Indonesia secara geografis dan demografis rentan terhadap terjadinya bencana alam dan bencana non alam, termasuk potensi bencana akibat konflik sosial. Kejadian bencana mengakibatkan korban bencana harus mengungsi dengan segala keterbatasan. Kondisi ini dapat berdampak pada perubahan status gizi korban bencana khususnya kelompok rentan yaitu bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lanjut usia (Kemenkes RI, 2012) PANGAN UNTUK KEDARURATAN DAN BENCANA
Tidak semua bencana menyebabkan kekurangan
pangan yang parah dan berdampak buruk pada status gizi pada penduduk yang terkena bencana. Permasalahan pada makanan dan nutrisi tergantung dari jenis bencana, durasi dan ukuran daerah yang terkena damapak bencana, dan status gizi masyarakat sebelum bencana.
Pada dasarnya penyediaan makanan darurat
sifatnya sementaara dalam waktu yang relatif singkat (1-3 hari). Menurut Kemenkes RI (2012) kegiatan gizi/pangan dalam penanggulangan bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak pra bencana, pada situasi bencana dan pasca bencana. 1. Pra Bencana Penanganan gizi pada pra bencana pada dasarnya adalah kegiatan antisipasi terjadinya bencana dan mengurangi risiko dampak bencana
2. Situasi Keadaan Darurat Bencana
Situasi keadaan darurat bencana terbagi menjadi 3 tahap, yaitu siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat. 1) Siaga Darurat 2) Tanggap Darurat 3. Pasca Bencana Kegiatan penanganan gizi pasca bencana pada dasarnya adalah melaksanakan pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari surveilans, untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan (need assessment) dan melaksanakan kegiatan pembinaan gizi BANTUAN PANGAN
Tujuan bantuan pangan
Menurut PAHO (tanpa tanggal) bantuan pangan bertujuan untuk mencegah kekurangan gizi pada penduduk yang terkena bencana. PROGRAM BANTUAN PANGAN SELAMA BENCANA
Pada program bantuan pangan selama bencana,
diperlukan adanya proritas dalam managemen bantuan pangan. Program bantuan pangan tersebut menurut PAHO (tanpa tanggal) diantaranya : 1. Menyediakan kebutuhan makanan yang mendesak, 2. Membuat perkiraan awal kebutuhan pangan penduduk yang terkena bencana 3. Mengidentifikasi stok pangan 4. Menjamin keamanan dan kesesuaian makanan 5. Memantau situasi pangan dan gizi. DAPUR UMUM
Pengertian dapur umum
Dapur umum (DU) adalah dapur lapangan yang diselenggarakan untuk menyediakan/menyiapkan makanan dan dapat didistribusikan/dibagikan pada korban bencana alam dalam waktu cepat dan tepat. Lokasi dapur umum Dalam menentukan lokasi Dapur Umum agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Letak Dapur Umum dekat dengan posko mudah dikunjungi oleh korban 2. Higienis linkungan cukup memadai 3. Aman dari bencana 4. Dekat dengan transportasi umum 5. Dekat dengan sumber air. LAMA PENYELENGGARAAN DAPUR UMUM
Lama penyelenggaraan dapur umum adalah sebagai berikut:
1. Penyelengaraan Dapur Umum PMI dilaksanakan pada situasi jika tidak memungkinkan diberikan bantuan bahan mentah 2. Sampai dengan hari ketiga adalah untuk memberikan bantuan makanan kepada seluruh korban bencana yang dilaporkan 3. Untuk hari keempat sampai dengan ketujuh pemberian bantuan makanan sudah dapat dimulai dengan selektif; bantuan makanan hanya diberikan kepada korban yang benar-benar membutuhkan 4. Apabila setelah tujuh hari ternyata korban bencana belum dapat menjalankan fungsi sosialnya seperti semula dan masih memerlukan bantuan, pemberian bantuan berikutnya diusahakan dalam bentuk bahan mentah yang sesuai dengan prisip bantuan PMI 5. Bantuan dari PMI diberikan dalam bentuk tahap darurat paling lama berlangsung selama 14 hari, jika situasi dan kondisi masih dalam keadaan darurat dan disertai dukungan sarana dana yang memadai, atas permintaan dan sesuai kemampuan PMI, pemberian bantuan dapat melampaui masa 14 hari tersebut.