Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR BAPAK REYNALDI

SUMBER, KOMPOSISI, DAN KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT

Tujuan Pengelolaan Sampah


 Meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat
 Melindungi SDA (air, tanah, udara)
 Melindungi fasilitas sosial ekonomi
 Menunjang pembangunan sektor strategis
Limbah Padat
o Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. (UURI No.18 Th 2008 ttg Pengelolaan Sampah)
o Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.
Sumber Limbah Padat
Sampah buangan rumah tangga, Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum , Sampah
buangan jalanan, Sampah industri, Pertanian.
Sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok
• Sampah domestik:
= Sampah dari permukiman atau sampah
rumah tangga
= Sampah non-permukiman yang sejenis sampah
rumah tangga namun berasal dari pasar,
daerah komersial, dll
• Sampah non-domestik:
= Limbah dari proses industri

Berdasarkan karakteristiknya
Garbage (sampah basah), Rubbish (sampah kering), Abu (Ashes), Street cleaning
(sampah dari jalan), Industrial wastes (sampah industri), Demolition wastes (sampah bangunan)
Hazardous wastes (sampah berbahaya) Water treatment residu
Kategori Limbah Padat
1. Limbah padat non B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) diantaranya lumpur, boiler
ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, spare part alat berat, sarung tangan, dan
sebagainya.
2. Limbah padat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) diantaranya bahan radioaktif,
bahan kimia, toner catridge, minyak, dan sebagainya.
Limbah yang termasuk sebagai limbah B3 apabila memiliki salah satu atau lebih karakteristik
sebagai berikut :
1. Mudah meledak
2. Mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. Beracun
5. Menyebabkan infeksi dan
6. Bersifat korosif (PPRI No. 18 Tahun 1999).

KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT


Dikelompokkan menurut sifat-sifatnya, seperti:
 Karakteristik fisika: densitas, kadar air, kadar abu, nilai kalor, distribusi ukuran
 Karakteristik kimia: khususnya yg menggambarkan susunan kimia sampah tsb, yg terdiri
dari unsur C, H, O, N, P, S
Aspek Pengelolaan Sampah
Peraturan/hukum,
- Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah
- Rencana induk pengelolaan sampah kota
- Bentuk lembaga dan organisasi pengelola
- Tata-cara penyelenggaraan pengelolaan
- Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi
Kelembagaan dan organisasi,
- Peraturan pemerintah yang membinanya
- Pola sistem operasional yang diterapkan
- Kapasitas kerja sistem
- Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani
Teknik Operasional,
- Pewadahan sampah
- Pengumpulan sampah
- Pemindahan sampah
- Pengangkutan sampah
- Pengolahan sampah
- Pembuangan (sekarang: pemrosesan) akhir sampah
Pembiayaan/retribusi
- Biaya operasi dan pemeliharaan
- Biaya manajemen
Peran serta masyarakat
- Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat
- Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini
pengelolaan limbah padat dapat dilakukan proses sebagai berikut :
1. Pemisahan
a. Sistem Balistik
b. Sistem Gravitasi
c. Sistem Magnetis
2. Penyusutan Ukuran
a. Ukuran bahan menjadi lebih kecil
b. Volume bahan lebih kecil
c. berat dan volume bahan lebih kecil.
3. Pengomposan

TINGKAT TIMBULAN SAMPAH


 Satuan timbulan sampah kota besar = 2 – 2,5 L/orang/hari, atau 0,4 – 0,5 kg/orang/hari
 Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil= 1,5 – 2 L/orang/hari, atau 0,3 – 0,4
kg/orang/hari

Metode Pengukuran Timbulan Sampah


PENANGANAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI SUMBER
A. Penanganan Limbah
Minimasi sampah hendaknya dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan
menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai kebutuhan, memilih bahan yang
mengandung sedikit sampah, dsb. Upaya memanfaatkan sampah dilakukan dengan
menggunakan kembali sampah sesuai fungsinya seperti halnya pada penggunaan botol
minuman atau kemasan lainnya.
Pemilahan sampah dikelompokkan menjadi beberapa jenis sampah seperti:
. Sampah basah, yang akan digunakan misalnya sebagai bahan baku kompos
 Sampah kering, yang digunakan sebagai bahan daur ulang
 Sampah berbahaya rumah tangga, yang selanjutnya akan dikelola sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B. Pengumpulan sampah di sumber
Adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-masing sumber
sampah untuk diangkut ke:
◦Tempat penampungan sementara
◦Pengolahan sampah skala kawasan
◦Langsung ke tempat pemrosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)
limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan
atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk
hidup lain.
Bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang
sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
SUMBER LIMBAH B3
1. Limbah B3 dari sumber spesifik;
2. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi.
KARAKTERISTIK LMBAH B3 menurut PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6
(enam) kriteria, yaitu:
• Mudah meledak
• Mudah terbakar
• Bersifat reaktif
• Beracun
• Menyebabkan infeksi
• Bersifat korosif

BAHAN AJAR IBU WINNIE


Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R)
Penanganan sampah dengan pendekatan infrastruktur TPS 3R lebih menekankan kepada cara
pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan sejak dari sumbernya pada skala komunal (area permukiman,
area komersial, area perkantoran, area pendidikan, area wisata, dan lain-lain).
Konsep utama pengolahan sampah pada TPS 3R adalah untuk mengurangi kuantitas dan/atau
memperbaiki karakteristik sampah, yang akan diolah secara lebih lanjut di Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) sampah. dimana dilakukan upaya untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya pada skala
komunal atau kawasan, untuk mengurangi beban sampah yang harus diolah secara langsung di TPA
sampah.

Adapun tahapan kegiatan pelaksanaan penyelenggaraan TPS 3R


1. Tahap Pertama Persiapan, berupa sosialisasi penyelenggaraan TPS 3R,
2. Tahap Kedua Seleksi kabupaten/kota yang berminat mengikuti Program TPS 3R
3. Tahap Ketiga Penyiapan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL).
4. Tahap Keempat Seleksi lokasi yang dilaksanakan hanya pada kota/kabupaten terpilih.
5. Tahap Kelima Penyiapan masyarakat pada lokasi terpilih dan pembentukan KSM
6. Tahap Keenam Pelaksanaan penyelenggaraan TPS 3R dapat dilakukan sesuai dengan kesiapan
masyarakat dan pendanaan;
7. Tahap Ketujuh Merancang manajemen dan program pembinaan/pendampingan/kemitraan antara
pihak-pihak terkait

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK (PENGOMPOSAN)


Proses pengomposan (composting) adalah proses dekomposisi yang dilakukan oleh
mikroorganisme terhadap bahan organik yang biodegradable, atau dikenal pula sebagai biomas Tujuan
pengomposan:
• Mengubah bahan organik yang biodegradable menjadi bahan yang secara biologi bersifat stabil •
Bila proses pembuatannya secara aerob, maka proses ini akan membunuh bakteri patogen, telur
serangga, dan mikroorganisme lain yang tidak tahan pada temperatur di atas temperatur normal •
Menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat tanah
Teknik-teknik pemrosesan dan pengolahan sampah
• Pemilahan sampah
• Pemadatan sampah
• Pemotongan sampah
• Pengomposan sampah
• Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan rekayasa
• Pemrosesan sampah sebagai sumber bio-gas
• Pembakaran dalam incinerator

Beberapa manfaat kompos dalam memperbaiki sifat tanah adalah:


• Memperkaya bahan makanan untuk tanaman
• Memperbesar daya ikat tanah berpasir
• Memperbaiki struktur tanah berlempung
• Mempertinggi kemampuan menyimpan air
• Memperbaiki drainase dan porositas tanah
• Menjaga suhu tanah agar stabil
• Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara
• Dapat meningkatkan pengaruh pupuk buatan

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan


• Bahan yang dikomposkan
• Mikroorganisme: mikroorganisme seperti bakteri, ragi, jamur.
• Ukuran bahan yang dikomposkan
• Kadar air (50-60%.)
• Ketersediaan oksigen
• Kandungan karbon dan nitrogen (10–12,)
• Kondisi asam basa (pH): (7 -8 sampai kompos matang)
• Temperatur: (50º-55ºC, dan akan mencapai (55-60)ºC pada periode aktif)

APA ITU WASTE TO ENERGY (WTE)


proses menghasilkan energi dalam bentuk panas atau listrik dari sampah
WTE dari limbah padat & WTE dari limbah cair
Kandungan energi
Kandungan energi komponen organik sampah dapat ditentukan dengan:
– Menggunakan full-scale boiler sebagai kalorimeter
– Menggunakan bomb calorimeter di laboratorium
– Menggunakan perhitungan berdasarkan daftar nilai kandungan energi dari literatur
– Karakteristik biologi

Pengolahan Sampah secara Biologi


penguraian dan pengolahan sampah dengan menggunakan mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, dan protozoa untuk memecah dan menguraikan bahan organik dalam sampah. Salah satu
metode pengomposan.
• Komposting secara aerobik (produk berupa kompos)
• Penguraian secara anaerobik (produk berupa gas metana, CO2 dan gas-gas lain, humus
atau lumpur).

Pengolahan Sampah secara Fisika


suatu proses pengolahan sampah yang dilakukan dengan cara memanipulasi sifat fisik dari
sampah untuk memisahkan, mengurangi, atau mengubah ukuran, bentuk, dan karakteristiknya
tanpa melibatkan perubahan kimia atau biologi pada komponen sampah.
pengolahan secara fisika yakni: mengurangi volume sampah, memperbaiki kualitas
lingkungan dan menghasilkan produk yang bermanfaat.
1. Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual atau mekanis. Langkah ini
dilakukan untuk keperluan daur ulang.
2. Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi.
3. Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan.

Sanitary Landfill : pembuangan akhir sampah di suatu area terbuka skala besar
Pasteurisasi : Sistem pemanasnya
Insinerasi : proses pembakaran sampah yang terkendali menjadi gas dan abu.

Pengolahan Sampah secara Kimia


metode yang digunakan dalam pengelolaan sampah. Metode ini melibatkan penggunaan
reaksi kimia untuk mengubah komposisi dan karakteristik sampah menjadi bentuk yang lebih
aman dan mudah diolah.
prinsip proses pembakaran atau insenerasi:
1. Pembakaran stoikiometri, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai udara/oksigen
yang sesuai dengan kebutuhan untuk pembakaran sempurna
2. Pembakaran dengan udara berlebih, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai udara
yang melebihi kebutuhan untuk berlangsungnya pembakaran sempurna.
3. Gasifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi substoichiometric, di mana
produknya adalah gas-gas CO, H2, dan hidrokarbon.
4. Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.

Oksidasi Basah: melalui reaksi oksidasi fase cair menggunakan oksigen yang dilangsungkan pada
suhu 125-320 °C dan tekanan 5-198 atm.
Pirolisis: pengolahan termal limbah tanpa oksigen.
Oksidasi Basah : melalui reaksi oksidasi fase cair menggunakan oksigen yang dilangsungkan pada
suhu 125-320 °C dan tekanan 5-198 atm.

Anda mungkin juga menyukai