Anda di halaman 1dari 14

PETUNJUK PELAKSANAAN

SARANA PASCA PANEN TANAMAN


PERKEBUNAN

PENYEDIAAN SARANA PASCA PANEN


KOMODITAS PERKEBUNAN SATKER DINAS
PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (05)
TUGAS PEMBANTUAN (TP)

BIDANG PENGOLHAN DAN PEMASARAN


DINAS PERKEBUNAN PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor perkebunan berada dalam dinamika perubahan lingkungan strategis


internasional menuju persaingan pasar yang semakin kompetitif. Proses adopsi
beberapa kesepakatan internasional, telah memaksa setiap negara membuka segala
rintangan perdagangan dan investasi serta membuka ekspor-impor seluas-luasnya. Hal
tersebut akan mendorong persaingan pasar yang semakin ketat karena terjadinya
integrasi pasar regional/internasional terhadap pasar domestik. Praktek perdagangan
bebas yang cenderung menghilangkan perlakuan non tarif barier telah berdampak besar
terhadap sektor perkebunan Indonesia, baik ditingkat mikro (usaha tani) dan makro
(nasional – kebijakan). Ditingkat mikro, liberalisasi perdagangan ini sangat terkait
dengan efisiensi, produktifitas dan skala usaha. Pada tingkat makro, kebijakan
pemerintah sangat diperlukan untuk melindungi baik petani produsen maupun
masyarakat konsumen. Tantangan ke depan yang harus dihadapi adalah meningkatkan
daya saing komoditas perkebunan dengan karakteristik yang sesuai keinginan konsumen
dan memenangi persaingan, baik pasar domestik, maupun pasar ekspor.
Pengembangan daya saing dan ekspansi pasar komoditas ekspor tradisional harus lebih
ditingkatkan, terutama pengembangan produk olahan. Peningkatan nilai tambah melalui
proses pascapanen dan pengolahan juga sangat perlu diperhatikan. Proses pascapanen
dan pengolahan selain bertujuan untuk mengatasi karakteristik produk perkebunan yang
mudah busuk, musiman (seasonal), serta meningkatkan nilai jual produk. Komoditas
perkebunan merupakan salah satu produk nonmigas yang berkontribusi positif terhadap
neraca perdagangan Indonesia. Produk perkebunan pada umumnya masih dipasarkan
dalam bentuk primer sehingga bernilai rendah dan rentan terhadap fluktuasi harga.
Kecenderungan yang terjadi dewasa ini adalah bahwa harga komoditas primer semakin
lama semakin menurun dan harga produk olahan perkebunan semakin meningkat.
Diversifikasi produk hasil perkebunan saat ini perlu dikembangkan sehingga mempunyai
nilai ekonomi yang cukup tinggi, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk
tujuan ekspor. Menyadari hal tersebut, maka pendekatan pembangunan sektor
perkebunan kedepan perlu diarahkan kepada pengembangan pengolahan hasil
perkebunan.
Pengembangan komoditas, secara lebih khusus pendekatannya perlu lebih
difokuskan pada produk olahan, baik produk antara (intermediate product), produk semi
akhir (semi finished product) dan yang utama adalah produk akhir (final product)
yangberdaya saing. Salah satu bentuk kegiatan ke arah program tersebut adalah dengan
memfasilitasi Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani (poktan/gapoktan) dan kelompok
masyarakat lainnya sarana dan Prasarana pengolahan hasil perkebunan yang memenuhi
kaidah Good Manufacturing Practices (GMP), memberikan pelatihan pelatihan, serta
pembinaan dan pengawalan pengolahan hasil perkebunan. Kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHBun) kegiatan Pusat dan daerah melalui Sarana Pasca
Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana Pasca Panen Komoditas Perkebunan)
dengan dana APBN tahun 2023 ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih
besar untuk perbaikan teknologi pengolahan khususnya sektor perkebunan sehingga
mampu meningkatkan nilai tambah, daya saing produk dan pendapatan petani yang
akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

B. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana Pasca
Panen Komoditas Perkebunan) adalah Kelompok Tani kakao di Kabupaten Kutai Timur.
Sedangkan sasaran penerima manfaat adalah anggota Poktan pengolahan kakao Poktan
Sungai Anai di Kabupten Kutai Timur (Desa Sungai Rantau Sentosa Kec. Busang) dan
kelompok masyarakat lainnya.

C. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah
1. Meningkatkan mutu komoditas kakao
2. Memfasilitasi petani dalam memperoleh peralatan pasca panen kakao dan
Sarana pengolahan
3. Meningkatkan nilai jual biji kakao dan
4. Meningkatkan Sumber daya manusia (petani karet)
D. Keluaran
Tercapainya Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana Pasca
Panen Komoditas Perkebunan) bantuan kotak fermentasi dan solar dryer portable di
Kabupaten Kutai Timur 1 unit.
E. Hasil
1. Terealisasinya Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana
Pasca Panen Komoditas Perkebunan). Sedangkan sasaran penerima manfaat
adalah Poktan/Gapoktan dan kelompok masyarakat lainnya di Desa Sungai Rantau
Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timur

2. Tercapainya peningkatan mutu komoditas biji kakao, tercapainya produk biji


kakao yang sesuai standar SNI yang bernilai tambah dan berdaya saing,
Peningkatan Sumberdaya petani kakao.

F. Manfaat
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani/kelompok tani kakao dalam
satuan kawasan perkebunan rakyat berskala ekonomi.
I. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana
Pasca Panen Komoditas Perkebunan) di Kabupaten Kutai Timur 1 Unit dilakukan melalui
pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang
mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani, yang disinergiskan
dengan program pembangunan dan pengembangan perkebunan di Kabupaten/Kota. Paket
bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan
mengacu pada ketentuan yang ada. Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Timur secara rinci menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sedangkan Dinas
yang membidangi Perkebunan Kabupaten Kutai Timur akan menyusun Petunjuk Teknis (Juknis)
tentunya disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kelompok tani sasaran adalah kelompok tani
yang merupakan hasil identifikasi, verifikasi dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

B. Daerah Sasaran Kegiatan Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan


Sarana Pasca Panen Komoditas Perkebunan)
- Daerah sasaran kegiatan k o m o d i t a s p e r k e b u n a n Kakao adalah daerah sentra
produksi kakao, yang diutamakan antara lain :
1) Tanaman kakao yang telah siap panen dan perlu penanganan pasca panen
2) Petani yang tergabung dalam anggota kelompok tani kakao
3) Kelompok tani yang telah mengusulkan bantuan pengadaan alat pasca panen
- Daerah sasaran penyediaan Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana
Pasca Panen Komoditas Perkebunan) dan sosialisasi adalah daerah yang komoditas
kakaonya telah siap di panen dan penanganan pasca panen diutamakan diwilayah
perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskin/tertinggal.
1. Spesifikasi Kotak Frementsi dan Solar Dreyer Portable untuk diserahkan Kepada
masyarakat/Pemda:
a. Kotak Fermentsi

 Kapasitas +40 – 50 Kg / Batch tipe bak kayu


 Jenis kayu : meranti/Kamper/ Kruing/ sejenisnya
 Ketebalan Papan kayu : 20-30mm dan berlobang
 Siku penguat : plat aluminium atau kayu
 Dimensi (PxLxT) mm : 40x 40x 50 cm
 1 set kotak fermentasi terdiri dari dua kotak kayu yang dilengkapi dengan 1 unit
kaki/dudukan sebagai penyangga salah satu kotak
 Setiap sisi kotak di beri lubang dengan jarak dan jumlah secukupnya

b. Solar Dreyer Portable

 Kapasitas : 40 kg/batch
 Sesuai untuk pengeringan biji-bijian, seperti biji kopi, kakao, jagung dll
 Tipe : direct solar portable (Seri: DSCO-22-45)
 Bahan rangka : Besi pipa anti karat dan besi hollow
 Dimensi [PxLxT] mm : 2000 x 2000 x1250
 Bahan atap : Polycarbonate 6 mm, Bentuk atap : model gudangan
 Terdapat rak pengering (Tray) sebanyak 4 buah, dimensi [PxLxT] mm : 950 x 950 x
20
 Bahan Tray : plat almunium berlubang
 Terdapat : solar cell 1 buah, daya minimla 20 watt
 Terdapat kipas exhaust 1 buah digerakkan dari solar cell
 Dilengkapi 1 buah thermometer analog untuk mengukur suhu pengeringan
 Dapat dipakai untuk mengeringan biji kopi atau kakao
 Sistem knockdown (bongkar-pasang dengan mudah)
II. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup
Bantuan Penyediaan Sarana Pasca Panen Komoditas Perkebunan ini lokasinya di Kabupaten
Kutai Timur sebanyak 1 Unit.

B. Pelaksana Kegiatan
Dengan pertimbangan tujuan keberhasilannya untuk dapat mengkondisikan upaya
pengembangan lebih lanjut, pelaksana kegiatan Penyediaan Sarana Pasca Panen Komoditas
Perkebunan adalah Provinsi, Kabupaten/kota, petani/kelompok tani berkoordinasi dengan
Pusat serta instansi terkait, masing-masing sebagai berikut :
a. Kegiatan Pusat
1) Menetapkan tim pembina provinsi, melalui surat keputusan kepala dinas perkebunan
2) Menyiapkan pedoman teknis pelaksanaan Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan
(Penyediaan Sarana Pasca Panen Komoditas Perkebunan);
3) Melakukan sosialisasi kegiatan bersama dinas perkebunan propinsi;
4) Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan;
5) Melakukan pemantauan, monitoring dan pengendalian kegiatan serta membantu
mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan;
6) Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian serta
perkembangan kegiatan.

b. Kegiatan Provinsi
provinsi Kalimantan Timur;
1) Menjabarkan pedoman teknis Penyediaan Alat Pengolahan Hasil Perkebunan; yang
dituangkan dalam bentuk petunjuk pelaksanaan (juklak) sesuai kondisi daerah;
2) Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi Calon Petani Dan Calon Lahan
(CPCL), pemantauan, pengendalian pelaksanaan kegiatan dan
3) Penetapan CPCL oleh dinas perkebunan provinsi Kalimantan timur;
4) Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan Sarana Pasca
Panen Tanaman Perkebunan secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada
Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Pengolahan Dan Pemasaran Hasil
Perkebunan.
c. Kegiatan Kabupaten
1) Menjabarkan pedoman teknis kedalam petunjuk teknis (juknis);
2) Melakukan sosialisasi, identifikasi dan seleksi CPCL, pemantauan, pengendalian
pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi ;
3) Membuat dan melaporkan hasil kegiatan perkembangan pelaksanaan kegiatan Sarana
Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana Pasca Panen Komoditas
Perkebunan) secara berkala (triwulan) dan tahunan sesuai form yang telah
ditetapkan kepada dinas perkebunan provinsi Kalimantan timur dan Direktur
Jenderal Perkebunan cq Direktur P e n g o l a h a n dan Pemasaran Hasil
Perkebunan;

d. Kelompok Tani
1) Persiapan penempatan Alat Pengolahan Hasil Perkebunan seperti Kotak Fermentasi
dan Solar Dryer Portable
2) Pemeliharaan bantuan Kotak fermentasi dan Solar Dryer Portable serta melaporkan
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan bantuan sarana pasca panen komoditas
perkebunan yang dilakukan kepada Dinas Perkebunan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume


- Lokasi kegiatan Sarana Pasca Panen Tanaman di kelompok tani Sungai Anai Desa
Rantau Sentosa Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timu sebanyak 1 Unit.

D. Simpul Kritis
1. Identifikasi CP/CL kurang tepat waktu;
2. Musim hujan (waktu P e m b a n g u n a n yang tidak menentu menjadi penghambat
pengiriman bantuan di lokasi kegiatan;
3. Ketersediaan dokumen pendukung dari kabupaten kota berpotensi menghambat kegiatan
penyediaan sarana pasca panen komoditas perkebunan.
4. Kurangnya koordinasi dalam penyediaan sarana pasca panen komoditas perkebunan. ;
5. Koordinasi antara Direktorat pengolahaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dinas
Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur;
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan penyediaan penyediaan sarana pasca panen
komoditas perkebunan. dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Perkebunan Propinsi
Kalimantan Timur atas usulan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur;
b. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres No. 12 Tahun 2021
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta turunannya. Disamping itu juga
mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penata usahaan Barang lingkup Satker Direktorat
Jenderal Perkebunan;
c. Kontrak pengadaan paket bantuan APBN Tahun 2022 di upayakan secepatnya sebelum
triwulan II tahun berjalan;
d. Penyaluran paket bantuan kepada petani diupayakan pada awal triwulan III tahun 2023
dengan melaporkan Berita Acara Serah terima (BAST) seluruh pengadaan bantuan yang
diserahkan kepada Pemda/Masyarakat dan dilengkapi dengan foto dokumentasi yang harus
mencantumkan tanggal dan titik koordinat pada foto dimaksud.
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan, sehingga mampu mengembangkan
usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan pembinaan lanjutan yang
bersumber dari dana APBD, APBN dan atau masyarakat.
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaedah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan
pemerintahan yang baik dan bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-
prinsip:
1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;
2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transformasi dan demokratisasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas.

B. Pengendalian
Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman karet dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian
dilakukan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan.

C. Pengawalan dan Pendampingan


Pengawalan dan pendampingan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan
diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan, sehingga bantuan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraannya.
Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas
Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur/Kabupaten Kutai Timur instansi terkait.
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian


Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3 Oktober 2012 tentang Pedoman
monitoring dan evaluasi standar operasional prosedur di lingkungan Kementerian
Pertanian.
Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur dan Dinas Perkebunan provinsi
Kalimantan Timur wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan, yang secara
berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Jenis Pelaporan
a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi:
1) Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;
2) Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut
realisasi fisik dan keuangan;
3) Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan
Provinsi;
4) Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan;
a. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan
dengan materi meliputi : nama petani/ kelompok tani,
desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu
pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan
masalah.
b. Laporan akhir kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini.
c. Melaporkan Berita Acara Serah Terima (BAST) seluruh pengadaan bantuan
yang diserahkan kepada Pemda/Masyarakat dan dilengkapi dengan foto
dokumentasi yang harus mencantumkan tanggal dan titik koordinat pada foto
dimaksud.
B. Waktu penyampaian laporan:
a. Laporan monitoring dan evaluasi dibuat per bulan dengan ketentuan:
1) Pelaporan dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur ditujukan kepada provinsi,
disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan berikutnya;
2) Pelaporan dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi ditujukan kepada
Direktorat Pengolahan dan pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal
Perkebunan
b. Laporan perkembangan fisik dibuat pertriwulan disusun dengan menginformasikan
realisasi per item bantuan, ditujukan kepada Direktorat Pengolahan dan pemasaran
Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan;
c. Laporan akhir ditujukan kepada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan disampaikan paling lambat minggu IV
Desember 2022.

11
VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan Sarana Pasca Panen Tanaman Perkebunan (Penyediaan Sarana Pasca Panen
Komoditas Perkebunan) Kutai Timur 1 unit Tahun 2023; Rp. Rp.111.380.000 ,- (Seratus
sebelas juta tiga ratus delapan puluh ribu rupiah).
Perhitingan tahun 2023
Program/Kegiatan Harga
Volume Jumlah Biaya
Satuan
Sarana Pascapanen Komoditas Perkebunan
Penyediaan Sarana Pasca Panen Komoditas Perkebunan 111.380.000
A. Sarana Pascapanen Tanaman Kakao 1 unit d Kab. Kutai
Timur Perkebunan
Belanja peralatan mesin untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda 82.000.000
(KPPN.046-Samarinda)
- Solar Dryer portable 2 unit 21.000.000 42.000.000
- Kotak Fermentasi 10 unit 4.000.000 40.000.000

B. Pengawalan dan pendampingan Penyediaan Sarana


Pasca Panen Tanaman Kakao 18.380.000
Belanja Bahan 1.000.000
- Administrasi, fotocopy, pengadaan dll 1 keg 200.000 200.000
- ATK dan bahan komputer 1 keg 800.000 800.000

Belanja Honor Output kegiatan 1.880.000


- Honorarium pelaksana kegiatan 4 OB 300.000 1.200.000
- Honorarium pejabat pengadaan barang/jasa 1 OP 680.000 680.000

Belanja Barang non operasional lainnya 3.750.000


- sosialisasi kegiatan 25 OH 150.000 3.750.000

Belanja Perjalanan Dinas Biasa 11.000.000


- Perjalanan dalam rangka konsultasi ke pusat, menghadiri
pertemuan dan bimtek perjalanan provinsi ke
Kabupaten/Lokasi atau 1 OT 7.500.000 7.500.000
- sebaliknya dalam rangka sosialisasi, CPCL, pengawasan,
pembinaan dan monev 1 OT 3.500.000 3.500.000

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 750.000


- translok pembinaan kab ke Lokasi 5 OH 150.000 750.000

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai