LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh :
SUGIANTO
BP : 1201312043
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh
SUGIANTO
BP : 1201312043
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh:
SUGIANTO
BP : 1201312043
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengesahkan,
Ketua Jurusan
Budidaya Tanaman Perkebunan
Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh
NIP. 195908281988111001
BUDIDAYA JAHE GAJAH (Zingiber officinale Rosc.) DI
DALAM KARUNG DENGAN PENGGUNAAN ABU JERAMI
DI TANJUNG PATI
LAPORAN
PROYEK USAHA MANDIRI
Oleh:
SUGIANTO
BP : 1201312043
Laporan ini telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Ujian Jurusan
Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Tanjung Pati, Tanggal 4 Februari 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini dengan judul “Budidaya Jahe Gajah
(Zingiber officinale Rosc.) di dalam karung dengan penggunaan abu jerami”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata
ajaran Proyek Usaha Mandiri pada semester V di Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Gusmalini, Msi. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh
2. Bapak Ir. Ardi Sardina Abdulah, Msi. selaku Ketua Jurusan Budidaya
Tanaman Perkebunan.
3. Ibu Ir. Amaliyah Syariyah, MP. selaku Ketua Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan.
4. Bapak Ir. Muliadi Karo Karo, MP. selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan laporan ini.
5. Seluruh Staf Pengajar di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh.
6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah mendukung dan
memberikan motivasi kepada penulis baik secara moril maupun materil.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung di dalam penyusunan laporan ini.
ii
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hama dan penyakit utama pada jahe dan cara pengendaliannya .......... 13
2. Jadwal kegiatan proyek usaha mandiri (pum) budidaya tanaman
jahe gajah selama ± 5 bulan dengan luasan lahan 1045 m
2
................ 25
3. Biaya alat pada budidaya tanaman jahe gajah pada luasan 1045 m
selama ± 5 bulan ............................................................................ 26
17. Analisa rugi laba dalam satu tahun pada budidaya tanaman jahe
gajah untuk luasan 1045 m
2
............................................................. 42
18. Penyusutan atas investasi dalam setahun pada budidaya tanaman
jahe gajah untuk luasan 1045 m
2
...................................................... 43
19. Cash flow ........................................................................................ 44
20. Analisa proyek budidaya tanaman jahe gajah untuk luasan
1045 m
2
......................................................................................... 44
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Denah lokasi Proyek Usaha Mandiri Budidaya Tanaman Jahe Gajah ........ 17
2. Denah lahan Proyek Usaha Mandiri Budidaya Tanaman Jahe Gajah
Pada Rencana Bisnis dengan luas 1045 m
2
........................................... 38
Seorang ahli tanah IPB mengatakan bahwa bahan ini mengandung hara
kalium yang cukup besar. Abu yang berasal dari pembakaran jerami padi misalnya,
kadar kaliumnya mencapai 10-35%, abu sisa bakaran kayu mengandung 6-12%,
dan abu sekam padi mengandung kalium 1,85%. Dan keistimewaannya adalah abu
bersifat lambat dalam melepas hara kaliumnya. Pelepasan kalium akan berjalan
sedikit demi sedikit tetapi secara kontinu. Dengan begitu tanaman akan
mendapatkan hara ini dalam waktu yang panjang (Shania Kuderi, 2014).
Berdasarkan data di atas kandungan kalium abu jerami yang mencapai 10-
35% maka penulis tertarik melakukan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dengan judul
“BUDIDAYA TANAMAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale Rosc.) DI DALAM
KARUNG DENGAN PENGGGUNAAN ABU JERAMI”.
1.2. Tujuan
Rimpang jahe memiliki aroma yang khas, pada bagian luar berwarna kuning
kotor, bila sudah tua akan berwarna agak coklat keabuan. Bila rimpang ini dipotong
secara melintang, maka akan terlihat warna putih kekuningan atau jingga. Jahe
Gajah memiliki rimpang yang lebih besar dibandingkan jenis jahe lainnya, panjang
akar sekitar 12,93–21,25 cm, diameter akar 4,53–6,30 mm, seratnya lembut, aroma
kurang tajam, rasanya kurang pedas, panjang rimpang 15,83-32,75 cm, tinggi
rimpang 6,20-12,24 mm, dan pada umumnya memiliki berat rimpang 0,18-
1,04 Kg.
b. Batang
Jahe Gajah mempunyai batang yang agak keras, berbentuk bulat dan
berwarna hijau muda, diselubungi oleh pelepah daun dan dapat mencapai tinggi
tanaman sekitar 68,63 – 12,75 cm. Biasanya batang tanaman jahe dihiasi titik- titik
berwarna putih, batang biasanya basah dan banyak mengandung air
sehingga tergolong tanaman herbal.
c. Daun
Jahe Gajah mempunyai daun berselang-seling dengan tulang daun sejajar.
Permukaan daun bagian atas berwarna hijau muda jika dibandingkan dengan bagian
bawah yang berbulu halus. Panjang daun berkisar 17,45–21,99 cm dan lebar 0,8–
2,5 cm, jumlah daun 28-29 dan lebar tajuk 47,43-63,8 cm.
d. Bunga
Bunga Jahe Gajah berupa bulir yang berbentuk kincir, tidak berbulu dengan
panjang 5–7 cm. Bulir ini menempel pada tangkai bulir yang keluar dari akar
rimpang. Tangkai bulir dikelilingi oleh daun pelindung yang berbentuk bulat lonjong,
runcing atau menggumpal.
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jahe
Untuk mendapatkan produksi yang optimal dari tanaman jahe perlu diketahui
syarat tumbuh tanaman ini diantaranya iklim dan tanah yang diuraikan sebagai
berikut (Syukur, 2007).
2.3.1. Iklim
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap proses fisiologi terutama pada
proses asimilasi, pertumbuhan vegetatif dan pembentukan rimpang. Faktor iklim
terdiri atas :
a. Curah hujan
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan yang relatif tinggi, yaitu 2.500-
3.500 mm/tahun, dengan 7-9 bulan basah.
b. Cahaya matahari
Tanaman jahe termasuk golongan tanaman yang menyukai cahaya matahari,
karena selama pertumbuhannya membentuk rumpun sehingga menghendaki banyak
sinar matahari dengan demikian Jahe Gajah tidak cocok untuk ditaman di tempat
terlindung, karena daunnya akan melebar tetapi rimpangnya akan mengecil.
c. Ketinggian tempat
Pada dasarnya tanaman Jahe Gajah dapat tumbuh dari dataran rendah
sampai 1.500 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi, jahe gajah akan
berproduksi baik pada ketinggian sekitar 500-900 meter diatas permukaan laut.
2.3.2. Tanah
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan
banyak mengandung bahan organik (humus), serta berdrainase baik. Tanah Latosol
Merah Coklat dan Andisol umumnya dapat ditanami Jahe Gajah dengan kedalaman
lapisan olah tidak kurang dari 30 cm. Tanaman Jahe Gajah dapat tumbuh pada pH
sekitar 4,3-7,4.(Paimin dan Murhananto, 2004).
2.4. Budidaya Tanaman Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc.)
2.4.1 Persiapan lahan
Persipan lahan yang dimaksud disini adalah segala tindakan yang
dilakukan sebelum pelaksanaan penanaman (Paimin dan Murhananto , 2004).
a. Penentuan lokasi
Setelah lahan yang akan ditanami ditentukan, maka dilakukan pengukuran
lahan tersebut sehingga akan terlihat batas-batas antara lahan yang akan diolah dan
yang tidak diolah (Paimin dan Murhananto, 2004).
b. Pembesihan lahan
Sebelum benih ditanam dilakukan pengolahan tanah. Tujuan pengolahan tanah
adalah untuk menciptakan tanah menjadi gembur, subur, berhumus, berdrainase
baik dan beraerasi baik, serta membersihkan dari gulma. Tanah yang gembur akan
memberikan kesempatan kepada rimpang jahe untuk tumbuh dengan leluasa. Tanah
liat yang kurang diolah menyebabkan rimpang jahe tertekan, tanah berkerikil
menyebabkan rimpang tergores sehingga hasil tidak maksimal (Syukur, 2001).
b) Pengecambahan
Jahe diperbanyak dengan menggunakan stek rimpang. Untuk mendapatkan
benih yang baik rimpang perlu diseleksi. Benih yang akan digunakan harus jelas
asal usulnya, sehatdan tidak tercampur dengan varietas lain. Yang dimaksud benih
yang sehat adalah berasal dari pertanaman yang sehat dan tidak terserang penyakit
(Syukur, 2001).
Rimpang yang telah terinfeksi penyakit tidak dapat digunakan sebagai benih
karena akan menjadi sumberpenularan penyakit di lapangan. Pemilihan benih harus
dilakukan sejak pertanaman masih di lapangan. Apabila terdapat tanaman yang
terserang penyakit atau tercampur dengan jenis lain, maka tanaman yang terserang
penyakit dan tanaman jenis lain harus dicabut dan dijauhkan dari areal pertanaman.
Selanjutnya, pemilihan (penyortiran) dilakukan setelah panen, untuk membuang
benih yang terinfeksi hama dan penyakit atau membuang benih dari jenis lain
(Rostiana, 2007).
Rimpang yang sudah bertunas kemudian diseleksi dan dipotong menurut
ukuran. Untuk mencegah infeksi bakteri pada waktu pemotongan, dilakukan
perendaman di dalam larutan antibiotik dengan dosis anjuran, kemudian dikering
anginkan (Hamidi, 2003).
2.4.3. Penanaman
Ketersediaan air sangat penting pada saat penanaman. Bila jahe hendak
ditanam di tanah tegalan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Namun
apabila akan ditanam di daerah dengan curah hujan tinggi maka penanaman dapat
dilakukan sepanjang tahun (Hanafi, 2011).
10
11
12
hati-hati agar tidak merusak perakaran dan melukai rimpang yang dapat
menyebabkan masuknya bibit penyakit (Harmono dan Agus, 2005).
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut
gulmanya dengan tangan atau dengan menggunakan kored, dan bisa juga dengan
herbisida. Cara manual akan berhasil untuk gulma yang mudah dicabut, namun sulit
dilakukan terhadap gulma yang memiliki rizom (alang-alang), dan umbi (teki)
(Harmono dan Andoko, A. 2005).
e. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersama-sama dengan penyiangan saat
penbersihan gulma, pembumbunan dilakukan guna menggemburkan tanah sekaligus
agar rimpang yang muncul tertutup. Dengan demikian kesempatan berkembangnya
rimpang menjadi baik dan dapat mencegah rimpang terkena sinar matahari yang
dapat membuat rimpang berwarna hijau dan keras yang akan menurunkan kualitas
rimpang. Pembumbunan dilakukan dengan cara menimbun pangkal batang dengan
abu jerami yang banyak mengandung kalium sebesar 10-35% setebal ± 5 cm dan
dilakukan pada waktu telah terbentuk rimpang dengan 4-5 anakan (Hanafi, 2011).
f. Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit utama pada tanaman jahe dan cara-cara
pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 1.
13
Tabel 1.Hama dan penyakit utama pada tanaman jahe dan cara pengendaliannya
Hama/
Penyakit
Jenis
Kerusakan
Pengendalian
Layu bakteri
(Ralstonia
Solanacearum)
Buncak akar
(Meloidogyne
sp.),
luka akar
(Rhodophalus
similis)
Bercak daun
(Phillosticta
sp.)
Kutu Perisai
(Aspediella
hartii)
Tanaman mati
dan rimpang busuk
Akar luka, sehingga
penyerapan hara
terganggu dan
pathogen tanah
mudah masuk
Daun kering,
fotosintesa
tidak optimal, tanaman
kerdil
Kulit rimpang kusam,
karena
Rimpang dihisap dan
kering
(Sumber :Rostiana, 2007).
2.4.5. Pemanenan
Pemanenan jahe tergantung pada produk akhir yang diinginkan walaupun
umumnya jahe dipanen setelah umur 8-12 bulan. Untuk konsumsi segar sebagai
bumbu dipanen pada umur 8 bulan, sedang untuk keperluan bibit dipanen umur
10bulan atau lebih. Sementara untuk keperluan asinan jahe, jahe dipanen muda
berumur 3-4 bulan (Rudi, 2009).
Panen dilakukan dengan cara membongkar seluruh tanaman menggunakan
cangkul atau garpu. Agar rimpang hasil panen tidak lecet dan tidak terpotong perlu
kehati-hatian waktu panen karena akan mengurangi mutu jahe. Rimpang
dibersihkan dari kotoran dan tanah yang menempel. Tanah yang menempel apabila
dibiarkan akan mengering dan sulit dibersihkan. Selanjutnya, jahe tersebut diangkut
ke tempat pencucian untuk disemprot dengan air. Pada saat pencucian jahe tidak
boleh digosok agar tidak lecet, kemudian dilakukan penyortiran sesuai tujuan
(Hanafi, 2011).
Berdasarkan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar dikategorikan
menjadi ; (a) Mutu I, bobot 250 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak
mengandung benda asing dan kapang, (b) Mutu II, bobot 150-249 g/rimpang,
kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan kapang, dan (c) Mutu
III, bobot sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing
maksimum 3%, dan kapang maksimum 10% (Paimin dan Muharnanto, 2004).
2.4.6. Budidaya jahe di dalam karung
Budidaya jahe menggunakan karung dengan media yang remah dilakukan
untuk menghasilkan benih yang sehat, bebas dari penyakit seperti layu bakteri yang
15
17
50 50 50
548
3892 cm
Dst,, 20
karung
18
20
(Panjang 6,48 m, Lebar 4,89 m) jumlah karung sebanyak 160 buah, Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Pengisian dan penyusunan karung.
3.1.5. Pengecambahan
Pengecambahan dilakukan dengan cara memotong-motong rimpang jahe
setiap potongan terdiri dari 2-3 buah mata tunas dengan berat 25-80 gram. Setelah
itu potongan rimpang disemaikan pada bedengan dengan media pasir ditanam
dengan kedalaman ± 5 cm dan tutup dengan jerami padi persemain ini dilakukan
selama ± 3 minggu. Persemaian ini bertujuan agar mendapatkan bahan tanam
yang seragam, baik dan sehat.
3.1.6. Pembuatan saluran draenase
Pembuatan saluran drainase dengan menggali tanah di sekeliling lahan
pertanaman dan diantara petakan karung dengan lebar 50 cm dan dalam 30 cm.
Saluran draenase berfungsi untuk membuang kelebihan air dan juga dapat
digunakan sebagai jalan pemeliharaan untuk berbagai jenis kegiatan lainnya, Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Pembuatan saluran draenase.
3.1.7. pemberian pupuk dasar dan pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dengan kedalaman 10-20 cm, setelah selesai
pembuatan lubang tanam, dilakukan pemberian pupuk kandang sebagai pupuk
dasar sebanyak 500 gram per karung Lalu dibiarkan selama satu minggu
3.1.8. Pemindahan bibit dan penanaman
Sebelum penanaman kecambah jahe bibit terlebih dahulu dipindahkan dari
media persemaian untuk siap ditanam ke lapangan. Pemindahan bibit dilakukan
21
dengan cara mencabut bibit dengan menggunakan tangan atau dengan bantuan
kayu yang dicongkel pada bibit yang disemai, pada saat pencongkelan usahakan
bibit tidak terluka dan pasir masih menempel pada bibit tersebut. Selanjutnya bibit
diangkut kelapangan dengan menggunakan ember, bibit disusun dalam ember
usahakan tidak saling tertimpa supaya mata tunas tidak patah dan rusak.
Penanaman kecambah jahe dilakukan pada sore hari, dengan cara menanam
kecambah jahe tepat pada tengah lobang tanam kemudian ditimbun dengan tanah
yang dipadatkan disekitar bibit, dengan tujuan agar tanaman tersebut melekat pada
tanah.
3.1.9. Penyiraman
Kegiatan penyiraman dilakukan pada persemaian dan setelah penanaman
dilapangan. Sebab apabila penyiraman tidak dilakukan pada saat setelah penanaman
kemungkinan bibit jahe yang ditanam pertumbuhannya kurang baik dan layu.
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, kecuali apabila hari hujan sampai
tanah dalam karung mencapai kondisi kapasitas lapang, hal ini dapat kita lihat
dengan cara menggegam tanah dan menekannya dengan tangan jika tanah tersebut
retak maka tanah di dalam karung telah mencapai kondisi kapasitas lapang maka
tanaman tidak dilkakukan penyiraman, jika tanah tersebut kita tekan memencar
maka perlu dilakukan penyiraman hingga tanah dalam karung mencapai kondisi
kapasitas lapang.
3.1.10. Penyulaman
Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam, yaitu dengan mengganti
tanaman yang mati atau tanaman yang terserang hama dan penyakit. Penyulaman
22
ini dilakukan sampai tanaman berumur 21 hari setelah tanam. Dengan bibit jahe
yang seumur dengan tanaman bibit kecambah awalnya yang dijadikan bahan tanam.
3.1.11. Penyiangan dan pembumbunan abu jerami
Penyiangan dilakukan secara manual. Penyiangan ini dilakukan dengan
pencabutan gulma yang tumbuh di dalam karung, sedangkan yang tumbuh disaluran
drainase dibersihkan dengan menggunakan cangkul sambil memperbaiki saluran
drainase kemudian membuangnya gulma keluar areal pertanaman. Dalam
melakukan penyiangan pada barisan tanaman, dilakukan secara hati-hati agar tidak
terkena rimpang tanaman jahe. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan
penyiangan, pembumbunan dilakukan dengan menimbun pada pangkal tanaman
hingga ketebalan tanah ± 5 cm dengan menggunakan abu jerami yang telah
direndam selama ± 1 minggu sebanyak 500 gram/karung, pembumbunan dilakukan
untuk mencegah rimpang terkena sinar matahari dan menambah unsur hara yang
dikandung abu jerami berupa kalium sebesar 10-35 %, 500 gram abu jerami
mengandung 50-175 gram kalium setara dengan 30-105 gram kcl.
3.1.12. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada saat tanaman berumur 2 minggu
dan 6 minggu setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah pupuk
Urea pada pemupukan pertama dengan dosis 0,71 gr/karung dan pemupukan kedua
dengan dosis 1,4 gr/karung. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di
sekitar tanaman atau dalam bentuk alur melingkar dengan jari-jari ± 10 cm.
23
x 100%
2. Tinggi tanaman
Dihitung dengan cara mengukur tinggi tanaman mulai daripemukaan tanah
tanah sampai kepucuk daun tanaman. Pengamatan dilakukan 1 kali satu
minggu hingga tanaman menjelang panen.
3. Jumlah anakan
Dilakukan dengan cara menghitung jumlah anakan yang tumbuh dan sudah
mempunyai daun yang membuka sempurna. Pengamatan dilakukan 1 kali
seminggu hingga tanaman menjelang panen.
4. Berat rimpang per rumpun
Dilakukan pada saat panen dengan cara menimbang rimpang tanaman
sampel dengan menggunakan timbangan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil pengamatan dan
gambar Budidaya Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc.) di dalam karung dengan
penggunaan abu jerami).
24
3.1.15. Pemanenan
Tanaman jahe panen muda dilakukan pada waktu tanaman berumur 4
bulan setelah tanam. Cara pemanenan jahe yaitu dengan membongkar rimpang
jahe dari dalam karung secara hati-hati, cara mengambilnya diusahakan agar jahe
jangan sampai patah atau terluka, setelah itu tanah yang menempel pada rimpang
dibersihkan kemudian dikeringa anginkan, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 5. PemanenanTanaman Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc.) di dalam
karung dengan penggunaan abu jerami.
25
3
Persiapan bahan tanam ,seleksi
dan penunasan
4
Pembuatan saluran drainase
5
pembuatan lubang tanam dan
pemberian pupuk dasar
6
Pemindahan bibit dan
penanaman
7
Penyiraman
8
Penyulaman
9
Pemupukan
10
Penyiangan
11
Pembumbunan
11
PHP
12
Pengamatan
13
Pemanenan
26
IV. HASIL
Biaya proyek meliputi biaya Alat, Bahan, Tenaga kerja (HKO) dan biaya lainlain.
4.1.1.Biaya alat
Biaya alat budidaya tanaman jahe gajah pada proyek ini dapat dilihat pada
tabel 3 dibawah ini :
Tabel 3. Biaya alat budidaya tanaman jahe gajah pada luasan 31,69 m
selama ±5
bulan
2
No Nama Alat satuan Jumlah
jumlah terpakai Harga/unit (Rp) Biaya(Rp)
Renc Real Renc Real Renc Real
1
Cangkol*
Unit 1 0.007
0.013
50000
50000 350 650
2
Garu* Unit 1 0.007 0.007 35000 35000 245 245
3
Meteran*
Unit 1 0.015
0.013
30000
30000 390 390
4
Kored*
Unit 1 0.007
0
30000
0 210 0
5
Parang*
Unit 1 0.007
0
30000
0 210 0
6
Pisau Cuter@ Unit 2 0.044 0.040 1000 1000 44 40
7
Ember@
8
Gembor@
Unit 1 0.044
0.040
10000
10000 440 400
Unit 1 0.044
0.040
45000
45000 1.980 1.800
9
Knapsack sprayer***
Unit 1 0.005
0
360000
0 1.800 0
10
Timbangan plastik * Unit 1 0.015 0.013 30000 30000 450 390
11
Spidol@
Unit 1 0
0.040
0
6000
12
Gerobak**
Unit 1 0.007
0
250000
0 1.846 0
13
Jaring*
Meter 32 0
0.422
0
3000
Jumlah
7.965 5.421
240
1.266
27
2
No Nama
Satuan Jumlah Harga Satuan Biaya
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real
1 Rimpang jahe Kg Kg 7
7
15.000
13.000 105.000 91.000
2 Karung Buah Kodi 120
8
1.000
15.000 120.000 120.000
3 Tali rapia Gulung Gulung 1
2
3.000
3.000 3.000 6.000
4 pupuk kandang Kg karung 60
4
1.000
7.000 60.000 28.000
5 Dithane m45 Kg Kg 0.06 0.06 65.000 65.000
3.900 3.900
6 Pupuk Urea Kg Kg 0.54
0.34
7.000
3.000 3.780 1.020
7 Abu Jerami - karung -
2
-
10.000 - 20.000
8 Ajir Buah Buah 4
4
100
100 400 400
270.320
Jumlah 296.080
4.1.3. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja budidaya tanaman jahe gajah pada proyek ini dapat
dilihat pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Biaya tenaga kerja pada luasan 31,69 m
No
Jenis kegiatan
Satuan
1
Survey,pengukuran dan
2
selama ± 5 bulan.
Jumlah Upah Biaya
Renc Real Renc Real Renc Real
pembersihan lahan
HKO 0.1 0.27
40000 40000 4000 10800
2
Pengambilan top soil, pengisian
dan penyusunan karung
3
Persiapan bahan tanam ,seleksi
HKO 0.7 0.99
40000 40000 28000 39600
dan penunasan
HKO 0.2 0.2
40000 40000 8000 8000
4 pemberian pupuk dasar HKO 0.2 0.16
40000 40000 8000 6400
5 Pembuatan drainase HKO 0.7 0.25
40000 40000 28000 10000
6 pemindahan bibit dan penanaman HKO 0.2 0.18
40000 40000 8000 7200
7 Penyiraman HKO 0.2 0.21
40000 40000 8000 8400
8 Penyulaman HKO 0.1 0.14
40000 40000 4000 5600
9 Penyiangan HKO 0.3 0.22
40000 40000 12000 8800
10 Pemupukan HKO 0 0.16
40000 0 6400
11 Penganbilan abu jerami HKO 0.3 0.29
40000 40000 12000 11600
12 Pembumbunan HKO 0.3 0.18
40000 40000 12000 7200
13 PHP HKO 0.3 0.06
40000 40000 12000 2400
14 Pengamatan Pertumbuhan HKO 0.3 0
40000 40000 12000 0
15 Panen HKO 0.9 0.6
40000 40000 36000 24000
JUMLAH 192000 156400
28
4.1.4. Biaya lain-lain
biaya lain-lain pada proyek ini dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Biaya lain-lain pada luasan 31,69 m
No
Jenis
2
selama ± 5 bulan.
pembiayaan
Perhitungan
Total
1 Sewa tanah
(lama usaha/tahun) x harga sewa tanah/ha/
Renc Real
tahun x luas lahan/ha
1477 1320
2 PBB
0,5% x 20% x ((Luas tanah x harga tanah) -
3 Transportasi
4
Biaya tak
terduga
5
Bunga
Modal
8.000.000) x lama usaha/tahun
00
10% x (biaya alat + biaya bahan + biaya
tenagakerja + sewa tanah + PBB +transportasi)
18% x (biaya alat + biaya bahan + biaya tenaga
kerja +sewa tanah +PBB + transportasi + biaya
tak terduga) x lama usaha/tahun
Jumlah 111801 33730
30
= 88,75 %
× 100 %
4.2.1 Penyulaman kedua
× 100 %
Persaentase tumbuh tanaman Jahe Gajah setelah terserang hama (Ayam)
Persentase tumbuh
Jumlah populasi : 160 tanaman
Jumlah tanaman yang tumbuh : 96 tanaman
Jumlah tanaman yang mati : 64 tanaman
Persentase tumbuh =
=
= 60 %
× 100 %
× 100 %
31
Tabel 9. Data pengamatan sampel tinggi tanaman, jumlah anakan dan berat
rimpang pada umur 5 bulan
Susahnya dalam mencari rimpang jahe yang bagus dan berumur untuk
dijadikan bibit karena banyaknya mahasiswa melakukan PUM budidaya
tanaman Jahe Gajah sehinngga mahasiswa kekurangan bibit dan
mendapatkan rimpang yang muda/belum cukup umur untuk dijadikan
bibit
Terserangnya hama berupa ayam yang membongkor rimpang jahe dari
karung dan memakan tunas-tunas muda sehingga mata tunas rusak dan
tidak tumbuh hal ini menyebabkan peyulaman kedua mengganti rimpang
yang rusak akibat ayam.
32
mediatanam dalam karung. Begitu juga dengan kored tidak dibutuhkan karena
kegunaan dari alat ini pada perencanaan untuk penyiangan tetapi penyiangan
dilakukan dengan tangan pada penyiangan di dalam karung dan dengan cangkul
pada draenase, selanjutnya penambahan jaring yang digunakan untuk pagar karena
tanaman jahe gajah terserang hama berupa ayam yang membongkar jahe dari
karung dan memakan tunas-tunas muda sehingga tunas menjdi rusak dan tidak
tumbuh.
5.1.2. Perubahan bahan
Pada kebutuhan bahan tejadi perubahan kebutuhan dan harga pada pupuk
kandang direncanakan kebutuhan pupuk kandang 60 kg dengan harga Rp. 1.000/kg
menjadi 80 kg dengan harga Rp. 7.000/karung dengan berat 20-25 kg/krung dan
kebutuhan pada pelaksanaan proyek sebanyak 4 karung sehingga terjadi
pengurangan harga sebesar Rp. 32.000. Begitu juga dengan harga rimpang jahe
Rp. 15.000 menjadi Rp. 13.000 terjadi penambahan harga sebesr Rp. 2.000.
5.1.3. Perubahan tenaga kerja
Dalam pelaksanaan kegiatan terjadi penurunan HKO dari perencanaan ke
realisasi yaitu pada kegiatan pemindahan bibit dan penanaman, Penyiangan,
Pembumbunan. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan proyek ada kegiatan yang
dilaksanakan lebih cepat dalam waktu penyelesaiannya seperti pada penyiangan
pertumbuhan gulma dapat ditekan oleh karung dan pembumbunan berkurang dari
yang di rencanakan karena tanah tidak tebawa oleh air penyiraman atau air hujan,
tanah terhalang dengn adanya karung. Namun ada juga jumlah biaya yang naik dari
34
35
Hasil
pengamatan *
Data pembanding **
1 Persentase tumbuh (%) 60% 60% - 100%
2 Jumlah anakan (rumpun) 7 8 – 25
3 Tinggi tanaman (cm) 59,7 35,75 - 46,54
4 Berat rimpang (kg) 0,3 0,18 - 0,375
Keterangan : * : Pengamatan PUM
** : Muharnanto dan Paimin
37
sebesar Rp. 607.846 sedangkan berdasarkan realisasi sebesar Rp. 465.871 sehingga
terjadi penurunan.
f. Harga penjual hasil produksi
Pada harga penjualan hasil produksi terjadi perubahan harga, dimana harga
yang sebelumnya direncanakan sebesar Rp. 8.000 pada realisasinya naik menjadi
Rp. 13.000.
38
= 37,94 x 13,11 m
= 497,44 m
2
2
x 13,11 m
dibulatkan (498 m
2
2
) kelipatan menjadi 38 kali.
Dari pengembangan rencana bisnis diperoleh perluasan yaitu 38 kali dengan
luas efektif 498 m
2
. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
P
L
Keterangan :
1. Luas lahan budidaya : 1045 m
2
(213,61 m x 2,69 m)
2. Panjang bedengan : 23,29 m
3. Lebar bedengan : 0,598 m
4. Jarak antar bedengan : 0,5 m
6. Jumlah bedengan : 36
7. Drainase : 0,5 m
8. Luas efektif : 501 m
2
Gambar 2. Denah Penggunaan Lahan Proyek Usaha Mandiri Budidaya Jahe Gajah
dengan luas lahan 1045 m
2
.
39
Jumlah
6.1.2. Biaya bahan per tahun
2282000
Biaya bahan pada budidaya tanaman jahe gajah selama 1 tahun dapat dilihat
pada Tabel 12.
Tabel 12. Kebutuhan biaya bahan pada budidaya tanaman jahe gajah untuk luasan
1045 m
2
No Nama satuan Jumlah Harga Biaya
1 Rimpang jahe Kg
797 13000 10361000
2 Karung Kodi
911 15000 13665000
3 Tali rapia Gulung
228 3000 684000
4 pupuk kandang karung
455 7000 3192000
5 Dithane m45 Kg
7
65000
455000
6 Pupuk Urea Kg
39 3000 117000
7 Abu Jerami karung
228 10000 2280000
8 Ajir Buah
455 100 45500
Jumlah 34248273
40
Jumlah 17820000
6.1.4. Biaya lain – lain per tahun
Biaya lain – lain pada budidaya tanaman jahe gajah selama 1 tahun dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Kebutuhan biaya lain – lain pada budidaya tanaman jahe gajah untuk
luasan 1045 m
2
Biaya alat
2282000 2282000 0
(Biaya Variabel)
Biaya Bahan
10266500 3266500 7000000
Transportasi
00
Jumlaha biaya Produksi
16206500 5206500 11000000
C BIAYA NON PRODUKSI
Biaya Pemasaran
000
Provisi Bank
165000 165000 0
2
42
2
No Keterangan Total
A RENCANA PRODUKSI (Dalam Kg)
5760
B Harga Produk per Kg
13000
C PENJUALAN
74880000
D BIAYA PRODUKSI
1 Biaya Bahan
30799500
2 Biaya Tenaga Kerja
17820000
3 Transportasi
0
43
2
NO Nama Alat Nilai Alat Usia Ekonomis Penyusutan Pertahun
1
Cangkul 550000 1 550000
2
Garu 140000 1 140000
3
Meteran 300000 1 300000
4
Kored 0 1 0
5
Parang 0 1 0
6
Pisau Cuter 6000 4 18000
7
Ember 800000 4 2400000
8
Gembor 135000 4 405000
9
Knapsack sprayer 0 3 0
10
Timbangan plastik 300000 1 300000
11
Spidol 48000 1 48000
12
Gerobak 0 2 0
13
Jaring 760667 1 760667
3039667 4921667
44
2
45
Kriteria Investasi :
a. NPV 10% = Rp. 57702359
b. NPV 15% = Rp. 52136368
Net B/C 10% =76476091
18773733
= 4.07
Net B/C 15% = 70910101
18773733
=3.78
c. IRR = I
1
+
–
= 10% +
= 62%
x(I
2
–I
1
)
–
x (15% - 10%)
46
7.1. Kesimpulan
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pelaksanaan PUM ini adalah
sebagai berikut:
1) Secara umum kegiatan PUM telah terlaksana sepenuhnya walaupun
ada perbedaan antara rencana dan realisasi.
2) Perencanaan dengan pelaksanaan masih banyak terdapat perbedaan
terutama pada biaya bahan, alat dan tenaga kerja.
3) Pemahaman tentang aspek teknis, agronomis dan Finansial pada
tanaman jahe memberikan pengalaman yang berarti dalam usaha
budidaya tanaman jahe gajah.
4) Budidaya jahe gajah di dalam karung dapat mengurangi pertumbuhan
gulma dan pembumbunan.
7.2. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dalam pelaksanaan PUM ini adalah
sebagai berikut :
a) Untuk memperoleh hasil yang baik sebaiknya rimpang ditanam dengan
3-4 mata tunas.
b) Sebelum pelaksanaan, usahakan pemesanan dan pengecambahan bibit
lebih awal agar tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan proyek.
c) Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu diperhatikan
pemeliharaan tanaman secara intensif.
d) Untuk mewujudkan proyek yang sukses maka harus diawali dengan
perencanaan yang matang, yang artinya segala sesuatu yang akan
47
dilakukan selama pelaksanaan proyek harus benar-benar
diperhitungkan.
48
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 2011. Payakumbuh Dalam Angka 2010. Kerjasama Biro
Pusat Statistik Kota Payakumbuh Dengan Bapeda Kota Payakumbuh.
Payakumbuh.
Fauziah, M. 2005 Temu-Temuan Dan Empon-Empon Budidaya Dan
Manfaat.Kanisius.Yogyakarta.75 Hal.
Harmono dan Andoko, A. 2005. Budidaya Dan Peluang Bisnis Jahe. PT.
Agromedia Pustaka, Jakarta. 74 Hal.
(23
April 2014)
Muchlas dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Jahe.
http://www.litbang.deptan.go.id/.(27 April 2014).
Murhananto dan Paimin, 2004. Budidaya, Pengelolaan Perdagangan Jahe.
Penebar Swadaya. Jakarta.107 Hal.
Rudi. 2009. Jahe.
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=2&doc=2d1. (27 April
2014.)
Rostiana, 2007. Proyek Uasha Maniri (Pum) Rajali harahap 2013.32 Hal.
Satoso, B. 2007. Jahe Gajah, Kanisius, Yogyakarta, 87 Hal.
Sukamto. 6/7/ 2013. Budidaya Tanaman Jahe Dengan Polybag/Karung.
http://jahekemitraan.blogspot.com/2013/12/kemitraan-jahe.html. (28
April 2014)
Hasil penen jahe yang wajar menurut saya adalah 20-30 ton per ha untuk jahe gajah. Target
produksi yang lebih tinggi, misal: 40 – 50 ton per ha, masih memungkinkan dengan
menggunakan varietas baru jahe yang potensi sangat tinggi. Untuk jahe merah dan jahe emprit
dapat 10 – 15 ton per ha sudah bagus.
Hasil panen per polybag untuk jahe gajah dapat 3 kg sudah bagus, kalau bisa dapat 5 kg per
polybag perlu upaya keras dan pemupukan yang baik, selain bebas hama dan penyakit. Panen
jahe gajah 10 kg per polybag masih rasional, jika menggunakan kultivar unggul baru,
pemupukan yang baik dan bebas HPT. Hasil panen jahe kecil (merah dan emprit) dapat 1,3 kg
sudah bagus.