Anda di halaman 1dari 2

POLA PIKIR / OPINI TENTANG

ARSITEKTUR NUSANTARA

Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi
lokalnya, jutaan khazanah kebudayaan nusantara tersebut ternyata menjadi
kekuatan tersendiri yang mampu merekatkan bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang majemuk dengan spirit Bersatu dalam keberagaman.
Salah satu kekayaan nusntara yang menjadi karakter kekayaan bangsa ini
adalah arsitektur, di mana hampir semua daerah memiliki kekhasan lokal yang
menjadi ikon dari daerah itu sendiri, kekayaan arsitektur ini bahkan sudah
dikenal hingga dunia global betapa bangsa Indonesia mempunyai keragaman
arsitektur yang menonjol sesuai dengan daerah masing-masing. Saat ini dunia
pendidikan arsitektur di Indonesia tengah di ramaikan dengan hadirnya sosok warna
arsitektur, yakni nusantara.
sebagai pencerahan arsitektur yang menjadi masa depan arsitektur Indonesia. Tanpa
mengetahui lebih mendalam apa itu dan bagaimanakah arsitektur Nusantara niscaya kita
akan kesulitan melihatnya. Guna mengenal lebih dekat maka kita lihat dahulu beberapa hal
tentang arsitektur Nusantara melalui apa itu arsitektur Nusantara dan cara pandangnya.

• Indonesia oleh UNESCO telah diakui dan ditetapkan sebagai negara dengan
peninggalan budaya paling banyak, kita kaya ragam budaya 570-an rumah adat
tersebar di 17.000-an pulau dengan 570 rumah adat, berarti kita kaya akan produk
budaya.
• Indonesia oleh UNESCO telah diakui dan ditetapkan sebagai negara dengan
peninggalan budaya paling banyak, kita kaya ragam budaya 570-an rumah adat
tersebar di 17.000-an pulau dengan 570 rumah adat, berarti kita kaya akan produk
budaya.
• Kita hidup di antara ring of fire dimana sesar gempa bumi aktif berada di kepulauan
Indonesia sehingga banyak pembelajaran tentang arsitektur nusantara yang relefan
untuk masa kini.
• Kita hidup di negara beriklim dua musim, negara kita hanya ada musim hujan dan
musim kemarau. Kalau kita melihat karakter tersebut bukanlah kita ini mensyaratkan
menghuni bebas kena panas dan hujan, dengan kata lain kita ini hidup ini hidup
bernaung, berarti atap menjadi syarat minimal jika kita berarsitektur.
• Geografis, melibatkan lautan dan daratan. Kita hidup di negara kepulauan Nusanara
dengan 17.000-an pulau dan 70% lautan dan 30% daratan, tentunya lautan juga
menjadi fokus kajian.
• Iklim, dua musim, panas dan hujan. Kita hidup di negara dengan dua musim, musim
hujan dan musim kemarau, yang keduanya merujuk pada bagaimana kita tetap bisa
hidup dengan dua sifat iklim tersebut.
• Sifat dengan alam, pernaungan Menyadari sifat alam di negara tropis maka
bagaimana kita menyiasatinya, sehingga istilah pernaungan, payung serta shelter
menjadi prasarat agar kita secara minimal terbebas dari segala unsur negarif dari
sifat alam. Logikanya sebuah bangunan sebuah struktur bertiang dan beratap tapi
tidak berdinding. Serta berselimut alam.
• Material, arsitektur organic (kayu), pelestarian dan pengawetannya Bangunan
arsitektur nusantara melalui rumah-rumah adat terbuat dari kayu pada masa lalu
perapian digunakan untuk mengawetkan konstruksi. Sedang pelestariannya
dilakukan dengan cara mengganti sehingga bisa dikatakan sebagai kesementaraan.
• Kelembapan tinggi, Curah hujan yang tinggi menyebabkan kelembapan dan butuh
banyak resapan dan ketika panas menyengat maka air yang meresap didalam tanah
dapat dikembalikan keudara yang panas melalui penguapan.
• Dilalui jalur gempa bumi, bangunan aman gempa. Kepulauan Nusantara dilalui
banyak jalur gempa bumi, sering kali terjadi gempa bumi dan memakan korban
manusia. Arsitektur Nusantara pada umumnya menggunakan struktur bergoyang,
secara visual bisa kita jumpai konstruksi ikat, sambungan pen lubang dan pasak,
jenis-jenis konstruksi ini memungkinkan struktur bergoyang pada saat terjadi gempa
bumi.

Sebuah tulisan menarik, ternyata salah satu penyebab kerusakan arsitektur nusantara
adalah sehubungan dengan lamanya penjajahan. Semula setiap pembangunan di
Indonesia awalnya didasarkan atas prasarat kedewaan, seperti pada keraton, konsep ini
diwujudkan dan merupakan hal yang pantas ditiru dan di perbaharui konsep sudah lama
nyaris hilang oleh penjajahan Belanda atas arsitektur Indonesia.
Penjajahan ini mengakibatkan kekosongan dalam interpretasi simbolik dan kosmis
dalam bidang arsitektur dengan kerugian yang sampai saat ini

Ini berarti bahwa satu tinjauan dapat dikatakan bahwa arsitektur itu
bergantung pada manusia penghadir arsitektur. Arsitektur
Nusantara yang hadir merupakan hasil cipta dan rasa dari pengetahuan
kelisanan anakbangsa Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai