Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN

Nama Kegiatan : Pembangunan Jalan Dan Jembatan Kabupaten Rokan Hilir


Nama Paket : Hotmix Kep.Jadi Jaya Kec.Bagan Sinembah Raya
Lokasi : Kecamatan Bagan Sinembah Raya
Nama Peserta Lelang : Cv.Fidoli Teguh Karya
__________________________________________________________________________________
__
Rincian :
1. Kami akan menggambarkan penguasaan dalam menyelesaikan pekerjaan.
2. Kami membuat metode kerja untuk jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang atau
pekerjaan sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
3. Kami akan menggambarkan tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai akhir yang dapat dipertanggunggjawabkan secara teknis.
4. Kami uraikan lokasi sumber bahan, jarak angkut material, urutan kerja, penggunaan tenaga kerja,
bahan, dan peralatan.

I. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metode Pelaksanaan adalah sebuah metode kerja yang menjadi pedoman untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan di lapangan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan. Untuk
menyusun metode pelaksanaan ini kami juga mengacu pada syarat-syarat teknis pada dokumen lelang
yang diberikan Panitia Lelang. Untuk rencana setiap item pekerjaan secara detail kami mengacu pada
jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang kami buat terlampir, hal tersebut agar pelaksanaan
pekerjaan nantinya dapat diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya sesuai dengan
yang telah disyaratkan. Untuk pekerjaan utama akan dijelaskan secara rinci dalam uraian metode
pelaksanaan di bawah ini serta untuk pekerjaan penunjang atau pekerjaan sementara juga ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan di lapangan antara lain yaitu :
1. Melakukan Pengaturan Sementara Untuk Lalu Lintas berupa :
a) Membuat dan memasang Rambu dan Penghalang (Barrier),
 Agar dapat melindungi Pekerjaan dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu
lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, maka Kami memakai, memasang, memelihara
rambu-rambu lalu lintas, penghalang, dan fasilitas lainnya yang sejenis pada tempat dimana
kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan
penghalang kami beri garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas juga

1
pada malam hari yang ditempatkan pada tempat & jarak yang aman, agar dapat dilihat oleh
para pemakai jalan agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas.
 Kami menyediakan dan menempatkan petugas bendera (dilengkapi pesawat HT & bendera)
di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada
pengaturan lalu lintas yang menyebabkan lalu lintas menjadi satu arah karena memakai
system lalu lintas zig-zag (sebagian) Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan
mengatur arus lalu lintas yang melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.
2. Melakukan Pemeliharaan Untuk Keselamatan Lalu Lintas berupa :
a) Membuat Jalan Alih Sementara dan Pengendalian Lalu Lintas,
 Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang disiapkan oleh kami
selama pelaksanaan pekerjaan dipelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang
memenuhi ketentuan dan dapat diterima Direksi Pekerjaan sehingga menjamin keselamatan
lalu lintas dan bagi pemakai jalan umum.

Uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan kami jelaskan sebagai berikut :

Divisi 1. UMUM
1.2. Mobilisasi Dan Demobilisasi
Tata Cara Pengukuran : Ls
Tata Cara Pembayaran : Ls
Setelah kami diberikan SPK maka kami selaku Kontraktor segera menyiapkan segala macam
administrasi dan menandatangani kontrak, Kami bersama Pihak Direksi dan Konsultan melakukan
survey bersama untuk menentukan lokasi dan jenis
pekerjaan yang akan dikerjakan, dan mencari base
camp, quarry dan hal-hal lain yang diperlukan.
Kontraktor, konsultan, dan direksi teknis akan segera
memobilisasi peralatan dan tenaga ahli (General
Superintendent dan Staff) ke lapangan dan segera
melaksanakan rekayasa lapangan. Hasil rekayasa
lapangan dibahas bersama dalam acara Rapat PCM
(Pra Construction Meeting ) memutuskan mana yang harus segera dilaksanakan dan kebutuhan
peralatan yang segera di mobilisasi. Survey Long section dan Cross section segera dilaksanakan
untuk mendapatkan data orginal lapangan dan memasang patok STA dari awal proyek hingga akhir
proyek. Mendata gorong2, box culvert, jembatan dilapangan untuk mendapatkan data yang lebih
akurat. Setelah pekerjaan selesai maka kami dapat melakukan pekerjaan demobilisasi sesuai dengan

2
jadwal waktu pelaksanaan yang kami buat. Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan
pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan yang bermuatan
harus ditutup dengan terpal.

Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah penandatanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.

Divisi 3. PEKERJAAN TANAH


3.3. Penyiapan Badan Jalan
Tata Cara Pengukuran : M²
Tata Cara Pembayaran : M²
Syarat Bahan : Tidak ada bahan yang dipakai
Penggunaan T.Kerja : Pekerja, Mandor.
Alat yang diperlukan : Motor Grader, Vibro Roller,
Alat Bantu.
Urutan Kerja : Sesuai dalam jadwal waktu
pelaksanaan
Metode Kerja : Motor Grader melakukan
pekerjaan penyiapan badan jalan dan bahu jalan terlebih
dahulu sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan
grading dilakukan dengan Motor Grader dan dilanjutkan dengan pemadatan menggunakan Vibratory
Roller. Tujuan pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan permukaan badan jalan yang rata dan terbebas
dari segala jenis rumput atau lalang pada permukaannya dan juga dimaksudkan untuk mendapat daya
dukung tanah dasar atau lapis bawah yang baik.

Divisi 5. PERKERASAN BERBUTIR


Lapisan Awcas
Tata Cara Pengukuran : M³
Tata Cara Pembayaran : M³
Syarat Bahan : Bahan dari Lapisan Awcas yang disetujui Direksi
Pekerjaan (sesuai spesifikasi teknis).
Penggunaan T.Kerja : Pekerja, Mandor.
Alat yang diperlukan : Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Vibartory Roller,dan Alat
Bantu.
Urutan Kerja : Sesuai dalam jadwal waktu pelaksanaan

3
Metode Kerja :
1. Persiapan
 Kontraktor harus menyiapkan berikut di bawah ini paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang
diusulkan dalam penggunaan setiap bahan untuk pertama kalinya sebagai Lapisan Awcas.
 Dua contoh masing-masing 50 kg bahan.
 Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk lapis pondasi aggregat,
dan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan.
 Kontraktor harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis segera setelah selesainya
setiap segment pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas
Lapisan Awcas.
 Hasil pengujian kepadatan dan kadar air .
 Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survey pemeriksaan yang menyatakan bahwa
toleransi yang disyaratkan dipenuhi.
a) Cuaca Yang Di Izinkan Untuk Bekerja
Lapis pondasi aggregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan,
dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam
rentang yang ditentukan.
b) Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Jalan Yang Tidak Memuaskan.
Bagian-bagian dengan tebal dan keseragaman
permukaan yang tidak memenuhii toleransi yang
ditentukan, atau yang permukaannya bergelombang
selama dan sesudah pelaksanan, harus diperbaiki
dengan mengemburkan permukaan dan membuang atau
menambah material yang diperlukan, dilanjutkan
dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
Perbaikan lapis pondasi jalan tanpa penutup yang tidak
memenuhi persyaratan kepadatan atau sifat material dari Spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan pentujuk Direksi Pekejaan dan dapat mencakup pemadatan tambahan, penggemburan
dilanjukan dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan pengagantian
material, atau menambali tebal material.
2. Bahan
a) Sumber bahan
Bahan lapis pondasi aggregat harus dipilih dari sumber yang telah disetujui.
b) Sifat-sifat bahan yang disyaratkan

4
 Material yang dipilih sebagai Lapis Pondasi jalan Tanpa Penutup (Awcas) harus memenuhi
persyaratan dibawah ini dan harus bebas dari gumpalan lempung, material organik, atau material
lain yang tidak dikeliendaki dan harus mempuyai kwalitas sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil.
 Agregat untuk melapis penutup jalan tanpa penutup (Awcas) dapat terdiri atas kerikil pecah, padas
pecah atau kerikil alami bulat yang memenuhi spesifikasi gradasi.
c) Pencampuran bahan untuk lapis pondasi aggregat
1. Bila material badan jalan yang ada harus dicampur untuk membuat salah satu komponen lapis
Pondasi Tanpa Penutup, tempat-tempat tertentu yang materialnya basah atau mutunya kurang baik
harus digali dan dibuang terlebih dahulu, diganti dengan material yang sama dengan material
badan jalan lainnya. Seluruh badan jalan yang padat harus digaru sampai kedalaman penggaru
yang harus dihitung untuk menghasilkan proporsi material badan jalan yang tepat dalam campuran
pondasi jalan. Material badan jalan harus dikeringkan benar-benar dan kemudian dicampur dengan
menggunakan motor grader, sampai seluruh tempat itu secara memanjang dan melintang merata.
3. Penghamparan Dan Pemadatan
a) Penyiapan penghamparan
 Bilamana lapis pondasi aggregat akan dihampar pada perkerasan semua kerusakan yang terjadi
pada perkerasan harus diperbaiki terlebih dahulu.
o Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan lapisan Awcas, harus disiapkan dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu.
b) Penghamparan
Lapis pondasi aggregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus
dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi
dengan takaran yang merata agar menghasilkan
tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang
disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari
satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus
diusahakan sama tebalnya.
Lapis pondasi Awcas harus dihampar dan
dibentuk dengan salah satu metode yang
disetujui. Bahan yang bersegregasi harus
diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradasi baik.

5
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus 2 kali ukuran terbesar aggregat
lapisan Awcas. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm.
c) Pemadatan
 Segera setelah pembentukan selesai, setiap lapis
harus dipadatkan benar-benar dengan alat
pemadat yang sesuai dan cukup yang telah
disetujui Direksi Pekerjaan.
 Pembentukan Akhir dan lapis atas pondasi bawah
harus dilakukan paling sedikit sesudah dua
lintasan pemadatan pada seluruh daerah itu.
 Selama pemasangan, pembentukan dan
pemadatan lapis Pondasi Tanpa Penutup, agregat
harus dipertahankan yang diatur dengan ketat sehingga yang ada dipermukaan tidak terganggu.
Kontraktor harus membuang agregat yang sebelum pemadatan selesai, karena satu dan lain hal
menjadi terlalu basah sehingga dapat merusak tanah dasar. Pemadatan tidak boleh dilanjutkan jika
material menunjukan tanda-tanda terlalu bergelombang. Dalam keadaan begini, material harus
dibuang atau diperbaiki.
 Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-angsur menuju
ketengah, dengan arah memajang. Pada tempat super-elevasi penggilasan harus dimulai dari bagian
yang rendah dan menuju bagian yang tinggi.
 Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh bagian itu telah dipadatkan merata menjadi permukaan
yang keras dengan kepadatan merata. Lapis yang keras dan tidak stabil harus dihasilkan dengan
vibrator roller, sehingga agregat saling mengunci dengan rapat.

5.1.1. Lapis Pondasi Aggregat Kelas A,


Tata Cara Pengukuran : M³
Tata Cara Pembayaran : M³
Syarat Bahan : Bahan dari aggregat a dan aggregat b yang disetujui Direksi Pekerjaan
(sesuai spesifikasi teknis).
Penggunaan T.Kerja : Pekerja, Mandor.
Alat yang diperlukan : Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Tandem Roller, Water
Tanker, dan Alat Bantu.
Urutan Kerja : Sesuai dalam jadwal waktu pelaksanaan
Metode Kerja :
4. Persiapan

6
 Kontraktor harus menyiapkan berikut di bawah ini paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang
diusulkan dalam penggunaan setiap bahan untuk pertama kalinya sebagai lapis pondasi aggregat.
 Dua contoh masing-masing 50 kg bahan.
 Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk lapis pondasi aggregat,
dan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan dalam
Butir No. 2.5.4.(2) terpenuhi.
 Kontraktor harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis segera setelah selesainya
setiap segment pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas
Lapis Pondasi Aggregat :
 Hasil pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang disyaratkan dalam Butir Nomer 2.6.4
 Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survey pemeriksaan yang menyatakan bahwa
toleransi yang disyaratkan dalam Butir Nomer 2.7. dipenuhi.
c) Cuaca Yang Di Izinkan Untuk Bekerja
Lapis pondasi aggregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan,
dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam
rentang yang ditentukan dalam Butir Nomer 2.6.3.
d) Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Aggregat
Perbaikan terhadap lapis pondasi aggregat yang tidak memenuhi ketentuan, dilakukan sebagai
berikut ini :
Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi ketentuan toleransi
yang disyaratkan dalam Butir Nomer 2.7, atau yang permukaannya menjadi tidak rata baik selama
pelaksanaan atau setelah pelaksanaan, harus
diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan
tersebut dan membuang atau menambahkan bahan
sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan
dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
Lapis pondasi aggregat yang terlalu kering untuk
pemadatan, dalam hal rentang kadar air seperti yang
disyaratkan dalam Butir Nomer 2.6.3, harus diperbaiki
dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan
dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta mencampurnya sampai rata.
Lapis pondasi aggregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang ditentukan dalam rentang
kadar air yang disyaratkan dalam Butir Nomer 2.6.3, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui disertai waktu
jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat

7
diperoleh dengan cara tersebut di atas, maka bahan tersebut dibuang dan diganti dengan bahan
kering yang memenuhi ketentuan.
Perbaikan atas lapis pondasi aggregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang
disyaratkan, dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah suatu ketebalan dengan
bahan tersebut.
5. Bahan
d) Sumber bahan
Bahan lapis pondasi aggregat harus dipilih dari sumber yang telah disetujui.
e) Fraksi aggregat kasar
 Aggregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan batu
atau kerikil yang keras dan awet.
o Bilamana digunakan untuk lapis pondasi aggregat kelas A maka untuk aggregat kasar yang berasal
dari kerikil, tidak kurang dari 100 % berat aggregat kasar ini harus mempunyai paling sedikit satu
bidang pecah.
f) Fraksi aggregat halus
 Aggregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah
halus dan partikel halus lainnya.
o Fraksi aggregat yang lolos ayakan No.200 tidak boleh lebih besar 2/3 dari fraksi aggregat lolos
ayakan No.40.
g) Sifat-sifat bahan yang disyaratkan
 Seluruh lapis pondasi aggregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-
bahan lain yang tidak dikehendaki.
 Gradasi harus memenuhi ketentuan (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan
dalam Tabel 2.5.4.(1).
Tabel d(1). : Gradasi lapis pondasi aggregat
Ukuran saringan Persen berat yang lolos, % lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S
3" 75 100
2" 50 100 75-100
1½" 37,5 100 88 –100 60-90
1" 25,0 77 –100 70 – 85 45-78
3/8" 9,50 44 – 60 40 – 65 25-55
No.4 4,75 27 – 44 25 – 52 13-45

8
No.10 2,0 17 – 30 15 – 40 8-36
No.40 0,425 7 – 17 8 – 20 7-23
No.200 0,075 2–8 2-8 5-15
 Sifat-sifat aggregat harus memenuhi persyaratan seperti dalam Tabel 2.5.4.(2).
Tabel d(2). : Sifat-sifat lapis pondasi agregat
Sifat – sifat Kelas A Kelas B Kelas S
mak. mak. mak.
Abrasi dari Aggregat Kasar (SNI 03-2417-1990)
40% 40% 40%
Indek Plastis (SNI-03-1966-1990 dan
mak. 6 mak. 6 4–9
SNI-03-1967-1990).
Hasil kali Indek Plastisitas dengan % Lolos Saringan No.200 mak. 25 -- --
Batas Cair (SNI 03-1967-1990) mak. 25 mak. 25 mak. 35
Gumpalan Lempung dan Butir-Butir Mudah Pecah dalam Aggregat mak.
0% mak. 1%
(SNI- 03-4141-1996) 1%
min. min. 65 min.
CBR (SNI 03-1744-1989)
90% % 35%
mak.
Perbandingan persen lolos #200 dan #40 mak. 2/3 mak. 2/3
2/3

h) Pencampuran bahan untuk lapis pondasi aggregat


 Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi
crushing plant atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan cara mekanis yang telah
dikalibrasi untuk memperoleh campuran dengan proporsi yang benar. Tidak dibenarkan
melakukan pencampuran di lapangan.
6. Penghamparan Dan Pemadatan
d) Penyiapan penghamparan
 Bilamana lapis pondasi aggregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua
kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu.
o Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan lapisan pondasi aggregat, harus disiapkan dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
o Bilamana lapis pondasi aggregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal
lama, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama
agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.

9
e) Penghamparan
Lapis pondasi aggregat harus dibawa ke badan jalan
sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada
kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Butir
Nomer 2.6.3.
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan
takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang
diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana
akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan
tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
Lapis pondasi aggregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang
tidak meyebabkan segregasi pada partikel aggregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus
diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus 2 kali ukuran terbesar aggregat lapis
pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm.
f) Pemadatan
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh
dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui, hingga kepadatan paling sedikit 100 %
dari kepadatan kering maksimum (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989,
metode D.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana
kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum (modified) yang ditentukan
oleh SNI 03-1743-1989, metode D.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi
dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
ber "superelevasi", penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi
sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas
roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus
dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
g) Pengujian

10
Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus mencakup
seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam Butir Nomer 2.5.4. minimum 3 contoh yang
mewakili sumber bahan yang diusulkan.
Setelah persetujuan mutu bahan lapis pondasi aggregat yang diusulkan, seluruh jenis pengujian
bahan akan diulangi lagi, bila terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.
Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan
ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus dilakukan
untuk setiap 1.000 m3 bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari 5
pengujian indeks plastisitas, 5 pengujian gradasi partikel, dan 1 penentuan kepadatan kering
maksimum menggunakan SNI 03-1743-1989, metode D. Pengujian CBR harus dilakukan dari
waktu ke waktu sesuai kebutuhan.
Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa, menggunakan SNI 03-
2827-1992. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang
ditetapkan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
Toleransi tinggi
Bahan dan lapisan pondasi aggregat
permukaan

Lapis pondasi aggregat kelas C digunakan sebagai lapis pondasi bawah (hanya + 1,5 cm
permukaan atas dari lapisan pondasi bawah). - 1,5 cm
Permukaan lapis pondasi aggregat kelas A dan kelas B untuk lapis resap + 1 cm
pengikat atau pelaburan (perkerasan atau bahu jalan) - 1 cm
Bahu jalan tanpa penutup aspal dengan lapis pondasi aggregat kelas B (hanya Memenuhi Butir
pada lapis permukaan). No. 2.7.e.

Pada permukaan semua lapis pondasi aggregat tidak boleh terdapat ketidak-rataan yang dapat
menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam Gambar.
Tebal total minimum lapis pondasi aggregat kelas A dan kelas B tidak boleh kurang 1 cm dari tebal
yang disyaratkan.
Pada permukaan lapis pondasi aggregat kelas A yang disiapkan untuk lapisan resap pengikat atau
pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus dibuang dengan sikat yang keras,
maka penyimpangan maksimum pada kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus
sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 cm.
Untuk bahu jalan tanpa laburan aspal, permukaan akhir yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda
lebih dari 1,5 cm di bawah atau di atas elevasi rancangan, pada setiap titik. Permukaan akhir bahu
jalan, tidak boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1 cm terhadap tepi jalur lalu-lintas yang

11
bersebelahan. Lereng melintang tidak boleh bervariasi lebih dari 1 % dari lereng melintang
rancangan.

h) Toleransi Dimensi
1. Elevasi permukaan
Elevasi permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Gambar Rencana, dengan toleransi :
Toleransi
Bahan dan Lapisan Fondasi Aggregat Tinggi
Permukaan
+ 1,5 cm
Aggregat Kelas C digunakan sebagai lapis fondasi bawah
- 1,5 cm
Aggregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis fondasi jalan yang akan ditutup + 1 cm
dengan Lapis Resap Ikat atau Pelaburan - 1 cm

2. Ketebalan Lapis Fondasi Aggregat


Toleransi
Bahan dan Lapisan Fondasi Aggregat
Ketebalan
+ 1 cm
Aggregat Kelas C digunakan sebagai lapis fondasi bawah
- 1 cm
Aggregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis fondasi jalan yang akan + 1 cm
ditutup dengan Lapis Resap Ikat atau Pelaburan 0 cm
Tebal total minimum Lapis Fondasi Aggregat Kelas A dan Kelas C atau Kelas B dan Kelas C tidak
boleh kurang dari tebal yang disyaratkan.

3. Kerataan
Toleransi
Bahan dan Lapisan Fondasi Aggregat
Kerataan
Aggregat Kelas C digunakan sebagai lapis fondasi bawah - 1 cm
Aggregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis fondasi jalan yang akan
+ 1 cm
ditutup dengan Lapis Resap Ikat atau Pelaburan

Pengukuran kerataan permukaan dengan mistar perata panjang 3 meter yang diletakkan sejajar dan
melintang sumbu jalan, dilakukan setelah semua bahan yang lepas dibersihkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :

12
Material Aggregat A dan B dimuat menggunakan Wheel Loader ke atas Dump Truck, dilangsir dan
dibongkar di site, diratakan oleh motor grader, kemudian akan dipadatkan menggunakan Tandem
Roller, kemudian siram lapisan Aggregat dengan air dari Water Tank, setelah disiram lapisan
aggregat dipadatkan kembali dengan Tandem roller.

Divisi 6. PERKERASAN ASPAL


6.1(1)a. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Tata Cara Pengukuran : Liter
Tata Cara Pembayaran : Liter
Syarat Bahan : Bahan dari aspal dan kerosene yang disetujui Direksi Pekerjaan (sesuai
spesifikasi teknis).
Penggunaan T.Kerja : Pekerja, Mandor.
Alat yang diperlukan : Asp. Distributor, Compressor.
Urutan Kerja : Sesuai dalam jadwal waktu pelaksanaan
Metode Kerja :
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang
telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat
harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen (misalnya Lapis
Pondasi Agregat), sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat
semen atau aspal (seperti Semen Tanah, RCC, CTB,
Perkerasan Beton, Laston, Lataston dll).
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan
permukaan yang dilapisi dan tampak merata, tanpa adanya
bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di
atas permukaan yang disemprot. Untuk penampilan yang
kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan aspal
yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan penampilannya kelihatan
rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah meresap ke dalam
lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat ditunjukkan dengan permukaan
berwarna hitam yang merata dan tidak berongga (porous). Tekstur untuk permukaan lapis pondasi
agregat harus rapi dan tidak boleh ada genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur agregat
halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau.

13
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan harus seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk pembuangan bahan yang berlebihan,
penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau penyemprotan tambahan seperlunya. Setiap
kerusakan kecil pada Lapis Resap Pengikat harus segera diperbaiki menurut Seksi 8.1 dan Seksi 8.2
dari Spesifikasi ini. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar lubang yang besar atau kerusakan
lain yang terjadi dibongkar dan dipadatkan kembali atau penggantian lapisan pondasi diikuti oleh
pengerjaan kembali Lapis Resap Pengikat.

Distributor Aspal - Batang Semprot


Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin penggerak sendiri,
memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban pada pengoperasian
dengan kecepatan penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya.
Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi,
dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga
bahan aspal dengan panas yang sudah merata dapat
disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi
lebar permukaan, pada takaran yang ditentukan dalam
rentang 0,15 sampai 2,4 liter per meter persegi.
Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang
semprot sehingga dapat mensirkulasikan aspal secara
penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan
vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak
yang sama yaitu 10 ± 1 cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.
1. Perlengkapan
Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur kecepatan putaran),
meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah termometer untuk mengukur
temperatur isi tangki, dan peralatan untuk mengukur kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan
pengukur pada distributor harus dikalibrasi untuk memenuhi toleransi yang ditentukan dalam Pasal
6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini. Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan
tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

a) Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal


Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada permukaan
perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan
harus diperbaiki menurut Seksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini.

14
Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan
baru atau bahu jalan baru, perkerasan atau bahu itu harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya,
menurut Seksi 4.1, 4.2, 5.1, 5.4, 6.3, 6.4, atau 6.6 dari Spesifikasi ini yang sesuai dengan lokasi dan
jenis permukaan yang baru tersebut.
Untuk lapis resap pengikat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus mengacu pada Pasal 6.1.2.1. dan
Untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus mengacu pada Pasal
6.1.2.2.
Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara menurut standar butir (a) dan butir (b) di atas
sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.
Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis
atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan
permukaan yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat
yang kaku.
Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirkan dari permukaan dengan
memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah
Direksi Pekerjaan dan bagian yang telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapu.
Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir
yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya
mengandung agregat halus tidak akan diterima.
Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
b) Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspal
Penyedia Jasa harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per meter persegi) dan percobaan tersebut akan
diulangi, sebagaimana diperin-tahkan oleh Direksi Pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan
disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah. Biasanya takaran pemakaian yang didapatkan akan
berada dalam batas-batas sebagai berikut :
Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi Agregat
tanpa bahan pengikat

Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan mene-rima pelaburan
dan jenis bahan aspal yang akan dipakai. Lihat Tabel 6.1.4.(1)
untuk jenis takaran pemakaian lapis aspal.

15
Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 6.1.4.(1), kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan. Temperatur penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya
berbeda dari yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara
interpolasi.

6.3(6)a. Laston Lapis Antara ( AC-BC )


Tata Cara Pengukuran : Ton
Tata Cara Pembayaran : Ton
Syarat Bahan : Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 19 mm dan Agr 0-5 mm yang disetujui
Direksi Pekerjaan (sesuai spesifikasi teknis).
Penggunaan T.Kerja : Pekerja, Mandor.
Alat yang diperlukan : Wheel Loader, AMP, Genset, Dump Truck, Asphalt Finisher,
T andem Roller, P. Tyre Roller, Alat Bantu.
Urutan Kerja : Sesuai dalam jadwal waktu pelaksanaan
Metode Kerja : Wheel Loader memuat
dan menuangkan bahan ke dalam Cold Bin AMP,
kemudian AMP memproduksi Laston Lapis Antara (
AC – BC ) sesuai dengan JMF dalam spesifikasi, dan
diangkut ke lokasi menggunakan Dump Truck, Aspal
yang diangkut harus keadaan tertutup terpal agar suhu
aspal tidak turun drastis sampai lokasi penghamparan.
Setelah sampai lokasi, suhu aspal diukur dan bila suhu
masih dalam batas wajar, maka material aspal hotmix
dapat dihamparkan oleh Asphalt Finisher dengan ketebalan sesuai gambar rencana. Kemudian
dipadatkan dengan menggunakan Tandem Roller satu pasing agar permukaan aspal lebih halus dan
mulus, selanjutnya dipadatkan dengan P. Tyre Roller sampai mendapatkan delapan atau sepuluh
pasing setiap lintasannya atau sesuai petujuk lab teknisi agar didapatkan kepadatan yang diharapkan.
Selama pemadatan, beberapa akan pekerja merapikan tepi hamparan menggunakan alat bantu. Aspal
minyak dan bahan pengisi tambahan dicampur bersamaan dengan aggregat kasar dan halus.
Komposisi campuran aspal dan bahan pengisi sesuai dengan spesifikasi teknis. Selama pengerjaan
Laston Lapis Antara ( AC – BC ) rambu – rambu harus selalu terpasang dan dua orang menjaga arus
lalintas agar tidak terjadi kemacetan dan kenderaan tidak sampai menginjak aspal yang belum di
padatkan dengan P. Tyre Roller.
Demikianlah metode pelaksanaan ini dan semoga bermanfaat serta mendapat koreksi dari Direksi
Lapangan. Semua uraian metoda pelaksanaan di atas mengacu kepada spesifikasi teknis yang

16
diberikan oleh Pemberi Kerja, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya akan berpatokan
kepada spesifikasi teknis tersebut. Koordinasi dan perijinan dengan pihak terkait akan dilakukan
setiap waktu jika diperlukan.

Pekanbaru,30 Juli 2019


CV.FIDOLI TEGUH KARYA

DELFINDO RADAR.ST
Direktur

17

Anda mungkin juga menyukai