Anda di halaman 1dari 20

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Lingkungan Hidup (K3LH)


Kelas X - Fase E

Nuriani Simanjuntak A.MD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI BADAN STANDAR, KURIKULUM DAN
ASESMEN PENDIDIKAN PUSAT KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN TAHUN 2022.
Identitas Modul
Nama : Nuriani Simanjuntak A.MD
Satuan Pendidikan : SMK Swasta Dwi Guna Kampung Pajak
Tahun Penyusunan : 2023
Kelas : X (Sepuluh)/ Fase E
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan
Lembaga Alokasi Waktu : 2 JP
Jumlah Pertemuan : 2 (@2 JP x 45 menit)
Elemen : Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
Materi Pokok : Lingkup pelajaran meliputi merapikan area kerja, menyiapkan
peralatan kerja, menerapkan perilaku kerja di area kerja,
mengidentifikasi bahaya dan pengendalian resiko yang mungkin
terjadi, menerapkan praktik-praktik kesehatan diri dan keselamatan
kerja serta penerapan manajemen kecelakaan kerja dan budaya
kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Kompetensi Awal
Kompetensi/ Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk dapat mempelajari modul ini
adalah peserta didik telah memahami lingkungan kerja.

Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik mampu merapikan area kerja, menyiapkan dan cek peralatan
kerja, menerapkan perilaku kerja aman di area kerja, mengidentifikasi bahaya dan
pengendalian resiko, menerapkan praktik-praktik kesehatan diri dan keselamatan kerja,
memahami upaya perlindungan kerja dengan baik, sehingga selalu dalam keadaan selamat
dan sehat selama melakukan pekerjaannya di tempat kerja serta penerapan budaya kerja
industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Tujuan Pembelajaran
Memahami Keselamatan, Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja
industri

Kretirea Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)


1 Menerapkan praktik praktik keselamatan dan kesehatan kerja
2 Menerapkan manajemen kecelakaan kerja dan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, Rajin).

Jenis Asesmen
Asesmen yang digunakan dalam modul ini adalah asesmen formatif (awal proses
pembelajaran) dan asesmen sumatif

2.1 Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1 (12 x 45 menit)
Kegiatan Awal 1. Peserta didik bersama dengan guru melaksanakan kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
2. Melaksanakan asesmen awal. (Asesmen Formatif)
Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:
a. Apa menurutmu yang disebut dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja?
b. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang
Keselamatan, Kesehatan, Kerja Lingkungan Hidup (K3LH)?
1
(Mengembangkan Bernalar Kritis)
3. Memetakan hasil asesmen awal menjadi 2 kelompok peserta didik
(kelompok yang belum siap dan sudah siap).
Apabila ada peserta didik yang belum siap tentang materi K3LH,
maka peserta didik tersebut mendapatkan pengayaan (tutor sebaya)
dari peserta didik yang telah siap. (Kerjasama dan Gotong Royong)
4. Setelah kelompok peserta didik yang belum siap telah mencapai
kesiapan yang sama dengan kelompok peserta didik yang siap,
maka dilanjutkan pemaparan materi.
Kegiatan Inti 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang :
Dasar Hukum, pengertian, tujuan, sasaran, faktor-faktor
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH).
Tutor sebaya dengan pemateri peserta didik yang telah menguasai
materi. (Materi) Terlampir A.1
2. Peserta didik diberikan kesempatan untuk melaksanakan studi
pustaka (membaca modul/ buku paket/ browsing materi).
Kemudian melaksanakan praktik mandiri. (Mandiri)
3. Setelah studi pustaka, peserta didik diminta melaporkan hasil
produknya dan kemudian bersama-sama dengan dibimbing oleh
guru mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas. (Kreatif)
4. Setelah diskusi dan presentasi selesai peserta didik diminta untuk
melaksanakan asesmen. (Asesmen Sumatif) Terlampir A.1
Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dapat menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Peserta didik mengkomunikasikan kendala dan capaian
pembelajaran yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.
(Refleksi)
3. Peserta didik menerima apresiasi dari guru.

Pertemuan 2 (12 x 45 menit)


Kegiatan Awal 1. Melaksanakan review asesmen sumatif pada pertemuan
sebelumnya.
2. Membenahi hasil refleksi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya.
Kegiatan Inti 1. Melalui tayangan video pembelajaran, peserta didik mendapatkan
materi secara umum tentang : Kecelakaan kerja dan menerapkan
budaya 5R. (Materi) Terlampir A.2
2. Peserta didik diberikan kesempatan untuk melaksanakan studi
kasus mendata tempat praktik masing-masing program keahlian
SMK Dwi Guna Kampung Pajak yang telah melaksanakan
manajemen kecelakaan kerja dan menerapkan budaya kerja secara
berkelompok sebanyak 5 orang. (Mandiri)
3. Setelah studi kasus dilaksanakan, peserta didik diminta melaporkan
hasilnya dan kemudian bersama-sama dengan dibimbing oleh guru
mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas. (Kreatif)
4. Setelah diskusi dan presentasi selesai peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal latihan. (Asesmen Sumatif) Terlampir A.2

2
Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dapat menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Peserta didik mengkomunikasikan kendala dan capaian
pembelajaran yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.
(Refleksi)
3. Peserta didik menerima apresiasi dari guru.

LAMPIRAN A.1

RINGKASAN MATERI

A. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang
diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik
di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

B. Pengertian K3LH
K3LH adalah singkatan dari “Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup”
yaitu mengenai program kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan hidup pada
suatu perusahaan atau pada suatu instansi lain yang mempunyai banyak tenaga
kerja/karyawan.
Definisi k3LH yang lainnya adalah suatu upaya perlindungan agar karyawan/tenaga
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaannya di tempat
kerja termasuk juga orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produk dapat
secara aman dalam produksinya.

C. Tujuan K3LH
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien

D. Sasaran K3LH
1. Mencegah terjadi kecelakaan saat bekerja.
2. Mencegah penyakit di tempat pekerjaan.
3. Mencegah terjadinya kematian.
4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap/permanen.
5. Mengamankan material konstruksi pemakaian berbagai macam alat kerja dan lain-
lain.
6. Meningkatkan kondisitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan juga menjamin
kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat ataupun sumber-sumber produksi
yang lainnya.
8. Menjamin tempat berkerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan semangat ketika kerja.
9. Memperlancar, meningkatkan, mengamankan produksi industri dan pembangunan.
Dari sasaran diatas tadi maka keselamatan kerja di bagi kedalam 3 (tiga) bagian
diantaranya: manusia, benda, dan lingkungan.

E. Faktor-faktor Pendukung Keselamatan Kerja yaitu:


1. Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja

3
4
2. Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja
3. Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja
4. Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan
gangguan ketika bekerja
5. Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
6. Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan
perlindungan keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP
(Standard Operating Prosedur) yang telah ditetapkan

F. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja yaitu Suatu kondisi yang optimal/ maksimal dengan menunjukkan
keadaan yang fit untuk mendukung terlaksananya kegiatan kerja dalam rangka
menyelesaikan proses penyelesaian pekerjaan secara efektif.
Faktor-faktor pendukung kesehatan kerja yaitu:
1. Pola makan yang sehat dan bergizi
2. Pola pengaturan jam kerja yang tidak menganggu kesehatan pekerja
3. Pola pengaturan istirahat yang cukup pada pekerja/ profesiona
4. Pola pengaturan tata cara sikap bekerja secara ergonomi
5. Pola pengaturan lingkungan yang harmonis yang tidak mengganggu kejiwaan
6. Pola pengaturan tata ruang kerja sehat
7. Pola pengaturan tata warna dinding dan perabotan yang tidak ganggu kesehatan
8. Pola pengaturan penerangan ruang kerja yang memadai
9. Pola perlindungan atas penggunaan peralatan yang menimbulkan gangguan
kesehatan

G. Kebijakan dan Prosedur K3


a) Unsur manusia :
1) Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak untuk
menekan timbulnya kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi
terjadinya kecelakaan).
2) Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera, penyakit, cacat
bahkan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.
3) Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin
sehingga etos kerja tinggi, produktifitas kerja meningkat.
4) Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para
pekerja dapat bekerja secara efektif dan efisien.
5) Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.
b) Unsur pekerjaan :
1) Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan), konstruksi,
instalasi pekerjaan dan berbagai sumber daya lainnya.
2) Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya.
3) Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya.
4) Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik
dan memuaskan.
c) Unsur perusahaan :
1) Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih besar,
perusahaan bisa lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat
ditingkatkan.
2) Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan
perusahaan untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak.
3) Terwujudnya perusahaan yang sehat

5
ASESMEN SUMATIF

ASESMEN SUMATIF I
Apa yang anda ketahui tentang :
a. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
b. Pengertian K3LH
c. Tujuan K3LH
d. Sasaran K3LH
e. Faktor-faktor Pendukung Keselamatan Kerja
f. Kesehatan Kerja

JAWAB :
Ada pada bacaan halaman 3 – 4

Rubrik Penskoran
No 1 Apabila benar 15
No 2 Apabila benar 15
No 3 Apabila benar 15
No 4 Apabila benar 30
No 5 Apabila benar 25

Kriteria KetercapaianTujuan Pembelajaran (KKTP)


1) Dapat merapikan area kerja
2) Dapat menyiapkan dan cek peralatan kerja
3) Dapat menerapkan perilaku kerja aman di area kerja
4) Dapat mengidentifikasi bahaya dan pengendalian resiko
5) Dapat menerapkan praktik praktik kesehatan diri dan keselamatan kerja
6) Dapat memahami upaya perlindungan kerja dengan baik

ASESMEN SUMATIF II
1. Amatilah gambar dibawah ini, !

Ganbar 1 : Meja Kerja Kotor

Sumber : http://www.belifurniture.com/blog/tempat-kerja-kotor-way/
6
Ganbar 2 : Meja Kerja Bersih

Sumber : https://www.eannovate.com/blog/2261_5-tips-untuk-menjaga-kantor-anda-agar-
tetap-produktif-bersih--rapi.html

Menurut anda, dengan melihat kondisi yang ada apa saja manfaat merapihkan dan
membersihkan area kerja ?

2. Kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting.
Lingkungan yang bersih dan rapi selain terlihat indah oleh mata tentu akan membawa
dampak positif bagi kesehatan efektivitas dalam bekerja. Bagaimana Cara memelihara
kebersihan dan kerapian dari lingkungan/ area kerja baik di dalam kantor maupun di luar
kantor?

3. Berikan 5 contoh perlengkapan dan peralatan dalam bekerja dan apa fungsinya !
NAMA GAMBAR FINGSI
No ALAT ALAT

1. Sarung Berfungsi sebagai alat


tangan pelindung tangan pada
saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera
tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan
di sesuaikan dengan
fungsi masing-masing
pekerjaan

7
Contoh kolom untuk jawaban:
NAMA GAMBAR ALAT FINGSI
No ALAT

4. Tempat kerja yang tidak memenuhi standar dan syarat Kesehatan dan keselamatan kerja
dapat mengakibatkan penurunan daya produksi dan produktivitas. Berikan 2 contoh
tempat kerja yang tidak memenuhi standar!

Rubrik Penskoran
No 1 Apabila benar 25
No 2 Apabila benar 25
No 3 Apabila benar 25
No 4 Apabila benar 25

Kriteria KetercapaianTujuan Pembelajaran (KKTP)


1) Dapat merapikan area kerja
2) Dapat menyiapkan dan cek peralatan kerja
3) Dapat menerapkan perilaku kerja aman di area kerja
4) Dapat mengidentifikasi bahaya dan pengendalian resiko
5) Dapat menerapkan praktik praktik kesehatan diri dan keselamatan kerja
6) Dapat memahami upaya perlindungan kerja dengan baik

LAMPIRAN A.2

A. Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan
karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang
mengalaminya.Penyebab Kecelakaan
a) Faktor Internal
1. Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang
melaksanakan pekerjaan tertentu.
2. Kemampuan dan keckapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan
pekerjaan yang ditangani.
3. Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya
merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak
mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb.
b) Faktor External
1. Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional
dan kurang jelas.
2. Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi
(rentan).
3. Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.

8
4. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
5. Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya
keresahan pada para pekerja.
6. Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja,
misalnya lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu
tinggi, mesin-mesin yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak
dsb.

B. Akibat Kecelakaan
5K ,yaitu :
1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelaianan dan Cacat
5. Kematian

C. Klasifikasi Kecelakaan
a. Menurut jenis kecelakaan (Terjatuh)
1. Tertimpa benda jatuh
2. Tertumbuk atau terkena benda
3. Terjepit oleh benda
4. Pengaruh suhu tinggi
5. Terkena sengatan arus listrik
6. Tersambar petir
b. Menurut sumber kecelakaan
1. Dari mesin
2. Alat angkut dan alat angkat
3. Bahan/zat erbahaya dan radiasi
4. Lingkungan kerja
c. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
1. Patah tulang
2. memar
3. gegar otak
4. luka bakar
5. keracunan mendadak
6. akibat cuaca

D. Keadaan yang tergolong Berbahaya


1. Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik.
3. Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas, berbau
menyengat, terlalu dingin dsb).
4. Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat.

E. Perbuatan yang Berbahaya


1. Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan
kerja.
2. Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran.
3. Bekerja sambil bersendau gurau, merokok
4. Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan
yang membahayakan.

9
F. Pencegahan Kecelakaan
1. Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :
2. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan
3. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan
dengan aman.
4. Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk
cara penggunaannya.
5. Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya
tinggi dan menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul
kecelakaan.
6. Memberikan buku pedoman keselamatan kerja.
7. Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja.
8. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.

G. Penaggulangan kecelakaan akibat kebakaran


1. Jangan membuang puntung rokok ke tempat yang mudah terbakar
2. Hindari sumber-sumber menyala di tempat terbuka
3. Hindari peralatan yang mudah meledak

H. Perlengkapan pemadam kebakaran


Terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Alat pemadam yang dipasang di tempat. Contohnya yaitu air otomatis,pipa
air,pompa air dan selang untuk aliran listrik.
2. Alat pemadam yang dapat di bawa yaitu alat pemadam kebakaran dan bahan kering
CO2 atau busa.

I. Kebakaran akibat instalasi listrik dan petir:


1. Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan
2. Gunakan sekring/MCB sesuai ukuran
3. Gunakan kabel standart yang baik
4. Hindari percabangan antar rumah
5. Ganti kabel dan instalasi yang telah usang

J. Kecelakaan terhadap zat berbahaya


1. Bahan eksplosif yaitu bahan yang mudah meledak. Contoh: garam logam yg dapat
meledak krn oksidasi diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar.
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi yaitu bahan ini kaya O2, sehingga resiko kebakaran
sangat tinggi
3. Bahan-bahan yg mudah terbakar yaitu tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan
oleh titik
4. bakarnya, makin rendah titik bakarnya,makin berbahaya.
5. Bahan beracun
6. Bahan korosif meliputi asan alkali, atau bahan lain yg menyebabkan kebakaran pd
kulit yang tersentuh
7. Bahan radioaktif yaitu meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yg
mengandung bahan radioaktif.

K. Menerapkan budaya 5R
1. Pengertian 5R
Berikut pengertian 5 R atau 5 S dikutip dari website Dinas Provinsi Sumatera
Utara; 5 R atau 5 S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara
intensif yang bersal dari jepang yag digunakan oleh manajemen dalam usaha
10
memelihara

11
ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatkan kinerja
perusahaan/ tempat kerja secara menyeluruh.
5 S atau di Indonesia dikenal dengan 5 R merupakan singkatan yang isinya adalah :
1) SEIRI/Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak
diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-
benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja
2) SEITON/Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan
sehingga siap digunakan pada saat diperlukan
3) SEISO/Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja
sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik
4) SEIKETSU/Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus
mematuhi tahap sebelumnya (3 S/ 3 R)
5) SHITSUKE/Rajin, pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam
menjalankan seluruh tahapan 5S/ 5R

Gambar 4 : Budaya Kerja 5R

Sumber : https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/2019/05/06/5-r-ringkas-rapi-resik-rawat-
rajin-antara-slogan-dan-pelaksanaan/

Penerapan 5S/ 5R harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya. Jika tahap
pertama/Seiri/Ringkas tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya tidak dapat
dijalankan secara maksimal dst.

2. Cara Menerapkan 5 R
5 R dapat diterapkan di seluruh tempat kerja, bahkan di rumah kita sendiri karena
pada hakekatnya semua orang senang dan nyaman bekerja di tempat yang besih, rapi,
aman dan nyaman. 5 R merupakan teori yang sangat sederhana, mudah dimengerti oleh
semua orang dan sangat mudah diterapkan.

3. Pentingnya Melaksanakan 5R
Sebenarnya filosofi melaksanakan 5 R adalah untuk mencapai tingkat efisiensi dan
efektivitas yang sangat tinggi. Efisiensi sangat berhubungan dengan biaya (cost)
sedangkan efektif sangat berhubungan dengan waktu. Apakah itu sulit ?? sebenarnya
tidak..karena tidak membutuhkan biaya yang besar atau murah..selain itu kalau
diterapkan dengan baik akan memberikan citra yang positif. Selain itu 5 R dilaksanakan
12
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, rapi, aman, nyaman
dan menyenangkan yang akan membentuk personal yang disiplin,sikap kerja yang positif,
budaya positif, peka dan kreatif. Yang selanjutnya akan membentuk budaya disiplin.

4. Cara Menerapkan 5R
Meskipun mudah dan murah akan tetapi kunci dari pelaksanaannya adalah komitmen
dan kepedulian terhadap lingkungan kita..Komitmen tentu saja yang berhubungan dengan
pimpinan sedangkan kepedulian sangat berhubungan erat dengan seluruh karyawan yang
ada dilingkungan pekerjaan, dan terlibat aktif seluruhnya..sehingga butuh kebersamaan
dari seluruh karyawan…
Implementasi 5 R dibutuhkan struktur, sistem dan sumber daya yang tersedia.
Adapun tahapan-tahapan untuk melaksanakan 5 R, sebagai berikut :
1. Persiapan;
a. Komitmen tertulis dari pimpinan; Sebelum 5 R diterapkan di lingkungan kerja,
yang terpenting pada awal adalah adanya komitmen yang kuat dari pimpinan
tinggi. Karena tanpa komitmen tertulis akan sulit diterapkan.
b. Pembentukan struktur organisasi pelaksanaan 5 R. Yang melibatkan dari pejabat
struktural dan karyawan. Struktur organisasi harus disusun lengkap dengan
pembagian tugas dalam tim.
c. Sosialisasi 5 R kepada seluruh karyawan. Agar seluruh karyawan mendukung
kegiatan 5 R, dibutuhkan sosialisasi sebagai sarana pemberian informasi tentang
5R, misalnya tentang tujuan, struktur, dan kegiatan-kegiatan 5R.
2. Penerapan;
a. Pelatihan bagi tim 5 R. Pelatihan singkat diperlukan bagi tim 5R, agar
memahami tugas, tujuan dan kegiatan-kegiatannya.
b. Promosi. Promosi perlu dilakukan agar 5 R dapat diterima oleh seluruh
karyawan bahkan sebagai media informasi bagi semua orang yang berkunjung
ke tempat kerja, sehingga tempat kerja mendapatkan citra yang positif dari
pengunjung. Promosi dibuat dengan berbagai media misalnya pembuatan leaflet,
poster, banner, logo, slogan-slogan dll., selain itu juga dibuat lomba-lomba antar
bagian/unit.
c. Operasional awal, dengan membandingkan sebelum dan sesudah kegiatan.
Misalnya :

No Sebelum Sesudah
1 Ringsep Ringkas / Seiri
2 Ruwet Rapi / Seiton
3 Rusuh Resik / Seiso
4 Rusak Rawat / Seiketsu
5 Remuk Rajin /Shitsuke
Pada saat penerapan, dibutuhkan pembinaan langsung dari anggota tim agar
hasilnya maksimal. Pelaksanaan 5 R dari masing-masing bagian juga diperlukan
kreatifitas dan seni agar hasilnya baik dan lebih menarik.

3. Evaluasi;
Setelah R-1-2-3 (Ringkas, Rapi, Resik) diimplementasikan, maka dilaksanakan
R-4 (Rawat) dengan menyusun standar perawatan. Sebelum dilakukan evaluasi,
perlu dilaksanakan dahulu pembinaan secara berkala, misalnya setiap bulan sekali

13
atau tiga

14
bulan sekali. Pada saat awal pelaksanaan diperlukan pembinaan yang lebih sering
agar seluruh karyawan memahami setiap tahapan dalam 5 R. Untuk pelaksanaan
pembinaan diperlukan instrumen pembinaan demikian pula untuk evaluasi
dibutuhkan pula instrumen evaluasi, sehingga diperlukan penetapan indikator
keberhasilan. Indikator keberhasilan 5 R pada suatu bagian harus diintegrasikan
dengan indikator kegiatan yang lain.

4. Pembudayaan;
Rajin/Shitsuke (R ke 5) akan terwujud apabila 5 R sudah menjadi budaya. Untuk
mewujudkan 5 R menjadi budaya dibutuhkan tahapan-tahapan antara lain, setelah 5
R dilaksanakan secara bertahap, akan menjadi kebiasaan melaksanakan 5 R,
selanjutnya dilakukan evaluasi bekelanjutan sehingga menunjukkan bahwa 5 R sudah
menjadi budaya kerja di tempat kerja.

L. Bendera (Logo) K3
Bendera K3 yang kerap kita lihat khususnya di depan kantor atau perusahaan kita,
ternyata memiliki standar, arti dan makna yang harus dipatuhi. Walaupun secara tertulis
tidak disebutkan sanksi jika tidak memenuhinya, namun secara aturan juga harus kita
patuhi. Apakah bendera K3 di tempat kerja Anda sudah memenuhi aturan tersebut?
SK. Menaker No. 1135 tahun 1987 merupakan surat keputusan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Tenaga Kerja mengenai Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam surat keputusan tersebut menetapkan 6 hal antara lain:
1. Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja”.
2. Lambang sebagaimana Dimaksud amar Pertama berbentuk palang warna hijau
dilingkari dengan roda bergigi sebelas berwarna hijau.
3. Bentuk dan ukuran Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Lampiran I dan II Surat Keputusan ini.
4. Arti dan makna lambang pada Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
seperti tercantum dalam Lampiran III Surat Keputusan ini.
5. Tata cara pemasangan Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah seperti
tercantum dalam Lampiran IV Surat Keputusan ini.
6. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 03 Agustus 1997
Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja”.
Lambang sebagaimana Dimaksud diatas berbentuk palang warna hijau dilingkari
dengan roda bergigi sebelas berwarna hijau. Secara umum, para Ahli K3 harus
mengetahui mengenai bentuk, warna dan ukuran dari bendera K3 ini.
1. Bentuk : Segi empat
2. Warna : Putih
3. Ukuran : 900 x 1350 mm
4. Lambang dan logo terletak bolak-balik pada kedua muka bendera dengan ketentuan
sebagai berikut.

15
Gambar 5 : Contoh Bendera K3, Bendera Merah Putih dan Bendera Perusahaan

Sumber : https://hsepedia.com/bendera-k3/

Sesuai dengan SK. Menaker No. 1135 tahun 1987 dikatakan bahwa bendera K3
berada disebelah kiri dan tidak lebih tinggi dari bendera merah putih.

Standardisasi Ukuran Bendera K3. Berikut merupakan rincian detail mengenai


ukuran standar bendera K3 yang harus dipatuhi sesuai dengan SK. Menaker No. 1135
tahun 1987 tentang Bendera K3.
Lambang pada bendera tersebut berwarna hijau dengan warna dasar bendera adalah
putih. Adapun arti dan maknanya adalah sebagai berikut:
1. Palang memiliki arti dan makna bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja
2. Roda gigi memiliki arti dan makna untuk bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani
3. Warna putih memiliki arti dan makna bersih dan suci
4. Warna hijau memiliki arti dan makna selamat, sehat dan sejahtera
5. Sebelas gerigi roda memiliki arti dan makna 11 BAB dalam Undang-Undang
Keselamatan Kerja

16
ASESMEN SUMATIF

ASESMEN SUMATIF I
Apa yang anda ketahui tentang :
1. Kecelakaan
2. Akibat Kecelakaan
3. Klasifikasi Kecelakaan
4. Keadaan yang tergolong Berbahaya 7
5. Perbuatan yang Berbahaya
6. Pencegahan Kecelakaan
7. Penaggulangan kecelakaan akibat kebakaran
8. Perlengkapan pemadam kebakaran
9. Kebakaran akibat instalasi listrik dan petir
10. Kecelakaan terhadap zat berbahaya
11. Menerapkan budaya 5R

JAWAB :
Ada pada bacaan halaman 7 - 13.

Rubrik Penskoran
No 1 Apabila benar 5
No 2 Apabila benar 5
No 3 Apabila benar 10
No 4 Apabila benar 10
No 5 Apabila benar 10
No 6 Apabila benar 10
No 7 Apabila benar 10
No 8 Apabila benar 10
No 9 Apabila benar 10
No 10 Apabila benar 10
No 11 Apabila benar 10

Kriteria KetercapaianTujuan Pembelajaran (KKTP)


1 Dapat menerapkan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

ASESMEN SUMATIF II
Instruksi Tugas :
1. Buatlah kelompok, terdiri dari 6 orang
2. Buatlah sebuah poster digital yang bertemakan “Budaya kerja” Khususnya dibidang
akuntansi
Kelas :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
1.
2.
3. dst

Rubrik Penskoran
Apabila Diskusi berjalan baik dan benar 100
17
Kriteria KetercapaianTujuan Pembelajaran (KKTP)
1 Dapat menerapkan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Pembelajaran Tindak Lanjut :


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan K3LH?
2. Apa dasar hukum K3LH?
3. Sebutkan tujuan K3LH yang di terapkan di bengkel komputer Akuntansi?
4. Sebutkan sasaran K3LH?

Jawaban :
1. Upaya atau pemikiran untuk menjamin keutuhan dan kemampuan jasmani serta rohani
ketika sedang bekerja. Upaya ini sangat baik untuk tenaga kerja dan masyarakat agar
mampu menghasilkan karya yang bagus dan berkualitas
2. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang
diatur dalam UU tersebut adalah segala tempat kerja baik di darat, tanah, air, permukaan
air, dan udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum RI
3. Melindungi karyawan atau tenaga kerja atas hak keselamatannya, baik ketika sedang
melakukan pekerjaannya maupun meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
Tujuan dari K3LH juga untuk menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di
tempat kerja. Selain itu, pemeliharaan sumber produksi pun dapat digunakan dengan
aman dan efisien
4. Sasaran K3LH adalah :
a. Mencegah ada atau terkena penyakit di tempat kerja.
b. Mencegah terjadinya kecelakaan ketika sedang bekerja.
c. Mencegah terjadinya kematian di tempat kerja.
d. Mengurangi dan mencegah terjadinya cacat tetap atau permanen.
e. Mencegah pemborosan tenaga kerja, alat, modal maupun sumbersumber produksi.

Pembelajaran Pengayaan :
Bacalah Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang K3LH.

GLOSARIUM

No Istilah dan Pengertian Makna


1. K3LH Singkatan dari “Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan Hidup” yaitu mengenai program
kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan
hidup pada suatu perusahaan atau pada suatu
instansi lain yang mempunyai banyak tenaga
kerja/karyawan.

2. 5R/ 5S Suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah


kerja secara intensif yang bersal dari jepang yag
digunakan oleh manajemen dalam usaha
memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di
lokasi kerja sekaligus meningkatkan kinerja
perusahaan/ tempat kerja secara menyeluruh.
18
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia No
165/M/2021 Tentang Program Sekolah Menengan Kejuruan Pusat Keunggulan
Capaian Kompetensi Akuntansi Keuangan Lembaga, Dasar-dasar Akuntansi dan Keuangan
Lembaga Tahun 2021
Ambarwati, Umi, 2021, Dasa-dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga Kelas X, Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbudristek, Jakarta
Harti, Dwi. 2017. Etika Profesi Kelas X. Erlangga. Jakarta.
https://kemnaker.go.id/
Kepmenaker 1135 tahun 1987 tentang Bendera K3
Widiastuti, Enny. 2021. (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Antara Slogan Dan
Pelaksanaan. Dinas Provinsi Jawa Tengah. Semarang.
https://dinkesjatengprov.go.id/v201 8/2019/05/06/5-r-ringkas-rapi-resik-rawat-rajin-
antara-slogan-dan-pelaksanaan/
Syafrofiatin, Dian. 2015. Materi K3LH-Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup. Wordpress. Jakarta. https://diansyahrofiatin.wordpress.com/2015/03/11/materi-
k3lh-kesehatan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup/

Kampung Pajak, 2023

Kepala Sekolah SMK Dwi Guna Kampung Pajak Guru Mapel

Lisa Handayani, SH. Nuriani Simanjuntak A.Md

19

Anda mungkin juga menyukai