Pembimbing:
dr. Elvita Rahmi Daulay, M.Ked(Rad), Sp.Rad (K)
Disusun oleh:
Ikrar Rananta
110100353
Jesslyn Felix
110100148
Eurika Lawrence
110100219
M. Ihsan Nst
110100253
William Omar
110100321
DEPARTEMEN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Anatomi Mammae...............................................................................3
2.2 Ultrasonografi (USG)..........................................................................6
2.3 Pemeriksaan USG (Ultrasonografi).....................................................9
2.3.1 Ca Mammae............................................................................10
2.3.2 Kista Mammae (fibrocystic disease of the breast)..................13
2.3.3 Perubahan Fibrokistik Mammae.............................................15
2.3.4 Galactocele Mammae..............................................................16
2.3.5 Tumor Filoides........................................................................19
2.3.6 Mastitis....................................................................................22
2.3.7 Lipoma....................................................................................22
2.3.8 Nekrosis Lemak......................................................................23
2.3.9 Abses Mammae.......................................................................24
2.3.10 Fibroadenoma mammae........................................................27
2.3.11 Gambaran USG implan payudara.........................................30
2.4 Mammografi......................................................................................32
2.4.1 Indikasi Mammografi..............................................................37
2.4.2 Teknik Pemeriksaan................................................................38
2.4.2 Proyeksi Mammografi............................................................40
2.4.3 Pembacaan Mammogram........................................................43
BAB 3 KESIMPULAN.......................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.48 Hamartoma, tampak masa lobulated dengn berbagai daerah padat
yang mencerminkan adanya unsur-unsur jaringan lemak dan
jaringan lunak..................................................................................47
Gambar 2.49 Masa spikula (ditunjukan dengan tanda panah) karsinoma invasive,
(A) proyeksi lateral, (B) kompresi local dengan magnifikasi.........48
Gambar 2.50 (1) Karsinoma duktus invasive, (2) Mucinous carcinoma...............49
Gambar 2.51 Intracistic carcinoma. Dengan kompresi local menunjukan masa
berbatas tegas dan mikrokalsifikasi ireguler...................................49
Gambar 2.52 Duktal karsinoma in situ-tipe (A-C) microcalcification bercabang
tidak teratur linier............................................................................50
BAB 1
PENDAHULUAN
berlangsung dalam beberapa detik dari seluruh prosedur mammografi untuk satu
payudara yang membutuhkan waktu sekitar 20 menit.1
Bagi wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara,
direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan MRI bersama dengan
pemeriksaan Mammografi tahunan. MRI menggunakan magnet dan gelombang
radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh. Pemeriksaan MRI akan jauh lebih
bermanfaat dan efektif bila menggunakan bahan/zat kontras.
MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari Mammografi, namun
MRI memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi, dimana sering muncul
gambaran kelainan positip kanker payudara yang ternyata sebenarnya bukan
kanker. Itu sebabnya MRI tidak direkomendasikan sebagai alat
skrining/penjaringan kanker payudara bagi wanita yang tidak memiliki risiko
tinggi terkena kanker payudara.4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat
sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian
kaudal dalam fosa supraklavikuler. 5
2.2.4 Ca Mammae
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal
pada payudara yang terus tumbuh. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel
kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa
terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.7
2.2.10 Lipoma
Lipoma merupakan nodul dari jaringan adiposa matang. Terletak di dalam
lemak subkutan tetapi dapat ditemukan di mana saja dalam payudara. 4
2.3 Pemeriksaan Radiologis Pada Payudara
2.3.1 Ultrasonografi (USG)
USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang
suara. USG dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG
biasa digunakan untuk mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada
10
mammogram dan lebih direkomendasikan pada wanita usia muda (di bawah 30
tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa mammografi tidak direkomendasikan untuk
deteksi kanker payudara. Tetapi dengan kombinasi USG dan mammografi,
kelainan pada payudara dapat ditentukan dengan lebih akurat.
Dengan USG selain dapat membedakan tumor padat atau kistik, juga dapat
membantu untuk membedakan suatu tumor jinak atau ganas. Ca mammae yang
klasik pada USG akan tampak gambaran suatu lesi padat, batas ireguler, tekstur
tidak homogen. Posterior dari tumor ganas mammae terdapat suatu Shadowing.
Selain itu USG juga dapat membantu staging tumor ganas mammae dengan
mencari dan mendeteksi penyebaran lokal (infiltrasi) atau metastasis ke tempat
lain, antara lain ke KGB regional atau ke organ lainnya (misalnya hepar). 7
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk
membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik digunakan
untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Karsinoma mammae
disertai dengan dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga berbatas tegas
dengan peningkatan akustik. USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-needle
aspiration biopsy (FNAB), coreneedle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi
payudara. USG merupakan pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima
oleh pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter 1 cm. 7
11
12
b.
c.
d.
fibroadenoma
Batas echo anterior lesi dan posterior lesi bervariasi dari kuat atau
d.
menengah
Lateral acoustic shadow dari lesi dapat bilateral atau unilateral (tedpole
sign)
13
2.3.2 Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar-X
yang terutama bertujuan untuk menyaring adanya kelainan neoplasma ganas,
namun lebih dari itu mammografi juga bermanfaat untuk mendeteksi kelainan
selain keganasan. Pemeriksaan penyaring didefinisikan sebagai evaluasi terhadap
suatu populasi wanita 'normal', tanpa keluhan atau gejala yang mengarah ke tumor
payudara dalam usaha mendeteksi kanker dini.24
Secara tidak langsung tindakan ini merupakan upaya untuk menekan
mortalitas yang disebabkan oleh kanker payudara. Karena seperti diyakini bahwa
makin dini kanker payudara ditemukan, makin baik prognosisnya. Namun masih
banyak suara-suara yang tidak menyetujui atau meragukan pendapat di atas,
terutama peranan mammografi dalam mendeteksi kelainan payudara pada pasien
tanpa gejala.24
Upaya pertama penggunaan radiografi untuk diagnosis kelainan payudara
dibuat di akhir 1920-an, tapi mamografi yang kita pahami saat ini, menggunakan
14
X-ray unit baru dikembangkan di tahun 60an. Secara singkat ada tiga periode
utama dalam sejarah mamografi. Periode yang pertama dimulai pada tahun 1913
dengan pengamatan seorang ahli bedah Jerman, A. Salomon memberikan
konstribusi yang penting dalam sejarah mamografi. Pada saat ini anatomi
radiologi dibandingkan dengan hasil pemeriksaan mikroskopik. Pada tahun 1940
sampai sekitar 1970 pengembangan teknik oleh ahli radiologi dan kemudian oleh
industri, dibawah dorongan Ch. Gross, sejak tahun Compagnie Generale de
Radiologie (CGR) membuat Senographe. Pemasaran peralatan mamografi
mendorong revolusi dalam pencitraan payudara. Pada kuarter terakhir sampai
pada abad 20 ini, terutama sejak tahun 1970 mamografi merupakan teknik yang
tepat skrining kanker payudara. Salah satu pelopor adalah Ph Strax dari Amerika
Serikat dengan penelitiannya yang diberi nama Health Insurance Plan (HIP) of
NY dimana dilaporkan penurunan angka mortalitas karena mamografi.
Kemudian pada akhir tahun 80an USG dan MRI merupakan teknik tambahan
untuk menunjang mamografi dalam diagnosis kanker payudara.24
15
16
mamografinya. Klasifikasi
sistem
telah
dikembangkan
untuk
17
BI-RADS tipe 1 = hampir seluruhnya lemak, jaringan kelenjar < 25% (disebut
18
mamografi berkisar antara 80-94% untuk tumor ganas dan 90-93% untuk tumor
jinak.24
Indikasi Mammografi
Indikasi pemeriksaan mamografi :
1. Adanya benjolan pada payudara
2. Adanya rasa tidak enak pada payudara
3. Pada penderita dengan riwayat risiko tinggi untuk mendapatkan keganasan
4.
5.
6.
7.
payudara
Pembesaran kelenjar aksiler yang meragukan
Penyakit paget pada puting susu
Adanya penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primer
Pada penderita dengan cancer-phobia.
Menurut referensi lainya, indikasi mamografi adalah :
1. Skrening pada wanita asimptomatik pada wanita usia 50 tahun atau lebih.
2. Skrening pada wanita asimptomatik pada usia 35 tahun atau lebih yang
mempunyai resiko berkembangnya kanker payudara:
Wanita yang memiliki satu atau lebih saudara pada derajat pertama
A
Teknik Pemeriksaan
Persiapan mammogram dimulai pada penjadwalan ketika pasien diberi
petunjuk khusus untuk mempersiapkan diri untuk melakukan pemeriksaan.
Penjadwalan mammogram setelah menstruasi akan mengurangi ketidaknyamanan
yang mungkin terjadi saat menekan payudara. Cara terbaik adalah untuk jadwal
19
20
kilovoltase antara 26-30 kv dan tersering 28 kv. Energy yang lebih rendah
antara 17-20 kv, dapat menghasilkan kontras maksimum yang berasal dari
jaringan lunak payudara.
3. Automatic exposure control (AEC). AEC secara otomatis mengontrol durasi
pemaparan densitas optimum dari mammogram dapat dipertahankan pada
berbagai ukuran dan kepadatan payudara yang berbeda. Biasanya perangakat
AEC ini diposisikan 3-5 cm posterior putting susu dimana diperkirakan
jaringan kelenjar yang paling padat.
4. Grid radiasi sekunder. Penggunaan system grid yang bergerak meningkatkan
resolusi dan kontras dengan menurunkan radiasi hambur.
5. Kompresi. Biasanya kompresi payudara diharapkan mencapai ketebalan 4cm.
Efek dari kompresi adalah :
Menurunkan dosis
Mengurangi sinar hambur, meningkatkan kontras
Mengurangi ketidakjelasan geometric
Mengurang ketidakjelasan karena gerakan
Mengurangi perbedaan ketebalan dari berbagai bagian payudara
Mengurangi overlapping jaringan, meningkatkan resolusi.
Mamografi menggunakan radiasi pengion untuk gambar payudara. Risiko
radiasi pengion sudah banyak diketahui, untuk itu dijaga agar dosis radiasi yang
diberikan serendah mungkin. Dosis radiasi untuk pemeriksaan dua tampilan
standar dari kedua payudara adalah sekitar 4,5 mGy. Dosis yang lebih tinggi
dalam program screening, dapat merangsang terjadinya kanker payudara setelah
terkena radiasi. Diperkirakan bahwa risiko merangsang kanker payudara pada
wanita telah dpublikasikan di Inggris melalui National Health Service Breast
Screening Program (NHSBSP) yaitu 1 dari 100 000 per mGy. Perhitungan antara
risiko dan manfaat telah dipertimbangkan dan hasilnya menunjukan
bahwa
manfaat dari skrining jauh lebih besar daripada risiko merangsang kanker, dengan
rasio perbandingan nyawa yang diselamatkan dan yang hilang kira-kira 100 : 1.26
Proyeksi Mammografi
Ada dua proyeksi standar mamografi yaitu : proyeksi obliq mediolateral
(MLO) dan proyeksi kraniokaudal (CC). MLO diambil dengan sinar X-ray yang
21
22
A
B
23
yang lebih baik dari aspek lateral atau medial payudara dibandingkan dengan
proyeksi CC standar. Kompresi lokal atau 'paddle wiew' dapat dilakukan
melibatkan aplikasi kompresi lebih kuat untuk area lokal dengan menggunakan
dayung kompresi. Proyeksi ini digunakan untuk membedakan lesi nyata dari
superimposisi jaringan normal dan untuk menentukan batas dari massa.27
24
B
B
Gambar 2.43 Proyeksi tambahan pada mamografi. Keterangan: (A) suatu daerah
yang menjadi perhatian identifikasi pada proyeksi lateral kiri, (B) paddle view
dilakukan kecurigaan adanya dua lesi massa speculates. Keduanya terbukti
menjadi karsinoma invasive pada biopsy berikutnya
25
26
energi
dari
frequensi
radio
tersebut.
Akibatnya
dengan
27
pasien,
untuk
mengetahui
apakah
ada
sesuatu
yang
Transfer pasien menuju ruangan MRI, khususnya pasien yang tidak dapat
berjalan (non ambulatory) lebih kompleks dibandingkan peme-riksaan imaging
lainnya. Hal ini karena medan magnet pesawat MRI selalu dalam keadaan on
sehingga setiap saat dapat terjadi resiko kece-lakaan, dimana benda-benda
feromagnetik dapat tertarik dan kemungkinan mengenai pasien atau personil
lainnya. Salah satu upaya untuk meng-atasi hal tersebut, meja pemeriksaan MRI
dibuat mobile, dengan tujuan : pasien dapat dipindahkan ke meja MRI di luar
ruang pemeriksaan dan da-pat segera dibawa ke luar ruangan MRI bila terjadi halhal emergensi. Selain itu meja ca-dangan pemeriksaan perlu disediakan, agar
dapat mempercepat penanganan pasien berikutnya se-belum pemeriksaan pasien
sebelumnya selesai. Upaya untuk kenyamanan pasien diberikan, anta-ra lain
dengan penggunaan Earplugs bagi pasien untuk mengurangi kebisingan,
28
menentukan
bagian
tubuh
dibuat
Scan
Scout
(panduan
pengamatan), dengan parameter, ketebalan irisan dan jarak antar irisan serta
format gambaran tertentu. Ini merupakan gambaran 3 dimensi dari sejumlah sinar
yang telah diserap. Setelah tergambar scan scout pada TV monitor, maka dibuat
pengamatan- peng-amatan berikutnya sesuai dengan kebutuhan.
Pemeriksaan MRI yang menggunakan kon-tras media, hanya pada kasuskasus tertentu saja . Salah satu kontras media untuk pemeriksaan MRI adalah
29
Gadolinium DTPA yang disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg berat
badan. 5
30
31
Mammography:
32
Ductugraphy:
Ductography tidak seharusnya dilakukan pada pasien dengan mastitis atau
abses payudara. Ductography merupakan kontraindikasi primer pada pasienpasien tersebut karena dapat memperparah peradangan yang terjadi.52
MRI:
33
Ini adalah MRI perempuan ras hitam 43 tahun dengan varian diskoid SLE
yang akan segera didiagnosis dengan manifestasi langka lupus mastitis, berikut
interpretasi dari spesimen biopsi pada gambar patologi di atas . MRI awal: The T1
aksial pra - kontras lemak tak jenuh (a , TR 6,7 ; TE 2,63 ; ST 1,5 mm ) gambaran
menunjukkan kalsifikasi kasar (bintang ) seperti void sinyal yang terlihat pada
mammogram ditampilkan sebelumnya. Namun padat jaringan parenkim bilateral
(panah) menyembunyikan LM . BLADE aksial ( Sospol , b; TR 11070 , TE 137 ,
ST 3 mm , tanpa kontras ) gambaran menunjukkan perubahan fibrokistik tersebar
berdekatan dengan halus , perifer , sinyal intensitas tinggi sekitar LM di payudara
kiri (panah) . Sagital tertunda pasca kontras GRE ( c ; TR 4,35 ; TE 1,75 ; 2,0
mm , 1 cc / 10kg IV Gadolinium kontras hingga 20 cc ) gambaran payudara kiri
menunjukkan 5,6 cm , massa heterogen dengan perifer , tidak teratur , tebal , rim
enhancement (bintang).54
34
Mammography:
35
Ductugraphy:
MRI:
36
37
38
pada karsinoma mamae memiliki gambaran hiperechoic tapi tidak anechoic (mirip
dengan abses). 17
Mammography:
Ductugraphy:
MRI:
2.4.4 Ca Mammae
USG:
39
40
41
42
Mammography:
Merupakan gambaran mamografi yang paling sering ditemukan pada
kanker payudara invasive. Terdiri atas masa tumor jaringan lunak di sentral dan
spikula pada permukaan yang menyebar ke skitarnya. Semakin besar tumor, akar
spikula akan semakin panjang. Kadang disertai dengan kalsifikasi yang kasar dan
sering dikaitkan dengan besarnya tumor yang mengakibatkan nekrosis.22
Tumor dengan batas yang rata (malignan) paling sering terdapat pada
intracystic carcinoma, medullary carcinoma (tumbuh dengan cepat biasanya pada
43
44
Deteksi adanya
menunjukan kelainan
mikrokalsifikasi
yang ditemukan
secara tunggal
45
Ductugraphy:
MRI:
46
47
Mammography:
Fibroadenoma merupakan penyebab paling umum dari suatu massa padat
jinak di payudara, secara klinis masa halus, batas tegas, benjolan mobile. Paling
sering ditemui pada wanita muda dengan puncak kejadian pada dasawarsa ketiga.
Pada mamografi, fibroadenoma dipandang sebagai massa yang jelas, bulat atau
oval. Pada kebanyakan kasus mereka soliter, tetapi pada 10-20% multipel.
Kalsifikasi kasar dapat ditemukan pada fibroadenoma, terutama pada wanita yang
lebih tua.20,23
48
Ductugraphy:
MRI:
49
50
Mammography:
Ductugraphy:
MRI:
51
Mammography:
Ductugraphy:
MRI:
52
53
54
Gambaran diatas ini terlihat pada wanita pada masa laktasi. Gambar
diambil menggunakan Nemio 30 (Toshiba) oleh dr Jayadeep Ganahi, Numbai.
Galaktokel dengan Fluid Level
Mammography:
Ductugraphy:
MRI:
55
dengan otot-otot dinding dada, MRI bisa memberikan gambaran yang lebih baik
dari tumor filoides daripada mammogram atau USG. 9
56
57
Mammography:
Ductugraphy:
MRI:
2.4.10 Lipoma
USG:
Mammography:
58
Lipoma adalah tumor jinak terdiri dari lemak secara klinis lembut, massa
lobulated. Lipoma besar mungkin terlihat pada mammografi sebagai massa
radiolusen.20
Ductugraphy:
MRI:
59
BAB 3
KESIMPULAN
60
DAFTAR PUSTAKA
2010.
Breast
Cancer.
Medscape.
http://emedicine.medscape.com/article/283561-overview
Available
[Accessed
from:
on
61
University:
Washington.
Available
http://www.ajronline.org/doi/abs/10.2214/AJR.13.11585
from:
[Accessed
on
from:
http://www.journals.cambrige.org/production/action/cjoGetFulltext?
fulltextid=337348 [Accessed on October 27th 2015]
12. Goel, Ayush., 2015. Galactocele. Radiopedia.
Available
from:
Bhopal.
Available
from:
http://breast-cancer-
College:
Illinois.
Available
from:
http://www.mypacs.net/cases/PHYLLODES-TUMOR-1512497.html
[Accessed on October 27th 2015]
16. Imaginis, 2015. Breast Cyst Breast Ultrasound Images. Available from:
http://www.imaginis.com/breasthealth/ultrasound_images_print.asp [Accessed
on October 27th 2015]
17. Miller, Andrew C., 2015. Breast Abscess and Masses. Medscape. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/781116-diagnosis [Accessed on
October
27th 2015]
18. Roubidoux, Marilyn A., 2013. Breast Fibroadenoma Imaging. Medscape.
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/345779-imaging
[Accessed
on
62
20. Anonim. 2011. Breast cancer : prevention and control. Available from:
http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index
[Accessed
on
Depkes
RI.
Available
from: