Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DASAR KESEHATAN KERJA

“ Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja “

Dosen : Ibu Ovie Sri Andani, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :

SONIA LARASATI
NIM : 181272110005

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
YAYASAN HAJI SOEHEILY QARI
BANGKO
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Kesehatan Kerja.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun
hadapi, baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua juga para sahabat. Terutama
pertolongan dari Allah sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi dapat
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Kesehatan kerja Pada Organisasi Kerja“, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, serta berbagai buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan
mahasiswi Stikes Merangin. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi baiknya penulisan di masa yang akan datang.

Bangko, Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja........................3
B. Konsep Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja.............................3
C. Objek Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja...............................4
D. Fungsi Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja..............................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................9
B. Saran................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seperti yang kita ketahui ,berdasarkan data statistik, kasus
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat
tinggi. Hal ini disebabkan karena masih banyak pengurus maupun tenaga
kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3 yang berkaitan dengan
pekerjaan mereka.Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian,
pembinaan, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi
sehingga dapat dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman.

Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting,


karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat
menekan biaya operasional pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan
pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran,
yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus
kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut
aspek financial dana, tetapi yang menyebabkan cacat pada pekerja bahkan
mungkin meninggal dunia.

Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia


sudah sejak lama. Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja
dalam keadaan sadar atau tidak sadar, manusia pernah mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin sampai
merenggut nyawa. Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak
mengalami kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
Tentunya cara-cara yang diterapkan pada jaman dahulu, berbeda dengan
yang diterapkan sekarang. Yang jelas upaya yang dilakukan adalah dengan
memperbaiki peralatan kerja dan cara system kerjanya.

B. Rumusan Masalah

iv
Berdasarkan   latar   belakang    yang   telah dikemukakan, dapat di
rumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian kesehatan kerja pada organisasi kerja?
2. Apa saja konsep kesehatan kerja pada organisasi kerja?
3. Apa saja objek kesehatan kerja pada organisasi kerja?
4. Apa saja fungsi kesehatan kerja pada organisasi kerja?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kesehatan kerja pada organisasi kerja
2. Mengetahui konsep kesehatan kerja pada organisasi kerja
3. Mengetahui objek kesehatan kerja pada organisasi kerja
4. Mengetahui fungsi kesehatan kerja pada organisasi kerja

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini yakni, sebagai berikut :
a. Bagi Penyusun (Mahasiswa)
Dapat menambah pengetahuan penyusun dalam pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan mengenai Kesehatan Kerja
Pada Organisasi.
b. Bagi Pembaca
Dapat memberikan penjelasan sistem informasi kesehatan kerja
pada organisasi kerja, memberikan gambaran mengenai Kesehatan
Kerja Pada Organisasi dan memberikan wawasan baru kepada
pembaca.
c. Bagi Pemerintah
Membantu menyelesaikan masalah Kesehatan Kerja Pada
Organisasi ditingkat daerah teratasi dan mengakibatkan keberhasilan
dalam mengatasi masalah Kesehatan Kerja Pada Organisasi ini.
Mendorong keberhasilan dalam suatu keputusan pemerintah dan
mengguranggi permasalahan dalam negara.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja


Sehat menurut UU No.23/1992 tentang kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan
menurut Pepkin’s sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis
antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan penyesuaian
sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.

Sementara menurut Zaidin Ali (1999) Sehat adalah suatu kondisi


keseimbangan antara status kesehatan biologis (jasmani), psikologis
(mental), sosial, dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup
secara mandiri dan produktif. Dan sehat menurut Pender (1982)adalah
aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.

Konsep Sehat menurut (Travis and Ryan, 1998), mengemukakan


bahwa konsep sehat terbagi menjadi enam konsep, yaitu :

a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan.


b. Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian
potensial tertinggi untuk sehat.
c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak
pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen,
”here and now.”
d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari
lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk
mempengaruhi lingkungan sekitar.

3
4

e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang


manusialakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status
kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

Berdasarkan pendapat di atas , dapat disimpulkan bahwa


pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik,
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau
gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam
aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan
sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan
atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih
ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit
serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.

Pengertian dari Kesehatan Kerja adalah adanya jaminan


kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Dapat dilihat dari pendapat
WHO/ILO (1995),( Dikutip dari bukuTeori dan Aplikasi Kesehatan Kerja
2010 oleh L. Meily Kurniawidjaja 72:14) bertujuan untuk peningkatan
dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor
yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi
dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan
kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.

Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi


dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-
5

usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan –


gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.Kesehatan kerja
memiliki sifat sebagai berikut

a. Sasarannya adalah manusia


b. Bersifat medis.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam


bukunya yang berjudul Kesehatan Masyarakat (2011:88-90), Kesehatan
kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat
kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi
pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat
sekitar perusahan tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan
penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam
kesehatan kerja pedomannya ialah: “ penyakit dan kecelakaan akibat kerja
dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja
bagi suatu perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir
dari kesehatan kerja ialah meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin.

B. Konsep Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja


Dalam organisasi kerja keselamatan kerja menjadi hal yang sangat
dibutuhkan, karena Organisasi Keselamatan Kerjadalam suatu perusahaan
diciptakaan untuk menyediakan sarana-sarana mencapai tujuan
perusahaan. Selama keselamatan kerja yang menjadi fokus perhatian,
sudah sepantasnya perusahaan membuat tindakan berjaga-jaga yang tidak
hanya berlaku bagi para pekerjanya, tetapi juga bagi para tamu yang
berkunjung, kontraktor yang dipekerjakan, para undangan, lingkungan
sekitar, atau anggota masyarakat lainya yang mungkin terkena pengaruh
kegiatan-kegiatan perusahaan.

Cara-cara yang dapat dipakai untuk memastikan bahwa upaya yang


sudah dilakukan oleh suatu organisasi telah berjalan efektif meliputi:
6

a. Memberi panutan
b. Memelihara komunikasi yang baik
c. Menjalankan konsultasi yang efektif
d. Meminta komitmen dari semua pihak
e. Membangkitkan rasa kebersamaan dengan organisasi
f. Mengajak pekerja untuk terlibat dan berperan-serta
g. Merancang tugas dan pekerjaan
h. Sistem penggajian yang kompetitif
i. Berkomitmen terhadap mutu
j. Mengutamakan kepuasan pelanggan

Jenis-jenis organisasi keselamatan kerja tersebut dikelompokkan


dalam 4 kategori yaitu formal, informal, resmi dan profesi. Berikut
penjelasannya :
1) Formal adalah struktur organisasi ditentukan oleh para direktur
sebagai organisasi yang bertujuan meraih keuntungan bagi
perusahaan.
2) Informal adalah sekelompok orang dengan minat-minat tertentu yang
bergabung bersama. Mereka memutuskan sendiri bagaimana mereka
berperilaku dalam lingkungan dimana tempat mereka bekerja dan
menetapkan target kerja mereka sendiri, seringkali justru bertentangan
dengan tuntutan organisasi formal. Pemenuhan norma-norma yang
ditetapkan oleh kelompok informal ini serigkali menjadi prioritas bagi
organisasi formal.
3) Resmi yang biasanya berupa departemen pemerintahan. Dalam
kesehatan dan keselamatan kerja, bentuknya adalah Health and Safety
Commission and Excecutive.
4) Profesi, misalnya berupa institution of Occupational Safety and
Health, Chartered Institute Environmental Health Officers, British
Occupational Hygiene Society, dan sebagainya.
7

Peran keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu organisasi


dilaksanakan secara bervariasi tergantung pada posisi pelaksanaannya
dalam hirarki struktur organisasi. Dengan demikian:

a) Direktur Pelaksanaan (Managing Director)


 Menetapkan suasana organisasi melalui sikap, komitmen, dan
keterlibatannya.
 Mengendalikan sumber daya dan memastikan bahwa fasilitas-
fasiitas untuk mencapai tujuan kebijakan keselamatan kerja
sudah disediakan
 Menjamin ketersediaan sumber daya untuk masalah-masalah
kesehatan dan keselamatan kerja dan memastikan keefektifan
penggunaanya
 Memimpin dengan memberi panutan.
b) Manajer Produksi
 Bertanggung jawab mengelola pekerjaan dan memastikannya
sudah dilaksanakan dengan aman.
 Mendiskusikan masalah-masalah kesehatan dan keselamatan
kerja dengan para pekerja
 Menyetujui aturan-aturan dan praktik keselamatan kerja
 Memastikan aturan-aturan keselamatan kerja tersebut sudah
ditaati
 Menyediakan sarana-sarana (pekerja, material, dan keuangan)
untuk mencapai dan memelihara tempat kerja yang aman
 Memimpin komite keselamatan kerja
 Memimpin dengan memberi panutan
c) Penasehat Keselamatan Kerja
 Memberi masukan tentang materi-materi kesehatan dan
keselamatan kerja kepada para manajer
 Mengelola pertemuan komite keselamatan kerja tetapi tidak
membuat notulen
8

 Bertindak sebagai penghubung dengan organisasi-organisasi


keselamatan kerja diluat perusahaan seperti HSE, RoSPA,
BSC, Kelompok-kelompok keselamatan.

C. Objek Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja


Ruang lingkup atau bisa dikatakan dengan Objek sasaran yang
biasa digunakan dalam penerapanSistem Manajemen K3 ( Kesehatan
Keselamatan Kerja ), Sasaran dari objek Kesehatan dan Keselamatan kerja itu
sendiri dapat diartikan dengan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja dengan melibatkan unsusr manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.( Dikutip dari buku Kesehatan Masyarakat oleh Prof. Dr.
Soekidjo Notoatmodjo: 106:9 ).

1. Objek Sasaran Kesehatan Kerja Menurut Undang-Undang


Lalu objek sasaran K3 yang dicanangkan Undang –
Undang No.1 tahun 1970 yang dapat diartikan sebagai berikut:
a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;

b. bahwa setiap orang tainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin
pula keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja;
e. bahwa pembinaan nama-nama itu periu diwujudkan dalarn Undang-
undang yang, memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan
9

kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik


dan tehnologi.

2. Objek Sasaran Dengan Adanya Sistem Kesehatan Kerja

Bagi tenaga kerja maupun perusahaan pasti memiliki sasaran untuk


menerapkan sistem K3 ini pada perusahaan atau dirinya sendiri ,
sasaran tersebut ialah : ( Dikutip dari E-Book Iosi Pratama tentang
Keselamatan , Kesehatan Kerja Lingkungan hidup )
a. Bagi Tenaga Kerja
Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja
dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang
produksi khususnya, dapat memahami arti pentingnya kesehatan
dan keselamatan kerja dalam keseharian kerjanya untuk
kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-
hal tersebut agar mampu meningkatkan kinerja dan mencegah
potensi kerugian bagi perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
10

Contoh Contoh Penerapan Sistem Manajemen Sasaran K3 :

Sasaran Program Jadwal Wewena


ng
Tidak ada Merektrut ahli K3 Umum untuk Februari HRD
kecelekaan merencanakan sistem Manajemen 2016
kerja yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menghilangkan dan Penerapannya serta melakukan
waktu tenaga identifikasi bahaya dan rencana
kerja melebihi pengendalian terhadapnya
2x24 jam dana Membentuk Panitia Pembina Maret Pimpina
tau terhentinya Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2016 n
proses melebihi (P2K3) sesuai perundang undangan Perusah
shift berikutnya yang berlaku untuk mendukung aan
berjalannya penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Menyediakan sumber daya yang Juni HRD
dibutuhkan sesuai identifikasi 2016
bahaya dan perencanaan penerapan
Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Meningkatkan Ikut serta dalam program BPJS Maret HRD
derajat Kesehatan dan BPJS 2016 dan
kesehatan kerja Ketenagakerjaan Pemerintah Ahli K3
tenaga kerja Umum
Melaksanakan kerja sama dengan Maret HRD
rumah sakit terdekat sebagai rujukan 2016
penanganan kecelakaan kerja
ataupun keadaan darurat di tempat
kerja
Menyediakan kantin tenaga kerja Mei HRD
dan bekerja sama dengan jasa 2016 dan Ahli
catering penyedia makanan sehat K3
dengan harga yang terjangkau oleh Umum
tenaga kerja
Meningkatkan Melaksanakan pendidikan dan Juni HRD
pengetahuan pelatihan Kesehatan dan 2016 dan Ahli
tenaga kerja Keselamatan Kerja sesuai dengan K3
mengenai kebutuhan, keahlian dan komptensi Umum
Keselamatan tenaga kerja secara rutin baik
dan Kesehatan dilaksanakan sendiri maupun pihak
Kerja di tempat luar.
kerja Menjalin kerjasama dengan dinas Mei HRD
dinas terkait yang memberi 2016 dan Ahli
11

kewenangan khusus untuk K3


pelatihan/pendidikan K3 di tempat Umum
kerja
Meningkatkan Melaksanakan audit internal Sistem Januari P2K3
dan memelihara Manajemen Kesehatan dan 2017
kinerja K3 Keselamatan Kerja minimal selama
perusahaan 6 bulan sekali ataupun jika ada
kondisi yang memerlukan tindakan
audit Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja baik secara
internal maupun eksternal

Tabel 1. Contoh Penerapa Sistem Sasaram Manajemen K3

D. Fungsi Kesehatan Kerja Pada Organisasi Kerja


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang
terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang
bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk
memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.K3 juga
melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang
juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral,
legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk
memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam
kondisi aman sepanjang waktu.Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja)
meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan
perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan
kerja,  teknik keselamatan,  teknik industri,  kimia, fisika kesehatan,
psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan
kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki beberapa aspek,
yaitu :
12

a. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari bahaya


kesehatan di tempat kerja
b. Memberikan saran terhadap perencanaan  dan pengorganisasian
dan praktek kerja termasuk desain tempat kerja
c. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang
kesehatan kerja dan APD
d. Memantau  kesehatan para pekerja
e. Terlibat dalam proses rehabilitasi pekerja yang mengalami
sakit/kecelakaan kerja
f. Mengelola P3K dan tindakan darurat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat
menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali
dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila
terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja.
Dalam sistem penerapan objeknya pun harus di manajemen kan
dengan sempurna agar tidak adanya kerugian bagi pegawai pekerja
maupun perusahaan itu sendiri. Sehingga dibentuklah satuan K3 dalam
suatu perusahaan untuk menerapkan dan memanajemenkan sistem K3
dalam suatu perusahaan.
Dilihat dari fungsinya K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan
finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa
pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu.Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi
pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka
dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan
cuti sakit

B. Saran
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

9
Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan
dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan
pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya
resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan
meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya
kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Harington. 2005. Buku saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC

Suma’mur. 1990 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV Haji

Masagung

Buqhari. 2007 Manajement Kesehatan Kerja & Alat Pelindung Diri. USU

REPOSITORI.

Blog Dorin Mutoif, Jurusan Kesling Poltekkes Yogyakarta.Perundang-undangan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai