Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU GIZI

“ Program Perbaikan Gizi Makro “

Dosen : Ibu Ovie Sri Andani, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :

SONIA LARASATI
NIM : 181272110005

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
YAYASAN HAJI SOEHEILY QARI
BANGKO
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Gizi.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun
hadapi, baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua juga para sahabat. Terutama
pertolongan dari Allah sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi dapat
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Program Perbaikan Gizi Makro “, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber informasi, serta berbagai buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan
mahasiswi Stikes Merangin. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi baiknya penulisan di masa yang akan datang.

Bangko, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Program Perbaikan Gizi Makro.....................................3
B. Masalah-Masalah Gizi Makro.........................................................3
C. Penyebab Masalah Gizi Makro........................................................4
D. Jenis-Jenis Program Perbaikan Gizi Makro.....................................5
E. Karakteristik Program Perbaikan Gizi Makro ................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................9
B. Saran................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro.
Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan
kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur
dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi
baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan
mengakibatkan marasmus, kwashiorkor.
Program perbaikan gizi makro diarahkan untuk menurunkan
masalah gizi makro yang utamanya mengatasi masalah kurang energi
protein terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan
dengan meningkatkan keadaan gizi keluarga, meningkatkan partisipasi
masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas
maupun di posyandu, dan meningkatkan konsumsi energi dan protein pada
balita gizi buruk.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi makro
adalah melalui pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi,
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi, pemberdayaan petugas dan
subsidi langsung berupa dana untuk pembelian makanan tambahan dan
penyuluhan pada balita gizi buruk dan ibu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan   latar   belakang    yang   telah dikemukakan, dapat di
rumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian program perbaikan gizi makro?
2. Apa saja masalah masalah gizi makro ?
3. Apa penyebab masalah gizi makro?
4. Bagaimana jenis-jenis program perbaikan gizi makro?

iv
5. Apa Karakteristik program perbaikan gizi makro?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian program perbaikan gizi makro
2. Mengetahui masalah-masalah gizi makro
3. Mengetahui penyebab masalah gizi makro
4. Mengetahui jenis-jenis program perbaikan gizi makro
5. Mengetahui karakteristik program perbaikan gizi makro

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini yakni, sebagai berikut :
a. Bagi Penyusun (Mahasiswa)
Dapat menambah pengetahuan penyusun dalam pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan mengenai Program
Perbaikan Gizi Makro.
b. Bagi Pembaca
Dapat memberikan penjelasan sistem informasi manajamen
puskesmas, memberikan gambaran mengenai Program Perbaikan Gizi
Makro dan memberikan wawasan baru kepada pembaca.
c. Bagi Pemerintah
Membantu menyelesaikan masalah gizi ditingkat daerah teratasi
dan mengakibatkan keberhasilan dalam mengatasi masalah gizi ini.
Mendorong keberhasilan dalam suatu keputusan pemerintah dan
mengguranggi permasalahan dalam negara.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Perbaikan Gizi Makro


Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan serta aktivitas. Keadaan
kurang gizi dapat terjadi beberapa akibat, yaitu ketidakseimbangan asupan
zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan penyakit infeksi.
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro.
Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan
kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur
dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi
baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan
mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan
selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah.
Program perbaikan gizi makro diarahkan untuk menurunkan
masalah gizi makro yang utamanya mengatasi masalah gizi kurang energi
protein dengan meningkatkan keadaan gizi keluarga, meingkatkan
pertisipasi masyarakat, meingkatkan kulitas pelayanan gizi, dan
meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita gizi buruk.

B. Masalah-Masalah Gizi Makro


1. Berat Bayi Lahir Rendah
Bayidengan berat lahir rendah adalah salah satu hasil dari ibu hamil
yangmenderita kurang energi kronis dan akan mempunyai status gizi
buruk. BBL% berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan
balita juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi
mendatang yaitu akanmemperlambat pertumbuhan dan perkembangan
mental anak serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
2. Kurang Energi Kronis

3
4

Kek adalah keadaan dimana Ibu menderita keadaan


kekuranganmakanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnyagangguan kesehatan pada ibu.
3. Wanita Usia Subur (WUS)
Pemantauan kesehatan dan status gizi pada WUS merupakan
pendekatan yang potensial dalam kaitannya dengan upaya
peningkatan kesehatan ibu dan anak. Kondisi WUS yang sehat dan
berstatus gizi baik akanmenghasilkan bayi dengan kualitas yang baik
dan akan mempunyai risiko yang kecil terhadap timbulnya penyakit
selama kehamilan dan melahirkan.
4. Ibu Hamil (Bumil)
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian Ibu
mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini banyak Ibu yang
meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka
kematian Ibu dan anak

C. Penyebab Masalah Gizi Makro


1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang.Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan
makanan yang kurang tetapi juga penyakit.Anak yang mendapat cukup
makanan tetapi sering menderita sakit pada akhirnya dapat menderita
gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup
makan maka daya tahan tubuhnyaakan melemah dan akan mudah
terserang penyakit.
2. Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang
yaitu:
5

 Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. ketiap


keluargadiharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah
maupunmutu gizinya
 Pola pengasuhan anak kurang memadai setiap keluarga
danmasyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu perhatian
dandukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
baik baik fisik mental dan sosial.
 Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. :istim
pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin
penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

D. Jenis-Jenis Program Perbaikan Gizi Makro


Dalam melakukan perbaikan gizi makro strategi yang dilakukan
adalah melalui pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan gizi,
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi, pemberdayaan petugas, dan
penyuluhan pada balita gizi buruk dan ibu hamil KEK.
Contoh program perbaikan gizi makro di Indonesia dilakukan oleh
pemerintah Jawa Timur dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Timur No. 11 tahun 2011 tentang Perbaikan Gizi pasal 17. Didalam
perda tersebut perbaikan makro meliputi:
 Peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga
melalui upaya pemenuhan kesehatan dan gizi
 Peningkatan pemberiaan ASI terutama ASI eksklusif,
serta makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi
diatas 6 bulan dalam jumlah dan mutu yang tepat
 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pola
pengasuhan anak
 Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita gizi
buruk dan ibu hamil yang kurang energi kronis.
6

 Pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi dan


 Penurunan kasus kejadian gizi lebih dan obesitas.

Perbaikan gizi makro diatas, dilakukan diberbagai sarana pelayanan


kesehatan dan posyandu, disertai dengan adanya peningkatakan upaya
penyedaran gizi masyarakat. Serta diikuti dengan upaya komunikasi,
informasi, dan edukasi gizi menuju keluarga sadar gizi kepada masyarakat.
Dalam sebuah penelitian, untuk mengatasi permasalahan gizi, pada
tahun 2010 PBB telah meluncurkan program Scalling Up Nutrition (SUN)
yaitu sebuah upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkan visi bebas rawan pangan dan kurang gizi (zero hunger and
malnutrition), melalui penguatan kesadaran dan komitmen untuk
menjamin akses masyarakat terhadap makanan yang bergizi.
Di Indonesia, gerakan scalling up nutrition dikenal dengan
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) dengan landasan berupa Peraturan Presiden
atau Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi.
Untuk mencapai percepatan perbaikan gizi ini dibutuhkan
dukungan lintas sektor. Kontribusi sektor kesehatan hanya menyumbang
30%, sedangkan sektor non kesehatan berkontribusi sebesar 70% dalam
penanggulangan masalah gizi. Dalam gerakan 1000 HPK telah dijelaskan
bahwa untuk menanggulangi masalah kurang gizi diperlukan intervensi
yang spesifik dan sensitif.
Intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan seperti
penyediaan vitaminmakanan tambahan, dan lainnya sedangkan intervensi
sensitif dilakukan oleh sektor non–kesehatan seperti penyediaan sarana air
bersih, ketahanan pangan, jaminan kesehatan, pengentasan kemiskinan
dan sebagainya.
Contoh intervensi yang dapat dilakukan terbagi atas dua, yaitu
intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Kegiatan yang dapat
7

dilakukan intervensi gizi spesifik berupa imunisasi, PMTibu hamil dan


balita di posyandu, intervensi gizi sensitif berupa pencegahan dan
mengurangi masalah gizi secara tidak langsung yang biasa dilakukan oleh
sector non-kesehatan, seperti air bersih, kemiskinan, dan lain-lain.
Intervens (Rosha, dkk, 2016).
Program perbaikan gizi makro dan penanggulannya
a. Program perbaikan gizi makro
Menurunkan masalah gizi makro yang utamanya mengatasi
masalahkurang energi protein terutama di daerah miskin baik di
pedesaanmaupun di perkotaan melalui :
 Meningkatkan keadaan gizi keluarga
 meningkatkan partisipasi masyarakat
 meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas
maupun di posyandu danmeningkatkan konsumsi energi dan
protein pada balita gizi buruk
b. Penanggulangan
 Pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi

Pemberdayaan keluarga adalah proses dimana keluarga-


keluargayangmempunyai masalah kesehatan dan gizi bekerja
bersama-sama menanggulangimasalah yang mereka hadapi. Cara
terbaik untuk membantu mereka adalahikut berpartisipasi dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Upaya perbaikan gizi yang dilakukan adalah dengan
meningkatkan kemandiriandengan fokus keluarga mandiri sadar
gizi dengan harapan mereka dapat mengenal dan mencari
pemecahan masalah yang hadapi.

 Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

Pemberdayaan masyarakat di bidang gizi dimaksudkan


untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memerangi
8

kelaparan dan peduli terhadap masalah gizi yang muncul di


masyarakat. Masyarakat harusdilibatkan dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penanggulangan masalah
gizi makro, sehingga akan tercipta komitmen yang baik antara
masyarakat dan petugas.
 Petugas

Agar kualitas pelayanan gizi meningkat, maka diharapkan


para petugaskesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar.Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
dilakukan serangkaian kegiatan dalam peningkatan peran petugas
yaitu antara lain dengan memberikan pengetahuandan keterampilan
baik melalui kegiatan workshop dan capacity building.

E. Karakteristik Program Perbaikan Gizi Makro


1. Salah satu tujuan dari pelaksanaan program perbaikan gizi
makro adalah bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan
mutu upaya kesehatan yang berhasil dan berdaya guna serta
terjangkau oleh segenap anggota masyarakat.
2. Sasaran program perbaikan gizi makro ini adalah tersedianya
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah
maupun swasta.
3. Kelompok masyarakat yang menjadi focus utama dalam
program perbaikan gizi makro antara lain yaitu : Berat Bayi
lahir Rendah (BBLR), Kurang Energi Kronik (KEK), Wanita
Usia Subur (WUS), dan Ibu Hamil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro.Masalah
gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau
ketidakseimbangan asupan energi dan protein.Program perbaikan gizi
makro diarahkan untuk menurunkan masalah gizi makro yang utamanya
mengatasi masalah gizi kurang energi protein dengan meningkatkan
keadaan gizi keluarga, meingkatkan pertisipasi masyarakat, meingkatkan
kulitas pelayanan gizi, dan meningkatkan konsumsi energi dan protein
pada balita gizi buruk.Untuk mencapai percepatan perbaikan gizi ini
dibutuhkan dukungan lintas sektor.Kontribusi sektor kesehatan hanya
menyumbang 30%, sedangkan sektor non kesehatan berkontribusi sebesar
70% dalam penanggulangan masalah gizi.Dalam gerakan 1000 HPK telah
dijelaskan bahwa untuk menanggulangi masalah kurang gizi diperlukan
intervensi yang spesifik dan sensitif.Upaya perbaikan gizi yang dilakukan
adalah dengan meningkatkan kemandirian dengan fokus keluarga mandiri
sadar gizi dengan harapan mereka dapat mengenal dan mencari pemecahan
masalah yang hadapi.

B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah diharapkan agar
pemerintahmeningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat agar
tercapai derajatkesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan meningkatkan
status gizi padamasyarakat perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kema!uan
ilmu dan teknologi.

9
DAFTAR PUSTAKA

1.    ___The Impact of Asian Financial Crisis on Health Sector in


Indonesia, www.health_indonesia.pdf, 12 Maret 2002
2.    RI dan WHO, Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001 – 2005,
Jakarta, Agustus 2000
3.    Direktorat Gizi Masyarakat, Panduan Pemberian Makanan Gizi Buruk
Pasca Rawat Inap di Rumah Tangga, Jakarta, 2000
4.    Direktorat Gizi Masyarakat, Tata Laksana Penanggulangan Gizi Buruk,
Jakarta 2000
5.    Tim Kewaspadaan Pangan dan Gizi Pusat, Situasi Pangan dan gizi di
Indonesia, Jakarta, 2000
6.    Departemen Kesehatan, Status Gizi dan Imunisasi Ibu dan Anak di
Indonesia, Jakarta, 1999
7.    Departemen Kesehatan,  Tuntutan Praktis Bagi Tenaga gizi Puskesmas,
Bekalku Membina Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), Jakarta, 1999
8.    Tim Koordinasi Penanggulangan masalah Gizi Pangan dan Gizi, Gerakan
nasional penanggulangan masalah Pangan dan Gizi di Indonesia, Jakarta,
1999
9.    Departemen Kesehatan, Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan
Atas (LILA) Pada Wanita Usia Subur, Jakarta, 1995
10.  UNICEF, Strategy for Improved Nutrittion of Children and Women in
Developing Countries, New York, 1992

Anda mungkin juga menyukai