Oleh:
Dian Angraeni WIdiastuti, dr.
NIM: 18/435670/PKU/17674
Pembimbing :
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Peralatan Yang Digunakan
Radiologi konvensional merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan
sinar-x dengan berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan
kontras atau tanpa kontras. Keunggulan: Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
proteksi radiasi. Ada tiga prinsip dalam proteksi radiasi yaitu pengendalian waktu,
a. Waktu
Pengaturan waktu adalah metoda penting untuk mengurangi penerima dosis radiasi.
b. Jarak
Dalam pengendalian jarak, berlaku hukum kuadrat terbalik yaitu semakin besar
jarak dari sumber maka dosis radiasi ditempat tersebut jauh semakin kecil.
Pengendalian radiasi hambur dari ruang pemeriksaan rontgen dapat dilakukan dengan
c. Shielding
Ruang radiologi dan kedokteran nuklir harus mempunyai dinding dari beton yang
lebih tebal atau adanya timbal pelapis sehingga dapat menyerap semua energi radiasi
yang melaluinya. Pada jendela perlu disisipkan kaca timbal sehingga petugas dapat
Menurut dr. Mardiatmo, 2008 dalam Prosedur Tetap mengenai Penggunaan Alat
Proteksi Radiasi (Lampiran 5), antara lain:
a. Setiap pekerja radiasi harus berlindung di belakang tabir proteksi (tembok beton
Sistem harus menyediakan pesan peringatan setiap kali kualitas gambar lebih tinggi
dari yang dibutuhkan dipilih, setiap kali area yang terpapar lebih besar dari optimal, ketika
seorang pasien menyatakan kehamilan, dan juga ketika ada kebutuhan untuk memastikan
kehamilan. Mesin harus, secara default, menyediakan protokol berbasis indikasi dan sistem
pemaparan otomatis untuk semua modalitas dengan tampilan dosis. Perbandingan dosis
dengan tingkat referensi dan mekanisme umpan balik harus ada. Statistik harian kinerja
dosis yang menunjukkan jumlah kasus dan dosisnya relatif terhadap tingkat referensi harus
tersedia secara rutin
Peralatan proteksi radiasi antara lain berupa tanda radiasi seperti dan pelindung
paparan (apron). Tanda radiasi berguna untuk memberikan peringatan bahwa pada daerah
tersebut terdapat bahaya radiasi.
Gambar 5. Pilihan tanda radiasi berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga
Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat
Sinar X Radiologi Diagnostik dan Intervensional
Dalam suatu instalasi untuk penggunaan sumber radiasi, konstruksi gedung yang
digunakan mempunyai fungsi sebagai penahan radiasi, sehingga harus diperhatikan
perencanaan arsitektur instalasi. Persyaratan penahan radiasi bagi ruangan radiologi
tergantung pada jenis peralatan dan energi radiasi yang dipakai. Faktor desain ruang
pemeriksaan [4] adalah: o Ruangan dengan ukuran: 4 m x 3 m x 3 m, dilengkapi dengan
toilet: 2 m x 1,5 m x 3 m. o Dinding penahan radiasi primer, tebal satu bata dengan
plesteran (25 cm) atau beton setebal 15 cm, yang setara dengan tebal Pb 2 mm. o Dinding
penahan radiasi hambur, adalah dinding bata berplester setebal 15 cm dan untuk pintu kayu
kusennya harus dilapisi timah hitam (Pb) setebal 2 mm. o Ruangan juga dilengkapi alat
peringatan bahaya radiasi dan sistem pengaturan udara sesuai dengan kebutuhan.
yaitu untuk petugas atau pekerja radiasi adalah 5 mSv per tahun dengan syarat bahwa
dosis rata-rata selama lima tahun berturut- turut tidak melebihi dari 1 mSv dalam satu
tahun dan menurut Bapeten no 01/Ka-Bapeten/V-99 tentang Nilai Batas Dosis serta Peraturan
Radiasi Pengion Bab III mengenai Sistem Pembatasan Dosis Pasal 3 sampai dengan Pasal 6.
REFERENSI
1. BAPETEN. 2014. Radiasi Keselamatan. Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik
Intervensional.
2. BAPETEN. 2019. Buku Panduan Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik Intervensional.
3. Health Physics Society. Radiation risk in perspective: position statement of the
Health Physics Society (adopted January 1996). In: Health Physics Society
directory and handbook, 1998–1999. McLean, VA: Health Physics Society,
1998:238.
4. National Council on Radiation Protection and Measurements. Ionizing radiation
exposure of the population of the United States: NCRP report no. 160. Bethesda,
MD: National Council on Radiation Protection and Measurements, 2009.
5. Rudi, Pratiwi dan susilo. 2012. Pengukuran Paparan Radiasi Pesawat Sinar-x di