekat dengan tuhan. Ditambahdengan
lambing-lambang, gambar, patung2 tertentu yang
menjadi kepercayaan manusia menambah nilai khusus khusyuk
beribadah yaitu apa itu kesan suci. Tekanan pada bangunan suci.
Merata, dengan berjamaah atau bersama-sama melakukan keyakinan
beribadah,
Contoh:
Aborigin, memiliki tempat-tempat suci tertentu, yang lebih dilindungi
dan jalan masuk kedalamnya lebih terbatas dibandingkan dengan ke
tempat-tempat biasa (tempat-tempat yang mengandung sumber-
sumber daya alam). Proses penataan dan pembedaan mengandung
arti bahwa terhadap suatu hirarki kesucian; inimmerupakan cara
yang jelas untuk melakukan pembedaa antara tempat-tempat. Suatu
hogan navaho adalah suci, tetapi sebuah hogan khusus dibangun
untuk upcara penobatan dan disucikan dengan ritual khusus, lukisan
pasir dan sebagainya. Sebuah permukiman maya disucikan
keseluruhannya melalui ritual, tetapi ritual ini tergantung pada
hubungan permukiman tersebut dengan tempat, bangunan, dan
monument yang secara khusus disucikan. Seperti kita lihat,
kekhususan demikian juga terdapat dalam rancangan gaya tinggi.
6. Tujuan Arsitektur
Mengapa manusia menciptakan lingkungan buatan yang demikian sulit?
Apa kah kiranya tujuan arsitektur itu? Bahkan analisis singkat yang
kita lakukan hingga kini mengemukakan bahwa tujuannya lebih dari
sekedar fungsi tempat bernaung guna mengubah cuaca (dgn adanya
arsitektur, lingkungan alam yg sebenarnya panas, menjadi adem. Contoh
rumah, taman, kolam
Arsitektur itu memberikan rona bagi kegiatan-kegiatan, kekuasaan,
status, atau hal2 pribadi; menampilkan; mendukung keyakinan,
menyampaikan informasi, membantu menetapkan identias pribadi,
kelompok, dan mengkiaskan sistem-sistem nilai. Arsitektur juga dapat
memisahkan wilayah, membedakan disana dan disini, adanya ruang,
hal2 suci, dan duniawi, pria dan wanita, depan dan belakang, kanan dan
kiri, pribadi, dan umum,dan sebagainya.
Arsitektur menjadi begitu menyatu dengan kebudayaan dan gaya hidup,
menciptakan bentuk sesuai dengan lingkungan dan menyampaikan hal-
hal yang lebih disukai, hirarki, gaya hidup dan sebagainya. Adanya
gagasan yang terus menerus membuat situasi perkembangan arsitektur,
perilaku, kebutuhan, lingkungan, sosial dan budaya berubah, semua itu
termasuk untuk pengaturan bentuk dan ruang.
Contoh yang belakangan ditunjukan oleh suatu permukiman liar di
afrika. Di sini batu-batu dilabur putih yang menandai pojok tanah
mencegah orang masuk melintasi tanah milik itu. Perubahan
ketinggian atau penghalang yang kokoh, mungkin mempunyai berbagai
tujuan yang tidak selalu harus sama menonjolnya. Penghalang seperti
itu dapat membatasi penglihatan, mencegah pergerakan, member
keteduhan, member perlindungan terhadap angin, memisahkan
wilayah, memberikan serangkaian rona yang dapat dikenali cirinya
untuk kegiatan yang berbeda-beda dan sebagainya. Jadi, bangunan
dapat di pahami dari segi bagaimana hubungannya dengan masyarakat
dan rona-rona alami bagaimana hubungan ini lama kelamaan berubah
bersama kebudayaan.
7. Sistem rumah-permukiman
Perbedaan-perbedaan dalam sistem rumah-permukiman ini,
hubungan antara unsur-unsur gaya tinggi dan matriks asli pribumi,
dan perbedaan-perbedaan dalam bagan juga mengarah pada
kesadaran bahwa sangatlah penting untuk memperhatikan segala
sesuatu secara lintas-budaya daan secara sejarah, atau mengapa kita
seyogyanya memperhatikan asal mula budaya arsitektur.
Bila tempat bernaung merupakan fungsi satu-satnya, kita akan mendapati
lebih sedikit ragam dalam bentuk. Kita sudah melihat menemukan rumah-
rumah yang sama dalam bentuk dan bahan dalam wilayah2 iklim yang sama
nih seperti australia, amerika itu. Ragam bentuknya sederhana karena hanya
merupakan tempat tinggal. Sepanjang waktu kita melihat bahwa kemajuan
arsitektur dengan bangunan2 tidak lagi berfungsi pokok sbg tempat bernaung.
Pentingnya sistem rumah-permukiman juga timbul dari pembahasan kita
tentang pembedaan, perkembangan berbagai rona/citra untuk tujuan yang
berbeda-beda.
Hirarki nilai.
Ingatlah bahwa penampilan fisik dari perbedaan-perbedaan merupakan
bantuan berguna yang mengingatkan orang akan banyak hal perlaku manusia,
identitas sosial, nilai sebuah bangunan, kegunaan atau fungsi bangunan.orang
hidup dalam ruang-waktu dan memiliki sistem kegiatan yang rumit dan
bertautan dengan kegiatan2 dari orang-orangnya. Masing2 individu berbeda
aktivitas dan kegiatannya, kebutuhan menjadi berbeda-beda.
Perbedaan budaya, gabungan dari kegiatan yang berbeda pula. Di kedai kopi,
merupakan pusat bagi kaum pria, sedang kan sumur pusat bagi kaum wanita.
Pola perlaku manusia, kegiatannya itu saja sudah menghasilkan kebudayaan
yang berbeda. Di korea selatan, kedai the merupakan unsur penting bagi kaum
pria; di inggris, menjadi kalangan kelas para pekerja, kedai minuman(pub)
yang penting; sedangkan dusun2 di hongaria kandang lah yang penting.
(tempat semua keputusan diambil).
8. Pelajaran lintas-budaya dan pelajaran dari sejarah
Hingga kini kita telah mencoba menjelaskan makna konsep arsitektur
dan dengan demikian memberikan suatu dasar yang lebih memadai
untuk perancangan berdasarkan suatu pemahaman yang penuh dan
utuh tentang perilaku manusia yang berinteraksi dengan lingkungan
buatan. Rita boleh bertanya, mengapa kita harus mengkaji masa lampau
nan jauh dan segala jenis bangsa “primitive” sementara banyak dari kita
menghadapi masalah-masalah masa depan.
Jawabannya adalah sederhana dan paling penting.
Jadi, sebenarnya, suatu pembahasan tentang asal mula arsitektur
dalam masa lampau yang suram dan jauh tampaknya menerangi
beberapa perubahan wawasan baru tentang apakah arsitektur itu –
hubungan perilaku dengan lingkungan, proses perancangan, dan
hubungan kebudayaan dengan bentuk. Bersamaan dengan itu, ia
membantu kita memperdalam dan memperjelas gagasan-gagasan baru
dan menempatkannya dengan kukuh dengan cara yang paling mendasar
dimana pikiran manusia bekerja. Memang, hewanpunmenata
lingkungan dengan menggambarkan dan menciptakan bagan.
Arsitektur dapat dipahami dengan baik bila ia dianggap jauh lebih
daripada sekedar tempat bernaung dan suatu tanggapan untuk
memanifestasikan fungsi. Jadi pengekpresian semua hal lain yang
dilakukan bangunan-bangunan dan lingkungan buatan menjadi hakiki
dan perlu terjadi. Makin sering kita semua berfikir dengan cara ini,
makin mungkinlah hal itu terjadi.
BAB III
4. Teori Vitruvius:
Marcus Vitruvus Pollio, arsitek dan insinyur Romawi Abad 1M.
Menyatakan bahwa di zamannya arsitektur dan desain secara umum
telah dinyatakan dalam pengertian suatu keseluruhan yang merupakan
gabungan dari tiga unsur sebagai berikut :
Utilitas = komoditas = fungsi
Firmitas = kemantapan = teknologi
Venustas = kesenangan = keindahan
Teori berguna bagi para arsitek ada berbagai tahap dalam proses
perancangan dan dapat diterapkan pada banyak tipe bangunan.
Perancangan arsitektural sebagian besar lebih merupakan kegiatan
merumuskan daripada kegiatan menganalisis, kenapa karena arsitektur
tidak memilah bagian, tetapi mencerna dan memadukan bermacam
ragam unsur dalam cara baru dan keadaan baru, sehingga haslnya tidak
seluruhnya dapat diramalkan. Teori dalam arsitektur mengemukakan
arah, tapi tidak dapat menjamin hasilnya.
Beberapa hal ttg arsitektur dpt diketahui dlm arti ilmiah, misalnya kita
dpt menentukan reaksi psikologis terhadap ruangan yang panas atau
lembab. Itu ada hitungan teorinya di fisika bangunan atau arsitektur
tropis.
Teori dalam arsitektur adalah hipotesis, harapan, dan dugaan ttg apa
yang terjadi bila semua unsur membentuk bangunan dikumpulkan
dalam suatu cara, temat dan waktu tertentu.
Membuktikan.
Kenapa teorinya banyak dan tidak sama. Karena bangunan2 dan para
penggunanya tuh terlalu rumit banyak bermacam2 untuk dapat
dikenal dan diramalkanmenjadi complicated.
Pernyataan yang diyakini.
Contoh menara eiffel mulanya dianggap sebagai suatu cela di kaki
langit paris dan kemudian menjadi lambang kota yang langgeng dan
hakiki, tidak ada yang meramalkan seperti itu pada zaman dia, tapi
karena satu gejala sifat spekulatif (pemikiran dalam secara teori) dan
tak ilmiah dari teori arstiktur lah kecenderungan pernyataan teoritis
menjadi manifesto(pernyataan terbuka dari seseorang) dan
menggunakan bahasa evokatif (mampu mengguggah rasa)
b. Analogi Biologis
“Membangun adalah proses Biologis... membangun bukanlah proses estetis”.
Teori yang didasarkan atas analogi biologis mempunyai dua bentuk. Yang satu
sangat umum dan memusatkan perhatian pada hubungan antara bagian-
bagian bangunan bangunan atau antara bangunan dan ronanya.
Mengikuti rintisan Frank Lloyd Wright, hal ini umum disebut “organik”.
Bentuk lain dari analogi ini yang lebih khusus disebut “biomorfik”, yang
memusatkan perhatian pada proses pertumbuhan Arsitektur organik FL
Wright mempunyai 4 karakter sifat ;
dan kemampuan pergerakan yang berkaitan dengan organisme.
Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap sekitarnya dan tidak
dapat dipakai begitu saja.
Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan bahan-bahan alami,
apa adanya (kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll).
Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat (integral).
Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan.
Ilmu yang mempelajari tentang aspek kehidupan, manusia yang selalu
membutuhkan. Dalam teori ini arsitektur ada isitilah arsitektur organik
berarti sebagian untuk keseluruhan – keseluruhan untuk sebagian.
Dan akhirnya menggambarkan waktu, tempat dan tujuan “yang dibangun
oleh masyarakat di atas tanah dengan peralatan mereka sendiri – setia pada
waktu, tempat, lingkungan dan tujuan. Kita dapat menyebutnya sebagai
bangunan rakyat.
Arsitektur biomorfik berkembang dalam tahun 1960-an dan kurang terfokus
pada hubungan antara bangunan dan lingkungan daripada proses dinamik
yang berkaitaan dengan pertumbuhan dan perubahan organisme. Arsitektur
biomorfik memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berubah melalui
perluasan, pergandaan, pemisahan, regenerasi, dan perbanyakan.
Ia dapat diubah guna menanggapi perubahan-perubahan lingkungan dan
tuntutan2dari dalam. Termasuk analogi biomorfik juga, Biomorfik
arsitektur berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh melalui :
perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan. Contoh :
kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur pnemuatik yang
bersel banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll).
Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti sebagian untuk
keseluruhan – keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang
terfokus terhadap hubungan antara bangunan dan lingkungan dari pada
terhadap proses-proses dinamik yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perubahan organisme. Biomorfik arsitektur berkemampuan untuk
berkembang dan tumbuh melalui : perluasan, penggandaan, pemisahan,
regenerasi dan perbanyakan. Contoh : kota yang dapat dimakan (Rudolf
Doernach), struktur pnemuatik yang bersel banyak (Fisher, Conolly,
Neumark, dll).
c. Analogi Romantik
Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si
pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan
menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa
lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang
dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak biasa yang
mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lain-lain).
d. Analogi Linguistik
Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan
dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para
pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut :
Model Tata Bahasa
Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata
menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan
masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan
menafsirkaa apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan
tercapai jika ‘bahasa’ yang digunakan adalah bahasa umum/publik
yang dimengerti semua orang (langue).
Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng
digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap
proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan
‘bahasa’nya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti
orang lain dan mungkin juga tidak.
Model Semiotik
Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik
tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan
suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia
sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan
berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara
menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja.
e. Analogi Mekanik
Menurut Le Corbusier, sebuah rumah adalah mesin untuk berhuni
merupakan contoh analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti
halnya dengan mesin hanya akan menunjukkan apa sesungguhnya
mereka, apa yang dilakukan, tidak menyembunyikan fakta melalui
hiasan yang tidak relevan dengan bentuk dan gaya-gaya, atau dengan
kata lain keindahan adalah fungsi yang akan menyatakan apakah
mereka itu dan apa yang mereka lakukan.
g. Analogi Adhocis
Pandangan seorang tradisionalis mengenai arsitektur akan menyatakan
bahwa tugas perancang adalah memilih unsur-unsur yang layak dan
membentuknya untuk memperkirakan suatu cita-cita.
Untuk menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh tanpa
membuat rujukan atau mengacu pada suatu cita-cita, tidak ada
pedoman baku dari luar untuk mengukur rancangan tersebut.
Berdasarkan Analisis, Sintesis, Evaluasi, berdasarkan Informasi dan
mengoptimumkan ketiganya.
i. Analogi Dramaturgi
Kegiatan-kegiatan manusia dinyatakan sebagai teater dimana seluruh
dunia adalah panggungnya, karena itu lingkungan buatan dapat
dianggap sebagai pentas panggung. Manusia memainkan peranan dan
bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang
menunjang pagelaran panggung. Analogi dramaturgi digunakan dengan
dua cara, dari titik pandang para aktor dan dari titik pandang para
dramawan. Dalam hal pertama arsitek menyediakan alat-alat
perlengkapan dan rona-rona yang diperlukan untuk memainkan suatu
peranan tertentu. Dari titik pandang para dramawan, arsitek dapat
menyebabkan orang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan
memberikan petunjuk-petunjuk visual. Pemanfaatan analogi
dramaturgi ini membuat sang arsitek yang bertindak hampir seperti
dalang, mengatur aksi seraya menunjangnya.
Jika kita amati perkembangannya (berdasarkan teori dan pandangan-pandangan di
atas), masalah arsitektur adalah masalah yang berkaitan dengan fungsi, komunikasi
dan keindahan. Mana yang paling penting, fungsi atau keindahan dan komunikasi
sebagai sarana pemuasan emosional ,atau kedua-duanya? Setiap orang berhak untuk
mengambil sikap atas pertanyaan ini. Cara pandang pemakai, pengamat dan arsitek
seringkali tidak sama bahkan bertentangan. Oleh pemakai, arsitektur pada awalnya
hanya dipandang sebagai obyek/produk/hasil yang muncul karena kebutuhan semata
(untuk melindungi diri dari alam). Selanjutnya arsitektur dianggap harus memiliki
nilai-nilai lain seperti komunikasi dan keindahan yang merupakan sarana pemuasan
’emosi’ (bagi pemakai, pengamat, atau arsitek?). Masalah fungsi, komunikasi dan
estetika selalu menjadi perdebatan sejak jaman Barok, Renaissance sampai ke jaman
arsitektur Post Modern. Persepsi nilai-nilai ini sangat berbeda sesuai dengan
perbedaan budaya, masyarakat, tempat, teknologi, dan waktu.