Disusun oleh:
Kelompok 2
3.Fatmawati (C1017066)
5.Kristianingrum (C1017076)
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul " SAP PENGGUNAAN APD UNTUK
TINDAKAN MENGELAS " tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa
didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harap kan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Penyusun
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) CUCI TANGAN
Waktu : 40 menit
Klien memahami :
Pengertian APD
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media
1. Materi SAP
2. Leafleat
3. Lembar Balik
F. Kegiatan
1. Waktu
3. Respon Sasaran
Pelaksanaan Penyuluhan
1. Waktu 5 menit
Pembukaan :
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
Waktu 20 menit
Pelaksanaan :
Waktu 10 menit
Evaluasi :
Evaluasi
pengelasan
yang benar
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian APD
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap
bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Alat Pelindung Diri harus mampu
melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan,
oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa
ketentuan yang diperlukan.
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya terbentur
dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores, terpotong, tertusuk,
terpukul oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga melindungi kepala dari
panas radiasi, sengatan arus listrik, api, percikan bahan-bahan kimia korosif dan
mencegah rambut rontok dengan bagian mesin yang berputar Jenisnya berupa topi
pengaman yang terbuat dari plastik, fiberglass, bakelite.
Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata, oleh karena
biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai pengaman yang dianggapnya
mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca mata pengaman diperlukan untuk
melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau
kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif partikel melayang, atau kena radiasi
gelombang elektromagnetik.
Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka oleh partikel-
partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan logam pada saat
melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus pula dapat melindungi mata.
Alat pelindung muka yang biasa digunakan berupa tameng muka atau perisai muka
seperti goggles, helm pengelas dan topi penutup.
Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena langsung dimasukkan
ke dalam telinga
Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari sponge untuk memberikan
perlindungan yang baik
Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 alat yaitu :
Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak digunakan karena
kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja. Pekerja harus memakai pelindung tangan ketika terdapat
kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka tangan karena benda-benda keras,
luka gores, terkena bahan kimia berbahaya, luka sengatan dan lain-lainnya.
7. alat pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan
benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui kjaki, kepercikan larutan
asam dan basa yang korosif atau cairan panas, menginjak benda tajam. Sepatu
pelindung dan boot harus memiliki ujung sepatu yang terbuat dari baja dan solenya
dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja di tempat yang mengandung aliran listrik,
maka harus digunakan sepatu tanpa logam yang dapat menghantarkan aliran listrik.
Jika bekerja di tempat biasa maka harus vdigunakan sepatu yang tidak mudah
tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet harus digunakan ketika bekerja dengan
bahan kimia.
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi sebagian dari tubuh yaitu
mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang menutup seluruh badan. Pakaian
pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya dari percikan cairan, api, larutan
bahan kimia korosif dan oli, cuaca kerja (panas, dingin, dan kelembapan). APRON
dapat dibuat dari kain, kulit, plastik, karet, asbes atau kain yang dilapisi aluminium.
Perlu diingat bahwa APRON tidak boleh dipakai di tempat-tempat kerja yang
“Bagaimana pengetahuan penggunaan APD yang baik dan benar saat melakukan
tindakan pengelasan
pengelasan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Pengelasan (Welding) merupakan suatu cara untuk menyambung dua benda padat
dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Tenaga panas ini perlu untuk
mencairkan bahan bakar yang akan disambungkan dari kawat las sebagai bahan
pengisi. Setelah dingin dan membeku, terbentuklah ikatan yang kuat dan permanen
(Anisa Melati Farida, 2006:10). Pengelasan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah
karena memiliki resiko fisik yang sangat tinggi sehingga dalam pengerjaannya
memerlukan keahlian serta peralatan khusus agar pekerja pengelas (welder) tidak
Bahaya Pengelasan Menurut Yasari (2008), potensi bahaya pada saat melakukan
1. Bahaya Cahaya/ Sinar Cahaya dari busur las dapat digolongkan pada sifatnya
yaitu cahaya yang dapat dilihat, ultra violet dan infra merah. Cahaya tersebut
cahaya) ini dapat menimbulkan luka bakar, kerusakan mata dan kerusakan kulit.
2. Bahaya Asap dan Gas Las 13 Asap las (fume) yang ada selama pengelasan
terutama terdiri dari oksida logam. Asap ini terbentuk ketika uap logam
terkondensasi dan teroksidasi. Komposisi asap ini tergantung pada jenis logam
induk, logam pengisi, flux dalam permukaan atau kontaminasi pada permukaan
juga bagian tubuh tertentu. Adapun gas-gas berbahaya yang terjadi pada waktu
dan terak las. Percikan dan terak las apabila mengenai kulit dapat menyebabkan
luka bakar. Oleh karena itu, juru las harus dilindungi agar terhindar dari hal ini
kepala.
4. Bahaya Kebakaran Kebakaran terjadi karena adanya kontak langsung antara api
pengelasan dengan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti solar, bensin, gas,
cat kertas dan bahan lainnya yang mudah terbakar. Bahaya kebakaran juga dapat
terjadi karena kabel yang menjadi panas yang disebabkan karena hubungan yang
kurang baik, kabel yang tidak sesuai atau adanya kebocoran listrik karena isolasi
yang rusak.
5. Bahaya Jatuh Didalam pengelasan dimana ada pengelasan di tempat yang tinggi
akan selalu ada bahaya terjatuh dan kejatuhan. Bahaya ini dapat menimbulkan 14
luka ringan ataupun berat bahkan kematian karena itu usaha pencegahannya
harus diperhatikan.
6. Bahaya Listrik Besarnya kejutan yang timbul karena listrik tergantung pada
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Pemakaian alat pelindung diri (helm, kedok las, masker, sarung tangan, apron,
safety shoes, dan hearing protection) dengan produktivitas kerja pada pekerja
bagian Pengelasan Membiasakan Penggunaan APD yang baik dan benar . dengan
dapat diminimalisirkan .
Saran
A.M. Sugeng Budiono,dkk, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja,
Ridley, John, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Ikhtisar) edisi ketiga.
Jakarta: Erlangga
health and safety in the oil Industry: a manager response. Journal Industrial
Engineering 47 (223-232).