K3 DAN REGULASI
“Aspek K3 Pada Peralatan dan Material”
OLEH
KELOMPOK 1 :
FAKULTAS TEKNIK
KENDARI
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Aspek K3 Pada Peralatan dan Material” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Yuni Aryani
Koedoes,ST,MT. Selaku Dosen mata kuliah K3 dan Regulasi UHO yang
telah memberikan tugas ini kepada kami
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa sebenarnya aspek K3 pada peralatan
dan material itu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
PENYUSUN
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang..........................................................................................................1
1.2.RumusanMasalah.....................................................................................................1
1.3.Tujuan......................................................................................................................1
1.4 Manfaat...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aspek K3 Pada Peralatan Kerja...............................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan aspek K3 pada peralatan dan
material kerja.
2. Dapat mengetahui cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3.
1.4 Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
pekerja dalam menggunakan sebuah alat kerja dengan baik berdasarkan prinsip K3.
Dalam sebuah kantor, laboratorium, maupun konstruksi, pasti tidak luput dari yang
namanya pengunaan alat-alat kerja, oleh karena itu di butuhkan sebuah pengetahuan
yang lebih agar tidak terjadi kecelakaan yang paling mendasar tersebut. Terutama di
tempat konstruksi yang kebanyakan menggunakan alat-alat berat yang sangat
berbahaya dan juga bagi seorang yang bekerja di laboratoium perlu adanya
pengetahuan dalam penggunaan sebuah alat.
6
4. Selalu Memeriksa Alat Kerja.
Kerap kali kecelakaan terjadi di sebabkan alat yang tidak layak pakai.Hal ini
terjadi karena kurangnya ketelitian atau kurangnya persiapan ketika bekerja.Sebelum
bekerja sebaiknya periksa semua keadaan alat yang ada di sekitar.Apabila alat
tersebut rusak, maka lebih baik jangan dipakai, lebih baik perbaiki terlebih dahulu.
7
sebelum alat listrik itu dimatikan sebelumnya. Hal ini untuk mencegah munculnya
bunga api yang mungkin berpotensi dapat menyebabkan kebakaran.
1) Solder Tangan
Adalah alat yang berfungsi memanaskan timah solder saat proses penyambungan
atau pelepasan kabel atau komponen. Prinsip kerja solder tangan menggunakan
8
sebuah elemen pemanas seperti setrika, kemudian panas yang dihasilkan dialirkan
menuju ujung atau tip solder. Selanjutnya tip solder inilah yang kita gunakan untuk
memanaskan timah pada benda kerja.
Ada beberapa jenis solder berdasarkan dayanya seperti solder dengan daya 40
Watt, 60 Watt, 100 Watt dan seterusnya. Bentuk solder juga bermacam-macam, ada
yangberbentuk pegangan biasa seperti pensil dan ada juga dengan model Gun seperti
pistol.
1. Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari
asap solder
2. Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
3. Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak
digunakan
4. Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
5. Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
2. Multimeter
9
Gambar 2.2 Multimeter Analog
Ada dua jenis multimeter yang umum dipakai oleh para teknisi elektronika,
yaitu multimeter analog dan multimeter digital.Multimeter analog menggunakan
pembacaan dengan sistem jarum penunjuk, sedangkan multimeter digital
menggunakan penunjuk angka.
1. Alat ukur analog hanya dapat dipakai untuk mengukur arus listrik DC dengan
kemampuan maksimal 500 mA. Multimeter digital mempunyai fasilitas untuk
mengukur DC dari mA sampai 10 ampere, serta dapat juga untuk mengukur arus
AC-nya.
2. Penggunaan pada skala DC V berarti mengukur tegangan DC. Penjolok harus
benar posisi warnanya.Warna merah untuk positif dan warna hitam untuk negatif,
jangan terbalik karena bisa merusak alat ukurnya.
3. Untuk mengukur AC V, penjolok boleh terbalik namun sakelar pemilih harus ada
pada posisi yang benar. Apabila untuk mengukur tegangan jala-jala PLN yang
10
mempunyai tegangan 220 volt maka sakelar pemilih harus lebih besar dari 220
volt, yaitu 250 volt sehingga multimeter aman dari kerusakan.
4. Pada saat pengukuran, multimeter harus ada tepat di depan mata agar hasil
pengukuran tepat dan benar.
5. Simpan multimeter di tengah meja praktik supaya tidak mudah jatuh apabila
tersenggol.
6. Pada saat pengukuran multimeter jangan berada di atas tangan dan alat lain agar
tidak terpengaruh oleh alat lain itu, serta tidak membahayakan si pemakai.
7. Perhatikan jangan mengukur dalam keadaan goyang atau ada getaran dan
goncangan. Jangan mengukur resistor atau kondensator pada rangkaian yang
dialiri arus. Jangan menyimpan penjolok pada rangkaian yang sedang diukur
apabila aliran listrik pada rangkaian akan dilepas karena dapat merusak alat akibat
tegangan induktif.
8. Jika baterai multimeter sudah habis cepat keluarkan dan diganti dengan yang baru
agar cairan elektrolit baterai tidak merusak komponen multimeter.
9. Setelah dipakai simpanlah di tempat yang baik agar tidak mudah jatuh, kena
benturan atau tertindih benda berat. Simpanlah di tempat sejuk, artinya tidak di
tempat yang lembap dan tidak di tempat panas.
11
Gambar 2.4 Tang Ampere
1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya tertulis
huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau Tang Ampere.
3. Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik AC (Kabel
Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan Trigger
Clamp Meter.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut
atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere).
4. Solder Blower
Adalah alat yang berfungsi memanaskan timah solder seperti solder tangan
namun menggunakan sistem blower angin.
Solder blower digunakan pada komponen-komponen SMD dan BGA seperti
pada modul HP, MPEG DVD dan Digiboard LCD dan Mainboard Komputer.
1. Pasang kabel Power ke Listrik PLN Tekan Tombol pada posisi ON, untuk
menjalankan fungsi blower.
12
2. Setelah Blower Hidup, kita dapat mengatur pengaturan yang terdapat pada
blower.
3. Pengaturan pertama merupakan Heating (panas/suhu), sedangkan yang kedua
merupakan pengaturan tekanan udara yang akan dikeluarkan.
4. Putar pengaturan panas pada suhu yang diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu
200 derjat C akan dihasilkan, tetapi tidak akan dirasakan pada ujung solder jika
tekanan udara yang dikeluarkan berada diposisi 0.
5. Untuk Blower Digital, Atur suhu dengan menekan tombol UP dan DOWN.
Tekanan udara diatur dengan cara diputar.
6. Atur tekanan udara sesuai keinginan, seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya.
7. Udara 200 derajat C akan dihembuskan dan dapat dirasakan panas yang
dikeluarkan. Dalam keadaan seperti di atas, blower dapat digunakan untuk
keperluan yang diinginkan.
8. Penggunaan blower sangat tergantung kepada jenis perangkat yang akan disolder,
karena akan sangat berhubungan dengan setingan panas dan tekanan udara
blower.
5. ELCB Tester
ELCB Tester adalah suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengetahui
kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah
terpasang pada suatu instalasi listrik.ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB
(Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi bagus dan dapat
memberikan perlindungan pada saat terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).
13
Gambar 2.6 Elcb Tester
14
6. Insulation Tester
Insulation tester atau disebut juga dengan Megger (Mega-Ohm Meter)
Insulation Tester (Megger) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk
mengukur kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik.
1. Skala ukur yang dipakai harus lebih besar daripada alat yang diukur. Misalnya jika
akan mengukur tahanan isolasi motor 380volt maka gunakanlah skala ukur megger
yang lebih besar seperti 500 volt.
2. Sebelum mengukur pastikan bahwa peralatan yang di ukur dalam keadaan stop
dan tidak ada arus listrik yang mengalir.
3. Setelah mengukur, pastikan untuk grounding kembali peralatan yang di ukur,
karena teknik pengukuran megger adalah dengan menggunakan tegangan listrik
jika tidak digroundingkan akan mengakibatkan kita kena setrum saat
menghubungkan kembali
4. Cara grounding setelah pengukuran megger :hubungkan setiap terminal atau kabel
yang diukur dengan body.
7. VibrationTest
Vibration Test merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur
besar getaran berbagai peralatan listrik, motor listrik, genset, dan sebagainya.
Pengukuran Getaran (Vibrasi) sangan penting untuk dilakukan agar mengetahui
15
kondisi berbagai mesin, peralatan listrik yang sedang beroperasi, dan selanjutnya
untuk dapat direncanakan perawatan dan perbaikan pada mesin-mesin tersebut.
8. Testpen
Tespen merupakan suatu alat kerja yang wajib dibawa dimanapun teknisi listrik
bekerja. Testpen berfungsi sebagai alat kerja untuk mendeteksi atau memeriksa
apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak.Bentuknya kecil, ringan,
mudah dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga digunakan untuk membuka
sekrup-sekrup ukuran kecil. Untuk menjaga keselamatan saat bekerja, Setiap teknisi
listrik harus memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yang akan diperiksa atau
diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen,
sebelum memulai pekerjaan.
16
Gambar 2.9 Testpen
1. Pastikan terlebih dahulu kondisi Testpen yang akan anda gunakan dalam keadaan
baik, bersih dan kering.
2. Pastikan kondisi tubuh anda kering (tidak basah/lembab).
3. Sebelum melakukan pemeriksaan/pengujian suatu peralatan listrik, Coba
gunakan testpen tersebut pada colokan (stopkontak) yang masih bagus dan
bertegangan, untuk memastikan kondisi testpen tersebut masih bagus dan
berfungsi dengan baik.
4. "Pada stopkontak (colokan) terdapat dua lubang, masukkan ujung testpen pada
setiap lubang, hasil yang baik adalah satu lubang saat diuji testpen menyala,
sedangkan satu lubang lainnya saat diuji testpen tidak menyala".
5. Pegang testpen dengan benar pada bagian yang terbungkus (Isolator), jangan
menyentuh bagian ujung testpen berbahan besi/logam.
6. Lakukan pengujian/pemeriksaan dengan menyentuhkan bagian ujung testpen
berbahan besi/logam pada peralatan listrik yang akan diukur
7. Bagian peralatan listrik yang diukur dengan testpen adalah bagian yang berbahan
penghantar (konduktor).
8. Jika anda ingin memeriksa kabel listrik, sentuhkan ujung testpen pada inti
tembaganya.
9. Jika anda ingin memeriksa stopkontak (colokan) sentuhkan ujung testpen pada
bagian dalam lubang Stopkontak/colokan tersebut.
10. Jika anda ingin memeriksa setrika, kulkas, rice cooker, ceret listrik, sentuhkan
ujung testpen pada bagian yang berbahan logam pada alat-alat listrik tersebut.
17
11. Setelah ujung testpen menyentuh bagian yang akan diukur, kemudian sentuh
bagian atas testpen dengan menggunakan jari. untuk memberi netral pada
testpen.
1. Saat menggunakan alat listrik, tangan dan kaki tidak boleh basah
2. Pastikan tidak ada air di sekitar stop kontak dan steker
3. Jangan memasukkan benda apapun, selain steker ke stop kontak
4. Jangan menggunakan alat listrik yang rusak atau kabel yang terkelupas
5. Harus dengan pantauan orang tua
6. Jangan memperbaiki alat listrik sendiri (kalau belum tahu caranya)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada intinya, penggunaan alat-alat listrik tersebut bukan tanpa resiko.Karena
alat-alat listrik tersebut salah penggunaannya dapat menimbulkan bahaya. Oleh
karena itu, setiap orang harus memahami cara menggunakan alat listrik yang benar
dan aman. Alat-alat listrik berguna jika digunakan dengan benar.Penggunaan alat
listrik secara ceroboh dapat mendatangkan bahaya.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dalam detail dalam
menjelaskan tentang pokok materi diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20