3.2.2 Alat
Alat yang digunakan adalah neraca analitik (Radwag-AS220.R2®), oven
(Memmert ®), hammer mill, inkubator (Memmert ®), hotplate magnetic stirrer
(Chimarec+®), vacuum rotary evaporator (B-ONE®), ultrasonicator type bath
(Branson 5800®), buret (Iwaki-pyrex®), erlenmeyer (Iwaki-pyrex®), beaker glass
(Iwaki-pyrex®), pipet ukur (Iwaki-pyrex®), labu ukur (Iwaki-pyrex®), gelas ukur
(Iwaki-pyrex®), tabung reaksi (Iwaki-pyrex®), mikro pipett (Dragon Lab®),
Spectrophotometer UV-Vis Single Beam (K-LAB®), Particle Size Analyzer
(Horiba SZ-100®), TLC Scanner (Camac TLC Scanner 3®), dan Scanning
Electron Microscope (SEM) (type ZEISS EVO MA 10®).
19
N0 Kode Perlakuan
1 N0 Nanoemulsi dengan waktu sonikasi 0 menit
2 N30 Nanoemulsi dengan waktu sonikasi 30 menit
3 N60 Nanoemulsi dengan waktu sonikasi 60 menit
4 N90 Nanoemulsi dengan waktu sonikasi 90 menit
100 gr serbuk
jahe merah
Ethanol 96%
Maserasi selama 24 jam disertai
300 mL
pengadukan setiap 6 jam pada suhu ruang
Maserasi
Penyaringan Filtrat 2
Ampas 2
Pencampuran
Maserasi Filtrat 3
Ampas 3
Oleoresin
Disaring
nanoemulsi
Oleoresin jahe merah (fase minyak) dilarutkan dalam etanol 96% (ko-
surfaktan) pada konsentrasi 50% (50 mL oleoresin jahe dalam 100 mL etanol).
Kemudian ditambahkan Tween 80 (surfaktan) sebesar 10% dari fase minyak yaitu
sebanyak 5 mL, selanjutnya ditambah aquades (fase air) secara perlahan sampai
diperoleh volume 500 mL (aquades yang ditambahkan sekitar 345 mL).
Nanoemulsi dibuat dengan mencampurkan fase minyak, ko-surfaktan,
surfaktan dan fase air dengan perbandingan yang telah ditentukan. Fase air
ditambahkan secara perlahan menggunakan buret ke dalam fase minyak, ko-
surfaktan dan surfaktan disertai pengadukan dengan kecepatan 750 rpm. Setelah
semua aquades ditambahkan, dilakukan pengadukan kembali dengan magnetik
stirer selama 60 menit, kecepatan 1500 rpm pada suhu 30 °C. Selanjutnya,
campuran tersebut ditempatkan dalam ultrasonikator tipe bath pada waktu yang
telah ditentukan dengan frekuensi 40 kHz dan suhu 30 °C. Kemudian hasil dari
proses tersebut disaring dengan kertas saring dan diuapkan sisa pelarut (etanol)
menggunakan hotplate pada suhu 50 oC selama 30 menit. Setelah dilakukan
pemisahan pelarut maka diperoleh nanoemulsi jahe merah.
c. Aktivitas antioksidan
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH.
Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam nilai IC 50 atau konsentrasi yang mampu
meredam 50% radikal bebas DPPH. Pengujian dilakukan dengan cara membuat
larutan DPPH 50 ppm dalam metanol. Kemudian membuat larutan uji nanoemulsi
oleoresin jahe merah dengan 5 seri konsentrasi yaitu 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm,
800 ppm dan 1000 ppm dari setiap sampel penelitian. Penentuan persen
penghambatan antioksidan ditentukan dengan mereaksikan larutan uji dan larutan
DPPH perbandingan 1:1 kemudian diinkubasi selama 30 menit suhu 370 C.
Selanjutnya, diukur absorbansi menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 517 nm. Persen penghambatan antioksidan dihitung dari nilai
absorbansi yang diperoleh dari pengujian dimasukkan dalam rumus persen
penghambatan (Atun, et al., 2020).
Keterangan:
Abs kontrol = absorbansi DPPH
Abs sampel = absorbansi formula uji dan DPPH
Nilai IC50 dinyatakan sebagai Ln x pada persamaan regresi y = ax + b dari
kurva persen penghambatan antioksidan sebagai ordinat dan Ln konsentrasi
sebagai absis. Y adalah nilai 50, a dan b diperoleh dari persamaan regresi
(Faradisa, 2020).
Keterangan :
X = Konsentrasi dari persamaan regresi linier kurva standar asam galat (mg/ml)
FP = Faktor pengencer
e. Kandungan gingerol
Sebanyak 0,5 gram sampel dimasukkan ke labu ukur 25 ml ditambah
dengan etanol sampai sepertiga labu. Selanjutnya dikocok dengan menggunakan
shaker selama 2 jam, ditera dan didiamkan selama 24 jam. Filtrat disaring
menggunakan kertas saring. 5 µl filtrat dispotkan ke atas plat alumunium silica gel
ukuran 20 x 20 cm yang telah dipanaskan dalam oven dengan suhu 105 0C selama
30 menit. Selanjutnya standar 6-gingerol 500 ppm dispotkan sebanyak 5 µl,
digunakan sebagai pembanding. Plat dimasukan kedalam chamber yang berisi
eluen heksan ; dietil eter dengan perbandingan 3: 7 sebanyak 30 ml kemudian
dielusi selama ± 45 – 60 menit sampai batas elusi ± 15 cm. Kemudian plat
dikering anginkan dan diukur dengan menggunakan alat TLC-Scanner pada λ=
282 nm. Untuk menghitung kadar gingerol menggunakan rumus:
( )
Kadar gingerol (%) = x 100% (5)
f. Mikrostruktur droplet
Untuk melihat mikrostruktur droplet nanoemulsi jahe merah menggunakan
Scanning Electron Microscopy (SEM). Sampel ditempelkan pada cell holder dan
disalut emas-paladium. Kemudian, SEM type ZEISS EVO MA 10 dioperasikan
dalam keadaan WD 8,5 mm, menggunakan signal A SE1, EHT 8 kV. Selanjutnya
25
sampel diperbesar menggunakan perbesaran 5000, 10000, 15000, dan 20000 kali.
Gambar yang dihasilkan berupa mikrostruktur droplet nanoemulsi yang berupa
butiran dengan segala tonjolan, lekukan, dan lubang pada permukaan (Jayanudin
& Rochmadi, 2017) .