APD menjadi bagian penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. APD berguna untuk
mengurangi risiko cedera atau penyakit akibat kerja (PAK) bagi pekerja yang disebabkan oleh bahaya
yang ada di tempat kerja.
Bahkan ketika pengendalian engineering dan lainnya sudah dilaksanakan, beberapa bahaya masih
ditemukan di area kerja. Di sinilah APD pada akhirnya sangat penting digunakan sebagai upaya terakhir
untuk meminimalkan risiko cedera, setelah manajemen melaksanakan pengendalian risiko lainnya.
Baik pengusaha, supervisor, maupun pekerja harus memahami bahwa APD digunakan sebagai 'upaya
terakhir. Pengendalian risiko lainnya, seperti eliminasi, substitusi, rekayasa teknologi dan kontrol
administratif harus dilaksanakan terlebih dahulu.
Bila tindakan tersebut tidak terlaksana dengan baik atau kurang maksimal, barulah APD digunakan untuk
melindungi pekerja dari risiko kesehatan dan keselamatan kerja.
Berikut alasan mengapa APD dianggap sebagai upaya terakhir dalam pengendalian risiko:
• APD hanya melindungi penggunanya, sedangkan pengendalian risiko yang lain dapat melindungi
semua orang di tempat kerja
• Secara teori dan praktik, tingkat perlindungan maksimum penggunaan APD sulit dinilai dan dicapai.
• APD dapat membatasi mobilitas, jarak pandang atau peralatan tambahan yang dibawa penggunanya,
yang berpotensi bisa menciptakan bahaya lainnya.
Baik Occupational Safety and Health Administration (OSHA) maupun peraturan pemerintah Indonesia
tentang K3, mewajibkan setiap pengusaha/ pengurus untuk menyediakan APD secara cuma-cuma bagi
pekerja.
(2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
standar yang berlaku.
(3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma.
4. Apa saja tanggung jawab pekerja terkait penggunaan APD?
5. APD yang saya (pekerja) gunakan sudah rusak atau tidak memenuhi persyaratan, apa yang harus saya
lakukan?
Jika APD atau komponen APD yang digunakan mengalami kerusakan, aus, sudah kedaluwarsa, tidak
nyaman digunakan atau tidak memenuhi persyaratan, segera beri tahu atasan Anda, guna menemukan
solusi perlindungan lain atau model APD yang berbeda. Anda juga harus berkonsultasi masalah
ketidakmampuan menggunakan APD dengan atasan Anda.
PERMENAKERTRANS PER.08/MEN/VII/2010,
Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang disediakan
tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.
APD harus diperiksa dan dirawat secara rutin oleh pekerja yang kompeten sesuai prosedur yang sudah
ditentukan perusahaan.
• Simpan APD di tempat penyimpanan khusus, seperti lemari atau box yang bersih dan tingkat
kelembaban yang tepat
• Perbaikan APD hanya boleh dilakukan oleh spesialis atau orang yang ahli
• Komponen APD yang rusak atau aus harus diganti dengan komponen dengan merek dan tipe dari
produsen yang sama
• Pimpinan keselamatan harus menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk perawatan dan
bagaimana melakukannya
• Pekerja harus menggunakan APD dengan benar dan melaporkan kepada atasan bila APD hilang, rusak,
kedaluwarsa dll.
• Mengidentifikasi bahaya
• Memilih jenis APD yang sesuai dengan bahaya yang telah diidentifikasi
• Pastikan tipe APD kompatibel jika dipakai bersamaan dengan APD lain
• Harus memenuhi standar yang ditetapkan, misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI) atau American
National Standard Institute (ANSI)