Anda di halaman 1dari 19

MODUL AJAR

Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 KERTAJATI

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 1 dan 2

Nama Guru : YAYA SURYADI, S.Pd

NIP : 199206192022211010
MODUL TEKNIK DASAR OTOMOTIF
KELAS X
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) dan
budaya kerja industri

Judul Elemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan


Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri

Deskripsi K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-


praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja,
prosedur- prosedur dalam keadaan darurat, dan
penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin)..

Kelas 10

Alokasi Waktu 16 Jp

Jumlah 2 Pertemuan
Pertemuan

Fase Capaian E

Profil Pelajar Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


Pancasila dan berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif

Model Dicovery Learning


Pembelajaran

Moda Luring / Kombinasi


Pembelajaran

Metode Diskusi, presentasi, demonstrasi, simulasi praktik,


Pembelajaran
Bentuk Asesmen Kognitif
Penilaian

Sumbar Buku Paket, Modul, Simulasi dan Lainnya


Pembelajaran

Bahan - Laptop , LCD Proyektor dan papan tulis


Pembelajaran

Alat Praktik Alat Simulasi K3 dan Lingkungan Hidup


Pembelajaran

Media PPT, Video Pembelajaran, Internet


Pembelajaran

PERTEMUAN 1 LURING (360 MENIT)

Kegiatan Awal ( 20 Menit)

1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa bersama.


2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.
3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalampembelajaran
4. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:
a. Pernahkah kamu mendengar tentang K3 dan budaya kerja?
b. Apa yang kamu bayangkan kalau mendengar kata K3?
Kegiatan Inti (315 Menit)

1. Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang pengetahuan K3 dan budaya
kerja
2. Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai:
a. Menurut pendapatmu apa yang dimaksud dengan K3?
b. Coba sebutkan contoh K3 dalam dunia otomotif yang kamu ketahui ?
c. Apa yang dimaksud dengan budaya kerja ?
3. Secara kolaborasi (bergantian di kelas) menjelaskan apa itu K3 dan budaya kerja
4. Peserta didik secara berkelompok memperagakan pemakaian K3 yang baik
5. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan nama alat K3 dan fungsinya
6. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal Latihan.

Kegiatan Penutup (25 Menit)

1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama pembelajaran
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.

Referensi
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2013
https://www.sekolahkami.com/2019/04/-k3-dalam-bidang-otomotif.html
Lembar Kegiatan

1. Pertemuan 1 dan 2
2. Soal-soal Latihan Pertemuan 1 dan 2

Refleksi
1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada kegiatan
pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat
dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan kompetensi?
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI

Kegiatan Belajar 1

Mendeskripsikan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan Kerja Serta


Budaya Kerja

a. Tujuan kegiatan pemelajaran

Setelah mempelajarai kegiatan belajar 1, diharapkan siswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian K3L

2. Mendeskripsikan bahaya kebakaran dan alat pelindung kerja

3. Mengidentifikasi persyaratan ruang kerja yang aman


b. Uraian Materi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) dan


budaya kerja industri.
Dalam bidang otomotif keselamatan dan keamanan dalam bekerja sangat diperlukan.
Baik dalam hal perawatan maupun perbaikan kendaraan. Namun sebenarnya apa sih
keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang otomotif itu?
Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bedasarkan Mangkunegara (2002)
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pemikiran serta upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah maupun rohaniah secara khusus untuk
tenaga kerja, dan umumnya untuk manusia, dan merupakan hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Pengetahuan Dasar Keselamatan dan Kesehatan kerja Dalam penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) di lapangan, perlu diketahui bahwa tujuan diterapkan K3 adalah
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Adapun beberapa istilah yang terkait
dengan kecelakaan kerja yaitu :

1. Bahaya (Hazard) adalah segala sesuatu keadaan atau tindakan


yang berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan (cidera pada
manusia, kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar),
cidera atau kerusakan tidak akan terjadi apabila tidak ada
kontak langsung.

2. Resiko (Risk) adalah kemungkinan kecelakaan yang


dapat terjadi karena suatu bahaya, kemudian bisa
memicu suatu insiden.

3. Insiden (Incident) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan


yang dapat mengakibatkan cedera pada manusia atau
kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar (hampir
celaka).

4. Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian yang tidak


diinginkan, tidak terduga yang dapat menimbulkan
kerugian material, disfungsi atau kerusakan alat/bahan,
cidera, korban jiwa, kekacauan produksi.
Konsep pencegahan kecelakaan pada penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dapat menggunakan pendekatan 4-E yaitu :

1. Education (Pendidikan) Tenaga Kerja harus mendapatkan bekal pendidikan &


Pelatihan dalam usaha pencegahan Kecelakaan. Pelatihan K3 harus diberikan
kepada seseorang sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya dan dilakukan
secara terus menerus. Contoh : pelatihan dasar keselamatan dan kesehatan untuk
karyawan baru,pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja supervisor, pelatihan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Engineering (Merekayasa/Pengaman) Rekayasa dan Riset dalam bidang
Teknologi dan Keteknikan dapat dilakukan untuk mencegah suatu kecelakaan.
Contoh : pemasangan encinerator pada tangki bahan kimia,pemasangan safety
valve pada bejana tekan, pemasangan alat Pemadam otomatis , memberdayakan
robot , dan lain-lain.
3. Enforcement (Penegakan peraturan) Penegakan peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja dan pembinaan berupa pemberian sanksi yang harus
dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja. Penerapannya harus konsisten dan konsekuen.
4. Emergency Response (Penanganan Darurat) yang berarti orang lain yang
memasuki tempat kerja yang memiliki potensi bahaya besar harus memahami
langkah – langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat. Contoh : kebocoran
tangki bahan kimia, kebakaran, bencana alam, dan lain-lain.

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Bidang Otomotif :


a) Kondisi Lingkungan Bengkel Otomotif.
Dalam penerapan konsep keselamatan kerja, satu hal yang harus diperhatikan
adalah bagaimana lingkungan kerjanya. Sanga penting untuk memahami
lingkungan kerja sebelum menerapkan keselamatan kerja sebab di lingkungan
kerja itulah proses bekerja terjadi dan, bengkel otomotif merupakan lingkungan
kerja dengan spesifikasi kondisi yang khusus. Di bengkel otomotif ini, banyak
kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Hal-hal yang harus
diperhatikan pada bengkel otomotif meliputi:

- Lebar Ruangan yang dibutuhkan untuk memerlukan servis tidak membutuhkan


ruangan yang sangat besar, dengan ukuran 2x2 m sudah cukup untuk melaksanakan
kegiatan servis. Ruangan yang terlalu besar ataupun yang sempit tidak baik untuk
praktek servis, pada ruangan yang terlalu besar montir akan kesulitan untuk
mencari dan merapikan alat-alat yang tercecer sehingga akan membuang waktu
sedangkan pada ruangan yang sempit akan membatasi pergerakan pada saat
melakukan kegiatan servis.
- Penerangan Ruangan yang dibutuhkan di dalam bengkel adalah penerangan dari
tempat terbuka yaitu dari cahaya matahari, namun apabila bengkel yang besar tidak
selalu cahaya matahari dapat menerangi seluruh ruangan sehingga apabila ruangan
bengkel yang besar perlu ditambahkan penerangan dari lampu, bengkel yang redup
dapat merusak mata dari montir.
- Ventilasi Pada bengkel otomotif apabila tidak dilakukan pada ruangan yang terbuka
maka perlu sebaiknya dibuat ventilasi udara, karena apabila ada hasil pembakaran
dari motor yang kurang baik dapat menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi
manusia Penempatan alat-alat Di sebuah bengkel otomotif, kita akan menjumpai
beberapa hal, misalnya bahan yang mudah terbakar, bahan yang licin, tajam, alat-
alat ukur, dan alat-alat servis. Agar tidak menimbulkan bahaya yang tidak
diharapkan, alat-alat tersebut perlu ditempatkan dengan rapi dan baik. Penempatan
alat-alat dapat disimpan ke dalam lemari sehingga pada saat digunakan dapat dicari
dengan mudah.
- Rambu-Rambu K3 Untuk mengingatkan mengenai resiko bahaya pada saat
melakukan pekerjaan di bengkel otomotif, Rambu-rambu K3 perlu ditempatkan
pada tempat-tempat mudah dilihat. Dengan adanya rambu-rambu K3, pekerja akan
lebih mengerti resiko dari bahaya yang ditimbulkan pada saat melakukan suatu
pekerjaan sehingga hasil kerja dapat sesuai dengan yang diharapkan.

b) Alat Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif.


Untuk menunjang tercapainya keselamatan kerja di bengkel otomotif, maka kita
perlu mempersiapkan beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam program
ini. Alat dan bahan tersebut harus kita sediakan di bengkel otomotif sehingga pada
saat diperlukan dapat kita pergunakan sebaik-baiknya. Alat dan bahan yang kita
maksudkan meliputi:
- Tabung Pemadam Kebakaran Ini merupakan alat pemadam kebakaran standar.
Dengan alat ini, maka kita dapat memadamkan api yang mungkin tercipta di bengkel
otomotif kita. Hal ini mengingat bahwa beberapa bahan yang kita pergunakan di
bengkel otomotif bersifat mudah terbakar.
- Pasir Pasir yang kita maksudkan dalam hal ini adalah pasir kering. Pasir ini kita
gunakan sebagai penutup lantai yang tergenang air atu minyak pelumas
yang tumpah. Dengan pasir ini, maka tumpahan minyak kita tutupi sehingga tidak
menyebabkan kecelakaan saat ada orang yang menginjaknya.
- Kain Majun Kain majun merupakan berbagai kain bekas atau potongan sisa kaos
atau baju yang bisa didapatkan dari penjahit. Kain ini digunakan sebagai lap atau
lebih dikenal dengan majun sehingga kebersihan terjaga.
- Serbuk Kayu Gergaji Serbuk kayu gergaji adalah serbuk yang dihasilkan dari proses
penggergajian kayu. Serbuk ini kita gunakan untuk menutup genangan air atau
terutama minyak pelumas di lantai bengkel. Prinsipnya sama dengan pasir, tetapi
dengan menggunakan serbuk kayu ini, lebih bersih dan mudah dibersihkan.

c) Kondisi pekerja di bengkel otomotif


Pekerja yang akan melakukan kegiatan servis perlu memiliki dasar-dasar
pengetahuan mengenai kenderaan bermotor karena dengan adanya pengetahuan
yang cukup, selain untuk efisiensi waktu juga untuk menghindarkan
kesalahankesalahan penggunaan alat kerja ketika melakukan servis sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan kerja. Pekerja bengkel juga perlu menjaga kesehatan
karena dengan kondisi badan yang kurang sehat dapat menimbulkan resiko
kecelakaan kerja. Selain itu perlu diadakan pemeriksaan kesehatan
berkala terhadap pekerja bengkel sehingga dapat mengurangi resiko penyakit yang
berbahaya seperti keracunan gas. Oleh sebab itu untuk mengutamakan K3 pada saat
bekerja di bengkel servis kenderaan bermotor, manusia sebagai pelaku kegiatan
perlu memiliki kemampuan tentang servis, menjaga kesehatan dan juga perlu
mematuhi aturan-aturan K3 yang ada di bengkel otomotif sehingga dapat
meningkatkan hasil kerja. K3 dalam bengkel otomotif sangat dibutuhkan untuk
menghindari kecelakaan kerja, hal-hal kecil seperti oli yang bercecran saja dapat
membahayakan para pekerja karena dapat mengakibatkan pekerja
terpeleset, bensin yang berceceran juga sangat berbahaya karena dapat memicu
kebakaran, gas buang yang dibiarkan dibuang keluar tanpa adanya filterisasi akan
mengakibatkan gangguan kesehatan. Kecelakaan yang timbul di bengkel otomotif
akan mengakibatkan kerugian baik kesehatan maupun material yang besar. Oleh
karena itu keselamatan dan kesehatan kerja (k3) sangat penting untuk pekerjaan
dalam bidang otomotif.

Keselamatan kerja mempunyai fungsi mencegah kecelakaan di tempat tenaga


kerja melakukan pekerjaan. Tidak seorangpun di dunia ini yang ingin mengalami
kecelakaan. Karena itu keselamatan kerja bersifat umum dan ditujukan untuk
keselamatan seluruh umat manusia. Hal ini terbukti dengan diadakannya 27
negara. Sedang pada tahun 1958 di Brussels, Belgia diikuti oleh 51 negara.
Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak dapat kita duga, tidak
direncanakan dan tidak diharapkan sebelumnya atau dikatakan juga tidak ada
unsur kesengajaan terlebih dalam bentuk rencana.
Tujuan dan sasaran dari uapaya keselamatan kerja adalah:

1. Mencagah terjadinya kecelakaan

2. Mencegah timbulnya penyakit akibat/pekerjaan

3. Mencegah/mengurangi kematian

4. Mencegah/mengurangi cacad tetap

5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan-


bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat- pesawat, instalasi dsb
6. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya

7. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja
NAMA :

KELAS :

SEMESTER :

Tugas Latihan 1

1. Deskripsikanlah dengan singkat dan jelas pengertian keselamatan kerja dan


kesehatan kerja.
2. Jelaskan persyaratan dan standar keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan.
3. Buatlah konsep cara penanggulangan penyakit akibat kerja (misalnya akibat
kerja dilapangan pada cuaca buruk, hujan angin), dan pencegahan kecelakaan
kerja.
4. Deskripsikan bahaya kebakaran.

5. Diskusikan dengan teman sekelasmu dan buatlah 5 jenis gambar simbol/rambu


peringatan atau alat bantu keselamatan dan kesehatan kerja, yang terkait
dengan pekerjaan proyek bangunan gedung bertingkat. (Diskusi kelompok
dengan anggota kelompok maksimum 5 orang)
Kegiatan Belajar ke 2

Apa saja bentuk Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan standar Kesehatan &
Keselamatan Kerja (K3)?
1. Helm Keselamatan

Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur
di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan
kimia ataupun suhu yang ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan risiko yang relatif
lebih rendah bisa menggunakan topi ataupun penutup kepala sebagai pelindung.
2. Baju Kerja

Baju khusus maintenance difungsikan untuk melindungi badan dari bahaya-


bahaya yang mungkin terjadi selama proses perbaikan suatu kerusakan, misalnya Hawa
panas dan percikan api. Dianjurkan juga untuk memakai pakaian bahan dasar Cotton,
mengingat iklim di Indonesia yang panas. Contohnya dalah Wearpack. Wearpack
sendiri selain di desain sebagai seragam kerja mekanik, juga mencerminkan status
kamu sebagai seorang mekanikal.
3. Safety shoes ( Sepatu kerja )

Sepatu keselamatan ini terbuat dari kulit yang bersifat isolator alias anti sengatan
listrik. Bagian depan sepatu mengandung baja yang akan melindungi kaki dan jari-
jari kaki dari timpaan bahan material seperti besi, baja dan logam.

4. Kacamata Pelindung

Digunakan untuk melindungi mata dari bram-bram yang berterbangan,


terutama bagi operator bubut. Kacamata pelindung yang dipakai harus menutup
seluruh bagian mata, namun tidak mengganggu pandangan operator. Dan terakhir
harus membuat lobang kecil sebagai aliran hawa ke mata.
Jenis-jenis perlindungan mata yang bisa kamu kenakan antara lain:

- Safety Spectacles, bermanfaat untuk melindungi mata dari fragmen terbang seperti
benda dan partikel-partikel halus.
- Safety Goggles, berguna untuk menyelamatkan mata pengguna dari bahan gas
seperti asap, uap, kabut dan cairan. Safety Goggles memberi segel ke seluruh tepi
bagian mata.
- Face Shields, merupakan jenis perlindungan wajah penuh untuk menghindari
terjadinya cipratan kilat api.
5. Sarung Tangan

Sarung tangan tentunya berfungsi sebagai perlindungan seluruh bagian hingga ke


pergelangan tangan. Sarung tangan untuk para mekanik juga berbeda dengan sarung
tangan biasa. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:

- Rubber Gloves, untuk melindungi tangan dari pekerjaan yang berhubungan


dengan listrik
- Metal Mesh Gloves, melindungi dari benda berbahan metal dan tajam, juga
terhadap ancaman luka pada tangan
- Leather Gloves, Perlindungan tangan terhadap permukaan-permukaan yang kasar
- Sarung tangan anti panas, melindungi tangan dari panas dan percikan api las saat
mengelas (Welding).

6. Pelindung Telinga

Di kawasan pabrik terutama industri, umumnya ada kebisingan dimana-mana.


Kebisingan semacam ini akan mengganggu konsentrasi saat bekerja yang bisa
menyebabkan timbulnya kecelakaan saat bekerja. Berikut 2 jenis alat pelindung telinga
yang direkomendasikan:

- Ear Plug, adalah jenis penutup telinga yang biasanya terbuat dari foam, busa, spons
dan Rubber (terbuat dari bahan karet)
- Ear Muff, jenis penutup telinga yang lebih besar ketimbang ear plug. Alat ini mirip
seperti head set untuk mendengarkan musik. Namun sayangnya tidak bisa dipakai
berbarengan dengan helm kerja.

Syarat-syarat keselamatan kerja menurut UU 1/1970 Pasal 3 ayat (1)


a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mancegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik phisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan cara dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
C. Pengertian Budaya Kerja
Budaya kerja merupakan sebuah konsep yang mengatur kepercayaan, proses
berpikir, serta perilaku karyawan yang didasarkan pada ideologi dan prinsip suatu
organisasi. Konsep inilah yang mengatur bagaimana setiap karyawan berinteraksi
satu sama lain dan juga bagaimana suatu organisasi atau perusahaan berfungsi. Dapat
dikatakan bahwa budaya kerja juga merupakan kumpulan dari asumsi-asumsi dasar
yang dipelajari sebagai hasil dari memecahkan masalah yang ada di perusahaan
dalam proses penyesuaian. Itulah mengapa budaya kerja berhubungan dengan
mentalitas para karyawan dan hal tersebut nantinya akan mempengaruhi suasana
kerja mereka.

Jenis-Jenis Budaya Kerja

a. Klan (Clan Culture)

Budaya kerja klan merupakan budaya kerja yang menciptakan lingkungan kerja
yang cenderung ramah dan bersahabat. Situasi ini akan membuat seluruh karyawan
perusahaan dianggap seperti satu keluarga besar yang sedang melakukan kolaborasi
dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan.Jenis budaya kerja ini lebih menekankan
pembentukan team work yang solid serta komunikasi yang baik.

b. Pasar (Market Culture)

Budaya kerja pasar merupakan budaya kerja yang menggunakan persaingan


sebagai landasan dalam menjalankan sebuah perusahaan. Dari adanya persaingan ini,
para karyawan akan lebih termotivasi untuk bersikap kompetitif dan fokus dalam
mencapai tingkat produktivitas kerja. Seorang pemimpin dalam budaya kerja ini
harus bisa menciptakan situasi persaingan dengan sehat dan kondusif untuk seluruh
karyawan yang ada di perusahaan.

c. Hierarki (Hierarchy Culture)

Budaya kerja hierarki lebih menekankan konsep lingkungan kerja yang lebih
formal dan terstruktur. Kendali dari perusahaan sepenuhnya dipegang oleh orang-
orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan, karena mereka dinilai memiliki
pengalaman serta kemampuan dan layak untuk dijadikan panutan. Perusahaan akan
berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya apabila seluruh jajaran perusahaan
mematuhi aturan-aturan hierarki yang bersifat tegas dan tepat guna. Budaya kerja ini
dianggap sebagai budaya kerja yang paling tepat untuk meningkatkan produktivitas
sebuah perusahaan.

d. Adhokrasi (Adhocracy Culture)

Lingkungan yang menganut budaya kerja adhokrasi akan lebih bersifat dinamis
dan kreatif. Para pemimpin dipandang sebagai sosok inovator yang berani mengambil
resiko dan memacu motivasi karyawan dalam mewujudkan ide-ide segar. Budaya
kerja ini menekankan konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan sesuatu
yang baru sehingga nantinya akan mampu membuat perusahaan bertahan di tengah
ketatnya persaingan.

PENERAPAN BUDAYA KERJA DI BENGKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF

Tata nilai/ Budaya Kerja Di IDUKA Budaya Kerja Di


budaya kerja Sekolah
industri
PEMILAHAN - Singkirkan barang yang Menyimpan barang yang
tidak perlu. Membuang atau tidak diperlukan ketempat
menyingkirkan barang yang sedang alat dan bahan
Ringkas (Seiri) tidak diperlukan, sehingga hanya
barang yang saat itu diperlukan saja
yang berada di area kerja

PENATAAN- Penyimpanan barang Meletakkan alat dan bahan


sesuai dengan tempatnya. Membenahi sesuaitempat dan fungsinya
Rapi (Seiton) tempat penyimpanan Mengatur tata
letak peralatan kerja

PEMBERSIHAN - Membersihkanberarti Menjaga kebersihan


memeriksa. Mengatur prosedur lingkungan Di dalam dan di
Resik (Seiso) kebersihan harian, termasuk luar bengkel, sebelum dan
penanggung jawabnya. sesudah praktek
membersihkan bahan dan
alat praktek
PEMANTAPAN-Menghindari Jika ada peralatan rusak
Rawat ketidakpastian / ketidaksesuaian. segeradi perbaiki
(Seiketsu)
NAMA :

KELAS :

SEMESTER :

Tugas Latihan 2

1. Deskripsikanlah dengan singkat dan jelas pengertian Budaya Kerja.


2. Jelaskan bagaimana penerapan budaya kerja di industri.
3. Buatlah konsep penerapan budaya kerja di industri.
4. Deskripsikan bagaimana budaya kerja di industri yang baik

5. Diskusikan dengan teman sekelasmu dan buatlah 5 Jenis budaya kerja yang
baik dan 5 budaya kerja yang buruk di industri. (Diskusi Kelompok dengan
anggota kelompok maksimum 5 orang)

Anda mungkin juga menyukai