Anda di halaman 1dari 4

Pancasila Sebagai Pradigma Dalam Bidang

Pengembangan Ekonomi
Fatimah Azzahra Putri (0702222180)
Sistem Informasi Universitas Negeri Sumatera Utara
Fatimahazzahrafara30@gmail.com

Pendahuluan
Pancasila memiliki arti yang sangat besar bagi kehidupan bangsa
Indonesia. Tak hanya sebagai ideologi, Pancasila juga meruapakan dasar negara
dan pandangan hidup bangsa dan negara. Yang mana nilai – nilai yang
terkandung dalam Pancasila dijadikan sebagai landasan kehidupan kehidupan
bangsa dalam setiap aspeknya, baik dalam aspek kehidupan bangsa dan
beragama, politik dan hukum, ekonomi dan iptek, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan, dan lain-lain. Dalam sejarah perkembangan masyarakat terdapat
berbagai sistem ekonomi yang ada di kalangan masyarakat. Dalam membentuk
ekonomi yang baik dalam suatu negara membutuhkan kerja keras dari seluruh
komponen masyarakat atau bangsa yang bersangkutan dalam memanfaatkan
dan mengelola sumber daya ekonomi yang mereka miliki dengan dilandasan
yang ideologis sesuai dengan nilai – nilai sistem ekonomi. Yang mana nilai –
nilai ini dijadikan pijakan seluruh komponen sistem ekonomi. Sistem ekonomi
ini juga yang menjadi pembeda antara sistem ekonomi yang satu daerah dan
daerah lainnya.
Pembahasan
A. Pengertian Paradigma
Paradigma dapat diartikan sebagai keutuhan konseptual dengan muatan
ajaran, teori, dalil, bahkan juga pandangan hidup untuk dijadikan dasar dan arah
pengembangan segala hal. Dalam istilah ilmiah, paradigma kemudian
berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia dan ilmu pengetahuan
lain, misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang-bidang lainnya.
Istilah paradigma kemudian berkembang menjadi terminologi yang
mengandung konotasi pengertian sumber nilai, pola pikir, orientasi dasar,
sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta
proses pembangunan. Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa
Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan
berpikir, atau jelasnya sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan,
kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi 'yang menyandangnya'.
Secara umum, paradigma merupakan sebuah pola pikir. Hal ini berkaitan
dengan Pancasila sebagai suatu paradigma untuk membangun kehidupan bangsa
Indonesia secara seimbang baik yang bersifat jasmaniah maupun lahiriahnya.
Hal ini diperlukan guna mewujudkan cita-cita nasional yakni menuju
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Untuk mencapai hal ini maka
Pancasila harus menjadi dasar untuk membangun kehidupan manusia.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan dengan
berlandaskan pada kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan
perkembangan global. Dalam pelaksanaannya haruslah mengacu pada nilai-nilai
luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju. Dan kukuh kekuatan moral dan etikanya
Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila diartikan sebagai upaya Bersama
untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
manusia.
C. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ekonomi
Ilmu ekonomi (Klasik) lahir tahun 1776 dengan terbitnya buku Adam
Smith “Wealth of Nations”. Meskipun demikian, ilmu ekonomi yang sekarang
diajarkan melalui buku-buku teks ekonomi sebenarnya adalah ilmu ekonomi
Neoklasik yang lahir 1 abad kemudian (1890) melalui penerbitan Principles of
Economics oleh Alfred Marshall. Pada tahun 1936 J.M. Keynes melalui
penerbitan buku The General Theory (of Employment, Interest, and Money),
“memproklamasikan” lahirnya ilmu ekonomi modern. Dalam buku ini semua
teori Klasik-Neoklasik yang dianggap benar selama 150 tahun dinyatakan
“masuk kotak”, karena penerapannya terlalu khusus. Teori Keynes yang berlaku
umum (General Theory) bisa dipakai menganalisis kondisi ekonomi suatu
negara yang dalam keadaan kesempatan kerja penuh (full employment) maupun
keadaan yang kurang dari kesempatan kerja penuh (less than full employment).
Namun perkembangan teori atau ilmu ekonomi selama pertengahan dan
akhir abad 20 cukup aneh, karena “revolusi Keynes” ternyata hanya berjalan
relatif singkat. Ajaran mendasar teori ekonomi Neoklasik tentang kebebasan
pasar tetapi dengan campur tangan pemerintah dalam perekonomian yang
makin kecil (liberalisasi dan privatisasi), kembali menguat melalui “Konsensus
Washington” (1989) dan kebangkrutan paham sosialisme/komunisme Uni
Soviet dan Eropa Timur tahun-tahun 1989-1991. Di Indonesia, pemerintah Orde
Lama (1959-66) menerapkan sistem ekonomi komando yang kemudian
digantikan secara radikal dengan ajaran demokrasi ekonomi ketika rezim Orde
Lama runtuh diganti rezim Orde Baru (1966). Namun ajaran “ekonomi pasar”
ini sejak anjlognya (kembali) harga minyak dunia (1982), kemudian kebablasan
menjadi “ke-Barat-Baratan” dengan diterapkannya kebijakan liberalisasi atau
deregulasi tahun 1983 sampai akhir tahun delapanpuluhan. Inilah periode
ekonomi konglomerasi (1987-94) yang menghasilkan “keajaiban ekonomi”
(miracle economy), ketika oleh Bank Dunia Indonesia dimasukkan sebagai
salah satu dari 8 negara yang berekonomi “ajaib” bersama Jepang, Korea
Selatan, Hongkong, Taiwan, Singapura, Thailand dan Malaysia. Bahwa
Indonesia yang ekonominya “ajaib” (1993), tetapi 4 tahun kemudian
“dihancurkan” krisis moneter (krismon 1997), menunjukkan kekeliruan fatal
teori ekonomi konvensional. Tidak mungkin satu ekonomi dengan fundamental
ekonomi yang baik dan sehat dapat hancur (collapse) dalam waktu sangat cepat.
Jelas bukan kebijakan ekonomi Indonesia yang salah, tetapi teori atau ilmu
ekonominyalah yang harus diakui keliru. Ilmu ekonomi Pancasila lahir
bersamaan dengan keyakinan adanya kekeliruan fatal ilmu ekonomi
konvensional. Khusus bagi Indonesia adanya kebingungan pakar-pakar ekonomi
untuk menerangkan fenomena ekonomi Indonesia sejak krismon sampai
sekarang (2005) adalah bukti telah munculnya iklim/situasi lahirnya ilmu
ekonomi Indonesia baru yaitu ekonomi Pancasila.
Ekonomi yang diterapkan di Indonesia harusnya menerapkan sistem
perekonomian khas bangsa Indonesia yakni sistem perekonomian Pancasila. Hal
ini merupakan konsekuensi yangmana secara normatif Pancasila serta UUD
1945 merupakan landasan idiil perekonomian Indonesia. dasar hukum dari
perekonomian sebenarnya telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang
menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai sebuah usaha Bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 4 yang berbunyi
perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional Kedudukan Pancasila dalam negara Indonesia sudah
jelas. Dengan kata lain, sebagai dasar bangsa, terutama sebagai idealisme
bermasyarakat, berbangsa, berbangsa, dan bernegara adalah pandangan hidup
masyarakat Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Tentu saja, sebagai
pandangan hidup bernegara nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
merupakan serapan dari kebenarannya telah diakui, sehingga Pancasila adalah
way of life dalam negara Indonesia[ CITATION Ami202 \1 1033 ]. Tidak
hanya itu, nilai-nilai yang membentuk gambaran besar kehidupan harus selalu
dijalankan dalam kehidupan kita sehari-hari. Makna-makna yang tertera dalam
Pancasila harus dilaksanakan semaksimal mungkin. Pengkajian serta aktualisasi
nilai-nilai Pancasila harus dilakukan oleh semua negara secara baik. Ekonomi
Pancasila adalah sebuah sistem perekonomian yang didasarkan pada lima sila
dalam butir – butir Pancasila. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda
dengan sistem ekonomiliberal yang hanya menguntungkan individu-individu
tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda
dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan
individu. Ekonomi yang humanistic mendasarkan pada tujuan demi
menyejahterakan rakyat luas. Sistem ekonomi tidak hanya mengejar
pertumbuhan, tetapi demi kesejahteraan seluruh bangsa. Tujuan ekonomi adalah
memenuhi kebutuhan manusia agar manusia menjadi lebih sejahtera. Oleh
karena itu, kita harus menghindarkan diri dari persaingan bebas dan monopoli
yang berakibat pada penderitaan manusia dan penindasan atas manusia satu
dengan lainnya.

Daftar Pustaka
Sistem Ekonomi Indonesia. Darwin Damanik, dkk. 2021. Yayasan Kita Menulis
https://www.studocu.com/id/search/Pancasila%20sebagai%20paradigma
%20dalam%20pembangunan%20ekonomi

Anda mungkin juga menyukai