Anda di halaman 1dari 69

ALAT PELINDUNG DIRI K3

Bagus Putra Wijaya NIM : 180511625553


Bahtiar Ramadhani NIM : 180511625586
Bimar Adji Subhekti NIM : 180511625583
DEFINISI APD
Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Berdasarkan
Permenaker nomor 8 tahun 2010, alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
dari potensi bahaya di tempat kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai mesti sesuai sama
potensi bahaya dan kemungkinan pekerjaannya hingga efisien melindungi pekerja sebagai
pemakainya.
FUNGSI APD

Fungsi Alat Pelindung Diri yaitu mengisolasi sebagian atau


seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja, melindungi, dan
menjaga keselamatan para pekerja.
TUJUAN APD
Tujuan dari Alat Pelindung Diri adalah sebagai berikut :
a.Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
b.Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
c.Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
d.Dasar Hukum Alat Pelindung Diri
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No.1 tahun 1970.
a.Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan APD
b.Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang APD.
c.Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD.
d.Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma.
2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk
menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yg berupa
pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan
5. Permenakertrans No.PER.08/MEN/VII/2010
a.Pasal 2 ayat(1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja
b.Pasal 4 (1) APD wajib digunakan di tempat kerja.
HIRARKI PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA K3
1.Eliminasi
2.Substitusi
3.Pengendalian rekayasa
4.Pengendalian Administratif
5.Alat Pelindung Diri
ELEMEN DALAM MEMBANGUN APD
1. Melalui survey dengan pengamatan operasi, proses, dan jenis
material yang dipakai.
2. Telaah data-data kecelakaan dan penyakit.
3. Belajar dari pengalaman industri sejenis lainnya.
4. Setelah pemilihan APD yang sesuai, selanjutnya melakukan uji
tes.
5. Pelatihan para pekerja.
6. Audit program dengan cara selalu ada pemantuan dan pengukuran
lebih lanjut.
KRITERIA APD DALAM PENGGUNAAN
1. Proses penggunaan APD harus memenuhi kriteria fungsi.
2. Hazard telah diidentifikasi.
3. APD yang dipakai sesuai dengan hazard yang dituju.
4. Adanya bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya.
SYARAT - SYARAT APD
• APD harus sesuai Ketentuan, Menurut (Boediono 2003).
1. Harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya
yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa tidak
nyaman yang berlebihan.
3. Harus dapat dipakai secara fleksibel dan bentuknya harus cukup menarik.
4. Tidak menimbulkan bahaya – bahaya tamabahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk
dan bahayanya tidak tepat atau karena salah dalam penggunaanya.
5. Harus tidak memenuhi standar yang telah ada dan tahan lama.
6. Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
7. Suku cadangannya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaan.
• Menurut Suma’mur (1996) persyaratan yang harus dipenuhi alat pelindung diri :
1. Nyaman dipakai
2. Tidak mengganggu kerja
3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya
• Ketentuan Pemilihan Alat Pelindung Diri :
1. Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan lama untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya, yang dikarenakan
bentuknya yang tidak tepat atau karena salah dalam penggunaanya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris pemakaiannya.
9. Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
• Kriteria Alat Pelindung Diri :
1. Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka perlu diperhatikan pula beberapa kriteria dalam pemilihan alat
pelindung diri sebagai berikut (Tarwaka, 2008) :
2. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif kepada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi
ditempat kerja.
3. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman dipakai dan tidak menjadi beban tambahan bagi
pemakainya.
4. Bentuknya cukup menarik, sehingga tenaga kerja tidak malu memakainya.
5. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis bahayanya maupun kenyamanan dan
pemakiannya.
6. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
7. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernafasan serta gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai
dalam wktu yang cukup lama.
8. Tidak mengurangi persepsi sensoris dalam menerima tanda-tanda peringatan.
9. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia dipasaran.
10. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
11. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai dengan standar yang ditetapkan dan sebagainya.
• Kelemahan dari alat pelindung diri anatara lain :
a. Kemampuan perlindungan tidak sempurna, karena :
l Kemampuan material terbatas
l Pemakaian tidak tepat
l Ukuran tidak sesuai
b. Sering tidak dipakai karena tidak atau kurang nyamam, terasa mengganggu gerak.
c. Dapat menularakan penyakit.
d. Sensitifitas terhadap lingkungan, suhu, bahan kimia dan sebagainya.
e. Mempunyai masa pakai terbatas.

Peringatan kepada semua para pekerja dimanapun, dibidang apapun itu, memakai
apapun segala jenis alat pelindung diri, masih dan wajib dituntut untuk selalu berhati hati
karena alat pelindung diri yang kita pakai mempunyai keterbatasan.
JENIS JENIS APD
1. Alat Pelindung Kepala (Ada 4 Jenis)
1) Alat Pelindung Kepala
a. Fungsi :
Fungsi Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda
tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh
radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikro organisme)
dan suhu yang ekstrim.
b. Jenis :
a) Safety Helmet
Safety helmet sendiri memiliki empat jenis yaitu Hard Hat
kelas A, kelas B, Kelas C dan Bump cap. Pada salah satu pengujian
dengan menggunakan metode charpy tersebut, Helm safety harus
mampu menahan tumbukan sebesar 49 joules, dan tahan terhadap gaya
tusuk hingga 29 Joules. Selain itu ada dua tipe safety helmet, yaitu Tipe1
dan Tipe 2. Tipe 1 digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang
berasal dari arah atas. Tipe 2 digunakan untuk melindungi kepala dari
bahaya yang berasal baik dari arah atas atau samping.

tipe 1 tipe2
Berdasarkan ANSI/ISEA Z89.1-2014 Safety Helmet tahan listrik dikelompokkan
menjadi tiga yaitu:

Kelas G : Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk melindungi kepala
dari benda yang jatuh dan melindungi arus listrik sampai 2.200 volt
Kelas E : Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk melindungi kepala
dari benda yang jatuh dan melindungi arus listrik sampai 20.000 volt
Kelas C: Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk melindungi kepala
dari benda yang jatuh namun tidak untuk kejutan listrik ataupun bahan korosif.

Kelas G dan E
Bum Cap : Pelindung kepala ini terbuat dari plastik yang tidak sekuat
helm kelas G, E, dan C sehingga hanya digunakan untuk melindungi benturan
dari benda yang menonjol. Pemakaian bum cap lebih mengara kepada tamu
undangan yang tidak langsung mengara ke lapangan tempat kerja.
Kita juga harus memperhatikan tanda-tanda yang terdapat di helm. Dari beberapa tanda
dibawah ini juga dapat menunjukkan bahwa masing-masing helm memiliki peruntukkan
yang berbeda-beda pula.
· LT : Digunakan untuk Suhu Bawah (sampai -30 C atau -22 F)
· HT : Digunakan untuk Suhu Tinggi
· HV : Digunakan Visibilitas Tinggi (Lebih dari 140 F)
Visibilitas Tinggi adalah apa pun yang dikenakan yang memiliki sifat sangat reflektif
atau warna yang mudah dilihat dari latar belakang apa pun.
b) Hood
Jika bahaya-bahaya yang ada ditempat kerja anda adalah berupa bahan
kimia, api, dan panas radiasi yang tinggi, maka type Hood adalah yang paling tepat.
Pelindung kepala ini biasanya terbuat dari bahan asbes, kulit, wool, katun yang
dicammpuri aluminium dan lain-lain. Sehingga bahan ini akan sangat padat dan tidak
ada celah lubangnya.
c)Hair Cap
Diperusahaan farmasi, atau perusahaan-perusahaan yang sangat
critical dengan kontiminasi terhadap produknya. Biasanya menggunakan hair cap untuk
melindungi rambut pekerjanya. Selain melindungi produk mereka, hair cup juga
difungsikan untuk melindungi kepala dari debu ataupun bahaya terjeratnya rambut pada
mesin-mesin berputar.

HOOD HAIR CAP


Warna Helm Safety
dalam perusahaan
2) Alat Pelindung Muka dan Mata
a. Fungsi:
Fungsi Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan
partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda
kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion
maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda
keras atau benda tajam.
b. Jenis :
a)Safety Spectacles
Safety Spectacles dimaksudkan untuk melindungi mata
pemakainya dari bahaya seperti fragmen terbang, benda, dan partikel. Safety
spectachles dengan perisai sisi digunakan sebagai perlindungan utama untuk
melindungi mata dari bahaya panas.
b) Safety Goggles
Safety Goggles memiliki jenis pelindung yang mengelilingi area mata dan
memungkinkan melindungi dari asap, uap, cairan dan kabut. Kacamata sesuai dengan wajah yang
mengelilingi mata dan membentuk segel pelindung di sekitar mata. Hal ini untuk mencegah obyek,
benda atau cairan masuk di bawah atau di sekitar kacamata. Hal ini terutama penting ketika bekerja
dengan atau sekitar logam cair yang mungkin terkena percikan.
c) Face Shields
Face Shields atau Visor merupakan pelindung mata yang dikombinasikan
dengan ikat kepala. Kaca pelindungnya bisa bening atau berwarna, disesuaikan dengan kebutuhan.
Dapat juga dipakai bersama dengan helm safety. Visor memberikan perlindungan wajah terhadap
percikan bahan kimia, logam cair, serbuk dari proses penggerindaan dan lain-lain.
d) Welding Helmet
Welding Helmet merupakan jenis APD yang melindungi kepada. Namun
rupanya secara fisik, APD ini digunakan untuk melindungi mata dan muka.

SAFETY
GOGGLES
Welding
Face Shields
Helmet
3) Alat Pelindung Telinga
a. Fungsi :
Fungsi Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan.
b. Jenis :
Banyak jenis perangkat perlindungan pendengaran yang tersedia.
Terdapat dua jenis perangkat perlindungan pendengaran, yaitu: Earplugs dan Earmuffs.
a) Foam and PVC Earplugs
Kelebihan dari “Foam and PVC Earplugs” adalah:
Kecil & ringan.
Nyaman di lingkungan yang panas, dan
Mudah digunakan dengan peralatan keselamatan lainnya.
Kelemahan “Foam and PVC Earplugs” adalah:
Bisa longgar saat dipakai.
Membutuhkan instruksi pemasangan yang spesifik, dan
Sering kotor.
b) Earmuff
Kelebihan dari earmuff adalah:
· Mudah bagi atasan Anda untuk mengawasi pemakaian perangkat ini.
· Lebih aman dan maksimal saat digunakan.
· Satu ukuran cocok untuk semua, dan
· Cocok untuk jangka waktu yang lebih lama.
Kelemahan dari earmuff adalah:
· Tidak nyaman di lingkungan yang hangat; dan
· Masalah terjadi bila digunakan dengan peralatan lain.

Anda harus memakai alat pelindung pendengaran setiap kali terkena kebisingan
yang terdiri dari 85 desibel atau lebih besar selama 8 jam.
4) Alat Pelindung Pernafasan
a. Fungsi :
Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan
sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa
debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya.
b.Jenis :
Jenis alat pelindung diri pernapasan. Masker memiliki empat jenis utama sesuai
kebutuhan kita:
a)Nonpower Air Purifying Respirator (NAPR)
NAPR adalah pemurni udara dari kontaminan dan hanya dapat
digunakan pada atmosfer yang mengandung oksigen minimal 19.5%. NAPR memurnikan
udara yang terkontaminasi oleh partikel, aerosol, uap dan gas sebelum udara tersebut masuk
kedalam sistem pernapasan. Ada dua jenis NAPR yaitu Respirator gas & uap (masker kimia)
dan particulate respirator (masker partikel). Berikut yaitu :
i. Respirator Gas dan Uap (Masker Kimia)
Masker ini menggunakan elemen pemurni udara yang disebut canister. Gas dan uap
ditangkap oleh sorbent (bahan penyerap gas dan uap). Gas atau uap yang melewati sorbent akan
terikat pada permukaan sorben baik secara fisik atau secara kimia. Respirator gas dan uap ini tidak
boleh digunakan pada kondisi IDLH (Immediate Dangereous to Life and Health) atmosfir atau
kondisi konsentrasi oksigen dibawah 19.5%. Masker kimia atau masker gas uap terbagi menjadi
dua: filter tunggal dan filter ganda. Filter ganda otomatis memiliki kemampuan filtrasi dua kali
lebih baik daripada filter tunggal.
ii. Masker Partikel. Masker ini mampu menyaring udara dari
partikel sebesar 0,3 micron. Masker partikel ini biasanya untuk penggunaan sekali-
pakai dan terbagi menjadi dua, berdasarkan materi pembuatnya:
 Masker Bedah :
Masker iniatau juga disebut masker fiber adalah masker yang
umum digunakan pada kegiatan sehari hari. Masker ini mampu menyaring
partikel besar mulai dari diatas 10 mikron. Masker Bedah atau fiber secara
umum digunakan dalam dunia medis dan juga oleh pengguna kendaraan
bermotor. Masker ini juga biasanya digunakan untuk melindungi benda
kerja dari kontaminasi pekerja.
 Masker kertas:
Masker ini memiliki kemampuan filtrasi udara yang lebih baik dari pada
masker bedah. Masker ini mampu menyaring udara dari partikel sebesar
0,3 micron. Masker ini digunakan dalam area yang udaranya mengandung
debu dan partikel yang beterbangan. Masker ini memiliki tiga jenis, yaitu:
1. N Series – Not resistant to Oil.
Respirator dengan kode N menunjukkan bahwa respirator tersebut
tidak bisa digunakan dalam lingkungan atau atmosfer yang mengadung oil aerosol, atau
hanya bisa digunakan untuk area yang free dari oil aerosol atau partikel yang berminyak.
2. R series – Resistant to Oil.
Dapat digunakan untuk lingkungan yang mengandung oil
aresol di atmosfernya atau partikel yang berminyak.
3. P series – Oil Proof.
Dapat digunakan untuk lingkungan yang mengandung oil
aresol di atmosfernya atau partikel yang berminyak.

Masker N series Masker P series

Masker Bedah
Masker R series
Selanjutnya NIOSH juga mengklasifikasikan efesiensi dari respirator ini menjadi tiga
kelas tingkatan penetrasi, yaitu:
1. Keals 100%, yaitu repirator yang mampu menyaring partikel dengan ukuran 0.3
mikron hingga >/=99.97% (efesiensi >/=99.97%).
2. Kelas 99%, yaitu respirator yang mampu menyaring partikel dengan ukuran 0.3
mikron hingga >/=99% (efisiensi >/=99%).
3. Kelas 95%, yaitu respirator yang mampu menyaring partikel dengan ukuran 0.3
mikron hingga >/=95% (efisiensi >/=95%)

Pada saat pengetesan menggunakan partikel yang paling tinggi tingkat penetrasinya yaitu
0.3 mikron.
b) Self Contained Breathing Apparatus (SCBA)

Self Contained Breathing Apparatus atau dikenal dengan SCBA


adalah alat bantu atau pernapasan untuk waktu tertentu sesuai
dengan jumlah oksigen yang tersedia pada alat tersebut. SCBA
biasanya digunakan pada area yang kontaminasi udaranya
sangat tinggi, sehingga perlu juga diperhatikan kemungkinan
paparan terhadap tubuh seperti kulit.
c) Supplied-Air Respirator (SAR)

SAR merupakan respirator dengan sistem pemberian udara


segar dari luar area yang terkontaminasi, supply udara
menggunakan selang dari tanki penyimpanan udara.
d) Powered Air-Purifying Respirator (PAPR)

PAPR adalah respirator pemurni udara dengan menggunakan pompa


udara untuk mendorong atau menarik udara menuju respirator atau
penyaring. Ada bentuk PAPR yaitu half mask, full facepiece, loose
fitting facepiece helmets or hoods. PAPR tidak boleh digunakan pada
area Immediate Dangerous to Life and Health (IDLH) atau pada area
yang kondisi atmosfernya mengandung oksigen dibawah 19.5%.
2. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium

Alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi


dan menjaga bagian bagian organ, sistem yang ada dibadan tepatnya di dada,
perut, punggung, leher. Alat perlindungan kepala memiliki beberapa jenis, yaitu:
1) Pakaian Pelindung
a. Fungsi :
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan
sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin
yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan
kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin,
peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari
manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls),
Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian
badan.
b. Jenis :
Dari bentuknya :
a) Potongan
Seragam yang satu ini bentuknya terpisah antara
bawahan dan atasannya. Untuk kenyamanan yang sempurna,
desain yang tersedia di pasaran adalah untuk laki-laki dan
perempuan.
b) Coverall
Untuk model ini, celana dan atasan tidak dibuat terpisah.
Untuk memudahkan si pengguna saat memakai dan melepas
pakaiannya, zipper atau ritsleting biasanya didesain memanjang
dari kerah hingga pinggang.
c) Rompi Safety
Rompi adalah pakaian tambahan yang biasanya
dikenakan untuk luaran. Detail desain umum rompi di antaranya
adalah tanpa lengan, memiliki empat saku, berwarna cerah (high
visibility), dan memiliki garis-garis reflektor.
Dari Spesifikasi :
1. Pakaian pelindung dengan bahan tahan air (waterproof)
Sesuai dengan bahannya, pakaian pelindung ini digunakan
oleh personel yang melakukan pekerjaan di area basah atau lembap.

2. Pakaian pelindung dengan bahan tahan api (flame resistant clothing)

Pakaian pelindung tahan api terbuat dari bahan tahan api


atau flame resistant material. Bahan tahan api tidak berarti bahwa
bahan tersebut tidak dapat terbakar oleh api sama sekali.
3. Pakaian pelindung dengan visibilitas tinggi

High-visibility safety coverall digunakan pada lingkungan kerja


dengan penerangan minim atau sering dilalui oleh kendaraan.
Perbedaan warna pada baju safety :

Desain warna yang berbeda dimaksudkan agar pemakai


mudah diidentifikasi oleh orang lain. Perbedaan warna biasanya
berdasarkan bagian atau divisi atau jenis pekerjaan. Dengan
demikian, aktivitas setiap personel dalam satu area kerja akan
lebih mudah dipantau.
4. Pakaian pelindung untuk bahaya paparan bahan kimia

Pakaian pelindung jenis ini memberikan perlindungan terhadap


kontaminasi cairan dan kontaminasi debu bahan kimia.
2) Alat Pelindung Jatuh Perorangan

a. Fungsi :
Fungsi Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi
membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang
mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada
posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun
tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh
sehingga tidak membentur lantai dasar.
b. Jenis :
Jenis Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari
sabuk pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi
(lanyard), tali pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope
clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak
(mobile fall arrester).
3) Pelampung Pelindung
a. Fungsi :
Fungsi Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang
bekerja di atas air atau dipermukaan air agar terhindar dari
bahaya tenggelam dan mengatur keterapungan (buoyancy)
pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam (negative
buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air.
b. Jenis :
Jenis pelampung ada yang udara dan ada yang
bermedia benda terapung.
3. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah :
Sepatu Pelindung (Safety Shoes/Boot), Sarung Tangan
(Hand Gloves).

1) Alat Pelindung Tangan


a. Fungsi :
Fungsi Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari
tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia,
benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus,
bakteri) dan jasad renik.
b. Jenis :
1. Impact Hand Gloves

Hand Gloves jenis Impact ini dilengkapi dengan fitur


shock absorber. Artinya Ketika ada benda berat terjatuh dan
menimpa tangan anda, Impact Hand Gloves dapat melindungi
tangan anda dengan menyerap energi tumbukan sehingga
tangan anda tidak terkena energi tumbukan sepenuhnya.
2. Abrasive Hand Gloves

Hand Gloves jenis ini adalah hand gloves yang sering


digunakan ketika dalam permesinan terutama abrasi. Dengan
formulasi nitrile pada materialnya membuat sarung tangan ini
tahan terhadap abrasi yang diakibatkan oleh gesekan.
3. Anti-Slip Hand Gloves

Anti Slip Hand Gloves ini digunakan pada benda kerja


yang basah ataupun berminyak. Anti Slip hand Gloves ini
dilengkapi dengan Grip technology sehingga objek kerja yang
berminyak maupun basah dapat di genggam dengan kuat tanpa
terpeleset.
4. Lifting Hand Gloves

Hand gloves jenis ini adalah hand gloves yang paling


sering ditemukan di pasaran. Digunakan untuk melindungi
tangan dari goresan benda tajam dan meminimalisir potensi selip
saat mengangkat sesuatu. Hand gloves ini terbuat dari kain yang
berserat.
5. Heat Resistant Gloves

Hand gloves ini biasanya terbuat dari leather (kulit) dan


bagian dalamnya terdapat lapisan kain yang halus. Heat
Resistant Gloves ini lebih tebal dan berat dibanding dengan
hand gloves lainnya.
6. Chemical Resistant Gloves
Sesuai dengan namanya, chemical resistant gloves biasanya
digunakan pada lingkup laboratorium dan pekerjaan yang
berhubungan langsung dengan bahan atau zat kimia, seperti wet
analysist dan pengecatan.

7. Leather gloves,
Merupakan sarung tangan yang melindungi dari benda
dengan permukaan kasar.
8. Metal mesh gloves
Merupakan sarung tangan yang melindungi dari benda
tajam dan mencegah agar tangan tidak terluka/terpotong
karenanya.
2) Alat Pelindung Kaki
a. Fungsi :
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari
tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,
terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan
jasad renik, tergelincir.
b. Jenis :
Jenis Safety Shoes dan manfaatnya, di bawah ini kami
informasikan jenis sepatu pengaman yang beredar sekarang ini :
1. Safety Toed Shoes

Sepatu ini memiliki pelindung besi atau baja dan bisa juga
bahan lain seperti plastik tebal di ujung depan sepatu.
Manfaatnya yaitu untuk melindungi jari kaki dari kecelakaan kerja.
2. Steel Insole Shoes

Yaitu jenis sepatu pelindung yang menyisipkan besi atau


baja ringan guna menstabilisasi gerakan dan melindungi kaki
pemakainya dari resiko terkilir atau masalah pada tulang kaki
3. Metal Instep Footwear

Jenis sepatu pelindung ini memakai besi/baja ringan di sol


bagian dalam. Tujuannya yaitu untuk melindungi pemakai dari luka
akibat menginjak benda-benda tajam seperti paku, pecahan kaca,
dan benda besi tajam lain.
4. Metatarsal Shoes

Sepatu ini yaitu sepatu pengaman khusus yang didesain


untuk melindungi bagian atas kaki. Bahan pelindungnya adalah
besi atau baja yang kuat. Sepatu itu bertujuan untuk melindungi
pemakai jika tertimpa benda berat.
5. Electric Hazard Shoes

Jenis ini yaitu sepatu pelindung yang bisa melindungi pemakai


dari sengatan listrik atau konslet, Sepatu pengaman ini menggunakan
sol khusus yang bisa melindungi beberapa pekerja yang bekerja di
tempat-tempat yang mengandung aliran listrik tinggi yang berpotensi
menyengat sang pekerja.
6. Heat Resistant Shoes

Sepatu ini dipakai untuk melindungi kaki pengguna dari


terbakar saat ada ditempat berlantai panas atau terbakar. Sepatu jenis
ini memakai sol khusus yang tahan api dengan tingkat leleh tinggi
(lebih dari 300 derajat Celsius).
KEPATUHAN PEMAKAIAN APD
Kepatuhan merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan
seseorang sebagai dari akibat adanya tekanan kelompok yang terdiri
dari pemenuhan dan penerimaan, serta mengikuti peraturan atau
perintah langsung yang diberikan kepada suatu kelompok maupun
individu (David G Mayer, 2012).
Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No. 1
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 12(b) menyebutkan
bahwa dengan peraturan perundang-undangan daftar kewajiban dan
atau hak tenaga kerja untuk memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan dan pada pasal 14(c) menyebutkan bahwa pengusaha
wajib memberikan secara cuma-cuma sesuai alat pelindung diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang dibawah kepemimpinannya dan
menyiapkan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai petunjuk yang diperlukan (Depnakertrans, 2007).
Setiap tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang
berbedabeda sesuai dengan jenis, bahan dan proses prodeksi
yang dilakukan. Dengan demikian, sebelum melakukan
pemilihan alat pelindung diri yang tepat digunakan, diperlukan
adanya suatu identifikasi potensi bahaya yang ada di tempat
kerja masing-masing. Pemilihan dan penggunaan alat 16
pelindung diri harus memperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut (Tarwaka, 2008) :
1. Aspek teknis, meliputi :
a) Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya. Jenis dan
bentuk alat pelindung diri harus disesuaikan dengan bagian
tubuh yang dilindungi.
b) Pemilihan berdasarkan mutu dan kualitas. Mutu alat
pelindung diri akan menentukan tingkat keparahan dari suatu
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
c) Penentuan jumlah alat pelindung diri. Jumlah yang diperlukan
sangat tergantung dari jumlah tenaga kerja yang terpapar potensi
bahaya di tempat kerja. Idealnya adalah setiap pekerja
menggunakan alat pelindung sendiri-sendiri atau tidak dipakai
secara bergantian.
d) Teknik penyimpanan dan pemeliharaan. Penyimpanan investasi
untuk penghematan daripada pembelian alat pelindung diri.

2. Aspek Psikologis
Aspek psikologis yang menyangkut masalah kenyamanan dalam
penggunaan alat pelindung diri juga sangat penting untuk
diperhatikan. Timbulnya masalah baru bagi pemakai harus
dihilangkan, seperti terjadinya gangguan terhadap kebebasan
bergerak tidak menimbulkan alergi atau gatal-gatal pada kulit, tenaga
kerja tidak malu memakainya karena bentuknya menarik.
PENGAPLIKASIAN ALAT PELINDUNG DIRI

Pada gambar diatas adalah contoh dari pekerjaan


didaerah pertambangan. Salah satu karakteristik kegiatan di
pertambangan adalah resiko dan bahaya yang tinggi. Karena itu
para pekerjanya wajib melengkapi diri dengan peralatan
keselamatan yang memadai.
1. Dari alat pelindung diri kepala
Ada dua pekerja yang ada didalam gambar. Mereka sama
sama menggunakan helm pengaman berjenis HV. Karena helm ini
memiliki spesifikasi visibilitas tinggi dan kuat digunakan didaerah yang
cukup panas. Visibilitas tinggi sangat diperlukan karena diperlukan
warna yang terang dan jelas meski dilihat dari jarak jauh dan terkena
sinar matahari. Warna yang membedakan ini menunjukan perbedaan
pekerjaan dianata dua orang tersebut.
2. Dari alat pelindung mata dan muka
Dari dua orang pekerja tersebut sama sama menggunakan
Safety Spectacles. Kacamata pengaman jenis ini memang digunakan
untuk melindungi mata dari bahaya seperti fragmen terbang, benda,
dan partikel. Yang membedakan adalah kelas dari kacamata tersebut.
Kelas A dan B serta warna. Warna disini lebih mengara ke
penyesuaian pekerjaan.
3. Dari alat pelindung pernafasan
Perbandingan antara dua pekerja tersebut adalah
pemakaian masker yang berbeda. Pekerja satunya
menggunakan masker Gas Uap atau Kimia. Yang satunya lagi
menggunakan masker partikel. Kedua memiliki fungsi masing
masing. Pemakaian masker menyesuaikan pekerjaannya.
4. Dari alat pelindung pendengaran.
Perbandingan dari kedua pekerja diatas pada apd
pengdengaran jelas satunya memakai dan satunya tidak.
Pekerja yang memakai apd pendengaran tersebut menggunakan
jenis Earmuff. Jenis Earmuff lebih maksimal jika digunakan pada
tempat yang luas, terbuka dan sangat bising.
5. Dari alat peindung tubuh
Kedua pekerja tersebut sama sama menggunakan baju
pengaman. Jika diamati pekerja tambang cocok emnggunakan
baju pengaman yang berjenis tahan dengan suhu panas dan
memiliki visibilitas yang tinggi.
6. Dari alat pelindung tangan
Para pekerja dipertambangan cocok menggunakan
sarung tangan yang berjenis tahan panas dan tahan dengan
permukaan kasar. Seperti Heat resistant dan Leather.
Bergantung pada bagian pekerjaan masing masing.
7. Dari alat pelindung kaki
Para pekerja dipertambangan cocok menggunakan
sepatu pengaman berjenis sepatu yang kuat terhadap benda
kasar dan tajam pada bagian bawa sepatu, tahan panas, dan
kuat bagian atas untuk melindungi kaki ketika terkena benda
berat dan kasar. Sekali lagi harus menyesuaikan bisang
pekerjaannya.
Mengapa Banyak Para Pekerja yang Masih Tidak
Menggunakan Alat Pelindung Diri

Sudah tidak asing bagi para safety officer apabila


menghadapi kondisi para pekerja yang tengah melakukan suatu
pekerjaan namun tidak melengkapi dirinya dengan APD. Mulai dari
pekerja konstruksi yang bekerja tanpa Helm Safety, pekerja yang
bekerja di ketinggian namun tidak memakai full body harness,
pekerja di sekitar pelabuhan yang tidak memakai rompi pelampung,
pekerja yang sedang melakukan pekerjaan las tanpa apron tahan
percikan api, dan kondisi kondisi sejenis lainnya.
Berbagai alasan pekerja yang tidak memakai APD saat bekerja:
1. Ini tidak cocok/ tidak nyaman buat saya pakai (alasan 30 %
pekerja).
Solusi: Biarkan pekerja memilih APD yang cocok, selalu tanyakan
apakah ada masalah dengan ukuran atau kenyamanan APD yang
mereka gunakan, dan lakukan uji coba ukuran dan kenyamanan
APD terhadap pekerja sebelum melakukan pengadaan APD
2. Saya tidak tahu kalau sekarang harus memakai APD (10%
alasan pekerja).
Solusi: Selalu buat pernyataan dengan tanda tangan pekerja
bahwa mereka sudah menerima dan paham terhadap materi
training APD dan lakuan tindakan disiplin yang tegas oleh
supervisor terhadap pekerja yang tidak memakai APD saat
bekerja di lapangan.
3. Saya tidak punya waktu untuk memakai APD/ Memakai APD
menghabiskan waktu saya? (18% alasan pekerja).
Solusi: komunikasikan dengan pekerja tersebut mengenai alasan mereka lebih
dalam lagi, komunikasikan alasan ini dengan supervisor produksi agar dapat
bersinergi antara K3 dengan watu produksi, pastikan pekerja tersebut sudah
mendapatkan training mengenai APD, dan masukan keharusan memakai APD
kedalam aturan disiplin waktu saat produksi.
4. Saya tidak akan celaka? (8 % alasan para manager dan pekerja).
Solusi: undang pembicara dari korban kecelakaan kerja, dan biarkan ia
bercerita tentang bagaimana kecelakaan kerja ini sangat berdampak pada
kehidupan pribadinya, dan simulasikan pada pekerja untuk mengikat tali sepatu
mereka dengan satu tangan sebagai ilustrasi jika mereka kehilangan satu
tangan akibat kecelakaan kerja.
5. Saya lupa kalau harus memakai APD? (34% alasan pekerja).
Solusi: Terapkan aturan berapa kali alasan lupa ini mendapatkan toleransi
beserta sanksi tegasnya dan ingatkan pekerja secara intensif untuk selalu
memakai APD.
Adapun alasan lain mengapa tidak memakai Alat Pelindung Diri :
Tidak ada/ tidak punya waktu untuk memakai
• Solusinya :
A. Terapkan disiplin pada karyawan saat datang di perusahaan.
Misalnya menerapkan aturan bahwa pekerja harus datang 30
menit sebelum di mulainya pekerjaan.
B. Apabila pekerjaan yang satu kemudian berlanjut ke pekerjaan
yang lain, sebaiknya diberi waktu jeda beberapa menit agar
pekerja dapat menggunakan APD jenis lain sesuai dengan resiko
dari lingkungan tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan jika
memang pekerja harus memakai APD yang berbeda dari
sebelumnya.
Adapun beberapa contoh kasusnya seperti berikut :
1. Kasus kecelakaan yang terjadi pada bulan agustus 2007, Pekerja tidak
menggunakan standar keamanan kerja seperti safety helmet,
sepatu safety dan safety belt, mengakibatkan 2 pekerja kuli bangunan
mengalami kecelakaan yang menimbulkan kematian saat bekerja di
Apartemen Kelapa Gading Square, Jl Boulevard Kelapa Gading Barat, Jakarta
Utara (detik.com 2007).
2. Kasus kecelakaan yang terjadi pada 16 Mei 2011, Seorang pekerja meninggal
secara tragis setelah terjatuh dari lantai 6 hotel Amaris di Jalan Raya Pajajaran
Bogor Tengah Kota Bogor dengan luka parah di kepala dan tulang belakang.
Korban terjatuh karena terpeleset di area yang licin akibat turun hujan deras
dan juga korban tidak memakai tidak menggunakan helm pengaman dan safety
belt (Pos kota 2011).
3. Kecelakaan yang terjadi pada 29 April 2012, Seoarang pekerja bangunan yang
sedang mengerjakan plafon tewas terjatuh dari lantai tiga di mal Cibinong
Square, Korban tewas karena luka pada bagian kepalanya. Pekerja tidak
menggunakan helm pengaman dan safety belt (okezone.com 2012).
KLIK VIDEO 1

KLIK VIDEO 2

KLIK VIDEO 3
Thank You For Watching

Anda mungkin juga menyukai