Kompetensi Awal
Kompetensi/ Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk dapat mempelajari modul ini
adalah peserta didik telah memahami lingkungan kerja.
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik mampu merapikan area kerja, menyiapkan dan cek peralatan
kerja, menerapkan perilaku kerja aman di area kerja, mengidentifikasi bahaya dan
pengendalian resiko, menerapkan praktik-praktik kesehatan diri dan keselamatan kerja,
memahami upaya perlindungan kerja dengan baik, sehingga selalu dalam keadaan selamat
dan sehat selama melakukan pekerjaannya di tempat kerja serta penerapan budaya kerja
industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
Tujuan Pembelajaran
Memahami Keselamatan, Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja
industri
Jenis Asesmen
Asesmen yang digunakan dalam modul ini adalah asesmen formatif (awal proses
pembelajaran) dan asesmen sumatif
2
Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dapat menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Peserta didik mengkomunikasikan kendala dan capaian
pembelajaran yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.
(Refleksi)
3. Peserta didik menerima apresiasi dari guru.
LAMPIRAN A.1
RINGKASAN MATERI
B. Pengertian K3LH
K3LH adalah singkatan dari “Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup”
yaitu mengenai program kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan hidup pada
suatu perusahaan atau pada suatu instansi lain yang mempunyai banyak tenaga
kerja/karyawan.
Definisi k3LH yang lainnya adalah suatu upaya perlindungan agar karyawan/tenaga
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaannya di tempat
kerja termasuk juga orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produk dapat
secara aman dalam produksinya.
C. Tujuan K3LH
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
D. Sasaran K3LH
1. Mencegah terjadi kecelakaan saat bekerja.
2. Mencegah penyakit di tempat pekerjaan.
3. Mencegah terjadinya kematian.
4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap/permanen.
5. Mengamankan material konstruksi pemakaian berbagai macam alat kerja dan lain-
lain.
6. Meningkatkan kondisitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan juga menjamin
kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat ataupun sumber-sumber produksi
yang lainnya.
8. Menjamin tempat berkerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan semangat ketika kerja.
9. Memperlancar, meningkatkan, mengamankan produksi industri dan pembangunan.
Dari sasaran diatas tadi maka keselamatan kerja di bagi kedalam 3 (tiga) bagian
diantaranya: manusia, benda, dan lingkungan.
3
4
2. Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja
3. Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja
4. Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan
gangguan ketika bekerja
5. Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
6. Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan
perlindungan keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP
(Standard Operating Prosedur) yang telah ditetapkan
F. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja yaitu Suatu kondisi yang optimal/ maksimal dengan menunjukkan
keadaan yang fit untuk mendukung terlaksananya kegiatan kerja dalam rangka
menyelesaikan proses penyelesaian pekerjaan secara efektif.
Faktor-faktor pendukung kesehatan kerja yaitu:
1. Pola makan yang sehat dan bergizi
2. Pola pengaturan jam kerja yang tidak menganggu kesehatan pekerja
3. Pola pengaturan istirahat yang cukup pada pekerja/ profesiona
4. Pola pengaturan tata cara sikap bekerja secara ergonomi
5. Pola pengaturan lingkungan yang harmonis yang tidak mengganggu kejiwaan
6. Pola pengaturan tata ruang kerja sehat
7. Pola pengaturan tata warna dinding dan perabotan yang tidak ganggu kesehatan
8. Pola pengaturan penerangan ruang kerja yang memadai
9. Pola perlindungan atas penggunaan peralatan yang menimbulkan gangguan
kesehatan
5
ASESMEN SUMATIF
ASESMEN SUMATIF I
Apa yang anda ketahui tentang :
a. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
b. Pengertian K3LH
c. Tujuan K3LH
d. Sasaran K3LH
e. Faktor-faktor Pendukung Keselamatan Kerja
f. Kesehatan Kerja
JAWAB :
Ada pada bacaan halaman 3 – 4
Rubrik Penskoran
No 1 Apabila benar 15
No 2 Apabila benar 15
No 3 Apabila benar 15
No 4 Apabila benar 30
No 5 Apabila benar 25
ASESMEN SUMATIF II
1. Amatilah gambar dibawah ini, !
Sumber : http://www.belifurniture.com/blog/tempat-kerja-kotor-way/
6
Ganbar 2 : Meja Kerja Bersih
Sumber : https://www.eannovate.com/blog/2261_5-tips-untuk-menjaga-kantor-anda-agar-
tetap-produktif-bersih--rapi.html
Menurut anda, dengan melihat kondisi yang ada apa saja manfaat merapihkan dan
membersihkan area kerja ?
2. Kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting.
Lingkungan yang bersih dan rapi selain terlihat indah oleh mata tentu akan membawa
dampak positif bagi kesehatan efektivitas dalam bekerja. Bagaimana Cara memelihara
kebersihan dan kerapian dari lingkungan/ area kerja baik di dalam kantor maupun di luar
kantor?
3. Berikan 5 contoh perlengkapan dan peralatan dalam bekerja dan apa fungsinya !
NAMA GAMBAR FINGSI
No ALAT ALAT
7
Contoh kolom untuk jawaban:
NAMA GAMBAR ALAT FINGSI
No ALAT
4. Tempat kerja yang tidak memenuhi standar dan syarat Kesehatan dan keselamatan kerja
dapat mengakibatkan penurunan daya produksi dan produktivitas. Berikan 2 contoh
tempat kerja yang tidak memenuhi standar!
Rubrik Penskoran
No 1 Apabila benar 25
No 2 Apabila benar 25
No 3 Apabila benar 25
No 4 Apabila benar 25
LAMPIRAN A.2
A. Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan
karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang
mengalaminya.Penyebab Kecelakaan
a) Faktor Internal
1. Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang
melaksanakan pekerjaan tertentu.
2. Kemampuan dan keckapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan
pekerjaan yang ditangani.
3. Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya
merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak
mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb.
b) Faktor External
1. Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional
dan kurang jelas.
2. Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi
(rentan).
3. Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.
8
4. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
5. Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya
keresahan pada para pekerja.
6. Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja,
misalnya lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu
tinggi, mesin-mesin yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak
dsb.
B. Akibat Kecelakaan
5K ,yaitu :
1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelaianan dan Cacat
5. Kematian
C. Klasifikasi Kecelakaan
a. Menurut jenis kecelakaan (Terjatuh)
1. Tertimpa benda jatuh
2. Tertumbuk atau terkena benda
3. Terjepit oleh benda
4. Pengaruh suhu tinggi
5. Terkena sengatan arus listrik
6. Tersambar petir
b. Menurut sumber kecelakaan
1. Dari mesin
2. Alat angkut dan alat angkat
3. Bahan/zat erbahaya dan radiasi
4. Lingkungan kerja
c. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
1. Patah tulang
2. memar
3. gegar otak
4. luka bakar
5. keracunan mendadak
6. akibat cuaca
9
F. Pencegahan Kecelakaan
1. Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :
2. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan
3. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan
dengan aman.
4. Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk
cara penggunaannya.
5. Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya
tinggi dan menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul
kecelakaan.
6. Memberikan buku pedoman keselamatan kerja.
7. Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja.
8. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.
K. Menerapkan budaya 5R
1. Pengertian 5R
Berikut pengertian 5 R atau 5 S dikutip dari website Dinas Provinsi Sumatera
Utara; 5 R atau 5 S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara
intensif yang bersal dari jepang yag digunakan oleh manajemen dalam usaha
10
memelihara
11
ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatkan kinerja
perusahaan/ tempat kerja secara menyeluruh.
5 S atau di Indonesia dikenal dengan 5 R merupakan singkatan yang isinya adalah :
1) SEIRI/Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak
diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-
benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja
2) SEITON/Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan
sehingga siap digunakan pada saat diperlukan
3) SEISO/Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja
sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik
4) SEIKETSU/Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus
mematuhi tahap sebelumnya (3 S/ 3 R)
5) SHITSUKE/Rajin, pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam
menjalankan seluruh tahapan 5S/ 5R
Sumber : https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/2019/05/06/5-r-ringkas-rapi-resik-rawat-
rajin-antara-slogan-dan-pelaksanaan/
Penerapan 5S/ 5R harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya. Jika tahap
pertama/Seiri/Ringkas tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya tidak dapat
dijalankan secara maksimal dst.
2. Cara Menerapkan 5 R
5 R dapat diterapkan di seluruh tempat kerja, bahkan di rumah kita sendiri karena
pada hakekatnya semua orang senang dan nyaman bekerja di tempat yang besih, rapi,
aman dan nyaman. 5 R merupakan teori yang sangat sederhana, mudah dimengerti oleh
semua orang dan sangat mudah diterapkan.
3. Pentingnya Melaksanakan 5R
Sebenarnya filosofi melaksanakan 5 R adalah untuk mencapai tingkat efisiensi dan
efektivitas yang sangat tinggi. Efisiensi sangat berhubungan dengan biaya (cost)
sedangkan efektif sangat berhubungan dengan waktu. Apakah itu sulit ?? sebenarnya
tidak..karena tidak membutuhkan biaya yang besar atau murah..selain itu kalau
diterapkan dengan baik akan memberikan citra yang positif. Selain itu 5 R dilaksanakan
12
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, rapi, aman, nyaman
dan menyenangkan yang akan membentuk personal yang disiplin,sikap kerja yang positif,
budaya positif, peka dan kreatif. Yang selanjutnya akan membentuk budaya disiplin.
4. Cara Menerapkan 5R
Meskipun mudah dan murah akan tetapi kunci dari pelaksanaannya adalah komitmen
dan kepedulian terhadap lingkungan kita..Komitmen tentu saja yang berhubungan dengan
pimpinan sedangkan kepedulian sangat berhubungan erat dengan seluruh karyawan yang
ada dilingkungan pekerjaan, dan terlibat aktif seluruhnya..sehingga butuh kebersamaan
dari seluruh karyawan…
Implementasi 5 R dibutuhkan struktur, sistem dan sumber daya yang tersedia.
Adapun tahapan-tahapan untuk melaksanakan 5 R, sebagai berikut :
1. Persiapan;
a. Komitmen tertulis dari pimpinan; Sebelum 5 R diterapkan di lingkungan kerja,
yang terpenting pada awal adalah adanya komitmen yang kuat dari pimpinan
tinggi. Karena tanpa komitmen tertulis akan sulit diterapkan.
b. Pembentukan struktur organisasi pelaksanaan 5 R. Yang melibatkan dari pejabat
struktural dan karyawan. Struktur organisasi harus disusun lengkap dengan
pembagian tugas dalam tim.
c. Sosialisasi 5 R kepada seluruh karyawan. Agar seluruh karyawan mendukung
kegiatan 5 R, dibutuhkan sosialisasi sebagai sarana pemberian informasi tentang
5R, misalnya tentang tujuan, struktur, dan kegiatan-kegiatan 5R.
2. Penerapan;
a. Pelatihan bagi tim 5 R. Pelatihan singkat diperlukan bagi tim 5R, agar
memahami tugas, tujuan dan kegiatan-kegiatannya.
b. Promosi. Promosi perlu dilakukan agar 5 R dapat diterima oleh seluruh
karyawan bahkan sebagai media informasi bagi semua orang yang berkunjung
ke tempat kerja, sehingga tempat kerja mendapatkan citra yang positif dari
pengunjung. Promosi dibuat dengan berbagai media misalnya pembuatan leaflet,
poster, banner, logo, slogan-slogan dll., selain itu juga dibuat lomba-lomba antar
bagian/unit.
c. Operasional awal, dengan membandingkan sebelum dan sesudah kegiatan.
Misalnya :
No Sebelum Sesudah
1 Ringsep Ringkas / Seiri
2 Ruwet Rapi / Seiton
3 Rusuh Resik / Seiso
4 Rusak Rawat / Seiketsu
5 Remuk Rajin /Shitsuke
Pada saat penerapan, dibutuhkan pembinaan langsung dari anggota tim agar
hasilnya maksimal. Pelaksanaan 5 R dari masing-masing bagian juga diperlukan
kreatifitas dan seni agar hasilnya baik dan lebih menarik.
3. Evaluasi;
Setelah R-1-2-3 (Ringkas, Rapi, Resik) diimplementasikan, maka dilaksanakan
R-4 (Rawat) dengan menyusun standar perawatan. Sebelum dilakukan evaluasi,
perlu dilaksanakan dahulu pembinaan secara berkala, misalnya setiap bulan sekali
13
atau tiga
14
bulan sekali. Pada saat awal pelaksanaan diperlukan pembinaan yang lebih sering
agar seluruh karyawan memahami setiap tahapan dalam 5 R. Untuk pelaksanaan
pembinaan diperlukan instrumen pembinaan demikian pula untuk evaluasi
dibutuhkan pula instrumen evaluasi, sehingga diperlukan penetapan indikator
keberhasilan. Indikator keberhasilan 5 R pada suatu bagian harus diintegrasikan
dengan indikator kegiatan yang lain.
4. Pembudayaan;
Rajin/Shitsuke (R ke 5) akan terwujud apabila 5 R sudah menjadi budaya. Untuk
mewujudkan 5 R menjadi budaya dibutuhkan tahapan-tahapan antara lain, setelah 5
R dilaksanakan secara bertahap, akan menjadi kebiasaan melaksanakan 5 R,
selanjutnya dilakukan evaluasi bekelanjutan sehingga menunjukkan bahwa 5 R sudah
menjadi budaya kerja di tempat kerja.
L. Bendera (Logo) K3
Bendera K3 yang kerap kita lihat khususnya di depan kantor atau perusahaan kita,
ternyata memiliki standar, arti dan makna yang harus dipatuhi. Walaupun secara tertulis
tidak disebutkan sanksi jika tidak memenuhinya, namun secara aturan juga harus kita
patuhi. Apakah bendera K3 di tempat kerja Anda sudah memenuhi aturan tersebut?
SK. Menaker No. 1135 tahun 1987 merupakan surat keputusan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Tenaga Kerja mengenai Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam surat keputusan tersebut menetapkan 6 hal antara lain:
1. Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja”.
2. Lambang sebagaimana Dimaksud amar Pertama berbentuk palang warna hijau
dilingkari dengan roda bergigi sebelas berwarna hijau.
3. Bentuk dan ukuran Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Lampiran I dan II Surat Keputusan ini.
4. Arti dan makna lambang pada Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
seperti tercantum dalam Lampiran III Surat Keputusan ini.
5. Tata cara pemasangan Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah seperti
tercantum dalam Lampiran IV Surat Keputusan ini.
6. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 03 Agustus 1997
Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan warna dasar putih dan
berlambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta logo “Utamakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja”.
Lambang sebagaimana Dimaksud diatas berbentuk palang warna hijau dilingkari
dengan roda bergigi sebelas berwarna hijau. Secara umum, para Ahli K3 harus
mengetahui mengenai bentuk, warna dan ukuran dari bendera K3 ini.
1. Bentuk : Segi empat
2. Warna : Putih
3. Ukuran : 900 x 1350 mm
4. Lambang dan logo terletak bolak-balik pada kedua muka bendera dengan ketentuan
sebagai berikut.
15
Gambar 5 : Contoh Bendera K3, Bendera Merah Putih dan Bendera Perusahaan
Sumber : https://hsepedia.com/bendera-k3/
Sesuai dengan SK. Menaker No. 1135 tahun 1987 dikatakan bahwa bendera K3
berada disebelah kiri dan tidak lebih tinggi dari bendera merah putih.
16
ASESMEN SUMATIF
ASESMEN SUMATIF I
Apa yang anda ketahui tentang :
1. Kecelakaan
2. Akibat Kecelakaan
3. Klasifikasi Kecelakaan
4. Keadaan yang tergolong Berbahaya 7
5. Perbuatan yang Berbahaya
6. Pencegahan Kecelakaan
7. Penaggulangan kecelakaan akibat kebakaran
8. Perlengkapan pemadam kebakaran
9. Kebakaran akibat instalasi listrik dan petir
10. Kecelakaan terhadap zat berbahaya
11. Menerapkan budaya 5R
JAWAB :
Ada pada bacaan halaman 7 - 13.
Rubrik Penskoran
No 1 Apabila benar 5
No 2 Apabila benar 5
No 3 Apabila benar 10
No 4 Apabila benar 10
No 5 Apabila benar 10
No 6 Apabila benar 10
No 7 Apabila benar 10
No 8 Apabila benar 10
No 9 Apabila benar 10
No 10 Apabila benar 10
No 11 Apabila benar 10
ASESMEN SUMATIF II
Instruksi Tugas :
1. Buatlah kelompok, terdiri dari 6 orang
2. Buatlah sebuah poster digital yang bertemakan “Budaya kerja” Khususnya dibidang
akuntansi
Kelas :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
1.
2.
3. dst
Rubrik Penskoran
Apabila Diskusi berjalan baik dan benar 100
17
Kriteria KetercapaianTujuan Pembelajaran (KKTP)
1 Dapat menerapkan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
Jawaban :
1. Upaya atau pemikiran untuk menjamin keutuhan dan kemampuan jasmani serta rohani
ketika sedang bekerja. Upaya ini sangat baik untuk tenaga kerja dan masyarakat agar
mampu menghasilkan karya yang bagus dan berkualitas
2. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang
diatur dalam UU tersebut adalah segala tempat kerja baik di darat, tanah, air, permukaan
air, dan udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum RI
3. Melindungi karyawan atau tenaga kerja atas hak keselamatannya, baik ketika sedang
melakukan pekerjaannya maupun meningkatkan produksi dan produktivitas nasional.
Tujuan dari K3LH juga untuk menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di
tempat kerja. Selain itu, pemeliharaan sumber produksi pun dapat digunakan dengan
aman dan efisien
4. Sasaran K3LH adalah :
a. Mencegah ada atau terkena penyakit di tempat kerja.
b. Mencegah terjadinya kecelakaan ketika sedang bekerja.
c. Mencegah terjadinya kematian di tempat kerja.
d. Mengurangi dan mencegah terjadinya cacat tetap atau permanen.
e. Mencegah pemborosan tenaga kerja, alat, modal maupun sumbersumber produksi.
Pembelajaran Pengayaan :
Bacalah Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang K3LH.
GLOSARIUM
19