ELEMEN.5
TEKNIK AUDIO VIDEO
FASE.E
KELAS.10
DASAR PROGRAM KEAHLIAN
FALKUDIN, ST
SMKN 2 SINGOSARI
TAHUN AJARAN 2022/2023
Page1
Lembar Kerja Eksplorasi Konsep : Identifikasi CP (Capaian Pembelajaran) dan
Rumusan TP (Tujuan Pembelajaran)
1. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Penyusun FALKUDIN, ST
Institusi SMKN 2 SINGOSARI
Tahun disusun 2022
Jenjang Sekolah SMK
Kelas Kelas 10 (Fase E)
Alokasi Waktu 8 x Pertemuan (32 JP x 45 Menit)
Page2
B. Kompetensi Awal
Mempraktekkan dan mengevaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri.
2. KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan penerapan K3LH dan budaya kerja industri
2. Menjelaskan praktik-praktik kerja yang aman
3. Menjelaskan bahaya-bahaya di tempat kerja
4. Menjelaskan prosedur-prosedur dalam keadaan darurat
5. Menjelaskan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat)
B. Pemahaman Bermakna
1. Memahami penerapan K3LH dan budaya kerja industri.
2. Memahami praktik-praktik kerja yang aman.
3. Memahami bahaya-bahaya di tempat kerja.
4. Memahami prosedur-prosedur dalam keadaan darurat.
5. Memahami budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat)
C. Pertanyaan Pemantik
1) Menurut pendapat anda bagaimana penerapan K3LH penting untuk diberikan kepada pekerja sejak
dini bahkan sebelum waktunya memasuki dunia kerja yaitu di sekolah – sekolah menengah kejuruan
(SMK).?
2) Menurut kalian apakah perlu siswa – siswi agar lebih memperhatikan kesiapan diri sebelum masuk
ke dunia kerja serta siswa dapat mengetahui dan menjaga prosedur keselamatan diri dan orang lain
pada waktu bekerja?
3) Perlukah memahami siswa - siswi SMK dituntut untuk siap kerja, sehingga K3LH (Kesehatan
Page4
terjadi kesalahan yang fatal. Peserta didik merupakan aset penting bagi
sekolah. Oleh sebab itu peserta didik dituntut dapat melaksanakan pekerjaan
dengan baik sesuai harapan, maka setiap peserta didik harus mengetahui
tentang kewaspadaan dan berusaha untuk menjaga kondisi kesehatan sebaik
mungkin. Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan, Kerja)
pelaksanaanya memiliki dasar hukum dan standar operasional prosedurnya.
Di antaranya adalah Undang – undang No 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, pada Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja yaitu: UU No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja: 1. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana. 2.
Tempat dimana melakukan pekerjaan. 3. Adanya bahaya di tempat kerja.
Pada UU No Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja : Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja
atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang di timbulkan
oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan
penyakit akibat kerja.
Gambar berikut memperlihatkan logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Gambar Logo K3
Sumber: https://cepagram.com/index.php/2018/02/06/undang-undang-
peraturan-tentang-keselamatan-dankesehatan-kerja-k3/
Gambar. Rambu K3
Sumber: https://www.safetysign.co.id/news/407/6-Elemen-Penting-dalam-
Menentukan-Rambu-K3-yangTepat-di-Area-Kerja
Tujuan K3LH
Tujuan dari K3LH yang diantaranya yaitu:
1. Untuk memberikan jaminan para tenaga kerja atau karyawan atas hak
keselamatan, ketika melaksanakan pekerjaannya demi kesejahteraan
hidup maupun untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
2. Untuk pemeliharaan sumber produksi, yang digunakan secara aman dan
efisien.
3. Untuk menjamin keselamatan seluruh pekerja yang ada di tempat kerja
atau perusahaan.
Page7
penanggulangannya/
Bahaya di tempat kerja ialah segala sesuatu di tempat kerja dan
sekelilingnya yang bisa melukai anda, baik secara fisik juga mental. Bahaya
terhadap keselamatan ialah yang dapat menyebabkan kecelakaan dan luka
secara langsung. Contoh: benda panas dan lantai yang licin. Bahan kimia
berbahaya diantaranya gas, uap, cairan, atau debu yang bisa membahayakan
tubuh.
Contoh: bahan-bahan pembersih atau pestisida. Ancaman bahaya lainnya
yang belum termasuk kategori diatas yaitu segala sesuatu yang dapat
menyebabkan luka dan mengakibatkan sakit. Bahaya ini tidak
mengakibatkan secara langsung terhadap kesehatan atau tidak dirasaan
dalam jangka waktu yang cepat, tepi akibatnya dapat dirasakan setelah
berlangsung beberapa lama. Contohnya: tingkat kebisingan, penyakit
menular, atau gerakan yang berulang secara terus menerus. Pekerja tidak
bisa dilindungi apabila bahaya yang ada belum teridentifikasi dan
dievaluasi. Macam-macam metoda untuk melindungi pekerja atau
pengendalian bahaya telah lakukan. Ada tiga jenis pengendalian bahaya,
yakni :
1. Pengendalian Teknik
2. Pengendalian Administratif
3. Peralatan Pelindung Pekerja
Seluruh tipe pengendalian ini dapat digunakan secara bersamaan, tapi
prioritas wajib diberikan kepada pengendalian teknik sebelum metoda
pengendalian yang lain dilakukan. Pengendalian adminitratif alat-alat
pelindung pekerja sebaiknya tidak dilaksanakan sebelum mencoba
pengendalian teknik, atau jika pengendalian teknik tak mungkin dilakukan.
Perlu diperhatikan dan menjadi catatan penting bahwa yang terbaik untuk
melindungi pekerja adalah: KENDALIKAN BAHAYA YANG ADA,
BUKAN PEKERJANYA.
dan mengingat hal ini berkaitan dengan kualitas kerja, maka kita
berbicara tentang budaya kerja. Setiap perusahaan menginginkan
lingkungan kerja yang bersih dan teratur dan setiap orang memiliki
konsistensi dan disiplin diri. , untuk mendukung terciptanya efisiensi dan
produktivitas yang tinggi di perusahaan. Namun pada kenyataannya,
kondisi ini tidak mungkin terjadi dalam bisnis apa pun. Banyak
perusahaan sering mengeluh bahwa itu terlalu sulit dan mereka
membuang banyak waktu untuk mencari data dan/atau struktur yang
mereka lupa untuk meletakkannya. Tidak hanya itu, kita juga sering
diganggu dengan profil kerja yang berantakan dan seringkali memicu
keadaan emosi kita. Beberapa permasalahan di atas dapat diatasi dengan
menerapkan program 5R (Pendek, Rapi, Bersih, Hatihati dan Rajin) yang
merupakan modifikasi dari program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan
Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan telah digunakan oleh
banyak negara di dunia. Ini adalah metode sederhana untuk mengatur dan
membersihkan tempat kerja yang telah dikembangkan dan diadopsi di
Jepang. 5R adalah budaya tempat kerja. Jika tempat kerja rapi, bersih dan
rapi, maka akan tercipta kenyamanan kerja setiap individu, sehingga
dengan mudah mencapai tujuan utama industri: efisiensi, produktivitas,
kualitas dan keselamatan tenaga kerja.
Gambar . 5R
Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/poster--5r70x100cm
1. RINGKAS
Prinsip RINGKAS adalah memisahkan semua yang diperlukan dan
Page13
membuang yang tidak perlu dari tempat kerja. Mengetahui barang mana
yang tidak digunakan, barang apa yang perlu disimpan dan bagaimana
cara menyimpannya agar mudah diakses sangat membantu sebuah
perusahaan.
Langkah Melakukan RINGKAS:
1. Periksa barang di area masing-masing.
2. Menetapkan daftar barang bekas dan tidak terpakai.
3. Beri label merah pada barang-barang yang tidak terpakai
4. Siapkan area untuk menyimpan/membuang/ membuang barang-barang
yang tidak terpakai.
5. Pindahkan item dengan label merah ke lokasi yang ditentukan.
2. RAPI Prinsip
RAPI adalah menyimpan barang pada tempatnya. Keerapihan adalah
tentang seberapa cepat kita menyimpan barang-barang dan seberapa
mudah barang-barang itu dapat dibawa kembali saat dibutuhkan.
Perusahaan tidak boleh lalai dalam menentukan lokasi penempatan objek
untuk mempercepat waktu pengambilan.
Langkah-langkah untuk melakukan RAPI:
1. Rancang metode untuk menemukan item yang diperlukan sehingga
tersedia saat dibutuhkan
2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan di lokasi yang dirancang
dan disediakan
3. Beri label / identifikasi untuk kemudahan penggunaan atau kembalikan
ke lokasi semula.
3. RESIK
Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat kerja/ lingkungan,
mesin/peralatan dan barang agar bebas dari debu dan kotoran.
Pembersihan harus dilakukan dan dilakukan oleh semua orang, mulai
dari CEO hingga staf kantor.
Langkah-langkah melakukan RESIK:
1. Pemberian jasa kebersihan,
2. Sanitasi tempat kerja,
3. Penataan tempat kerja, dan
Page14
4. Pemeliharaan RESIK.
4. RAWAT
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang diperoleh pada 3R
sebelumnya dengan melakukan standarisasi.
Tahapan Melakukan RAWAT:
1. Menetapkan standar kebersihan, ketertiban, dan disposisi.
2. Mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan di tempat kerja.
5. RAJIN
Prinsip RAJIN adalah menciptakan kebiasaan pribadi karyawan untuk
mempertahankan dan meningkatkan apa yang telah dicapai . RAJIN di
tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan kerja yang positif. Apa
yang baik harus selalu dalam kondisi sempurna. Prinsip RAJIN di tempat
kerja adalah “LAKUKAN APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN
DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG TIDAK DAPAT ANDA
LAKUKAN”.
Tahapan melakukan RAJIN:
1. Tujuan bersama.
2. Keteladanan atasan.
3. Hubungan / komunikasi dalam tempat kerja.
4. Kesempatan belajar
4. Lembar Penilaian
a. Assesmen / Penilaian
(1) Penilaian Sikap/Profil Pelajar Pancasila Selama proses mengajar berlangsung guru
mengamati profil pelajar Pancasila pada siswa dalam pembelajaran yang meliputi Beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kebhinekaan Global, Mandiri, Bernalar Kritis,
Gotong Royong dan Kreatif ( Instrumen Terlampir )
(2) Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan yang dilakukan pada CP ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin di capai adalah dengan tes tertulis ( instrumen terlampir)
(3) Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan yang dilakukan pada CP ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin di capai adalah dengan tes unjuk kerja / praktek (
instrumen terlampir )
1. Penilaian Sikap (Penilaian diri sendiri oleh siswa dan diisi dengan jujur)
a. Petunjuk penilaian berupa lembar isian, dengan perintah sebagai berikut.
1) Isikan identitas kalian.
2) Berikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” jika sikap yang ada dalam. pernyataan
sesuai dengan sikap Kalian, dan “Tidak” jika belum sesuai.
3) Isilah pernyataan secara jujur.
4) Hitunglah jumlah jawaban “Ya”.
5) Lingkari krteria Sangat Baik, Baik, atau Baik sesuai jumlah“Ya” yang terisi.
No Pernyataan Ya Tidak
Jika lebih dari 8 Jika lebih dari 6 pernyataan Jika lebih dari 4
pernyataan terisi “Ya” terisi “Ya” pernyataan terisi “Ya”
Page19
2. Tabel Penilaian Pengetahuan
3. Penilaian Keterampilan
a. Tes kinerja Penerapan K3LH dan budaya kerja industri, Praktik-praktik kerja yang aman,
Bahaya-bahaya di tempat kerja, Prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, Budaya kerja
industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat).
1) Pengamatan
Ketika siswa terlibat dalam pembelajaran (Penerapan K3LH dan budaya kerja
industri, Praktik-praktik kerja yang aman, Bahaya-bahaya di tempat kerja, Prosedur-
prosedur dalam keadaan darurat, Budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat),
Page21
baik berupa ulangan (Penerapan K3LH dan budaya kerja industri, Praktik-praktik kerja
yang aman, Bahaya-bahaya di tempat kerja, Prosedur-prosedur dalam keadaan darurat,
Budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat), dilakukan pengamatan pada
kemampuan siswa dalam keaktifan pembelajaran.
Adapun formnya dapat disiapkan oleh guru dan digunakan untuk berbagai
aktivitas yang berbeda.
2) Petunjuk Penilaian
Memberi (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan
atau menampilkan hasil pekerjaan yang diharapkan.
3) Tabel Rubrik Penilaian Keterampilan
Lembar penilaian untuk perorangan (setiap siswa satu lembar penilaian).
Nama: Kelas:
4. Pedoman Penskoran
a) Penskoran
(1) Skor 1 jika: Ya.
(2) Skor 0 jika: Tidak.
(3) Siswa mendapat jumlah skor “ya” dikalikan 100 disebut Skor Perolehan
(SP).
Skor Real Siswa (SRP) didik adalah 80% dari jumlah skor perolehan
(SP).
Page22
(4) Penetapan nilai yang diperoleh merujuk pada tabel konversi skor.
(5) Indikator Penilaian adalah 5 indikator Penerapan K3LH dan budaya kerja
industri, Praktik-praktik kerja yang aman, Bahaya-bahaya di tempat kerja,
Prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, Budaya kerja industri (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat).
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 90
Skor Real Siswa: SRP (80 % x 50)
Angka nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SRP/5.
c) Tabel Konversi Skor Real Siswa ke dalam Kategori dan Angka
Perolehan Nilai Klasifikasi
Portofolio Proyek Nilai Angka
90 - 100 90 - 100 Sangat Baik 9 - 10
80 - 89 80 - 89 Baik 7-8
60 - 79 60 - 79 Cukup 5-6
0 - 59 0 - 59 Kurang 0-4
d. Pegamatan Perilaku Kemandirian, Perilaku Gotong Royong dan Perilaku
Tanggungjawab dalam belajar Penerapan K3LH dan budaya kerja industri,
dalam keadaan darurat, Budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat).
1) Faktor yang diamati:
Pengamatan terhadap perilaku dan interaksi siswa selama mengikuti
pelajaran dari awal sampai akhir pelajaran, mengandung perilaku yang
mencerminkan “kemandirian dan gotong royong,” tanggung jawab
pribadi, tanggung jawab sosial, kepemimpinan.
Penekanan penilaian diarahkan pada ’apakah aspek tersebut ditampilkan
atau tidak ditampilkan’ dari komponen-komponen perilaku mandiri,
gotong royong, dan tanggungjawab.
2) Petunjuk Penilaian
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa
menunjukkan atau menampilkan komponen perilaku mandiri dan gotong
royong yang diharapkan.
3) Tabel Rubrik Penilaian Perilaku
lembar penilaian perilaku untuk perorangan (setiap siswa satu lembar
Page23
penilaian).
Nama: Kelas:
Indikator Ya
Uraian Pengamatan Tidak (0)
No Pengamatan (1)
1. Perilaku a.
Perilaku mengenali diri
Kemandirian b.
Perilaku inisiatif diri
c.
Perilaku regulasi diri
d.
Perilaku releksi diri
2. Perilaku a.
Perilaku berbagi alat
Gotong b.
Perilaku kerjasama saat
Royong praktikum/melakukan
pekerjaan
c. Perilaku peduli teman
3. Perilaku a. Perilaku mengakui teman
Tanggungjawab b. Perilaku memelihara alat
c. Perilaku membantu teman
kesulitan praktikum
Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir
4) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Skor 1 jika: Ya.
(2) Skor 0 jika: Tidak
(3) Perolehan skor maksimum adalah skor akhir yang diperoleh dari:
Jumlah nilai “ya” yang diperoleh dikali 100%.
b). Perilaku Kemandirian
a) Siswa menunjukkan perilaku mengenali kemampuan diri dalam
melakukan pekerjaan praktikum maupun literasi.
b) Siswa menunjukkan kemampuan memotivasi diri, berpartisipasi
dan melibatkan diri dalam pekerjaan praktikum maupun literasi.
c) Siswa menunjukkan kemampuan meregulasi diri, berkreasi, dan
menata diri dalam menampilkan pekerjaan praktikum maupun
literasi.
d) Siswa senantiasa mereleksi diri sebelum menampilkan
pekerjaan praktikum maupun literasi.
c). Perilaku Gotong Royong
a) Siswa menunjukkan perilaku berbagi alat.
b) Siswa menunjukkan perilaku kerjasama dalam situasi pekerjaan
praktikum maupun literasi.
Page24
Page25
Petunjuk Mengerjakan :
1) Tuliskan identitas diri, tanggal mengerjakan
2) Hasil pekerjaan dikirim ke guru pengampu melalui email / classroom / langsung
3) Nama file : no-urut-nama siswa ,contoh : 01-Adi
4) Subjek Email :
B. Asesmen (penilaian)
Kerjakanlah soal-soal berikut ini!
1. Yang paling tepat untuk mengartikan K3LH dibawah ini adalah
a. Keselamatan dan Keamanan Kerja Lingkungan Hidup
Page26
2. Keselamatan berasal dari kata dasar selamat. Selamat diartikan secara umum terhindar dari ....
a. Sengatan Listrik
b. Bahaya/Gangguan
c. Terjatuh/Terpeleset
d. Penyakit Menular
3. Dibawah ini merupakan hal yang harus terkandung dalam prosedur kerja adalah ……
a. Tujuan dan ruang lingkip aktifitas
b. Pencatatan dan evaluasi terhadap kegiatan
c. Siapa yang melaksanakan dan apa yang harus dikerjakan
d. Material, perlengkapan dan dokumen yang digunakan
4. Pelindung hidung atau masker digunakan untuk melindungi hidung dari bahaya asap atau udara
yang wajib menggunakan peralatan pelindung ini….
a. Menyolder
b. Mengecat
c. Mencharger
d. Mengikir
Page27
Penilaian Pengetahuan
Penskoran Jawaban dan PENILAIAN
Skor
Pengolahan Nilai Komponen pengetahuan :
rerata dari nilai IPK
Maksimal Jawaban benar sesuai
dengan kunci jawaban
Jumlah Nilai Siswa
Kurang dari maksimal Jawaban <80 % dari kunci
x 100
jawaban Skor Maksimum
0 (nol) Jawaban tidak sesuai dengan
kunci jawaban
C. Pengayaan
Untuk menambah wawasan kalian tentang tentang pelaksanaan K3LH buatlah literasi dan kirim pada
google class.
Page28