A. Latar Belakang
Tindakan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja tidak
harus mahal. Namun, seperti perbaikan dalam operasional atau penjualan, hal itu perlu
dilakukan sebagai komitmen jangka panjang oleh para pekerja, manajer dan perwakilan
mereka. Hal ini tidak bisa hanya ditangani dalam seminggu sebelum inspeksi pabrik atau
kunjungan oleh Pengawasan Ketenagakerjaan. Juga tidak bisa diabaikan begitu saja karena
resesi. Pencegahan gangguan kesehatan kerja yang terkait cedera, sakit dan kematian adalah
bagian kontinuitas dari hari-hari kegiatan usaha.
Berdasarkan pengamatan dilapangan jenis pekerjaan yang di amati yakni pengrajin
kayu. Objek yang diamati ialah seorang lelaki (lanjut usia) yang berkerja sebagai pengrajin
kayu. Adapun jenis pekerjaan yang pekerja lakukan setiap harinya ialah memahat,
memotong, membentuk, merakit, mengukir, memasang, mengecat dan masih banyak yang
lainnya yang memiliki potensi bahaya di lokasi pekerjaan. Pekerjaan Bapak ini melibatkan
alat – alat untuk memudahkan pekerjaannnya seperti gergaji, palu, paku, grenda, pengecor,
serta rangkaian listrik. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh pekerja tersebut
disaat melakukan aktivitasnya di lokasi tempat ia berkerja hanyalah masker.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tramsmigrasi Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri yang selanjutnya disingkat APD
adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja. Perlindungan
keselamatan pekerja melalui upaya teknis pengamanan tempat, mesin, peralatan, dan
lingkungan kerja wajib diutamakan.
Berdasarkan data ILO tahun 2017, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15
detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. ILO
mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Setiap jamnya sedikitnya terjadi satu kasus
kecelakaan kerja di Indonesia (Kesehatan, 2016). Sedangkan, data BPJS ketenaga
kerjaan menunjukan pada akhir 2015 terdapat 105.182 kasus insiden kerja dengan
korban meninggal mencapai 2.375 orang (BPJS, 2016)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Tukang dapat mengetahui
tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD)
2. Tujuan khusus
setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan masyarakat mampu :
1) Mengetahui Pengertian penggunaan alat pelindung diri (APD)
2) Mengetahui Syarat – Syarat alat pelindung diri (APD)
3) Mengetahui Tujuan alat pelindung diri (APD)
4) Mengetahui Manfaat alat pelindung diri (APD)
5) Mengetahui Bahaya Tidak Menggunakan alat pelindung diri (APD)
6) Mengetahui Jenis – Jenis alat pelindung diri (APD)
7) Mengetahui Dampak Tidak Menggunakan alat pelindung diri APD
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik : Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Tukang Kayu
2. Sasaran/target: Tukang Kayu Di Desa Talulobutu Selatan
3. Metode: ceramah
4. Media dan alat: leaflet
5. Waktu dan tempat: 21 desember 2021, 10.00 wita
D. Kegiatan penyuluhan
Materi :
1. Mengetahui Pengertian
APD
2. Mengetahui Syarat– Syarat
APD
3. Mengetahui Tujuan APD
4. Mengetahui Manfaat APD
5. Mengetahui Bahaya Tidak
Menggunakan APD
6. Mengetahui Jenis – Jenis
APD
7. Mengetahui Dampak Tidak
Menggunakan APD
3 5 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat Masyarakat bertanya mengenai
menjelaskan/menyebutkan masalah yang belum dipahami
kembali tentang : Menjawab pertanyaan
1) Menyebutkan Pengertian
APD
2) Menyebutkan Syarat –
Syarat APD
3) Menyebutkan Tujuan APD
4) Menyebutkan Manfaat APD
5) Menyebutkan Bahaya Tidak
Menggunakan APD
6) Menyebutkan Jenis – Jenis
APD
7) Menyebutkan Dampak
Tidak Menggunakan APD
4 5 menit Penutup :
Mengakhiri pertemuan dengan Menjawab salam
mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam
E. Setting Tempat
Ket:
= Pemateri
= = Observer
= = Ci klinik
= CI akademik
= Klien
= = Fasilitator
F. Pengorganisasian
1. Nursintiya Mohamad: pemateri
2. Fadjria Sy. Ney: Observer
LAMPIRAN MATERI ALAT PELINDUNG DIRI (APD)