BAB I
PENDAHULUAN
pekerja serta keluarganya, secara sosial cost tidak lagi dapat diterima
(unacceptable). Terkait dalam hal ini perlu dilakukan berbagai upaya dan
produktivitas nasional. Selain itu, setiap orang lainnya yang berada di tempat
Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 1996
sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang
K3 ( SMK3).
peralatan, material dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam
Rumah Sakit adalah salah satu jenis sarana pelayanan kesehatan, yang
pelayanan lainnya. Pengertian rumah sakit dirumuskan pada Pasal 1 butir (1)
Khusus.
swasta, baik di tingkat Pusat maupun daerah. Salah satu Rumah Sakit Umum
Sakit merupakan tempat yang sarat dengan kemajuan teknologi, hal ini
Radiologi Diagnostik, Radio Terapi dan Kedokteran Nuklir. Hal ini membuat
para pekerja di Instalasi Radiologi antara lain Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
profesi Radiografer.
Radiasi adalah salah satu jenis hazard (potensi bahaya) yang mungkin
terjadi kecelakaan ataupun timbulnya penyakit akibat kerja. Oleh karena itu,
dari sudut pandang K3, lingkungan kerja yang mengandung hazard radiasi
DR. SardjitoYogyakarta.
kurang lebih 21 (dua puluh satu) orang, terdiri atas pria dan wanita dengan
yang berstatus sebagai PNS. Hal ini dikarenakan hak-hak yang tertuang
itu terjadi jika seseorang mengikat dirinya untuk tunduk pada perintah dari
Jadi seseorang yang mempunyai hubungan dinas publik dengan Negara, yang
berarti dia menjadi pegawai negeri, tidak akan menolak dan menerima tanpa
Pemerintah.”2
1 Jimly Asshiddiqie, 2007,Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, Bhuana Ilmu
Populer,Jakarta, hlm.384.
2 Sudibyo Triatmodjo,1983, Hukum Kepegawaian mengenai Kedudukan Hak dan Kewajiban Pegawai
pekerja yang tidak termasuk pegawai negeri tersebut, yakni (a) pejabat
Negara, (b) pekerja, (c) pegawai dengan ikatan dinas (lebih tepat perjanjian
Sipil, (d) pegawai dengan ikatan dinas untuk waktu terbatas, (e) pegawai
tidak secara tetap atau dalam jangka waktu tertentu baik secara harian,
pejabat pengelola Badan Layanan Umum (BLU) dan pegawai BLU dapat
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan / atau tenaga professional
ketentuan ini kepegawaian di BLU dapat terdiri dari PNS, Pegawai Tetap
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya
imbalan kerja tersebut diberikan secara harian. Buruh ada 2 (dua) yaitu
Tenaga Kerja Harian (Harian Tetap dan Harian Lepas) dan Tenaga Kerja
Borongan yaitu :
jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja. Hak yang diperolah Tenaga
Kerja Lepas yaitu mendapatkan gaji sesuai kerjanya atau waktu kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 100 Tahun 2004
sampai dengan Pasal 12. Perjanjian Kerja Harian Lepas ini mengecualikan
dalam Perjanjian Kerja Harian Lepas tercantum beberapa syarat antara lain :
tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta
buruh bekerja kurang dari 21 ( dua puluh satu) hari dalam 1 ( satu ) bulan;
3. Dalam hal pekerja/buruh bekerja 21 (dua puluh satu) hari atau lebih
( PKWTT ).4
Perbedaan ini menjadi bahan kajian dan analisis bagi peneliti karena
risiko pekerjaan dalam hal mengalami kerugian akibat paparan radiasi oleh
oleh Radiografer yang berstatus sebagai PNS dalam hal mengalami kerugian
B. Rumusan Permasalahan
hal berikut :
4 http:// artonang.blogspot.co.id/2014/12 peraturan kerja harian atau karyawan lepas, diakses pada 12/3/2015.
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI RADIOGRAFER NON-PNS PADA INSTALASI RADIOLOGI DI RSUP
DR. SARDJITO YOGYAKARTA
RATNA DEWI SUSANTI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/ 9
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
1. Pada tahun 2009, Kustanti Eka Ruli (Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana
kesehatan, tidak melakukan kegiatan sesuai dengan SOP dan belum semua