Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SURVEI LAPANGAN

MDP PT. BANK SINARMAS TBK.

BATCH 51 TAHUN 2018

DISUSUN OLEH

SALLY NOVITA NIA

PENELITIAN DAN PELATIHAN EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2018
Impresi terhadap sektor yang saya kunjungi adalah bahwa dalam sektor
perkebunan dalam target kredit Bank Sinarmas cukup positif. Dalam sektor
perkebunan ini keuntungannya menurut saya cukup sepadan dengan biaya pemodalan,
bibit serta pemeliharan. Terbukti dengan dua perkebunan yang saya datangi target
marketnya sudah ada dan jelas, bahkan hasil perkebunan dapat diekspor ke Negara
lain. Kegiatan ekspor ini sendiri tentu saja dapat meningkatkan perekonomian
tertentu. Menurut saya sektor perkebunan ini prospek kedepannya cukup jelas dan
dapat dipertimbangkan.
Impresi terhadap sampel industri perkebunan yang dikunjungi aitu saya cukup
puas dan dapat bertanya dengan lengkap kepada para narasumber dari dua kebun yang
didatangi, yaitu perkebunan salak dan perkebunan teh. Menurut saya kedua
perkebunan ini cukup untuk menjadi “benchmark” untuk dijadikan patokan dalam
industri perkebunan yang nantinya akan mengajukan kredit kepada Bank Sinarmas.
Impresi terhadap narasumber di dua perkebunan ini adalah cukup komunikatif
walaupun berbeda jenis perusahaanya, ada yang PT dan ada yang berbasis koperasi
dalam pengelolaannya namun informasi yang didapat untuk pengetahuan cukup
memadai di bidang perkebunan itu sendiri walaupun data seperti laporan keuangan
belum didapatkan setidaknya sudah ada gambaran mengenai target market dan
tanaman apa yang seharusnya dapat berkembang di suatu daerah tertentu.
Impresi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini yaitu pada dasarnya sudah cukup
terorganisasi dengan baik. Untuk akses kesana telah diinfokan minimal satu hari
sebelumnya dan sudah ada kordinasi sebelumnya dari pihak penyelenggara, saya rasa
tidak ada masalah mengenai hal ini, intinya sudah cukup baik.
Data terkait industri sektor yang menjadi objek yaitu menurut berupa data primer
dari perkebunan yang akan dijabarkan di bawah ini kemudian data penunjang yaitu
data sekunder yang terdiri dari beberapa hal seperti perijinan dari regulasi daerah
setempat serta bagaimana AMDAL dari suatu perusahaan tersebut. Mengenai amdal
lalu juga ada kaitannya dengan hasil limbah produksi atas hasil perkebunan yang
diolah menjadi bahan makanan lain, seperti misalnya dalam perusahaan berbentuk PT.
Yang diwajibkan untuk memiliki AMDAL. Data sekunder lainnya misalkan dalam
hal keadaan tanah suatu daerah, misalkan taanahnya dataran tinggi dan tidak terlalu
gembur maka tanaman apa yang paling cocok untuk ditanam disana, lalu suplier
pupuk juga sangat berpengaruh, dan juga bibit apa yang digunakan dan bagaimana
cara memperolehnya.
1. PERKEBUNAN SALAK

PROSES BISNIS PERKEBUNAN SALAK

Perkebunan Salak ini berada di Dusun Plosokuning Bangunkerto Turi Sleman Yogyakarta
kurang lebih dari puncak 12,5 km dari gunung merapi

Dari awal kurang lebih selama 30 tahun yang lalu warga masih berada dibawah garis
kemiskinan, yang sekolah sampai tingkat SLTA itu mungkin hanya sekitar 25 % dikarenakan
waktu dulu didaerah ini tanah pekarangan, tanah pekarangan belum menutupi sama sekali,
tanah padat namanya, masih cadas sehingga dari warga ini belum mampu untuk mencetuskan
ide- ide baru tentang meningkatkan ekonomi bagaimanapun caranya, jadi masih manual.
Misalkan ada tanaman, pohon jambu, polo ijo dan lain- lainnya.

Belum berpikir untuk meningkatkan ekonomi. Lama kelamaan warga mencetuskan ide untuk
mengambangkan apa didaerah sini karena melihat dusun- dusun lain yang mulai
mengambangkan berbagai jenis tanaman lainnya. Didaerah selatan sana, tepatnya dusun
candi itu satu dusun mengambangkan salak pondoh. Salak ini dibudidayakan dengan sistem
cangkok pada waktu itu. Dicangkok kita melihat dengan seksama, bagaimana bisa salak dapat
dikembangkan dengan mencangkok. Itulah alasan mengapa salak pondoh mulai
dikembangkan di daerah sini.

Salak disini dibudidayakan dengan sistem cangkok. Mengapa salak disini dapat
dikembangkan? Padahal tanah disini tidak terlalu gembur. Pada masa dahulu, didaerah sini
sekilo salak dapat ditukar dengan 6 kg beras. Harga perkilonya dahulu yaitu 3500- 4000
rupiah saja waktu 30 tahun yang lalu. Untuk buah- buahan jenis jambu dihitung per biji dapat
ditukar dengan setengah kilo beras saja. Penghasilan bahan makanan seperti polo ijo, jagung,
ketela itu dirasa masih kurang menguntungkan sehingga kita mulai mencontoh di desa
sebelah yaitu mulai mencangkok buah salak. Kita melihatnya dari cara membudidayakannya
serta cara mencangkoknya.

Cara mencangkok pohon salak pondoh yaitu di pohon salak pondoh itu ada tunas- tunasnya,
tunas itu satu batang itudapat mencapai 10-20 tunas, kemudian dulu kita cangkok dengan
menggunakan bambu. Bambu petung, ori, ampel, apus dan yang lainnya. Tetapi yang paling
bagus adalah bambu apel untuk mencangkok. Lama kelamaan kita berinovasi menggunakan
impus menggunakan impus, akan tetapi tidak boleh lagi menggunakan impus.
Pada waktu itu kita membeli satu batang harganya 10 ribu kalau sekarang harganya 70 ribu.
Waktu itu para petani berusaha meminjam uang untuk membeli bibit salak pondoh dan kita
buat anggota kelompok tani dan kita kembangkan-kembangkan akhirnya 10 tahun kemudian
sudah banyak warga ini yang memiliki salak pondoh. Berdasarkan hal tersebut maka
kemudian banyak masyarakat didaerah sini yang mulai menanam salak. 20 tahun kemudian
perekonomian daerah ini menjadi semakin meningkat sejak dikembangkannya buah salak.
Contohnya dahulu masyarakat daerah disini masih banyak menjadi penggembala ada
kambing, kerbau, sapi serta banyak pohon bambu, didaerah sini masih sangat sepi namun
Seiring berjalannya mulai banyak pembangunan yang dilakukan. Perluasan jalan swada
dengan cara gotong royong bersama. Untuk masalah rumah penduduk pembangunannya
masih 90%.

DATA KEUANGAN

Harga salak perkilo menurut gradenya berbeda- beda. Untuk jenis A sendiri harga
yang ditentukan yaitu 7000 rupiah, salak jenis B yaitu 4-5 ribu, salak jenis C 2-3 ribu.
Mengenai eksport sendiri maka buah salak ini dieksport dengan uantitasnya dalam 1 bulan
ada 8 kuintal (4 kali) sebanyak 8 Juta per/ bulan. penjualan tidak dapat diukur karena sesuai
dengan permintaan. Untuk penualan salak sendiri maka Kemudian dikalikan saja, miuntuk
penjualan maka misalkan punya 1000 meter. Rata-rata 1000 meter itu didapat 250 rumpun. 1
rumpun sendiri ada 2 atau 3 batang, idealnya yaitu ada 2. Rata- rata 1 tangkai mencapai 1- 2
kilo.

Misalkan dengan rata- rata 3000 meter persegi dengan 6 kilo 1 rumpun. 1 rumpun itu
ada 3 batang, 1 tangkai itu bisa mencapai 1-2 kilo. 1000 meter persegi itu 250 rumpun,
tinggal dikalikan saja. Misalkan padi, dengan kurs rupaih dapat mencapai 35 juta, sedangkan
untuk salak dapat mencapai 100 juta, ini pada masa kejayaan salak itu sendiri. Kalau
sekarang sudah menurun. Titik terendah panen raya salak ini adalah mencapai harga 1500
rupiah per kilonya.

Biaya operasionalnya untuk satu rumpun yaitu 1000 meter persegi pengairan selama
musim kemarau minimal pengairan 2 kali. Kalau musin kemarau panjang 3 kali
peerawatannya. Dalam kurun waktu 1 tahun pengairan salak untuk 1 rumpunnya yaitu 40
ribu- 50 ribu per satu tahunnya.
Mengenai mesin/ alat yang disewa yaitu 350 ribu/ jamnya. Untuk modal awal menanam salak
ini (30 tahun yang lalu) yaitu 1 juta. Sedangkan untuk sekarang modal awal yang diperlukan
adalah 35 juta.

Mekanisme eksport sendiri dibeli dengan harga 7000, dari petani itu dibeli 6000, yang 1000
rupiah untuk biaya operasional. Sedangkan kalau dibeli oleh pengepul maka dibeli langsung
dari petaninya. Untuk keripik salak, alatnya didapat dari bantuan dinas karena belum mampu
membeli. Apabila kelompok tani yang lain membutuhkan alatnya maka akan dipinjamkan.

DATA NON KEUANGAN

Untuk budidaya salak pondoh sendiri mereka dilatih dari dinas pertanian.

 Penanaman dan pengolahan (Narasumber: Bapak Warsito)

Awal ditanam  sangat tradisional ditanam dalam keadaan lahan apa adanya, seiring
berjalannya waktu maka tanah sudah dikondisikan sebaik mungkin untuk ditanam salak,
kalau pada awalnya ditanam pada lahan kosong, caranya adalah dengan diolah sedemikian
rupa agar salak pondo dapat ditanam dengan kondisi tanah yang agak dalam. Kendalanya
banyak sekali untuk membuat tanah gembur. Ada yang pengerjaannya secara manual digali
sedemikian rupa midalnya dari beberapa lahan. Semua itu dilakukan agar tanaman salak
dapat lebih mudah tumbuh.

Tanah berpasir cadas  bagaimana caranya agar tanahnya dapat gembur karena tekstur
tanahnya cadas.

Untuk pengolahan tanah itu sendiri mungkin beberapa tahun yang lalu Tanah berpasir cadas
 bagaimana caranya agar tanahnya dapat gembur karena tekstur tanahnya cadas. Untuk
kedalaman tanahnya sendiri yaitu 1 Meter- 1,5 M. Dalam kondisi yang memungkinkan
sekarang banyak pengolahan tanah menggunakan alat berat. Walaupun menggunakan alat
berat masih menggunakan tenaga manusia. 75 % menggunakan mesin, sisanya menggunakan
tenaga manusia, finishing akan tetap dilakukan oleh manusia. Untuk lahan sendiri mayoritas
ada tanah cadas dan pasir yang mana ada dua kondisi tanah yaitu:

1. Kondisi basah  waaupun tanah cadas atau berpasir maka akan dekat dengan sumber air

2. Kondisi kering  saat musim kemarau, itu akan sangat kering. Untuk penggalian salak
sendiri sangat kurang.
Bila sumber air kurang misalnya pada waktu kemarau maka dalam kurun waktu 2
bulan baru akan bisa dialiri dengan air. Untuk waktu penanaman salak sendiri 2,5 tahun 
ada 1, 2 salak yang dapat tumbuh (apabila kondisi air baik) sedangkan dalam jangka waktu
3,5 tahun  baru akan mulai tumbuh (apabila pada kondisi kemarau).

Kemudian ada pemeliharaan rutin yang dilakukan yaitu penyiangan dan mencangkul.
Dalam kegiatan mencangkul itu hanya menimbun pelepah- pelepah kosong agar diharapkan
pelepah itu dapat menjadi pupuk kompos. Untuk frekuensi pemeliharaan ini maka tergantung
dari kondisi lahannya, lahan basah atau lahan kering. Teknik mencangkulnya digunakan
untuk menimbun pelepah dengan harapan dapat menjadi pupuk kompos. Ada dua hal penting
dalam kegiatan penanaman salak yaitu penyiangan dan pencangkulan. Penyiangan berfungsi
untuk memelihara pohon, sedangkan pencangkulan digunakan untuk memelihara tanaman.
Pencangkulan dilakukan secara berkala minimal setahun sekali pada saat musim hujan untuk
memelihara tanaman. Perjuangan untuk pemeliharaan pohon sedangkan pencangkulan
digunakan untuk memelihara tanaman, maka terlalu sering mencangkul tidak baik.

 Penyerbukan (Bapak Sihono)

Ada yang dinamakan dengan “mancung”. Dari awal mancung itu 1-2 bulan akan keluar
bunga warna merah. Setelah keluar bunga merah maka akan dilakukan penyerbukan.
Penyerbukan adalah pertemuan antara serbuk sari dengan putik. Salak betina akan diberi
serbuk sari dengan pejantan. Akan disisir sedikit kemudian diberi serbuk sari. Dari
penyerbukan ini nanti kita tinggal menunggu pertumbuhan salak sekitar 5-6 bulan. Baru
kemudian dipetik dan petani biasanya memetik dan dikumpulkan dirumah. Setelah dibawa
kerumah maka akan dibawa ke pengepul.

 Bagian Penanganan Pasca Panen (Bapak Marjono)

Buah salak dikelaskan menurut kelas A, B, dan C

-Kelas A. isi 9- 10 biji per/ 1 kilogram

-Kelas B. isi 12- 15 biji per/ 1 kilogram

-Kelas C. isi sampai dengan 20 biji per/ 1 kilogram

Mengenai harganya bervariasi yaitu :


Untuk grade A, maka 7000/ kg (isi 7-9), untuk grade B ada 4-5 buah (harga 5000/ kg), untuk
grade C maka ada 2-3 ribu rupiah.

Dlam satu tahun terakhir ini kita ada pengiriman eksport. Negara eksportnya yaitu
Jepang, China, Thailand, Vietnam, Dan Kamboja. pengiriman eksport maka tingkat
kematangannya 60-70% buah salak. Perjalanan buah salak untuk eksport sendiri kurang lebih
1 minggu. Daerah eksport di China misalnya salaknya yang sampai kesana apabila tingkat
kematangnnya lebih dari 60-70% maka akan ada jentik- jentiknya, maka dari itu tidak boleh
melebihi dari tingkat 70% saja.

Untuk proses pengairan maka daerah ini ada yang dinamakan dengan P3A
Sidomulyo. Dalam kelompok tersebut ada harganya sendiri. Biaya pengairannya untuk
kelompok petani disini 1000 m persegi 12500 rupiah. Sedangkan untuk warga dari luar yaitu
50.000 per meter persegi. Sedangkan harga untuk buruh yaitu 30 ribu per 1000 meter persegi
untuk sekali pengairan. Dalam hal pengairan karena pengairan yang bagus dan sempurna
maka daerah Sidomulyo juara ketiga berdasarkan kelompok P3A Sidomulyo. Berdasarkan
pengairan ini juga kelompok tani mulai dapat meningkatkan ekonomi mereka juga seperti
dalam membeli seragam dan lain- lain.

Kendala- kendala yang dihadapi oleh petani salak, antara lain:

1. Apabila pengairannya kurang, maka tidak akan terkontrol.

2. Pasca panen raya, kalau petani salak banyak yang menjual ke pengepul maka petani
salak yang lain tidak bisa menjual ke pengepul.

3. selama mereka membudidayakan salak maka belum ada asosiasi khusus yang
mengelolanya.

Buah salak, dapat diolah menjadi beberapa makanan lainnya, misalnya geplak, keripik salak,
sate dan lain- lain. Kendala yang dihadapi untuk mengolahnya yaitu mesinnya cukup mahal.
DATA PENUNJANG

 Hari/ Tanggal : Jumat 7 September 2018


Narasumber : Bapak Marjono, Bapak Sihono
Lokasi : Plosokuning Bangunkerto Turi Sleman Yogyakarta

2. PERKEBUNAN TEH

Proses Bisnis Perusahaan

Perkebunan ini pada awalnya dikelola pada tahun 1865. Pada awalnya kepemilikan
perkebunan teh ini sahamnya terbagi menjadi 50% untuk Sindoro Sumbing serta 50% lagi
kepemilikan Pemerintah Daerah. Namun sejak Tahun 2010 maka perkebunan teh ini
sahamnya telah dimiliki oleh Indo Global Galang Pamitra sebanyak 50% serta Pemerintah
daerah sebanyak 50%. PT. Tambi ini memiliki kurang lebih 1000 Karyawan termasuk
didalamnya yaitu 600 orang pemetik teh.

Di Indonesia, perkebunan ini merupakan salah satu yang terbaik karena kebun teh ini
ketinggiannya sampai 2100 meter. Tanaman teh ini setelah ditanam kurang lebih 4 tahun
maka dapat dipanen. 4 tahun sekali itu diatas ketinggian 1200 meter, untuk dibawah itu maka
panennya mungkin dapat selama waktu 3 tahun saja. Ada beberapa pemeliharaan mulai dari
pemangkasan, pemangkasan ini diperlukan karena kebun teh ini dapat tumbuh semakin tinggi
menjadi beberapa meter.

Data Keuangan

Karena ini perusahaan yang cukup besar, sudah berbentuk PT, maka keuntungannya dirasa
cukup besar. Terlebih dengan kegiatan eksport ke Negara Asia. untuk beban operasionalnya
sendiri PT. Tambi ini memiliki 1000 orang karyawan dengan 600 orang pemetik didalamnya,
biaya seperti gaji maka akan dibayarkan setiap bulannya untuk semua karyawan ini. Untuk
pemetik sendiri ada insentif yang terkadang uang lemburnya dapat lebih dari pokoknya.
Menurut saya perusahaan ini sudah cukup baik melihat beban operasional yang harus
dikeluarkan secara berkala.

Aset yang dimiliki ada 22 mesin pemetik, dengan harga 1 mesin sebesar 42 juta.
Untuk laporan keuangan sendiri memang belum berhasil didapatkan namun saya berasumsi
melihat karyawannya sangat banyak serta pemetik sendiri akan mendapatkan insentif yang
cukup maka perkebunan ini sudah cukup baik untuk menjadi “benchmark” usaha perkebunan
lainnya.

Data Non Keuangan

PT. Tambi ini memiliki karyawan sekitar 1000 orang dengan pemetik sebanyak 600 orang.
Untuk menjadi pemetik sendiri maka dibutuhkan waktu selama 6 bulan untuk training.
Memetik teh sendiri ada teknik khusus, untuk jenis petikan sendiri ada 3 macam yaitu
manual, menggunakan semi mekanis, dan mekanik. Untuk jenis pemetikan manual maka
digunakan ibu jari dan jari telunjuk. Apabila hasil pemetikan salah maka kesemua anggota
pemmetik tersebut akan menerima dampaknya, yaitu tidak adanya insentif untuk hari. Maka
dari itu pemetik harus benar- benar melakukan pemetikan yang sudah dipelajarinya selama
training.

Daun teh yang dipetik itu adalah pucuknya saja. Jadi 3 jenis pucuk, pucuk peko yaitu
pucuk pada fase vegetatif jadi kalau dibiarkan setiap 10 hari dia akan membuka menjadi
daun. Kemudian ada pucuk burung, ini merupakan fase dormant, merupakan fase istirahat.
Apabila pucuk burung ini dibiarkan selama 3 bulan maka tidak akan keluar pucuk baru.
Kalau mencul yang baru dari pucuk burung maka dinamakan peko nagok. Yang dikehendaki
pucuknya adalah pucuk peko karena pertama jelas kualitasnya bagus bahkan kandungannya
ada yang dinamakan katekin, sampai 26 percent, namun kafeinnya cukup tinggi dalam peko
nagok ini.

Teknik pemetikan yang kedua yaitu menggunakan gunting. Masih dapat selektif juga
apabila menggunakan gunting. Yang ketiga menggunakan mesin, seberat 14 kilo. Operator
mesin pemetik ini sebanyak 3 orang.1 unit mesin satu harinya akan mendapatkan 1 ton. 1
mesin dapat mewakili pemetikan 10 orang. Secara ekonomi penggunaan mesin akan lebih
hemat. Harga 1 mesinnya yaitu 42 juta dengan total kepemilikan PT. Tambi ini sebanyak 22
buah mesin.

Untuk karyawan sendiri ada training sekitar 6 bulan, bergabung di BPJS, pakaian
setiap tahun ada, ada jasa produksi, ada jasa karya bermacam- macam. Ketika berumur 55
tahun akan diberikan pesangon.

Penghitungannya per hektar yaitu populasi per hektar itu 10 ribu tanaman. Dalam 1
hektar sekali petik itu mencapai 2,5 sampai 3 ton. Untuk pemetikan sekarang lebih banyak
digunakan gunting dan mesin. Siklus petiknya itu 2 bulan, berarti dalam 1 tahun dapat
dilakukan pemetikan 6 kali, totalnya 18 ton basah, nanti menjadi kering rendamannya
menjadi 20%.

Untuk grade teh sendiri ada 3 jenis yaitu grade 1 sampai 3. Masing- masing grade tersebut
juga terbagi lagi menjadi ke beberapa grade lainnya, untuk grade 1 terbagi lagi menjadi 9
jenis, untuk grade 2 terbagi menjadi 5 grade, serta untuk grade 3 terbagi menjadi 3 jenis. Jadi
total semuanya ada 17 jenis. Jadi sebenarnya kita dapat mengetahui jenis grade apa teh yang
kita minum setiap harinya. Untuk PT. Tambi sendiri memproduksi grade A tidak boleh
kurang dari 55 percent sedangkan untuk grade 3 tidak boleh melebihi 15 percent. Harganya
rata- rata 2 dollar per/ kg untuk grade 1, untuk grade 2 mencapai setengah dollar (0,8).
Namun karena permintaan, grade 3 banyak dijual di pasaran, karena konsumen tidak
mengetahui jenis teh yang baik. Teh yang baik dapat ditinjau dari beberapa hal, yaitu:

1. Berdasarkan warna seduhan teh

Teh yang bagus berwarna hitam. Hasil seduhan teh yang baik adalah berwarna kuning
keemasan, orang- orang seringkali tidak tahu mengani kualitas teh yang baik. Sehingga
mereka seringkali mengira bahwa jenis teh yang baik adalah langsung berwarna merah ketika
diseduh dengan air panas.

2. Berdasarkan rasa teh. Rasa teh yang baik adalah teh yang sepat. Jadi kalau teh yang tidak
baik maka hanya yang dikonsumsi adalah kadar airnya saja, tidak mengandung komponen
dari teh itu sendiri, untuk manfaat lainnya itu sudah tidak ada.

Untuk membersihkan pohon teh maka akan digunakan sepat, yaitu dari kelapa yang setelah
dipangkas harus langsung dibersihkan. Untuk pemangkas, ada tenaganya tersendiri,
sedangkan pemupukan itu ada tenaga dari luar, karena biaya tertinggi dari perkebunan teh
yaitu pemupukan dan tenaga kerja sedangkan untuk komponen lainnya masih dapat
dikendalikan. Untuk pupuk tidak boleh menggunakan dari subsidi, harus pupuk industri yang
harganya cukup mahal. Pupuknya mereka di supply dari PT. Pusri menggunakan pupuk
organik.

Kalau Eropa dulu tidak diperbolehkan menggunakan pestisida yang menggunakan bahan
akfit parakuat. PT. Tambi ini tidak lagi menggunakannya, kalau sudah terkena teh akan
langsung kering. Penggunaan parakuat ini akan langsung terdeteksi apabila sudah masuk
laboratorium. Parakuat dilarang penggunannya dikarenakan dapat menimbulkan penyakit,
termasuk diantaranya penyakit kanker.
Pada tahun 2018 PT. Tambi ini akan bekerja sama dengan negara Jepang. Syaratnya tidak
boleh menggunakan gliposat, herbisida. Sehingga PT. Tambi ini akan mulai mengurangi
penggunaan ini. Alasan beralih dari Sri Lanka ke PT. Tambi ini adalah digunakan bahan ini,
maka dari itu perushaan ini harus menghilangkan bahan yang dilarang ini agar dapat bekerja
sama dengan Jepang.

Untuk pemupukannya pertama ditentukan dari hasil analisis tanah. Sampel tanahnya akan
dikirim ke laborat, setelah terdeteksi disitu maka akan merubah komposisi pupuk, NPKNB.
Yang kedua direksi dalam hal ini manajemen akan menentukan kemampuannya, misalnya
10%. Berarti kalau N nya 10%, produktivitasnya pertahun itu 3 ton per kering, berarti 3000
dikali 10 dibagi 100 sama dengan 300 N murni. Kalau kita N nya menggunakan urea maka
dikalikan itu dan akan ditemukan urea per hektar. Setelah ditemukan urea per hektar maka
kita bagi dua aplikasi dan tiga aplikasi. Sekarang kita dua, mengapa kalau tiga, biayanya akan
bertambah. Totalnya berdasarkan penjabaran diatas yaitu sebanyak 4 kuintal (rata-ratanya).
Untuk per 1000 tanaman. Dalam rupiah, pupuk dapat mencapai harga 3 ribu lebih per/ kg
nya.

Untuk pemetikannya misalkan kita 800 hektare kebuh teh maka kita harus punya pemetik
sebanyak 800 (kalau manual), tetapi kalau mekanis atau gunting dapat 10,5. Pemetik sendiri
digolongkan dari satu sampai 5. Dalam kelompok jenis 5 adalah kualitas yang kurang
terampil, jadi apabila pemetiknya sering salah dan tidak sesuai maka akan dipindahkan ke
kelompok 5.

Data Penunjang

 Hari/ Tanggal : Sabtu 8 September 2018


Narasumber : Bapak Puji
Lokasi : Kebun Teh Wonosobo, PT. Tambi

Anda mungkin juga menyukai