Anda di halaman 1dari 187

PETUNJUK PELAKSANAAN

KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN


HASIL HORTIKULTURA
TAHUN 2023

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA


KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
Direktorat Jenderal Hortikultura

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura Tahun Anggaran 2023 ini telah selesai disusun.
Petunjuk Pelaksanaan ini mengacu pada Petunjuk Teknis Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura TA.
2023 yang selanjutnya menjadi acuan bagi aparat pembina tingkat pusat, provinsi
dan kabupaten/kota dalam melaksanakan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hortikultura yang didukung dana APBN Tahun Anggaran 2023. Dengan
demikian tujuan dan sasaran kegiatan dapat tercapai secara efektif, efisien,
ekonomis dan tertib sesuai peraturan yang berlaku. Agar lebih aplikatif dalam
penerapannya di lapangan, diharapkan petunjuk pelaksanaan ini dapat dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan di masing-masing daerah.
Secara umum, Petunjuk Pelaksanaan ini mencakup tujuan, sasaran, indikator
keberhasilan dan analisis resiko, pelaksanaan kegiatan yang terkait pengolahan
dan pemasaran hasil hortikultura, pengawalan dan pembinaan, serta
pelaporannya.
Komitmen semua pihak sangat diperlukan demi terwujudnya pelaksanaan
kegiatan yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta koordinasi yang
sinergis antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam melakukan pembinaan
kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura secara berkelanjutan.
Saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan Petunjuk
Pelaksanaan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah berpartisipasi dalam penyusunan Petunjuk Pelaksanaan ini dan semoga
bermanfaat.

Jakarta, Januari 2023


Direktur Jenderal Hortikultura

Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc


NIP. 19690816 199503 1 001

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura i


Direktorat Jenderal Hortikultura

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ………………………………………………………………...... i
Daftar Isi …..…………………………………………………….…………………… ii
Daftar Tabel ……………………………………………………….……………….. iii
Daftar Gambar …………………………………………………………………….. iv
Daftar Lampiran ………………………………………………….………............ v
Bab I Pendahuluan ……………………………………..……………. 1
A. Latar Belakang ………………………………….…………... 1
B. Tujuan ……………………………………………….…………. 3
C. Sasaran ……………………………………………………….. 4
Bab II Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura ………………………………………….………. 5
A. Landasan Kegiatan………………………………………… 5
B. Gambaran Umum Kegiatan Lingkup PPHH ……… 6
Bab III Kegiatan Penumbuhan UMKM Hortikultura …... 10
A. Kegiatan Penumbuhan UMKM Hortikultura pada
Satker Tugas Pembantuan ………………………… 13
B. Kegiatan Penumbuhan UMKM Hortikultura pada
Satket Pusat ………………………………………..…… 22
Bab IV Kegiatan Pemasaran dan Investasi ………..……….. 35
A. Kegiatan Pemasaran pada Satker Dekonsentrasi.. 38
B. Kegiatan Pemasaran pada Satker Tugas Pembantuan 40
C. Kegiatan Pemasaran pada Satket Pusat ………… 43
Bab V Kegiatan Standardisasi dan Mutu Produk
Hortikultura…………………………………..……………..…… 56
A. Kegiatan Standardisasi dan Mutu pada
Satker Dekonsentrasi ……………………………………. 57
B. Kegiatan Standardisasi dan Mutu pada
Satker Pusat……………………………………………. 63
Bab. VI Penutup …………………………………………………………….. 75

ii Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Matrik Penanggung Jawab, Output, Kode Output,
dan Pembina Kegiatan .................................................. 7

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura iii


Direktorat Jenderal Hortikultura

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Flow chart sederhana registrasi kebun
dan lahan usaha hortikultura .............................................. 66
Gambar 2. Flow chart registrasi kebun
dan lahan usaha hortikultura ............................................... 67

iv Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Rincian Alokasi Anggaran Kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura TA. 2023 ………………….... 77
Lampiran 2. Contoh Format Berita Acara Serah Terima Barang ……. 91
Lampiran 3. Contoh Spesifikasi Sarana Pascapanen Hortikultura ….. 93
Lampiran 4. Contoh Spesifikasi Prasarana Pascapanen Hortikultura 96
Lampiran 5. Tata Kelola Pencairan, Penyaluran dan
Pertanggungjawaban Dana Bantuan Pemerintah dalam
Bentuk Uang (Swakelola Bangsal Pascapanen
Hortikultura)………………………………………….………............ 136
Lampiran 6. Contoh Spesifikasi Prasarana Pengolahan Hortikultura 162
Lampiran 7. Contoh Spesifikasi Sarana Pemasaran Hortikultura …… 166
Lampiran 8. Contoh Form Verifikasi …………………………………………….. 170
Lampiran 9. Contoh Form Verifikasi Calon Pengirim …………………….. 171
Lampiran 10. Contoh Form Verifikasi Calon Perusahaan yang 172
Melakukan Pengiriman
……………………………………………..
Lampiran 11. Contoh Form Verifikasi Calon Penerima Produk ………. 173

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura v


Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Pembangunan hortikultura berlandaskan pada Undang Undang Hortikultura
No.13 tahun 2010 yang diundangkan dengan tujuan agar potensi hortikultura
dikelola dan dimanfaatkan secara efisien, terkoordinasi dan berkelanjutan.
Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa penyelenggaraan hortikultura berdasarkan
asas: kedaulatan, kemandirian, kebermanfaatan, keterpaduan, kebersamaan,
keterbukaan, keberlanjutan, efisiensi, berkeadilan, kelestarian fungsi lingkungan
dan kearifan lokal.
Kegiatan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura TA. 2023
harus sejalan dengan Undang-Undang Hortikultura Nomor 13 tahun 2010,
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025), Strategi Induk
Pembangunan Pertanian (SIPP) tahun 2013-2045, Renstra Kementerian
Pertanian, Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura 2020-2024, Blue Print
Pengembangan Hortikultura (2011-2025). Undang-undang No. 22 tahun 2019
tentang sistem budidaya pertanian berkelanjutan
Kebijakan pengembangan usaha hortikultura tidak hanya berorientasi pada
peningkatan produksi, namun juga pada upaya pengembangan hilirisasinya.
Salah satu upaya pengembangan hilirisasi komoditas hortikultura yaitu melalui
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Hortikultura. Upaya
penumbuhan dan pengembangan UMKM Hortikultura didukung melalui fasilitasi
sarana dan prasarana pascapanen dan pengolahan hortikultura secara terpadu
dengan target 178 UMKM Hortikultura. Selain pengembangan UMKM, hilirisasi
komoditas hortikultura juga perlu didukung dengan dukungan pemasaran (off
farm) serta dukungan penerapan jaminan mutu dan sistem standardisasi mutu
(on farm dan off farm). Wujud pengembangan usaha yang dituju adalah
berkembangnya agribisnis baik di hulu maupun di hilir oleh petani dan
masyarakat di sentra produksi. Hal tersebut dimaksudkan agar nilai tambah atau
added value berada di tingkat petani dan kelompok tani/gapoktan.
Penerapan jaminan mutu produk hortikultura dari hulu sampai hilir perlu
dilakukan dalam pengembangan usaha hortikultura. Hal tersebut untuk
menghasilkan produk hortikultura yang bermutu dan mempunyai nilai tambah
yang dilakukan melalui penerapan kaidah Good Agriculture Parctices (GAP), Good
Handling Practices (GHP), Good Manufacturing Practices (GMP) sampai dengan
Good Distribution Practices (GDP).

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 1


Direktorat Jenderal Hortikultura

Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dimulai dari kegiatan


penanganan pascapanen yang ditujukan agar produk panen tidak mudah rusak,
memperpanjang kesegaran dan umur simpan serta kualitasnya tetap terjaga
dengan baik agar bisa diproses lagi. Selain penanganan pascapanen, pengolahan
produk hortikultura juga merupakan upaya untuk menjaga kualitas produk agar
dapat bertahan lebih lama dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing dari
produk hortikultura tersebut.
Pengembangan pengolahan hasil hortikultura dilaksanakan dengan peningkatan
nilai tambah melalui agroindustri pedesaan, peningkatan inovasi dan diseminasi
teknologi pengolahan, peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian
melalui optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan, peningkatan
kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan penguatan lembaga
usaha pengolahan hasil di tingkat petani/kelompok tani/home industri, dan
peningkatan upaya pengelolaan lingkungan, serta diarahkan untuk
meningkatkan efisiensi pengolahan. Standardisasi mutu produk dan kemasan
ditujukan untuk menghasilkan produk hortikultura yang aman dikonsumsi,
bermutu, dan ramah lingkungan.
Pemasaran komoditas hortikultura merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam pengembangan subsektor hortikultura. Pemasaran produk
hortikultura diarahkan pada pengembangan dan penguatan jaringan pemasaran,
pemenuhan kebutuhan domestik, substitusi impor serta peningkatan ekspor.
Penguatan jaringan pemasaran melalui penguatan kelembagaan pertanian yang
bergerak di bidang pemasaran produk yaitu Pasar Tani dilakukan untuk
membantu memasarkan produk hortikultura langsung dari petani/kelompok
tani baik segar maupun olahan dengan cara mendekatkan produk yang masih
segar dan bermutu ke konsumen.
Beberapa permasalahan produk hortikultura yang mudah rusak (perishable)
yaitu fluktuatifnya harga disebabkan oleh tidak meratanya produksi komoditas
hortikultura (over supply dan defisit ketersediaan produk). Menyikapi
permasalahan di atas, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Hortikultura,
Kementerian Pertanian memberikan dukungan melalui penyediaan anggaran
untuk melakukan beberapa hal nyata seperti memfasilitasi pembelian produk
petani, penyimpanan produk hortikultura dan biaya distribusi alat angkut.
Anggaran tersebut ditujukan untuk membantu petani dalam pendistribusian
produk hortikultura serta mengatasi melimpahnya produk hortikultura (over
supply).
Pentingnya hilirisasi komoditas hortikultura melalui pelaksanaan kegiatan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura di atas perlu didukung dengan
penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil

2 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Hortikultura TA. 2023 dengan merujuk pada Petunjuk Teknis Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Ditjen Hortikultura Tahun Anggaran
2023.

B. Tujuan

Tujuan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan


Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun Anggaran 2023:
1. Memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota).
2. Memberikan pemahaman petugas pusat dan daerah tentang keterkaitan
program dan kegiatan antara pusat dan daerah (provinsi dan
kabupaten/kota).
3. Memberikan penjabaran output dan sub output kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura dalam rangka mencapai target output.

Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Tahun Anggaran 2023:
1. Meningkatkan ketersediaan produk hortikultura segar yang aman konsumsi,
bermutu dan berdaya saing baik di pasar domestik maupun internasional.
2. Meningkatkan daya saing produk hortikultura melalui penanganan
pascapanen dan pengolahan hasil hortikultura dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna.
3. Menguatkan kelembagaan kelompok tani/gapoktan/pasar tani/ pasar lelang
dalam mengembangkan usaha hortikultura.
4. Mengatasi gejolak harga produk hortikultura di suatu wilayah
5. Meningkatkan kerjasama/kemitraan antar pelaku usaha dan sinergi antar
instansi terkait.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 3


Direktorat Jenderal Hortikultura

C. Sasaran

Sasaran Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Hortikultura Tahun Anggaran 2023:
1. Meningkatnya pemahaman para pemangku kegiatan terhadap keterkaitan
program dan kegiatan serta pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hortikultura.
2. Meningkatnya koordinasi dan keselarasan pelaksanaan kegiatan antara pusat,
daerah serta pihak yang terkait.
3. Terlaksananya kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura sesuai
target output.

4 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB II
KEGIATAN PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA

A. Landasan Kegiatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19 Tahun 2022 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian pada bagian kedelapan pasal
122 menyatakan bahwa Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang pascapanen, pengolahan, pengawasan
pemenuhan persyaratan keamanan dan mutu, pemasaran serta
pengembangan usaha hortikultura.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen, pengolahan, pengawasan
pemenuhan persyaratan keamanan dan mutu, pemasaran serta
pengembangan usaha hortikultura.
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pascapanen,
pengolahan, pengawasan pemenuhan persyaratan keamanan dan mutu,
pemasaran serta pengembangan usaha hortikultura.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pascapanen,
pengolahan, pengawasan pemenuhan persyaratan keamanan dan mutu,
pemasaran serta pengembangan usaha hortikultura.
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pascapanen,
pengolahan, pengawasan pemenuhan persyaratan keamanan dan mutu,
pemasaran serta pengembangan usaha hortikultura.
6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 5


Direktorat Jenderal Hortikultura

B. Gambaran Umum Kegiatan Lingkup Pengolahan dan Pemasaran


Hasil Hortikultura

Dalam operasional kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Hortikultura dilaksanakan oleh 4 (empat) Kelompok Substansi dan 1 (satu)
Subbagian sesuai tugas dan fungsi, yaitu:
1. Kelompok Pascapanen;
2. Kelompok Pengolahan Hasil;
3. Kelompok Standardisasi dan Mutu;
4. Kelompok Pemasaran dan Investasi;
5. Subbagian Tata Usaha

Berikut ini adalah matriks Kegiatan pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hortikultura berdasarkan kewenangan dan Penanggung Jawab Kegiatan.

6 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Tabel 1. Matrik Penanggung Jawab, Output, Kode Output, dan Pembina Kegiatan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Pusat

Penanggung
Pembina Kegiatan pada Dit.
No. Kewenangan Jawab Rincian Output Kegiatan Kode Rincian Output
PPHH
Kegiatan
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Informasi Pasar Kelompok Pemasaran dan


1 Komoditas Hortikultura 018.04.EC.5887.BMA.030
Dinas Pertanian Investasi
Dekonsentrasi/
Provinsi/
A TP Mandiri 2 Penerapan GAP 018.04.EC.5887.QDD.021
Kabupaten/ Kelompok Standardisasi dan
(Kabupaten/Kota)
Kota Mutu
3 Penerapan GHP 018.04.EC.5887.QDD.022

Sarana Pascapanen 018.04.EC.5887.RAG.010 Kelompok Pascapanen


1 Hortikultura
Sarana Pengolahan 018.04.EC.5887.RAG.011 Kelompok Pengolahan
Dinas Pertanian 2 Hortikultura
Tugas
B Provinsi /
Pembantuan Sarana Pemasaran Kelompok Pemasaran dan
Kabupaten 3 Hortikultura 018.04.EC.5887.CAG.010
Investasi
Prasarana Pascapanen 018.04.EC.5887.RBK.010 Kelompok Pascapanen
4 Hortikultura
Registrasi Kebun dan 018.04.EC.5887.ADA.010
1 Lahan Usaha Hortikultura
Sertifikat Produk Kelompok Standardisasi dan
Ditjen 2 Hortikultura (Organik) 018.04.EC.5887.PDC.010
Mutu
C Pusat Hortikultura/

Direktorat Jenderal Hortikultura


Dit. PPHH 3 Penerapan GHP 018.04.EC.5887.QDD.021

Promosi Produk Kelompok Pemasaran dan


4 Hortikultura 018.04.EC.5887.AEH.020
Investasi
7
Direktorat Jenderal Hortikultura
8 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Penanggung
Pembina Kegiatan pada Dit.
No. Kewenangan Jawab Rincian Output Kegiatan Kode Rincian Output
PPHH
Kegiatan
Sarana Pascapanen 018.04.EC.5887.RAG.010
5 Hortikultura
Sarana Pengolahan 018.04.EC.5887.RAG.011
6 Hortikultura
Kelompok Pascapanen dan
Prasarana Pascapanen Kelompok Pengolahan
7 Hortikultura 018.04.EC.5887.RBK.010

Prasarana Pengolahan 018.04.EC.5887.RBK.011


8 Hortikultura
Bimbingan Teknis,
9 Sosialisasi, Monev dan 018.04.EC.5887.AEA.020 Direktorat PPHH
Pelaporan
10 Peraturan/Norma/Pedoman 018.04.EC.5887.AFA.021 Direktorat PPHH

Horticulture Development of 018.04.EC.5887.RAI.011 Direktorat PPHH


11 Dryland Areas Project (PLN)
Direktorat Jenderal Hortikultura

Mengacu kepada Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan


Pemerintah Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2023, beberapa kriteria
penerima bantuan pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Penerima bantuan adalah Kelompok Tani / Kelompok Wanita Tani/
Gabungan Kelompok Tani, Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa
Hutan (LMDH), Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Keagamaan,
Lembaga Pendidikan, Lembaga Pemerintah, Lembaga Non Pemerintah;
2. Poktan/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani wajib terdaftar dalam SIMLUHTAN,
sedangkan untuk Kelompok Masyarakat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH), Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Keagamaan, Lembaga
Pendidikan, Lembaga Pemerintah, Lembaga Non Pemerintah yang diakui
keabsahannya oleh instansi berwenang;
3. Penerima bantuan bersedia menyerahkan salinan identitas diri (Kartu Tanda
Penduduk/KTP dan/atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada PPK;
4. Penerima bantuan harus diusulkan melalui mekanisme Aplikasi
Proposal elektronik melalui Sistem Informasi Perencanaan
Pembangunan;
5. Bersedia menandatangani dokumen terkait (BAST dan lain sebagainya) sesuai
persyaratan administrasi;
6. Penerima bantuan diutamakan yang belum pernah mendapatkan bantuan
pemerintah dengan komoditas yang sama pada tahun berjalan;
7. Bersedia memenuhi persyaratan khusus dan teknis yang ditetapkan dalam
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan PPHH.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 9


Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB III
KEGIATAN PENUMBUHAN UMKM HORTIKULTURA

Menurut survei Bank Indonesia (BI), hanya sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) pertanian yang masih tumbuh positif di tengah tekanan
pandemi Covid- 19, yaitu sebesar 16,7 persen di akhir 2020. Sementara, industri
pengolahan tumbuh sebesar 1,5 persen, konstruksi (-17,9 persen), perdagangan (-
3,2 persen), real estate (13,0 persen), dan jasa kemasyarakatan (2,0 persen). Hal
ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan sektor UMKM pertanian terbuka
lebar, salah satunya sub sektor hortikultura.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong
penumbuhan dan pengembangan UMKM Hortikultura guna meningkatkan nilai
tambah produk hortikultura baik produk segar maupun olahan. Produk UMKM
Hortikultura tidak hanya ditujukan untuk memenuhi pasar domestik namun juga
pasar ekspor.
Kegiatan penumbuhan UMKM Hortikultura dianggap perlu dilakukan tidak hanya
untuk meningatkan nilai tambah produk hortikultura serta diversifikasi produk
hortikultura, namun juga untuk mengatasi over supply/ surplus produksi produk
segar hortikultura. Harga rendah pada saat produk over supply dan akumulasi
volume produk segar off-grade atau produk yang kualitas/grade-nya tidak sesuai
permintaan pasar diharapkan dapat diatasi melalui pengolahan komoditas
hortikultura segar menjadi aneka produk olahan yang memiliki jangkauan pasar
yang lebih luas.
Upaya penumbuhan UMKM Hortikultura dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Hortikultura melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
dengan memberikan fasilitasi bantuan yang dapat menginisiasi penumbuhan
UMKM Hortikultura baru. Selain itu juga untuk mendorong pengembangan UMKM
Hortikultura existing agar menjadi lebih maju/naik kelas.
Fasilitasi bantuan tersebut berupa Prasarana Pascapanen dan Pengolahan
Hortikultura dalam bentuk bangunan bangsal pascapanen, dan untuk beberapa
komoditas dapat dilengkapi dengan bangunan pengering tenaga surya/solar
dryer. Dalam konsep pengembangan UMKM, bangunan bangsal pascapanen
mencakup area penanganan pascapanen hortikultura segar dan area pengolahan
produk hortikultura.

Bangunan bangsal pascapanen akan dilengkapi dengan sarana/alat pascapanen


yang ditujukan untuk mendukung penanganan pascapanen produk segar dan

10 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

penanganan produk yang akan diolah. Sarana pascapanen dapat berupa sarana
angkutan (motor roda 3, angkutan roda 4), keranjang panen, sarana pencucian,
roller conveyor dari pencucian hingga ke dalam bangsal, meja peniris, meja
sortasi/packing, dan lain-lain.
Bangunan bangsal pascapanen juga dilengkapi dengan sarana/alat pengolahan
untuk mendorong peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk hortikultura
serta untuk mengatasi kondisi over supply produk hortikultura. Sarana
pengolahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah
sesuai komoditas yang akan diolah dengan sudah ditentukan jenis end product
hasil olahannya.
Pada tahun 2023, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura akan
memfasilitasi 178 UMKM Hortikultura kegiatan penanganan pascapanen dan
pengolahan hortikultura melalui Satuan Kerja Tugas Pembantuan dan Satuan
Kerja Pusat sebagai berikut:
1. Kegiatan Penumbuhan UMKM Hortikultura pada Satker Tugas Pembantuan:
a. Sarana Pascapanen Hortikultura berupa fasilitasi bantuan alat dan mesin
pascapanen hortikultura (018.04.EC.5887.RAG.010)
b. Sarana Pengolahan Hortikultura berupa fasilitasi bantuan alat dan mesin
pengolahan hortikultura (018.04.EC.5887.RAG.011)
c. Prasarana Pascapanen Hortikultura berupa fasilitasi bantuan berupa
bangunan bangsal pascapanen (018.04.EC.5887.RBK.010)
2. Kegiatan Penumbuhan UMKM Hortikultura pada Satker Pusat:
a. Sarana Pascapanen Hortikultura berupa fasilitasi bantuan alat dan mesin
pascapanen hortikultura (018.04.EC.5887.RAG.010)
b. Sarana Pengolahan Hortikultura berupa fasilitasi bantuan alat dan mesin
pengolahan hortikultura (018.04.EC.5887.RAG.011)
c. Prasarana Pascapanen Hortikultura berupa fasilitasi bantuan berupa
bangunan bangsal pascapanen (018.04.EC.5887.RBK.010)
d. Prasarana Pengolahan Hortikultura berupa fasilitasi bantuan berupa
bangunan pengering tenaga surya (018.04.EC.5887.RBK.011)
Kriteria Penerima Manfaat pada Kegiatan Penumbuhan UMKM Hortikultura
(Satker Tugas Pembantuan dan Satker Pusat)
1. Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok Wanita Tani/kelompok masyarakat
penerima fasilitasi bantuan penumbuhan UMKM Hortikultura berupa
prasarana pascapanen, sarana pascapanen, sarana pengolahan (bantuan 1
paket); untuk pengolahan produk komoditas tertentu dapat difasilitasi dengan
prasarana pengolahan berupa bangunan pengering tenaga surya;
2. Kelompok Tani/Gapoktan/KWT/kelompok masyarakat lainnya serta
stakeholder/pelaku usaha hortikultura diharapkan mempunyai jiwa

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 11


Direktorat Jenderal Hortikultura

entrepreneurship, didukung dengan ketersediaan bahan baku segar dan olahan


secara kontinyu serta mempunyai jaminan pasar yang jelas baik untuk produk
segar maupun olahan.
Persyaratan penerima manfaat pada Kegiatan Penumbuhan UMKM
Hortikultura (Satker Tugas Pembantuan dan Satker Pusat)
1. Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas diri (Kartu Tanda
Penduduk/KTP) kepada PPK.
2. Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang berwenang.
3. Penerima manfaat telah diusulkan melalui aplikasi proposal elektronik (e-
proposal) dan sesuai CPCL yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan kepala
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota. Jika belum diusulkan melalui
aplikasi proposal elektronik pada periode pembukaan e-proposal awal, maka
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota harus mengusulkan melalui aplikasi
tersebut pada periode selanjutnya di tahun berjalan.
4. Bagi kelompok tani/KWT penerima bantuan diutamakan sudah terdaftar
dalam Simluhtan.
5. Penerima manfaat sanggup menggunakan bantuan sesuai peruntukannya
serta berkomitmen untuk menjaga dan memelihara aset, bersedia menangani
kegiatan pascapanen dan/atau pengolahan di wilayahnya/kelompok.
6. Untuk penerima manfaat prasarana pascapanen dan prasarana pengolahan,
lahan yang akan digunakan pastikan keabsahannya, bisa berupa hibah atau
pinjaman dari pemilik lahan minimal selama 10 tahun dengan membuat surat
perjanjian antara kelompoktani dengan pemilik lahan.
7. Penerima manfaat bersedia membuat laporan dan menandatangani dokumen
terkait (BAST dan lain sebagainya) sesuai persyaratan administrasi yang
diperlukan. BAST paling sedikit memuat:
a) Identitas penerima manfaat.
b) Jenis bantuan, jumlah/volume.
c) Nilai nominal barang/jasa.
d) Foto dengan geo-tagging.
Contoh format BAST sebagaimana pada lampiran.

Penjelasan terkait kegiatan penumbuhan UMKM hortikultura pada tiap


penanggung jawab adalah sebagai berikut.

12 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

A. KEGIATAN PENUMBUHAN UMKM


HORTIKULTURA PADA SATKER TUGAS
PEMBANTUAN

Kegiatan penumbuhan UMKM Hortikultura yang dilaksanakan oleh Dinas


Pertanian Provinsi (TP Provinsi) dan/atau Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (TP
Kabupaten/Kota) dengan pelaksana dan kriteria penerima manfaat sebagai
berikut:
Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah bidang/seksi yang menangani kegiatan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Hortikultura di tingkat Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
Penetapan Penerima manfaat
Tahapan penetapan penerima manfaat sebagai berikut :
1. Penerima manfaat atau CPCL diusulkan kepada Kepala Dinas Provinsi untuk
kegiatan tugas pembantuan provinsi dan diusulkan kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota untuk kegiatan tugas pembantuan Kabupaten/Kota
2. PPK melakukan seleksi calon penerima manfaat sesuai dengan kriteria
penerima manfaat.
3. PPK menetapkan calon penerima manfaat sarana melalui Surat Keputusan
penerima manfaat dan disahkan oleh KPA sebagai dasar untuk pemberian
bantuan.
4. Surat Keputusan Penerima manfaat dalam bentuk barang/jasa paling sedikit
memuat :
a) Identitas penerima manfaat;
b) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa;
c) Nilai nominal barang/jasa.

Kegiatan penumbuhan UMKM Hortikultura pada Tugas Pembantuan


meliputi:
1. Sarana Pascapanen Hortikultura (Tugas Pembantuan)
Kode Rincian Output: 018.04.EC.5887.RAG.010
Kegiatan sarana pascapanen hortikultura dilaksanakan dalam bentuk
pemberian bantuan sarana pascapanen hortikultura berupa alat/mesin sarana
pascapanen.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pascapanen hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama:
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 13


Direktorat Jenderal Hortikultura

Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan Sarana


Pascapanen Hortikultura dalam bentuk alat dan mesin meliputi :
526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
- Komponen Pendukung :
(051) Persiapan
(053) Pendampingan dan Pengawalan

b. Bentuk Bantuan
Jenis sarana fisik alat dan/atau mesin pascapanen hortikultura yang
difasilitasi melalui APBN Ditjen Hortikultura TA. 2023 (Anggaran Tugas
Pembantuan) ditentukan berdasarkan kebutuhan penanganan pascapanen
disesuaikan dengan komoditas. Sarana pascapanen yang difasilitasi antara
lain sebagai berikut :
1) Alat/mesin pembersihan (cleaning)
2) Alat/mesin pemilahan (sortasi)
3) Alat/mesin pengkelasan (grading)
4) Alat/mesin pengemasan (packaging)
5) Alat/mesin angkut
6) Alat-alat lain yang mendukung kegiatan penanganan pascapanen.
Pemanfaatan sarana pascapanen ini adalah untuk komoditas hortikultura
dan komoditas pertanian lainnya yang bernilai ekonomis dan dapat
memberdayakan masyarakat setempat.
Untuk sarana fisik alat dan/atau mesin pascapanen hortikultura yang
telah tersedia di dalam e-katalog sektoral/nasional, maka pengadaan
sarana dimaksud agar diadakan melalui proses e-katalog
sektoral/nasional,
Penyaluran Bantuan Pemerintah perlu memperhatikan aspek monitoring
dan evaluasi, sehingga diperlukan penataan bantuan pemerintah melalui
penandaan pada objek fasilitasi bantuan yang disalurkan. Penandaan
tersebut antara lain dapat berupa emblem besi, plakat, papan informasi,
atau lainnya yang tidak mudah terlepas. Informasi yang tercantum antara
lain memuat identitas sebagai berikut:
1. Logo Kementerian Pertanian
2. Nomenklatur/Nama Kegiatan Fasilitasi Bantuan/Output
3. Sumber anggaran dan tahun anggaran
Alat/Mesin Bantuan Pemerintah dipasang emblem besi. Emblem terletak
di sisi atas alat/mesin dan dipasang paku rivet.

14 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 berupa Dana Tugas
Pembantuan pada DIPA SATKER Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/
Kota.
d. Metode Pelaksanaan
Proses pengadaan fasilitasi sarana pascapanen hortikultura dilakukan
oleh pihak ketiga melalui kontraktual/lelang/penunjukan langsung atau
melalui pembelian e-purchasing pada e-catalog LKPP sesuai dengan
Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Alat pascapanen yang menggunakan mesin diharapkan sudah memenuhi
persyaratan SNI atau PTM (Persyaratan Teknis Minimal) yang dibuktikan
dengan test report yang masih berlaku dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang/terakreditasi. Untuk peralatan yang belum ada SNI atau PTM-
nya, disarankan mendapatkan rekomendasi dari lembaga yang
berwenang/terakreditasi. Untuk biaya operasional alat dan mesin
pascapanen sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima manfaat.
Sedangkan untuk alat pascapanen tanpa mesin diharapkan memenuhi
persyaratan food grade.
Distribusi dan serah terima barang kepada penerima manfaat diatur
melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang relevan. Kepala
Dinas bertanggung jawab mengawal dan memastikan kebenaran
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Penyaluran bantuan pemerintah harus didokumentasikan paling sedikit
dengan foto yang diberi tanda titik koordinat lokasi (geo-tagging) untuk
kemudian dilaporkan kepada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura (ditpphhorti@gmail.com c.q. subdit.pascapanenhorti@gmail.com)
dan Kelompok Data, Evaluasi dan Pelaporan (monevhorti@gmail.com)
paling lambat minggu kedua bulan Desember tahun 2023.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pascapanen sesuai dengan fungsinya. Diharapkan pada akhir tahun Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pemanfaatan sarana
pascapanen hortikultura kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 15


Direktorat Jenderal Hortikultura

2. Prasarana Pascapanen (Tugas Pembantuan)


Kode Rincian Output:
018.04.EC.5887.RBK.010
Kegiatan prasarana pascapanen hortikultura pada Tugas Pembantuan
dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan berupa bangunan bangsal
pascapanen.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output prasarana pascapanen hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama: (052) Fasilitasi Bantuan
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan
Prasarana Pascapanen Hortikultura berupa bangunan bangsal
pascapanen adalah :
 Pembangunan bangsal pascapanen menggunakan akun :
526123: Belanja Gedung dan Bangunan untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda dalam Bentuk Uang
Mekanisme pemberian bantuan adalah transfer uang kepada
kelompok penerima bantuan dan proses pembangunan bangsal
pascapanen dilaksanakan secara swakelola.
Komponen Pendukung :
(051) Persiapan
(053) Pendampingan dan Pengawalan
b. Bentuk Bantuan
 Bentuk fasilitasi/bantuan kegiatan prasarana pascapanen adalah
bangunan bangsal pascapanen yang diserahkan berupa uang
(mekanisme swakelola) kepada masyarakat/pemda.
 Pembangunan bangsal pascapanen mengacu pada typical design
(desain bangunan) yang telah dirancang oleh Pusat sehingga semua
bangunan bangsal pascapanen di seluruh Indonesia seragam dalam
bentuk (gambar desain terlampir pada lampiran 4).
 Pelaksanaan pembangunan bangsal pascapanen dilaksanakan oleh
kelompok secara swakelola, kegiatan pengawasan dilakukan oleh
kelompok penerima bantuan yang dibantu oleh tim supervisi.
 Bangunan bangsal pascapanen dibagi menjadi dua area, yaitu area
penanganan pascapanen produk segar/penyiapan bahan baku olahan
dan area pengolahan produk hortikultura.
 Pemanfaatan prasarana pascapanen ini adalah untuk komoditas
hortikultura dan komoditas pertanian lainnya yang bernilai ekonomis
dan dapat memberdayakan masyarakat setempat.

16 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Penerima Bantuan
Untuk pelaksanaan fasilitasi bantuan bangsal pascapanen melalui
mekanisme swakelola, maka penerima manfaat perlu memenuhi
persyaratan seperti di bawah:
1) Penerima manfaat memiliki rekening kelompok yang digunakan
untuk menerima dana (transfer uang) fasilitasi bantuan bangsal
pascapanen.
2) Penerima manfaat mampu mengelola alokasi anggaran yang diberikan
melalui rekening kelompok pada poin 1 (satu) di atas dengan
melakukan perencanaan awal melalui penyusunan rencana usaha
kelompok (RUK) pembangunan bangsal pascapanen yang disetujui
oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat. RUK yang
disusun oleh kelompok harus merujuk pada desain/perencanaan
bangsal pascapanen yang dicantumkan di lampiran pada petunjuk
pelaksanaan ini.
3) Untuk selanjutnya, penerima manfaat harus mendokumentasikan
semua pemanfaatan dana bantuan, dan jika terdapat sisa dana
bantuan maka akan dikembalikan kepada negara.
4) Penerima manfaat dibantu dinas pertanian setempat menyusun
perjanjian kerjasama swakelola yang ditandatangani oleh Ketua
Kelompok Penerima dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
setempat serta PPK.
5) Penerima manfaat bersedia dan sanggup menyelesaikan pekerjaan
pembangunan bangsal pascapanen sesuai spesifikasi teknis yang
sudah ditentukan.
6) Penerima manfaat bersedia membuat laporan keuangan beserta bukti
kuitansi pembelian dan pembayaran untuk pembangunan bangsal
pascapanen.
7) Penerima manfaat prasarana pascapanen sanggup menggunakan
bantuan sesuai peruntukannya serta berkomitmen untuk menjaga dan
memelihara aset, bersedia menangani kegiatan pascapanen dan atau
pengolahan di wilayahnya/kelompok
d. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 berupa Dana Tugas
Pembantuan pada DIPA SATKER Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/
Kota.
e. Metode Pelaksanaan
Proses pengadaan fasilitasi prasarana pascapanen hortikultura dilakukan
secara swakelola kelompok tani/gapoktan/KWT/kelompok masyarakat
lainnya sesuai Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 17


Direktorat Jenderal Hortikultura

Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05/2021
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga; Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga; Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.
Dalam rangka efisiensi pemanfaatan dana, pengelolaan dana bantuan
dilakukan melalui swakelola/ transfer uang sehingga anggaran yang
dimanfaatkan oleh kelompok untuk pembangunan bangsal pascapanen
bisa lebih besar karena tidak dipotong pajak.
Desain bangsal pascapanen diharapkan mengacu pada typical design
bangsal pascapanen yang sudah disiapkan oleh Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura sehingga tidak diperlukan lagi alokasi jasa
konsultan perencana di daerah.
Untuk pengawasan pembangunan bangsal pascapanen, daerah dapat
menunjuk petugas yang masuk dalam tim supervisi kabupaten/kota yang
ditetapkan melalui surat penunjukan oleh PPK dan diberikan honor sesuai
kebutuhan pekerjaan di lapangan.
Tim supervisi bertugas :
- melaporkan proses penyaluran bantuan dan penggunaan dana
bantuan secara berkala
- melaporkan proses pembangunan bangsal pascapanen (dengan
melengkapi daftar mutual check 50% dan 100% serta dilengkapi
dengan foto open kamera, contoh daftar mutual check terlampir)
- melakukan pengawasan pembangunan agar sesuai dengan typical
design yang disampaikan oleh pusat dan membantu penyelesaian
administrasi kegiatan.
Penyaluran bantuan pemerintah harus didokumentasikan paling sedikit
dengan foto yang diberi tanda titik koordinat lokasi (geo-tagging) untuk
kemudian dilaporkan kepada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura (ditpphhorti@gmail.com
c.q. subdit.pascapanenhorti@gmail.com)
dan Kelompok Data, Evaluasi dan

18 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Pelaporan (monevhorti@gmail.com) paling lambat minggu kedua bulan


Desember tahun 2023.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan prasarana
pascapanen sesuai dengan fungsinya. Diharapkan pada akhir tahun Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pemanfaatan prasarana
pascapanen hortikultura kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.
f. Persyaratan Prasarana Pascapanen
Spesifikasi bangsal pascapanen merupakan pengadaan fisik bangunan
serta komponen pendukungnya berupa instalasi listrik dan air. Sedangkan
penyediaan lahan dan biaya operasional menjadi tanggung jawab
penerima manfaat.
Persyaratan lokasi pembangunan bangsal pascapanen antara lain:
- Lokasi mudah dijangkau (dari kebun ke bangunan prasarana/ bangsal
pascapanen dan dari bangunan prasarana/ bangsal pascapanen ke jalan
raya) serta tidak menyalahi peruntukan lahan.
- Bangsal pascapanen diprioritaskan untuk penanganan pascapanen dan
proses pengolahan komoditas hortikultura sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dan/atau komoditas pertanian lainnya yang bernilai ekonomis
dan dapat memberdayakan masyarakat setempat.
- Lahan yang digunakan sebagai lokasi bangsal pascapanen diharapkan
adalah milik kelompok. Jika tidak tersedia lahan milik kelompok dapat
berupa lahan desa atau perorangan yang diatur pemanfaatannya dengan
kesepakatan atau surat keterangan pemanfaatan lahan untuk kelompok
dengan masa pakai minimal 10 tahun yang diketahui/disahkan oleh
Kepala Desa.
- Komoditas yang akan ditangani di bangsal pascapanen ditujukan sesuai
dengan kebutuhan di lapangan, Dinas diharapkan dapat melaporkan
kepada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura jenis
komoditas yang ditangani dan jenis olahan produknya.
- Desain bangsal pascapanen di daerah harus merujuk pada
desain/perencanaan bangsal pascapanen yang dicantumkan di lampiran
pada petunjuk pelaksanaan ini.
- Dalam rangka memonitor pemanfaatan bantuan prasarana pascapanen,
pengolahan, dan pemasaran maka di lokasi tersebut disarankan untuk
dipasang camera CCTV (Closed Circuit Television).
- Bangsal pascapanen dilengkapi dengan identitas bangsal pascapanen
(prasasti), serta pengemas produk dan label/branding. Identitas bangsal
(prasasti) merujuk pada contoh di lampiran.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 19


Direktorat Jenderal Hortikultura

3. Sarana Pengolahan Hortikultura


Kode Rincian Output: 018.04.EC.5887.RAG.011
Kegiatan sarana pengolahan hortikultura dilaksanakan dalam bentuk
pemberian bantuan sarana pengolahan hortikultura berupa alat/mesin
pengolahan.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pengolahan hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama:
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan Sarana
Pengolahan dalam bentuk alat dan mesin meliputi :
526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
- Komponen Pendukung :
(51) Persiapan
(053) Pendampingan dan Pengawalan
b. Bentuk Bantuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan sarana pengolahan
berupa alat/mesin pengolahan hortikultura dalam rangka mendorong
penumbuhan UMKM Hortikultura.
Untuk pengadaan sarana pengolahan cabai diprioritaskan berupa mesin
giling, alat pengering, alat penepung, continuous sealer, hand sealer, dan
sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pengolahan cabai.
Untuk pengadaan sarana pengolahan bawang diprioritaskan untuk mesin
perajang, oven, spinner, mesin penggiling, deep fryer (pengorengan),
continuous sealer, hand sealer serta sarana lainnya yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk sarana pengolahan hortikultura lainnya (buah,
sayuran lain, tanaman obat) dipriotaskan untuk alat/mesin vacuum frying,
deep frying, spinner, continuous sealer, hand sealer, mesin pemeras
jeruk/jahe dan atau dapat juga disesuaikan dengan kebutuhan kelompok
penerima manfaat dengan ketersediaan anggaran.
Fasilitasi bantuan sarana pengolahan diberikan dalam bentuk barang
sesuai usulan atau kebutuhan kelompoktani/gapoktan/kelompok wani
tani dan pelaku usaha yang telah ditetapkan sesuai hasil identifkasi CPCL
oleh dinas pertanian kabupaten/kota. Fasilitasi bantuan sarana
pengolahan berupa pengadaan barang/fisik yang mendukung usaha
proses pengolahan hasil hortikultura termasuk kemasan, label dan aspek
lain mendukung nilai

20 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

tambah hasil hortikultura. Selanjutnya biaya operasional menjadi


tanggung jawab penerima manfaat kegiatan ini.
Pemanfaatan sarana pengolahan ini adalah untuk komoditas hortikultura
dan komoditas pertanian lainnya yang bernilai ekonomis dan dapat
memberdayakan masyarakat setempat.
Untuk sarana fisik alat dan/atau mesin pengolahan hortikultura yang telah
tersedia di dalam e-katalog sektoral/nasional, maka pengadaan sarana
dimaksud agar diadakan melalui proses e-katalog.
Penyaluran Bantuan Pemerintah perlu memperhatikan aspek monitoring
dan evaluasi, sehingga diperlukan penataan bantuan pemerintah melalui
penandaan pada objek fasilitasi bantuan yang disalurkan. Penandaan
tersebut antara lain dapat berupa emblem besi, plakat, papan informasi,
atau lainnya yang tidak mudah terlepas. Informasi yang tercantum antara
lain memuat identitas sebagai berikut:
1. Logo Kementerian Pertanian
2. Nomenklatur/Nama Kegiatan Fasilitasi Bantuan/Output
3. Sumber anggaran dan tahun anggaran
Alat/Mesin Bantuan Pemerintah dipasang emblem besi. Emblem terletak
di sisi atas alat/mesin dan dipasang paku rivet.
c. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 berupa Dana Tugas
Pembantuan pada DIPA SATKER Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/
Kota.
d. Metode Pelaksanaan
Penyelenggaraan kegiatan sarana pengolahan hortikultura pusat
dilakukan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
secara melalui kontraktual/ lelang/ penunjukan Langsung atau melalui
pembelian e-purchasing pada e-catalog LKPP sesuai dengan Perpres
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Sarana pengolahan berdasarkan jenis kebutuhan serta spesifikasinya
diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang
berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada penerima manfaat
diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang relevan.
Pengadaan alat/mesin sarana pengolahan oleh pihak ketiga harus
memenuhi persyaratan SNI atau PTM (Persyaratan Teknis Minimal) yang

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 21


Direktorat Jenderal Hortikultura

dibuktikan dengan test report yang masih berlaku dikeluarkan oleh


lembaga yang berwenang/terakreditasi. Untuk peralatan yang belum ada
SNI atau PTM-nya, disarankan mendapatkan rekomendasi dari lembaga
yang berwenang/terakreditasi. Pengadaan alat/mesin sarana pengolahan
dianjurkan dibeli yang sudah tersedia didalam e-katalog
sektoral/nasional, bila tidak tersedia karena sesuatu hal yang mendesak
dapat disediakan pihak ketiga dengan memperhatikan jaminan kualitas
peralatan dengan cara penunjukan langsung. Pengadaan sarana
pengolahan hasil harus sudah termasuk pemasangan alat, pelatihan
(operasional, perawatan dan perbaikan), jaminan/garansi minimal 1
tahun serta layanan purna jual seperti ketersediaan suku cadang dan jasa
perawatan.
Kepala Dinas bertanggung jawab mengawal dan memastikan kebenaran
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran. Penyaluran
bantuan pemerintah harus didokumentasikan paling sedikit dengan foto
yang diberi tanda titik koordinat lokasi (geo-tagging) untuk kemudian
dilaporkan kepada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pengolahan sesuai dengan fungsinya. Diharapkan pada akhir tahun Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pemanfaatan sarana
pengolahan hortikultura kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

B. KEGIATAN PENUMBUHAN UMKM


HORTIKULTURA PADA SATKER
PUSAT

Kegiatan penumbuhan UMKM Hortikultura yang dilaksanakan oleh Pusat dengan


pelaksana dan kriteria penerima manfaat sebagai berikut.
Pelaksana
Pelaksana kegiatan bantuan sarana pascapanen hortikultura pusat adalah
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura berkoordinasi dengan
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dengan pengelolaan kegiatan dan
bantuan diantaranya:
1. Kepala Dinas Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana kegiatan di
lapangan, bertanggung jawab antara lain:

22 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

a. Menghimpun, menerima dan melakukan identifikasi kebenaran usulan dari


berbagai pihak sesuai ketentuan (kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah, lembaga non pemerintah, dan lain-lain).
b. Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan SK usulan calon
penerima bantuan, meneruskan usulan dan seterusnya.
c. Melakukan pengawasan penyaluran bantuan oleh penyedia barang sesuai
dengan kontrak/SK penerima bantuan.
d. Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan agar sesuai dengan
tujuan usulan, tujuan kegiatan, dan sasaran.
e. Menunjuk petugas dinas untuk diusulkan kepada Direktur Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura sebagai tim supervisi yang bertugas salah
satunya untuk melakukan pengawasan penyaluran bantuan/ pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kontrak/PKS/SK penerima bantuan.
2. Kepala Dinas Provinsi
Kepala Dinas Provinsi berperan sebagai penyedia pelaksanaan kegiatan di
wilayahnya, memiliki peran dan tanggung jawab antara lain:
a. Menghimpun, menerima dan melakukan verifikasi usulan dari Dinas
Kabupaten/Kota serta berbagai pihak lain sesuai ketentuan (kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, dll).
b. Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan surat persetujuan
dan meneruskan usulan ke Direktur Jenderal Hortikultura.
c. Melakukan pengawasan terhadap pengadaan yang dilakukan dan
membentuk tim pengawas penyaluran bantuan sesuai dengan kontrak/SK
penerima bantuan.
d. Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan sesuai dengan
tujuan usulan, tujuan kegiatan dan sasaran.
3. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura bertanggung jawab
pada pengelolaan kegiatan secara nasional, memiliki tugas dan tanggung
jawab antara lain:
a) Menerima usulan bantuan dari Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/ Kota dan
stakeholder terkait.
b) Mengelola administrasi teknis kegiatan penumbuhan UMKM Hortikultura.

Penerima Bantuan
Tambahan persyaratan penerima manfaat untuk kegiatan penumbuhan UMKM
Hortikultura alokasi pusat adalah sebagai berikut :

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 23


Direktorat Jenderal Hortikultura

- Bantuan sarana prasarana usulan dari anggota DPR dapat langsung dikirimkan
kepada Ditjen Hortikultura, diutamakan dilengkapi rekomendasi oleh anggota
Komisi serta rekomendasi/ persetujuan dari Kepala Dinas setempat. Dinas
Pertanian Kabupaten/ Kota diharapkan untuk mengusulkan CPCL kegiatan
terkait melalui aplikasi proposal elektronik pada periode pembukaan e-
proposal di tahun berjalan.

Penetapan Penerima manfaat


Tahapan penetapan penerima manfaat sebagai berikut :
1. Dinas mengusulkan kepada Direktur Jenderal Hortikultura CPCL penerima
bantuan yang sesuai dengan kriteria penerima manfaat.
2. Kelompok masyarakat mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal
Hortikultura.
3. PPK menetapkan calon penerima manfaat melalui Surat Keputusan penerima
manfaat prasarana pascapanen dan disahkan oleh KPA sebagai dasar untuk
pemberian bantuan.
4. Surat Keputusan Penerima manfaat dalam bentuk barang/jasa paling sedikit
memuat :
a) Identitas penerima manfaat;
b) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa;
c) Nilai nominal barang/jasa.
Pelaksanaan rincian output kegiatan penumbuhan UMKM Hortikultura pada
satker pusat Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura adalah
sebagai berikut:
1. Sarana Pascapanen Hortikultura (Satker
Pusat) Kode Rincian Output:
018.04.EC.5887.RAG.010
Kegiatan sarana pascapanen hortikultura pada satker Pusat/Ditjen
Hortikultura dalam rangka mendukung kegiatan penumbuhan UMKM
Hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura. Adapun tatalaksana pengusulan CPCL, verifikasi CPCL,
penyaluran bantuan, serah terima bantuan, serta monitoring dan evaluasi
tetap melalui dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten.
Kegiatan sarana pascapanen hortikultura di pusat yang diberikan berupa
alat/mesin sarana pascapanen.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pascapanen hortikultura
meliputi: Komponen:
- Komponen Utama :

24 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

(52) Fasilitasi Bantuan


Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan Sarana
Pascapanen dalam bentuk alat dan mesin meliputi :
526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
- Komponen Pendukung :
(051) Persiapan
(053) Pendampingan dan Pengawalan
b. Bentuk Bantuan
Jenis sarana fisik alat dan/atau mesin pascapanen hortikultura yang
difasilitasi melalui APBN Ditjen Hortikultura TA. 2023 (Anggaran Tugas
Pembantuan) ditentukan berdasarkan kebutuhan penanganan pascapanen
disesuaikan dengan komoditas. Sarana pascapanen yang difasilitasi antara
lain sebagai berikut :
1) Alat/mesin pembersihan (cleaning)
2) Alat/mesin pemilahan (sortasi)
3) Alat/mesin pengkelasan (grading)
4) Alat/mesin pengemasan (packaging)
5) Alat/mesin angkut
6) Alat-alat lain yang mendukung kegiatan penanganan pascapanen.
Pemanfaatan sarana pascapanen ini adalah untuk komoditas hortikultura
dan komoditas pertanian lainnya yang bernilai ekonomis dan dapat
memberdayakan masyarakat setempat.
Untuk sarana fisik alat dan/atau mesin pascapanen hortikultura yang
telah tersedia di dalam e-katalog, maka pengadaan sarana dimaksud agar
diadakan melalui proses e-katalog.
Penyaluran Bantuan Pemerintah perlu memperhatikan aspek monitoring
dan evaluasi, sehingga diperlukan penataan bantuan pemerintah melalui
penandaan pada objek fasilitasi bantuan yang disalurkan. Penandaan
tersebut antara lain dapat berupa emblem besi, plakat, papan informasi,
atau lainnya yang tidak mudah terlepas. Informasi yang tercantum antara
lain memuat identitas sebagai berikut:
1. Logo Kementerian Pertanian
2. Nomenklatur/Nama Kegiatan Fasilitasi Bantuan/Output
3. Sumber anggaran dan tahun anggaran
Alat/Mesin Bantuan Pemerintah dipasang emblem besi. Emblem terletak
di sisi atas alat/mesin dan dipasang paku rivet.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 25


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023 pada DIPA SATKER Pusat (Ditjen
Hortikultura).
d. Metode Pelaksanaan
Penyelenggaraan kegiatan sarana pascapanen hortikultura pusat
dilakukan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
secara melalui kontraktual/ lelang/ penunjukan Langsung atau melalui
pembelian e-purchasing pada e-catalog LKPP sesuai dengan Perpres
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Alat dan mesin pascapanen diharapkan sudah memenuhi persyaratan SNI
atau PTM (Persyaratan Teknis Minimal) yang dibuktikan dengan test
report yang masih berlaku dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang/terakreditasi. Untuk peralatan yang belum ada SNI atau PTM-
nya, disarankan mendapatkan rekomendasi dari lembaga yang
berwenang/terakreditasi.Untuk biaya operasional alat dan mesin
pengolahan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima manfaat.
Kepala Dinas bertanggung jawab mengawal dan memastikan kebenaran
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus didokumentasikan
paling sedikit dengan memuat foto yang diberi tanda titik koordinat lokasi
(geo-tagging).
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan fasilitasi
bantuan sesuai dengan fungsinya.

2. Prasarana Pascapanen Hortikultura (Satker


Pusat) Kode Output: 018.04.EC.5887.RBK.010
Kegiatan prasarana pascapanen hortikultura pada satker Pusat/Ditjen
Hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura. Adapun tata laksana pengusulan CPCL, verifikasi CPCL,
penyaluran bantuan, serah terima bantuan, serta monitoring dan evaluasi
tetap melalui dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Kegiatan prasarana pascapanen hortikultura pada satker Ditjen Hortikultura
dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan prasarana pascapanen
hortikultura berupa bangsal pascapanen

26 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

a. Rincian Output/Komponen
Rincian output prasarana pascapanen hortikultura kegiatan bangsal
pascapanen meliputi:
Komponen:
- Komponen Utama :
(052) Fasilitasi Bantuan
 Jasa perencanaan pembuatan typical design bangsal
pascapanen 522191: Belanja Jasa Lainnya
 Bangunan bangsal pascapanen
526123: Belanja Gedung dan Bangunan untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda dalam Bentuk Uang
Komponen Pendukung :
(051) Persiapan
(053) Pendampingan dan Pengawalan

b. Bentuk Bantuan
Bantuan prasarana pascapanen alokasi pusat berupa bangunan bangsal
pascapanen diberikan melalui mekanisme swakelola oleh kelompok tani
penerima bantuan sesuai ketentuan yang berlaku.
Persyaratan lokasi pembangunan bangsal pascapanen antara lain:
- Lokasi mudah dijangkau (dari kebun ke bangunan prasarana/ bangsal
pascapanen dan dari bangunan prasarana/ bangsal pascapanen ke jalan
raya) serta tidak menyalahi peruntukan lahan.
- Bangsal pascapanen diprioritaskan untuk penanganan pascapanen dan
pengolahan komoditas hortikultura sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dan/atau komoditas pertanian lainnya yang bernilai ekonomis
dan dapat memberdayakan masyarakat setempat.
- Lahan yang digunakan sebagai lokasi bangsal pascapanen diharapkan
adalah milik kelompok. Jika tidak tersedia lahan milik kelompok dapat
berupa lahan desa atau perorangan yang diatur pemanfaatannya dengan
kesepakatan atau surat keterangan pemanfaatan lahan untuk kelompok
dengan masa pakai minimal 10 tahun yang diketahui/disahkan oleh
Kepala Desa.
- Desain bangsal pascapanen di daerah harus merujuk pada
desain/perencanaan bangsal pascapanen yang dicantumkan di lampiran
pada petunjuk pelaksanaan ini.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 27


Direktorat Jenderal Hortikultura

- Dalam rangka memonitor pemanfaatan bantuan prasarana pascapanen,


pengolahan, dan pemasaran maka di lokasi tersebut disarankan untuk
dipasang camera CCTV (Closed Circuit Television).
- Bangsal pascapanen dilengkapi dengan identitas bangsal pascapanen
(prasasti), serta pengemas produk dan label/branding. Identitas bangsal
(prasasti) merujuk pada contoh di lampiran.

c. Penerima Manfaat
Untuk pelaksanaan fasilitasi bantuan bangsal pascapanen melalui
mekanisme swakelola, maka penerima manfaat perlu memenuhi
persyaratan seperti di bawah:
1) Penerima manfaat memiliki rekening kelompok yang digunakan
untuk menerima dana fasilitasi bantuan bangsal pascapanen melalui
mekanisme swakelola.
2) Penerima manfaat mampu mengelola alokasi anggaran yang diberikan
melalui rekening kelompok pada poin 1) di atas dengan melakukan
perencanaan awal melalui penyusunan rencana usaha kelompok
(RUK) pembangunan bangsal pascapanen yang disetujui oleh Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat. RUK yang disusun oleh
kelompok harus merujuk pada desain/perencanaan bangsal
pascapanen yang dicantumkan di lampiran pada petunjuk
pelaksanaan ini.
3) Untuk selanjutnya, penerima manfaat harus mendokumentasikan
semua pemanfaatan dana bantuan, dan jika terdapat sisa dana
bantuan maka akan dikembalikan kepada negara.
4) Penerima manfaat dibantu dinas pertanian setempat menyusun
perjanjian kerjasama swakelola yang ditandatangani oleh Ketua
Kelompok Penerima dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
setempat serta PPK.
5) Penerima manfaat bersedia dan sanggup menyelesaikan pekerjaan
pembangunan bangsal pascapanen sesuai spesifikasi teknis yang
sudah ditentukan.
6) Penerima manfaat bersedia membuat laporan keuangan beserta bukti
kuitansi pembelian dan pembayaran untuk pembangunan bangsal
pascapanen.
7) Penerima manfaat prasarana pascapanen sanggup menggunakan
bantuan sesuai peruntukannya serta berkomitmen untuk menjaga dan
memelihara aset, bersedia menangani kegiatan pascapanen dan atau
pengolahan di wilayahnya/kelompok

28 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

d. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023 pada DIPA SATKER Pusat (Ditjen
Hortikultura).

e. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan fasilitasi prasarana pascapanen hortikultura pusat
dilakukan secara swakelola oleh kelompok
tani/gapoktan/KWT/kelompok masyarakat lainnya sesuai Perpres Nomor
12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 132/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga; Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga; Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga.
Kepala Dinas bertanggung jawab mengawal dan memastikan kebenaran
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus didokumentasikan
paling sedikit dengan memuat foto yang diberi tanda titik koordinat lokasi
(geo-tagging).

3. Sarana Pengolahan Hortikultura (Satker


Pusat) Kode Rincian Output:
018.04.EC.5887.RAG.011
Kegiatan sarana pengolahan hortikultura pada satker Pusat/ Direktorat
Jenderal Hortikultura dalam rangka mendukung kegiatan penumbuhan UMKM
Hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura. Adapun tatalaksana pengusulan CPCL, verifikasi CPCL,
penyaluran bantuan, serah terima bantuan, serta monitoring dan evaluasi
tetap melalui dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten.
Kegiatan sarana pengolahan hortikultura di pusat yang diberikan berupa
alat/mesin pengolahan.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pengolahan hortikultura meliputi komponen:
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 29
Direktorat Jenderal Hortikultura

- Komponen Utama:
(052) Fasilitasi Bantuan Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan Sarana
Pengolahan dalam bentuk alat dan mesin meliputi :
526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
- Komponen Pendukung :
(051) Persiapan
(053) Pendampingan dan Pengawalan
b. Bentuk Bantuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan sarana pengolahan
berupa alat/mesin pengolahan hortikultura dalam rangka mendorong
penumbuhan UMKM Hortikultura.
Untuk pengadaan sarana pengolahan cabai diprioritaskan berupa mesin
giling, alat pengering, alat penepung, continues sealer, hand sealer, dan
sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pengolahan cabai.
Untuk pengadaan sarana pengolahan bawang diprioritaskan untuk mesin
perajang, oven, spinner, mesin penggiling, deep fryer (pengorengan),
continues sealer, hand sealer serta sarana lainnya yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Untuk sarana pengolahan hortikultura lainnya (buah, sayuran
lain, tanaman obat) dipriotaskan untuk alat/mesin vacuum frying, deep
frying, spinner, continuous sealer, hand sealer, mesin pemeras jeruk/jahe
dan/atau dapat juga disesuaikan dengan kebutuhan kelompok penerima
manfaat dengan ketersediaan anggaran.
Fasilitasi bantuan sarana pengolahan diberikan dalam bentuk barang
sesuai usulan atau kebutuhan kelompoktani/gapoktan/kelompok wanita
tani dan pelaku usaha yang telah ditetapkan sesuai hasil idenitifkasi CPCL
oleh dinas pertanian kabupaten/kota. Fasilitasi bantuan sarana
pengolahan berupa pengadaan barang/fisik yang mendukung usaha
pengolahan hasil hortikultura termasuk kemasan, label dan aspek lain
mendukung nilai tambah hasil hortikultura. Selanjutnya biaya operasional
menjadi tanggung jawab penerima manfaat kegiatan ini.
Pemanfaatan sarana pengolahan ini adalah untuk komoditas hortikultura
dan komoditas pertanian lainnya yang bernilai ekonomis dan dapat
memberdayakan masyarakat setempat.
Untuk sarana fisik alat dan/atau mesin pengolahan hortikultura yang telah
tersedia di dalam e-katalog, maka pengadaan sarana dimaksud agar
diadakan melalui proses e-katalog.

30 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Penyaluran Bantuan Pemerintah perlu memperhatikan aspek monitoring


dan evaluasi, sehingga diperlukan penataan bantuan pemerintah melalui
penandaan pada objek fasilitasi bantuan yang disalurkan. Penandaan
tersebut antara lain dapat berupa emblem besi, plakat, papan informasi,
atau lainnya yang tidak mudah terlepas. Informasi yang tercantum antara
lain memuat identitas sebagai berikut:
1. Logo Kementerian Pertanian
2. Nomenklatur/Nama Kegiatan Fasilitasi Bantuan/Output
3. Sumber anggaran dan tahun anggaran
Alat/Mesin Bantuan Pemerintah dipasang emblem besi. Emblem terletak
di sisi atas alat/mesin dan dipasang paku rivet.
c. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 berupa Dana Tugas
Pembantuan pada DIPA SATKER Pusat Direktorat Jenderal Hortikultura
d. Metode Pelaksanaan
Penyelenggaraan kegiatan sarana pascapanen hortikultura pusat
dilakukan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
secara melalui kontraktual/ lelang/ penunjukan Langsung atau melalui
pembelian e-purchasing pada e-catalog LKPP sesuai dengan Perpres
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Sarana pengolahan berdasarkan jenis kebutuhan serta spesifikasinya
diserahkan ke Panitia pengadaan untuk diproses sesuai peraturan yang
berlaku. Distribusi dan serah terima barang kepada penerima manfaat
diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang relevan.
Pengadaan alat/mesin sarana pengolahan oleh pihak ketiga harus
memenuhi persyaratan SNI (mempunyai sertifikat Produk Penggunaan
Tanda SNI/ SPPT SNI) dan atau PTM (Persyaratan Teknis Minimal) atau
minimal sudah memiliki test report yang masih berlaku dikeluarkan oleh
lembaga yang berwenang. Pengadaan alat/mesin sarana pengolahan
dianjurkan dibeli yang sudah tersedia didalam e-katolog, bila tidak
tersedia karena sesuatu hal yang mendesak dapat disediakan pihak ketiga
dengan memperhatikan jaminan kualitas peralatan dengan cara
penunjukan langsung. Pengadaan sarana pengolahan hasil harus sudah
termasuk pemasangan alat, pelatihan (operasional, perawatan dan
perbaikan), jaminan / garansi minimal 1 tahun serta layanan purna jual
seperti ketersediaan suku cadang dan jasa perawatan.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 31


Direktorat Jenderal Hortikultura

Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus didokumentasikan


paling sedikit dengan memuat foto yang diberi tanda titik koordinat lokasi
(geo-tagging), dan kemudian titik koordinat tersebut dilaporkan kepada
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.
Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan sarana pengolahan
hortikultura sebagai aset pusat kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
menjadi aset daerah untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok
tani/gapoktan/KWT/kelompok masyarakat lainnya
serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota wajib melakukan monitoring dan
evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana pengolahan
hortikultura sesuai dengan fungsinya. Paling lambat pertengahan dan atau
akhir tahun Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota melaporkan pemanfaatan
sarana pengolahan hortikultura kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

4. Prasarana Pengolahan Hortikultura (Satker


Pusat) Kode Rincian Output:
018.04.EC.5887.RBK.011
Kegiatan prasarana pengolahan hortikultura pada satker Pusat/Ditjen
Hortikultura dalam rangka mendukung kegiatan penumbuhan UMKM
Hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura. Adapun tatalaksana pengusulan CPCL, verifikasi CPCL,
penyaluran bantuan, serah terima bantuan, serta monitoring dan evaluasi
tetap melalui dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten.
Prasarana pengolahan hortikultura pada satker pusat berupa fasilitasi bantuan
Pengering Tenaga Matahari/ DOME.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output prasarana pengolahan hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama:
(052) Fasilitasi Bantuan
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan
Prasarana Pengolahan Hortikultura meliputi :
• Pengering tenaga matahari/ DOME :
526113: Belanja Gedung dan Bangunan untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
- Komponen Pendukung :
(51) Persiapan

32 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

(053) Pendampingan dan Pengawalan


b. Bentuk Bantuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan prasarana
pengolahan hortikultura dalam rangka mendorong UMKM dalam proses
pengolahannya agar sesuai dengan prosedur pengolahan yang baik dan
hygienis.
Kegiatan fasilitasi prasarana berupa bangunan pengering tenaga matahari
diberikan kepada kelompok yang sudah direkomendasi oleh Dinas
Pertanian Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
Fasilitasi Prasarana Pengolahan Hortikultura berupa bangunan pengering
tenaga matahari/DOME sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023 pada DIPA SATKER Pusat (Ditjen
Hortikultura).
d. Metode Pelaksanaan
Secara rinci pelaksanaan kegiatan Prasarana Pengolahan Hortikultura
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengadaan bangunan pengering tenaga matahari oleh pihak ketiga
yang memenuhi persyaratan dan atau perusahaan lokal harus
memperhatikan jaminan standar mutu alat sudah memiliki sertifikat
SNI dan atau PTM (Persyaratan Teknis Minimal) dan/atau paling tidak
sudah ada test report (uji kelayakan), purna jual, dan efektifikatas
pengunaan alat.
2) Fasilitasi bantuan prasarana penggolahan hortikultura diberikan ke
kelompoktani/ gapoktan/kelompok wani tani dan pelaku usaha yang
telah ditetapkan sesuai hasil identifkasi CPCL oleh dinas pertanian
kabupaten/ kota. Fasilitasi bantuan prasarana penggolahan
hortikultura berupa pengering tenaga matahari/DOME untuk
mendukung usaha pengolahan hasil hortikultura. Selanjutnya biaya
operasional menjadi tanggung jawab penerima manfaat kegiatan ini.
3) Proses pengadaan prasarana pengolahan dilakukan oleh pihak ketiga
melalui penunjukan langsung dan atau secara kontraktual/lelang
sesuai dengan Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05/2021
tentang

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 33


Direktorat Jenderal Hortikultura

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor


168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga; Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga; Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.
4) Distribusi dan serah terima barang kepada
kelompoktani/gapoktan/kelompok wanita tani selaku penerima
manfaat diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang
masih relevan. Kepala Dinas bertanggung jawab memastikan
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
5) Pembangunan pengering tenaga matahari/DOME sudah termasuk
pemasangan kerangka peralatan dan pemasangan polykarbonat dan
pembuatan lantai. Apabila jumlah dana APBN tidak mencukup
pembangunan pengering tenaga matahari/DOME, maka pembuatan
lantai bisa memanfaatkan dana dari
swadaya masyarakat/kelompoktani penerima atau bisa juga berasal
dari dana APBD dalam rangka mendukung pembangunan pengering
tenaga matahari.
Dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini harus didokumentasikan
paling sedikit dengan memuat foto yang diberi tanda titik koordinat lokasi
(geo-tagging), dan kemudian titik koordinat tersebut dilaporkan kepada
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
(ditpphhorti@gmail.com c.q. subdit.pascapanenhorti@gmail.com) dan
Kelompok Data, Evaluasi dan Pelaporan (monevhorti@gmail.com) paling
lambat minggu kedua bulan Desember tahun 2023.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan prasarana
pengolahan sesuai dengan fungsinya. Diharapkan pada akhir tahun Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pemanfaatan prasarana
pengolahan hortikultura kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

34 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB IV
KEGIATAN PEMASARAN DAN INVESTASI

Pengembangan pemasaran produk hortikultura diarahkan untuk meningkatkan


akses pasar dalam negeri yang berkaitan dengan ketersediaan pasokan produk
hortikultura dan akses pasar luar negeri terkait dengan peningkatkan ekspor.
Beberapa kebijakan yang sudah ada perlu dioptimalkan dalam implementasinya,
seperti pengembangan Pasar Tani, Pasar Lelang, kerjasama kemitraan,
mendukung stabilisasi pasokan dan harga pangan hortikultura di tingkat
produsen dan konsumen, serta pemasaran secara langsung.
Di samping itu, pemantauan harga perlu didukung informasi pemasaran yang
cepat, tepat, akurat, up to date, dan kontinyu. Hal ini tidak saja didukung sistem
informasi pemasaran yang berkualitas, namun juga Petugas Pelayanan Informasi
Pasar (Petugas PIP) yang dapat berkinerja dengan baik. Selain itu, perlu didukung
kegiatan dalam rangka meningkatkan ekspor produk hortikultura seperti promosi
dan pameran.
Pengembangan pemasaran hortikultura seyogyanya dilaksanakan seiring dengan
pengembangan investasi di bidang hortikultura. Keterbukaan investasi di bidang
hortikultura diharapkan dapat membuka akses pasar produk hortikultura
sekaligus mendorong pengembangan produk hortikultura lokal.
Dalam rangka mendukung pengembangan akses pemasaran langsung dari
petani/kelompok tani produsen produk hortikultura, maka melalui
penyelenggaraan Pasar Tani diantaranya dengan menyediakan produk
hortikultura berkualitas dengan harga terjangkau langsung dari petani/pelaku
usaha sayur, buah segar dan produk hortikultura olahan. Pelaksanaan promosi
Gelar Pasar Tani diharapkan masyarakat dapat membeli produk hortikultura
berkualitas dan harganya terjangkau. Gelar Pasar Tani di beberapa
wilayah/daerah sangat membantu petani/pelaku usaha produk Hortikultura
dalam memasarkan produknya secara langsung sampai ke konsumen.
Tahun 2023 ini, dalam mengantisipasi terjadinya gejolak harga terutama untuk
komoditas cabai dan bawang merah, komitmen pengelola dan pelaku usaha Pasar
Tani binaan Kementan siap memanfaatkan dan memaksimalkan sarana prasarana
dari pemerintah pusat, sehingga dari sisi tersedianya/menyiapkan produk untuk
pelaksanaan Pasar Tani diharapkan dapat terwujud. Ketersediaan sayur, buah,
serta komoditas hortikultura lainnya siap memasok didalam daerah maupun
keluar daerah.
Untuk membantu terwujudnya stabilisasi harga cabai dan bawang merah, Pasar
Tani siap bekerjasama dengan champion dalam membeli cabai dan bawang
merah,

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 35


Direktorat Jenderal Hortikultura

dengan harga lebih murah dari harga pasar. Pasar Tani menjual kembali produk
tersebut dan diijinkan untuk mengambil keuntungan maksimal Rp. 2.000/Kg.
Produk hortikultura merupakan produk yang mudah rusak (perishable) dengan
harga yang fluktuatif. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi
harga antara lain:
- Panjangnya rantai pemasaran, kendala transportasi, perilaku pedagang dalam
menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun kompetisi antar
pedagang yang mengakibatkan peningkatan harga komoditas pangan
- Transportasi sering menyebabkan produksi hortikultura dari daerah sentra
tidak dapat diterima secara merata dan kontinu oleh konsumen di daerah non
sentra sehingga disparitas harga di tingkat konsumen sangat bervariasi antar
wilayah
- Penerapan teknologi produksi dan faktor kebijakan pemerintah menyebabkan
meningkatnya harga input/sarana produksi.
- Tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang
mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. Karena itu
diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan harga tingkat konsumen antar
wilayah dan keuntungan yang berkeadilan untuk konsumen maupun produsen.

Menyikapi permasalahan-permasalahan di atas, Ditjen Hortikultura melalui


Direktorat PPHH memfasilitasi beberapa kegiatan antara lain:
- Kegiatan Pasar Tani/Pasar Lelang memberi berbagai manfaat, seperti petani
dapat menjual produknya secara langsung, memperoleh kepastian harga,
menikmati harga tertinggi dari semua penawar, menerima cash and carry,
tercapai stabilitas harga, tercipta one region one price, memotong 2 – 3 rantai
pasok, tata kelola yang efisien, transparan dan berimbang. Pasar Tani selama
ini memberikan kontribusi yang besar dalam memasarkan produk hortikultura
secara langsung kepada konsumen, dengan operasional lebih ke mobile
(berpindah-pindah) di lokasi strategis untuk menjangkau pemasaran produk
hortikultura. Pemasaran juga dilakukan secara online dan offline. Pasar Lelang
tersebut dikembangkan tidak dalam pengertian membangun secara fisik
berupa bangunan baru atau hard system, namun yang dibangun adalah tata
cara pelelangan (soft system) dengan mempertemukan sekelompok petani
sebagai penjual dan para pedagang sebagai pembeli melalui proses lelang.
- Petugas Pelayanan Informasi Pasar bertujuan memberikan informasi dalam
membuat kebijakan pemasaran komoditas hortikultura dan memperlancar
arus perdagangan antar pulau/provinsi. Ketersediaan informasi pasar tidak
terlepas dari peran serta seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai
petugas

36 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Pelayanan Informasi Pasar (PIP) baik di pusat maupun daerah (provinsi dan
kabupaten/kota). Diharapkan dengan terlaksananya pelayanan informasi pasar
secara optimal akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani.
- Fasilitasi Pembelian Produk Petani dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga
kestabilan harga dan pasokan sehingga ketersediaan, dan harga produk
pertanian tetap terjaga dengan baik. Pasar Tani dapat digerakkan sebagai
jaring pengaman sosial (social safety net) di wilayah terdampak fluktuasi harga.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan Direktorat Jenderal Hortikultura yaitu
mengoptimalkan dan mendorong penumbuhan Pasar Tani pada tahun 2023.
- Kegiatan fasilitasi promosi produk hortikultura dilakukan melalui gelar produk
hortikultura dalam bentuk pameran dalam negeri maupun luar negeri dengan
memasyarakatkan produk hortikultura. Selain itu melakukan forum
komunikasi, koordinasi serta forum bisnis di berbagai event dengan KL terkait.
- Kegiatan fasilitasi pemasaran produk hortikultura. Kegiatan ini dilakukan
dalam upaya untuk membantu mengatasi gejolak harga pangan
pokok/strategis, dengan cara memperpendek rantai pemasaran dari wilayah
produsen ke wilayah konsumen melalui bantuan biaya transportasi.
Diharapkan produk hortikultura dapat dipasarkan dengan baik serta petani
dapat memperoleh harga wajar dan konsumen dapat memperoleh harga yang
lebih terjangkau.
- Kegiatan penyimpanan produk hortikultura. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membantu petani memasarkan produknya, dengan jalan melakukan tunda jual
akibat terjadinya harga yang sangat rendah pada suatu daerah. Apabila harga
sudah mulai kembali normal, maka produk yang disimpan tersebut dapat
dijual.
Dalam rangka mendukung kegiatan-kegiatan tersebut, maka Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2023 memfasilitasi kegiatan
terkait pemasaran melalui:
A. Kegiatan Dekonsentrasi
Informasi Pasar Komoditas Hortikultura
(PIP) (018.04.EC.5887. BMA.030)
B. Kegiatan Tugas Pembantuan
a. Sarana Pemasaran Hortikultura berupa bantuan alat dan mesin pemasaran
untuk Pasar Tani/ Pasar lelang (018.04.EC.5887.CAG.010)
b. Monitoring dan evaluasi dalam rangka mendukung pemasaran produk
hortikultura (018.04.EC.5887.CAG.010)
C. Kegiatan Pusat
1. Promosi Produk Hortikultura (018.04.EC.5887. AEH.020)
2. Sarana Pemasaran Hortikultura berupa alat/mesin sarana pemasaran dan
Penyerapan Produk Hortikultura (5887.CAG.010)
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 37
Direktorat Jenderal Hortikultura

Penjelasan terkait kegiatan pemasaran hortikultura pada setiap penanggung


jawab adalah sebagai berikut.

A. KEGIATAN PEMASARAN PADA SATKER DEKONSENTRASI


Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur
sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi Vertikal di wilayah tertentu.
Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh
Gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi, tidak termasuk
dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
Kegiatan Dekonsentrasi terkait Pemasaran yang akan dilaksanakan oleh Dinas
Pertanian Provinsi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

 Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas Hortikultura


Sebagai salah satu upaya mendukung peningkatan nilai tambah dan
memperkuat daya saing produk hortikultura di pasar dalam dan luar negeri,
para pemangku kepentingan sangat membutuhkan informasi pasar. Secara
umum manfaat informasi pasar adalah meningkatkan daya tawar petani,
memberikan informasi untuk penyusunan kebijakan pemasaran komoditas
hortikultura, memperlancar arus perdagangan antar pulau/provinsi, dan
memberikan informasi untuk perencanaan usaha tani. Untuk itu sejak tahun
2016, pengelolaan Pelayanan Informasi Pasar khususnya untuk produk
hortikultura telah menjadi tugas dan fungsi Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura pada Ditjen Hortikultura. Fasilitasi pelayanan
informasi pasar oleh petugas informasi pasar dimaksudkan untuk memberikan
bantuan berupa honor dan dukungan operasional lainnya dalam menjalankan
tugasnya.
Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Komoditas
Hortikultura (018.04.EC.5887. BMA.030) Dekonsentrasi
Kegiatan Informasi Pasar Komoditas Hortikultura dilakukan oleh petugas PIP
dalam bentuk pemberian bantuan berupa honor bulanan serta perjalanan
dalam rangka menghadiri koordinasi dan monitoring harga.
a. Rincian Output/ Komponen
Rincian output Informasi Pasar Komoditas Hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama : (052) Fasilitasi Bantuan Honor
- Komponen Pendukung : (053) Pendampingan dan Pengawalan
b. Bentuk Bantuan
Bantuan bagi petugas PIP yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Hortikultura
TA. 2023 adalah sebagai berikut:

38 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

1) Honor selama 10 bulan


2) Perjalanan menghadiri undangan dan pendampingan/ pengawalan

c. Pelaksana dan Penerima


Manfaat Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah bidang/seksi yang menangani kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di tingkat Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota.
Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah petugas yang ditunjuk oleh Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota dan/atau Fungsional Analis Pasar Hasil
Pertanian (APHP) tingkat terampil dan ahli baik di Provinsi maupun
Kabupaten/Kota.

Kriteria penerima manfaat adalah sebagai berikut:


1) Petugas PIP yang ditunjuk dapat berasal dari ASN, tenaga honorer, atau
THL yang melaksanakan tugas pelayanan informasi pasar dan berperan
aktif sebagai sumber informasi pemasaran.
2) Petugas PIP harus dapat berkinerja baik dan menjalankan tugas dengan
penuh tanggung jawab. Pengumpulan, pencatatan, dan pelaporan
informasi pemasaran dilaksanakan sesuai dengan Pedoman PIP yang
telah ditetapkan.

Persyaratan penerima manfaat adalah sebagai berikut :


1. Petugas PIP harus dapat berkinerja dengan baik, disiplin dalam
menyampaikan laporan, dan berperan aktif sebagai sumber informasi
pemasaran yang akurat, cepat, tepat, up to date, serta kontinyu.
2. Bersedia mengumpulkan dan melaporkan meliputi data harga, data
pasokan, data biaya usaha tani, data biaya pemasaran, dan data
supplier.
3. Waktu dan frekuensi pengumpulan, pencatatan, pelaporan data harga
dan data pasokan dilakukan setiap hari, sedangkan data biaya usaha
tani, data biaya pemasaran, dan data supplier dilakukan sesuai dengan
periode pendataan dan/atau kebutuhan.
4. Petugas PIP yang tidak dapat melaksanakan tugasnya karena
mutasi/pindah tugas atau karena kesibukan penugasan lainnya atau hal
lainnya, agar segera melaporkan kepada atasan langsung yang
bersangkutan untuk segera ditunjuk petugas baru.
Penetapan Penerima Manfaat
Tahapan penetapan penerima manfaat sebagai berikut :
1. Ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Provinsi.
2. Tugas dan fungsi Petugas PIP agar disesuaikan dengan wilayah kerjanya:

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 39


Direktorat Jenderal Hortikultura

- Pada tingkat Kabupaten/Kota, Petugas PIP bertanggung jawab untuk


mengumpulkan dan melaporkan data harga (produsen, grosir,
eceran), data pasokan (grosir dan eceran), data biaya usaha tani,
data biaya pemasaran, dan data supplier. Petugas PIP Kabupaten
yang pada wilayah kerjanya terdapat Pasar Lelang Cabai, agar
melaporkan data harga dan pasokan cabai yang terjadi saat
transaksi lelang.
- Pada tingkat Provinsi, Petugas PIP bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan melaporkan data harga, data pasokan, data
biaya pemasaran dan data supplier di seluruh pasar grosir yang
berada di wilayah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan
(baik pada wilayah yang mempunyai Petugas PIP maupun yang tidak
terdapat Petugas PIP).

d. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 berupa Dana Tugas
Dekonsentrasi pada DIPA SATKER Dinas Pertanian Provinsi.
e. Metode Pelaksanaan
Petugas PIP Provinsi dan Kabupten/Kota melaporkan melalui Sistem
Informasi Pasar Hortikultura (SIPASHORTI) dan agar aktif
mensosialisasikan penggunaan Sistem Informasi Pasar Hortikultura.

B. KEGIATAN PEMASARAN
HORTIKULTURA PADA SATKER TUGAS
PEMBANTUAN
Kegiatan Tugas Pembantuan terkait Pemasaran yang dilaksanakan oleh Dinas
Pertanian Provinsi (TP Provinsi) dan atau Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (TP
Kabupaten/Kota) meliputi :
1. Sarana Pemasaran Hortikultura
Kode Rincian Output : 018.04.EC.5887.CAG.010
Kegiatan sarana pemasaran hortikultura dilaksanakan dalam bentuk
pemberian bantuan sarana pemasaran hortikultura berupa alat/mesin sarana
pemasaran.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pemasaran hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama:
(52) Fasilitasi Bantuan Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan Sarana
Pemasaran dalam bentuk alat dan mesin meliputi :
526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda,

40 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Komponen Pendukung :
(051) : Persiapan
(053) : Pendampingan dan Pengawalan

b. Bentuk Bantuan
Pemberian bantuan sarana pemasaran hortikultura yang difasilitasi
melalui APBN Ditjen Hortikultura TA. 2023 ditentukan berdasarkan
kebutuhan. Bentuk bantuan kegiatan sarana pemasaran adalah bantuan
sarana peralatan dan/atau mesin kegiatan pemasaran yang diserahkan
kepada masyarakat/pemda. Sarana Pemasaran yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Sarana pemasaran untuk pasar tani antara lain tenda, meja, kursi,
keranjang, trolley, sealer packaging, plastik wrapping, timbangan digital,
cool box, mesin hitung, atau peralatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
b. Sarana pemasaran untuk pasar lelang antara lain mesin hitung,
pengeras suara/toa, papan tulis, layar monitor harga, meja, kursi, dan
peralatan lainnya yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan.

c. Pelaksana dan Penerima


Manfaat Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah bidang/seksi yang menangani kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura di tingkat Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota.
Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan sarana pemasaran adalah Kelompok
Tani/GAPOKTAN diutamakan yang terdaftar di Simluhtan, Koperasi
Hortikultura/Asosiasi/kelompok masyarakat lainnya
serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura di kawasan dan atau lokasi sentra produksi hortikultura yang
menangani pemasaran secara terus menerus.
Kriteria penerima manfaat adalah sebagai berikut :
Kelompok Tani/GAPOKTAN/kelompok masyarakat lainnya serta
stakeholder/pelaku usaha hortikultura yang menjalankan usaha
pemasaran dan pemasaran produk produk hortikultura atau bermitra
dengan pelaku usaha atau petani produsen/pemasok.
Persyaratan penerima manfaat bantuan Sarana Pemasaran (Pasar
Tani/Pasar Lelang) adalah sebagai berikut :
1) Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas diri (Kartu
Tanda Penduduk/KTP) kepada PPK.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 41


Direktorat Jenderal Hortikultura

2) Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang berwenang.


3) Penerima manfaat diutamakan yang telah diusulkan melalui e-proposal
dan sesuai CPCL yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan kepala Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
4) Bagi kelompok tani penerima bantuan sarana diutamakan sudah
terdaftar dalam Simluhtan.
5) Penerima manfaat sarana pemasaran sanggup menggunakan bantuan
sesuai peruntukannya serta berkomitmen untuk menjaga dan
memelihara aset, dan bersedia menangani kegiatan pemasaran secara
terus menerus serta bersedia melaporkan aktivitas/kinerja
pemanfaatan bantuan.
6) Penerima manfaat diutamakan sudah memiliki jaringan pemasaran dan
atau bermitra dengan pelaku usaha dan atau petani
produsen/pemasok.
7) Penerima manfaat dibantu petugas lapangan bersedia membuat
laporan dan menandatangani dokumen terkait (BAST dan lain
sebagainya) sesuai persyaratan administrasi yang diperlukan. BAST
paling sedikit memuat:
a) Identitas penerima manfaat.
b) Jenis bantuan, jumlah/volume.
c) Nilai nominal barang/jasa.
Contoh format BAST sebagaimana pada lampiran.

Penetapan Penerima manfaat


Tahapan penetapan penerima manfaat Sarana Pemasaran Hortikultura
(Pasar Tani/Pasar Lelang) sebagai berikut :
1) PPK melakukan seleksi calon penerima manfaat sarana sesuai dengan
kriteria penerima manfaat.
2) PPK menetapkan calon penerima manfaat melalui Surat Keputusan
penerima manfaat Sarana dan disahkan oleh KPA sebagai dasar untuk
pemberian bantuan.
3) Surat Keputusan Penerima manfaat dalam bentuk barang/jasa paling
sedikit memuat :
a) Identitas penerima manfaat;
b) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa;
c) Nilai nominal barang/jasa.

d. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 berupa Dana Tugas
Pembantuan pada DIPA SATKER Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

42 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

e. Metode Pelaksanaan
Proses pengadaan fasilitasi sarana pemasaran hortikultura dilakukan oleh
pihak ketiga melalui kontraktual/lelang/penunjukan langsung/transfer
uang atau melalui pembelian e-purchasing pada e-catalog LKPP sesuai
dengan Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Serta
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.
Pemasaran produk dan serah terima barang kepada penerima manfaat
diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih
relevan. Kepala Dinas bertanggung jawab mengawal dan memastikan
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan sarana pemasaran
hortikultura (Pasar Tani/Pasar Lelang) sebagai aset pusat kepada Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota menjadi aset daerah untuk selanjutnya
diserahkan kepada kelompok tani/gapoktan/kelompok masyarakat
lainnya serta stakeholder/pelaku usaha hortikultura yang dituangkan
dalam Berita Acara Serah Terima (BAST).
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pemasaran sesuai dengan fungsinya. Diharapkan pada akhir tahun Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pemanfaatan sarana
pemasaran hortikultura kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

C. KEGIATAN PEMASARAN HORTIKULTURA


PADA SATKER PUSAT

1. Promosi Produk Hortikultura (Satker Pusat)


Kode Rincian Output:
018.04.EC.5887.AEH.020
Kegiatan fasilitasi promosi produk hortikultura dialokasikan di pusat, melalui
gelar produk hortikultura dalam bentuk pameran dalam negeri maupun luar
negeri untuk memasyarakatkan produk hortikultura (segar, olahan,
benih/bibit, tanaman). Selain itu, juga ada dukungan Fasilitasi pemasaran
produk hortikultura, Fasilitasi Sewa Tempat Penyimpanan Produk dan
Dukungan Penyerapan Produk Petani.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 43


Direktorat Jenderal Hortikultura

Produk hortikultura merupakan produk yang mudah rusak (perishable)


dengan harga yang fluktuatif. Selain itu juga disebabkan oleh faktor
panjangnya rantai pemasaran produk, kendala transportasi, perilaku
pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun
kompetisi antar pedagang yang mengakibatkan peningkatan harga komoditas
pangan.
Transportasi sering menyebabkan produksi hortikultura dari daerah sentra
tidak dapat diterima secara merata dan kontinu oleh konsumen di daerah non
sentra sehingga disparitas harga di tingkat konsumen sangat bervariasi antar
wilayah. Tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang
mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. Untuk itu
diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan harga tingkat konsumen
antar wilayah dan keuntungan yang berkeadilan untuk produsen.
Kegiatan fasilitasi pemasaran produk hortikultura dilakukan dalam upaya
untuk mengatasi gejolak pasokan dan harga pangan pokok/strategis, dengan
cara memperpendek rantai pemasaran produk pemasaran dari wilayah
produsen ke wilayah konsumen agar lebih efisien, sehingga produk
hortikultura dapat dipasarkan dengan baik dalam satu wilayah maupun antar
wilayah. Dengan upaya ini diharapkan petani dapat memperoleh harga lebih
baik dan konsumen dapat memperoleh harga yang lebih terjangkau.
Kegiatan penyimpanan produk hortikultura, dimaksudkan untuk membantu
petani mendapatkan harga yang lebih baik dengan cara menunda jual produk.
Fasilitasi penyimpanan juga digunakan sebagai tempat transit sementara
dalam proses pemasaran produk ke pasar.
Kegiatan penyerapan produk petani dimaksudkan untuk membantu petani
yang sedang panen dan mengalami over produksi, sehingga harga produk
petani menjadi rendah dan perlu dilakukan penyerapan produk hasil
panennya.
Kegiatan promosi produk Hortikultura dilakukan dengan pengelolaan sebagai
berikut:
a. Rincian Output/Komponen
Rincian Output Promosi Produk Hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama:
(052) : Promosi produk hortikultura
Akun belanja yang digunakan pada kegiatan promosi produk
hortikultura :
521211 : Belanja Bahan
521219 : Belanja Barang Non Operasional Lainnya
522141 : Belanja Sewa
522191 : Belanja Jasa Lainnya

44 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

(052) : Fasilitasi Pemasaran Produk Hortikultura


Akun belanja yang digunakan adalah :
521219 : Belanja Barang Non Operasional Lainnya

(52) : Dukungan Biaya Penyimpanan Produk Hortikultura


Akun belanja yang digunakan adalah :
522141 : Belanja Sewa

- Komponen Pendukung :
(51) : Identifikasi/ Koordinasi/ Sosialisasi
(053) : Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

b. Bentuk Bantuan
Bentuk fasilitasi/bantuan kegiatan promosi produk hortikultura berupa:
- Promosi poduk Hortikultura : fasilitasi promosi di event dalam negeri
(Kementerian/Lembaga/Institusi), promosi luar negeri, forum
bisnis/komunikasi/konsolidasi.
- Fasilitasi pemasaran produk hortikultura: fasilitasi biaya pengangkutan
produk, sewa tempat penyimpanan produk dan penyerapan produk
petani.
Bentuk bantuan berupa biaya pemasaran produk dengan akun:
521219 (belanja barang non operasional lainnya) adalah bantuan biaya
transportasi terhadap produk yang daerahnya kelebihan hasil produksi
hortikultura ke daerah lain yang kekurangan pasokan atau sebaliknya.
Bentuk bantuan berupa sewa tempat penyimpanan produk dengan akun:
522141 (belanja sewa) adalah memberikan fasilitasi sewa tempat untuk
produk yang harganya rendah dan akan dijual diwaktu harga sudah cukup
baik (tunda jual).
Bentuk bantuan berupa dukungan penyerapan produk dengan akun
526311 (belanja barang bantuan lainnya untuk diserahkan kepada
masyarakat/pemda) adalah membeli produk petani yang harganya rendah,
komoditasnya mudah rusak dan tidak bisa disimpan.
Pemanfaatan bantuan ini adalah untuk komoditas hortikultura yang
bernilai ekonomis dan dapat memberdayakan masyarakat setempat.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 45


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Pelaksana dan Penerima


Manfaat Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura dengan dibantu dan koordinasi Dinas Pertanian Provinsi/
Kabupaten/Kota dengan pengelolaan kegiatan dan bantuan sebagai
berikut:
1) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a) Menetapkan Petunjuk Teknis Kegiatan;
b) Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan lembaga terkait
dalam pelaksanaan kegiatan;
c) Menerima laporan dari Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota atau
Asosiasi Komoditas Pangan atau pelaku usaha terkait adanya
gejolak harga dan pasokan pangan yang menghendaki
dilakukannya kegiatan bantuan pemasaran produk hortikultura
lintas provinsi atau dalam wilayah provinsi.
d) Memverifikasi laporan dari Dinas Lingkup Pertanian/Asosiasi
Komoditas Pangan terkait adanya gejolak harga dan pasokan
pangan yang menghendaki dilakukannya kegiatan bantuan
pemasaran produk hortikultura untuk memastikan memang benar
terjadi gejolak harga produk hortikultura.
e) Melakukan pengaturan pelaksanaan kegiatan yang meliputi
penetapan petani komoditas hortikultura yang akan melakukan
pengiriman/dibeli produknya/ membutuhkan sewa penyimpanan
produk, lokasi pengiriman, tujuan pengiriman, volume dan harga
produk yang dikirim.
f) Menetapkan penanggungjawab kegiatan yang akan melakukan
pemasaran produk.
g) Melakukan monitoring pengelolaan pemasaran produk
hortikultura pangan dan memastikan bahwa kegiatan dapat
berjalan secara baik dan benar.
h) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pada akhir tahun anggaran.

2) Dinas yang menangani pemasaran hortikultura


Provinsi/Kabupaten/Kota yang rendah pasokan produk
hortikulturanya, dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a) Menerima laporan dari masyarakat, Asosiasi Komoditas Pangan,
dan pelaku usaha terkait adanya gejolak harga dan pasokan
pangan yang menghendaki dilakukannya kegiatan bantuan
pemasaran produk hortikultura (kegiatan pemasaran produk,
penyerapan produk, dan sewa penyimpanan produk).

46 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

b) Memverifikasi laporan dari masyarakat, Asosiasi Komoditas


Pangan, dan pelaku usaha terkait adanya gejolak harga dan
pasokan pangan dengan melakukan survey lapangan untuk
memastikan memang benar terjadi gejolak harga dan pasokan
pangan (kegiatan pemasaran produk, penyerapan produk, dan
sewa penyimpanan produk).
c) Melaporkan ke Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura terkait adanya gejolak harga dan pasokan pangan
yang menghendaki dilakukannya kegiatan bantuan pemasaran
produk hortikultura antar provinsi atau dalam wilayah provinsi
(kegiatan pemasaran produk, penyerapan produk, dan sewa
penyimpanan produk).
d) Menentukan pihak penerima produk hortikultura di lokasi tujuan
pemasaran produk yaitu pedagang, distributor, BUMD, Pasar Mita
Tani Hortikultura atau pihak lain yang ditentukan pemerintah
(kegiatan pemasaran produk).
e) Melakukan pengawalan pemasaran agar pedagang, distributor,
BUMD, Pasar Mitra Tani Hortikultura, atau pihak lain menjual
produk hortikultura dengan harga jual yang telah disepakati
(kegiatan pemasaran produk).

3) Dinas yang menangani pemasaran produk hortikultura


Provinsi/Kabupaten/Kota yang surplus produk hortikultura
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a) Menginformasikan ke Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura petani/GAPOKTAN/ asosiasi pelaku usaha yang
mengalami kendala pemasaran (kegiatan pemasaran produk,
penyerapan produk, dan sewa penyimpanan produk).
b) Menginformasikan ke Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura petani/GAPOKTAN /asosiasi/pelaku usaha yang
dapat memasok produk hortikultura ke daerah yang
kekurangan pasokan (kegiatan pemasaran produk).
c) Membantu membuat kontrak kerjasama antara
petani/GAPOKTAN/asosiasi komoditas hortikultura yang akan
melakukan pengiriman dengan pedagang, distributor, BUMD,
Pasar Mita Tani Hortikultura, atau pihak lain di wilayah tujuan,
yang memuat nama pengirim, alamat asal pengiriman, jenis dan
volume komoditas yang akan dikirim, harga komoditas yang
disepakati. (kegiatan pemasaran produk).

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 47


Direktorat Jenderal Hortikultura

d) Menentukan petani yang dibeli produknya dan petani yang


membutuhkan sewa penyimpanan produk hortikultura (kegiatan
sewa penyimpanan produk, penyerapan produk).
e) Mencari informasi jasa pengangkutan/ transportasi sebagai
pembanding untuk menentukan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
dapat melalui online atau langsung ke lapangan (kegiatan
pemasaran produk, sewa penyimpanan produk).

4) Petani/asosiasi/pelaku usaha hortikultura di daerah surplus produk


hortikultura melaksanakan kegiatan sebagai berikut (kegiatan
pemasaran produk):
a) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
pelaksanaan kegiatan bersama dengan Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani pemasaran
hortikultura. Mengusulkan Usaha Jasa Transportasi/
Pengangkutan diupayakan yang berbadan hukum dan ada di
wilayahnya sebagai pelaksana pengiriman bahan pangan ke Ditjen
Hortikultura;
b) Menyiapkan bahan pangan yang akan dikirimkan yang meliputi
jenis, jumlah dan harga sesuai kesepakatan yang telah disetujui
sesuai kontrak;
c) Mengkoordinasikan pengiriman bahan pangan ke lokasi yang telah
disepakati sesuai kontrak kerjasama.
5) Usaha Jasa Transportasi/ Pengangkutan melaksanakan kegiatan
sebagai berikut (kegiatan pemasaran produk):
a) Melakukan kontrak kerjasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Ditjen Hortikultura.
b) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
untuk pelaksanaan pengiriman.
c) Melakukan pengiriman bahan pangan ke lokasi yang telah
disepakati sesuai kontrak.
6) Pedagang yang telah ditetapkan melaksanakan kegiatan sebagai
berikut: Menerima komoditas dan memasarkan/pemasaran produk
produk hortikultura kepada masyarakat sesuai kesepakatan.

Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah penerima bantuan yaitu
petani/kelompok tani/GAPOKTAN/asosiasi/pelaku usaha hortikultura di
kawasan sentra produksi, pelaku pemasaran di daerah tujuan dan
konsumen/masyarakat di daerah tujuan pengiriman produk.

48 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Kriteria penerima manfaat adalah sebagai berikut :


1) Petani penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang
berwenang.
2) Pelaku pemasaran penerima manfaat di daerah tujuan pengiriman
produk diutamakan sudah memiliki jaringan pemasaran dan atau
bermitra dengan pelaku usaha dan atau petani produsen/ pemasok.
3) Pelaku pemasaran penerima manfaat di daerah tujuan sanggup
memasarkan komoditas sesuai peruntukannya serta berkomitmen
menjual produk sesuai kesepakatan, dan melaporkan
aktivitas/kinerja pemanfaatan bantuan.

d. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 pada DIPA SATKER
Pusat (Ditjen Hortikultura).

1) Mekanisme Penyaluran Dana


Dana yang tersedia berupa biaya operasional yang dilaksanakan
melalui proses Belanja Langsung / Ganti Uang (GU) / swakelola /
transfer uang berdasarkan Keputusan dan Perjanjian Kerjasama
antara Usaha Jasa Transportasi/ Pengangkutan Pelaksana dengan PPK.
2) Perjanjian Kerjasama
Perjanjian kerjasama memuat:
- Maksud dan tujuan;
- Ruang lingkup;
- Hak dan kewajiban para pihak;
- Jumlah komoditas yang dikirim;
- Mekanisme pelaksanaan yang mengatur tata cara pengiriman
produk;
- Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila tidak melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan kontrak;
- Jangka waktu;
- Pilihan hukum, mengatur dalam hal pelaksanaan dan/atau
terjadinya perselisihan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
3) Pengajuan Permohonan Pembayaran
Bila pekerjaan telah selesai dilaksanakan, pelaksana pekerjaan dapat
mengajukan permohonan pembayaran kepada PPK dilampiri
dokumen pencairan dana sesuai dengan perjanjian kerjasama;

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 49


Direktorat Jenderal Hortikultura

Permohonan pembayaran oleh pelaksana dilakukan dengan


melampirkan:
- Perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh pelaksana
dan PPK;
- Kwitansi bukti penerimaan uang yang akan ditandatangani
pelaksana.

4) Pengajuan SPP-Belanja Langsung (LS)/Ganti Uang (GU)


Untuk pembayaran secara sekaligus disampaikan kepada PP-SPM
dengan dilampiri:
- Perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh pelaksana
dan PPK;
- Kwitansi bukti penerimaan uang yang akan ditandatangi oleh
pelaksana dan disahkan oleh PPK.
5) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
PPK membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan kepada pelaksana.

e. Metode Pelaksanaan
1) Kegiatan bantuan pemasaran produk hortikultura bagi petani
dilaksanakan dalam bentuk bantuan biaya pemasaran produk dari
daerah yang kelebihan hasil produksi hortikultura ke daerah lain yang
kekurangan pasokan dan biaya angkut dari lokasi petani atau
sebaliknya. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi tingginya harga
suatu komoditas hortikultura di suatu daerah akibat kurangnya
pasokan produk di pasar. Komoditas hortikultura tersebut adalah
cabai, bawang merah, bawang putih, sayur-sayuran, dan komoditas
hortikultura lainnya. Demikian pula untuk kegiatan penyimpanan
produk dan penyerapan produk dilakukan pada daerah yang
kelebihan hasil produksi.
2) Proses pengiriman produk hortikultura dilakukan oleh perusahaan
Jasa Transportasi/ Pengangkutan melalui kontraktual/ lelang/
Penunjukan Langsung sesuai dengan Perpres Nomor 12 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3) Pemasaran produk dan serah terima barang kepada penerima bantuan
diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih
relevan.

50 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

4) Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan


monitoring dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan
pemanfaatan fasilitasi bantuan sesuai dengan fungsinya.

2. Sarana Pemasaran Hortikultura (Satker Pusat)


Kode Rincian Output : 018.04.EC.5887.CAG.010
Kegiatan sarana pemasaran hortikultura pada satker Pusat/Ditjen
Hortikultura dalam rangka mendukung kegiatan prioritas lain dilaksanakan
oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. Adapun tata
laksananya meliputi pengusulan CPCL, verifikasi CPCL, penyaluran bantuan,
serah terima bantuan, serta monitoring dan evaluasi tetap melalui dan
berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan sarana pemasaran
hortikultura berupa alat/mesin sarana pemasaran.
a. Rincian Output/Komponen
Rincian output sarana pemasaran hortikultura meliputi komponen:
- Komponen Utama:
(52) Fasilitasi Bantuan Sarana
Akun belanja yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Bantuan Sarana
Pemasaran meliputi :
526112 : Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda,
Akun belanja yang digunakan untuk melengkapi kegiatan Fasilitasi
Bantuan Sarana Pemasaran adalah :
521211 : Belanja Bahan
Komponen Pendukung :
(051) : Persiapan
(053) : Pendampingan dan Pengawalan

b. Bentuk Bantuan
Pemberian bantuan sarana pemasaran hortikultura satker pusat yang
difasilitasi melalui APBN Ditjen Hortikultura TA. 2023 ditentukan
berdasarkan kebutuhan, dapat dilakukan secara kontraktual. Bentuk
bantuan kegiatan sarana pemasaran adalah bantuan sarana peralatan
dan/atau mesin kegiatan pemasaran yang diserahkan kepada
masyarakat/pemda. Sarana Pemasaran yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
Sarana pemasaran untuk pasar tani antara lain tenda, meja, kursi,
keranjang, trolley, sealer packaging, plastik wrapping, timbangan digital,
cool box, mesin hitung, atau peralatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 51


Direktorat Jenderal Hortikultura

Bantuan sarana pemasaran hortikultura berikutnya adalah bantuan untuk


mendukung kerjasama antara petani champion bawang cabai Ditjen
Hortikultura dengan Pasar Tani di daerah. Bentuk dari bantuan melalui
mekanisme Transfer Uang oleh Satker Pusat kepada Pasar Tani daerah
yang dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Daerah. Bantuan ini dapat
digunakan untuk mengantisipasi gejolak harga yang sedang terjadi di
daerah tersebut. Mekanisme transfer uang mengikuti aturan yang sudah
ditetapkan.
Mekanismenya adalah pusat menerima laporan dari dinas/pasar tani
bahwa terjadi gejolak harga yang cukup tinggi di wilayah tersebut.
Sebaliknya Pusat juga dapat memerintahkan agar Pasar Tani setempat
membeli produk Cabai dan Bawang Merah karena dikhawatirkan di
daerah tersebut akan terjadi gejolak harga. Pencairan uang dilakukan oleh
Ketua Pasar Tani dan diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian setempat.
Setelah terjadi penjualan, maka uang tersebut dikembalikan lagi ke
rekening bantuan. Diakhir tahun anggaran, Dinas Pertanian setempat
wajib membelikan sarana pemasaran yang dibutuhkan oleh kelompok
Pasar Tani sesuai dengan rancangan usulan kegiatan pada batas waktu
yang di sepakati.

c. Pelaksana dan Penerima


Manfaat Pelaksana
Pelaksana kegiatan bantuan sarana pemasaran adalah Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura berkoordinasi dengan
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/ Kota dengan pengelolaan kegiatan
dan bantuan sebagai berikut:
1) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
bertanggungjawab pada pengelolaan kegiatan secara nasional,
memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:
a. Menghimpun dan menerima usulan bantuan dari Dinas Provinsi
dan menetapkannya dalam bentuk SK
b. Melakukan pembinaan
c. Monitoring dan Evaluasi
d. Mengelola administrasi teknis kegiatan sarana pemasaran
hortikultura.
2) Kepala Dinas Provinsi
Kepala Dinas Provinsi berperan sebagai penyelia pelaksanaan
kegiatan di wilayahnya, memiliki peran dan tanggung jawab antara
lain:

52 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

a. Menghimpun, menerima dan melakukan verifikasi usulan dari


Dinas Kabupaten/Kota serta berbagai pihak lain sesuai
ketentuan (kelompok masyarakat, lembaga pemerintah,
lembaga non pemerintah, dll).
b. Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan surat
persetujuan dan meneruskan usulan ke Direktur Jenderal
Hortikultura cq. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura.
c. Melakukan pengawasan terhadap pengadaan yang dilakukan
dan membentuk tim pengawas penyaluran bantuan sesuai
dengan kontrak/SK penerima bantuan.
d. Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan sesuai
dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan dan sasaran.
3) Kepala Dinas Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana kegiatan
di lapangan, bertanggung jawab antara lain:
a. Menghimpun, menerima dan melakukan identifikasi kebenaran
usulan dari berbagai pihak sesuai ketentuan (kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, dan
lain-lain).
b. Melakukan pengawasan penyaluran bantuan oleh penyedia
barang sesuai dengan kontrak/SK penerima bantuan.
c. Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan agar
sesuai dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan, dan sasaran.

Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan sarana pemasaran adalah Kelompok
Tani/GAPOKTAN diutamakan yang terdaftar di Simluhtan, Koperasi
Hortikultura/Asosiasi/kelompok masyarakat lainnya
serta stakeholder/pelaku usaha
hortikultura di kawasan dan atau lokasi sentra produksi hortikultura yang
menangani pemasaran secara terus menerus.
Kriteria penerima manfaat adalah sebagai berikut :
Kelompok Tani/GAPOKTAN/kelompok masyarakat lainnya serta
stakeholder/pelaku usaha hortikultura yang menjalankan usaha
pemasaran dan pemasaran produk produk hortikultura atau bermitra
dengan pelaku usaha atau petani produsen/pemasok.
Persyaratan penerima manfaat bantuan Sarana Pemasaran adalah sebagai
berikut :
1) Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas diri (Kartu
Tanda Penduduk/KTP) kepada PPK.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 53


Direktorat Jenderal Hortikultura

2) Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang berwenang.


3) Penerima manfaat diutamakan yang telah diusulkan melalui e-proposal
dan sesuai CPCL yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan kepala Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.
4) Bagi kelompok tani penerima bantuan sarana diutamakan sudah
terdaftar dalam Simluhtan.
5) Penerima manfaat sarana pemasaran sanggup menggunakan bantuan
sesuai peruntukannya serta berkomitmen untuk menjaga dan
memelihara aset, dan bersedia menangani kegiatan pemasaran secara
terus menerus serta bersedia melaporkan aktivitas/kinerja
pemanfaatan bantuan.
6) Penerima manfaat diutamakan sudah memiliki jaringan pemasaran dan
atau bermitra dengan pelaku usaha dan atau petani
produsen/pemasok.
7) Penerima manfaat dibantu petugas lapangan bersedia membuat
laporan dan menandatangani dokumen terkait (BAST dan lain
sebagainya) sesuai persyaratan administrasi yang diperlukan. BAST
paling sedikit memuat:
d) Identitas penerima manfaat.
e) Jenis bantuan, jumlah/volume.
f) Nilai nominal barang/jasa.
Contoh format BAST sebagaimana pada lampiran.

Penetapan Penerima manfaat


Tahapan penetapan penerima manfaat Sarana Pemasaran Hortikultura
sebagai berikut :
1) PPK melakukan seleksi calon penerima manfaat sarana sesuai dengan
kriteria penerima manfaat.
2) PPK menetapkan calon penerima manfaat melalui Surat Keputusan
penerima manfaat Sarana dan disahkan oleh KPA sebagai dasar untuk
pemberian bantuan.
3) Surat Keputusan Penerima manfaat dalam bentuk barang/jasa paling
sedikit memuat :
a) Identitas penerima manfaat;
b) Jumlah/volume, jenis, serta satuan barang/jasa;
c) Nilai nominal barang/jasa.

d. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBN Tahun 2023 pada DIPA SATKER
Pusat (Ditjen Hortikultura).

54 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

e. Metode Pelaksanaan
Proses pengadaan fasilitasi sarana pemasaran hortikultura dilakukan oleh
pihak ketiga melalui kontraktual/penunjukan langsung atau melalui
pembelian e-purchasing pada e-catalog LKPP sesuai dengan Perpres
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Serta Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga.
Pemasaran produk dan serah terima barang kepada penerima manfaat
diatur melalui petunjuk mekanisme serah terima barang yang masih
relevan. Kepala Dinas bertanggung jawab mengawal dan memastikan
penyaluran bantuan dan pemanfaatannya tepat sasaran.
Direktorat Jenderal Hortikultura menyerahkan sarana pemasaran
hortikultura sebagai aset pusat kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
menjadi aset daerah untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok
tani/gapoktan/kelompok masyarakat lainnya serta stakeholder/pelaku
usaha hortikultura yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima
(BAST).
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota wajib melakukan monitoring
dan evaluasi serta bimbingan/pendampingan pemanfaatan sarana
pemasaran sesuai dengan fungsinya. Diharapkan pada akhir tahun Dinas
Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pemanfaatan sarana
pemasaran hortikultura kepada Direktur Jenderal Hortikultura c.q
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 55


Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB V
KEGIATAN STANDARDISASI DAN MUTU
PRODUK HORTIKULTURA

Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas, penerapan Good Agricultural


Practices (GAP) melalui Standard Operational Procedure (SOP) untuk
menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing di pasar domestik maupun
internasional adalah salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Penerapan
GAP/SOP mampu memberi nilai tambah bagi petani dalam bentuk efisiensi
penggunaan input serta pasar yang lebih luas.
Selain sebagai bukti penerapan GAP/SOP, nomor registrasi kebun dan lahan usaha
saat ini digunakan sebagai salah satu persyaratan ekspor. Kebun dan lahan usaha
yang telah mendapat nomor registrasi tersebut siap untuk ditindaklanjuti dengan
sertifikasi seperti Sertifikasi GAP, Sertifikasi Organik, maupun standar jaminan
mutu lainnya.
Untuk pencapaian pengembangan penerapan jaminan mutu dan sistem
standardisasi mutu komoditas hortikultura, maka perlu adanya Fasilitasi kegiatan
standardisasi produk, pembinaan kelompok masyarakat dan sertifikasi produk
dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura.
Dalam rangka mendukung kegiatan tersebut, maka Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura tahun 2023 memfasilitasi kegiatan terkait
standardisasi dan mutu produk hortikultura meliputi:
A. Kegiatan Dekonsentrasi:
1. Penerapan GAP (5887.BDD.021)
2. Penerapan GHP (5887.BDD.022)

B. Kegiatan Pusat :
1. Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura (5887.ADA.010)
2. Sertifikasi Produk Hortikultura-Organik (5887.PDC.010)
3. Penerapan GHP (5887.BDD.022)

Penjelasan terkait kegiatan standardisasi dan mutu produk hortikultura pada tiap
penanggung jawab adalah sebagai berikut.

56 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

A. KEGIATAN STANDARDISASI DAN


MUTU PADA SATKER
DEKONSENTRASI

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah kepada gubernur


sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh
gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi, tidak termasuk
dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
Kegiatan Dekonsentrasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura akan
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi, yang meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1. Penerapan GAP Hortikultura
2. Penerapan GHP Hortikultura

Pelaksanaan output kegiatan Pusat Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Hortikultura adalah sebagai berikut:

1. Penerapan GAP Hortikultura


Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dalam budidaya tanaman buah,
sayuran dan tanaman obat dimaksudkan untuk memperbaiki proses produksi
menjadi lebih ramah lingkungan, meningkatkan kualitas produk sesuai standar,
memungkinkan penelusuran semua aktivitas produksi dan dapat dilacak balik bila
terjadi masalah atau keluhan dari konsumen, serta meningkatkan daya saing
dalam memasuki pasar global. Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan petani dalam menerapkan GAP maka perlu
dilakukan gerakan penerapan GAP bagi petani sebagai salah satu upaya
pendekatan dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan
petani dalam menerapkan prinsip-prinsip GAP tanaman buah.
Gerakan penerapan GAP merupakan wahana bagi para petani untuk saling
belajar dan bertukar pengalaman antar anggota dan interaksi antara petani dan
petugas. Kegiatan ini diselenggarakan sesuai dengan tahapan budidaya dan umur
tanaman. Pelaksanaan Penerapan GAP dipandu oleh petugas kabupaten dengan
peserta petani penerima manfaat yang masing-masing memiliki komitmen untuk
menyampaikannya kepada petani di lingkungannya sehingga diharapkan akan
berdampak luas terhadap upaya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
buah.
Penerapan GAP perlu dilakukan dalam rangka menghasilkan produk yang
bermutu aman konsumsi, sehingga dikemudian hari diharapkan kebun dan lahan

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 57


Direktorat Jenderal Hortikultura

usaha dari kelompok yang menerapkan GAP dapat diproses lebih lanjut untuk
mendapatkan registrasi kebun GAP serta produk yang dihasilkan memperoleh
sertifikasi GAP oleh otoritas kompeten yang ditetapkan. Pelaksanan kegiatan ini
dimulai dari identifikasi dan pelaksanaan Penerapan GAP.
Terkait hal tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura memfasilitasi petugas provinsi untuk melakukan Penerapan GAP
pada daerah yang sudah mengikuti PPHT (Program Pengendalian Hama Terpadu)
atau telah memahami GAP sehingga kegiatan yang dilakukan dapat optimal dan
efisien.
Pelaksanaan kegiatan Penerapan GAP dilakukan di DAERAH yang difasilitasi
melalui APBN Ditjen Hortikultura TA. 2023.
a. Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan Penerapan GAP pada tahun 2023 tersebar di 21
Provinsi dengan kelompok penerima sebanyak 55 kelompok yang terdiri dari
23 kelompok buah dan florikultura; dan 32 kelompok sayuran dan tanaman
obat. Adapun lokasi kegiatan sebagaimana pada lampiran.
b. Output, Sub Output, Komponen
Kegiatan Output: (BDD.021) Penerapan
GAP Komponen:
(51) Persiapan
(52) Penerapan GAP
(53) Pendampingan dan Pengawalan
c. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan Penerapan GAP adalah Dinas Pertanian Provinsi bekerja
sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Penerima manfaat pada
kegiatan ini adalah Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan para
pelaku usaha (Gapoktan/Kelompok Tani/Petani) Sayuran dan Buah yang
berlokasi di tempat pelaksanaan penerapan GAP, maupun pihak terkait lain
yang kompeten di bidangnya.
d. Metode Pelaksanaan
Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota secara swakelola sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Kegiatan diawali dengan proses identifikasi persiapan kegiatan
Penerapan GAP oleh Dinas kabupaten/kota dan selanjutnya pelaksanaan oleh
petugas lapang yang bertugas menjadi fasilitator selama kegiatan Bimbingan
Teknis Penerapan GAP Hortikultura berlangsung. Penyelenggaraan kegiatan
dilaksanakan selama 1 (satu) periode produksi komoditas hortikultura dan
disesuaikan dengan jenis tanaman dan waktu panen.

58 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Metode pelaksanaan kegiatan Penerapan GAP pada prinsipnya mengandung


unsur komponen: persiapan, penerapan GAP, serta pendampingan dan
pengawalan.
Secara umum, berikut penjelasan terhadap metode pelaksanaan Penerapan
GAP (5887.ADA.021) yang terbagi dalam :
(51) Persiapan
(52) Penerapan GAP
(53) Pendampingan dan Pengawalan
Pada komponen Persiapan (051) dapat dimanfaatkan untuk belanja
perjalanan dinas biasa (524111) seperti perjalanan dari provinsi ke
kabupaten dalam rangka identifikasi dan untuk belanja perjalanan dinas
dalam kota (524113) dalam rangka perjalanan dari kabupaten ke lokasi.
Komponen penerapan GAP (052) dapat dimanfaatkan untuk belanja bahan
(521211) seperti bahan praktek dan alat peraga, konsumsi, spanduk,
sertifikat, dokumentasi, penggandaan, penjilidan dan pelaporan; belanja jasa
profesi (521213) untuk honor pemandu lapang; belanja perjalanan dinas
dalam kota (524113) seperti transport transport lokal supervise/pembinaan
kab./kota; belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota (524114)
seperti uang saku petani, transport lokal PPL/KCD; belanja perjalanan dinas
biasa (524111) untuk perjalanan dalam rangka gerakan penerapan GAP dari
provinsi ke kabupaten.
Komponen pendampingan dan pengawalan (053) dapat digunakan untuk
belanja perjalanan biasa (524111) untuk perjalanan monitoring dari provinsi
ke lokasi dan belanja perjalanan dinas dalam kota (524113) dari kabupaten
ke lokasi.
Selain pemahaman terhadap pembelanjaan pada komponen kegiatan,
pelaksana kegiatan di provinsi seharusnya juga mengetahui dan memahami
metode atau prosedur atau tatacara melaksanakan kegiatan penerapan GAP
teknis operasional di lapangan.

2. Penerapan GHP
Dalam rangka pengembangan produk hortikultura yang bermutu dan
berdaya saing di pasar domestik dan internasional, selain penerapan budidaya
yang baik dan benar (Good Agricultural Practices/GAP), juga diperlukan
penanganan pascapanen yang baik dan benar (Good Handling Practices/GHP).
Kegiatan pascapanen produk hortikultura merupakan salah satu kegiatan dalam
usahatani

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 59


Direktorat Jenderal Hortikultura

yang perlu mendapat perhatian, karena menyangkut kehilangan hasil baik dalam
bobot maupun mutu. Diperkirakan menurut FAO tahun 1979 tingkat kerusakan
dapat mencapai 30-50% bila penanganan saat panen kurang tepat. Sebaliknya,
apabila ditangani secara baik dan benar, perlakuan pascapanen dapat
memperpanjang kesegaran, mencegah menurunnya mutu hasil panen, menekan
tingkat kehilangan hasil, memperpanjang umur simpan, dan pada akhirnya
meningkatkan pendapatan petani. Penanganan pascpanen hortikultura
merupakan salah satu mata rantai dalam pencapaian standar mutu produk
hortikultura. Aneka ragam produk hortikultura sebelum dipasarkan ke berbagai
pasar atau dijual langsung kepada konsumen, perlu mengalami perlakuan
penyiapan yang pada umumnya dilakukan di bangsal pascapanen (packing house).
Kegiatan penanganan pascapanen hortikultura masih dilakukan di tempat
yang kurang memadai, bukan di bangsal/gudang pascapanen. Keterbatasan
pengetahuan pascapanen di Indonesia menyebabkan banyak pelaku usaha
hortikultura yang belum melakukan praktek-praktek penanganan hasil panen di
bangsal pascapanen yang memadai.
Tahapan kegiatan pascapanen untuk setiap jenis komoditas hortikultura
memerlukan penanganan yang berbeda sesuai karakter masing-masing dan
secara umum. yang dilakukan di bangsal pascapanen antara lain sebagai berikut:
penerimaan pasokan produk, pembongkaran muatan, diangin-anginkan (curring),
pemeriksaan, dan pencatatan pasokan; sortasi (pemilahan produk); perompesan
(trimming), pembersihan atau pencucian; pengkelasan (grading); perlakuan
dengan fungisida (pilihan); pelilinan (waxing); pengepakan (packaging); fumigasi,
pemeraman, yang merupakan beberapa perlakuan tambahan sebelum atau
sesudah pengepakan; dan penyimpanan sebelum pengangkutan.
Penanganan pascapanen yang tepat sangat berperan dalam upaya menekan
kehilangan dan kerusakan hasil serta meningkatkan nilai tambah bagi petani dan
pelaku usaha agribisnis hortikultura. Oleh karena itu diperlukan peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan perubahan pemahaman sikap baik petani
produsen serta para petugas baik pusat maupun daerah. Good Handling Practices
(GHP) merupakan acuan mengenai norma penanganan pascapanen yang baik
yang banyak dipersyaratkan dalam perdagangan internasional.
Penerapan pascapanen yang baik harus memperhatikan kaidah-kaidah
keamanan bagi konsumen dan pekerja, ramah lingkungan, serta memberikan
keuntungan yang optimal. Penerapan pascapanen yang baik hendaknya dapat
dilaksanakan mulai dari level produsen/petani sampai pelaku usaha ekspor. Agar
penerapan pascapanen dapat dilakukan secara konsisten maka diperlukan suatu
metode pembelajaran yang tepat yaitu melalui Bimbingan teknis berjenjang atau
Metode Sekolah Lapang yang merupakan media pembelajaran langsung di

60 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

lapangan bagi petugas, petani/pelaku usaha melalui pendekatan partisipatif


dengan merencanakan, mengerjakan, menemukan/memecahkan masalah sendiri
berdasarkan kemitraan antara pelatih, peserta secara bertahap dan
berkesinambungan.
Terkait hal tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura memfasilitasi petugas provinsi untuk melakukan Penerapan GHP
pada kelompok yang sudah memahami GAP, dan nantinya kelompok ini jika
memiliki bangsal pascapanen akan dilanjutkan ke Registrasi Bangsal Pascapanen
sebagai salah satu persyaratan pasar lokal/ekspor.
Pelaksanaan kegiatan Penerapan GHP di DAERAH yang difasilitasi melalui
APBN Ditjen Hortikultura TA. 2023.
a. Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan Penerapan GHP pada tahun 2023 tersebar di 8
Provinsi sentra produksi utama hortikultura di Indonesia dengan target
sebanyak 21 kelompok. Adapun lokasi kegiatan sebagaimana pada lampiran.

b. Output, Sub Output, Komponen


Kegiatan Output: (BDD.022) Penerapan
GHP Komponen:
(51) Persiapan
(52) Penerapan GHP
(53) Pendampingan dan Pengawalan

c. Pelaksana dan Penerima Manfaat


Pelaksana kegiatan Penerapan GHP adalah Dinas Pertanian Provinsi bekerja
sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Penerima manfaat pada
kegiatan ini adalah Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan para
pelaku usaha (Gapoktan/Kelompok Tani/Petani) Sayuran dan Buah yang
berlokasi di tempat pelaksanaan penerapan GHP, maupun pihak terkait lain
yang kompeten di bidangnya. Penerima manfaat pada kegiatan ini sebanyak
21 Kelompok, dan tersebar di 8 Provinsi (Daerah).

d. Metode Pelaksanaan
Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota secara swakelola sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Kegiatan diawali dengan proses identifikasi persiapan kegiatan
Penerapan GHP oleh Dinas kabupaten/kota dan selanjutnya pelaksanaan oleh
petugas lapang yang bertugas menjadi fasilitator selama kegiatan Bimbingan
Teknis Penerapan GHP Hortikultura berlangsung.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 61


Direktorat Jenderal Hortikultura

Metode pelaksanaan kegiatan Penerapan GHP pada prinsipnya mengandung


unsur komponen: persiapan, penerapan GHP, serta pendampingan dan
pengawalan.

Secara umum, berikut penjelasan terhadap metode pelaksanaan Penerapan


GHP (5887.BDD.022) yang terbagi dalam:
(51) Persiapan
(52) Penerapan GHP
(53) Pendampingan dan Pengawalan
Pada komponen Persiapan (051) dapat dimanfaatkan untuk belanja
perjalanan dinas biasa (524111) seperti perjalanan dari provinsi ke
kabupaten dalam rangka identifikasi dan untuk belanja perjalanan dinas
dalam kota (524113) dalam rangka perjalanan dari kabupaten ke lokasi.
Komponen penerapan GAP (052) dapat dimanfaatkan untuk belanja bahan
(521211) seperti bahan praktek dan alat peraga, konsumsi, spanduk,
sertifikat, dokumentasi, penggandaan, penjilidan dan pelaporan; belanja jasa
profesi (521213) untuk honor pemandu lapang; belanja perjalanan dinas
dalam kota (524113) seperti transport transport lokal supervisi/pembinaan
kab./kota; belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota (524114)
seperti uang saku petani, transport lokal PPL/KCD; belanja perjalanan dinas
biasa (524111) untuk perjalanan dalam rangka gerakan penerapan GAP dari
provinsi ke kabupaten.
Komponen pendampingan dan pengawalan (053) dapat digunakan untuk
belanja perjalanan biasa (524111) untuk perjalanan monitoring dari provinsi
ke lokasi dan belanja perjalanan dinas dalam kota (524113) dari kabupaten
ke lokasi.
Selain pemahaman terhadap pembelanjaan pada komponen kegiatan,
pelaksana kegiatan di provinsi seharusnya juga mengetahui dan memahami
metode atau prosedur atau tatacara melaksanakan kegiatan registrasi
bangsal pascapanen secara teknis operasional di lapangan.

62 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

B. KEGIATAN STANDARDISASI DAN


MUTU PADA SATKER PUSAT

Pelaksanaan rincian output kegiatan standardisasi dan mutu pusat Direktorat


Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura adalah sebagai berikut :
1. Registrasi Kebun dan Lahan Usaha
Hortikultura Kode Output : 018.07.
5887.ADA.010
Registrasi kebun dan lahan usaha telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pertanian No. 62/Permentan/OT.140/10/2010 mengenai Tata Cara Penerapan
dan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha dalam Budidaya Buah dan Sayur yang
Baik. Registrasi kebun dan lahan usaha adalah suatu bukti pengakuan pada kebun
yang dalam pengelolaannya telah menerapkan GAP/SOP. Registrasi Kebun dan
Lahan Usaha yang dimaksud dapat terdiri atas kebun dan lahan usaha baru
maupun kebun dan lahan usaha yang diregistrasi ulang untuk mendapatkan
perpanjangan nomor registrasi yang sudah diperoleh. Kebun dan Lahan yang
dapat terregistrasi harus memenuhi beberapa hal yaitu menerapkan prinsip-
prinsip cara budidaya produk hortikultura yang baik dan benar, menerapkan
pengendalian hama terpadu, melaksanakan SOP budidaya produk hortikultura
serta pencatatan yang baik.
Terkait hal tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura memfasilitasi petugas provinsi untuk melakukan registrasi kebun
dan lahan usaha di sentra produksi. Selain sebagai bukti penerapan GAP/SOP,
nomor registrasi kebun dan lahan usaha saat ini digunakan sebagai salah satu
persyaratan ekspor. Kebun dan lahan usaha yang telah mendapat nomor
registrasi tersebut diharapkan siap untuk ditindaklanjuti dengan sertifikasi
seperti Sertifikasi GAP, Sertifikasi Organik, maupun standar jaminan mutu
lainnya.
Pelaksanaan kegiatan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura di
Pusat yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Hortikultura TA. 2023 (Anggaran
Pusat).
a. Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura
pada tahun 2023 tersebar di 30 Provinsi sentra produksi hortikultura di
Indonesia dengan target sebanyak 1000 Produk dan lahan usaha. Adapun
lokasi kegiatan sebagaimana pada lampiran.
b. Output, Sub Output, Komponen Kegiatan
Output: (ADA.010) Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura
Komponen :
(51) Persiapan
(52) Penilaian Kebun /Surveilen
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 63
Direktorat Jenderal Hortikultura

(53) Pendampingan dan Pengawalan

64 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Pelaksana dan Penerima Manfaat


Pelaksana kegiatan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura adalah
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dengan pengelolaan
kegiatan dan bantuan sebagai berikut :
1) Kepala Dinas Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana kegiatan di
lapangan, bertanggung jawab antara lain:
a) Menghimpun, menerima dan melakukan identifikasi kebenaran usulan
dari berbagai pihak sesuai ketentuan (kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah, lembaga non pemerintah, dan lain-lain).
b) Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan SK usulan calon
penerima bantuan, meneruskan usulan dan seterusnya.
c) Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan agar sesuai
dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan, dan sasaran.
2) Kepala Dinas Provinsi
Kepala Dinas Provinsi berperan memiliki peran dan tanggung jawab antara
lain:
a) Menghimpun, menerima dan melakukan verifikasi usulan dari Dinas
Kabupaten/Kota serta berbagai pihak lain sesuai ketentuan (kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, dll).
b) Menghimpun dan melakukan survailance ke lokasi penerima bantuan
untuk melakukan penilaian kebun dan lahan usaha
c) Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan sesuai dengan
tujuan usulan, tujuan kegiatan dan sasaran.
3) Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura bertanggung jawab
pada pengelolaan kegiatan secara nasional, memiliki tugas dan tanggung
jawab antara lain:
a) Menerima usulan bantuan dari Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/
Kota.
b) Mengelola administrasi teknis kegiatan registrasi kebun dan lahan
usaha hortikultura.
d. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura
pada prinsipnya mengandung unsur komponen: persiapan, penilaian
kebun/surveilen, serta pendampingan dan pengawalan.
Secara umum, berikut penjelasan terhadap metode pelaksanaan Registrasi
Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura (5887.ADA.010) yang terbagi dalam:

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 65


Direktorat Jenderal Hortikultura

(51) Persiapan
(52) Penilaian Kebun /Surveilen
(53) Pendampingan dan Pengawalan
Pada komponen Persiapan (051) dapat dimanfaatkan untuk belanja
perjalanan dinas biasa (524111) dari propinsi ke kabupaten untuk
Identifikasi/Koordinasi/Sosialiasasi/Pembinaan; belanja perjalanan dinas
dalam kota (524113).
Komponen penilaian kebun/surveilen (052) dapat dimanfaatkan untuk
belanja bahan (521211) seperti sertifikat registrasi, fotocopy
blanko/dokumen, papan tanda kebun registrasi; belanja perjalanan dinas
biasa (524111) dalam rangka survailance provinsi ke kabupaten;belanja
perjalanan dinas dalam kota (524113).
Komponen pendampingan dan pengawalan (053) dapat digunakan untuk
belanja bahan (521211) seperti fotocopi dan jilid laporan; dan belanja
perjalanan biasa (524111) untuk monitoring registrasi kebun dan lahan
usaha ke lokasi.
Selain pemahaman terhadap pembelanjaan pada komponen kegiatan,
pelaksana kegiatan di provinsi seharusnya juga mengetahui dan memahami
metode atau prosedur atau tatacara melaksanakan kegiatan registrasi atau
surveilen kebun dan lahan usaha secara teknis operasional di lapangan.
Mengenai hal tersebut telah diatur sesuai
Peraturan Menteri pertanian No. 62/Permentan/05.140/10/2010
tentang Tatacara Penerapan dan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha
dalam Budidaya Buah dan Sayur yang Baik.
Secara ringkas ruang lingkup kegiatan yang dikembangkan dalam registrasi
kebun (baik yang dilakukan pada kebun yang baru maupun surveilen pada
kebun lama yang telah diregistrasi) tahun 2023 ini dapat dilihat pada
Gambar1. Detail mekanisme registrasi kebun dan lahan usaha dapat dilihat
pada Gambar 2 :

66 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Gambar 1. Flow chart sederhana registrasi kebun dan lahan usaha


hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 67


Direktorat Jenderal Hortikultura

Gambar 2. Flow chart registrasi kebun dan lahan usaha hortikultura

Beberapa hal yang merupakan penegasan ataupun perlu dicermati kembali


oleh petugas registrasi kebun dan lahan usaha di Dinas Pertanian Provinsi:
 Identifikasi kebun dan lahan usaha meliputi kegiatan inventarisasi
kebun- kebun yang berpotensi untuk diusulkan mendapatkan nomor
registrasi baru berdasarkan usulan dinas kabupaten/kota maupun
untuk dilakukan penilaian ulang (surveilen).

68 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

 Penyiapan kelengkapan meliputi hal-hal yang terkait dengan


implementasi penerapan GAP/SOP/PHT dan pencatatan usahanya,
maupun yang berkaitan langsung terhadap pemenuhan dokumen
administrasi yang diatur dalam Permentan No. 62 tahun 2010 (seperti
surat permohonan, data-data pendukung dan lain sebagainya).
Penyiapan ini dilakukan oleh pemohon dan data dibantu petugas teknis
di kabupaten/kota atau provinsi.
 Pengajuan permohonan merupakan tahapan selanjutnya yang harus
dilakukan oleh pemohon. Dokumen permohonan dapat dikirimkan
langsung ke provinsi ataupun dapat melalui kabupaten/kota terlebih
dahulu atau bisa melakukan upload sendiri.
 Pemohon dapat melakukan self assessment dokumen dan teknis.
 Hasil assessment dokumen dan teknis yang telah masuk, selanjutnya
akan dilakukan verifikasi oleh petugas penilai kebun dan lahan usaha
yang ada di tingkat kabupaten yang selanjutnya akan keluar Nomor
Registrasi Sementara.
 Verifikasi dokumen dan verifikasi lapang akan dilanjutkan
 Pemohon yang dinyatakan layak hasil verifikasinya selanjutnya
dilaksanakan penilaian lapang oleh petugas penilai kebun dan lahan
usaha yang ada di tingkat provinsi. Penilaian lapang adalah penilaian
fisik lapangan perihal kepatuhan melaksanakan penerapan
GAP/SOP/PHT dan pencatatan kebun dan lahan usaha.
 Tahap berikutnya adalah penetapan hasil verifikasi dan penilaian
lapang. Untuk kebun dan lahan usaha yang lulus selanjutnya akan
diterbitkan nomor registrasi dan surat keterangan baik untuk kebun dan
lahan usaha yang baru maupun perpanjangan.
 Surat keterangan yang telah ditandatangani kepala Dinas Pertanian
Provinsi selanjutnya diserahkan kepada pemohon dan arsipnya
disimpan di kantor dinas.
 Kebun dan lahan usaha yang telah diregistrasi ditandai titik
koordinatnya menggunakan Global Positioning System (GPS).
Selanjutnya, bersama dengan data/informasi registrasi kebun dan lahan
usaha yang baru maupun hasil survailen kebun dan lahan usaha lama
disampaikan tembusannya secara fisik ke pusat c.q. Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura lalu disebarluaskan
secara luas kepada masyarakat dengan cara meng-upload
data/informasi kebun dan lahan

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 69


Direktorat Jenderal Hortikultura

usaha terbaru melalui fasilitas web registrasi kebun dan lahan usaha
online.

e. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan Registrasi Kebun dan Lahan Usaha
Hortikultura adalah perorangan/Kelompok Tani/Gapoktan/kelompok
masyarakat lainnya serta stakeholder/ pelaku usaha hortikultura di kawasan
dan atau lokasi pengembangan hortikultura.
Kriteria penerima manfaat adalah sebagai berikut :
1) Penerima manfaat bersedia menyerahkan salinan identitas diri (Kartu
Tanda Penduduk/KTP) kepada PPK.
2) Penerima manfaat diakui keabsahannya oleh instansi yang berwenang.
3) Penerima manfaat berada dalam lokasi pengembangan kawasan buah dan
florikultura serta sayuran dan tanaman obat yang menjadi wilayah
kampung hortikultura
4) Penerima manfaat telah memahami dan menerapkan GAP, menerapkan
prinsip-prinsip PHT, memahami dan menerapkan SOP, dan telah
melakukan pencatatan/pembukuan

2. Sertifikasi Produk Hortikultura (ORGANIK)


Pengembangan Mutu dan Standardisasi telah diatur dalam Peraturan Menteri
Pertanian Nomor : 20/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Sistem Jaminan Mutu
Pengolahan Hasil Pertanian. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini di
sentra- sentra kawasan produksi hortikultura, maka Direktorat Jenderal
Hortikultura melalui tugas dan fungsi yang baru sesuai Perpres Nomor 45 tahun
2015 memfasilitasi kegiatan penerapan jaminan mutu hortikultura untuk
menjamin kemanan pangan, peningkatan mutu dan melestarikan lingkungan.
Salah satu bentuk kegiatan jaminan mutu adalah sertifikasi produk hortikultura
meliputi sertifikasi prima dan organik.
Keamanan pangan menjadi salah satu isu penting dalam perdagangan produk
pangan. Penyediaan pangan yang cukup disertai terjaminnya keamanan, mutu dan
gizi pangan yang dikonsumsi merupakan hal yang tidak bisa ditawar dalam
pemenuhan kebutuhan pangan. Tuntutan konsumen akan keamanan pangan juga
turut mendorong kesadaran produsen menuju persaingan sehat yang berhulu
pada jaminan keamanan pangan bagi konsumen. Untuk menjamin bahwa
penanganan pangan hasil pertanian dilaksanakan dengan baik, maka unit usaha
pangan hasil pertanian harus mendapatkan pengakuan jaminan mutu pangan
hasil pertanian. Pengakuan tersebut diberikan setelah dilakukan penilaian
terhadap pelaku usaha yang dinyatakan mampu dan memenuhi persyaratan.

70 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat produk kepada pelaku usaha


yang telah menerapkan sistem jaminan mutu dan mampu menghasilkan
suatu produk dengan mutu yang konsisten sesuai dengan standar yang diacu dan
diakui. Berdasarkan SNI 6729:2013, sertifikasi organik merupakan istilah
pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan
standar sistem pertanian organik dan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi
organik yang telah terakreditasi. Fasilitasi sertifikasi organik bertujuan untuk
meningkatkan peningkatan nilai tambah dan daya saing produk organic melalui
mekanisme sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Organik. Sertifikat organic
merupakan pengakuan bahwa hasil pertanian terbebas dari berbagai residu kimia
dan dilakukan secara ramah lingkungan. Output dari kegiatan ini adalah Surat
Keterangan Sertifikasi Organik dan atau Sertifikat Organik yang dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi Organik yang terakreditasi KAN.
Terkait hal tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura memfasilitasi Sertifikasi Produk (Organik) sebagai salah satu
persyaratan pasar lokal/ekspor.
Pelaksanaan kegiatan Penerapan GHP di Pusat yang difasilitasi melalui APBN
Ditjen Hortikultura TA. 2023 (Anggaran Pusat).
a. Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan Sertifikasi Produk (Organik) pada tahun 2023
tersebar di 22 Provinsi untuk Sertifikasi Organik dengan target sebanyak 78
Produk. Adapun lokasi kegiatan sebagaimana pada lampiran.

b. Output, Sub Output, Komponen Kegiatan


Output: (5887.PDC.010) Sertifikasi Produk Hortikultura
Komponen:
(51) Persiapan
(52) Sertifikasi Produk Hortikultura
(53) Pendampingan dan Pengawalan
c. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan Sertifikasi Organik adalah Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura berkoordinasi dengan Pihak Ketiga (Lembaga
Sertifikasi Organik - LSO)
1) Lembaga Sertifikasi Organik – LSO
Lembaga Sertifikasi Organik – LSO bertugas melakukan penilaian lahan
organik dan monitoring lahan yang sudah diberikan sertifikat
2) Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 71


Direktorat Jenderal Hortikultura

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura bertanggung


jawab pada pengelolaan kegiatan secara nasional, memiliki tugas dan
tanggung jawab antara lain:
a) Menerima usulan bantuan dari Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/
Kota.
b) Mengelola administrasi teknis kegiatan sertifikasi organic
c) Melakukan koordinasi dengan LSO terkait penilaian dan evaluasi
lahan organik.

d. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan Sertifikasi Organik pada prinsipnya
mengandung unsur komponen: persiapan, Sertifikasi Produk Hortikultura
(Organik), serta pendampingan dan pengawalan.
Secara umum, berikut penjelasan terhadap metode pelaksanaan Sertifikasi
Produk Hortikultura (Organik) (5887.PDC.010) yang terbagi dalam:
(51) Persiapan
(52) Sertifikasi Produk Hortikultura (Organik)
(53) Pendampingan dan Pengawalan
Pada komponen Persiapan (051) dapat dimanfaatkan untuk belanja
perjalanan dinas biasa (524111) untuk perjalanan verifikasi dari kabupaten
ke lokasi; belanja perjalanan dinas dalam kota (524113).
Komponen Sertifikasi Produk Hortikultura/Organik (052) adalah belanja jasa
lainnya (522191) untuk biaya sertifikasi.
Komponen pendampingan dan pengawalan (053) dapat digunakan untuk
belanja perjalanan biasa (524111) untuk monitoring ke lokasi.

5. Penerapan GHP
Dalam rangka pengembangan produk hortikultura yang bermutu dan
berdaya saing di pasar domestik dan internasional, selain penerapan budidaya
yang baik dan benar (Good Agricultural Practices/GAP), juga diperlukan
penanganan pascapanen yang baik dan benar (Good Handling Practices/GHP).
Kegiatan pascapanen produk hortikultura merupakan salah satu kegiatan dalam
usahatani yang perlu mendapat perhatian, karena menyangkut kehilangan hasil
baik dalam bobot maupun mutu. Diperkirakan menurut FAO tahun 1979 tingkat
kerusakan dapat mencapai 30-50% bila penanganan saat panen kurang tepat.
Sebaliknya, apabila ditangani secara baik dan benar, perlakuan pascapanen dapat
memperpanjang kesegaran, mencegah menurunnya mutu hasil panen, menekan
tingkat kehilangan hasil, memperpanjang umur simpan, dan pada akhirnya
meningkatkan pendapatan petani. Penanganan pascpanen hortikultura
merupakan

72 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

salah satu mata rantai dalam pencapaian standar mutu produk hortikultura.
Aneka ragam produk hortikultura sebelum dipasarkan ke berbagai pasar atau
dijual langsung kepada konsumen, perlu mengalami perlakuan penyiapan yang
pada umumnya dilakukan di bangsal pascapanen (packing house).
Kegiatan penanganan pascapanen hortikultura masih dilakukan di tempat
yang kurang memadai, bukan di bangsal/gudang pascapanen. Keterbatasan
pengetahuan pascapanen di Indonesia menyebabkan banyak pelaku usaha
hortikultura yang belum melakukan praktek-praktek penanganan hasil panen di
bangsal pascapanen yang memadai.
Tahapan kegiatan pascapanen untuk setiap jenis komoditas hortikultura
memerlukan penanganan yang berbeda sesuai karakter masing-masing dan
secara umum. yang dilakukan di bangsal pascapanen antara lain sebagai berikut:
penerimaan pasokan produk, pembongkaran muatan, diangin-anginkan (curring),
pemeriksaan, dan pencatatan pasokan; sortasi (pemilahan produk); perompesan
(trimming), pembersihan atau pencucian; pengkelasan (grading); perlakuan
dengan fungisida (pilihan); pelilinan (waxing); pengepakan (packaging); fumigasi,
pemeraman, yang merupakan beberapa perlakuan tambahan sebelum atau
sesudah pengepakan; dan penyimpanan sebelum pengangkutan.
Penanganan pascapanen yang tepat sangat berperan dalam upaya menekan
kehilangan dan kerusakan hasil serta meningkatkan nilai tambah bagi petani dan
pelaku usaha agribisnis hortikultura. Oleh karena itu diperlukan peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan perubahan pemahaman sikap baik petani
produsen serta para petugas baik pusat maupun daerah. Good Handling Practices
(GHP) merupakan acuan mengenai norma penanganan pascapanen yang baik
yang banyak dipersyaratkan dalam perdagangan internasional.
Penerapan pascapanen yang baik harus memperhatikan kaidah-kaidah
keamanan bagi konsumen dan pekerja, ramah lingkungan, serta memberikan
keuntungan yang optimal. Penerapan pascapanen yang baik hendaknya dapat
dilaksanakan mulai dari level produsen/petani sampai pelaku usaha ekspor. Agar
penerapan pascapanen dapat dilakukan secara konsisten maka diperlukan suatu
metode pembelajaran yang tepat yaitu melalui Bimbingan teknis berjenjang atau
Metode Sekolah Lapang yang merupakan media pembelajaran langsung di
lapangan bagi petugas, petani/pelaku usaha melalui pendekatan partisipatif
dengan merencanakan, mengerjakan, menemukan/memecahkan masalah sendiri
berdasarkan kemitraan antara pelatih, peserta secara bertahap dan
berkesinambungan.
Terkait hal tersebut, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura memfasilitasi petugas provinsi untuk melakukan Penerapan GHP
pada kelompok yang sudah memahami GAP, dan nantinya kelompok ini jika
memiliki bangsal

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 73


Direktorat Jenderal Hortikultura

pascapanen akan dilanjutkan ke Registrasi Bangsal Pascapanen sebagai salah satu


persyaratan pasar lokal/ekspor.
Pelaksanaan kegiatan Penerapan GHP di PUSAT yang difasilitasi melalui APBN
Ditjen Hortikultura TA. 2023.
a. Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan Penerapan GHP pada tahun 2023 tersebar di
11 Provinsi sentra produksi utama hortikultura di Indonesia dengan target
sebanyak 29 kelompok. Adapun lokasi kegiatan sebagaimana pada lampiran.
b. Output, Sub Output, Komponen
Kegiatan Output: (BDD.022) Penerapan
GHP Komponen:
(51) Persiapan
(52) Penerapan GHP
(53) Pendampingan dan Pengawalan
c. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan Penerapan GHP adalah Dinas Pertanian Provinsi bekerja
sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Penerima manfaat pada
kegiatan ini adalah Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan para
pelaku usaha (Gapoktan/Kelompok Tani/Petani) Sayuran dan Buah yang
berlokasi di tempat pelaksanaan penerapan GHP, maupun pihak terkait lain
yang kompeten di bidangnya.
d. Metode Pelaksanaan
Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota secara swakelola sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Kegiatan diawali dengan proses identifikasi persiapan kegiatan
Penerapan GHP oleh Dinas kabupaten/kota dan selanjutnya pelaksanaan oleh
petugas lapang yang bertugas menjadi fasilitator selama kegiatan Bimbingan
Teknis Penerapan GHP Hortikultura berlangsung.
Metode pelaksanaan kegiatan Penerapan GHP pada prinsipnya mengandung
unsur komponen: persiapan, penerapan GHP, serta pendampingan dan
pengawalan.
Secara umum, berikut penjelasan terhadap metode pelaksanaan Penerapan
GHP (5887.BDD.022) yang terbagi dalam :
(51) Persiapan
(52) Penerapan GHP
(53) Pendampingan dan Pengawalan
Pada komponen Persiapan (051) dapat dimanfaatkan untuk belanja
perjalanan dinas biasa (524111) seperti perjalanan dari provinsi ke

74 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

kabupaten dalam rangka identifikasi dan untuk belanja perjalanan dinas


dalam kota (524113) dalam rangka perjalanan dari kabupaten ke lokasi.
Komponen penerapan GAP (052) dapat dimanfaatkan untuk belanja bahan
(521211) seperti bahan praktek dan alat peraga, konsumsi, spanduk,
sertifikat, dokumentasi, penggandaan, penjilidan dan pelaporan; belanja jasa
profesi (521213) untuk honor pemandu lapang; belanja perjalanan dinas
dalam kota (524113) seperti transport lokal supervisi/pembinaan kab./kota;
belanja perjalanan dinas paket meeting dalam kota (524114) seperti uang
saku petani, transport lokal PPL/KCD; belanja perjalanan dinas biasa
(524111) untuk perjalanan dalam rangka gerakan penerapan GAP dari
provinsi ke kabupaten.
Komponen pendampingan dan pengawalan (053) dapat digunakan untuk
belanja perjalanan biasa (524111) untuk perjalanan monitoring dari provinsi
ke lokasi dan belanja perjalanan dinas dalam kota (524113) dari kabupaten
ke lokasi.
Selain pemahaman terhadap pembelanjaan pada komponen kegiatan,
pelaksana kegiatan di provinsi seharusnya juga mengetahui dan memahami
metode atau prosedur atau tatacara melaksanakan kegiatan registrasi
bangsal pascapanen secara teknis operasional di lapangan.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 75


Direktorat Jenderal Hortikultura

BAB VI
PENUTU
P

Dengan diterbitkannya Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan


Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun Anggaran 2023, diharapkan kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan tetap berpedoman
pada peraturan yang berlaku.

Kegiatan dan target capaian kinerja yang telah ditetapkan di Petunjuk


Pelaksanaan ini merupakan gambaran capaian kinerja Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura dalam mengelola APBN yang berbasis kinerja. Oleh
karena itu, komitmen yang penuh serta sinergisme yang menyeluruh oleh seluruh
pemangku kepentingan yang terkait juga diperlukan dalam mengawal capaian
kinerja dan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.

Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh Dinas Pertanian


Provinsi/Kabupaten/Kota dengan menyusun Petunjuk Pelaksanaan sebagai
pedoman untuk pelaksanaan kegiatan secara rinci.

76 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

LAMPIRAN

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 77


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 1
Rincian Alokasi Anggaran Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hortikultura TA. 2023

1. Alokasi Penumbuhan UMKM Hortikultura (Sarana Prasarana


Pascapanen dan Sarana Pengolahan Hortikultura) TA. 2023
SARANA SARANA PRASARANA
NO PROVINSI KABUPATEN/ KOTA PASCAPANEN PENGOLAHAN PASCAPANEN
(UNIT) (UNIT) (UNIT)
1 ACEH KAB. ACEH TENGAH* 1 1 1
2 ACEH KAB. BENER MERIAH 1 1 1
3 SUMUT KAB. TANAH KARO 1 1 1
4 SUMUT KAB. SERDANG BEDAGAI 1 1 1
5 SUMUT KOTA MEDAN 1 1 1
6 SUMBAR KAB. LIMA PULUH KOTA 1 1 1
7 SUMBAR KAB. PADANG PARIAMAN 1 1 1
8 SUMBAR KAB. SOLOK 1 1 1
9 SUMBAR KAB. SOLOK SELATAN 1 1 1
10 RIAU KAB. ROKAN HULU 1 1 1
11 RIAU KAB. SIAK 1 1 1
12 RIAU KOTA DUMAI 1 1 1
13 JAMBI KAB. KERINCI 1 1 1
14 JAMBI KAB. MERANGIN 1 1 1
15 JAMBI KAB. MUARO JAMBI 1 1 1
16 SUMSEL KAB. OGAN KOMERING ULU 1 1 1
17 SUMSEL KAB. BANYUASIN 1 1 1
18 SUMSEL KOTA PRABUMULIH 1 1 1
19 SUMSEL KOTA LUBUK LINGGAU 1 1 1
20 BENGKULU KAB. KEPAHIANG 1 1 1
21 LAMPUNG KAB. LAMPUNG SELATAN 1 1 1
22 LAMPUNG KAB. LAMPUNG TENGAH 1 1 1
23 LAMPUNG KAB. TANGGAMUS 1 1 1
24 LAMPUNG KAB. PESAWARAN 1 1 1
25 JABAR KAB. BANDUNG 1 1 1
26 JABAR KAB. BOGOR 1 1 1
27 JABAR KAB. CIANJUR 2 2 2
28 JABAR KAB. CIREBON 1 1 1
29 JABAR KAB. GARUT 1 1 1
30 JABAR KAB. KUNINGAN 2 2 2
31 JABAR KAB. MAJALENGKA 2 2 2
32 JABAR KAB. SUKABUMI 1 1 1
33 JABAR KAB. BANDUNG BARAT 1 1 1
34 JABAR KAB. PANGANDARAN 1 1 1
35 JATENG KAB. BANYUMAS 1 1 1
36 JATENG KAB. BATANG 1 1 1

78 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

SARANA SARANA PRASARANA


NO PROVINSI KABUPATEN/ KOTA PASCAPANEN PENGOLAHAN PASCAPANEN
(UNIT) (UNIT) (UNIT)
37 JATENG KAB. BLORA 1 1 1
38 JATENG KAB. BREBES 1 1 1
39 JATENG KAB. CILACAP 1 1 1
40 JATENG KAB. GROBOGAN 1 1 1
41 JATENG KAB. JEPARA 1 1 1
42 JATENG KAB. KEBUMEN 1 1 1
43 JATENG KAB. MAGELANG 1 1 1
44 JATENG KAB. PURBALINGGA 1 1 1
45 JATENG KAB. WONOSOBO 1 1 1
46 DI KAB. GUNUNG KIDUL 1 1 1
YOGYAKARTA
47 DI KAB. KULON PROGO 1 1 1
YOGYAKARTA
48 DI KAB. SLEMAN 1 1 1
YOGYAKARTA
49 JATIM KAB. BANYUWANGI 1 1 1
50 JATIM KAB. BLITAR 1 1 1
51 JATIM KAB. KEDIRI 1 1 1
52 JATIM KAB. LUMAJANG 1 1 1
53 JATIM KAB. MAGETAN 1 1 1
54 JATIM KAB. MALANG 1 1 1
55 JATIM KAB. PROBOLINGGO 1 1 1
56 JATIM KAB. SUMENEP 2 2 2
57 JATIM KAB. TRENGGALEK 1 1 1
58 JATIM KAB. TULUNGAGUNG 1 1 1
59 KALBAR KAB. MEMPAWAH 1 1 1
60 KALBAR KAB. SAMBAS 1 1 1
61 KALBAR KAB. SANGGAU 1 1 1
62 KALTENG KAB. BARITO SELATAN 1 1 1
63 KALTENG KAB. KOTAWARINGIN 1 1 1
BARAT
64 KALTENG KAB. KOTAWARINGIN 1 1 1
TIMUR
65 KALSEL KAB. HULU SUNGAI 1 1 1
SELATAN
66 KALSEL KAB. TANAH LAUT 1 1 1
67 KALSEL KAB. TAPIN 1 1 1
68 KALTIM KAB. KUTAI BARAT 1 1 1
69 KALTIM KAB. KUTAI TIMUR* 1 1 1
70 KALTIM KAB. PENAJEM PASER 1 1 1
UTARA
71 SULTENG KAB. BANGGAI 1 1 1
72 SULTENG KAB. POSO 1 1 1
73 SULSEL KAB. BONE 2 2 2
74 SULSEL KAB. ENREKANG 1 1 1

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 79


Direktorat Jenderal Hortikultura

SARANA SARANA PRASARANA


NO PROVINSI KABUPATEN/ KOTA PASCAPANEN PENGOLAHAN PASCAPANEN
(UNIT) (UNIT) (UNIT)
75 SULSEL KAB. GOWA 1 1 1
76 SULSEL KAB. LUWU 1 1 1
77 SULSEL KAB. PINRANG 1 1 1
78 SULSEL KAB. SIDENRENG RAPPANG 2 2 2
79 SULTRA KAB. KONAWE 1 1 1
80 SULTRA KAB. MUNA 1 1 1
81 SULTRA KAB. WAKATOBI 1 1 1
82 SULTRA KAB. KOLAKA TIMUR 1 1 1
83 BALI KAB. BULELENG 1 1 1
84 BALI KAB. KARANGASEM* 1 1 1
85 NTB KAB. LOMBOK BARAT 1 1 1
86 NTB KAB. SUMBAWA* 1 1 1
87 NTB KAB. LOMBOK UTARA 1 1 1
88 NTT KAB. NGADA 1 1 1
89 NTT KAB. SIKKA 1 1 1
90 NTT KAB. ROTE-NDAO 1 1 1
91 MALUKU KAB. MALUKU TENGAH 1 1 1
92 MALUKU KAB. MALUKU TENGGARA 1 1 1
93 MALUKU KAB. MALUKU BARAT DAYA 1 1 1
94 PAPUA KAB. MERAUKE* 1 1 1
95 PAPUA KAB. NABIRE* 1 1 1
96 MALUT KAB. HALMAHERA TENGAH 1 1 1
97 MALUT KAB. HALMAHERA BARAT 1 1 1
98 BANTEN KAB. LEBAK 1 1 1
99 BANTEN KAB. PANDEGLANG 1 1 1
100 BANTEN KAB. SERANG 1 1 1
101 BABEL KAB. BANGKA SELATAN 1 1 1
102 GORONTALO KAB. POHUWATO 1 1 1
103 GORONTALO KAB. BONE BOLANGO 1 1 1
104 SULBAR KAB. MAMUJU 1 1 1
105 SULBAR KAB. MAJENE 1 1 1
106 SULBAR KAB. POLEWALI MANDAR 1 1 1
107 KALTARA KAB. BULUNGAN 1 1 1
108 KALTARA KAB. TANA TIDUNG 1 1 1
JUMLAH ALOKASI DAERAH 114 114 114
JUMLAH ALOKASI PUSAT 64 64 64

Keterangan:
- Bantuan penumbuhan UMKM Hortikultura diberikan berupa 1 paket bantuan sarana
pascapanen, prasarana pascapanen (bangsal pascapanen) dan sarana pengolahan
kepada 1 kelompok tani/KWT/gapoktan/kelompok masyarakat lainnya.
- *) Rencana AA 2

80 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

2. Alokasi Kegiatan Pemasaran Hortikultura TA. 2023


a. Kegiatan Sarana
Pemasaran Alokasi Daerah
SARANA PEMASARAN
NO PROVINSI
HORTIKULTURA (UNIT)
1 Aceh 2
2 Sumatera Utara 1
3 Sumatera Barat 1
4 Riau 1
5 Jambi 1
6 Sumatera Selatan 7
7 Bengkulu 1
8 Lampung 1
9 Jawa Barat 10
10 Jawa Tengah 6
11 D.I Yogyakarta 3
12 Jawa Timur 2
13 Kalimantan Barat 1
14 Kalimantan Tengah 1
15 Kalimantan Selatan 1
16 Kalimantan Timur 1
17 Sulawesi Utara 2
18 Sulawersi Tengah 2
19 Sulawesi Selatan 2
20 Sulawesi Tenggara 1
21 Bali 2
22 Nusa Tenggara Barat 2
23 Banten 1
24 Bangka Belitung 2
25 Kepulauan Riau 1
26 Kalimantan Utara 1
Jumlah Alokasi Daerah 56

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 81


Direktorat Jenderal Hortikultura

Alokasi Pusat
SARANA PEMASARAN
NO PROVINSI
HORTIKULTURA (UNIT)
1 Riau 1
2 Sumatera Selatan 1
3 Lampung 1
4 Kepulauan Riau 1
5 Sulawesi Barat 1
6 Gorontalo 1
7 Banten 1
8 Bali 1
9 Sulawesi Selatan 1
10 Sulawesi Utara 1
11 Kepulauan Bangka Belitung 1
12 Kalimantan Utara 1
13 Jawa Tengah 1
14 Kalimantan Timur 1
Jumlah Alokasi Pusat 14

b. Kegiatan Informasi Pasar Komoditas Hortikultura (PIP)


No Lokasi Alokasi PIP (Petugas)
1 Aceh 5
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Aceh Tengah 1
3 Kab. Aceh Pidie 1
4 Kab. Gayo Lues 1
5 Kab. Bener Meriah 1
2 Sumatera Utara 16
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Asahan 1
3 Kab. Dairi 1
4 Kab. Deli Serdang 1
5 Kab. Tanah Karo 1
6 Kab. Labuhan Batu 1
7 Kab. Langkat 1
8 Kab. Simalungun 1
9 Kab. Tapanuli Selatan 1
10 Kab. Tapanuli Utara 1
11 Kab. Toba Samosir 1
12 Kab. Humbang Hasundutan 1
13 Kab. Serdang Bedagai 1
14 Kab. Padang lawas 1
15 Kab. Labuhan Batu Utara 1
16 Kab. Batu Bara 1

82 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

No Lokasi Alokasi PIP (Petugas)


3 Sumatera Barat 9
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Lima Puluh Kota 1
3 Kab. Agam 1
4 Kab. Solok 1
5 Kab. Tanah Datar 1
6 Kab. Solok Selatan 1
7 Kab. Pasaman Barat 1
8 Kota Padang Panjang 1
9 Kota Payakumbuh 1
4 Riau 6
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Pelalawan 1
3 Kab. Rokan Hulu 1
4 Kab. Siak 1
5 Kota Dumai 1
6 Kota Pekanbaru 1
5 Jambi 4
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bungo 1
3 Kab. Kerinci 1
4 Kab. Tj. Jabung Timur 1
6 Sumatera Selatan 7
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Lahat 1
3 Kab. Musi Banyuasin 1
4 Kab. Ogan Komering Ilir 1
5 Kab. Ogan Komering Ulu 1
6 Kab. OKU Timur 1
7 Kab. OKU Selatan 1
7 Bengkulu 3
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Rejang Lebong 1
3 Kab. Kepahiang 1
8 Lampung 6
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Lampung Selatan 1
3 Kab. Lampung Timur 1
4 Kab. Tanggamus 1
5 Kab. Tulang Bawang 1
6 Kota Metro 1
9 DKI Jakarta 6
1 Dinas Provinsi 1
2 Jakarta Selatan 1

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 83


Direktorat Jenderal Hortikultura

No Lokasi Alokasi PIP (Petugas)


3 Jakarta Timur 1
4 Jakarta Pusat 1
5 Jakarta Barat 1
6 Jakarta Utara 1
10 Jawa Barat 14
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bandung 1
3 Kab. Bogor 1
4 Kab. Ciamis 1
5 Kab. Cianjur 1
6 Kab. Cirebon 1
7 Kab. Garut 1
8 Kab. Kuningan 1
9 Kab. Majalengka 1
10 Kab. Purwakarta 1
11 Kab. Sukabumi 1
12 Kab. Sumedang 1
13 Kab. Tasikmalaya 1
14 Kab. Bandung Barat 1
11 Jawa Tengah 21
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Banjarnegara 1
3 Kab. Batang 1
4 Kab. Blora 1
5 Kab. Boyolali 1
6 Kab. Brebes 1
7 Kab. Demak 1
8 Kab. Grobogan 1
9 Kab. Karanganyar 1
10 Kab. Kendal 1
11 Kab. Magelang 1
12 Kab. Pati 1
13 Kab. Pemalang 1
14 Kab. Purbalingga 1
15 Kab. Purworejo 1
16 Kab. Rembang 1
17 Kab. Semarang 1
18 Kab. Sragen 1
19 Kab. Tegal 1
20 Kab. Temanggung 1
21 Kab. Wonosobo 1
12 DI Yogyakarta 5
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bantul 1

84 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

No Lokasi Alokasi PIP (Petugas)


3 Kab. Gunung Kidul 1
4 Kab. Kulon Progo 1
5 Kab. Sleman 1
13 Jawa Timur 17
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Banyuwangi 1
3 Kab. Blitar 1
4 Kab. Bojonegoro 1
5 Kab. Bondowoso 1
6 Kab. Gresik 1
7 Kab. Jember 1
8 Kab. Kediri 1
9 Kab. Lamongan 1
10 Kab. Lumajang 1
11 Kab. Magetan 1
12 Kab. Malang 1
13 Kab. Nganjuk 1
14 Kab. Probolinggo 1
15 Kab. Sumenep 1
16 Kab. Tuban 1
17 Kota Batu 1
14 Kalimantan Barat 7
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bengkayang 1
3 Kab. Kapuas Hulu 1
4 Kab. Sambas 1
5 Kab. Melawi 1
6 Kab. Kubu Raya 1
7 Kab. Kayong Utara 1
15 Kalimantan Tengah 3
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Kapuas 1
3 Kab. Kotawaringin Barat 1
16 Kalimantan Selatan 7
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Hulu Sungai Selatan 1
3 Kab. Hulu Sungai Tengah 1
4 Kab. Tabalong 1
5 Kab. Tanah Laut 1
6 Kab. Tapin 1
7 Kab. Balangan 1
17 Kalimantan Timur 3
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Penajem Paser Utara 1

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 85


Direktorat Jenderal Hortikultura

No Lokasi Alokasi PIP (Petugas)


3 Kota Balikpapan 1
18 Sulawesi Utara 3
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Minahasa 1
3 Kab. Minahasa Selatan 1
19 Sulawesi Tengah 4
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Banggai 1
3 Kab. Parigi Moutong 1
4 Kab. Tojo Una-Una 1
20 Sulawesi Selatan 9
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bantaeng 1
3 Kab. Bone 1
4 Kab. Enrekang 1
5 Kab. Gowa 1
6 Kab. Jeneponto 1
7 Kab. Maros 1
8 Kab. Sinjai 1
9 Kab. Wajo 1
21 Sulawesi Tenggara 4
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Konawe 1
3 Kab. Kolaka Utara 1
4 Kab. Kolaka Timur 1
22 Bali 7
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bangli 1
3 Kab. Buleleng 1
4 Kab. Gianyar 1
5 Kab. Karangasem 1
6 Kab. Klungkung 1
7 Kab. Tabanan 1
23 Nusa Tenggara Barat 7
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bima 1
3 Kab. Dompu 1
4 Kab. Lombok Barat 1
5 Kab. Lombok Timur 1
6 Kab. Sumbawa 1
7 Kab. Lombok Utara 1
24 Nusa Tenggara Timur 4
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Belu 1

86 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

No Lokasi Alokasi PIP (Petugas)


3 Kab. Manggarai 1
4 Kab. Sumba Barat 1
25 Maluku 2
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Maluku Tengah 1
26 Papua 1
1 Dinas Provinsi 1
27 Maluku Utara 1
1 Dinas Provinsi 1
28 Banten 4
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Pandeglang 1
3 Kab. Tangerang 1
4 Kab. Serang 1
29 Bangka Belitung 6
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bangka 1
3 Kab. Belitung 1
4 Kab. Bangka Selatan 1
5 Kab. Bangka Barat 1
6 Kab. Bangka Tengah 1
30 Gorontalo 4
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Boalemo 1
3 Kab. Gorontalo 1
4 Kab. Pohuwato 1
31 Kepulauan Riau 3
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Bintan 1
3 Kota Batam 1
32 Papua Barat 1
1 Dinas Provinsi 1
33 Sulawesi Barat 4
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Mamuju 1
3 Kab. Majene 1
4 Kab. Polewali Mandar 1
34 Kalimantan Utara 2
1 Dinas Provinsi 1
2 Kab. Nunukan 1
JUMLAH 205

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 87


Direktorat Jenderal Hortikultura

Alokasi Kegiatan Standardisasi dan Mutu


a. Penerapan GAP (Daerah
Volume
Jumlah
No Provinsi (Kelompok)
Buflo Sayuran
1 Aceh 1 2 3
2 Sumatera Utara 1 2 3
3 Riau 1 2 3
4 Jambi 2 2 4
5 Sumatera Selatan 1 2 3
6 Lampung 1 1 2
7 Jawa Barat 1 1 2
8 DIY 1 1 2
9 Jawa Timur 1 2 3
10 Kalimantan Barat 1 2 3
11 Kalimantan Selatan 1 1 2
12 Sulawesi Utara 2 2 4
13 Sulawesi Selatan 1 1 2
14 Sulawesi Tenggara 1 1 2
15 Bali 1 2 3
16 Nusa Tenggara Barat 1 1 2
17 Nusa Tenggara Timur 1 1 2
18 Banten 1 2 3
19 Bangka Belitung 1 2 3
20 Gorontalo 1 1 2
21 Sulawesi Barat 1 1 2
Jumlah 23 32 55

88 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

b. Penerapan GHP (Daerah)

No Provinsi Volume ( Produk)


1 Sumatera Utara 4
2 Sumatera Barat 3
3 Riau 1
4 Sumatera Selatan 4
5 Jawa Barat 2
6 Jawa Tengah 3
7 Jawa Timur 3
8 Nusa Tenggara Barat 1
Jumlah 21

Penerapan GHP (Pusat)

No Provinsi Volume ( Produk)

1 Aceh 1
2 Jambi 4
3 Lampung 1
4 Kalimantan Barat 4
5 Sulawesi Utara 4
6 Sulawesi Selatan 3
7 Sulawesi Tenggara 1
8 Bali 4
9 Banten 2
10 Babel 4
11 Gorontalo 1
Jumlah 29

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 89


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Sertifikasi Produk (Pusat)

No Provinsi Volume ( Produk)

1 Aceh 3
2 Sumatera Utara 3
3 Sumatera Barat 3
4 Jambi 3
5 Bengkulu 3
6 Sumatera Selatan 3
7 Lampung 3
8 Jawa Barat 6
9 Jawa Tengah 3
10 DIY 6
11 Jawa Timur 3
12 Kalimantan Barat 6
13 Sulawesi Utara 6
14 Sulawesi Selatan 3
15 Bali 6
16 NTB 3
17 NTT 2
18 Maluku 2
19 Banten 3
20 Babel 3
21 Gorontalo 3
22 Kaltara 2
Jumlah 78

90 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

d. Kebun dan Lahan Usaha Hortikultura yang Teregistrasi (Pusat)

No Provinsi Volume ( Produk)


1 Aceh 25
2 Sumatera Utara 90
3 Sumatera Barat 50
4 Riau 25
5 Jambi 55
6 Bengkulu 10
7 Sumatera Selatan 15
8 Lampung 10
9 Jawa Barat 110
10 Jawa Tengah 35
11 DIY 30
12 Jawa Timur 60
13 Kalimantan Barat 25
14 Kalimantan Tengah 25
15 Kalimatan Selatan 25
16 Kalimantan Timur 15
17 Sulawesi Utara 45
18 Sulawesi Tengah 10
19 Sulawesi Selatan 35
20 Sulawesi Tenggara 15
21 Bali 50
22 NTB 25
23 NTT 15
24 Maluku 15
25 Banten 50
26 Babel 55
27 Gorontalo 35
28 Kepri 15
29 Sulawesi Barat 15
30 Kaltara 15
Jumlah 1000

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 91


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran
2 Contoh Format Berita Acara Serah Terima Barang
(Sarana Pascapanen, Pengolahan, Pemasaran)
(KOP DINAS)
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG
Nomor : …………………………..
Tanggal : ………………………….

Pada hari ini ………… tanggal …………. bulan ………….. tahun ……… kami yang
bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa :
1. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan hasil pelaksanaan pekerjaan berupa:
No Jenis Volume Harga Nilai Keterangan
Barang Satuan Total
….. ….. …… ….. ….. Bantuan alat dan
mesin untuk
diserahkankepada
kelompok
masyarakat

2. PIHAK KEDUA menerima hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas dalam


keadaan baik dan lengkap sesuai dengan spesifikasi terlampir, serta telah
dilakukan uji coba (running test) untuk selanjutnya dikelola dan dimanfatkan
sesuai peruntukanny, serta menyatakan sanggup melakukan pemeliharaan
terhadap sarana tersebut.
Demikian Berita Acara Serah Terima Barang ini dibuat dan ditandangi kedua
belah pihak untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Yang Menyerahkan Yang menerima

(Kepala Dinas) (Ketua Kelompok)

92 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Contoh Format Berita Acara Serah Terima Gedung/Bangunan


(Prasarana Pascapanen, Prasarana Pengolahan, Prasarana Pemasaran)
(KOP DINAS)
BERITA ACARA SERAH TERIMA BANGUNAN
BANGSAL PASCAPANEN HORTIKULTURA
Nomor : …………………………..

Pada hari ini ………… tanggal …………. bulan ………….. tahun..........kami yang
bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan


dengan sesungguhnya bahwa :
1. PIHAK PERTAMA telah menyerahkan hasil pelaksanaan pekerjaan berupa:
No Nama Barang Merek Jumlah Nilai Bantuan
Barang (Rp)
1 Bangunan Bangsal Bangunan ….. …..
Hortikultura
2. PIHAK KEDUA menerima hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas dalam
keadaan baik dan lengkap sesuai dengan spesifikasi bangunan, serlanjutnya
dikelola dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya, serta menyatakan sanggup
melakukan pemeliharaan terhadap bangunan bangsal ini tersebut.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak mengoperasikan sarana tersebut sesuai
ketentuan, maka PIHAK KEDUA bersedia menanggung atas pengalihan
pengelolaan sarana tersebut kepada Poktan/GAPOKTAN lainnya di wilayah
setempat atau wilayah lainnya yang dilakukakn oleh PIHAK PERTAMA.

Demikin Berita Acara Serah Terima Barang ini dibuat dan ditandangi kedua belah
pihak untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Yang Menyerahkan Yang menerima

(Kepala Dinas) (Ketua Kelompok)

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 93


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 3
Contoh Spesifikasi Sarana Pascapanen Hortikultura

No. Uraian Gambar


1. Motor Roda 3
 Tipe Mesin : 4 Langkah OHV
 Sistem : Pendingin Air/ Water
Pendingin Cooler (Radiator)
 Volume Mesin : 200-250 Cc
 Jumlah : 5 Kecepatan
Transmisi

2. Alat/mesin pencucian
 Panjang : 2300 mm
 Lebar : 600 mm
 Tinggi : 600 mm
 Pompa : 1,3 kW/2850 rpm
 Material : Stainless steel 304
 Ketebalan : 1,2 mm
 Kerangka : Hollow ukuran 30x30x1,2
mm
 Extension : Di dalam bak terdapat pipa
berlubang yang berguna
untuk menggerakan air di
dalam bak
3. Meja packing
 Panjang : 1700 mm
 Lebar : 1000 mm
 Tinggi : 750 mm
: Stainless steel 304
 Material
: Kaki rangka knock down
 Extension
(bongkar pasang)

94 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

No. Uraian Gambar


4. Meja Peniris
 Panjang : 1700 mm
 Lebar : 940 mm
 Tinggi meja : 750 mm
 Pembatas meja : tinggi 150 mm (solid
: bukan porporasi)
 Material : Stainless steel 304
(ketebalan 1.2 mm)
 Lubang porporasi : 7 mm
 Kerangka : Holow steinless steel
304 ukuran 40x40x1,5
mm
: 2 buah melintang
 Kerangka penguat
: tinggi 5 cm, dibuat
 Wadah penampung air
miring dengan beda
tinggi 5 cm ada lobang
pembuangan air
 : 1) Wajan penampung
Extension air (posisi di
bawah meja)
2) Kaki rangka knock
down (bongkar
pasang)

5. Roller Conveyor
 Panjang : 200 cm
 Lebar : 60 m
 Tinggi : Depan 90 cm
Belakang 80 cm
 Bahan : SS 304
 Frame : SS 304 holo 50/40 +
CNP

6. Keranjang Panen
 Panjang : 62 cm
 Lebar : 43 cm
 Tinggi : 32 cm

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 95


Direktorat Jenderal Hortikultura

Fasilitasi bantuan berupa sarana agar dipasang penanda bantuan


pemerintah yang dilengkapi dengan nomor registrasi dengan sistem
penomoran yang diatur di pusat*).
Contoh pemasangan penanda bantuan pemerintah seperti disajikan
pada gambar di bawah ini:

BANTUAN SARANA PASCAPANEN


(NO..............................................................)

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA


KEMENTERIAN PERTANIAN RI
TA. 2023

Alat/Mesin Bantuan Pemerintah dipasang emblem besi. Emblem


terletak di sisi atas alat/mesin dan dipasang paku rivet.

Keterangan:
*) Untuk mendapatkan nomor registrasi sarana agar konfirmasi ke
pusat

96 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 4
Contoh Spesifikasi Prasarana Pascapanen Hortikultura

a. Contoh Gambar Bangsal Pascapanen

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 97


Direktorat Jenderal Hortikultura

98 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

A. ARSITEKTUR

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 99


Direktorat Jenderal Hortikultura

100 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Hortikultura
Direktorat Jenderal Hortikultura

100 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 101


Direktorat Jenderal Hortikultura

102 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 103


Direktorat Jenderal Hortikultura

104 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

B. STRUKTUR

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 105


Direktorat Jenderal Hortikultura

106 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 107


Direktorat Jenderal Hortikultura

108 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 109


Direktorat Jenderal Hortikultura

C. MEP

110 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 111


Direktorat Jenderal Hortikultura

112 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 113


Direktorat Jenderal Hortikultura

114 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

b. Contoh RAB Prasarana Pascapanen Hortikultura


1) RAB Prasarana Pascapanen Hortikultura
Contoh RAB kegiatan Prasarana Pascapanen Hortikultura:
Harga
Kode Uraian Frekeensi Jumlah Pagu DIPA
Satuan

5887 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 240,000,000


5887.RBK Prasarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup 240,000,000
5887.RBK.010 Prasarana Pascapanen Hortikultura 1 Unit 240,000,000
051 Persiapan 5,000,000
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa 5,000,000
Perjalanan dalam rangka identifikasi/koordinasi 5,000,000
052 Fasilitasi Bantuan 230,000,000
526123 Belanja Gedung Dan Bangunan Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda dalam bentuk uang 226,500,000
- Bangsal Pascapanen (Bangunan, termasuk bahan pengemas) 1 Unit 226,500,000 226,500,000
521213 Belanja Honor Output Kegiatan 3,500,000
- Honor Tim Supervisi dan Pengawalan Provinsi 4 OB 350,000 1,400,000
- Honor Tim Supervisi dan Pengawalan Kabupaten 6 OB 350,000 2,100,000
053 Pendampingan dan Pengawalan 5,000,000
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa 5,000,000
Perjalanan dalam rangka pendampingan dan pengawalan 5,000,000

2) RAB Bangsal Pascapanen Hortikultura


Contoh RAB Bangsal Pascapanen (mengacu pada RAB bangsal pascapanen
untuk wilayah Jawa Tengah)

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 115


Direktorat Jenderal Hortikultura

Rincian:

116 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 117


Direktorat Jenderal Hortikultura

Rekap RAB untuk masing-masing provinsi adalah sebagai berikut:


1) Aceh

2) Sumatera Utara

118 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

3) Sumatera Barat

4) Riau

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 119


Direktorat Jenderal Hortikultura

5) Sumatera Selatan

6) Bengkulu

120 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

7) Lampung

8) Jambi

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 121


Direktorat Jenderal Hortikultura

9) Jawa Barat

10) Jawa Tengah

122 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

11) DI Yogyakarta

12) Banten

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 123


Direktorat Jenderal Hortikultura

13) Jawa Timur

14) Bali

124 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

15) Nusa Tenggara Barat

16) Nusa Tenggara Timur

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 125


Direktorat Jenderal Hortikultura

17) Kalimantan Barat

18) Kalimantan Tengah

126 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

19) Kalimantan Timur

20) Kalimantan Selatan

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 127


Direktorat Jenderal Hortikultura

21) Sulawesi Tengah

22) Sulawesi Selatan

128 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

23) Gorontalo

24) Sulawesi Barat

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 129


Direktorat Jenderal Hortikultura

25) Sulawesi Tenggara

26) Maluku

130 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

27) Papua

28) Maluku Utara

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 131


Direktorat Jenderal Hortikultura

29) Kalimantan Utara

30) Kepulauan Bangka Belitung

132 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Persyaratan Teknis Bangsal Penanganan Pascapanen Hortikultura


Kebutuhan teknis utama bagi bangsal penanganan pascapanen hortikultura
meliputi persyaratan lokasi, bangunan, fasilitas penunjang dan peralatan
penanganan pascapanen.

1. Lokasi
Pemilihan lokasi bangsal penanganan pascapanen hortikultura perlu
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Mudah diakses dengan kendaraan bermotor;
b) Dekat dengan lahan produksi atau sumber pasokan;
c) Lahan cukup luas untuk menampung perluasan serta mobilitas
kendaraan pengangkut;
d) Tersedia sumber air bersih sepanjang tahun dan sumber listrik;
e) Bebas banjir;
f) Jauh dari sumber cemaran;
g) Lahan bebas sengketa;
h) Pemilihan lahan mempertimbangkan pemanfaatan bangsal
jangka panjang.
2. Bangunan
a) Umum
Persyaratan umum bangsal pascapanen hortikultura adalah :
1) Bangunan kuat, semi permanen/permanen, aman serta mudah
dibersihkan;
2) Luas bangunan sesuai dengan kapasitas produksi/skala usaha dan
menyesuaikan besarnya anggaran;
3) Kondisi sekeliling bangunan bersih, tertata rapi, bebas hama dan
hewan berbahaya serta bahan cemaran;
4) Desain bangunan dirancang untuk melindungi produk, peralatan
serta mencegah masuknya binatang pengerat, hama dan serangga.
b) Tata Ruang
Tata ruang peruntukan penanganan pascapanen produk perlu diatur
agar efisien dan tidak bertabrakan dalam proses atau aliran produk,
alat maupun pekerja, sehingga perlu pengaturan sebagai berikut:
1) Bangunan bangsal penanganan pascapanen hortikultura terdiri
atas ruangan penanganan pascapanen dan ruangan pengolahan;
2) Luas ruangan penanganan cukup memadai untuk melakukan
kegiatan penanganan produk;
3) Susunan ruangan diatur sesuai dengan urutan proses penanganan,
memiliki sekurangnya 2 (dua) pintu. Letak pintu masuk dan keluar
disesuaikan dengan alur penanganan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang produk dan proses.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 133


Direktorat Jenderal Hortikultura

c) Lantai
1) Lantai ruang penanganan dari bahan yang kuat, tidak licin dan
tidak mudah retak serta mudah dibersihkan.
2) Permukaan lantai ruangan penanganan yang menggunakan air
harus memiliki kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air
kearah saluran pembuangan air.
d) Dinding, Langit-langit dan Atap
1) Dinding dan langit-langit ruang penanganan bersifat kedap air,
tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan.
2) Pertemuan antara dinding dan lantai tidak membentuk sudut yang
tajam (dalam bentuk lengkungan), sehingga memudahkan dalam
pembersihan.
3) Atap terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor dan rontok.
e) Pintu, Jendela dan Ventilasi
1) Pintu dan jendela terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan
tidak korosif, serta mudah dibuka tutup.
2) Jendela dan ventilasi pada ruangan penanganan cukup memadai
untuk menjamin pertukaran udara dalam ruangan, serta dilengkapi
dengan kasa yang tidak bisa dilewati serangga.
3) Agar kesegaran udara di dalam ruangan terjamin, dipasang kipas
penghisap udara.
f) Penerangan
1) Ruangan penanganan dan ruangan lainnya dilengkapi dengan
penerangan yang cukup baik untuk siang maupun malam.
2) Setiap lampu yang digunakan dilengkapi dengan pelindung.
g) Penyediaan sumber energi
Sumber energi harus tersedia dalam jumlah yang cukup dari jaringan
PLN atau genset.
h) Penyediaan sumber air
Tersedia sumber air sepanjang tahun. Air harus memenuhi syarat baku
air untuk proses penanganan pascapanen hortikultura (khususnya
proses pencucian komoditas, pembersihan peralatan penanganan
pascapanen serta kebutuhan sanitasi pekerja).
i) CCTV
CCTV digunakan untuk memantau kegiatan penanganan pascapanen
dan pengolahan yang dilakukan di bangsal pascapanen.
j) Prasasti
Bangsal pascapanen dilengkapi dengan identitas bangsal pascapanen
(prasasti) dengan bentuk seragam, terbuat dari granite warna hitam,
ukuran 60x40cm2 dengan tulisan grafir warna emas dan nomor

134 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

registrasi dengan sistem penomoran diatur di pusat*).

Contoh gambar dan tempat penempelan prasasti seperti berikut ini.

PRASASTI

BANGSAL PASCAPANEN DAN


PENGOLAHAN
KOMODITAS HORTIKULTURA
(No. Bangsal..................................................)
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Keterangan:
*) Untuk mendapatkan nomor registrasi bangsal pascapanen agar
konfirmasi ke pusat.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 135


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 5
TATA KELOLA PENCAIRAN, PENYALURAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN DANA BANTUAN PEMERINTAH DALAM
BENTUK UANG (SWAKELOLA BANGSAL PASCAPANEN HORTIKULTURA)

Fasilitasi bangunan bangsal pascapanen hortikultura Tahun Anggaran 2023 baik


di Satker Pusat maupun Satker Tugas Pembantuan di Daerah dilakukan melalui
mekanisme swakelola (dalam bentuk uang). Proses pencairan, penyaluran dan
pertanggungjawaban fasilitasi bantuan bangsal pascapanen dalam bentuk uang,
sebagai berikut:
1. Pemberian bantuan bangsal pascapanen hortikultura dilaksanakan
berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh
KPA;
2. Pemberian bantuan bangsal pascapanen hortikultura dilaksanakan
berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan,
meliputi:
- Hak dan kewajiban kedua belah pihak;
- Jumlah dan nilai pembangunan bangsal pascapanen;
- Jenis dan spesifikasi pembangunan bangsal pascapanen;
- Jangka waktu penyelesaian pekerjaan;
- Tata cara dan syarat penyaluran dana;
- Pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jenis dan spesifikasi yang telah
ditetapkan;
- Pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
- Sanksi; dan
- Penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah
pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.
3. Mekanisme pencairan uang melalui LS ke rekening UPKK atau ke rekening
Kelompok/lembaga/ Penerima Bantuan jika belum memiliki UPKK. Bisa juga
melalui rekening penampungan Satker (sesuai ketentuan yang berlaku)
sebelum di transfer ke rekening penerima bantuan.
4. Ketentuan pemberian bantuan dilakukan secara bertahap yang dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
- Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan dana bantuan setelah perjanjian
kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK
- Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana bantuan apabila prestasi kerja
sudah mencapai 50% (lima puluh persen) yang dibuktikan dengan
mutual

136 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

check kemajuan/progress pembangunan bangsal (matriks mutual check di


lampiran)
5. Permohonan pencairan dana kepada PPK dilampirkan dengan Perjanjian
Kerjasama, Kuitansi bukti penerimaan uang, SPTJB. Untuk pengajuan tahap
kedua dilampirkan laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan.
6. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana,
mengesahkan kuitansi serta menerbitkan SPP untuk selanjutnya disampaikan
kepada PP-SPM
7. PP-SPM melakukan pengujian terhadap SPP dan dokumen tagihan, jika sudah
sesuai dengan persyaratan maka diterbitkan SPM untuk diajukan ke KPPN
8. Penerima Bantuan Pemerintah menyampaikan laporan pertanggungjawaban
bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun
anggaran, berupa BAST. Format BAST berisikan: laporan jumlah dana yang
diterima, dana yang dipergunakan, sisa dana, serta pernyataan bahwa
pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan bukti-bukti pengeluaran telah
disimpan. Selain itu juga melampirkan foto/film pekerjaan yang telah
diselesaikan.
9. Penerima bantuan bertanggung jawab terhadap penggunaan dana bantuan
yang diterima PPK melakukan verifikasi terhadap kelengkapan laporan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian kerja sama,
dan selanjutnya mengesahkan Berita Acara Serah Terima setelah hasil
verifikasi telah sesuai.
10. Dalam hal terdapat sisa dana Bantuan Pemerintah, harus menyampaikan
bukti surat setoran ke rekening Kas Negara kepada PPK.

Berikut dokumen persyaratan yang diperlukan pada proses pencairan,


penyaluran dan pertanggungjawaban fasilitasi bantuan bangsal pascapanen
dalam bentuk uang :
1. Dokumen Persiapan
a. Proposal/KAK/TOR
b. Usulan CPCL Oleh Dinas
c. Fotocopy Rekening Kelompok
d. Fotocopy Saldo Terakhir Rekening
e. Surat Keterangan Rekening Aktif
f. Fotocopy KTP Ketua Kelompok
g. Fotocopy NPWP (Apabila Ada)
h. Surat Perjanjian Penggunaan Tanah
Contoh dokumen Surat Perjanjian Penggunaan Tanah:

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 137


Direktorat Jenderal Hortikultura

SURAT PERJANJIAN
HAK GUNA PAKAI TANAH / HIBAH UNTUK
BANGUNAN BANGSAL PASCAPANEN
HORTIKULTURA

Pada hari ini ………… tanggal ………… bulan ………… tahun ………… (............), kami yang
bertandatangan dibawah ini :
1 Nama :
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Pemilik sah atas tanah di ……………………… dengan nomor ………………………
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2 Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Dalam hal ini bertindak dan mewakili gapoktan/kelompok tani ………………………
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Bahwa dengan ini saya (PIHAK PERTAMA) menghibahkan/
menyewakan/memberikan hak guna pakai tanah hak milik saya seluas ± …… m² (p x
l = … m x … m) yang terletak di.............................Kepada Gapoktan/ Kelompok Tani
……………………… yang akan digunakan untuk penempatan Bangunan Bangsal
Pascapanen Hortikultura (Prasarana Pascapanen Hortikultura).
Adapun batas-batas tanah tersebut adalah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan ………………………
- Sebelah selatan berbatasan dengan ………………………
- Sebelah timur berbatasan dengan ………………………
- Sebelah barat berbatasan dengan ………………………
Selanjutnya dalam perjanjian hak guna pakai atas tanah tersebut diberlakukan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
I. PIHAK PERTAMA sebagai pemilik tanah:
1. Menyerahkan tanah miliknya kepada PIHAK KEDUA dengan model
hibah/pinjam pakai/sewa dalam waktu selama minimal 10 tahun untuk
digunakan sebagai tempat Bangunan Bangsal Pascapanen Hortikultura;
2. Tidak akan menuntut kepada PIHAK KEDUA selama waktu perjanjian
masih berlaku dan tetap dimanfaatkan sebagai sarana usaha kelompok;
3. Mengawasi PIHAK KEDUA dalam menggunakan tanahnya sebagaimana
mestinya agar tidak beralih fungsi;
4. Berhak menegur PIHAK KEDUA serta melaporkan kepada Dinas Pertanian
Kabupaten/ Provinsi apabila tidak menggunakan tanah dan Bangunan
Bangsal Pascapanen Hortikultura tersebut sesuai perjanjian.
II. PIHAK KEDUA sebagai penerima manfaat tanah:
1. Menerima dan memanfaatkan tanah dari PIHAK PERTAMA sebagai tempat
untuk mendirikan Bangunan Bangsal Pascapanen Hortikultura;
2. Mengembalikan hibah/ hak guna pakai lahan kepada PIHAK PERTAMA
apabila masa perjanjian telah berakhir;

138 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

3. Merawat/memelihara tanah yang dipinjam dari PIHAK PERTAMA agar


tetap utuh tidak ada perubahan.
III. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajibannya sesuai sesuai dengan
ketentuan, maka bantuan Bangunan Bangsal Pascapanen Hortikultura tersebut
akan ditarik oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan akan pindah
kelola ke Poktan/Gapoktan yang lain.
IV. Apabila bantuan sarana Bangunan Bangsal Pascapanen Hortikultura ditarik
oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota maka PIHAK KEDUA tetap berkewajiban
melaksanakan kewajiban kewajiban yang belum dilaksanakan.
V. Apabila dikemudian hari terdapat gugatan dari ahli waris PIHAK PERTAMA
maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
Demikian surat perjanjian hak guna pakai tanah untuk penempatan Bangunan Bangsal
Pascapanen Hortikultura ini dibuat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani serta tanpa ada paksaan dan atau tekanan dari pihak manapun,
dengan disaksikan dan turut menandatangani perjanjian, oleh:

1. Nama : ………………………
Alamat : ………………………
Jabatan : ………………………

2. Nama : ………………………
NIP. : ………………………
Alamat : ………………………
Jabatan : ………………………

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Yang Menyerahkan, Yang Menerima
Ketua Kelompok Tani ………………………
+10.000

……………………… ………………………

SAKSI PERTAMA SAKSI KEDUA


Kepala Desa ……………… Kepala Dinas
………………………

……………………… …………………………………
NIP. ……………………………

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 139


Direktorat Jenderal Hortikultura

i. Surat Pertanggungjawaban Mutlak


Dinas Contoh Dokumen SPTJM Dinas:

KOP DINAS PERTANIAN

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang tertanda tangan di bawah ini:

NAMA : …………………………
NIP : …………………………
Jabatan : …………………………

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL) bantuan Kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun Anggaran 2023 telah dilakukan verifikasi
kebenarannya sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan disetujui
untuk diusulkan sebagai Calon Penerima Bantuan Pemerintah Tahun 2023.

2. Saya bertanggungjawab mutlak terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai


dengan tugas, fungsi, dan kewenangan sesuai dengan undang – undang yang
berlaku

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dalam keadaan sadar
dan tidak dibawah tekanan.

………………, …………… 2023

Kepala Dinas
…………………………………

………………………………….
NIP.
……………………………

140 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

2. Dokumen Pencairan Termin I


a. SK PPK tentang Penetapan Penerima Bantuan
b. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) mengacu pada RAB Typical Design
c. Foto Lahan Awal (GeoTagging)
d. Perjanjian Kerjasama (PKS) antara PPK dan POKTAN Penerima
Bantuan Contoh dokumen Perjanjian Kerjasama:

KOP SURAT DINAS

PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor: ……………………………………

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


………………………………………………………….
Dengan
KELOMPOK TANI ……………………………………
Tentang

BANTUAN FASILITASI PRASARANA PASCAPANEN HORTIKULTURA


(BANGSAL PASCAPANEN) PADA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
HASIL
HORTIKULTURA
TAHUN ANGGARAN 2023

Pada hari ini ………, tanggal ……… Bulan ……… Tahun........., kami yang bertandatangan
di bawah ini:
1. Nama : ……………
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen....................dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran.

Alamat..............................., untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

2. Nama : ……………
Jabatan : Ketua Kelompok Tani ……………, selaku penanggung jawab
keuangan untuk kegiatan Bantuan Bangunan Bangsal Pascapanen
Hortikultura dalam rangka Fasilitasi Prasarana Pascapanen
Hortikultura dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kelompok Tani ……………
Alamat : ………………………………………………………………………………
untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat
dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana
Bantuan Pemerintah berupa uang tunai untuk mendukung BANTUAN FASILITASI

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 141


Direktorat Jenderal Hortikultura

PRASARANA PASCAPANEN HORTIKULTURA (BANGSAL PASCAPANEN) Pada Dinas


…………….. dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
LANDASAN 1 HUKUM PELAKSANAAN

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran


Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara No. 4355);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga;
6. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian No 56 Tahun 2019
Tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2020;
7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor ……….. tanggal ;
8. Petunjuk Pelaksanaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Direktorat
Jenderal Hortikultura;
9. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Nomor ………… tanggal................Tentang
Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PP-SPM) Pada Satuan Kerja..................;
10. Keputusan PPK Nomor:................tentang Penetapan Penerima Bantuan Fasilitasi
Prasarana Pascapanen Hortikultura (Bangsal Pascapanen) tanggal …………….

PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban untuk:


a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
dalam hal ini diwakili oleh Tim Teknis (Tim Pengawas)
b. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Rencana
Usulan Kelompok (RUK) yang telah disetujui oleh Tim Teknis.
c. Menerima laporan fisik dan keuangan dari PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban untuk:


a. Menerima dana untuk melaksanakan pembayaran pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh Pihak Kedua.

142 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

b. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan


pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
c. Melakukan penyimpanan bukti-bukti penggunaan dana bantuan pemerintah.
d. Menyetor Sisa dana Bantuan Pemerintah yang tidak digunakan ke Kas Negara
e. Membuat laporan pelaksanaan fisik dan keuangan penggunaan dana bantuan
pemerintah.

PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan paket dana Bantuan Pemerintah
berupa uang untuk Bantuan Bangunan Bangsal Pascapanen Hortikultura dalam
rangka fasilitasi Prasarana Pascapanen Hortikultura Pada Kegiatan Pengolahan
Dan Pemasaran Hasil Hortikultura yang sesuai dengan Rencana Usulan Kelompok
(RUK).

PASAL 4
LOKASI PEKERJAAN

Pekerjaan Bantuan Pemerintah yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yaitu berada
di ……………………………………………………………………………………………………………………….

PASAL 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan dalam jangka waktu … bulan
sejak tanggal ditandatangani kontrak/ perjanjian kerjasama yaitu tanggal.....sampai
dengan tanggal ………….

PASAL 6
PENYERAHAN HASIL
PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA harus melaporkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan


kepada PIHAK PERTAMA, serta dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan
yang diketahui oleh Kepala Dinas ………………

2. PIHAK KEDUA menyampaikan laporan hasil pekerjaan dilampiri dengan:


a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan ditandatangani oleh Penerima
Manfaat dan PIHAK PERTAMA.
b. Foto barang yang dihasilkan/dibeli dan pekerjaan fisik di lapangan.
c. Daftar perhitungan Rencana Usulan Kelompok (RUK), penggunaan (realisasi)
dan sisa dana.
d. Surat pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan.
e. Bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa anggaran bantuan.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 143


Direktorat Jenderal Hortikultura

PASAL 7
SUMBER DAN JUMLAH DANA

1. Sumber dana Bantuan Pemerintah yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah
berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ………… Nomor DIPA:
…………. tanggal …………

2. Jumlah dana Bantuan Pemerintah yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah
sebesar Rp......................, - (….......................)

PASAL 8
PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN

1. Pembayaran dana Bantuan Pemerintah dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) Surat
Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA sebesar Rp. …………………, - (………………………) setelah perjanjian
kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar
(SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) …., dengan cara pembayaran ke
rekening PIHAK KEDUA pada Bank ………………… Nomor Rekening ……………….
2. Cara pembayaran dilakukan secara sekaligus sesuai Rencana Usulan Kegiatan
yang telah di setujui oleh Dinas Pertanian setempat secara bertahap (2 termin)
dengan ketentuan:
- Pembayaran termin ke 1 (pertama) sebesar 70% dari total anggaran
setelah rencana usulan kegiatan yang telah di setujui Dinas Kabupaten
- Pembayaran termin ke 2 (kedua) sebesar 30% setelah volume pekerjakan
selesai 50% dengan bukti mutual check (MC) 50% dan foto open camera
(0% dan 50%).
3. Pencairan dana Bantuan Pemerintah oleh PIHAK KEDUA harus mendapat
Persetujuan (Contra Sign) dari Kepala Dinas atau Pejabat lainnya yang ditunjuk
oleh Kepala Dinas, atau PPK …….., setelah PIHAK KEDUA mengajukan
permohonan pencairan kepada Kepala Dinas atau PPK ……….

PASAL 9
KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force Majeure adalah suatu
keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK
KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya,
misalnya:
a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah
longsor, tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan
terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan pekerjaan.
b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter oleh
Pemerintah.

144 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang


didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi
yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force Majeure PIHAK KEDUA
wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak
kejadian/peristiwa tersebut.

PASAL
10
SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan


Pemerintah sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA
berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA
yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum
dan PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggungjawabkan penggunaan dana
Bantuan Pemerintah yang telah digunakannya serta menyerahkan sisa dana yang
belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 11
PERSELlSIHA
N

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA


sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan
secara musyawarah untuk memperoleh mufakat.
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian,
maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini di Pengadilan
Negeri sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 12
LAIN –
LAIN

1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi
beban PIHAK KEDUA.
2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih
dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 13
PENUTU
P

Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan
penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 145
Direktorat Jenderal Hortikultura

dibuat dalam rangkap 3 (tiga) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang
sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.

146 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,
+10.000

…………………… …………………………………
Ketua Kelompok NIP. ……………………………

Mengetahui
Kepala Dinas Kabupaten/Kota
………………………………………………,

…………………………………
NIP. ……………………………

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 147


Direktorat Jenderal Hortikultura

e. Pakta Integritas
Contoh Dokumen Pakta Integritas:

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertandatangan di bawah


ini : Nama : …………………………
No KTP : …………………………
Alamat : …………………………
…………………………
…………………………
Jabatan : …………………………

Bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani / KWT................................dalam


rangka penggunaan dana bantuan Prasarana Pascapanen (Bangsal Pascapanen)
Hortikultura pada kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dari
Dinas................Tahun 2023 dengan ini menyatakan :
1. Tidak akan melakukan Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN) dan akan
mengikuti semua aturan dan pedoman yang berlaku dalam proses
penyaluran dan penggunaan dana bantuan Prasarana Pascapanen
Hortikultura pada Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura;
2. Akan melaksanakan kegiatan secara sungguh-sungguh, transparan dan
bertanggung jawab memberikan hasil kerja terbaik mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan / kegiatan sesuai Rencana Usulan
Kelompok (RUK) dan Perjanjian Kerjasama Swakelola (PKS) yang telah
kami tandatangani;
3. Apabila saya dan anggota kelompok tani melanggar hal-hal yang telah
dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, maka saya dan anggota
kelompok tani bersedia dikenakan sanksi administrasi serta dituntut ganti
rugi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
………………, …………… 2023

Mengetahui,
Penerima Bantuan, Kepala Dinas …………………………

+10.000

(…………………………) (………………………………)
NIP. …………………………

148 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

f. Surat Pernyataan Kesanggupan


Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan:

KOP KELOMPOK

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : …………………………
Jabatan : …………………………
Alamat : …………………………
…………………………
Dalam rangka pelaksanaan Fasilitasi Prasarana Pascapanen (Bangsal Pascapanen)
Hortikultura Pada Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura dalam
bentuk Bantuan Pemerintah dari Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Dinas
…………. TA. 2023, pada Kelompok Tani / KWT..............................., maka dengan ini
menyatakan bahwa:
Bersedia dan sanggup melaksanakan :
1. Secara swakelola, sesuai dengan spesifikasi teknis dan waktu yang ditentukan;
2. Bersedia dan sanggup bertanggung jawab secara formal dan material atas
kegiatan yang kami laksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Bersedia dan sanggup menyelesaikan kegiatan yang direncanakan;
4. Bersedia dan sanggup untuk memperbaiki/mengganti kembali atas pekerjaan
yang telah dilaksanakan, bilamana pekerjaaan baik sebagian maupun
keseluruhan setelah diadakan pemeriksaan ternyata tidak memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan;
5. Bersedia dan sanggup menyusun laporan dan dokumen pelaksanaan kegiatan
dengan lengkap dan benar serta siap untuk diaudit sewaktu-waktu;
6. Bersedia memanfaatkan dan merawat bantuan sarana dan prasarana yang
diberikan.
Demikian surat pernyataan kesanggupan ini dibuat dengan sebenarnya, dalam
keadaan sadar dan tidak dibawah tekanan.

………………, ………2023

Ketua Kelompok Tani


…………………………,

+10.000

(…………………………)

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 149


Direktorat Jenderal Hortikultura

g. Permohonan Pembayaran Tahap I


Contoh Permohonan Pembayaran Tahap I:

KOP KELOMPOK

…………, ………… 2023


Nomor : ………………………
Perihal : Permohonan Pembayaran Tahap I

Kepada Yth :
Pejabat Pembuat Komitmen
…………………………………………
Di
……………………

Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ……………………… tanggal ………………


tentang pemanfaatan dana bantuan pemerintah berupa uang bantuan Bangunan
Bangsal Pascapanen Hortikulura dalam rangka Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hortikultura Tahun Anggaran 2023, Kami Kelompok Tani / KWT
………………………
Kabupaten ……… Provinsi ……… selaku Penerima Bantuan Pemerintah, dengan ini
mengajukan permohonan pencairan dana sebesar Rp. ……………, (……………) sesuai
dengan Rencana Usulan Kegiatan (RUK).

Selanjutnya dana tersebut akan digunakan sesuai dengan lingkup pekerjaan


sebagaimana diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama Swakelola yang telah
ditandatangani dan dana tersebut mohon dapat ditransfer ke rekening Bank ……………
Nomor …………… atas nama ……………………….

Demikian kami sampaikan,atas persetujuannya kami ucapkan

terimakasih Mengetahui
Kepala Dinas Penerima Bantuan
………………………………. Kelompok ……………

(………………………………)

(………………………) NIP. …………………………

150 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

h. Kuitansi Tahap I
Contoh Kuitansi Tahap I:

MAK.5887.RBK.010.052A.526123

KUITANSI

Sudah terima dari : Pejabat Pembuat Komitmen ……………………………………….


Terbilang : ……………………….
Untuk Pembayaran : Dana bantuan Pemerintah berupa uang dalam rangka
pelaksanaan dana Bantuan Fasilitasi Prasarana
Pascapanen Hortikultura (Bangsal Pascapanen) pada
Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
sesuai dengan surat Perjanjian Kerjasama Nomor:
………………………, Tanggal.............2023
Uang sebanyak : Rp. ……………. (…..........................Rupiah)

………………., …………… 2023

Setuju dibayarkan
Pejabat Pembuat Komitmen Yang Menerima,
Kel Tani / KWT ………………

+10.000

…………………………………
NIP. ………………………. …………………
Ketua

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 151


Direktorat Jenderal Hortikultura

i. Berita Acara Pembayaran Tahap I


Contoh Berita Acara Pembayaran Tahap I:

KOP DINAS

BERITA ACARA PEMBAYARAN TAHAP I


Nomor: ………………………………………
Tanggal:......................2023

Pada hari ini ………… tanggal ……………… Bulan...........Tahun Dua Ribu Dua Puluh TIGA,
kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1 …………………………. : Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja
…………………….., yang berkedudukan di
……………………………., yang selanjutnya
disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.

2 ………………………… : KETUA KELOMPOK..........................., YANG


BERKEDUDUKAN DI.............................................,
SELANJUTNYA DISEBUT SEBAGAI PIHAK KEDUA

Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama Swakelola Nomor....................................,


tanggal................2023, Maka PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA sebesar:

Rp..............................., - (…....................................).

Pembayaran pekerjaan dimaksud melalui pemindahbukuan (transfer) yang ditujukan


kepada rekening PIHAK KEDUA, sebagai berikut:
Nama Bank : ……………………………
Nomor Rekening : ……………………………
Atas Nama : ……………………………
Alamat : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Demikian, Berita Acara Pembayaran ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah
pihak pada hari dan tanggal tersebut diatas.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,


KETUA KELOMPOK …………… Pejabat Pembuat Komitmen

………………………… …………………………
NIP. ……………………………….

152 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

3. Dokumen Pencairan Termin II


a. Bukti Masuk Pencairan Termin I (Saldo Rekening Buku Tabungan)
b. Laporan Pertanggung Jawaban Bantuan Termin I, mencakup:
- Rekap penggunaan dana termin I
- Bukti pengeluaran belanja pembelian bahan/ alat (nota belanja)
- Upah tenaga kerja termasuk mandor dan honor tim supervisi
- Absensi tenaga kerja yang diberikan upah
- Dokumentasi (foto dengan tagging 0% dan 50%)
c. Matriks Mutual Check (MC) 50%
Contoh format matriks mutual check (MC) 50% seperti di bawah ini (diisi
oleh Tim Supervisi berdasarkan kondisi kemajuan bangsal pascapanen
hortikultura):

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 153


Direktorat Jenderal Hortikultura

MATRIKS MUTUAL CHECK 50%

154 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 155


Direktorat Jenderal Hortikultura

156 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 157


Direktorat Jenderal Hortikultura

d. Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan (Dana 70%)


Contoh dokumen laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan:

KOP KELOMPOK

LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


NOMOR:

Pada hari ini ………… tanggal ………… bulan............tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga, yang
bertandatangan di bawah ini,

Nama : ………………
Jabatan : Ketua Kelompok ………………
Alamat : ………………………………………………………………

Dengan ini menyatakan sebagai berkut:


Berdasarkan Surat Keputusan Nomor : ………….., tanggal................dan Perjanjian Kerja
Sama Nomor …………………., tanggal …………….. mendapatkan Bantuan Bangsal
Pascapanen Hortikultura TA. 2023 dengan nilai bantuan sebesar Rp....................,-
(…...............Rupiah).
1. Sampai dengan tanggal …………, kemajuan penyelesaian pekerjaan Bangunan
Bangsal Pascapanen Hortikultura sebesar ……%
2. Apabila di kemudian hari atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah dibuat
mengakibatkan kerugian negara, maka saya bersedia untuk dituntut penggantian
kerugian negara suai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya


untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ketua Kelompok ……………

+10.000

(………………………)

158 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (Dana 70%)


Contoh dokumen surat pernyataan tanggung jawab belanja:

KOP KELOMPOK

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA

Yang bertandatangan di bawah ini :


1. Nama Lembaga :
2. Nama Pimpinan Lembaga :
3. Alamat Lembaga :
4. Nama Bantuan : Bantuan Bangunan Bangsal
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor : ………….., tanggal................dan Perjanjian Kerja
Sama Nomor ………….., tanggal ……………. mendapatkan Bantuan Fasilitasi Prasarana
Pascapanen Hortikultura (Bangunan Bangsal Pascapanen) pada kegiatan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Hortikultura Tahun 2023 sebesar Rp. …………..,- (……………..
Rupiah).
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Sampai dengan bulan ………….. telah menerima pencairan Tahap Ke-1 (Satu)
dengan nilai nominal sebesar Rp. ………..,- (…… Rupiah), dengan rincian
penggunaan sebagai berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp. ……..,- (..........Rupiah)
b. Jumlah total dana yang telah digunakan : Rp. …….,- (..........Rupiah)
c. Jumlah total sisa dana : Rp. …….,- (..........Rupiah)
2. Persentase jumlah dana bantuan Fasilitasi Prasarana Hortikultura (Bangsal
Pascapanen) yang telah digunakan adalah sebesar 70% (Tujuh Puluh Persen).
3. Bertanggungjawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada
yang berhak menerima.
4. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja yang telah
dilaksanakan.
5. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh
aparat pengawas fungsional Pemerintah.
6. Apabila di kemudian hari penyataan yang saya buat ini mengakibatkan kerugian
negara, maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara yang
dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

……., ……….. 2023


Kelompok …………………

+10.000

(………………………)

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 159


Direktorat Jenderal Hortikultura

f. Permohonan Pembayaran Tahap II


Format dokumen sama dengan permohonan pembayaran tahap I.
g. Kuitansi Tahap II
Format dokumen sama dengan kuitansi tahap I .
h. Berita Acara Pembayaran Tahap II
Format dokumen sama dengan Berita Acara Pembayaran Tahap I.

4. Dokumen Penyelesaian Pekerjaan


a. Bukti Masuk Pencairan Termin II (Saldo Rekening Buku Tabungan)
b. Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan (Dana 100%)
Format dokumen sama dengan laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan
pada termin sebelumnya dengan update kemajuan penyelesaian
bangunan bangsal pascapanen hortikultura (poin 1).
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (100%)
Format dokumen sama dengan surat pernyataan tanggung jawab belanja
pada termin sebelumnya dengan update jumlah dana dan persentase
penggunaan dana (poin 1 dan 2) .
d. Laporan Pertanggung Jawaban Bantuan Termin II, mencakup:
- Rekap penggunaan dana termin I
- Bukti pengeluaran belanja pembelian bahan/ alat (nota belanja)
- Upah tenaga kerja termasuk mandor dan honor tim supervisi
- Absensi tenaga kerja yang diberikan upah
- Dokumentasi (foto dengan tagging)
e. Berita Acara Serah Terima
Contoh dokumen Berita Acara Serah Terima:

160 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

KOP KELOMPOK

BERITA ACARA SERAH TERIMA


Nomor: ……………………….

Pada hari ini ………….. Tanggal ……………… Bulan...........Tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga,
yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama Lembaga : ………………………………
Nama Pemimpin Lembaga : ………………………………
Alamat Lembaga : ………………………………
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
2. Nama Bantuan : ………………………………
NIP : ………………………………
Jabatan : PPK Satker …………….
Alamat : ………………………………
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:


1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa bantuan
Fasilitasi Prasarana Pascapanen Hortikultura pada Kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura sesuai dengan Surat Keputusan Nomor:
.........................................................................................................................................
,
tanggal ………… dan Perjanjian Kerja Sama Nomor ……………, tanggal ……..…….
2. PIHAK KESATU telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan telah
dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian
Kerjasama, dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp……………., - (…............Rupiah)
b. Jumlah total dana yang telah dipergunakan : Rp……………, - (….............Rupiah)
c. Jumlah total sisa dana : Rp. ………….., - (…............Rupiah)
3. PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana Bantuan
Fasilitasi Prasarana Pascapanen Hortikultura pada Kegiatan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hortikultura sebesar Rp. ……………, - (….................Rupiah) telah
disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan
keperluan pemeriksaaan aparat pengawas fungsional.

4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA


menerima dari PIHAK KESATU berupa Bangunan Bangsal Pascapanen
Hortikultura dengan nilai sebesar Rp…………., - (.................Rupiah)

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 161


Direktorat Jenderal Hortikultura

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


Ketua Kelompok Tani Pejabat Pembuat Komitmen
……………….

(…………………………..)
(…………………………….) NIP. ……………………………

Mengetahui,
Kepala Dinas Pertanian ………………………

(…………………………….
) NIP.
……………………….

162 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 6

Contoh Spesifikasi Prasarana Pengolahan Hortikultura

A. Bangunan Pengering Tenaga Matarahari / DOME


Bangunan pengering tenaga matahari berfungsi untuk menurunkan kadar air
(moisture content) dengan cara memanfaatkan udara yang dipanaskan tenaga
matahari dan menghisap uap air yang dihasilkan bahan yang dikeringkan.

Mesin pengering ini terdiri dari 4 bagian utama yaitu:


1) Ruang pengering
2) Meja/rak bahan
3) Kipas hisap (blower),
4) Tenaga penggerak kipas (sollar cell).

Pengering ini berbentuk dome dengan memaksimalkan panas tersirkulasi dari


udara yang dipanaskan oleh tenaga matahari. Kemudian, udara panas
tersebut akan menyerap kelembaban dari produk yang dijemur. Udara
tersebut lalu dihisap oleh kipas angin yang terpasang di pada dome.

Parameter Satuan Ukuran


Motor Penggerak Kipas
- Tegangan V 12
- Arus Listrik A 1,2
- Daya W 14,4
- Putaran rpm 3.050

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 163


Direktorat Jenderal Hortikultura

1. Konstruksi mesin pengering tenaga matahari bentuk dome

Komponen
Komponen Jenis Bahan Satuan Ukuran
Utama
Rumah Dinding Polikarbonat, tebal mm 6
pengering
Meja Alas meja Karet berlubang, mm 1,25 - 1,5
pengering tebal
Saluran Lubang Pelat baja, mm 135,0 - 144,6
udara keluar saluran udara diameter
keluar
Kipas hisap Sudu Plastik, tebal mm 0,8 – 1,0
Rangka a. Utama - Besi kotak, tebal mm 2,5 – 3,0
- Pipa besi, mm 47
diameter
- Pelat strip, tebal mm 8
b. Meja - Besi kotak, tebal mm 2,25 - 2,5
pengering
- Besi siku, tebal mm 3,25 - 3,5
Solar cell Daya W 60

2. Dimensi dan spesifikasi teknis bangunan

Parameter Satuan Ukuran


Dimensi Bangunan
 Panjang mm 8.250 - 8.450
 Lebar mm 5.800 - 6.054
 Tinggi mm 3.150 - 3.270

3. Skema

Keterangan:
P : panjang ; l : lebar ; t ; tinggi

164 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

B. Bangunan Pengering Tenaga Matahari

Spesifikasi

Spesifikasi Mesin Pengering Tenaga Matahari

Panjang tanpa Selasar : minimal 6000 mm


Panjang dengan selasar : minimal 7000 mm
Lebar tanpa selasar : minimal 6000 mm
Lebar dengan selasar : minimal 7000 mm
Tinggi : minimal 2000 mm

Motor penggerak Kipas :


Jenis : motor listrik
Arus Listrik : minimal 0.2 A
Daya : minimal 220/240

Motor penggerak Kipas :


Jenis : motor listrik
Arus Listrik : minimal 0.2 A
Daya : minimal 210/220

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 165


Direktorat Jenderal Hortikultura

Bagian meja pengering /rak


Dimensi meja pengering
Panjang: minimal 5000 mm
Lebar: minimal 500 mm
Tinggi: minimal 500 mm

Ukuran lubang saringan alas meja : 2 - 4 mm


Jumlah meja : 3 - 5 Buah
Jumlah rak : minimal 20 Rak
Kapasitas tampung : minimal 150 kg
Tinggi tumpukan : minimal 250 tumpukan

Bagian solar cell :


Daya maksimum : maksimal 150 watt
Tegangan : maksimal 19,5 V
Arus Listrik : maksimal 6,5 A

Bagian bangunan /Ruang pengering


Dimensi lubang pintu masuk :
Panjang : minimal 1500 mm
Lebar : minimal 1900 mm

Dimensi pintu masuk


Panjang : 1800 – 2000 mm
Lebar : 850 - 1000 mm
Jumlah pintu masuk : minimal 1 pintu
Dimensi jendela/lubang udara:
Panjang: 100 mm
Lebar: minimal 200 mm
Jumlah jendela/lubang udara : minimal 2 buah

166 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 7

Contoh Spesifikasi Sarana Pemasaran Hortikultura


a. Pasar Tani
No. Uraian Gambar
1 Tenda Lipat
- Panjang : 3 m
- Lebar : 3 m
- Tinggi : 2,5 m

2 Meja Lipat
- Panjang : 122 cm
- Lebar : 62 cm
- Tinggi : 74 cm
- Plastik HDPE berkualitas & Besi
Powder Coating
3 Kursi Lipat
- Bahan dudukan PVC Vinyl

- Rangka kaki: chrome

4 Pengeras Suara / Toa


- Ketahanan battery 9 jam
- Output 15 watt
- Audio Range : 400 m
- Berat 930 gram
- Berat Microphone : 130 gram

5 Timbangan Duduk Digital

- Besar alas: 30 x 40 cm

- Max 150 kg

- Baterai isi ulang

- Auto On Off

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 167


Direktorat Jenderal Hortikultura

No. Uraian Gambar


6 Plastik Wrapping
- 50 x 150 cm

7 Sealer Packaging
- 400 watt
- Panjang 30 cm

8 Cool Box
- Bahan plastik / HDPE (High
Density Polyethylene) food grade
- Kapasitas 55 Liter

9 Trolley
- Dimensi 74x48 cm

- Roda Karet 4 inch

- Handel Lipat

- Kapasitas 150kg

b. Pasar Lelang
No. Uraian Gambar
1 Meja Lipat
- Panjang : 122 cm

- Lebar : 62 cm

- Tinggi : 74 cm

- Plastik HDPE berkualitas &


Besi Powder Coating

168 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

No. Uraian Gambar


2 Kursi Lipat
- Bahan dudukan PVC Vinyl

- Rangka kaki: chrome

3 Papan Nama
- Panjang : 1,5 m
- Lebar : 1 m
- Cover plat allumunuim
- Bahan kerangka : Pipa besi
kotak Hollow + cat
- gambar/logo/tulisan

4 Cash Register/Mesin Penghitung


Uang
- Display 8 Digit angka LED
- Printer 1 Satsiun
- Cash drower 4 com papper +
5 com coin

5 Pengeras Suara / Toa


- Ketahanan batteray 9 jam
- Output 15 watt
- Audio Range : 400 m
- Berat 930 gram
- Berat Microphone : 130 gram

6 Timbangan Duduk Digital

- Besar alas: 30 x 40 cm
- Max 150 kg
- Baterai isi ulang
- Auto On Off

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 169


Direktorat Jenderal Hortikultura

No. Uraian Gambar


7 Papan Tulis
- Panjang : 180 cm

- Lebar: 90 cm

- White Board

- Kaki: Besi

8 Layar Monitor Informasi Harga


(Running Text)
- Ukuran 100 x 200 cm

- LED

9 Gerobak Sorong
- Daya Tampung: 4 Kubik
- Roda: 13"

10 Plastik Wrapping
- 50 x 150 cm

11 Sealer Packaging

170 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 8
Contoh Format Lampiran Surat dari Dinas Pertanian yang membutuhkan
bantuan pemasaran produk (Dinas di daerah produsen dan tujuan
pengiriman)

FORM VERIFIKASI

1. URAIAN TERJADINYA GEJOLAK HARGA: (Apa, Mengapa, Dimana, Siapa yang


terlibat)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

2. USULAN TINDAKAN (perlu kegiatan bantuan pemasaran dan stabilisasi


harga/tidak, berapa volume, berapa jangka waktu)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 171


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 9

Contoh Format Lampiran Surat dari Dinas Pertanian


yang membutuhkan bantuan pemasaran produk (Dinas di daerah
produsen)

FORM VERIFIKASI CALON PENGIRIM

1. Nama petani komoditas hortikultura:……………………………………..

2. Alamat: …………………………………………………………………………………

3. No. Hp pemilik/penanggungjawab: ………………………………………..

4. Komoditas yang akan dikirim: ………………………………………………

5. Ketersediaan (kg): ………………………………………………………………..

6. Kemampuan kirim (kg per hari/minggu/bulan): …………………...

7. Jumlah pengiriman yang disepakati (kg): ………………………………

8 Harga yang disepakati (Rp.): …………………………………………………

172 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 10

Contoh Format Lampiran Surat dari Dinas Pertanian


yang membutuhkan bantuan pemasaran produk (Dinas di daerah
produsen)

FORM VERIFIKASI CALON PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENGIRIMAN

1. Jenis moda transportasi: ……………………………………………….…………

2. No. Polisi: ………………………………………………….………………….…………

3. Nama pemilik usaha: …………………………………………………….….……...

4. Alamat: …………………………………………..……………………………………….

5. No. Hp: ……………………………………………………………………………………

6. Perijinan yang dimiliki: ……………………………………………………………

7. Tanggal pengiriman yang disepakati: ……………………………………….

8. Jumlah pengiriman yang disepakati (kg): ………………………………….

9. Harga pengiriman yang disepakati (Rp.): ………………………….………

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 173


Direktorat Jenderal Hortikultura

Lampiran 11

Contoh Format Lampiran Surat dari Dinas Pertanian


yang membutuhkan bantuan pemasaran produk (Dinas Tujuan Pengiriman)

FORM VERIFIKASI CALON PENERIMA PRODUK


(Distributor/Asosiasi/Pasar Mitra Tani
Hortikultura/Pedagang yang Ditunjuk)

1. Penerima produk yang ditetapkan: …………………………………………..

2. Nama: ……………………………………………………………………………………………...

3. No. Hp: …………………………………………………………………………………………….

4. Komoditas yang akan dikirim: …………………………………………………………..

5. Jumlah pengiriman yang disepakati: …………………………………………...…….

6. Harga yang disepakati: ………………………………………………………………..…...

7. Waktu pengiriman: …………………………………………………………………………..

174 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura


Direktorat Jenderal Hortikultura

TIM PENYUSUN

PETUNJUK PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL
HORTIKULTURA TAHUN 2023

Pengarah : 1. Direktur Jenderal Hortikultura


(Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc)
2. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
(Ir. Bambang Sugiharto, M.Eng.Sc)

Tim Penyusun
Koordinator :
1. Substansi Pascapanen : Ofi Nidausoleha, SP, MP
2. Substansi Pengolahan : Diah Ismayaningrum, SP, SE
3. Substansi Standardisasi
dan Mutu : Hotman Fajar Simanjuntak, ST, MM
4. Substansi Pemasaran : Dr. Ermia Sofiyessi, STP, M.Agr.Sc

Anggota : 1. Fajar Anggraeni, SP


2. Henni Kristina Tarigan, SP, ME
3. Ansar Usman, SP
4. Luster S Manurung, SP, ME
5. Dr. Dina Martha Susilawati, SSi, MSi
6. Siti Pudjiarti, SP
7. Novia Yosrini, SP, MP
8. Sekar Insani Sumunaringtyas, STP, Msi
9. Tardi Toyib, SP, MM

Tim Editor :
1. Indri Nugraheni, STP, M.Agr.Sc
2. Nurul Hudha, SP
3. Indri Cahya Lestari, SP
4. Adityo Utomo, SE

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura 175


Direktorat Jenderal Hortikultura

176 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Anda mungkin juga menyukai