Anda di halaman 1dari 6

PERTANIAN SEBAGAI SUMBER MATA PENCAHARIAN UTAMA BAGI

MASYARAKAT KAMPUNG JARINGAO RT 04/RW 04


Disusun oleh : Rika Puspita Ramadhanti

PEMBAHASAN

Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti Negara yang mengandalkan
sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri,atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian
merupakan salah satu sector yang dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia
karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani, termasuk di kampung
Jaringao Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap, 90% masyarakatnya bekerja sebagai
petani.

Di kampung jaringao petani menjadi profesi mayoritas masyarakat kampung Jaringao


dan sekitarnya. Bahkan pada zaman dahulu petani menjadi mayoritas profesi di Indonesia,
karena dari segi greografisnya Indonesia mempunyai kelebihan dari segi tanah dan musim
yang berpengauh terhadap tumbuhan yang di tanam, Indonesia mempunyai 2 musim yang
sangat menguntungkan untuk bercocok tanam, diantaranya adalah musim hujan, dan musim
kemarau, serta memiiki zat – zat yang dapat membantu serta mendukung kehidupan dan
pertumbuhan tanaman.

Bukti bahwa pertanian sebagai profesi utama warga kampung Jaringao adalah hampir 90%
mayoritas penduduk kampung jaringao berprofesi sebagai petani, 5% menjadi nelayan dan
sisanya menjadi guru / PNS.

Penduduk kampung jaringao memilih propesi menjadi petani supaya bisa memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya, selain bisa mengkonsumsi hasil panen sendiri, petani tidak
perlu membelinya ke warung warung ataupun ke pasar. Mereka cukup menikmati hasi panen
sendiri, bahkan petani bisa menjualnya kepada orang lain, tentunya dapat menghemat biaya
yang di keluarkan, dan memanfaatkan lahan kosong serta lingkungan sekitar. 90% penduduk
kampung jaringao memanfaatkan lahan kosong untuk mananam padi, 30 % penduduk
memilih “tumpang sari” yaitu menanam bibit di perkebunan milik PT.Asabaland yang mana
petani harus membayar pajak satu tahun sekali sebesar 15.000.000 per- patok ( 400 m ).
Namun jika warga mempunyai tanah sendiri dan sudah mempunyai sertifikat perizinan, tidak
tumpang sari (menanam padi di tanah milik PT. Assabaland) maka wajib membayar pajak ke
pemerintah satu tahun sekali sebesar 2500 jika sudah mempunyai SPPT (surat perizinan
pajak terhutang).

 asas ekonomi di kampung Jaringao dibagi menjadi 3 bagian


1. Produksi adalah suatu proses mengeluarkan hasil
secara garis besar dalam bidang pertanian kampung Jaringao, produksi dilihat dari 2
bidang yaitu :

a) Bidang persawahan

Melewati proses yang panjang, para petani membeli bibit dari toko terdekat di surade
dan sekitarnya, ada juga yang membuat bibit nya sendiri, namun itu termasuk cara yang
rumit menurut petani, oleh sebab itu para petani lebih memilih untuk membeli bibit di
toko terdekat. Terdapat macam – macam bibit yang digunakan oleh petani untuk
menanam padi, ada ciherang, super, dan masih banyak lagi jenis bibit lainnya. Namun
petani di kampung Jaringao memilih bibit sesuai kebutuhannya masing-masing, ada pula
yang menggunakan bibit Situbagendit seperti ibu Sumiati yang berprofesi sebagai petani
dan juga menjabat sebagai RT di kampung Jaringao RT04/RW05. Menurut beliau bertani
memerlukan biaya yang cukup besar, karena dalam setahun petani harus mengeluarkan
biaya pajak ke PT.Asabaland ataupun kepada pemerintah, membajak sawah, membeli
bibit, membeli pupuk, obat-obatan, vitamin pertumbuhan padi, obat hama, juga
menyiapkan biaya apabila petani gagal memanen hasil tanamannya. Mengapa membajak
sawah perlu mengeluarkan biaya? Karena tidak semua petani mempunyai alat pembajak
sawah, hanya orang tertentu yang mempunyai alat pembajak sawah oleh karena itu para
petani mempekerjakan (ngulikeun) orang yang mempunyai alat pembajak sawah untuk
membajak sawah – sawah mereka. Dan para petani memilih bibit yang mempunyai harga
sesuai dengan ekonomi masing masing petani.

Adapun cara menanam padi yang pertama adalah menyebar bibit ke tanah yang biasa
disebut persemayan, para petani menggunakan waktu 15-20 hari untuk menunggu
persemayan selesai dan dalam waktu menunggu semayan, petani juga membajak sawah
dan menggarisi sawah sawah yang nantinya akan di tanami hasil semayan, dengan syarat
ladang/sawah harus selalu terendam oleh air, kebanyakan petani kampung jaringao
memilih ladang yang dekat dengan aliran sungai supaya memudahkan untuk menyiram
tanaman padi. Karena Jika tidak terendam air sawah akan kering yang mana akan
menyebabkan sawah tidak bisa di pakai untuk menanam padi, setelah masa penyemaian
selesai dan ladang siap ditanami padi, selanjutnya pindahkan hasil semayan dengan cara
mencabut padi hingga ke akar – akarnya, potong sedikit bagian atas daun lalu ikat.
Setelah diikat tanami padi hasil semayan sesuai dengan garis - garis yang sudah dicetak
beberapa hari lalu yang biasa disebut dengan tanur. Sebelum panen, padi harus terus di
pantau dari hewan hewan yang dapat merusak padi seperti belalang, wereng, keong,
kungkang dan tikus sawah. Yang menjadi masalah petani adalah jika tikus sawah sudah
datang merusak hasil penanaman padi, para petani kewalahan dan kebingungan
bagaimana cara untuk membasmi tikus-tikus sawah, petani hanya pasrah meratapi nasib
padi yang gagal untuk dipanen.

Memberi pupuk dan selalu memantau kondisi perairan dan kandungan – kandungan
/zat - zat yang dapat membantu pertumbuhan padi supaya tetap terjaga dan tumbuh
dengan subur. Setelah 3-4 bulan padi siap panen, setelah gabah terpisah dari jerami, padi
dijemur hingga kering lalu di giling menggunakan mesin penggiling di pabrik
penggilingan padi, di kampung Jaringao terdapat banyak tempat penggilingan padi,
namun yang menjadi langganan di kalangan warga kampung Jaringao RW04/RW05
adalah panggilingan milik Mang Dudung yang mana warga membayar 25.000.000
sekarung(2kg) dan jika dibayar menggunakan beras,warga membayar sebanyak 5 kg
beras.

b. Bidang perkebunan.

Selain persawahan, petani kampung Jaringao juga menjadikan ladangnya sebagai


perkebunan jika musim kemarau tiba, karena musim kemarau menyebabkan sungai kering.
Yang mana air sungai digunakan untuk menyiram tanaman padi, apabila hujan tidak turun
maka sungai akan mengering dan sawah tidak dapat di siram. Biasanya mayoritas warga
jaringao menanam cabe, bawang, semangka, umbi-umbian dan sayuran di ladang
perkebunannya atau di PT.Assabaland yang biasa disebut “palawija”. Setiap pertengahan
bulan masyarakat akan mengambil hasil panen ladang perkebunanya untuk persediaan
kebutuhan rumah tangganya masing-masing. Untuk menunggu cabe matang sempurna dan
sudah siap dipanen membutuhkan jangka waktu kurang lebih selama 2 bulan, begitupun
dengan bawang, semangka, umbi-umbian dan sayuran. Menurut salalah satu petani di
kampung Jaringao menanam cabe bukanlah hal yang mudah seperti apa yang kita bayangkan,
karena menanam cabe membutuhkan perawatan yang tidak biasa. cabe harus disiram setiap
harinya menggunakan air biasa bukan air hujan, jika hujan turun cabe tidak akan bertahan
lama dan mudah mati, bahkan jika terlewat menyiram cabe tidak akan tumbuh dengan
sempurna. Namun jika perawatannya baik dan tepat, cabe dapat tumbuh cepat dan sempurna
sehingga menghasilkan buah yang berkualitas bahkan cabe bisa di panen hingga sebulan 2
kali. Berbeda dengan bawang, umbi-umbian dan sayuran,bisa jika tidak disiram setiap
harinya. Biasanya warga menyimpan hasil panennya untuk stok rumah tangga atau di jual
kepada tangkulak cabe, terdapat satu tangkulak cabe di kampung Jaringao yang bernama
Mang Toto, dimana Manga Toto akan membawa hasil panen warga keluar kota untuk dijual
kepasar-pasar besar seperti di kota sukabumi. Adapun warga yang dibiayai modal untuk
menanam cabe akan menjual hasil panennya kepada orang yang membiayainya, tidak boleh
petani tersebut menjualnya kepada orang lain.

2. Distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke


beberapa tempat. Distribusi di kampung Jaringao dalam bidang pertanian dan
perkebunan sama dalam hal pendistribusian hanya berbeda di segi produk, sawah
menghasilkan padi dan kebun menghasilkan sayur mayur, dan umbi-umbian.
a. Distribusi hasil pertanian.
Proses distribusi di sawah setelah panen bermacam macam salah
satunya adalah proses ketika sawah telah panen dan menghasilkan padi,lalu di
pisah lagi gabah dan pare, jika musim padi sudah tiba kadang pengumpul-
pengumpul (tangkulak) beras membelinya langsung dengan bentuk gabah
namun lebih sering petani terlebih dahulu menggiling gabah agar menjdi beras
yang siap dipasarkan melalui dua cara, cara pertama melalui pengupul-
pengumpul(tangkulak)yang nantinya akan di jual kepada pengumpul-
pengumpul(tangkulak)yang lebih besar yang akan di sebar ke kota contohnya
sukabumi, cara kedua petani bisa menjualnya langsung ke pasar-pasar terdekat
kampung Jaringao.
b. Distribusi hasil perkebunan
Distribusi hasil perkebunan sama dengan distribusi hasil pertanian
(sawah) yang memiliki dua cara, cara yang pertama melalui pengumpul-
pengumpul (tangkulak) yang akan di jual kepada pengumpul-
pengumpul(tangkulak) yang lebih besar yang nantinya akan di sebar ke kota
contohnya kota Sukabumi, cara kedua petani bisa menjualnya langsung ke
pasar-pasar terdekat di kampung Jaringao.
3. Konsumsi adalah pemakaian hasil produksi (bahan pangan dsb) atau barang-barang
yang bisa memenuhi keperluan hidup kita. Di kampung Jaringao mayoritas warga
mengkonsumsi hasil dari pertanian, ada 2 :

 Pertanian

Warga di kampung di Jaringao menggunakan beras sebagai bahan pokok utama


untuk hidangan-hidangan alasannya karena selain memiliki harga yang terjangkau
beras juga mudah didapatkan, karena warga mempunyai sawah/ladang sendiri yang
hasilnya akan dikonsumsi keluarga dan diri sendiri, dan sudah menjadi kebiasaan
bangsa Indonesia jika belum makan nasi sama seperti tidak makan. Oleh sebab itu
nasi adalah favorit orang Indonesia, jika tidak ada nasi maka warga Indonesia tidak
bisa dikatakan sudah makan.

 Perkebunan

Selain mengkonsumsi nasi, warga kampung Jaringao juga membutuhkan energi


lain selain nasi yang membuat hidangan semakin sempurna dan membuat makan
semakin lahap, sama seperti manusia yang ditakdirkan untuk bersama-sama begitupun
dengan nasi dan lauk pauk yang tidak dapat di pisahkan, ditakdirkan selalu
berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain. Hampir setiap warga di
kampung Jaringao mempunyai ladang perkebunan untuk di konsumsi keluarga juga
dapat membatu orang lain yang sedang membutuhkan, tidak perlu repot untuk
membeli ke pasar cukup memetik ke ladang perkebunan jika ingin makan dengan
lalaban ataupun perlu menggunakan cabai untuk membuat makanan pedas sehingga
semakin nikmat, dengan syarat harus berbuah dulu.

KESIMPULAN

Sebagi Negara agraris, Negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber
mata pencaharian, tentunya harus ada yang mengelola hasil tani. Petani merupakan salah
satu pahlawan yang nyata di kehidupan kita. Berkat jasanya lah kita masih bisa merasakan
nasi, sayuran dan lain-lain sampai saat ini. Marilah kita menghargai dan menghormati petani
yang ada di sekitar kita. Meski ada konflik yang berkobar padamkan dengan air yang
membuyar membawa abu sisa pembakaran dan air di tanah-tanah ang gersang, agar tanah
tersebut kembali subur, hijau nikmat di pandanng dan dapat di nikmati oleh kita semua
sebagai warga negara Indonesia yang berpedomankan PANCASILA

Anda mungkin juga menyukai