MATERI TABIAT
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
I. Tabiat sebagai sumber perbuatan-perbuatan lahiriah
Arti Tabiat
Tabiat adalah susunan batin seseorang yang memberi arah dan ketertiban
kepada keinginan, kesukaan dan perbuatan orang itu. Tabiat dibentuk oleh
interaksi antara diri sendiri dengan lingkungan sosialnya dan Allah. Tabiat
mengandung suara hati, yaitu pengetahuan antara apa yang baik dan apa yang
buruk, kesukaan, kemauan, dan keinginan.
Tabiat tidak sama dengan watak. Watak merupakan bentuk diri alamiah
waktu kita lahir dan bersifat tetap, sedangkan tabiat memberi keselarasan
kepada perbuatan kita tetapi juga dapat dibina dan diubah. Tabiat yang dapat
kita ubah lebih penting daripada watak yang bersifat tetap. Tabiat berbeda
dengan kepribadian. Tabiat hanya mengandung sifat-sifat moral dalam diri
kita, tetapi kepribadian mengandung sifat-sifat emosional, mental selain dari
pada sifat-sifat moral. Sementara itu, arti tabiat sama dengan karakter.
Pentingnya tabiat yang mantap nyata dalam istilah ''hidup baru'' dalam
perjanjian baru. Kristus tidak hanya memberikan kepada pengikut-
pengikutNya hukum baru yang menuntut perbuatan-perbuatan lahiriah,
namun juga memberikan hidup baru seperti yang terdapat dalam 2 Korintus
5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru”.
Kehidupan diubah dari batin ke lahir. Karena iman menjadi baru, maka tabiat
kita diperbaharui. Karena tabiat kita diperbaharui, maka perbuatan-perbuatan
kita menjadi lebih baik.
● Tabiat yang baik adalah alat yang memampukan kita untuk mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang baik sehingga tujuannya bukan lagi tentang
tabiat yang baik tetapi perbuatan yang baik.
● Tabiat yang baik sebagai hasil tambahan dari usaha kita mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang baik bukan akibat usaha untuk menjauhkan
diri dari segala godaan. Namun, tabiat juga bisa mempengaruhi
perbuatan-perbuatan kita. Oleh karena itu, kita yang harus menguasai
tabiat bukan tabiat yang menguasai kita.
● Tabiat merupakan pokok yang penting dalam kehidupan etis semua orang
yang perlu kita sadari dengan cara mewarnai penglihatan kita tentang
dunia dan keputusan yang kita ambil sehari-hari.
1. Pembawaan kita
Pada umumnya, sifat ini diwariskan dari orang tua serta nenek moyang
kita serta berhubungan juga dengan warisan jasmani. Hal tersebut bisa
kita lihat dari jenis kelamin, kekuatan, dan kelemahan tubuh yang
mempengaruhi tabiat. Kita tidak dapat memilih dan mengubah
pembawaan kita karena pembawaan kita bersifat berkembang dan
tergantung bagaimana kita menggunakannya. Namun, kita juga memiliki
kebebasan untuk membentuk tabiat kita sehingga pembawaan hanya
sebagai pembatasan yang dimana kita harus bertanggung jawab.
2. Lingkungan sosial
Faktor ini berasal dari keluarga dan kebudayaan. Sebagian besar yang
mempengaruhi yang terjadi dalam proses mempelajari pandangan-
pandangan. Misalnya, dalam keluarga seperti pandangan bagaimana
berperan sebagai anak, orang tua, suami dan istri, dll. Dalam kebudayaan
seperti tabiat orang amerika berbeda dengan tabiat orang batak karena
keduanya memiliki nilai, norma, dan tafsiran masing-masing sehingga
dari sudut pandang pun berbeda.
Faktor ini adanya hubungan timbal-balik antara tabiat dan perbuatan atau
bisa dibilang tabiat mempengaruhi perbuatan dan perbuatan
mempengaruhi tabiat. Misalnya, orang dengan tabiat jujur cenderung
tidak akan berdusta. Sedangkan orang yang berdusta memperlemah sifat
kejujuran dalam tabiatnya dan cenderung untuk berdusta lagi. Hal ini
juga dibutuhkan proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi
tabiat seperti menggumuli suatu masalah yang membuat kita menjadi
pribadi yang lebih peka terhadap hal-hal yang kurang diperhatikan.
Misalnya, orang kaya harus mengambil keputusan mempengaruhi
kehidupan orang-orang miskin dengan berkenalan dengan beberapa
orang miskin secara pribadi.
5. Iman
Faktor yang terakhir, tabiat kita berhubungan dengan Allah dan hal ini
jauh lebih penting daripada pembawaan diri sendiri. Misalnya, orang
yang menerima anugerah Allah yang ditawarkan akan mengalami
perubahan fundamental yang mewarnai eksistensinya. Cara pembawaan
jika dikembangkan dan tujuan untuk penggunaan pembawaan sangat
dipengaruhi oleh hubungan kita dengan Tuhan. Misalnya, Rasul Paulus
bertekun dalam kerjanya sebelum ia bertobat dan terus bertekun setelah
ia bertobat sehingga tujuan ketekunannya diubah menjadi lebih dalam
dan lebih kuat. Pengaruh dalam faktor ini berbicara bagaimana hidup
diterangkan dalam ajaran Kristen melalui pembenaran dan pengudusan.
Karena kita dibenarkan dan diterima oleh Allah meskipun kita orang-
orang yang berdosa. Oleh karena keselamatan yang kekal dari-Nya,
hidup kita juga tertanam kemauan untuk membalas kasih karunia Allah
dengan hidup seturut kehendak-Nya seperti memiliki tabiat yang baik
sehingga melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dengan lingkungan
sekitar.
1. Pembenaran
Anugerah yang digambarkan sebagai kuasa Allah atas manusia sehingga Allah
mampu mengampuni dosa-dosa manusia. Misalnya, hubungan kita dengan Allah
dipulihkan.
2. Pengudusan
Anugerah digambarkan sebagai kuasa Allah yang ada di dalam manusia sehingga
Allah meningkatkan kasih dan kekuatan manusia. Misalnya, manusia ditebus dari
dosa-dosanya supaya dapat berjuang melawan dosa. Pengudusan merupakan
perubahan dalam diri dan tabiat kita yang berasal dari anugerah Allah dan juga
tugas kita.
Ada dua hal yang harus kita pahami yaitu kita harus menyerah dan berjuang.
Pertama, menyerah dengan membuka diri kita kepada Roh Kudus yang bisa
membangun dan menguduskan tabiat kita. Kedua, berjuang dengan pertolongan Roh
Kudus kita harus mengambil keputusan dan melakukan perbuatan-perbuatan yang
sepadan dengan status kita sebagai orang-orang yang dijadikan kudus oleh Allah.
Dalam perkembangan tabiat kita senantiasa harus bergantung pada Tuhan karena
tabiat yang baik tidak menjamin menghasilkan perbuatan yang baik. Karena itu,
diperlukan kuasa dari Tuhan untuk memilih yang benar dan menolak yang salah.
Kita harus mengubah diri kita yang berpusat pada diri sendiri serta
membuang unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Pertumbuhan
tabiat tidak terjadi tanpa perjuangan melawan unsur jahat dalam diri kita. Tabiat
kita dapat diubah, kecenderungan jahat di dalam diri kita dapat dilawan dan
diatasi. Tabiat memang tidak mudah untuk diubah namun jika kita berjuang
bersama kuasa Roh Kudus kita dapat menang. Perjuangan kita baru selesai nanti
waktu tabiat kita disempurnakan oleh Tuhan.
1. Integritas
Doa Paulus pada Filipi 1: 9-10 patut menjadi doa bagi pengertian etis
banyak orang: “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu
dapat memilih apa yang baik...”. Dalam doanya Paulus menggunakan dua
kata penting yaitu aisthesis dan dokimazein.
Kata aisthesis dalam etika Yunani berarti apa yang baik dan apa yang
buruk dalam kasus-kasus tertentu. Dalam etika kata aisthesis berarti
kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan tidak berat sebelah.
Kata dokimazein memiliki arti memuji, memiliki, menilai, atau mengerti
karena menyelidiki. Kedua kata tersebut menunjukkan suatu penglihatan atau
kepekaan, tentang apa yang baik.
3. Kebajikan-kebajikan