Anda di halaman 1dari 45

KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL HORTIKULTURA

TAHUN ANGGARAN 2021

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA


KEMENTERIAN PERTANIAN
2021

KEGIATAN PENGOLAHAN HORTIKULTURA


Secara umum, sifat dan karakteristik produk hortikultura adalah
(1) nilai ekonomis tergantung tingkat kesegarannya, (2) bulky dan mudah
rusak (perishable), (3) produknya melimpah pada musimnya, (4) bukan
merupakan sumber karbohidrat utama, tetapi merupakan sumber vitamin,
serat dan mineral, dan (5) sangat intensif dalam perawatan, baik dalam
proses produksi, maupun dalam penanganannya. Sifat dan karakteristik
ini juga mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam penyediaan
konsumsi produk hortikultura untuk masyarakat.
Dalam mendukung peningkatan nilai tambah dan daya saing produk
hortikultura, salah satu kegiatan Direktorat Jenderal Hortikultura adalah
pengembangan pengolahan hasil hortikultura. Pengembangan pengolahan
hasil hortikultura diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pengolahan,
standardisasi mutu produk olahan dan keamanan pangan, ramah
lingkungan dan peningkatan nilai tambah yang berkeadilan
(berkelanjutan).
Pengembangan pengolahan hortikultura disinergikan dengan
pengembangan agroindustri pedesaan berbasis kelompok komoditi
hortikultura. Oleh karena karakter dan budaya yang beragam, maka
pengetahuan tentang sifat dan karakteristik produk hortikultura di suatu
lokasi sentra pengembangan pengolahan hortikultura menjadi sangat
penting. Informasi ini akan menentukan keputusan bisnis yang diambil
oleh pelaku usaha agribisnis hortikultura, baik petani produsen, maupun
pihak lain yang bergerak dalam bidang hortikultura di daerah tersebut.
Dan untuk mendukung kemajuan usaha pengolahan hortikultura di
sentra-sentra kawasan produksi hortikultura, maka Direktorat Jenderal
Hortikultura melalui tugas dan fungsi yang baru sesuai Perpres nomor 45
tahun 2015 mulai menyediakan sarana pengolahan bagi pelaku-pelaku
usaha hortikultura di Indonesia.
Dalam rangka mendukung kegiatan tersebut, Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Hortikultura tahun 2021 memfasilitasi kegiatan
terkait pengolahan meliputi:
A. Kegiatan Tugas Pembantuan:
1. Sarana Pengolahan Hortikultura berupa fasilitasi bantuan alat dan
mesin pengolahan hortikultura (018.04.EC.5887.RAG.011)
2. Prasarana pengolahan hortikultura berupa bangunan pengolahan
hortikultura serta bangunan pengering tenaga matahari (Solar
Drying Dome) (5887.RBK.011)
B. Kegiatan Pusat:
1. Sarana Pengolahan Hortikultura berupa fasilitasi bantuan alat dan
mesin pengolahan hortikultura (018.04.EC.5887.RAG.011)
2. Prasarana pengolahan hortikultura berupa bangunan pengolahan
hortikultura (5887.RBK.011)

Penjelasan terkait kegiatan pengolahan hortikultura pada tiap


penanggung jawab adalah sebagai berikut.

A. KEGIATAN PENGOLAHAN HORTIKULTURA PADA SATKER TUGAS


PEMBANTUAN

Kegiatan pengolahan hortikultura yang dilaksanakan oleh Dinas


Pertanian Provinsi (TP Provinsi) dan/atau Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota (TP Kabupaten/Kota) meliputi:
1. Sarana Pengolahan Hortikultura

Kode Rincian Output: 018.04.EC.5887.RAG.011


Kegiatan sarana pengolahan hortikultura dilaksanakan dalam
bentuk pemberian bantuan sarana pengolahan hortikultura berupa
alat/mesin sarana pengolahan.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pengolahan hortikultura meliputi
komponen:
- Komponen Utama: (052) Fasilitasi Bantuan Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi
Bantuan Sarana Pengolahan dalam bentuk alat dan mesin
meliputi :
526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan
Kepada Masyarakat/Pemda

- Komponen Pendukung :
(051) Persiapan

(053) Pendampingan dan Pengawalan


b. Bentuk Bantuan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan sarana


pengolahan berupa alat/mesin pengolahan hortikultura dalam
rangka mendorong terciptanya UMKM pengolahan hortikultura.
Untuk pengadaan sarana pengolahan cabai diprioritaskan berupa
mesin giling, alat pengering, alat penepung, continues sealer, hand
sealer, dan sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengolahan cabai. Untuk pengadaan sarana pengolahan bawang
diprioritaskan untuk mesin perajang, oven, spinner, mesin
penggiling, deep fryer (pengorengan), continues sealer, hand sealer
serta sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk
sarana pengolahan hortikultura lainnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan kelompok penerima manfaat dengan ketersediaan
anggaran.
Fasilitasi bantuan sarana pengolahan diberikan dalam bentuk
barang sesuai usulan atau kebutuhan kelompoktani/ gapoktan/
kelompok wani tani dan pelaku usaha yang telah ditetapkan sesuai
hasil idenitifkasi CPCL oleh dinas pertanian kabupaten/kota.
Fasilitasi bantuan sarana pengolahan berupa pengadaan
barang/fisik yang mendukung usaha pengolahan hasil hortikultura
termasuk kemasan, label dan aspek lain mendukung nilai tambah
hasil hortikultura. Selanjutnya biaya operasional menjadi tanggung
jawab penerima manfaat kegiatan ini.
c. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah bidang/seksi yang menangani kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di tingkat Provinsi
dan/atau Kabupaten/Kota.

Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan sarana pengolahan adalah
Kelompok Tani/GAPOKTAN diutamakan yang terdaftar di
Simluhtan, Kelompok Wanita Tani (KWT)/kelompok masyarakat
lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura di lokasi
pengembangan produksi hortikultura yang menangani usaha
pengolahan hortikultura.
Kriteria penerima manfaat sarana pengolahan hortikultura Tugas
Pembantuan adalah sebagai berikut :
1) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah menjalankan usaha produksi
pengolahan produk hortikultura
2) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah mempunyai pasar dalam
pendistribusian produk hortikulturanya atau telah bermitra
dengan pelaku usaha atau petani produsen/pemasok.
Persyaratan penerima manfaat adalah sebagai berikut :
1) Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas diri
(Kartu Tanda Penduduk/KTP) kepada PPK.
2) Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang
berwenang.
3) Penerima manfaat diutamakan yang telah diusulkan melalui e-
proposal dan sesuai CPCL yang ditetapkan oleh PPK dan
disahkan kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
4) Bagi kelompok tani penerima bantuan sarana diutamakan
sudah terdaftar dalam Simluhtan.
5) Penerima manfaat sarana pengolahan sanggup menggunakan
bantuan sesuai peruntukannya serta berkomitmen untuk
menjaga dan memelihara aset, bersedia menangani kegiatan
pengolahan di wilayahnya/kelompok
6) Penerima manfaat bersedia membuat laporan dan
menandatangani dokumen terkait (BAST dan lain sebagainya)
sesuai persyaratan administrasi yang diperlukan. BAST paling
sedikit memuat:
a) Identitas penerima manfaat.
b) Jenis bantuan, jumlah/volume.
c) Nilai nominal barang/jasa.
d) Foto dengan geo-tagging.
Contoh format BAST sebagaimana pada lampiran.
Penetapan Penerima manfaat
Tahapan penetapan penerima manfaat Sarana Pengolahan
Hortikultura sebagai berikut :
1) PPK melakukan seleksi calon penerima manfaat sarana sesuai
dengan kriteria penerima manfaat.
2) PPK menetapkan calon penerima manfaat sarana melalui Surat
Keputusan penerima manfaat Sarana dan disahkan oleh KPA
sebagai dasar untuk pemberian bantuan.
3) Surat Keputusan Penerima manfaat Sarana dalam bentuk
barang/jasa paling sedikit memuat :
a) Identitas penerima manfaat;
b) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa;
c) Nilai nominal barang/jasa.
d. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2021 berupa Dana
Tugas Pembantuan pada DIPA SATKER Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota.
e. Metode Pelaksanaan

Proses pengadaan alat/mesin sarana pengolahan dilakukan oleh


pihak ketiga melalui penunjukan langsung dan atau secara
kontraktual/lelang sesuai dengan Kepres Nomor 54 tahun 2010
dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012.
Berdasarkan hasil kebutuhan dan spesifikasi sarana prasarana
pengolahan yang dibutuhkan untuk diserahkan ke Panitia
pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Distribusi dan serah terima barang kepada
kelompoktani/gapoktan/kelompok wanita tani selaku penerima
manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang
yang masih relevan.
Pengadaan alat/mesin sarana pengolahan oleh pihak ketiga harus
memenuhi persyaratan SNI (mempunyai sertifikat Produk
Penggunaan Tanda SNI/ SPPT SNI) dan atau PTM (Persyaratan
Teknis Minimun) atau minimal sudah memiliki test report yang
masih berlaku dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Pengadaan alat/mesin sarana pengolahan dianjurkan dibeli yang
sudah tersedia didalam e-katolog, bila tidak tersedia karena
sesuatu hal yang mendesak dapat disediakan pihak ketiga dengan
memperhatikan jaminan kualitas peralatan dengan cara
penunjukan langsung. Pengadaan sarana pengolahan hasil harus
sudah termasuk pemasangan alat, pelatihan (operasional,
perawatan dan perbaikan), jaminan / garansi minimal 1 tahun
serta layanan purna jual seperti ketersediaan suku cadang dan jasa
perawatan.
Bila dalam waktu 1-2 tahun sejak alat/mesin sarana pengolahan
hortikultura di terima kelompoktani penerima, Dinas Pertanian
Provinsi/kabupaten/kota berhak untuk menarik alat/mesin
sarana pengolahan tersebut, kemudian dialihkan kepada
kelompoktani yang membutuhkan. Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota diminta untuk membuat surat berita
acara penarikan alat/mesin sarana pengolahan tersebut ditujukan
kepada Dirjen Hortikultura cq Direktur Pengolahan dan
Pemasarana Hasil Hortikultura.
Distribusi dan serah terima barang kepada penerima manfaat
diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang
masih relevan. Kepala Dinas bertanggung jawab memastikan
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus
didokumentasikan paling sedikit dengan memuat foto yang diberi
tanda titik koordinat lokasi (geo-tagging), dan kemudian titik
koordinat tersebut dilaporkan kepada Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura (subditsm@gmail.com) dan Bagian
Evaluasi dan Layanan Rekomendasi (monevhorti@gmail.com)
paling lambat minggu kedua bulan Desember tahun 2021.
Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan sarana pengolahan
hortikultura sebagai aset pusat kepada Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota menjadi aset daerah untuk selanjutnya
diserahkan kepada kelompok tani/gapoktan/KWT/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura
yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pengolahan hortikultura sesuai dengan fungsinya. Paling lambat
pertengahan dan atau akhir tahun Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota melaporkan pemanfaatan sarana pengolahan hortikultura
kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q Direktur Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

2. Prasarana Pengolahan Hortikultura

Kode Rincian Output: 018.04.EC.5887.RBK.011


Prasarana pengolahan hortikultura pada tugas pembantuan terdiri
dari 2 (dua) jenis fasilitasi bantuan, yaitu:
2.1. Pengering Tenaga Surya (Solar Dryer Dome)
2.2. Bangunan pengolahan hortikultura

Penjelasan fasilitasi bantuan prasarana pengolahan hortikultura


melalui tugas pembantuan adalah sebagai berikut:
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output prasarana pengolahan hortikultura meliputi
komponen:
- Komponen Utama: (052) Fasilitasi Bantuan Pra Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi
Bantuan Prasarana Pengolahan Hortikultura meliputi :
• Pengering tenaga surya (solar dryer dome):
526113 : Belanja Gedung dan Bangunan untuk
diserahkan kepada Masyarakat dan Pemda

• Bangunan pengolahan hortikultura:


Akun
526312 : Belanja barang untuk bantuan lainnya yang
memiliki karakteristik bantuan pemerintah
Atau
526113 : Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan
kepada Masyarakat dan Pemda
- Komponen Pendukung :
(051) Persiapan

(053) Pendampingan dan Pengawalan


b. Bentuk Bantuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan prasarana
pengolahan hortikultura dalam rangka mendorong UMKM dalam
proses pengolahannya agar sesuai dengan prosedur pengolahan
yang baik dan hygienis.
Kegiatan fasilitasi prasarana berupa bangunan Solar Dryer Dome
dan bangunan pengolahan hortikultura diberikan kepada
kelompok yang sudah direkomendasi oleh Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Fasilitasi Prasarana Pengolahan Hortikultura berupa bangunan
pengering tenaga matahari (Solar Dryer Dome) sesuai spesifikasi
yang telah ditentukan.
Fasilitasi Prasarana Pengolahan Hortikultura berupa bangunan
pengolahan hortikultura di berikan kepada penerima sarana
pengolahan hortikultura tahun sebelumnya dengan harapan agar
produk pangan yang dihasilkan dapat terjamin keamanan
pangannya (hygienis) dan sesuai perundangan yang berlaku dalam
memenuhi standar mutu nasional dan ekspor.

c. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah bidang/seksi yang menangani kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di tingkat Provinsi
dan/atau Kabupaten/Kota.
Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan prasarana pengolahan
hortikultura adalah Kelompok Tani/GAPOKTAN diutamakan yang
terdaftar di Simluhtan, Kelompok Wanita Tani (KWT)/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura
di lokasi pengembangan produksi hortikultura yang menangani
usaha pengolahan hortikultura.
Kriteria penerima manfaat prasarana pengolahan hortikultura
Tugas Pembantuan adalah sebagai berikut :
1) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah menjalankan usaha produksi atau
pengolahan produk hortikultura
2) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah mempunyai pasar dalam
pendistribusian produk hortikulturanya atau telah bermitra
dengan pelaku usaha atau petani produsen/pemasok.
3) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah menerima sarana pengolahan baik
dana APBN/ APBD atau swadaya
Persyaratan penerima manfaat adalah sebagai berikut :
1) Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas diri
(Kartu Tanda Penduduk/KTP) kepada PPK.
2) Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang
berwenang.
3) Penerima manfaat diutamakan yang telah diusulkan melalui e-
proposal dan sesuai CPCL yang ditetapkan oleh PPK dan
disahkan kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
4) Bagi kelompok tani penerima bantuan prasarana diutamakan
sudah terdaftar dalam Simluhtan.
5) Untuk penerima prasarana / bangunan pengolahan
hortikultura, adalah :
a) Penerima sarana pengolahan hortikultura pada TA. 2020
atau tahun sebelumnya alokasi regular
b) Penerima sarana pengolahan hortikultura pada TA 2020
untuk alokasi mendukung prioritas lain pada TA. 2020

6) Penerima manfaat prasarana pengolahan sanggup


menggunakan bantuan sesuai peruntukannya serta
berkomitmen untuk menjaga dan memelihara aset, bersedia
menangani kegiatan pengolahan di wilayahnya/kelompok
7) Penerima manfaat bersedia membuat laporan dan
menandatangani dokumen terkait (BAST dan lain sebagainya)
sesuai persyaratan administrasi yang diperlukan. BAST paling
sedikit memuat:
a) Identitas penerima manfaat.
b) Jenis bantuan, jumlah/volume.
c) Nilai nominal barang/jasa.
d) Foto dengan geo-tagging.
Contoh format BAST sebagaimana pada lampiran.
Penetapan Penerima manfaat
Tahapan penetapan penerima manfaat Prasarana Pengolahan
Hortikultura sebagai berikut :
1) PPK melakukan seleksi calon penerima manfaat prasarana
sesuai dengan kriteria penerima manfaat.
2) PPK menetapkan calon penerima manfaat prasarana melalui
Surat Keputusan penerima manfaat prasarana dan disahkan
oleh KPA sebagai dasar untuk pemberian bantuan.
3) Surat Keputusan Penerima manfaat prasarana dalam bentuk
barang/jasa paling sedikit memuat :
a) Identitas penerima manfaat;
b) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa;
c) Nilai nominal barang/jasa.
d. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2021 berupa Dana
Tugas Pembantuan pada DIPA SATKER Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota.
e. Metode Pelaksanaan

Secara rinci pelaksanaan kegiatan Solar Dryer Dome dapat


dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengadaan bangunan Solar Dryer Dome (SDD) oleh pihak
ketiga yang memenuhi persyaratan dan atau perusahaan lokal
harus memperhatikan jaminan standar mutu alat sudah
memiliki sertifikat SNI dan atau PTM (Persyaratan Teknis
Minimun) dan/atau paling tidak sudah ada test report (uji
kelayakan), purna jual, dan efektifikatas pengunaan alat.
Pengadaan SDD dianjurkan dibeli yang sudah tersedia di dalam
e-katolog, dan bila tidak tersedia atau ada sesuatu hal
mendesak dapat disediakan dapat melalui pihak ketiga dengan
memperhatikan jaminan kualitas peralatan/bangunan dengan
cara penunjukkan langsung.
2) Fasilitasi bantuan bangunan SDD diberikan ke kelompoktani/
gapoktan /kelompok wani tani dan pelaku usaha yang telah
ditetapkan sesuai hasil idenitifkasi CPCL oleh dinas pertanian
kabupaten/ kota. Fasilitasi bantuan prasarana pembangunan
SDD untuk mendukung usaha pengolahan hasil hortikultura.
Selanjutnya biaya operasional menjadi tanggung jawab
penerima manfaat kegiatan ini.
3) Proses pengadaan prasaranan pengolahan (SDD) dilakukan
oleh pihak ketiga melalui penunjukan langsung dan atau secara
kontraktual/lelang sesuai dengan kepres Nomor 54 tahun
2010 dan penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun
2012.
4) Berdasarkan hasil kebutuhan dan spesifikasi sarana prasarana
pengolahan yang dibutuhkan untuk diserahkan ke Panitia
pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Distribusi dan serah terima barang kepada
kelompoktani/gapoktan/kelompok wanita tani selaku
penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah
terima barang yang masih relevan.
5) Pembangunan SDD sudah termasuk pemasangan kerangka
peralatan dan pemasangan polykarbonat dan pembuatan lantai
dome. Apabila jumlah dana APBN tidak mencukup
pembangunan SDD, maka pembuatan lantai bisa
memanfaatkan dana dari swadaya masayakat/kelompoktani
penerima atau bisa juga berasal dari dana APBD dalam rangka
mendukung pembanguan SDD.

Secara rinci pelaksanaan kegiatan bangunan pengolahan


hortikultura hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengadaan bangunan pengolahan hortikultura dilakukan
secara swakelola oleh kelompok tani penerima bantuan.
2) Sebelum bangunan pengolahan hortikultura pastikan status
lahan yang akan digunakan, sebaiknya milik kelompok tani,
bila tidak ada bisa memanfaatkan milik pribadi atau
pemerintah seperti tanah Desa dengan syarat harus
mempunyai surat perjanjian di atas materai dalam pengunaan
lahan selama 10-20 tahun.
3) Pada bangunan pengolahan hortikultura harus ada
pembatas/sekat alur proses pengolahan mulai dari barang
masuk, tempat proses, tempat penyimpanan produk dan
tempat display produk.
4) Lokasi bangunan sebaiknya berada di lokasi yang mudah
dijangkau masyarakat dan berada dipinggir jalan
Desa/kecamatan, tidak berdekatan dengan pembuangan
limbah, atau di areal banjir.
5) Sebelum penetapan lokasi banguan unit pengolahan
hortikultura dapat melibatkan PPL atau KCL setempat dalam
melakukan identifikasi lokasi.
6) Diutamakan pada kelompok tani yang pernah mendapat
bantuan sarana pengolahan hortikultura tahun sebelumnya
dari APBN, dengan harapan alat/mesin sarana pengolahan
dapat ditempatkan di dalam bangunan unit pengolahan
hortikultura. Bangunan pengolahan hortikultura (hegienis)
sebaiknya mengaju pada kriteria yang memuat pada tata cara
olahan pangan yang baik dan benar.
7) Luas bangunan pengolahan hortikultura disesuaikan dengan
anggaran yang ada pada DIPA. Bangunan sebaiknya mengacu
pada speksifikasi yang ditetapkan dan mengacu pada desain
seperti contoh typical bangunan pengolahan seperti pada
contoh Desain Gambar terlampir.

Distribusi dan serah terima barang/pekerjaan diatur melalui


petunjuk mekanisme serah terima barang/pekerjaan yang masih
relevan. Kepala Dinas bertanggung jawab memastikan penyaluran
bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus
didokumentasikan paling sedikit dengan memuat foto yang diberi
tanda titik koordinat lokasi (geo-tagging), dan kemudian titik
koordinat tersebut dilaporkan kepada Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura (subditsm@gmail.com) dan Bagian
Evaluasi dan Layanan Rekomendasi (monevhorti@gmail.com)
paling lambat minggu kedua bulan Desember tahun 2021.
Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan prasarana
pengolahan hortikultura sebagai aset pusat kepada Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota menjadi aset daerah untuk selanjutnya
diserahkan kepada kelompok tani/gapoktan/KWT/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura
yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pengolahan hortikultura sesuai dengan fungsinya. Paling lambat
pertengahan dan atau akhir tahun Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota melaporkan pemanfaatan prasarana pengolahan hortikultura
kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q Direktur Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

B. KEGIATAN PENGOLAHAN HORTIKULTURA PADA SATKER PUSAT

Pelaksanaan rincian output kegiatan pengolahan hortikultura pusat


Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura adalah sebagai
berikut:
1. Sarana Pengolahan Hortikultura (Satker Pusat)
Kode Rincian Output: 018.04.EC.5887.RAG.011
Kegiatan sarana pengolahan hortikultura pada satker Pusat/Ditjen
Hortikultura dalam rangka mendukung kegiatan prioritas lain
dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura, adapun tatalaksana pengusulan CPCL, verifikasi CPCL,
penyaluran bantuan, serah terima bantuan, serta monitoring dan evaluasi
tetap melalui dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten.
Kegiatan sarana pengolahan hortikultura di pusat yang diberikan
berupa alat/mesin sarana pengolahan.
Sarana Pengolahan Hortikultura
Kode Rincian Output: 018.04.EC.5887.RAG.011
Kegiatan sarana pengolahan hortikultura dilaksanakan dalam bentuk
pemberian bantuan sarana pengolahan hortikultura berupa alat/mesin
sarana pengolahan.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pengolahan hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama: (052) Fasilitasi Bantuan Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan
Sarana Pengolahan dalam bentuk alat dan mesin meliputi :

526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan Kepada


Masyarakat/Pemda

- Komponen Pendukung :
(051) Persiapan

(053) Pendampingan dan Pengawalan


b. Bentuk Bantuan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan sarana


pengolahan berupa alat/mesin pengolahan hortikultura dalam rangka
mendorong terciptanya UMKM pengolahan hortikultura.
Untuk pengadaan sarana pengolahan cabai diprioritaskan berupa
mesin giling, alat pengering, alat penepung, continues sealer, hand
sealer, dan sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengolahan cabai. Untuk pengadaan sarana pengolahan bawang
diprioritaskan untuk mesin perajang, oven, spinner, mesin
penggiling, deep fryer (pengorengan), continues sealer, hand sealer
serta sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk
sarana pengolahan hortikultura lainnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan kelompok penerima manfaat dengan ketersediaan
anggaran.
Fasilitasi bantuan sarana pengolahan diberikan dalam bentuk barang
sesuai usulan atau kebutuhan kelompoktani/gapoktan/kelompok
wani tani dan pelaku usaha yang telah ditetapkan sesuai hasil
idenitifkasi CPCL oleh dinas pertanian kabupaten/kota. Fasilitasi
bantuan sarana pengolahan berupa pengadaan barang/fisik yang
mendukung usaha pengolahan hasil hortikultura termasuk kemasan,
label dan aspek lain mendukung nilai tambah hasil hortikultura.
Selanjutnya biaya operasional menjadi tanggung jawab penerima
manfaat kegiatan ini.
c. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan bantuan prasarana pengolahan pusat adalah
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota
dengan pengelolaan kegiatan dan bantuan sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana
kegiatan di lapangan, bertanggung jawab antara lain:
a) Menghimpun, menerima dan melakukan identifikasi
kebenaran usulan dari berbagai pihak sesuai ketentuan
(kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non
pemerintah, dan lain-lain).
b) Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan SK
usulan calon penerima bantuan, meneruskan usulan dan
seterusnya.
c) Melakukan pengawasan penyaluran bantuan oleh penyedia
barang sesuai dengan kontrak/SK penerima bantuan.

d) Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan agar


sesuai dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan, dan sasaran.
2. Kepala Dinas Provinsi

Kepala Dinas Provinsi berperan sebagai penyelia pelaksanaan


kegiatan di wilayahnya, memiliki peran dan tanggung jawab
antara lain:
a) Menghimpun, menerima dan melakukan verifikasi usulan
dari Dinas Kabupaten/Kota serta berbagai pihak lain sesuai
ketentuan (kelompok masyarakat, lembaga pemerintah,
lembaga non pemerintah, dll).
b) Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan
surat persetujuan dan meneruskan usulan ke Direktur
Jenderal Hortikultura.
c) Melakukan pengawasan terhadap pengadaan yang
dilakukan dan membentuk tim pengawas penyaluran
bantuan sesuai dengan kontrak/SK penerima bantuan.

d) Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan


sesuai dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan dan sasaran.
3. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
bertanggung jawab pada pengelolaan kegiatan secara nasional,
memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:
a) Menghimpun dan menerima usulan bantuan dari Dinas Provinsi.
b) Mengelola administrasi teknis kegiatan prasarana pengolahan
hortikultura

Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan sarana pengolahan adalah Kelompok
Tani/GAPOKTAN diutamakan yang terdaftar di Simluhtan, Kelompok
Wanita Tani (KWT)/kelompok masyarakat lainnya serta
stakeholder/pelaku usaha hortikultura di lokasi pengembangan
produksi hortikultura yang menangani usaha pengolahan
hortikultura.
Kriteria penerima manfaat sarana pengolahan hortikultura Tugas
Pembantuan adalah sebagai berikut :
a) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura
yang telah menjalankan usaha produksi pengolahan produk
hortikultura
b) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura
yang telah mempunyai pasar dalam pendistribusian produk
hortikulturanya atau telah bermitra dengan pelaku usaha atau
petani produsen/pemasok.
Persyaratan penerima manfaat adalah sebagai berikut :
a) Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas diri
(Kartu Tanda Penduduk/KTP) kepada PPK.
b) Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang
berwenang.
c) Penerima manfaat diutamakan yang telah diusulkan melalui e-
proposal dan sesuai CPCL yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan
kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
d) Bagi kelompok tani penerima bantuan sarana diutamakan sudah
terdaftar dalam Simluhtan.
e) Penerima manfaat sarana pengolahan sanggup menggunakan
bantuan sesuai peruntukannya serta berkomitmen untuk
menjaga dan memelihara aset, bersedia menangani kegiatan
pengolahan di wilayahnya/kelompok
f) Penerima manfaat bersedia membuat laporan dan
menandatangani dokumen terkait (BAST dan lain sebagainya)
sesuai persyaratan administrasi yang diperlukan. BAST paling
sedikit memuat:

1) Identitas penerima manfaat.


2) Jenis bantuan, jumlah/volume.
3) Nilai nominal barang/jasa.
4) Foto dengan geo-tagging.
Contoh format BAST sebagaimana pada lampiran.
Penetapan Penerima manfaat
Tahapan penetapan penerima manfaat Sarana Pengolahan
Hortikultura sebagai berikut :
a. PPK melakukan seleksi calon penerima manfaat sarana sesuai
dengan kriteria penerima manfaat.
b. PPK menetapkan calon penerima manfaat sarana melalui Surat
Keputusan penerima manfaat Sarana dan disahkan oleh KPA
sebagai dasar untuk pemberian bantuan.
c. Surat Keputusan Penerima manfaat Sarana dalam bentuk
barang/jasa paling sedikit memuat :

2) Identitas penerima manfaat;


3) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa;
4) Nilai nominal barang/jasa.
d. Pembiayaan

Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2021 berupa Dana
Tugas Pembantuan pada DIPA SATKER Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian.
e. Metode Pelaksanaan

Proses pengadaan alat/mesin sarana pengolahan dilakukan oleh


pihak ketiga melalui penunjukan langsung dan atau secara
kontraktual/lelang sesuai dengan Kepres Nomor 54 tahun 2010 dan
penyempurnaannya pada Perpres Nomor 70 tahun 2012.
Berdasarkan hasil kebutuhan dan spesifikasi sarana prasarana
pengolahan yang dibutuhkan untuk diserahkan ke Panitia pengadaan
untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku. Distribusi dan serah
terima barang kepada kelompoktani/gapoktan/kelompok wanita tani
selaku penerima manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah
terima barang yang masih relevan.
Pengadaan alat/mesin sarana pengolahan oleh pihak ketiga harus
memenuhi persyaratan SNI (mempunyai sertifikat Produk
Penggunaan Tanda SNI/ SPPT SNI) dan atau PTM (Persyaratan Teknis
Minimun) atau minimal sudah memiliki test report yang masih
berlaku dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Pengadaan
alat/mesin sarana pengolahan dianjurkan dibeli yang sudah tersedia
didalam e-katolog, bila tidak tersedia karena sesuatu hal yang
mendesak dapat disediakan pihak ketiga dengan memperhatikan
jaminan kualitas peralatan dengan cara penunjukan langsung.
Pengadaan sarana pengolahan hasil harus sudah termasuk
pemasangan alat, pelatihan (operasional, perawatan dan perbaikan),
jaminan / garansi minimal 1 tahun serta layanan purna jual seperti
ketersediaan suku cadang dan jasa perawatan.
Bila dalam waktu 1-2 tahun sejak alat/mesin sarana pengolahan
hortikultura di terima kelompoktani penerima, Dinas Pertanian
Provinsi/kabupaten/kota berhak untuk menarik alat/mesin sarana
pengolahan tersebut, kemudian dialihkan kepada kelompoktani yang
membutuhkan. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota diminta
untuk membuat surat berita acara penarikan alat/mesin sarana
pengolahan tersebut ditujukan kepada Dirjen Hortikultura cq
Direktur Pengolahan dan Pemasarana Hasil Hortikultura.
Distribusi dan serah terima barang kepada penerima manfaat diatur
melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih relevan.
Kepala Dinas bertanggung jawab memastikan penyaluran bantuan
dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus
didokumentasikan paling sedikit dengan memuat foto yang diberi
tanda titik koordinat lokasi (geo-tagging), dan kemudian titik
koordinat tersebut dilaporkan kepada Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura (subditsm@gmail.com) dan Bagian
Evaluasi dan Layanan Rekomendasi (monevhorti@gmail.com) paling
lambat minggu kedua bulan Desember tahun 2021.
Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan sarana pengolahan
hortikultura sebagai aset pusat kepada Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota menjadi aset daerah untuk selanjutnya diserahkan
kepada kelompok tani/gapoktan/KWT/kelompok masyarakat lainnya
serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura yang dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota wajib melakukan monitoring dan
evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pengolahan hortikultura sesuai dengan fungsinya. Paling lambat
pertengahan dan atau akhir tahun Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota
melaporkan pemanfaatan sarana pengolahan hortikultura kepada
Direktur Jenderal Hortikultura c.q Direktur Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura.

2. Prasarana Pengolahan Hortikultura (Satker Pusat)


Kode Rincian Output: 018.04.EC.5887.RBK.011
Kegiatan prasarana pengolahan hortikultura pada satker Pusat/Ditjen
Hortikultura dalam rangka mendukung kegiatan prioritas lain
dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura, adapun tatalaksana pengusulan CPCL, verifikasi CPCL,
penyaluran bantuan, serah terima bantuan, serta monitoring dan
evaluasi tetap melalui dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten.
Kegiatan prasarana pengolahan hortikultura di pusat yang diberikan
berupa :
Bangunan pengolahan hortikultura
Fasilitasi bantuan prasarana pengolahan hortikultura (Bangunan
Pengolahan Hortikultura) melalui satker pusat adalah sebagai berikut:
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output prasarana pengolahan hortikultura meliputi
komponen:
- Komponen Utama: (052) Fasilitasi Bantuan Pra Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi
Bantuan Prasarana Pengolahan Hortikultura meliputi :

• Untuk bangunan pengolahan hortikultura:


Akun 526312: Belanja barang untuk bantuan lainnya yang
memiliki karakteristik bantuan pemerintah
- Komponen Pendukung :
(051) Persiapan

(053) Pendampingan dan Pengawalan


b. Bentuk Bantuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan prasarana
pengolahan hortikultura dalam rangka mendorong UMKM proses
pengolahan hortikultura. Fasilitasi bantuan berupa bangunan
pengolahan hortikultura yang diberikan kepada kelompok yang
sudah direkomendasi oleh Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Fasilitasi Prasarana Pengolahan Hortikultura berupa bangunan
pengolahan hortikultura di berikan kepada penerima sarana
pengolahan hortikultura tahun sebelumnya dengan harapan agar
produk pangan yang dihasilkan dapat terjamin keamanan
pangannya (hygienis) dan sesuai perundangan yang berlaku dalam
memenuhi standar mutu nasional dan ekspor.

c. Pelaksana dan Penerima Manfaat


Pelaksana kegiatan bantuan prasarana pengolahan pusat adalah
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota
dengan pengelolaan kegiatan dan bantuan sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana
kegiatan di lapangan, bertanggung jawab antara lain:
a). Menghimpun, menerima dan melakukan identifikasi
kebenaran usulan dari berbagai pihak sesuai ketentuan
(kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non
pemerintah, dan lain-lain).
b). Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan SK
usulan calon penerima bantuan, meneruskan usulan dan
seterusnya.
c). Melakukan pengawasan penyaluran bantuan oleh penyedia
barang sesuai dengan kontrak/SK penerima bantuan.
e) Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan
agar sesuai dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan, dan
sasaran.
2. Kepala Dinas Provinsi
Kepala Dinas Provinsi berperan sebagai penyelia pelaksanaan
kegiatan di wilayahnya, memiliki peran dan tanggung jawab
antara lain:
a) Menghimpun, menerima dan melakukan verifikasi usulan
dari Dinas Kabupaten/Kota serta berbagai pihak lain
sesuai ketentuan (kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah, lembaga non pemerintah, dll).
b) Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan
surat persetujuan dan meneruskan usulan ke Direktur
Jenderal Hortikultura.
c) Melakukan pengawasan terhadap pengadaan yang
dilakukan dan membentuk tim pengawas penyaluran
bantuan sesuai dengan kontrak/SK penerima bantuan.

d) Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan


sesuai dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan dan sasaran.
3. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
bertanggung jawab pada pengelolaan kegiatan secara
nasional, memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:
a) Menghimpun dan menerima usulan bantuan dari Dinas
Provinsi.
b) Mengelola administrasi teknis kegiatan prasarana
pengolahan hortikultura

d. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan prasarana pengolahan
hortikultura adalah Kelompok Tani/GAPOKTAN diutamakan yang
terdaftar di Simluhtan, Kelompok Wanita Tani (KWT)/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura
di lokasi pengembangan produksi hortikultura yang menangani
usaha pengolahan hortikultura.
Kriteria penerima manfaat prasarana pengolahan hortikultura
Tugas Pembantuan adalah sebagai berikut :
1) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah menjalankan usaha produksi atau
pengolahan produk hortikultura
2) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah mempunyai pasar dalam
pendistribusian produk hortikulturanya atau telah bermitra
dengan pelaku usaha atau petani produsen/pemasok.
3) Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang telah menerima sarana pengolahan baik
dana APBN/ APBD atau swadaya

Persyaratan penerima manfaat adalah sebagai berikut :


a. Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas
diri (Kartu Tanda Penduduk/KTP) kepada PPK.
b. Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang
berwenang.
c. Penerima manfaat diutamakan yang telah diusulkan melalui
e-proposal dan sesuai CPCL yang ditetapkan oleh PPK dan
disahkan kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
d. Bagi kelompok tani penerima bantuan prasarana
diutamakan sudah terdaftar dalam Simluhtan.
e. Untuk penerima prasarana / bangunan pengolahan
hortikultura, adalah :
1. Penerima sarana pengolahan hortikultura pada TA.
2020 atau tahun sebelumnya alokasi regular
2. Penerima sarana pengolahan hortikultura pada TA
2020 untuk alokasi mendukung prioritas lain pada TA.
2020
f. Penerima manfaat prasarana pengolahan sanggup
menggunakan bantuan sesuai peruntukannya serta
berkomitmen untuk menjaga dan memelihara aset, bersedia
menangani kegiatan pengolahan di wilayahnya/kelompok
g. Penerima manfaat bersedia membuat laporan dan
menandatangani dokumen terkait (BAST dan lain
sebagainya) sesuai persyaratan administrasi yang
diperlukan. BAST paling sedikit memuat:
a) Identitas penerima manfaat.
b) Jenis bantuan, jumlah/volume.
c) Nilai nominal barang/jasa.
d) Foto dengan geo-tagging.
Contoh format BAST sebagaimana pada lampiran.

Penetapan Penerima manfaat


Tahapan penetapan penerima manfaat Prasarana pengolahan
berikut :
a. Dinas mengusulkan kepada Direktur Jenderal Hortikultura
CPCL penerima bantuan prasarana pengolahan sesuai
dengan kriteria penerima manfaat.
b. Kelompok masyarakat mengajukan permohonan kepada
Direktur Jenderal Hortikultura.
c. PPK menetapkan calon penerima manfaat prasarana
pengolahan melalui Surat Keputusan penerima manfaat
prasarana pengolahan dan disahkan oleh KPA sebagai dasar
untuk pemberian bantuan.
d. Surat Keputusan Penerima manfaat Prasarana Pengolahan
dalam bentuk barang/jasa paling sedikit memuat :
a) Identitas penerima manfaat
b) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa
c) Nilai nominal barang/jasa.

Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021 pada DIPA SATKER
Pusat (Ditjen Hortikultura).
a. Metode Pelaksanaan
Secara rinci pelaksanaan kegiatan bangunan pengolahan
hortikultura hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengadaan bangunan pengolahan hortikultura dilakukan secara
swakelola oleh kelompok tani penerima bantuan.
2. Sebelum bangunan pengolahan hortikultura pastikan status
lahan yang akan digunakan, sebaiknya milik kelompok tani, bila
tidak ada bisa memanfaatkan milik pribadi atau pemerintah
seperti tanah Desa dengan syarat harus mempunyai surat
perjanjian di atas materai dalam pengunaan lahan selama 10-20
tahun.
3. Pada bangunan pengolahan hortikultura harus ada
pembatas/sekat alur proses pengolahan mulai dari barang
masuk, tempat proses, tempat penyimpanan produk dan tempat
display produk.
4. Lokasi bangunan sebaiknya berada di lokasi yang mudah
dijangkau masyarakat dan berada dipinggir jalan
Desa/kecamatan, tidak berdekatan dengan pembuangan
limbah, atau di areal banjir.
5. Sebelum penetapan lokasi banguan unit pengolahan
hortikultura dapat melibatkan PPL atau KCL setempat dalam
melakukan identifikasi lokasi.
6. Diutamakan pada kelompok tani yang pernah mendapat
bantuan sarana pengolahan hortikultura tahun sebelumnya dari
APBN, dengan harapan alat/mesin sarana pengolahan dapat
ditempatkan di dalam bangunan unit pengolahan hortikultura.
Bangunan pengolahan hortikultura (hegienis) sebaiknya
mengaju pada kriteria yang memuat pada tata cara olahan
pangan yang baik dan benar.
7. Luas bangunan pengolahan hortikultura disesuaikan dengan
anggaran yang ada pada DIPA. Bangunan sebaiknya mengacu
pada speksifikasi yang ditetapkan dan mengacu pada desain
seperti contoh typical bangunan pengolahan terlampir.

Distribusi dan serah terima barang/pekerjaan diatur melalui


petunjuk mekanisme serah terima barang/pekerjaan yang masih
relevan. Kepala Dinas bertanggung jawab memastikan penyaluran
bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus
didokumentasikan paling sedikit dengan memuat foto yang diberi
tanda titik koordinat lokasi (geo-tagging), dan kemudian titik
koordinat tersebut dilaporkan kepada Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura (subditsm@gmail.com) dan Bagian
Evaluasi dan Layanan Rekomendasi (monevhorti@gmail.com)
paling lambat minggu kedua bulan Desember tahun 2021.
Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan prasarana
pengolahan hortikultura sebagai aset pusat kepada Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota menjadi aset daerah untuk selanjutnya
diserahkan kepada kelompok tani/gapoktan/KWT/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura
yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pengolahan hortikultura sesuai dengan fungsinya. Paling lambat
pertengahan dan atau akhir tahun Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota melaporkan pemanfaatan prasarana pengolahan hortikultura
kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q Direktur Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

Lampiran
1. Alokasi Alokasi Sarana dan Prasarana Pengolahan Hortikultura
TA. 2021
a. Alokasi Sarana Pengolahan Hortikultura
NO PROVINSI & KABUPATEN/ Sarana Pengolahan
KOTA Volume (Unit)
1 ACEH 1
2 SUMUT 1
3 SUMBAR 1
5 JAMBI 1
6 SUMSEL 1
7 BENGKULU 1
8 LAMPUNG 1
9 JABAR 3
10 JATENG 2
11 DI YOGYAKARTA 1
12 JATIM 2
13 KALBAR 1
14 KALTENG 1
15 KALSEL 1
16 KALTIM 1
17 SULSEL 1
18 SULTRA 1
19 BALI 1
NO PROVINSI & KABUPATEN/ Sarana Pengolahan
KOTA Volume (Unit)
20 NTB 1
21 NTT 1
22 MALUKU 1
23 PAPUA 1
24 MALUT 1
25 BANTEN 1
26 BABEL 1
27 SULBAR 1
28 KALTARA 1
JUMLAH ALOKASI DAERAH 35
JUMLAH ALOKASI PUSAT 5
b. Alokasi Prasarana Pengolahan Hortikultura
Prasarana Pengolahan
BANGUNAN PENGERING
NO PROVINSI PENGOLAHAN TENAGA SURYA
Volume (Unit) Volume (Unit)
1 ACEH 3 -
2 SUMUT 5 -
3 SUMBAR 5 1
4 RIAU 6 1
5 JAMBI 4 2
6 SUMSEL 8 -
7 BENGKULU 3 -
8 LAMPUNG 4 -
9 DKI JAKARTA 1 -
10 JABAR 29 2
11 JATENG 29 2
12 DI YOGYAKARTA 3 1
13 JATIM 10 2
14 KALBAR 6 -
15 KALTENG 4 -
16 KALSEL 3 -
17 KALTIM 2 -
Prasarana Pengolahan
BANGUNAN PENGERING
NO PROVINSI PENGOLAHAN TENAGA SURYA
Volume (Unit) Volume (Unit)
18 SULUT 4 -
19 SULTENG 3 -
20 SULSEL 3 2
21 SULTRA 5 -
22 BALI 8 -
23 NTB 4 -
24 NTT 3 -
25 MALUKU 2 -
26 PAPUA 7 -
27 MALUT 1 -
28 BANTEN 4 -
29 BABEL 1 2
30 GORONTALO 3 -
31 KEPRI 1 -
33 SULBAR 5 -
34 KALTARA 1 -
JUMLAH ALOKASI DAERAH 180 15
JUMLAH ALOKASI PUSAT 61 -
Lampiran 2
Contoh Format Berita Acara Serah Terima Barang
(Sarana, Pascapanen Pengolahan, Pemasaran)

(KOP DINAS)
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG
Nomor : …………………………..
Tanggal : ………………………….

Pada hari ini ………… tanggal …………. bulan ………….. tahun ……… kami yang
bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :
Jabatan :
Alamat :

Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA


Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa :
1. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan hasil pelaksanaan pekerjaan
berupa:
No Jenis Volume Harga Nilai Keterangan
Barang Satuan Total
….. ….. …… ….. ….. Bantuan alat dan mesin
untuk diserahkankepada
kelompok masyarakat

2. PIHAK KEDUA menerima hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut


diatas dalam keadaan baik dan lengkap sesuai dengan spesifikasi
terlampir, serta telah dilakukan uji coba (running test) untuk
selanjutnya dikelola dan dimanfatkan sesuai peruntukanny, serta
menyatakan sanggup melakukan pemeliharaan terhadap sarana
tersebut.

Demikian Berita Acara Serah Terima Barang ini dibuat dan ditandangi
kedua belah pihak untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Yang Menyerahkan Yang menerima

(Kepala Dinas) (Ketua Kelompok)


Contoh Format Berita Acara Serah Terima Gedung/Bangunan
(Prasarana Pascapanen, Prasarana Pengolahan)

(KOP DINAS)
BERITA ACARA SERAH TERIMA BANGUNAN
BANGUNAN PENGOLAHAN HORTIKULTURA
Nomor : …………………………..

Pada hari ini ………… tanggal …………. bulan ………….. tahun ……… kami yang
bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan dengan


sesungguhnya bahwa :
1. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan hasil pelaksanaan pekerjaan
berupa:

No Nama Barang Merek Jumlah Nilai


Barang Bantuan
(Rp)
1 Bangunan Bangunan ….. …..
Bangsal
Hortikultura

2. PIHAK KEDUA menerima hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut


diatas dalam keadaan baik dan lengkap sesuai dengan spesifikasi
bangunan, serlanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesuai
peruntukannya, serta menyatakan sanggup melakukan
pemeliharaan terhadap bangunan bangsal ini tersebut.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak mengoperasikan sarana tersebut
sesuai ketentuan, maka PIHAK KEDUA bersedia menanggung atas
pengalihan pengelolaan sarana tersebut kepada Poktan/Gapoktan
lainnya di wilayah setempat atau wilayah lainnya yang dilakukakn
oleh PIHAK PERTAMA.

Demikin Berita Acara Serah Terima Barang ini dibuat dan ditandangi
kedua belah pihak untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Yang Menyerahkan Yang menerima

(Kepala Dinas) (Ketua Kelompok)


Contoh Spesifikasi Prasarana Pengolahan Hortikultura
(Pengering Tenaga Matahari)

a. Deskripsi
Bangunan pengering tenaga matahari berfungsi untuk menurunkan
kadar air (moisture content) dengan cara memanfaatkan udara yang
dipanaskan tenaga matahari dan menghisap uap air yang dihasilkan
bahan yang dikeringkan.

Mesin pengering ini terdiri dari 4 bagian utama yaitu:


1) Ruang pengering
2) Meja/rak bahan
3) Kipas hisap (blower),
4) Tenaga penggerak kipas (sollar cell).

Pengering ini berbentuk kubah dengan memaksimalkan panas


tersirkulasi dari udara yang dipanaskan oleh tenaga matahari.
Kemudian, udara panas tersebut akan menyerap kelembaban dari
produk yang dijemur. Udara tersebut lalu dihisap oleh kipas angin
yang terpasang di pada kubah.

Parameter Satuan Ukuran


Motor Penggerak Kipas
- Tegangan V 12
- Arus Listrik A 1,2
- Daya W 14,4
- Putaran rpm 3.050
b. Konstruksi mesin pengering tenaga matahari

Komponen Satua
Komponen Jenis Bahan Ukuran
Utama n
Rumah Dinding Polikarbonat, tebal mm 6
pengering
Meja pengering Alas meja Karet berlubang, mm 1,25 - 1,5
tebal
Saluran udara Lubang saluran Pelat baja, mm 135,0 -
keluar udara keluar diameter 144,6
Kipas hisap Sudu Plastik, tebal mm 0,8 – 1,0
Rangka a. Utama - Besi kotak, tebal mm 2,5 – 3,0
- Pipa besi, mm 47
diameter
- Pelat strip, tebal mm 8
b. Meja - Besi kotak, tebal mm 2,25 - 2,5
pengering
- Besi siku, tebal mm 3,25 - 3,5
Solar cell Daya - W 60

c. Dimensi dan spesifikasi teknis bangunan

Parameter Satuan Ukuran


Dimensi Bangunan
 Panjang mm 8.250 - 8.450
 Lebar mm 5.800 - 6.054
 Tinggi mm 3.150 - 3.270

d. Skema

Keterangan:
P : panjang ; l : lebar ; t ; tinggi
Contoh Desain Typikal Bangunan Pengolahan Hortikultura
Contoh RAB Bangunan Pengolahan Hortikultura

Catatan
Disesuaikan dengan luas tanah dan harga pada lokasi

Anda mungkin juga menyukai