A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat atas pentingnya hidup sehat.
Peningkatan kemakmuran ternyata diikuti oleh perubahan gaya hidup. Pola makanan, terutama di
kota-kota besar bergeser dari pola makanan tradisional yang banyak mengkonsumsi karbohidrat,
sayuran dan serat ke pola makanan masyarakat barat yang komposisinya banyak mengandung
lemak, protein, gula dan garam tetapi kurang serat.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting,
karena selain mempunyai risiko mengalami berbagai penyakit, juga dapat mempengaruhi
produktivitas kerjanya. Karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap
orang secara berkesinambungan.
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan
normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes RI, 2014: 3)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan masyarakat dapat
mengetahui tentang materi makanan gizi seimban.
2. Tujuan khusus
setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan masyarakat mampu :
1) Mengetahui pengertian gadjed, merokok, minuman, keras, dan narkoba
2) Mengetahui penyebab bahaya gadjed, merokok, minuman, keras, dan narkoba
3) Mengetahui tanda dan gejala ketergantungan gadjed, merokok, minuman, keras, dan
narkoba
4) Mengetahui pencegahan ketergantungan gadjed, merokok, minuman, keras, dan
narkoba
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik : Makanan Gizi Seimbang
2. Sasaran/target: Masyarakat Desa Talulobutu Selatan
3. Metode: ceramah
4. Media dan alat: leaflet, power point
5. Waktu dan tempat: 15 desember 2021, 08.00 wita
D. Kegiatan penyuluhan
3 10 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat Masyarakat bertanya mengenai
menjelaskan/menyebutkan masalah yang belum dipahami
kembali tentang : Menjawab pertanyaan
1) Menyebutkan pengertian
Gizi Seimbang
2) Menyebutkan Peran Dasar
Pedoman Umum Gizi
Seimbang
3) Menyebutkan Angka
Kecukupan Gizi Seimbang
4 5 menit Penutup :
Mengakhiri pertemuan dengan Menjawab salam
mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam
E. Setting Tempat
A
D
B
E
C X X X C
X X X C
C
C C C
Ket:
A: pemateri
B :observer
C: fasilitator
D: ci akademik
E: ci klinik
F. Pengorganisasian
1. Sri Fatrawaty Inombi : pemateri
2. Fadjria Sy. Ney: moderator
3. Wahyuni S. Adam: fasilitator dan Observer
LAMPIRAN MATERI MAKANAN GIZI SEIMBANG
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes RI, 2014: 3)
Menu seimbang yaitu menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah
dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan
dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.
Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang
berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “Tri Guna Makanan” (Adriani 2018).
a. Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan
yang digambarkan di dasar kerucut.
b. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah
kerucut.
c. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil
olahan, digambarkan bagian atas kerucut.
Sejarah gizi seimbang bermula pada tahun 1992 saat diselenggarakan konggres gizi
internasional di Roma. Konggres tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk
menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara
menyusun PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar
dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar tersebut
adalah:
1. Mengonsumsi makanan beragam. Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung
semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru
lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin
vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya
kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein; ikan
merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori. Khusus untuk bayi
berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan tunggal yang sempurna. Hal ini
disebabkan karena ASI dapat mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan
berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis
pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip
Gizi Seimbang : Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak.
Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu
makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.
Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih
banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita
infeksi terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit
diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan
memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang
menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena
pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga
kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut
menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah
hubungan timbal balik.
Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan
seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh: 1) selalu
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan,
sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan
setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya
tangan dan makanan dari kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus
dan disentri; 2) menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan
makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa
berbagai kuman penyakit; 3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar
tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4) selalu menggunakan alas kaki agar
terhindar dari penyakit kecacingan.
3. Melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh
termasuk olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan antara
pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik
memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di
dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan
dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal Bagi orang dewasa salah satu
indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh
adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk
Tinggi Badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh
karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola
Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB
normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah
pencegahan dan penanganannya. Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah
perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan
dengan menggunakan KMS. Yang dimaksud dengan Berat Badan Normal adalah :
a. untuk orang dewasa jika IMT 18,5 – 25,0;
b. bagi anak Balita dengan menggunakan KMS dan berada di dalam pita hijau(lihat
lampiran 6.A dan 6.B)
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang
seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang
optimal (Almatsier 2017). Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Makanlah
Aneka
Ragam
Makanan
Tidak
ada satu jenis pun bahan makanan yang mengandung semua zatgizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan danpemeliharaan tubuh serta untuk perkembangan otak dan
produktivitas kerja, kecuali Air Susu Ibu (ASI) yang diciptakan sebagai makanan
sempurnah bagi bayi sehat umur 0-6 bulan. Sesudah umur 6 bulan seseorang harus
mengkonsumsi beranekaragam makanan yang zat-zat gizinya saling melengkapi.
Kekurangan zat gizi tertentu dalam suatu jenis bahan makanan dapat dilengkapi
oleh zat gizi yang sama yang terdapat dalam bahan makanan lain. Oleh sebab itu
makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kebutuhan zat energi/tenaga,
zat pembangun, dan zat pengatur seseorang.
Air berfungsi sebgai zat pembangun dan zat pengatur, antara lain sebagai pelarut
dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator sebagai reaksi biologis dalam sel, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, pelumas sendi-sendi tubuh, dan sebagai peredam benturan.
Rata-rata seseorang membutuhkan 8 gelas atau 2 liter air sehari. Kehilangan air terlalu
banyak dapat menyebabkan dehidrasi atau kekeringan. Hal ini merupakan resiko untuk
menderita penyakit ginjal.
Kegiatan fisik dan olahraga yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi
dapat menyebabkan kegemukan atau berat badan berlebih, atau berat badan kurang atau
kurusan. Biasakanlah melakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan sesuai
dengan kebutuhan.
Makanan yang aman bagi kesehatan adalah makanan yang tidak tercemar, tidak
mengandung mikroba dan bahan kimia berbahaya, serta diolah dengan cara yang benar
sehingga keadaan fisik dan gizinya tidak rusak. Agar makanan aman dikonsumsi,
makanan harus diperlakukan secara benar, sejak bahan makanan ditanam tau diternakkan,
disimpan, ditransportasikan, dipasarkan, diolah, hingga siap santap. Dalam pengelolahan,
hendaknya tidak diguanakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan atau
bersifat racun, seperti boraks dan formalin yang sering digunakan sebagai bahan
pengawet, serta rhodamin B dan methanil yellow sebagai bahan pewarna merah dan
kuning. Makanan yang tidak aman dapat menimbulkan keracunan yang bias berakhir
dengan kematian.
13. Bacalah Label pada Makanan yang Dikemas
Peraturan perundang-undangan mnetapkan bahwa semua makanan yang dikemas
harus memiliki label yang memuat keterangan tentang isi, jenis dan jumlah bahan yang
digunakan, tanggal kadaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam jumlah dan
sebagai persen Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan ( AKG ) untuk tiap takaran saji,
serta keterangan penting lainnya seperti kehalalan produk. Dengan demikian konsumen
dapat mengetahui kandungan gizi dan kelayakan makanan kemasan tersebut.
14. Isi Piringku Sekali Makan (Contoh: makan siang ±700 kalori)
Makanan Pokok - Nasi dan penukarnya150 gr Nasi = 3 centang nasi = 3 buah
sedang kentang (300 gr) = 1 1/2 gelas mie kering (75gr)
Lauk Pauka. Lauk Hewani, 75 gr Ikan Kembung = 2 potong sedang ayam tanpa
kulit (80gr) = 1 butir telur ayam ukuran besar (55 gr) = 2 potong daging sapi sedang
(70 gr)
Lauk Nabati, 100 gr Tahu = 2 potong sedang tempe (50 gr)
Sayuran = 150 gr = 1 mangkok sedang
Buah150 gr pepaya = 2
potong sedang = 2 buah jeruk sedang (110gr)
= 1 buah kecil pisang ambon (50 gr)
Keterangan :
BB = berat badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/normal tergantung
tujuan) Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari
protein dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8
gram/kgBB/hari. Konsumsi protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada
kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa penyembuhan konsumsi protein dapat
ditingkatkan antara 1,2 – 1,8 gram/kgBB/hari.
Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani dengan
perbandingan 3:1. Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi
orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai
berikut:
Indikator tingkat Konsumsi tingkat Persediaan
Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori
Protein 46,2 gram 55 ram
9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati AKG diatas
bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur
20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4
potong, sayuran 1½-2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan dalam
keadaan berat badan ideal.
Berikut adalah prinsip menyusun menu seimbang :
a. Bahan makanan mempunyai tiga fungsi bagi seseorang, yaitu fungsi biologi,
psikologi dan sosial.
b. Makanan dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu makanan pokok, lauk
pauk, sayur-sayuran, buah dan susu.
c. Pemilihan bahan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keadaan
psikologis, pendidikan, pendapatan, sosial budaya dan geografi.
d. Dalam memilih bahan makanan perlu memperhatikan jenis dan tanda kerusakan
bahan makanan serta ciri-ciri bahan makanan yang baik.
e. Pengertian menu seimbang adalah susunan hidangan berbagai macam makanan yang
mengandung energi dan zat gizi secara cukup, baik jenis maupun jumlahnya.
f. Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi
dapat terpenuhi, dapat memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai keadaan sosial,
ekonomi dan budaya, mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makanan,
serta mengurangi kebosanan akan menu makanan.
g. Dalam merencanakan menu seimbang perlu memperhatikan berbagai faktor, yaitu:
kecukupan zat gizi, pemilihan bahan makanan yang baik dan sesuai, serta
menyelenggarakan makanan.
h. Proses yang harus dilakukan dalam menyusun menu adalah menentukan kecukupan
gizi, menentukan hidangan, penentuan pemilihan bahan makanan, serta pengolahan
bahan makanan.
Beras telah menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Namun selain beras
ada juga sejumlah bahan pangan lokal lainnya yang memiliki potensi menggantikan
beras. Sejumlah masyarakat barangkali sudah tidak lagi asing dengan bahan pangan
tersebut dan di sejumlah daerah bahkan sudah menjadi makanan pokok ketimbang beras.
Seperti dilansir dari berbagai sumber, berikut sejumlah bahan pangan yang ada di
Indonesia yang dapat digunakan sebagai pengganti beras:
1. Ubi jalar, Sweet Potato atau Keledek
Ubi jalar atau dikenal juga ketela rambat merupakan salah satu sumber karbohidrat
yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Selain karbohidrat, ubi jalar juga
mengandung protein dan juga serat. Serta sejumlah nutrisi lain seperti vitamin A,
vitamin C, kalsium dan zat besi.
Bahan makanan yang berasal dari umbi-umbian keluarga Ipomoea ini memiliki
beragam warna seperti putih, ungu, kuning muda dan oranye. Ubi jalar dapat diolah
menjadi tepung maupun makanan secara langsung, masyarakat biasanya merebus atau
menggoreng bahan pangan pengganti nasi ini untuk sarapan. Ubi jalar juga dapat
diolah menjadi kolak maupun kue tradisional.
Selain umbinya, pucuk tanaman Ipomoea batatas ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
sayuran. Beberapa penelitian yang dimuat di salah satu majalah pertanian
menyebutkan bahwa rebusan daun ubi jalar dapat meningkatkan trombosit dalam
darah, sehingga dapat digunakan untuk mengobati penyakit demam berdarah.
2. Singkong atau ubi kayu
Sumber pangan lokal lainnya selain ubi jalar yaitu singkong atau ubi kayu yang juga
masih tergolong bahan makanan pengganti beras jenis umbi-umbian seperti ubi jalar.
Singkong memiliki kandungan karbohidrat yang melimpah sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan makanan yang mengenyangkan.
Masyarakat umumnya mengolah singkong sebagai penganan untuk menemani
aktivitas minum kopi atau teh di pagi hari. Singkong dapat diolah menjadi berbagai
bentuk kudapan, banyak kue tradisional yang menggunakan bahan utama dari
singkong seperti klepon dan onde-onde. Selain diolah menjadi makanan tradisional,
singkong juga dapat dikonsumsi dengan cara direbus, digoreng atau dibakar. Bahkan
singkong juga dapat dijadikan nasi alias nasi singkong.
Sentra singkong di Indonesia cukup banyak, di antaranya Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
Produksi singkong Indonesia per tahunnya mencapai 28 juta ton.
3. Talas, taro, atau keladi
Selain ubi jalar dan singkong, umbi-umbian lain yang dapat digunakan sebagai bahan
makanan pengganti nasi atau beras adalah talas. Dalam umbi talas mengandung
banyak sekali serat dengan kandungan pati hingga 77.9 persen. Kerabat jauh porang
ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan pengganti beras berkat kandungan
karbohidrat yang tinggi dan mudah dicerna.
Selain karbohidrat, talas juga mengandung protein, vitamin C, kalsium, fosfor dan
juga zat besi. Umbi talas sendiri dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau
digoreng, namun juga dapat dijadikan sebagai bahan membuat penganan seperti
kripik dan kolak. Bahkan talas juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat es
krim dan minuman.
Selain umbinya, batang daun talas yang masih muda juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan sayur. Beberapa jenis talas tertentu tidak menyebabkan gatal dan batang
daunnya dapat dikonsumsi. Namun jika ingin mengonsumsi batang daun talas untuk
sayuran, sebaiknya ketahui cara menghilangkan penyebab gatalnya.
4. Sagu
Di beberapa wilayah di Indonesia, sagu telah menjadi makanan pendamping nasi,
artinya masyarakat di daerah tersebut tidak sepenuhnya mengonsumsi nasi tetapi
diselingi dengan sagu. Sagu banyak ditemui di daerah timur Indonesia, namun di
Indonesia bagian barat pun sagu cukup populer. Di Kepulauan Meranti, Riau,
misalnya, daerah tersebut terkenal dengan mi sagunya.
Sagu telah menjadi makanan pokok di daerah Maluku dan Papua.bahkan makanan
pengganti beras ini dipanen dari sari pati batang pohon sagu atau rumbia yang
dijadikan tepung. Tepung inilah yang kemudian diolah menjadi berbagai macam jenis
makanan seperti papeda yang terkenal di Indonesia timur.
Selain papeda, sagu juga dapat diolah sebagai nasi tiwul untuk sarapan, cara
membuatnya juga tidak susah. Basahi tepung sagu dengan sedikit air dan kukus,
nikmati selagi hangat dengan sambal atau gula.
5. Jagung
Jagung bisa dijadikan sebagai bahan makanan pengganti beras, di beberapa daerah
bahkan jagung dijadikan sebagai nasi dan disebut juga sebagai nasi jagung.
Kandungan karbohidrat dalam jagung yang melimpah menjadikannya dianggap
sebagai salah satu bahan pangan penting di dunia selain gandum dan padi.
Tanaman asal Amerika Tengah ini dapat diolah menjadi berbagai makanan. Di
Indonesia, selain dijadikan nasi, jagung juga diolah menjadi berbagai macam
makanan seperti gerontol. Gerontol sering dijumpai di daerah Jawa dengan cara biji
jagung direbus hingga kulit arinya mengelupas, kemudian dinikmati bersama parutan
kelapa yang dicampur dengan gula.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2017. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Amelia, 2016. . Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT.Gramedia Putaka
Utama, 159-195
Kemenkes RI, dirjen bina gizi. Pedoman gizi seimbang. Kemenkes RI.2014
Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2017. ”Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.
Riskesdas. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2013.
Riset Kesehatan Daerah. Jakarta: Riskesdas: 2013.
Supariasa, I.D.N, Bakri, B, Fajar, I. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta. 2019
World Health Organization (Who). (2015). Who Methods And Data Sources Global Burden
Of Diasese Estimates 2000-2015