Anda di halaman 1dari 39

Perencanaan Program Gizi

Asesmen dan Analisis


Proses Penyusunan Perencanaan Program
1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah & determinan
masalah
3. Penetapan prioritas
4. Tujuan Program
5. Strategi Program
6. Aktivitas Program
7. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Perencanaan program gizi
menggunakan OOPP
(Objective Oriented Project Planning)
Tahapan:
1. Tahap Analisis
a. analisis partisipasi
b. analisis masalah
c. analisis tujuan
d. analisis alternatif
2. Pembuatan Matriks Perencanaan Program
a. Tujuan/ aktivitas
b. Asumsi yang penting
c. Indikator
d. Cara memverifikasi
Analisis Situasi
a. Problem
b. Faktor risiko/ Determinan
c. Partisipasi/ Stakeholder (karakteristik,
kebutuhan, ekspektasi, potensi,
kelemahan)
d. Lingkungan
• Analisis situasi adalah suatu upaya untuk memahami
sistem yang menentukan/ mempengaruhi adanya
masalah
• Banyak proyek gagal karena identifikasi yang kurang
lengkap/ kurang mencukupi terkait beberapa
ancaman/hambatan yang mungkin muncul selama
pelaksanaan proyek
• Analisis situasi dilakukan untuk mencoba memahami
situasi saat ini terkait
– Karakteristik komunitas (sosial ekonomi, budaya, karakteristik
gender, dll)
– Kerangka regulasi yang berlaku (kebijakan, hukum, norma)
– Aktor dan stakeholder utama
Analisis Partisipan (1)
• Bertujuan untuk menyesuaikan desain proyek
sesuai dengan pihak yang terlibat/ berkaitan
dengan proyek
• Analisis partisipan adalah sebuah cara untuk:
– Mengetahui gambaran semua orang, kelompok,
organisasi dan institusi yg berkaitan dan punya
perhatian thdp proyek dari sisi manapun
– Mengetahui ketertarikan dan harapan dari orang dan
kelompok yg berkaitan dengan proyek
– Menganalisis konsekuensi dan implikasi yg harus
dipertimbangkan dalam mendesain proyek
Analisis Partisipan (2)

• Mengkaji pada:
– Sasaran program (Primer, sekunder)
Contoh:
balita, anak, remaja, ibu, keluarga, posyandu, dll

– Pemilik program
Contoh:
kader, bidan, posyandu, puskesmas, dinas kesehatan, LSM,
perusahaan, dll

• Informasi tentang:
– karakteristik, kebutuhan, ekspektasi, lingkungan sosial,
potensi, program yang ada, kelemahan
Analisis Partisipan (3)
Masalah, ketertarikan, motif, sikap (dari
Karakteristik pihak yg terlibat, apa, siapa, sudut pandang partisipan yg berbeda)
dan bagaimana mereka - kebutuhan yg blm terpuaskan, masalah,
- karakteristik sosial (latar belakang sosial, ketakutan, hambatan
budaya, agama) - ketertarikan (yang tampak maupun yg
- status kelompok (formal, informal) tersembunyi)
- struktur (organisasi, pemimpin) - motif (harapan, ekspektasi, ketakutan,
- situasi dan masalah (sudut pandang yg dimiliki) ancaman)
- sikap (bersahabat, rentan, dll)

Potensi dan kekurangan (dari sudut pandang


proyek ke depan) Implikasi untuk proyek
- kekuatan dari partisipan (sumber daya, - Bagaimana partisipan itu harus
keterampilan, dll) “apa yg bisa dikaryakan” dipertimbangkan dan dikategorikan
- kekurangan, keterbatasan, kelemahan “apa - Bagaimana tindakan yg hrs dilakukan utk
yang akan membuat kesulitan” partisipan tersebut
- apa yg dapat dikontribusikan/ dihambat oleh
partisipan
Langkah melakukan analisis partisipan
• Mengidentifikasi partisipan
– semua orang/ institusi/ kelompok yg berkaitan/dipengaruhi oleh
proyek
• Mengkategorikan partisipan
– penerima manfaat, target group, pelaku, counterpart
• Mengkarakterisasikan partisipan
– importance/ priority, potential/ ability, proprietary of limitation and
obstacle
• Menganalisis konsekuensi dan implikasi yg harus
dipertimbangkan sebagai aktivitas dan risiko untuk
pelaksanaan proyek
– reaction of projects
• Mengidentifikasi konsekuensi untuk proyek yg akan
dilakukan
– specific approach required
2 cara pendekatan dalam memilih
target group
• Kelompok yang paling rentan/ terkena
imbas
• Kelompok yang potensial
Contoh Kasus
• Belani is a district in Republic Caroco
→6 million population, 245 km2 total area.
• Occupations: labor, traders, craftsmen, private workes, civil servants,
farmer → most of women are working
• Malnutrition causes 60% of all under five deaths→ undernutrition,
IDA,IDD and VAD.
• Prevalence of undernutrition is 39%
• Low exclusive breastfeeding practices
• The three main diseases: diarrhea, respiratory infection, measles
• Low community participation
• Low performance of integrated health post
• Low regeneration of community health workers
• Community :
– Like to watch TV and consumptive attitude
– middle income household: let the children choose their own food
– low income households→caloric dense. Food taboo is still practiced
– extended family: mother has low decision power
Participation Analysis
Participants Characteris Problem/Needs Expectation Weaknesses Potential Consequences
tics for a project
Children under Malnutrition Healthy and Depend on Future Main target
five (undernutrition, play actively caregiver generation group
IDA, IDD, VAD)
High IMR
High measles

Mothers working Prefer to give money Healthy Less time for High awareness Main target
mothers for buying snacks, children children of health & group, for
rely on caregiver, & caring nutrition for her growth &
low exclusive children development of
brestfeeding under-five
children

Professional Assuming More training Responsibility Subtitute Target group


caregiver that they related to ? (profit/ caregiver (if well
have health money) trained)
questionab nutrition &
le child caring
knowledge
& skill
Participation Analysis
Participants Characteristics Problem/Needs Expectation Weaknesses Potential Consequences
for a project
Integrated Used only for Optimalization Lack of Potential media Monitoring
health post weighing & low the use of monitoring & to deliver health growth &
attendance Posyandu evaluation & nutrition development of
messages under-five
children
Community Mainly are Low salary, Adequate Less Closed to the Support mothers
health workers elder people inadequate income, motivated community & under-five
supporting increased of children, needed
system, slow supporting for health care
regeneration systems, services
routine training
Community (in Consumptive Consumption of Increased Strong Influence As a supporting
general) attitude calorie- community tradition/ mothers and environment
dense food participation beliefs their family
Food taboo habits
Participation Analysis
Participants Characteristics Problem/Needs Expectation Weaknesses Potential Consequences
for a project
TV industry 70% of the High rating due Profit oriented, Seen by most of As media
community to high too much mothers promotion
exposed to TV audience drama, lack of
health &
nutrition
program
District health Low supervision Good policy for Less motivated Policy Needed as
office community formulation official
institution
Analisis Masalah dan Determinan
Masalah (1)
• Mengkaji tentang:
– Masalah inti
– Penyebab masalah
– Efek dari masalah
– Siapa yang mempunyai masalah dan
mendapatkan efeknya
– Apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi
masalah, dan bagaimana hasilnya
Analisis Masalah dan Determinan
Masalah (2)

• Dapat dianalisis berdasarkan hasil survey


• List determinan masalah yang ditemukan
terjadi di lapangan
Langkah Analisis Masalah
1. Identifikasi semua masalah, tulis tiap-tiap dalam kata
singkat (bahasa masalah biasanya negatif)
2. Pilih satu masalah inti
3. Analisis semua masalah yang menyebabkan masalah
inti, dan letakkan di bawah masalah inti
4. Analisis semua masalah yang disebabkan karena
masalah inti, dan letakkan di atas masalah inti
5. Susun dalam 1 diagram dg panah yg menghubungkan
sebab akibat (pohon masalah)
6. Review diagram (gunakan if-then relationship)
Contoh list masalah yang
ditemukan
High Prevalence of Food Taboo during Lactating
undernutrition in under 5

Impaired health status of Coverage of Immunization


children under 5 and Supplementation are
Low

High Morbidity Causes Low Quality of Breast Milk


(diarrhea, ARI)

Low Exclusive Breastfeeding Lower Resistance to Illness


Practice

Inappropriate Food Choices Inappropriate Dietary intake


in Child among Lactating Mother

Lack of Mother Knowledge Inappropriate Dietary Intake


on Health and Nutrition among Under 5
Low Participation on Poor Budget Allocated in
Community HH

Low Health Services and Low Income


Posyandu Utilization

Strong Peer Influence Poor Performance of


Community Health
Workers
Strong Influence by
Extended Family to Inadequate Support
Mothers System for The CHW

Lack of Decision Making


Power of Mother in High turn Over of CHW
Health and Nutrition

Poor Budget Allocated to Low Income of The CHW


Food
CONTOH POHON
MASALAH
Analisis Tujuan

• Menganalisis tujuan yang akan dicapai


untuk menyelesaikan masalah
• Mengidentifikasi alternatif-alternatif yang
potensial untuk proyek
• Memeriksa hubungan means-end antar
objectives
• Informasi disusun dalam pohon tujuan
Langkah Analisis Tujuan
1. Ubah kondisi negatif pada pohon masalah menjadi
kondisi positif yang diinginkan dan dapat dicapai
2. Elaborasi semua tujuan untuk memperoleh hubungan
yang reasonable (gunakan if-then dan means-end
relationship)
3. Jika diperlukan, dapat mengubah, menambah, atau
mengurangi objectives
4. Review diagram
CONTOH POHON
TUJUAN
Analisis Alternatif

• Mengidentifikasi alternatif solusi yang


dapat menjadi strategi proyek
• Pilih satu atau beberapa strategi proyek
Langkah Analisis Alternatif

1. Identifikasi tujuan yang diinginkan dan


dapat dicapai
2. Klasifikasikan means-end ladders sebagai
alternatif strategi proyek yang
memungkinkan
3. Nilai masing-masing alternatif, dan pilih
yang paling sesuai untuk menjadi strategi
proyek
4. Pilih salah satu alternatif
Kriteria feasibilitas utk proyek

• resources available
• probability of achieving objectives
• political feasibility
• cost-benefit ratio
• social risks
• time horizon
• sustainability, etc
CONTOH POHON
ALTERNATIF
Asesmen
Proses Penyusunan Perencanaan Program
1. Analisis situasi
2. Identifikasi masalah & determinan
masalah
3. Penetapan prioritas Assessment
?
4. Tujuan Program
5. Strategi Program
6. Aktivitas Program
7. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Tahapan Pelaksanaan Assessment (1)

1. Menjabarkan latar belakang


• Apa masalahnya
• Mengapa terjadi, apa saja kemungkinan penyebabnya
• Bagaimana yg sudah dilakukan, apa hasilnya
Tahapan Pelaksanaan Assessment (2)

2. Menentukan waktu dan lokasi pelaksanaan


• Lokasi
• Menentukan sasaran (sampel / sensus)
• Tingkat kesulitan proses pengumpulan data
• Ketersediaan sumber daya
• Ketersediaan waktu
Tahapan Pelaksanaan Assessment (3)

3. Menentukan data/indikator yg dikumpulkan


• Data primer/sekunder
• Data kuantitatif/ kualitatif

4. Metode dan prosedur pengambilan data


Contoh:
• Pengukuran antropometri
• Wawancara (structured, semi-structured, unstructured)
• Observasi (structured, semi-structured, unstructured)
• FGD
• Telaah dokumen
• dll
Tahapan Pelaksanaan Assessment (4)

No Variabel Indikator Metode Responden/


Sumber
Informasi
1 Status Gizi Balita 1. BB/U z-score -Pengukuran -Balita
2. TB/U z-score antropometri - Pengasuh
3. BB/TB z-score -Wawancara balita
usia anak
2 Pengetahuan ibu Skor pengetahuan - Wawancara - Ibu balita
tentang ASI dengan
eksklusif kuesioner
terstruktur
3 Sanitasi rumah Skor sanitasi - Observasi - Rumah
menggunakan
checklist
TUGAS
• Buatlah analisis partisipan dari contoh kasus
berikut
• Buatlah pohon masalah, pohon tujuan, dan
pohon alternatif dari contoh kasus berikut
Kasus
Desa Karanggunung terletak di pegunungan. Sebanyak 50 dari 120 baduta di Desa
tersebut mengalami stunting. Berdasarkan skrining perkembangan menggunakan KPSP,
sebagian balita mengalami penyimpangan dalam perkembangan. Remaja putri dan WUS
di wilayah tersebut juga banyak yang berperawakan kurus dan pendek. Dari hasil
asesmen diketahui 40% baduta pernah mengalami batuk pilek dan 20% baduta
mengalami diare dalam 1 bulan terakhir. 80% baduta tidak mendapatkan ASI eksklusif.
Diketahui sebagian ibu mulai memberikan pisang sejak anak berusia 0 bulan, dan
memberikan nasi sejak usia 4 bulan. Menu MPASI yang biasa diberikan adalah nasi,
kuah sop, telur, dan buah pisang atau pepaya. Banyak wanita yang menikah dan hamil di
usia muda, yaitu 16 tahun atau setelah tamat SMP. Wanita hamil di daerah tersebut
percaya mengkonsumsi ikan saat hamil bisa membuat bayi berbau amis, sehingga
menghindari konsumsi ikan. Para orangtua juga menyarankan wanita hamil untuk banyak
bekerja dan tidak terlalu banyak makan, agar janin yang dikandung tidak besar sehingga
mudah persalinannya. Sebagian besar wanita setelah tamat SMP bekerja sebagai petani
atau buruh tani, dan biasa menggendong anaknya sambil bekerja. Banyak hasil
pertanian dan peternakan yang dihasilkan di wilayah itu seperti kentang, ubi jalar, wortel,
brokoli, susu sapi, telur, dan ayam. Meskipun demikian, masih banyak warga yang hidup
dalam kemiskinan. Sebagian besar warga belum mempunyai kebiasaan cuci tangan
dengan sabun dan masih ada sebagian warga yang mempunyai kebiasaan mandi, BAK,
dan BAB di sungai.
Kasus (lanjutan)
Temuan tingginya kasus stunting di wilayah desa tersebut telah menarik perhatian
puskesmas setempat. Puskesmas berencana menggalakkan kembali Posyandu yang tidak
aktif dan memberikan pelatihan kader. Ada 4 Posyandu di Desa Karanggunung dan dua di
antaranya tidak aktif. Sebelumnya, hanya sedikit balita yang datang saat hari buka
Posyandu yang dilaksanakan setiap senin pagi pekan ke empat, hingga akhirnya
pelaksanaan Posyandu dihentikan. Di 2 Posyandu yang masih aktif, usia kader-kadernya
sudah di atas 50 tahun. Kegiatan Posyandu dilaksanakan sore hari dan yang dilakukan
adalah penimbangan dan pemberian PMT. Puskesmas sudah rutin mengadakan edukasi
terkait kesehatan reproduksi di SMP setempat, untuk mengurangi jumlah pernikahan dini.
Puskesmas juga berencana untuk meningkatkan perhatian Kepala Desa Karanggunung
terkait masalah gizi di desa tersebut. Saat ini, Desa Karanggunung sedang akan
mengadakan pemilihan Kepala Desa. Secara umum, masyarakat Desa Karanggunung
mempunyai semangat gotong royong yang tinggi, suka menolong antar tetangga, dan
cukup religius. Kegiatan masyarakat yang sering dilakukan adalah pengajian bapak-bapak,
pengajian ibu-ibu, pengajian umum, dan kerja bakti. Kegiatan dilakukan baik di masjid
maupun di rumah warga yang dipimpin oleh seorang Kyai. Selain itu, juga sering diadakan
acara kesenian desa berupa wayang, reog dan ketoprak. Terkait health seeking behavior,
jika mengalami sakit, warga memilih untuk menggunakan pengobatan tradisional atau
membeli obat di warung, dan jarang pergi ke Puskesmas atau tempat pelayanan
kesehatan lainnya. Dari hasil wawancara kepada WUS, diketahui pengetahuan terkait
kesehatan dan gizi keluarga masih rendah.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai