Anda di halaman 1dari 18

1) Modul Ajar Kelas 10 “K3LH”

1. Informasi Umum
Nama Jenjang Kelas SMK/X
Asal Sekolah SMK Teknologi Rekayasa Mapel Teknik Energi Biomassa
Alokasi Waktu 1 kali pertemuan = 4 JP (@45 Jumlah Siswa 36 orang (terdapat 1 orang
menit) anak Tunarungu)
Fase E
Domain Mapel Teknik Energi Terbarukan
Profil Pelajar Beriman, bertaqwa pada Tuhan YME dan berakhlak mulia, Gotong royong,
Pancasila yang
Berkaitan
Kompetensi - Memahami budaya kerja untuk yang level 1
Awal - Mengidentifikasi budaya kerja untuk yang level 2
- Mengenal budaya kerja untuk yang level 3
Target Peserta - Untuk yang level 1 menerapkan K3LH
Didik - Untuk yang level 2 memahami K3LH
- Untuk yang level 3 memahami Prosedur K3LH
Model Discovery Learning
Pembelajaran
Pendekatan Saintifik
Sarana Prasarana Laptop, LCD proyektor, jaringan internet, power point, aplikasi mengajar lainnya.

2. Komponen Inti
Capaian Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan K3LH dan
Pembelajaran budaya kerja industri, antara lain: praktik-praktik kerja yang
aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam
keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
Tujuan 1. Peserta didik dapat menerapkan K3LH dalam budaya kerja industri.
Pembelajaran
Deskripsi Umum Stimulus – Problem statement – Collecting data – Analizing data – Verifying –
Kegiatan Generalization
Materi Ajar, Alat - Video tentang budaya kerja
dan Bahan - Google form
- Aplikasi Jamboard
- Buku penunjang
- Buku praktik
- Internet www.google.com , laptop,kertas, alat tulis
- SOP K3
- helm
- Baju kerja
- Obat-obatan
- Pemadam api
Pemahaman Bermakna
Melalui Penerapan K3LH ini diharapkan tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Jadi, pelaksanaan K3 dapat meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Kerja.
Pertanyaan Pemantik
- Bagaimana jika perusahaan tidak memiliki budaya kerja yang aman ?
- Bagimana hubungan penerapan K3LH dengan produktifitas perusahaan ?
- Mengapa kita harus mengikuti prosedur K3LH dalam bekerja ?
Pengaturan Siswa Metode Pembelajaran
- Berkelompok dengan 4 anggota yang - Tanya jawab
heterogen (dalam kemampuan dan gender) - Diskusi
- Praktik
- Presentasi
- Refleksi
Jenis Asesmen
- Diagnostik : 10 pertanyaan dalam google form
- Formatif
Sikap: observasi, penilaian diri, penilaian antar teman
Pengetahuan: essai, PG
Keterampilan : praktik (video/bahan tayang)
Persiapan Pembelajaran
- Menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk paparan/bahan tayang atau buku paket
mengenai K3LH (Apabila paparan dominan harus diakses dengan pendengaran, maka harus
didampingi teks agar anak tunarungu dapat mengakses).
- Menyiapkan panduan praktik
- Menyiapkan alat dan bahan praktik
- Menyiapkan asesmen (untuk anak tunarungu dihindari menggunakan bahasa lisan)
Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


1. Peserta didik menjawab salam pembuka, dan memulai kegiatan dengan doa
2. Peserta didik menyimak penjelasan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Peserta didik bersama guru menyepakati aturan yang akan dilaksanakan selama mempelajari
mapel Teknik Energi Biomassa, baik aturan saat pembelajaran luring maupun blended
learning
4. Peserta didik merespon pertanyaan pemantik

Kegiatan Inti (105 Menit)


1. Peserta didik diberi stimulus tayangan video tentang penerapan K3LH pada industri X
2. Peserta didik dalam kelompok heterogen (level 1, 2, 3) membuat pertanyaan terkait isi video
3. Peserta didik dalam kelompok mengumpulkan jawaban dari pertanyaan yang dibuat
4. Peserta didik diajak mengolah jawaban yang disandingkan dengan sumber bahan ajar
5. Peserta didik membuktikan hasil jawaban sesuai dengan teori penerapan K3LH di industri
yang diperoleh dari berbagai sumber belajar
6. Peserta didik mempresentasikan hasil simpulan penerapan K3LH dalam bentuk
poster/infografis/video/format lain
Kegiatan Penutup (20 Menit)
1. Melalui penggunaan Jamboard, Peserta didik melakukan refleksi mengenai penerapan K3LH di
industry biomassa.
2. Peserta didik dan Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa.
ASESMEN

a. Instrumen Penilaian Antarpeserta didik di dalam kelompok

Nama teman yang dinilai :


Nama penilai :
Kelas/Semester :
Waktu penilaian :

No Pernyataan ya tidak
1 Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
2 Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian
3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
4 Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami
5 Berperan aktif dalam kelompok
6 Menyerahkan tugas tepat waktu
7 Selalu membuat catatan hal-hal yang dianggap baik
Menguasai dan dapat mengikuti kegiatan
8
pembelajaran dengan baik
9 Menghormati dan menghargai teman
10 Menghormati dan menghargai guru

Keterangan:
1. Penilaian antarteman digunakan untuk mencocokan persepsi diri peserta didik dengan
persepsi temannya serta kenyataan yang ada.
2. Hasil penilaian antarteman digunakan sebagai dasar guru untuk melakukan bimbingan dan
motivasi lebih lanjut.
3. Ya = skor 1, Tidak = Skor 0
4. Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum
1. Asesmen Tes Tertulis

KISI-KISI SOAL

Mata Pelajaran : .............................................. Bentuk Soal:


Kelas/ Semester : .............................................. No.
Nama Guru : ...............................................

TP
Indikator Butir
No. Kabalitbang Materi Soal
Soal
28/2021

Peserta didik K3LH dalam Disajikan 1. Menggunakan prosedur C


dapat budaya kerja permasalahan ....., kerja yang tepat di tempat
siswa dapat
menerapkan industry menggunakan kerja bermanfaat untuk
K3LH dalam - praktik kerja konsep praktek kecuali ....
budaya kerja yang aman kerja yang aman dg
- bahaya- A. Mengurangi resiko
industri benar.
bahaya di kerusakan alat
tempat kerja B. Mengurangi resiko cedera
- prosedur- CABD
prosedur C. Mencegah kehilangan alat
dalam D. Menambah masa pakai alat
keadaan
darurat
- penerapan
budaya kerja
industri

2. Asesmen Presentasi
Nama :
Kelas :
No Kriteria 3 2 1
1. Kesesuaian isi Semua isi Sebagian isi isi presentasi
dan tujuan presentasi presentasi tidak sesuai
sesuai sesuai dengan dengan tujuan
dengan tujuan
tujuan
2. Validitas Seluruh Sebagian Konten yang
konten Konten Konten yang dipresentasika
yang dipresentasika n tidak
dipresentasi n berdasarkan berdasarkan
kan data data
berdasarkan
data
3. Penggunaan Mampu Mampu Mampu
Bahasa dalam mempresent mempresentas mempresentas
menyampaika asikan ikan dengan ikan dengan
n materi dengan bahasa cukup bahasa sulit
bahasa dimengerti dimengerti
mudah
dimengerti
4. Alat sarana sarana sarana
pendukung presentasi presentasi presentasi
presentasi sangat cukup kurang
lengkap lengkap lengkap

Nilai = skor yang diperoleh X 100


Skor maksimal

Pengayaan dan Remedial

Pengayaan
1. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
tujuan pembelajaran dan dapat mengembangkan potensinya
2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta
didik
3. Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan atau pendalaman
materi (kompetensi), antara lain mengidentifikasi potensi bahaya yang ada pada
industry biomassa

Remedial
1. Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaiannya belum tuntas
2. Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas
3. Guru akan memberikan tugas kepada peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor
sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil
analisis penilaian

Glosarium
K3LH = Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup

Daftar Pustaka

Bobby RK, RJM Mandagi, JP Rantung, GY Malingkas. 2013. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Jurnal Sipil Statik. Vol. 1 (6) : 430-433.

Achmid, M. 1990. Penuntun Keselamatan Kerja. Jakarta: PT. United Tractors.

www.kencanaonline.com
https://everydayissafetyday.wordpress.com/2017/04/26/hazard-report-pelaporan-bahaya-
di-tempat-kerja/
2) Materi Pembelajaran

1. Tujuan Panduan Praktek Kerja Aman


Kondisi kerja yang aman membantu untuk mencegah cedera pada orang dan
kerusakan pada peralatan biogas serat kaca. Sebuah instalasi biogas yang
aman bersih dan teratur. Setiap orang harus memahami dan
mengikuti prosedur keselamatan.

Ikuti prosedur yang tepat untuk peralatan penanganan biogas serat kaca


untuk mengurangi risiko cedera pribadi, kerusakan harta benda. Setiap
kerusakan atau kerugian dapat menyebabkan kerugian perusahaan serta
lingkungan.

Pembuangan atau daur ulang limbah berbahaya adalah isu global.


Pastikan untuk mengikuti peraturan yang mengatur bagaimana untuk
membuang benda tertentu. Orang yang melanggar peraturan dapat
dikenakan denda atau hukuman yang telah dibuat.

2. Identifikasi Prosedur Keamanan dan Potensi Bahaya bagi Pengguna


dan Teknisi 
a. Pedoman Keselamatan Umum
Ikuti pedoman keselamatan dasar untuk mencegah luka, luka bakar, dan
kerusakan penglihatan. Sebagai praktek terbaik, pastikan bahwa alat
pemadam kebakaran dan pertolongan pertama kit tersedia dalam kasus
kebakaran atau cedera.
b. Pedoman Keselamatan dari Kebakaran  
Ikuti pedoman keselamatan kebakaran untuk melindungi kehidupan,
struktur, dan peralatan. Kebakaran dapat menyebar dengan cepat dan
sangat berbahaya. Ketika bekerja dengan reactor yang berisi gas, selalu
mempertimbangkan kemungkinan munculnya api disengaja dan
mengetahui bagaimana cara memadamkannya. Jika terjadi kebakaran,
Anda harus mengikuti prosedur keselamatan:
- Jangan pernah melawan api yang tidak terkendali atau tidak berisi
- Selalu memiliki rute pelarian api direncanakan sebelum memulai
pekerjaan.
- Keluar dari instalasi dengan cepat
- Hubungi layanan darurat untuk bantuan.
- Pastikan untuk mencari dan membaca petunjuk pada alat pemadam
kebakaran di tempat kerja Anda sebelum Anda menggunakannya. 

c. Pencegahan Penyakit Dampak Kerja.


Dalam pedoman keselamatan kerja, penyebaran zat-zat berbahaya ini
juga ditata secara jelas. Pedoman ini akan menghindari munculnya
penyakit yang disebabkan limbah dan gas yang dihasilkan serta mencegah
penyebarluasan zat-zat ini.

3. Mengidentifikasi Prosedur Keselamatan Untuk Melindungi


Peralatan dari Kerusakan
Identifikasi prosedur keamanan untuk melindungi peralatan dari kerusakan
adalah kegiatan yang harus dilakukan agar peralatan yang kita miliki selalu
siap kapan saja untuk digunakan.
a. Memelihara peralatan-peralatan kerja
Pengelola instalasi harus selalu memelihara kondisi peralatan agar selalu
dalam kondisi yang baik. Karena apabila ada yang salah dalam peralatan-
peralatan kerja, bisa memberikan dampak yang kurang baik.

b. Melakukan pengontrolan terhadap perlatan-peralatan kerja secara berkala


Hal ini berguna untuk mengetahui mana peralatan-peralatan yang
mengalami kerusakan agar dapat diperbaiki dan tidak memberikan
bahaya pada pengelola.
4. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat
atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga
keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya
atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif
melindungi pekerja sebagai penggunanya.
Di dalam pengelolaan instalasi biogas serat kaca, beberapa resiko pekerjaan
yang berpotensi membahayakan keselamatan dan kesehatan serta berpotensi
menimbulkan kecelakan kerja antara lain proses merakit konstruksi, proses
pemasangan reactor pada dudukan, proses pengisian harian dan proses
pemeliharaan reactor. Oleh karena itu, pekerja-pekerja yang mengerjakan
proses tersebut memerlukan perlengkapan atau alat untuk melindungi dirinya
sehingga mengurangi resiko bahaya dan kecelakaan kerja. Alat Pelindung Diri
atau APD ini merupakan salah satu syarat penting dalam penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3.

Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

a. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), , Masker


b. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
c. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung
(Safety Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).

5. Sadar lingkungan

Pastikan bahwa limbah hasil proses biogas (slury) diidentifikasi dan


diperlakukan sebagai limbah khusus.  Supaya tidak menjadi limbah yang
tidak berguna, dewasa ini Bio-slurry cair (basah) dapat digunakan langsung
untuk pupuk di pekarangan rumah yang hanya memerlukan jumlah sedikit.
Jika diperlukan untuk penggunaan di kebun dalam jumlah banyak, bio-
slurry cair dapat diangkut menggunakan kendaraan. Untuk lahan berbukit
atau miring (lereng), gunakan bio-slurry padat atau yang sudah
dikomposkan untuk mempermudah penanganan dan pengangkutan. Bio-
slurry dapat digunakan langsung pada tanaman atau diencerkan dengan air
dengan perbandingan 1:1 atau 1:2

Bio-slurry bisa digunakan langsung jika tidak berbau dan mengandung


sedikit atau tidak ada gelembung gas.

MELAPORKAN BAHAYA- BAHAYA DI TEMPAT KERJA

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaporkan Bahaya-bahaya di


Tempat Kerja
Beberapa informasi dasar dalam Melaporkan Bahaya-bahaya di Tempat Kerja
adalah mengenali bahaya-bahaya di tempat kerja dan melaporkan kepada
orang yang tepat sesuai dengan prosedur pengoperasian standar

Di sebagian besar Perusahaan, terkadang kecelakaan terjadi dikarenakan hal-hal


kecil yang seringkali kita anggap sepele namun pada akhirnya berakibat fatal.
Seperti misalnya, lantai licin, terdapat lubang di area pejalan kaki, kabel
berantakan, tidak adanya barikade dll. Semua potensi bahaya ini dapat dilihat
dan juga dirasakan oleh pekerja. Petugas K3, Anggota P2K3, atau supervisor pun
sesungguhnya tidak cukup untuk mengantisipasi bahaya ini. Oleh karena itu,
penting di setiap Perusahaan untuk memiliki sistem pelaporan potensi bahaya di
tempat kerja yang dapat dilakukan oleh seluruh pekerja tanpa terkecuali,
termasuk di dalamnya kontraktor dan visitor, yang dikenal dalam bahasa inggris
dengan Hazard Report.

Hazard Report atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Pelaporan


Bahaya di tempat kerja merupakan “wadah/media” bagi pekerja untuk
melaporkan bahaya yang mereka lihat, rasakan, dan temukan di tempat kerja
yang berpotensi menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Sebelum kita berbicara tentang Hazard Report, Mari kita ketahui terlebih dahulu
apa itu definisi bahaya.

Hazard atau bahaya memiliki definisi sebagai bahan benda zat atau sesuatu
apapun yang memiliki potensi untuk menimbulkan risiko, baik kecelakaan atau
penyakit akibat kerja. Potensi yang menyebabkan risiko dapat berupa jumlah
atau kuantitas yang banyak dari bahan zat atau benda tersebut, sifat fisik
maupun kimia, maupun efek yang ditimbulkan bagi seseorang.

Nah. coba bayangin kalo bahaya atau hazard itu ada di area tempat kerja kita

Apa yang menyebabkan pentingnya pelaporan bahaya di tempat kerja?


Pelaporan bahaya di tempat kerja penting dilakukan dengan tujuan :

- Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

- Sebagai evaluasi pengendalian di tempat kerja.

- Untuk mengetahui trend bahaya dan risiko yang terjadi di tempat kerja.

- Meningkatkan kesadaran pekerja akan bahaya dan risiko di tempat kerja.

- Sebagai dasar bagi manajemen untuk membuat program dan kebijakan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Untuk membuat hazard report dan pelaporan bahaya di tempat kerja berjalan
dengan baik dan optimal, diperlukan alur dan sistem yang komprehensif
sehingga akar permasalahan dari terjadinya potensi bahaya dapat diatasi.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membangun penerapan pelaporan
bahaya di tempat kerja antara lain :

1. Membuat prosedur dan alur pelaporan bahaya di tempat kerja

Alur pelaporan bahaya di tempat kerja dapat didiskusikan oleh Departemen


HSE di masing-masing Perusahaan atau pada rapat P2K3 yang dilaksanakan
setiap bulan dengan melibatkan perwakilan dari operator, middle staff, hingga
top manajemen. Secara sederhana alur pelaporan bahaya di tempat kerja
dapat berupa :Pekerja melihat potensi bahaya –> Jika dapat langsung
ditanggulangi, dapat langsung ditanggulangi sendiri –>
Mengisi Form hazard report yang ditujukan untuk penanggung
jawab area –> Administrator –> Meneruskan ke penanggung jawab
area –> Penanggung jawab area menjawab pada isian form dan
segera menindaklanjuti

2. Menentukan personil

 Penanggung Jawab Area : Sebaiknya dipilih orang yang dapat menjadi


pembuat keputusan di masing-masing departemen. Contohnya Manajer dari
masing-masing departemen.

 Administrator : Biasanya yang menjadi administrator untuk Hazard Report ini


adalah dari departemen K3/HSE, namun tidak menutup kemungkinan staff
lain yang diamanahkan untuk meneruskan temuan bahaya di lapangan dan
merekap hazard report setiap bulannya.

 Site Area Manager : Jika potensi bahaya di tempat kerja tidak mampu
diselesaikan oleh penanggung jawab area, seperti perlunya budget yang
besar, maka diperlukan Site Area Manager yang bertanggung jawab akan
keseluruhan area di tempat kerja. Site Area manager ini biasanya adalah Top
Management.

3. Membuat Formulir

Formulir dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Perusahaan.


Ada baiknya formulir berisikan :

 Nama Pelapor

 Deskripsi Bahaya yang ditemukan di tempat kerja, dapat dilengkapi dengan


gambar

 Tulis Penanggung Jawab Area

 Prioritas Action yang harus dilakukan (Tinggi/Sedang/Rendah)

 Immediate Action yang harus dilakukan (diisi oleh Penanggung Jawab Area)

 Analisis Akar Permasalahan (diisi oleh Penanggung Jawab Area)


 Perbaikan dan Pencegahan yang dilakukan agar di masa yang akan datang
tidak terulang kembali (diisi oleh penanggung jawab area)

 Untuk memudahkan administrator untuk tracking laporan bahaya apakah


sudah diatasi atau belum, dapat menambahkan kolom close atau masih
open. Artinya apakah tindakan perbaikan atau pencegahan telah dilakukan
sehingga hazard report dapat di-close.

4. Melaksanakan Sosialisasi dan Simulasi kepada Pekerja

Setelah tools dan prosedur telah kita siapkan, kita wajib melaksanakan
simulasi kepada pekerja agar mengetahui langkah-langkah melaksanakan
pelaporan bahaya di tempat kerja. Dapat melalui briefing di pagi hari sebelum
bekerja, rapat bulanan P2K3, dan event Safety lainnya.

5. Evaluasi

Evaluasi dapat dilaksanakan baik mengukur kefektifan Pelaporan bahaya di


tempat kerja, maupun trend potensi bahaya yang terjadi di tempat kerja. Dari
hasil evaluasi ini kita dapat mengukur tingkat partisipasi pekerja untuk
melaporkan bahaya di tempat kerja. Beberapa Perusahaan juga menjadikan
pelaporan potensi bahaya di tempat kerja sebagai pelaporan nearmiss,
walaupun secara harfiah terdapat definisi yang berbeda antara potensi
bahaya dan nearmiss. Evaluasi dapat dilakukan 1 bulan sekali pada meeting
P2K3.

Dari keseluruhan pelaksanaan memang terdapat beberapa kendala yang


biasanya akan ditemui terkait dengan Pelaporan Bahaya di tempat kerja.
Masalah-masalah yang akan timbul antara lain :

a. Adanya konflik antar pekerja, karena mindset yang belum dewasa


mengenai fungsi dan tujuan dari pelaporan bahaya di tempat kerja.
Terkadang pelaporan bahaya di tempat kerja dijadikan ajang “saling
melaporkan”
b. Keengganan untuk melaporkan atasan yang tidak berperilaku aman. Hal ini
seringkali terjadi karena pelaporan bahaya menuliskan nama pelapor.
Masalah ini dapat diatasi dengan menganonimkan pelapor jika perlu
maupun pemberian safety leadership training kepada seluruh team leader,
supervisor, manager, hingga top management.

c. Hazard report dianggap membuang-buang waktu dan menambah


pekerjaan. Beberapa orang menganggap bahwa dengan hazard report,
pekerjaan mereka akan bertambah untuk memikirkan tindakan perbaikan
apa yang harus dilakukan. Hal ini dapat diatasi dengan menjadikan Tugas
HSE menjadi bagian dari aktivitas mereka sehari-hari (tertuang dalam job
description).

d. Follow up yang lambat dari pelaporan bahaya di tempat kerja. Dapat


diselesaikan dengan sistem reminder secara berkala.

e. Kurangnya partisipasi aktif dari pekerja untuk melaporkan bahaya di


tempat kerjas. Hal ini bisa disiasati dengan memberikan penghargaan
kepada karyawan yang berpartisipasi aktif dalam pelaporan bahaya di
tempat kerja dan menuangkannya pada target individu KPI (Key
Performance Indicator).

Setiap Perusahaan dapat berbeda-beda dalam mempersepsikan hazard report, tetapi


yang pasti, hazard report ini berguna sebagai “early warning system” agar kejadian
yang lebih besar yang lebih merugikan tidak terjadi. 
3) Lembar Kerja Peserta Didik

1. Tugas Teori
Perintah : Jawablah soal di bawah ini
Waktu Penyelesaian : 15 menit
Soal :
1. Jelaskan tujuan dari panduan praktek kerja aman ?
Jawaban:
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

2. Jelaskan pedoman keselamatan terhindar dari luka ?


Jawaban:
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

3. Jelaskan Prosedur Keselamatan Untuk Melindungi Peralatan dari


Kerusakan ?
Jawaban:
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan Alat pelindung diri yang harus dipakai pada kegiatan
pengelolaan Biogas serat kaca?
Jawaban:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

2. Tugas Praktik
a. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi nomor h selanjutnya ikuti instruksi kerja
sebagai berikut:
1) Siapkan alat pelindung diri
2) Identifikasi APD yang tepat
3) Demonstrasikan cara pemakaian APD tersebut

b. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas Praktik


DAFTAR POIN YANG PENCAPAIAN PENILAIAN
NO
TUGAS/INSTRUKSI DICEK YA TIDAK K BK
1. Siapkan alat pelindung diri Macam-macam APD

2. Identifikasi APD yang Memilih APD yang


tepat
tepat
3. Demonstrasikan cara Teknik
pemakaian APD tersebut menggunakan APD
4) Media Pembelajaran
Bahan tayang berupa Powerpoint

Anda mungkin juga menyukai