Anda di halaman 1dari 3

"7 TANYA JAWAB TENTANG APD"

1. Mengapa penggunaan APD di tempat kerja begitu penting?

APD menjadi bagian penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. APD berguna untuk
mengurangi risiko cedera atau penyakit akibat kerja (PAK) bagi pekerja yang disebabkan oleh bahaya
yang ada di tempat kerja.

Bahkan ketika pengendalian engineering dan lainnya sudah dilaksanakan, beberapa bahaya masih
ditemukan di area kerja. Di sinilah APD pada akhirnya sangat penting digunakan sebagai upaya terakhir
untuk meminimalkan risiko cedera, setelah manajemen melaksanakan pengendalian risiko lainnya.

2. Kapan waktu yang tepat menggunakan APD?

Baik pengusaha, supervisor, maupun pekerja harus memahami bahwa APD digunakan sebagai 'upaya
terakhir. Pengendalian risiko lainnya, seperti eliminasi, substitusi, rekayasa teknologi dan kontrol
administratif harus dilaksanakan terlebih dahulu.

Bila tindakan tersebut tidak terlaksana dengan baik atau kurang maksimal, barulah APD digunakan untuk
melindungi pekerja dari risiko kesehatan dan keselamatan kerja.

Berikut alasan mengapa APD dianggap sebagai upaya terakhir dalam pengendalian risiko:

• APD hanya melindungi penggunanya, sedangkan pengendalian risiko yang lain dapat melindungi
semua orang di tempat kerja

• Secara teori dan praktik, tingkat perlindungan maksimum penggunaan APD sulit dinilai dan dicapai.

• APD dapat membatasi mobilitas, jarak pandang atau peralatan tambahan yang dibawa penggunanya,
yang berpotensi bisa menciptakan bahaya lainnya.

3. Siapa yang bertanggung jawab menyediakan APD di tempat kerja?

Baik Occupational Safety and Health Administration (OSHA) maupun peraturan pemerintah Indonesia
tentang K3, mewajibkan setiap pengusaha/ pengurus untuk menyediakan APD secara cuma-cuma bagi
pekerja.

PERMENAKERTRANS NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD), Pasal 2:

(1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

(2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
standar yang berlaku.

(3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma.
4. Apa saja tanggung jawab pekerja terkait penggunaan APD?

Tanggung jawab pekerja terkait penggunaan APD, antara lain:

• Memakai APD dengan benar

• Mengikuti pelatihan tentang APD

• Merawat, membersihkan dan menjaga APD

• Menginformasikan atasan tentang keperluan perbaikan atau penggantian APD.

5. APD yang saya (pekerja) gunakan sudah rusak atau tidak memenuhi persyaratan, apa yang harus saya
lakukan?

Jika APD atau komponen APD yang digunakan mengalami kerusakan, aus, sudah kedaluwarsa, tidak
nyaman digunakan atau tidak memenuhi persyaratan, segera beri tahu atasan Anda, guna menemukan
solusi perlindungan lain atau model APD yang berbeda. Anda juga harus berkonsultasi masalah
ketidakmampuan menggunakan APD dengan atasan Anda.

PERMENAKERTRANS PER.08/MEN/VII/2010,

Pasal 6 ayat (2):

Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang disediakan
tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.

6. Apakah pemeriksaan dan perawatan APD harus dilakukan secara rutin?

APD harus diperiksa dan dirawat secara rutin oleh pekerja yang kompeten sesuai prosedur yang sudah
ditentukan perusahaan.

Dalam merawat APD, pastikan:

• Ikuti petunjuk produsen untuk pemeliharaan dan penggantian APD

• Simpan APD di tempat penyimpanan khusus, seperti lemari atau box yang bersih dan tingkat
kelembaban yang tepat

• Perbaikan APD hanya boleh dilakukan oleh spesialis atau orang yang ahli

• Komponen APD yang rusak atau aus harus diganti dengan komponen dengan merek dan tipe dari
produsen yang sama

• Pimpinan keselamatan harus menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk perawatan dan
bagaimana melakukannya
• Pekerja harus menggunakan APD dengan benar dan melaporkan kepada atasan bila APD hilang, rusak,
kedaluwarsa dll.

7. Bagaimana cara memilih APD yang benar?

Cara memilih APD yang benar, di antaranya:

• Melakukan penilaian bahaya (hazard assessment)

• Mengidentifikasi bahaya

• Memilih jenis APD yang sesuai dengan bahaya yang telah diidentifikasi

• Desain dan konstruksi APD harus aman

• Pastikan APD dipelihara dengan baik dan fungsinya masih optimal

• Pastikan APD pas dan nyaman digunakan oleh pekerja

• Pastikan tipe APD kompatibel jika dipakai bersamaan dengan APD lain

• Harus memenuhi standar yang ditetapkan, misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI) atau American
National Standard Institute (ANSI)

Semoga bermanfaat. Salam safety....

Anda mungkin juga menyukai