Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

K3 DAN REGULASI
“Aspek K3 Pada Peralatan dan Material”

OLEH

KELOMPOK 1 :

Muh. Syafaat (E1D1 18 002)

Fajar Zulkarim (E1D1 18 003)

Muhammad Ilham Azhzhuhrin Nur (E1D1 18 004)

JURUSAN S-1 TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Aspek K3 Pada Peralatan dan Material” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Yuni Aryani
Koedoes,ST,MT. Selaku Dosen mata kuliah K3 dan Regulasi UHO yang
telah memberikan tugas ini kepada kami

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa sebenarnya aspek K3 pada peralatan
dan material itu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritikdan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Kendari, 9 Desember 2019

PENYUSUN

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..............i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………............ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang..........................................................................................................1
1.2.RumusanMasalah.....................................................................................................1
1.3.Tujuan......................................................................................................................1
1.4 Manfaat...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aspek K3 Pada Peralatan Kerja...............................................................................2

2.2 Penerapan Aspek K3 Pada Peralatan Kerja............................................................3

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan............................................................................................................12
3.2. Saran………………………………………………….........................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu
mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan
serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja,
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak
terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, laboratrium dan konstruksi, akan
terbayang dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari
yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23
mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-
garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko
bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
Untuk mengurangi dampak dari kecelakaan kerja di dalam makalah ini akan
menjelaskan cara penggunaan alat-alat kerja berdasarkan prinsip K3. Kenapa di alat-
alat kerja perlu adanya penerapan aspek K3 karena hal yang paling mendasar
terjadinya kecelakaan kerja adalah ketidaktahuan para pekerja bagaimana cara
menggunakan alat yang baik dan benar berdasarkan prinsip K3.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai beriku

1. Apa itu aspek K3 pada peralatan dan material kerja?


2. Bagaimanakah cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3?

3
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan aspek K3 pada peralatan dan
material kerja.
2. Dapat mengetahui cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan mengenai aspek K3 pada peralatan material kerja.


2. Memahami cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek K3 Pada Peralatan dan Material Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebuah instrumen yang


berperan untuk memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat
sekitar dari suatu bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan
hak asasi yang wajib terpenuhi tentunya oleh pihak perusahaan.
Sedangkan definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut falsafah
keselamatan kerja dapat diterangkan sebagai berikut: “Menjamin suatu keadaan,
keutuhan serta kesempurnaan baik dari sisi jasmaniah maupun rohaniah manusia serta
hasil karya dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
manusia pada khususnya”(Dalih, 1982)
Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak dari tiap
usaha keselamatan kerja karena didalamnya telah tercakup pandangan serta pemikiran
filosofis, sosial-teknis dan sosial ekonomis. Oleh sebab itu dibuat peraturan-peraturan
mengenai berbagai jenis keselamatan kerja sebagai berikut:

a. Keselamatan kerja dalam industri (industrial safety)


b. Keselamatan kerja di pertambangan (mining safety)
c. Keselamatan kerja dalam bangunan (building and constructionsafety)
d. Keselamatan kerja lalu lintas (traffic safety)
e. Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)
f. Keselamatan kerja kereta api (railway safety)
g. Keselamatan kerja di rumah (home safety)
h. Keselamatan kerja di kantor (office safety)

Aspek K3 pada peralatan merupakan suatu usaha untuk mengurangi kecelakaan


kerja yang paling mendasar akibat alat kerja yang disebabkan tidak tahunya para

5
pekerja dalam menggunakan sebuah alat kerja dengan baik berdasarkan prinsip K3.
Dalam sebuah kantor, laboratorium, maupun konstruksi, pasti tidak luput dari yang
namanya pengunaan alat-alat kerja, oleh karena itu di butuhkan sebuah pengetahuan
yang lebih agar tidak terjadi kecelakaan yang paling mendasar tersebut. Terutama di
tempat konstruksi yang kebanyakan menggunakan alat-alat berat yang sangat
berbahaya dan juga bagi seorang yang bekerja di laboratoium perlu adanya
pengetahuan dalam penggunaan sebuah alat.

Pada dasarnya masing-masing alat kerja memiliki resiko masing-masing


dalam seriap penggunaannya oleh karena itu dibtuhkan kehati-hatian agar tidak
terjadi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan penggunaan alat-alat kerja itu sendiri.
Untuk mengurangi resiko tersebut, maka perhatikan uraian di bawah ini :

1. Jangan ceroboh ketika bekerja.


Ceroboh mendatangkan petaka.Hal tersebut merupakan konsep dari
keselamatan kerja.Maka dari itu, semua pekerja mesti menghilangkan
kecerobohannya ketika bekerja, dan mesti meningkatkan konsentrasinya ketika
bekerja.

2. Lengkapi Diri dengan Alat-alat Keselamatan Kerja.


Menggunakan Alat keselamatan kerja merupakan salah satu tindakan
antisipasi terhadap hal yang negatif yang tidak di inginkan ketika
bekerja. Gunakanlah alat pelindung kerja sesuai standar sperti helm safety, kacamata
safety, sepatu safety, sarung tangan safety, dan bermacam alat keselamatan kerja
lainnya.

3. Selalu Tanggap Terhadap Keadaan.


Ketika bekerja, mesti selalu tanggap terhadap keadaan di area kerja.Jangan
sampai terlalu fokus terhadap pekerjaan saja dan menyepelekan keadaan di area
kerja.Jika terdapat perubahan di area kerja maka segeralah untuk ditangani. Dengan
demikian, kita akan selalu mengetahui apa yang sedang terjadi di area kerja.

6
4. Selalu Memeriksa Alat Kerja.
Kerap kali kecelakaan terjadi di sebabkan alat yang tidak layak pakai.Hal ini
terjadi karena kurangnya ketelitian atau kurangnya persiapan ketika bekerja.Sebelum
bekerja sebaiknya periksa semua keadaan alat yang ada di sekitar.Apabila alat
tersebut rusak, maka lebih baik jangan dipakai, lebih baik perbaiki terlebih dahulu.

2.2 Penerapan Aspek K3 Pada Peralatan Kerja


Dalam makalah ini, kami fokus dengan alat-alat yang berkaitan dengan
kelistrikan,karena kalau berbicara mengenai semua alat-alat kerja termasuk yang ada
di kantorkontruksi, laboratorium dan lain sebagainya, maka sudah pasti makalah ini
akan sangat tebal dan pembahasannya terlalu banyak. Dan pada umumnya alat-alat
kelistrikan atau alat yang memanfaatkan listrik sebagai penggeraknya juga pada
umumnya ada semua di tempat kerja baik di kantor, laboratorium, maupun kontruksi,
oleh sebab itu kami mengambil alat-alat kelistrikan sebagai fokus bahasan dimakalah
ini. Sebelum menggunakan alat-alat listrik perlu diketahui informasi ini, berikut ini
merupakan hal penting atau cara aman menggunakan listrik :

1) Ikuti buku petunjuk penggunaan.


Pelajari serta pahamilah cara pemakaian peralatan serta perlengkapan
listrik pada buku panduannya supaya terhindar dari hal yang tak diinginkan.

2) Perhatikan daya listrik.


Dalam pemakaian peralatan listrik mesti memperhatikan daya yang tetap atau
sesuai terhadap daya listrik rumah kita, sebab pemakaian listrik yang melampaui
kapasitas akan berpotensi mengakibatkan kebakaran. Untuk mengetahui daya yang
dipakai pada setup peralatan, bisa dilihat di bodi alat ataupun di kardus tempat
penyimpanan alat tersebut.

3) Hati-hati saat menyalakan atau mematikan peralatan listrik.


Perhatikan kondisi stopkontak saat akan mencabut atau mematikan peralatan
listrik dan jangan mendahului mematikan peralatan listrik dari stopkontak langsung

7
sebelum alat listrik itu dimatikan sebelumnya. Hal ini untuk mencegah munculnya
bunga api yang mungkin berpotensi dapat menyebabkan kebakaran.

4) Beri sedikit ruang di sekitar alat listrik.


Setiap alat listrik yang kita gunakan bisa menimbulkan energi panas di
sekitarnya, maka dari itu janganlah meletakkan alat listrik di area yang tertutup, sebab
komponen yang ada di dalamnya mengeluarkan energi panas yang bisa
mengakibatkan alat listrik terbakar malahan tidak bisa dipergunakan lagi.

5) Jangan menyentuh peralatan listrik apabila tangan basah.


Apabila tangan basah, jangan sesekali mencoba untuk menyentuh ataupun
memegang alat listrik yang tengah menyala sebab tangan dalam keadaan basah
mengandung air, dan air merupakan penghantar listrik yang bisa menghantarkan arus
listrik.

6) Jangan meletakkan alat listrik dekat bahan kimia.


Jangan sesekali meletakkan bahan kimia berada dekat alat listrik sebab bahan
kimia bisa menimbulkan terjadinya kebakaran.Bahan kimia tersebut semisal obat
nyamuk atau cairan pembasmi nyamuk serta minyak tanah.

7) Matikan alat listrik apabila sedang mati lampu.


Apabila rumah sedang mengalami mati listrik, segera matikan alat listrik yang
sebelumnya menyala, di khawatirkan listrik akan menyala kembali dan otomatis alat
tersebut pun akan ikut menyala, hal tersebut bisa melukai pemakainya apabila
menyala secara tiba-tiba.
Berikut alat-alat kelistrikan yang kami rangkum dan perlu perhatian khusus
pada saat menggunakannya agar tidak terjadi kecelakaan kerja :

1) Solder Tangan

Adalah alat yang berfungsi memanaskan timah solder saat proses penyambungan
atau pelepasan kabel atau komponen. Prinsip kerja solder tangan menggunakan

8
sebuah elemen pemanas seperti setrika, kemudian panas yang dihasilkan dialirkan
menuju ujung atau tip solder. Selanjutnya tip solder inilah yang kita gunakan untuk
memanaskan timah pada benda kerja.

Gambar 2.1 Solder

Ada beberapa jenis solder berdasarkan dayanya seperti solder dengan daya 40
Watt, 60 Watt, 100 Watt dan seterusnya. Bentuk solder juga bermacam-macam, ada
yangberbentuk pegangan biasa seperti pensil dan ada juga dengan model Gun seperti
pistol.

Keselamatan Kerja Penggunaan Solder :

1. Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari
asap solder
2. Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
3. Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak
digunakan
4. Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
5. Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan

2. Multimeter

Adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengukuran terhadap besaran-


besaran listrik seperti tegangan, arus dan hambatan.Didalam multimeter terdapat
Voltmeter, Amperemeter dan Ohmmeter.Multimeter juga bisa digunakan untuk
mengecek sebuah komponen masih baik atau tidak.Cara pengecekan komponen
tentunya mengacu pada datasheet dan karakteristik komponen masing-masing.

9
Gambar 2.2 Multimeter Analog

Ada dua jenis multimeter yang umum dipakai oleh para teknisi elektronika,
yaitu multimeter analog dan multimeter digital.Multimeter analog menggunakan
pembacaan dengan sistem jarum penunjuk, sedangkan multimeter digital
menggunakan penunjuk angka.

Gambar 2.3 Multimeter Digital

Keselamatan Kerja Penggunaan Multimeter :

1. Alat ukur analog hanya dapat dipakai untuk mengukur arus listrik DC dengan
kemampuan maksimal 500 mA. Multimeter digital mempunyai fasilitas untuk
mengukur DC dari mA sampai 10 ampere, serta dapat juga untuk mengukur arus
AC-nya.
2. Penggunaan pada skala DC V berarti mengukur tegangan DC. Penjolok harus
benar posisi warnanya.Warna merah untuk positif dan warna hitam untuk negatif,
jangan terbalik karena bisa merusak alat ukurnya.
3. Untuk mengukur AC V, penjolok boleh terbalik namun sakelar pemilih harus ada
pada posisi yang benar. Apabila untuk mengukur tegangan jala-jala PLN yang

10
mempunyai tegangan 220 volt maka sakelar pemilih harus lebih besar dari 220
volt, yaitu 250 volt sehingga multimeter aman dari kerusakan.
4. Pada saat pengukuran, multimeter harus ada tepat di depan mata agar hasil
pengukuran tepat dan benar.
5. Simpan multimeter di tengah meja praktik supaya tidak mudah jatuh apabila
tersenggol.
6. Pada saat pengukuran multimeter jangan berada di atas tangan dan alat lain agar
tidak terpengaruh oleh alat lain itu, serta tidak membahayakan si pemakai.
7. Perhatikan jangan mengukur dalam keadaan goyang atau ada getaran dan
goncangan. Jangan mengukur resistor atau kondensator pada rangkaian yang
dialiri arus. Jangan menyimpan penjolok pada rangkaian yang sedang diukur
apabila aliran listrik pada rangkaian akan dilepas karena dapat merusak alat akibat
tegangan induktif.
8. Jika baterai multimeter sudah habis cepat keluarkan dan diganti dengan yang baru
agar cairan elektrolit baterai tidak merusak komponen multimeter.
9. Setelah dipakai simpanlah di tempat yang baik agar tidak mudah jatuh, kena
benturan atau tertindih benda berat. Simpanlah di tempat sejuk, artinya tidak di
tempat yang lembap dan tidak di tempat panas.

3. Tang ampere (Clamp Meter)


Tang Ampere (Clamp-meter) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi
untuk mengukur besaran Arus listrik AC. Cara mengukur Arus listrik dengan
menggunakan Tang ampere sangat praktis dan mudah, hanya dengan menjepit
(Melingkarkan) bagian Tang ampere yang menyerupai tang (Penjepit), maka besar
arus yang mengalir pada suatu kabel dapat diketahui, tanpa harus membuka atau
memutuskan kabel tersebut.
Jika Multitester dapat digunakan untuk mengukur Arus (Ampere) listrik searah
(DC), maka Tang Ampere (Clamp Meter) dapat digunakan untuk mengukur besar
Arus listrik AC (Arus bolak-balik).untuk mengurangi panas yang mengalir ke bodi

11
Gambar 2.4 Tang Ampere

Cara Menggunakan Tang Ampere Prinsip K3 :

1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya tertulis
huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau Tang Ampere.
3. Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik AC (Kabel
Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan Trigger
Clamp Meter.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut
atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere).

4. Solder Blower
Adalah alat yang berfungsi memanaskan timah solder seperti solder tangan
namun menggunakan sistem blower angin.
Solder blower digunakan pada komponen-komponen SMD dan BGA seperti
pada modul HP, MPEG DVD dan Digiboard LCD dan Mainboard Komputer.

Cara Menggunakan Solder Blower Prinsip K3 :

1. Pasang kabel Power ke Listrik PLN Tekan Tombol pada posisi ON, untuk
menjalankan fungsi blower.

12
2. Setelah Blower Hidup, kita dapat mengatur pengaturan yang terdapat pada
blower.
3. Pengaturan pertama merupakan Heating (panas/suhu), sedangkan yang kedua
merupakan pengaturan tekanan udara yang akan dikeluarkan.
4. Putar pengaturan panas pada suhu yang diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu
200 derjat C akan dihasilkan, tetapi tidak akan dirasakan pada ujung solder jika
tekanan udara yang dikeluarkan berada diposisi 0.
5. Untuk Blower Digital, Atur suhu dengan menekan tombol UP dan DOWN.
Tekanan udara diatur dengan cara diputar.
6. Atur tekanan udara sesuai keinginan, seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya.
7. Udara 200 derajat C akan dihembuskan dan dapat dirasakan panas yang
dikeluarkan. Dalam keadaan seperti di atas, blower dapat digunakan untuk
keperluan yang diinginkan.
8. Penggunaan blower sangat tergantung kepada jenis perangkat yang akan disolder,
karena akan sangat berhubungan dengan setingan panas dan tekanan udara
blower.

Gambar 2.5 Solder Blower

5. ELCB Tester
ELCB Tester adalah suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengetahui
kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah
terpasang pada suatu instalasi listrik.ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB
(Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi bagus dan dapat
memberikan perlindungan pada saat terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).

13
Gambar 2.6 Elcb Tester

Cara Menggunakan ELCB Tester Prinsip K3 :

1. Sambungkan kabel pengukuran ELCB tester ke Stop kontak yang sudah


dilengkapi dengan ELCB
2. Pilih Rating Trip pada ELCB Tester sesuai dengan sensitifitas ELCB yang akan
diukur. Terdapat beberapa pilihan antara lain : 10mA, 20mA, 30mA, 200mA,
300mA, 500mA
3. Pastikan kabel PE (Grounding) pada instalasi terpasang dengan baik.
4. Pada ELCB Tester ini dilengkapi lampu tanda PE & PN yang mendeteksi tegangan
antara Phase-Grounding dan Phase-Netral. Jika lampu tanda PE & PN menyala
berarti pemasangan grounding dan netral sudah benar
5. Alat ini juga dilengkapi lampu alarm merah menandakan jika lampu tersebut
menyala, terdapat kesalahan pada instalasi , periksa apakah kabel Phase,
grounding dan netral sudah terpasang dengan benar
6. Jika ELCB yang kita ukur adalah ELCB 30mA, saat tombol test pada ELCB tester
ditekan ELCB akan trip/bekerja dan pada tampilan layar akan menunjukkan besar
arus pengukuran.
7. Hasil pengukuran harus dibawah nilai sensitifitas ELCB tersebut. Jika pada layar
terukur diatas 30mA berarti ELCB sudah rusak dan harus diganti
8. Pemeriksaan ELCB harus dilakukan secara berkala min. 6 bulan sekali.Untuk
mengetahui ELCB yang terpasang dalam kondisi bagus.

14
6. Insulation Tester
Insulation tester atau disebut juga dengan Megger (Mega-Ohm Meter)
Insulation Tester (Megger) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk
mengukur kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik.

Gambar 2.7 Insulation Tester

Keselamatan Kerja Menggunakan Megger:

1. Skala ukur yang dipakai harus lebih besar daripada alat yang diukur. Misalnya jika
akan mengukur tahanan isolasi motor 380volt maka gunakanlah skala ukur megger
yang lebih besar seperti 500 volt.
2. Sebelum mengukur pastikan bahwa peralatan yang di ukur dalam keadaan stop
dan tidak ada arus listrik yang mengalir.
3. Setelah mengukur, pastikan untuk grounding kembali peralatan yang di ukur,
karena teknik pengukuran megger adalah dengan menggunakan tegangan listrik
jika tidak digroundingkan akan mengakibatkan kita kena setrum saat
menghubungkan kembali
4. Cara grounding setelah pengukuran megger :hubungkan setiap terminal atau kabel
yang diukur dengan body.

7. VibrationTest
Vibration Test merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur
besar getaran berbagai peralatan listrik, motor listrik, genset, dan sebagainya.
Pengukuran Getaran (Vibrasi) sangan penting untuk dilakukan agar mengetahui

15
kondisi berbagai mesin, peralatan listrik yang sedang beroperasi, dan selanjutnya
untuk dapat direncanakan perawatan dan perbaikan pada mesin-mesin tersebut.

Gambar 2.8 Vibration Test

Cara Menggunakan Vibration Test Prinsip K3 :

1. Periksa bagian Vibration Meter


2. Pastikan alat siap digunakan dan tidak ada masalah periksa bagian sensor getaran,
kabel Sensor, power ON/OFF, baterai, dan display/LCD.
3. Hidupkan vibration meter dengan menekan tombol Power ON/OFF.
4. Tempelkan Sensor ke sumber getaran.
5. Catat angka yang muncul pada layar.
6. 5.Pastikan tingkat getaran caranya

8. Testpen
Tespen merupakan suatu alat kerja yang wajib dibawa dimanapun teknisi listrik
bekerja. Testpen berfungsi sebagai alat kerja untuk mendeteksi atau memeriksa
apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak.Bentuknya kecil, ringan,
mudah dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga digunakan untuk membuka
sekrup-sekrup ukuran kecil. Untuk menjaga keselamatan saat bekerja, Setiap teknisi
listrik harus memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yang akan diperiksa atau
diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen,
sebelum memulai pekerjaan.

16
Gambar 2.9 Testpen

Cara Menggunakan Testpen Prinsip K3:

1. Pastikan terlebih dahulu kondisi Testpen yang akan anda gunakan dalam keadaan
baik, bersih dan kering.
2. Pastikan kondisi tubuh anda kering (tidak basah/lembab).
3. Sebelum melakukan pemeriksaan/pengujian suatu peralatan listrik, Coba
gunakan testpen tersebut pada colokan (stopkontak) yang masih bagus dan
bertegangan, untuk memastikan kondisi testpen tersebut masih bagus dan
berfungsi dengan baik.
4. "Pada stopkontak (colokan) terdapat dua lubang, masukkan ujung testpen pada
setiap lubang, hasil yang baik adalah satu lubang saat diuji testpen menyala,
sedangkan satu lubang lainnya saat diuji testpen tidak menyala".
5. Pegang testpen dengan benar pada bagian yang terbungkus (Isolator), jangan
menyentuh bagian ujung testpen berbahan besi/logam.
6. Lakukan pengujian/pemeriksaan dengan menyentuhkan bagian ujung testpen
berbahan besi/logam pada peralatan listrik yang akan diukur
7. Bagian peralatan listrik yang diukur dengan testpen adalah bagian yang berbahan
penghantar (konduktor).
8. Jika anda ingin memeriksa kabel listrik, sentuhkan ujung testpen pada inti
tembaganya.
9. Jika anda ingin memeriksa stopkontak (colokan) sentuhkan ujung testpen pada
bagian dalam lubang Stopkontak/colokan tersebut.
10. Jika anda ingin memeriksa setrika, kulkas, rice cooker, ceret listrik, sentuhkan
ujung testpen pada bagian yang berbahan logam pada alat-alat listrik tersebut.

17
11. Setelah ujung testpen menyentuh bagian yang akan diukur, kemudian sentuh
bagian atas testpen dengan menggunakan jari. untuk memberi netral pada
testpen.

Pada intinya, penggunaan alat-alat listrik tersebut bukan tanpa resiko.Karena


alat-alat listrik tersebut salah penggunaannya dapat menimbulkan bahaya. Oleh
karena itu, setiap orang harus memahami cara menggunakan alat listrik yang benar
dan aman.

Untuk menjaga keselamatan saat menggunkan listrik, kamu harus memperhatikan


berbagai hal berikut ini.

1. Saat menggunakan alat listrik, tangan dan kaki tidak boleh basah
2. Pastikan tidak ada air di sekitar stop kontak dan steker
3. Jangan memasukkan benda apapun, selain steker ke stop kontak
4. Jangan menggunakan alat listrik yang rusak atau kabel yang terkelupas
5. Harus dengan pantauan orang tua
6. Jangan memperbaiki alat listrik sendiri (kalau belum tahu caranya)

“Alat-alat listrik berguna jika digunakan dengan benar.Penggunaan alat listrik


secara ceroboh dapat mendatangkan bahaya!!”

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada intinya, penggunaan alat-alat listrik tersebut bukan tanpa resiko.Karena
alat-alat listrik tersebut salah penggunaannya dapat menimbulkan bahaya. Oleh
karena itu, setiap orang harus memahami cara menggunakan alat listrik yang benar
dan aman. Alat-alat listrik berguna jika digunakan dengan benar.Penggunaan alat
listrik secara ceroboh dapat mendatangkan bahaya.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dalam detail dalam
menjelaskan tentang pokok materi diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Erlina, Nani, 2017, Aspek K3 Pada PeralatanKerja, [online] ,


(https://erlinanani. blogspot. co.id/2017/05/Aspek-K3-Pada-Peralatan-Kerja laut.html,
(diakses pada tanggal 9 Desember 2019).

Barka, Kost, 2016, Aspek K3 Pada Peralatan Kerja Listrik[online],


(https://kosbarka foundation. blogspot.co.id /2016/16/07/Aspek-K3- Pada-Peralatan-
Kerja-Listrik.html,( diakses pada tanggal 9 Desember 2019).

20

Anda mungkin juga menyukai