Anda di halaman 1dari 11

UPDATE KONDISI DAN RENCANA PENGEMBANGAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)

LARANGAN TAHUN 2021

I. KEADAAN TERKINI STA LARANGAN

A. Kondisi Eksisting STA Larangan

Gambar 1 Lokasi Sub Terminal Agribisnis Larangan


Sub Terminal Agribisnis Larangan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi
pemasaran dan nilai tambah petani dengan mengembangkan infrastruktur pemasaran,
khususnya untuk wilayah Larangan dan sekitarnya. STA Larangan terletak di jalan arteri utama Jl.
Pejagan-Bumiayu, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Secara geografis
berada di antara 108°57'08.9" Bujur Timur dan 7°00'07.1" Lintang Selatan. STA Larangan
letaknya berbatasan dengan:
- Sebelah Utara : Lahan budidaya bawang merah milik pribadi
- Sebelah Timur : Lahan budidaya bawang merah milik pribadi
- Sebelat Selatan : Jl. Pejagan- Bumiayu; dan
- Sebelah Barat : Lahan kosong milik pribadi
Status pengelolaan lokasi STA Larangan yaitu menyertakan paguyuban Perkumpulan Petani
Agropolitan JALABARITANGKAS sebagai pengelola. Berikut struktur organisai pengelola STA
Larangan:

KETUA

WAKIL KETUA

BAG.
ADMINISTRASI BAG. BAG.
PERDAGANGAN HUMAS BAG. UMUM
UMUM KEUANGAN ORGANISASI
UMUM

Gambar 2 Struktur Organisasi Pengelola Sub Terminal Agribisnis Larangan

1
Tabel 1 Identifikasi Kondisi Sarana Prasarana STA Larangan Tahun 2020
No Jenis Ruang Kondisi
1 Ruang Kios Grosir Tidak ada
2 Ruang bongkar muat barang tidak ada
3 Ruang los rogol Ada, kapasitas kurang
Ada, tergabung dengan los
4 Ruang pengemasan
rogol
Ruang gudang penyimpanan berpendingin (cold
5 Tidak ada
storage)
6 Ruang promosi Tidak ada
7 Ruang balai pertemuan Tidak ada
8 Ruang kantor pengelola Ada
9 Ruang kios sarana produksi pertanian Ada
10 Ruang kantin Tidak ada
11 Ruang lembaga keuangan Tidak ada
12 Ruang ibadah Ada
13 Ruang/tempat istirahat Tidak ada
14 Tempat penampungan sampah sementara Ada, kurang layak
15 Kamar mandi/WC Ada, kondisi tidak layak
16 Ruang diesel/gardu listrik Ada
17 Ruang pompa air Ada
18 Ruang P3K Tidak ada
19 Ruang Satpam Tidak ada
20 Ruang gudang peralatan Ada
21 Tempat parkir Ada
22 Pedestrian Ada
23 Ruang Jemur (terbuka) Ada, kapasitas kurang

Berdasarkan kriteria sarana prasarana ideal STA, banyak fasilitas penunjang yang belum
dimiliki oleh STA Larangan ini. Beberapa fasilitas yang ada pun belum maksimal
digunakan dan terdapat beberapa fasilitas yang melebihi daya tampungnya, khususnya
pada masa panen raya, dengan jumlah hasil panen di wilayah Larangan sendiri yang
cukup besar tidak sebanding dengan kapasitas fasilitas yang memadai.

2
Gambar 3 Los Rogol dan Pengemasan

Gambar 4 Gudang Benih

Gambar 5 Kantor Pengelola

3
Gambar 6 Mushola, toilet, gudang plastik

Gambar 7 Area Jemur bagian barat yang aktif digunakan

Gambar 8 Area jemur bagian timur saat ini digunakan untuk kebun bawang merah

4
Gambar 9 Kios/pertokoan

B. Kegiatan STA Larangan


Pola kegiatan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengguna, dalam hal ini kegiatan
di dalam kawasan Sub Terminal Agribisnis Larangan saat ini. Secara rinci dapat dilihat
pada diagram berikut :
Bawang Proses Proses Pengemasan Pendistribusian
merah Penjemuran Rogol
(ke pasar/
hasil
(oleh petani/ pedagang
panen
pedagang eceran /
masuk Penyimpanan ASKIP
pengumpul) konsumen)
benih
(dari
petani)

Gambar 10 Pola Kegiatan Sub Terminal Agribisnis Larangan


Dari pola tersebut menggambarkan pola kegiatan Sub Terminal Agribisnis Larangan yaitu, petani
membawa hasil panen bawang merah untuk melakukan proses penjemuran selama 2-3
hari. Setelah proses penjemuran, terdapat 2 kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu proses
rogol dan penyimpanan benih. Proses rogol dilakukan setelah bawang merah cukup
kering dan akan langsung didistribusikan ke pasar atau pedagang eceran untuk
dikonsumsi. Sedangkan untuk penyimpanan benih dilakukan setelah bawang merah
cukup kering dan disimpan sebagai benih untuk dikirim ke luar pulau (ASKIP).
Pola kegiatan dalam STA Larangan saat ini berlangsung pada pagi hari dan sore hari.
Aktivitas yang berlangsung dengan intensitas tinggi pada lokasi adalah proses rogol dan

5
pengemasan, karena untuk aktivitas penjemuran banyak petani yang memilih
melakukannya di lahan mereka pribadi atau lapak-lapak pribadi dengan jarak yang
dekat dengan lahan pertanian mereka, di STA Larangan sendiri area jemur yang dapat
dimanfaatkan secara efektif tidak terlalu besar.

Gambar 11 Situasi Saat Hasil Panen Bawang Merah masuk

Gambar 12 Proses Rogol setelah Bongkar Muat

Secara umum daya tarik STA untuk petani masih rendah, hal tersebut terlihat dari
rendahnya tingkat partisipasi petani untuk melakukan aktivitas pemasaran melalui STA.
Hal ini terjadi karena petani sudah memiliki alternatif pemasaran yang mudah dicapai
dan lebih aktual. Petani cenderung mengutamakan sistem pemasaran kelembagaan
tradisional dibandingkan STA Larangan dikarenakan kemudahan prosedur transaksi yang
ditawarkan pada kelembagaan tradisional, dimana hal ini diduga karena belum didukung
lembaga keuangan pada STA Larangan, seperti layanan pemasaran dan permodalan dari
koperasi misalnya.

6
B. Lahan Tapak Perencanaan
Dari data yang diperoleh menunjukkan lahan Sub Terminal Agrobisnis Larangan merupakan tanah
milik pemerintah kabupaten Brebes, dengan luas 1,29 Ha. Saat ini lahan yang digunakan efektif
untuk aktivitas STA hanya bagian barat tapak dengan luas 5174m2. Tapak berbentuk empat
persegi panjang dengan kondisi lahan realtif datar dan membentuk cekungan dengan ketinggian
-1m pada bagian timur tapak dan kondisi permukaan air tanah yang tinggi. Bagian timur dan barat
tapak dipisahkan oleh saluran air dengan lebar 2 m.

a. Bagian barat tapak b. Bagian timur tapak


Gambar 13 Penggunaan lahan STA Larangan
C. Aksebilitas
Lokasi perencanaan terletak pada jalan Arteri Primer berjarak 22 Km dari pusat Kota Kabupaten
Brebes yaitu Kecamatan Larangan. Jalan tersebut adalah jalan masuk ke lokasi dan juga
merupakan jalan alternatif Pejagan-Bumiayu. Koridor jalan memiliki lebar ± 6 meter badan jalan
dengan perkerasan dan bahu jalan lebar 7 meter di kanan dan kiri. Jalan masuk tapak terdapat
dua akses jalan di barat dan timur dengan lebar masing-masing 8 meter. Akses jalan dalam tapak
area penerima menggunakan material penutup paving block, jalan penghubung antar fasilitas
sebagian tanpa perkerasan. Terdapat pagar dan gapura di bagian depan tapak, dengan tinggi
pagar 2 meter. Sebagai penanda lokasi sudah terdapat Signage STA Larangan dengan tinggi ±4
meter.

Gambar 14 Jalan Pejagan-Bumiayu

7
Gambar 15 Akses dalam tapak

Akses jalan dalam tapak area penerima menggunakan material penutup paving block,
jalan penghubung antar fasilitas sebagian tanpa perkerasan. Hal ini mengakibatkan
pada area-area jalan setapak antar fasilitas terdapat genangan lumpur saat hujan dan
setelahnya, sehingga perlu adanya perbaikan drainase di sekeliling bangunan los rogol.
untuk kenyamanan pengguna dan keselamatan bawang merah hasil panen dari
tampias air hujan, perlu dibuat kanopi yang yang dapat dibuka-tutup. Perlu juga
dilakukan perataan lantai di tengah bangunan los rogol dengan pengurugan dan
pavingisasi. Sedangkan pada lokasi tapak tidak terdapat pagar keliling, khususnya
bagian samping dan belakang, sehingga pada beberapa waktu rawan terhadap
pencurian.

Gambar 16 Genangan pada Akses di dalam Tapak

D. Potensi dan Permasalahan


Bawang merah yang merupakan komoditi strategis untuk kabupaten Brebes, dengan hasil panen
yang melimpah menjadikan bawang merah menjadi komoditi utama di STA Larangan ini. Tercatat

8
di wilayah Kecamatan Larangan sendiri terdapat kurang lebih 30 petani dan pedagang bawang
merah. Dalam satu hari, STA Larangan dapat menampung bawang merah hingga 10 ton dari
petani-petani bawang di kabupaten Brebes. Letak STA Larangan berada pada lokasi yang
strategis, berada di jalan arteri primer dan berada di lingkungan pertanian menjadi salah satu
potensi yang dimiliki STA Larangan ini. Dengan harga sewa yang dapat bersaing dengan industri
serupa disekitarnya dengan fasilitas yang dimiliki menjadi salah satu potensi daya tarik bagi calon
pengguna dalam hal ini petani / pedagang bawang merah.
Berdasarkan pemaparan pengelola, saat ini STA Larangan sudah beroperasi dengan baik, namun
terdapat beberapa kendala untuk meningkatkan kinerja terkait dengan lahan yang terbatas dan
kapasitas fasilitas yang terbatas pula.
Sasaran utama pembangunan Sub Terminal Agribisnis pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
nilai tambah bagi petani dan pelaku pasar. Sasaran lainnya adalah mendidik petani untuk
memperbaiki kualitas produk, sekaligus mengubah pola pikir ke arah agribisnis sehingga menjadi
salah satu sumber pendapatan asli daerah serta mengembangkan akses pasar.

9
II. RENCANA PEMBANGUNAN/ REHABILITASI STA LARANGAN

Gambar 17 Denah STA Larangan

Pada Gambar 17 disajikan denah STA Larangan. Dengan kondisi eksisting STA Larangan, perlu
adanya pengembangan fasilitas untuk meningkatkan kinerja yaitu dengan penambahan fasilitas
sesuai fungsinya sehingga STA dapat berjalan dengan lebih maksimal. Rencana pengembangan
STA Larangan yang akan diajukan melalui fasilitasi pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA)
T.A. 2021 dari Direktorat dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH), Direktorat Jenderal
Hortikultura yaitu rehabilitasi bangunan los rogol. Adapun prioritas rencana rancangan anggaran
biaya (RAB) pembangunan/ rehabilitasi STA Larangan adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Rencana Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Pembangunan/ Rehabilitasi STA Larangan
HARGA
JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN
(Rp) (Rp)

1 Pembangunan kanopi 210,00 m2 300.000,00 63.000.000,00

2 Pavingisasi 52.243.950,00

- Pengurugan 47,25 m3 275.000,00 12.993.750,00

- Pemasangan paving block natural tebal 8 cm K.175 175,00 m2 182.952,00 32.016.600,00

- Pemasangan kansteen 80,00 m1 90.420,00 7.233.600,00


TOTAL
115.243.950,00

10

Anda mungkin juga menyukai