A. Kompetensi
Terakhir adalah kata “aturan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa (2008:1106) diartikan sebagai: (1) hasil perbuatan mengatur;
(segala sesuatu) yang sudah diatur; (2) cara (ketentuan, patokan, petunjuk,
perintah) yang telah ditetapkan supaya diturut; (3) tindakan atau perbuatan
yang harus dijalankan; (4) sopan santun; ketertiban; (5) seharusnya;
menurut (kebiasaan, dan sebagainya); biasanya.
Dalam penyusunan prosedur kerja, tata kerja dan sistem kerja, perlu
memperhatikan beberapa asas sebagai berikut :
1) Harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis serta
dituangkan secara bentuk manual (dicetak)
2) Harus dikomunikasikan atau diinformasikan secara sistematis kepada
semua petugas atau pihak yang berkepentingan.
3) Harus sesuai dengan kebijakan pimpinan dan kebijakan umum yang
ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi.
4) Harus dapat mendorong pelaksanaan kegiatan secara efisien serta
menciptakan jaminan yang memadai bagi terjaganya sumber-sumber
yang berada di bawah pengendalian organisasi.
5) Secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta bila perlu
direvisi dan disesuaikan dengan kondisi terkini.
Menurut IFAC
Menurut The International Federation of Accountants, seorang profesi dituntut
memiliki berbagai sikap seperti :
1) Integritas, seorang akuntan harus memiliki sikap yang tegas dan jujur dalam
semua hubungan bisnis profesional.
2) Objektivitas, seorang akuntan melakukan tugasnya sesuai dengan objek tidak
memandang subjek yang ia sedang melakukan penilaian secara independen.
3) Kompetensi profesional dan Kesungguhan, seorang akuntan harus
berkompeten dan senantiasa menjaga ilmu pengetahuan dan selalu
meningkatkan kemampuan agar dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan.
4) Kerahasian, seoang akuntan harus selalu menjaga dan menghormati
kerahasiaan atas informasi klien yang ia lakukan pelayanan.
Menurut AICPA
Menurut American Institute of Certified Public Accountants, seorang profesi
dituntut memiliki berbagai sikap seperti :
1) Tanggung Jawab, seorang akuntan sebagai profesional, harus menerapkan
nilai moral serta bertanggung-jawab di setiap pelayanannya.
2) Kepentingan Umum, seorang akuntan harus menerima kewajibannya untuk
melayani publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen
terhadap profesionalisme.
3) Integritas, selalu mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik
terhadapnya.
4) Objektivitas dan Independensi, seorang akuntan harus mempertahankan
objektibitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung
jawabnya.
5) Due Care, seorang akuntan harus mematuhi standar teknis dan etis
profesinya, selalu berusaha terus-menerus untuk meningkatkan kompetensi
yang dimilikinya.
6) Sifat dan Cakupan Layanan, seorang akuntan harus memperhatikan prinsip-
prinsip dari kode etik profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang
akan disediakan.
Menurut IAI
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, seorang profesi dituntut memiliki berbagai
sifat sebagai berikut:
1) Tanggung Jawab
2) Kepentingan Publik
3) Integritas
4) Objektivtias
5) Kompetensi dan Kehati-hatian
6) Kerahasiaan
7) Perilaku Profesional
2) Otorisasi
Dalam konteks akuntansi dan manajemen, otorisasi kerapkali dihubungkan
dengan pembuat kebijakan. Otorisasi adalah proses untuk memberikan izin
seseorang untuk melakukan atau memiliki sesuatu. Otorisasi berbeda dengan
otensifikasi, dimana otensifikasi adalah sebuah proses untuk memverifikasi
apakah sesuatu/orang tersebut benar-benar memiliki hak untuk mengakses atau
melakukan sesuatu. Otorisasi adalah proses setelah dilakukannya otensifikasi.
Untuk lebih memahami konsep atau pengertian otorisasi dan perbedaannya
dengan otensifikasi, perhatikan contoh sebagai berikut:
Otorisasi terbagi dua, yaitu otorisasi umum dan otorisasi khusus. Otorisasi umum
adalah kebijaksanaan yang dibuat oleh pimpinan untuk diikuti secara seksama
oleh setiap lapisan manajemen dan pelaksana aktivitas organisasi. Contoh:
Dikeluarkannya harga tetap untuk penjualan barang produksi, batas kredit untuk
nasabah, dan batas terendah untuk dapat melakukan pembelian secara otomatis
(http://www.belajarakuntansionline.com).
Sedangkan otorisasi khusus adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dibuat
untuk setiap transaksi, dalam arti bahwa pimpinan tidak bermaksud menetapkan
otorisasi secara umum melainkan menetapkan otorisasi atas dasar tiap masalah.
Contoh: Otorisasi transaksi penjualan oleh pimpinan penjualan untuk menjual
mobil-mobil bekas perusahaan (http://www.belajarakuntansionline.com).
3) Lisensi
Lisensi secara umum dapat diartikan pemberian izin, hal ini termasuk dalam
sebuah perjanjian. Definisi lain, pemberian izin dari pemilik barang/jasa kepada
pihak yang menerima lisensi untuk menggunakan barang atau jasa yang
dilisensikan (https://id.wikipedia.org/wiki/Lisensi).
Lisensi adalah suatu bentuk penyerahan hak dari satu pihak ke pihak lain sesuai
dengan perjanjian yang disepakati untuk memproduksi atau mempergunakan
sesuatu.
D. Rangkuman
1. Industri Jasa Keuangan suatu istilah yang digunakan untuk merujuk jasa yang
disediakan oleh industri keuangan. Jasa keuangan juga digunakan untuk
merujuk pada organisasi yang menangani pengelolaan: Dana Bank, Bank
Investasi.
2. Pedoman kerja adalah suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan
untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi. Pedoman kerja juga merupakan tata cara atau tahapan yang
dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu.
3. Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain
sehingga menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang
harus di tempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang tugas.
4. Kode Etik Perilaku Profesional dapat dikatakan sebagai pedoman umum yang
mengikat dan mengatur setiap anggota serta sebagai pengikat suatu anggota
untuk bertindak.
5. Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh keterampilan dan
pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta penerapannya dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan di tempat kerja yang mengacu pada
persyaratan kerja yang ditetapkan.
6. Dalam konteks akuntansi dan manajemen, otorisasi kerapkali dihubungkan
dengan pembuat kebijakan. Otorisasi adalah proses untuk memberikan izin
seseorang untuk melakukan atau memiliki sesuatu. Otorisasi berbeda dengan
otensifikasi, dimana otensifikasi adalah sebuah proses untuk memverifikasi
apakah sesuatu/orang tersebut benar-benar memiliki hak untuk mengakses