Ekonomi Islam
J.L Mey JR mendefenisikan ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha
manusia ke arah kemakmuran
Adam Smith yang mendefenisikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna
mencapai tujuan tertentu
Abraham Maslow juga mengemukakan ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang
mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui pengemblengan
segala sumber ekonomi yang dianggap efektif dan efisien
Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari
tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan yang relatif terbatas, dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas adanya
Abdul Manan
Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam.
M.M Metwally
Ekonomi Islam adalah ilmu ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam suatu masyarakat Islam yang
mengikuti Al Quran dan Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
Khursid Ahmad
Ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematis yang mencoba untuk memahami permasalahan dalam ekonomi
serta perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari perspektif Islam.
M. Akram Khan
Ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian terhadap kebahagiaan hidup manusia (falah) yang dicapai
dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar kerjasama dan partisipasi
Ziauddin Ahmad
Ekonomi Islam adalah upaya pengalokasian sumber-sumber daya untuk memproduksi barang dan
jasa sesuai petunjuk Allah SWT untuk memperoleh ridha-Nya.
Monzer Kahf
Ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam kajian ekonomi Islam
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu Syariah dan
ilmu pendukungnya juga terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika,
statistic, logika dan ushul fiqh
Dawam Rahardjo
Menjelaskan ekonomi Islam dengan membaginya atas 3 pemaknaan, yakni; pertama yang dimaksud ekonomi Islam adalah
ilmu ekonomi yang berdasarkan nilai atau ajaran Islam, kedua yang dimaksud ekonomi Islam adalah sebagai system,
system yang menyangkut pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan suatu cara atau
metode tertentu, adapun pemaknaan ketiga adalah ekonomi Islam dalam pengertian perekonomian umat Islam
Atau
Perbedaan berikutnya adalah dari segi tujuan dalam melakukan kegiatan ekonomi, kalau dalam Islam tujuan
dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah mencapai fallah atau kesejahteraan dunia dan akhirat. Konsep
kesejahteraan menurut ekonomi Islam berbeda dengan kesejahteraan dalam ekonomi konvensional.
Menurut Chapra, konsep kesejahteraan yang dijadikan tujuan dalam ekonomi konvensional ternyata sebuah
terminologi yang kontroversial, karena dapat didefenisikan dengan banyak pengertian. Salah satunya
diartikan dalam perspektif materialistik dan hedonisme murni, sehingga keadaaan sejahtera terjadi manakala
manusia memiliki keberlimpahan materi .
1) Penyucian jiwa, agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan dan bukan sumber keburukan bagi masyarakat dan lingkungannya.
2) Tegaknya keadilan dalam masyarakat, baik sesama muslim maupun non muslim keadilan dalam berbagai aspek kehidupan harus
tercipta demi kemaslahatan bersama.
3) Maslahah (kebaikan), dimaksudkan terjaganya lima perlindungan dasar, yakni perlindungan agama (al-din), perlindungan jiwa (al-
nafs), perlindungan akal (al-aql), perlindungan keturunan (al-nafs) dan perlindungan harta (al-mal).
Mazhab kedua ini justru setuju masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas
yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas. Keterbatasan sumber daya
memang ada, bahkan diakui pula oleh Islam.
Mazhab Mainstream Pandangan mahzab ini tentang masalah ekonomi hampir tidak ada bedanya dengan pandangan
ekonomi konvensional. Kelangkaan sumber dayalah yang menjadi penyebab munculnya
masalah ekonomi. Perbedaan mazhab mainstream dengan ekonomi konvensional terletak pada
cara menyelesaikan masalah tersebut.
Mazhab ini mengkritik mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir dikirik sebagai mazhab yang
berusaha menemukan hal baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain.
Menghancurkan teori lama, kemudian menggantinya dengan teori baru. Sementara itu,
Mazhab Alternatif Kritis mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik (modern) yang
menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat dan niat.