Anda di halaman 1dari 32

METHODE PELAKSANAAN

REHABILITASI PASAR BATANGASE


KEC. MANDAI
KAB. MAROS
Metoda Pelaksanaan menentukan dari keberhasilan sebuah proyek diharapkan
dengan adanya metoda baku pelaksanaan pekerjaan dapat menghasilkan
proyek yang memuaskan sesuaidengan tuntutan proyek dan menjaga jadwal
pelaksanan serta pengelolaan pembiayaan proyek.
WORK FLOW PELAKSANAAN
Secara garis besar alur pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut :

seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master schedule
akan diperinci kembali menjadi Skejul yang terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan
sesuai dengan term kontrak dan dirinci menjadi Skejul Harian, Mingguan dan
Bulanan.Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya
pek. struktur dan pekerjaan atap dll) diperlakukan sebagai milestone yang memerlukan
persetujuan konsultan pengawas kapan akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga
penjadwalan akan terkendali secarasimultan pekerjaan yang menjadi kritikal path / work.
Perlu dijaga
Kritikal Path khusus pekerjaan utama saja. Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan
dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang sinergiantara user dan konsultan pengawas
dan kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu pekerjaan harus
parallel, detail gambar yang belum lengkap perluny
pemahaman yang cepat dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran yang berbeda
dalam membaca term kontrak ataupun gambar bestek. Hal tersebut untuk menghindari
kesalahan yang menyebabkan bangunan tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya
bongkar pasang pekerjaan. MC 0 yang menjadi tolok ukur pelaksanaan akan menjadi acuan
bila terjadinya CCO.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :
I.
PEKERJAAN PERSIAPAN
II.
PEKERJAAN STRUKTUR
III. PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR
IV. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PEKERJAAN PENGUKURAN
Titik Referensi / Bench Mark (BM) dilapangan telah ditentukan oleh Pemilik
Proyek, baik koordinat maupun elevasinya. Koordinat dan elevasi disetiap pekerjaan
akan selalu menggunakan Bench Mark sebagai dasar acuan.
Sebelum digunakan sebagai referensi Bench Mark harus dicek terlebih dahulu
akurasiannya tentang koordinat dan elevasinya. Hasil pengecekan akan dilaporkan
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Titik-titik referensi sementara akan dibuat dibeberapa tempat untuk
memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan. Setiap titik BM sementara harus
berpangkal pada BM permanen yang telah ditetapkan dilapangan.
Pematokan pada bagian-bagian yang diperlukan segera dimulai setelah BM
sementara disetujui Direksi Lapangan.
Kontraktor akan menyerahkan data Survey dan perhitungan awal (0 %) untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan yang selanjutnya data ini dipakai sebagai
dasar perhitungan volume yang dikerjakan.
Seluruh area dalam tapak bangunan harus dibersihkan dari humus, semak
belukar dan lumpur jika ada, dengan cara melakukan stripping setebal minimal 30 cm.
Material lain atau sampah yang tertanam yang berada dalam area pekerjaan
harus disingkirkan.
Semua sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya harus
dihilangkan sampai kedalaman 30 cm dibawah permukaan tanah setelah dilakukannya
stripping.

2. PEKERJAAN BOUWPLANK
Prosedur :
Pengukuran diambil pada sudut Acuan dengan Theodolite pada Bench Mark yang
telah ditentukan.
Periksa ketepatan Bench Mark dan kesikuannya sesuai yang ditentukan.
Pasang Balok ukuran 5/7 cm dan kuatkan dengan paku pada level
0.00.
Pasang Balok ukuran 5/7 cm dari sudut Acuan dengan jarak antara 1.50 meter.
Pasang papan ukuran 3/20 cm pada level 0.00.

5 / 7 cm

3 / 20 cm

Center Line

1.50 m

1.50 m

Tampak Atas

Balok 5 / 7 cm

Balok 3 / 20 cm
+ 0.00

Sudut Acuan

1,50 m

Potongan I - I

Muka Tanah

Paku
Balok 5/7 cm

Balok 5/7 cm

Papan 3/20 cm

Papan 3/20 cm

Center Line
Lebar Pondasi
Paku

Papan 3/20 cm

Papan 3/20 cm
Balok 5/7 cm

Paku

Paku

Bouwplank

Balok 5/7 cm

Papan 3/20 cm

Center Line
Tanah Galian

Tanah Galian
M uka Tanah
Balok 5/7 cm

Balok 5/7 cm

Potongan Melintang

3. PEMBERSIHAN DAN PERATAAN

II.

Pembersihan Permukaan Tanah, Material lain atau sampah yang tertanam yang
berada dalam area pekerjaan harus disingkirkan.
Top soil yang dianggap oleh Pengawas dapat dipakai ditumpuk didaerah atau lokasi
tertentu dan menyingkirkan semua hasil perataan yang tidak diperlukan keluar
lokasi site pekerjaan.
Area yang terkena perataan lapangan dari genangan-genangan air dengan membuat
saluran-saluran ataupun pemompaan air. Lumpur bila ada harus dikeruk dan
dikumpulkan di suatu tempat sesuai petunjuk Pengawas sebelum dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan.
Areal yang memerlukan urugan harus diambilkan tanah urug dari tanah galian (cut)
dilapangan kerja (yang disetujui Pengawas) atau dari daerah lain diluar lapangan
yang telah disetujui oleh Pengawas.
Setelah area land clearing telah bersih kemudian diratakan dan dipadatkan.
MOBILISASI / DEMOBILISASI
1.

KANTOR, BENGKEL DAN GUDANG KERJA

Penempatan kantor Kontraktor direncanakan berdampingan dengan kantor


Manajemen Konstruksi (MK) sehingga akan memudahkan dalam koordinasi.
Untuk menjamin kelancaran proyek, jalan kerja akan diatur penempatannya
untuk dilalui kendaraan-kendaraan proyek dan bebas dari genangan akibat air hujan.
Penempatan stock material, pabrikasi pembesian, pabrikasi bekisting akan
disesuaikan dengan lahan dan jalan kerja yang ada, dimana Gudang sebagai tempat
stock material mampu melindungi material dari pengaruh gangguan keamanan
maupun cuaca. Konstruksi harus kokoh dengan kapasitas memadai yang menampung
arus supply material untuk keperluan pelaksanaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan sebelum penyerahan pekerjaan
adalah :
Pembuatan Papan Nama Proyek
Pembuatan Foto-foto dan laporan
Kebersihan/Keleluasaan lapangan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
Penyimpanan Barang-barang, Material dan Contoh barang.
Pembuatan Shop Drawing dan As Built Drawing ;
Pembersihan lokasi proyek, pembongkaran kantor lapangan, barak kerja, gudang
dan fasilitas lainnya setelah pekerjaan selesai pelaksanaan proyek.

2.

AIR KERJA

Untuk pengadaan air kerja akan digunakan dari pompa sumur dalam yang
dibuat di sekitar lokasi pekerjaan.
Air kerja harus bersih dan tidak mengandung zat-zat kimia (garam-garam) yang
merusak. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, garam-garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton/baja tulangan.
4.

LISTRIK KERJA

Pengadaan listrik proyek untuk pelaksanaan pekerjaan akan diadakan dari


penggunaan Generator Set (Genset) yang ditempatkan pada lokasi yang sedemikian

rupa, sehingga tidak menyebabkan kebisingan. Sebagian Listrik untuk perkantoran,


bila memungkinkan akan digunakan sumber daya dari PLN serta ijin-ijin dengan Pihak
terkait.

5.

MANAJEMEN PROYEK

Rencana pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pada proyek ini akan ditangani


oleh tenaga-tenaga terampil dari PT. IKRAM TIGA BERLIAN yang telah
berpengalaman dalam menangani proyek-proyek besar dan dapat menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai yang diharapkan oleh semua pihak.
a. STRUKTUR ORGANISASI
Pengelolaan proyek akan dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin oleh
seorang Kepala Proyek, dan dibantu oleh beberapa tenaga staf kantor dan beberapa
tenaga pelaksana lapangan. Kepala Proyek memimpin seluruh kegiatan proyek baik
dibidang administrasi, teknik maupun kegiatan pelaksanaan dilapangan. Kepala
Proyek bertanggung jawab kepada Kepala Wilayah IV PT. Nindya Karya.
Adapun tugas-tugas dari tenaga staf yang diperbantukan di proyek dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Untuk masalah teknis/engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu
oleh Bagian Teknik beserta stafnya.
Untuk masalah keuangan, administrasi umum dan personalia, Kepala Proyek
dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
Untuk masalah Logistik dan peralatan, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian
Logistik dan Peralatan beserta stafnya.
Adapun untuk masalah pelaksanaan dilapangan, Kepala Proyek dibantu oleh
Kepala Pelaksana beserta Pelaksananya.
b. SISTIM PENGENDALIAN PROYEK
Sarana pengendalian merupakan hal yang sangat diperlukan dalam
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan, segala sesuatu yang berhubungan dengan pengendalian yang
berupa Barchart, Network Planning akan disiapkan, disamping jadwal peralatan,
jadwal material dan jadwal tenaga kerja. Jadwal-jadwal tersebut diatas akan
diuraikan lebih detail lagi dalam bentuk jadwal mingguan dan jadwal bulanan.
Semua jadwal kegiatan yang telah dibuat tersebut akan dipantau aktivitasnya dan
dilaporkan realisasinya dalam laporan mingguan dan laporan bulanan.
c. KOORDINASI
Untuk memperlancar pelaksanaan diharapkan agar pihak MK dapat
mengadakan koordinasi berupa :
Rapat Koordinasi dapat dilaksanakan minimal seminggu sekali untuk
membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan,
membahas permasalahan yang terjadi dan penyelesaiannya serta rencana
pelaksanaan selanjutnya.

d.

Program dan scheduling.


TEST MATERIAL

Pengendalian mutu sangat diperlukan untuk menjamin diperolehnya hasil kerja


yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan.
Pengendalian mutu ini dilakukan dengan melakukan kontrol terhadap hal-hal
dibawah ini :
Tenaga Kerja
Perawatan Peralatan
Material yang digunakan
Test-test terhadap material, baik yang dilakukan di lapangan maupun yang
dilakukan dilaboratorium.
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan maupun terhadap cara pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaan akan ditunjuk petugas khusus quality control (Proses ISO 9002)
dan menggunakan prosedur yang telah dijalankan pada proyek-proyek Sebelumnya.
6.

MOBILISASI PERALATAN

Mobilisasi dan pemasangan peralatan ke lokasi proyek yang akan digunakan


pada pelaksanaan pekerjaan.
7.

PPPK / K3

Menyiapkan Peralatan P3K dan Pemadam Kebakaran ditempat-tempat yang


strategis. Untuk keselamatan kerja akan dilakukan pengawasan terhadap pemakaian
alat-alat keselamatan kerja seperti topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung
tangan dan sebagainya.
8.

KEAMANAN PROYEK

Pagar sementara proyek akan dibuat/dibangun disekeliling lahan pekerjaan


dengan pengaturan letak pintu utama disesuaikan dengan lalu lintas jalan utama.
Demikian juga halnya dengan pos jaga/pos keamanan akan dibangun di pintu masuk
proyek dengan dibantu pos-pos kecil ditempat-tempat strategis dengan
menempatkan tenaga-tenaga pengamanan proyek sesuai dengan kebutuhan.

III. PEKERJAAN TANAH


1.

PEKERJAAN GALIAN TANAH

`
`

Galian tanah dilakukan dengan menggunakan alat Excavator.


Setelah Galian tanah mencapai peil yang dikehendaki, terlebih dahulu badan
tanah hasil galian tersebut dipadatkan dengan Stamper.
Untuk pengerjaan Pondasi Poer, siapkan alat-alat yang diperlukan.
Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi, Jalan atau
Saluran yang akan dipasang dengan penampang leher galian kiri dan kanan
dimiringkan 10 derajat kearah luar pondasi. Penggalian ini dilakukan secara
manual.
Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar pohon, segala macam rumput, bahan-bahan organik
atau bagian tanah yang gembur maka ini harus digali keluar, sedang lubanglubang tadi diisi kembali dengan pasir yang disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan dasar yang waterpass dengan ketebalan 5 cm.
Setelah mendapatkan dasar yang waterpass dilanjutkan dengan Pemasangan
aanstamping pasangan batu kosong dan selanjutnya pembuatan lantai kerja.
Mutu Beton pondasi footplat menggunakan K-225.
Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera ke tempat yang telah ditentukan.
Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai rencana.

2. PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN


Prosedur :
Untuk pengurugan kembali lubang galian pondasi, dapat digunakan tanah
bekas galian/tanah yang atau didatangkan dari luar yang tidak mengandung
bahan-bahan organis dan memenuhi spesifikasi material yang disyaratakan.
Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan tamping rammer atau alat
yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
Pemadatan disekeliling tepi luar pondasi, urugan tanah hasil galian dilakukan
lapis demi lapis.
3. PEKERJAAN URUGAN PASIR
Prosedur :
Untuk pengurugan lubang hasil galian pondasi (Rib-Rib) sampai dengan elevasi
yang ditentukan pada gambar kerja menggunakan pasir urug yang dipadatkan.
Untuk urugan pasir lapis bawah dituntut kepadatan minimal 90% dari kpadatan
optimal (Standar Proctor Test).
Sedangkan untuk urugan pasir lapis atas dituntut kepadatan minimal 95% dari
kepadatan optimal.
Pada saat melakukan pengurugan pasir, mengingat umur beton masih muda,
maka harus dijaga perbedaan tinggi urugan antara petak yang bersebelahan
tidak lebih dari 20 cm.

IV. PEKERJAAN PASANGAN


1. PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG
Prosedur :
Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari
permukaan urugan pasir.

Urug Galian dengan pasir dan siram dengan air kemudian dipadatkan.
Center Line

Papan Kayu

Bekisting

Bekisting
Lot

Pemadatan urugan pasir dilakukan dengan menggunakan stamper.


Hal tersebut diatas dilakukan hingga ketebalan urugan pasir mencapai 10 cm.

Siapkan adukan untuk meletakkan batu batu yang telah disiapkan.


Susun batu di atas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi
25 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga
antar batu kemudian pasangan batu kosong tersebut disiram dengan air.
Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

Bekisting
Benang

Batu Gunung disusun dengan rapi

Posisi Penyusunan Batu Gunung setelah


pemasangan Batu Kosong dan Pasir Urug.

Sediakan tempat untuk lubang-lubang stek kolom.

Cor stek-stek kolom tersebut dan rapikan pondasinya.


Perletakan untuk Sloof dan Kolom

Batu Gunung
Pas. Batu Kosong
Pasir Urug

Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/ sisi pondasi diurug kembali dengan
tanah yang telah disemprot dengan pestisida anti rayap.

2. PASANGAN BATA

Batu Bata direndam sebelum dipasang.

Spesi 1 : 4
benang
Batu Bata

Pemasangan Batu Bata dengan menggunakan acuan benang.

Kolom
Benang
Batu Bata
Benang

Muka Tanah
Pondasi

Pemasangan dilakukan dengan bertahap.

Pasang batu kearah posisi masing-masing secara horisontal.

Pasang benang kearah horisontal diatas batu.

Pasang unting-unting kearah vertikal

Periksa pertemuan antara sudut batu (kesikuan pasangan).

3. PASANGAN TRASRAAM
Dipergunakan adukan 1 Pc : 2 Psr dan dilaksanakan pada pekerjaan :

Semua pasangan bata mulai dari sloof, balok dan plat lantai hingga 30 cm
diatas permukaan lantai.
Semua dinding KM/WC, Urinoir, dinding-dinding dimana terdapat bak air dan
dinding-dinding yang secara langsung berhubungan dengan air.

4. BETON

Konsistensi adukan harus sesuai dengan nilai slump.


Beton kolom yang berhubungan dengan batu pasangan bata harus dipasang
angker dengan jarak satu sama lainnya minimal 50 cm.
Tinggi jatuhnya adukan beton tidak boleh lebih tinggi dari satu meter, kalau
lebih harus menggunakan talang agar adukan beton tidak terpisah satu sama
lain.
Untuk melanjutkan pengecoran pada celah-celah sambungan bidang
permukaan beton yang akan disambung harus dibasahi terlebih dahulu dengan
pasta semen yang cukup, sehingga penyambungan beton dapat dijamin
kelekatannya antara beton baru dan beton lama.
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil,
adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran dengan alat Concrete
Vibrator.
Selama pemadatan beton dengan Concrete Vibrator harus dijaga agar jarum
penggetar tidak mengenai bekisting atau beton yang sudah mengeras.
Setelah pengecoran dilakukan, beton senantiasa harus dilindungi terhadap
perubahan temperatur dan air hujan selama minimum 14 (empat belas) hari
dengan dibasahi secara kontinyu.
Beton selama dalam proses pengerasan tidak diperkenankan untuk dibebani,
termasuk penyetelan, pemasangan steger diatasnya.

Bekisting
Bekisting yang digunakan harus cukup kuat, tidak bergoyang, tidak
melendut dan rata (waterpass), atau bekisting yang dipergunakan terdiri dari
kayu kelas dua atau setara (Kayu Meranti) dengan ukuran 5/7, 5/10 dan 6/12.

Plywood

BALOK 8 x 12
cm

STAGGER TIAP JARAK 60 cm

BEKISTING BALOK
`

Pembesian
KEPALA KOLOM

Form-tie
Multipleks 15 mm
FORM TIE
Kaso 5/7
Sabuk kolom
Kaso 5/7 double

BADAN KOLOM
Pipe Support

BEKISTING KOLOM

Besi Beton
Mutu besi beton yang bisa digunakan untuk proyek gedung ini adalah besi
Polos (U-24) dan (U-30)
Sebelum melakukan pemotongan dan pembengkokan besi, akan dibuatkan
daftar pembengkokan dan pemotongan besi agar didalam pabrikasi tidak terjadi
pemborosan akibat kesalahan pemotongan.
Pemotongan dan pembengkokan besi ini sebaiknya dilaksanakan di
workshop.
Pekerjaan pembesian akan dilaksanakan mengikuti kondisi dimana dapat
ditempatkan sesudah setting bekisting, khususnya untuk balok dan lantai.
Sedangkan untuk kolom dan dinding/wall didahulukan sebelum penutupan
bekisting.
Kebutuhan peralatan untuk pekerjaan pembesian ini adalah :

Bar Bender
Bar Cutter

Pekerjaan Kolom
Kolom adalah konstruksi untuk meneruskan semua beban ke pondasi.
Prosedurnya sebagai berikut :

Pekerjaan kolom harus membentuk kesinambungan dengan kolom bawah dan


dilaksanakan setelah beton sloof selesai.
Tanda posisi kolom harus dikontrol dengan bantuan bouwplank atau bentuk
yang lain.
Tempatkan pembesian kolom dengan menggunakan dowel bar pada bagian
bawahnya, kemudian besi beugel ditempatkan dan diikat kuat pada saat yang
sama dan jarak antara besi beugel disesuaikan dengan gambar konstruksi.
Jaga agar pembesian dan bekisting tetap pada tempatnya.
Pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan direksi.
Sebelum pelaksanaan, ambil sample beton untuk digunakan sebagai sample test
compressive strength di laboratorium.
pengecoran, dibantu dengan concrete
Selama
pelaksanaan
vibrator
(electric)
secara
periodik
agar
didapatkan hasil beton yang padat
dan
tidak keropos.

Pekerjaan Balok dan Plat Lantai


Karena konstruksi dan kemudahan dalam pelaksanaannya,
dilaksanakan secara menerus. Prosedurnya adalah sebagai berikut :

V.

pengecoran

Beton Plat/Balok dilaksanakan setelah semua beton kolom selesai dilaksanakan,


paling sedikit dua tiang.
Scaffolding dan pipa penyokong harus digunakan untuk menempatkan bekisting.
Penempatan bekisting harus dimulai dari elevasi yang terbawah dan posisi
elevasi harus dikontrol untuk elevasi selanjutnya agar sesuai dengan gambar
rencana.
Penempatan harus dilanjutkan sampai kedinding balok dan akhirnya ke plat.
Setelah bekisting sudah pada bentuk, elevasi yang benar, dilanjutkan dengan
pemasangan pembesian.
Penempatan pembesian dimulai dari pembesian balok dan dilanjutkan dengan
pembesian plat.
Jaga posisi pembesian baik diameter dan jaraknya agar sesuai dengan gambar
rencana, dan kekuatan bekisting terhadap beban beton basah.
Pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan direksi.
Methode pengecoran dengan menggunakan Concrete Pump dan Concrete Pipe
yang dapat dipindah-pindahkan mengikuti lokasi pengecoran.
Sebelum pelaksanaan, ambil sample beton untuk digunakan sebagai sample test
compressive strength di laboratorium.
Selama pelaksanaan pengecoran, dibantu dengan Concrete Vibrator (electric)
secara periodik agar didapatkan hasil beton yang padat dan tidak keropos.

PEKERJAAN FINISHING DINDING


1. PEKERJAAN PLESTERAN

Lokasi kerja harus bersih, bebas dari perancah dan genangan air.
Mempersiapkan Bahan dan Peralatan Kerja.
Memasang papan spesi pada bagian bawah lokasi pelaksanaan plesteran.
Membuat ukuran-ukuran (elevasi) sesuai dengan gambar kerja plesteran
dinding pada lokasi pemasangan.
Untuk pasangan dinding, kolom balok atau kombinasinya yang mana
pekerjaannya tidak rata dan elevasinya tidak benar, maka perlu diatur
kembali elevasi dan tarik benang. Bidang yang menonjol atau kelebihan
dilakukan cipping atau grinding dahulu untuk mengurangi ketebalan rencana
plesterannya
Membuat adukan plesteran dengan :
Plesteran biasa dengan adukan 1 Pc : 3 Psr.
Plesteran Trasraam dengan adukan 1 Pc : 2 Psr.
Plesteran Beton dengan adukan 1 Pc : 3 Psr.
Membuat caplakan yang berfungsi sebagai pedoman elevasi kepalaan
plesteran dinding. Caplakan terbuat dari adukan berbentuk bujursangkar
ukuran 8x10 cm dengan diberi tripleks 2x5 cm diatasnya.
Membuat kepalaan plesteran horizontal pada sisi atas dan bawah dinding.
Sisi atas pada elevasi langit-langit agar hubungan langit-langit dengan
dinding tidak berongga atau bidang teratas dari dinding (jika tanpa langitlangit, sisi bawah pada elevasi plint/jika plint tidak menonjol), diatas
elevasi plint (plint rata permukaan dinding) dan jika tanpa plint dibuat
diatas lantai.
Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1.5 m dari atas kebawah dan
berjarak 30 cm dari batas bidang dinding.
Memasang relat (acuan kerataan pada sudut luar dinding dan sekeliling
kusen) dari bawah alumunium atau kayu keras yang telah diketam rata.
Tunggu kepalaan kering minimal 24 jam, setelah itu baru melaksanakan
plesteran dinding
Membasahi dinding bata atau beton yang akan diplester.
Memplester dinding dari bidang kepalaan atau kebidang yang lain.
Mengontrol kerataan plesteran dengan jidar alumunium 2 m yang
digesekkan dengan toleransi rongga 2 mm
Tunggu plesteran kasar kering 3-4 hari, agar penyusutan merata, baru
dilanjutkan pekerjaan acian.
Plesteran pada bidang yang kedua ujungnya berupa sudut luar berjarak
kurang dari 1.5 m, cukup diberi relat pada kedua ujungnya sebagai acuan.
Untuk plesteran sudut dalam, salah satu sisi harus diplester terlebih dahulu,
baru bidang yang lain dengan membentuk sudut siku.
Sebelum acian dilaksanakan, plesteran beraben disiram dahulu.
Mengaci dinding secara tipis, rata dan halus, diratakan dengan trowel dan
setelah setengah kering digosok dengan spon/busa agar mendapatkan
bidang yang halus, rata tetapi tidak licin.
Setelah pekerjaan plesteran selesai diusahakan permukaan plesteran tetap
basah selama 7 hari terhitung sejak tanggal plesteran selesai.

2. PASANGAN DINDING KERAMIK

Sortir Bahan Keramik, Dimensi, Cacat /Tidak dan Keseragaman warnanya.

Jidar aluminium

OK

OK

Rendam keramik yg akan dipasang ke dalam bak air selama 1 jam.

IN
OUT

Keramik
perendaman.

Basahi pasangan dinding yang akan dikeramik.


Pasang benang/ senar utk kepalaan, dan benang harus di cek secara
periodik baik kekencangan/ elevasi.

dianginkan setelah proses

Pasang perekat ( acian/ air + semen ) pada permukaan dinding.


Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik dan tempelkan
keramik pada posisinya.
Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad bisa
seragam dan rapi diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur
jarak nad.

Waterpass

kerataan
keramik
Waterpass.

3.

Cek
pasangan
dengan

Bersihkan permukaan keramik yg telah terpasang dengan kain pembersih


basah
Jfkjhf
Lakukan pengecoran nad dengan material grouting nad dng alat busa dan
setelah mengering bersihkan sekitar pasangan keramik tersebut.

PEKERJAAN PENGECATAN
Prosedure Pengecatan Besi :
Permukaan bidang besi yang akan dilakukan pengecatan harus sudah kering.
Permukaan bidang besi dibersihkan dari kotoran dan debu.
Mempersiapkan bahan dan peralatan kerja.
Bidang besi yang kering dan bersih, diamplas dan disapu como primer satu
lapis.
Setelah kering, 2 jam kemudian di finish dengan gardex dua lapis dengan
tenggang waktu 12 jam speading 13 - 16 m2/liter.
Prosedure Pengecatan Kayu :
Permukaan bidang kayu yang akan dilakukan pengecatan harus sudah
kering.
Permukaan bidang kayu dibersihkan dari kotoran dan debu.
Mempersiapkan bahan dan peralatan kerja.
Bidang kayu yang kering dan bersih, diamplas dan disapu aluminium wood
primer satu lapis.
Setelah kering, 2 jam kemudian di finish dengan gardex dua lapis dengan
tenggang waktu 12 jam speading 13 - 16 m2/liter.
Prosedure Pengecatan Dinding :
Bidang dinding (plester acian) interior yang akan dilakukan pengecatan
harus sudah kering (minimal umur 7 hari).

VI.

Permukaan dinding dibersihkan dari kotoran dan debu.


Mempersiapkan bahan dan peralatan kerja.
Dinding yang sudah kering dan benar-benar bersih, dilapis dengan
jotasealer-07 satu lapis.
Setelah lapis primer kering kira-kira 12 jam kemudian dilapis finish dengan
jotaplast dua lapis dengan tenggang waktu 2 jam speading 9 - 1 m2/liter

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


1. WATERPROOFING

Lantai yang akan dikerjakan dibersihkan agar bebas dari kotoran terutama
minyak, olie, dll, lalu permukaan lantai dilapisi primer yang dapat dilakukan
dengan menggunakan kwas roll, spay gun, dll.
Setelah
lapisan
primer
kering,
langkah
berikutnya
adalah
pengerjaan/applikasi coating waterproofing.
Pengerjaan/applikasi dilakukan dengan menggunakan kwas atau roll sebanyak
3 lapis. Untuk memastikan ketidak bocoran hasil pemasangan waterproofing
baik jenis membrane maupun coating setelah 2 (dua) hari selesai pengerjaan
dilakukan test genangan.
Pengetesan dilakukan minimal 12 (dua belas) jam dalam kondisi tergenang
seluruh permukaan yang di waterproofing.
Setelah semua hasil pengetesan tidak terjadi kebocoran, maka dapat
dilakukan pemasangan screed untuk menutupi waterproofing.
Screed lantai diatas waterproofing diatur kemiringannya sehingga jika terjadi
hujan akan cepat kering permukaannya.

2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

Lapisan dasar dibawah lantai keramik terdiri dari pasir urug yang dipadatkan
kemudian dibuatkan lantai kerja diatasnya dari pasangan rabat beton yang
diplester kasar.
Pembuatan marking.
Pembuatan delatasi tiap 64 m2 untuk mencegah piping.
Pemasangan kepalaan keramik.
Chek posisi kepalaan.
Pemasangan keramik dengan adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 2 Psr
ditambah bahan perekat atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan
perekat.
Pembersihan permukaan keramik dari adukan.
Menutup/melindungi pasangan keramik basah dengan tripleks dan diberi
tanda peringatan.
Pengisian nad/pembatas.
Pembersihan keramik dari material nad dan kotoran.

VII. PEKERJAAN PINTU, JENDELA & PARTISI

1. KUSEN ALUMINIUM
Bahan dari Aluminium framing system, Ex. 0YKK, alcan setara dengan lebar
profil 7 cm dan 4,5 cm.
Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaan.
Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stapo dan harus cocok.
Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang kusen aluminium akan
kontak dengan besi tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
2. PEKERJAAN KACA DAN PEMASANGANNYA

Lokasi kerja harus bersih, bebas dari perancah dan genangan air.
Mempelajari Gambar Kerja.
Mempersiapkan Bahan dan Peralatan Kerja.
Melindungi/menutupi perlengkapan/peralatan yang telah terpasang disekitar
lokasi dengan kertas atau tape.
Sebelum memasang kaca, lubang-lubang pemasangan pada kusen atau rangka
pintu/jendela dibersihkan dari debu atau kotoran dan harus kering.
Perhatikan lebar lubang kaca pada kusen atau rangka pintu/jendela terhadap
ketebalan kaca karena antara kaca dengan tepi kusen atau rangka
pintu/jendela harus ada jarak 5 mm pada kedua sisinya untuk diisi dengan
material sealant atau karet.
Cek jenis, ukuran, letak, posisi dan bentuk kaca yang akan dipasang sesuai
dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
Cek tepi kaca hasil pemotongan apakah bebas dari goresan/gompel (chipping)
dan telah digosok menggunakan sander pada tingkat 120 mesh atau lebih.
Pasang kaca yang telah dipilih dan sesuai dengan hati-hati dan diusahakan
agar kaca yang dipasang tidak bersentuhan langsung dengan rangkanya.
Angkat kaca keatas lalu pasang balok perletakannya (setting blok) dibagian
bawah dari pemasangan kacanya sebanyak 2 buah pada seperempat panjang
kaca pada ujung.
Pasang material back up pada sisi-sisi kaca yang berhubungan dengan kusen
atau rangka hingga tersisa ruang 5 mm antara ujung atas kusen atau rangka
dengan bagian atas material back up.
Sealant sekeliling kaca untuk memegang kaca agar tidak goyang dan
mencegah masuknya air dari celah antara kaca dengan kusen atau rangkanya
kedalam.
Jaga keamanan selama menunggu lapisan sealant sekeliling kaca mengering
dan keras.
Bersihkan sekitar lokasi kerja dan hasil pekerjaannya.

VIII. PEKERJAAN PLAFOND


PEKERJAAN PLAFOND CALSIBOARD

Pekerjaan plafond Calsiboard ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan


plafond Calsiboard board lengkap dengan rangka dan perlengkapan lainnya.
Pembuatan shop drawing
Penyiapan material dimana rangka plafond Calsiboard board harus terbuat
dari rangka Hollow Aluminium (Main Tee dan Cross Tee) yang tahan gempa
dengan sistem penggantungan pada titik pertemuan kedua rangka tadi.
Sistem pemasangan dengan sistem knock down dimana pemasangan plafond
tidak menggunakan paku tetepi dipasang pada bagian rangkanya yang
berbentuk alur (seperti huruf T terbalik).
Untuk penggantungnya digunakan sistem Suspension hanger dimana
penggantung ini bisa digerakkan keatas dan kebawah untuk mencapai level
plafond yang sama sehingga permukaan plafond benar-benar rata dan lurus.
Pemasangan rangka utama struktural arah memanjang setiap jarak 120 cm
dan penggantung rangka.
Pemasangan rangka pembagi/sekunder setiap jenis jarak 60 cm arah
melintang.
Pemasangan rangka ini harus dilakukan secara baik dan permukaannya harus
rata dan kokoh.
Kemudian dilanjutkan pemasangan Calsiboard board dengan screw.
Sambungan Calsiboard board diberi tape dan dikompon diratakan.

IX.

Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound.


Dilanjutkan dengan penempelan paper tape pada lapisan compound.
Lapiskan kembali compound menimpa paper tape.
Tunggu sampai kering lalu haluskan permukaan dengan hand sander dan grit
paper 150/120.

PEKERJAAN ATAP
1. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dibutuhkan.
Pembuatan shop drawing.
Mempersiapkan bahan dengan rangka Kuda-kuda Pipa besi hitam Medium A
dengan rincian sebagai berikut :
- Kuda-kuda Segmen 1 s/d 6
o Batang Atas dan bawah menggunakan Pipa Hitam Mendium A
dengan diameter 3 ( Bending )
o Batang Pengaku menggunakan pipa Hitam Medium A dengan
Diameter 2,5
o Untuk Tiang dudukan Kuda-kuda menggunakan Pipa Hitam
Medium A dengan diameter 6
Untuk Base Plat Mengikuti gambar Rencana
Listplank dibuat dari Calsiboard 6 mm dengan rangka dari holow
Pabrikasi dilakukan di lokasi pekerjaan, selama pelaksanaan pabrikasi
dilakukan pengecekan bersama-sama dengan Engineer, Konsultan Pengawas
dan Kontraktor. Sebelum pabrikasi dilakukan kontraktor harus membuat
fabrication manual procedure dan procedure quality control kepada
Pengawas untuk disetujui.
Setelah pelaksanaan pabrikasi selesai, material dibawa ke site untuk
dilakukan erection/pemasangan rangka atap.
Sebelum diangkat dan dilakukan pemasangan ditempat rencana pemasangan,
harus dilakukan tahapan pemeriksaan dan rencana penyetelan/pemasangan
2. PEKERJAAN ATAP
Bahan atap yang akan dipergunakan adalah atap Spandek Galvalum AZ 150
Tebal 0,4 mm, sesuai spesifkasi.
Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, Spandek harus diperiksa dahulu
dengan tidak mengalami kerusakan menjaga kebocoran dan kap/kudakuda/gording harus dicat Anti Karat.

X.

Pemasangan Spandek dimulai dari atas agar jarak genteng tetap pada posisi..
Pemasangan Wall Flashing
Pemasangan Nok Atas persegi

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

XI.

Pembersihan halaman harus dilaksanakan sebagai bagian pekerjaan sampai


masa pemeliharaan berakhir.
Halaman sekitar bangunan diatur sedemikian rupa sehingga bersih dan rapih
serta bebas dari sisa-sisa bahan bangunan dan tanah galian.

PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL


1.

PEKERJAAN PIPA INSTALASI


Pipa untuk instalasi digunakan pipa Conduit dengan ukuran
20mm/19mm, dan pada saat pemasangan pipa instalasi sebelumnya pipa harus
ditandai terlebih dahulu sebelum dilakukan penginstalan agar mudah untuk
dikenali jenis saluran yang sudah diinstal di dalam
langit-langit/plafon yang selesai, atau penginstalan pada lantai beton yang
paralel dengan sudut siku-siku terhadap dinding bangunan, penempatan pipa
instalasi harus jelas letaknya agar mudah untuk dikenali dimana pada saat
terjadi kesalahan/kerusakan dapat lebih mudah untuk perbaikan pada saat
proyek sudah selesai.
* Pemasangan Pipa Instalasi pada lantai,
Porsi tekukan yang dibengkokkan tidak akan kelihatan di atas lantai
pada saat pemasangan lantai finishing.
* Tekukan/Pembendingan
Buatan lekukan dengan arah atau sesuai dengan simetris menekuk
sesuai dengan lekukan yang diinginkan, dengan menggunakan mesin conduitbending. Yang nantinya dapat memudahkan pada saat penginstalan, Cegahlah
jangan sampai bekas plesteran, sampah atau kotoran masuk dalam pipa instal .
* Koneksi fleksibel
Koneksi fleksibel digunakan apabila lekukan terlalu tajam dan
panjang pendeknya (maksimum 1.800 mm) dan digunakan untuk peralatan
yang bergetar, suara gaduh transmisi, atau pergerakan untuk jenis semua
motor.
* Pemasangan Kabel Instalasi
Pada saat penginstal kabel dalam pipa Counduit, tarikan kabel di
dalam pipa saluran kosong di mana kabel diharapkan untuk diinstall sesuai
dengan jenis dan kelompoknya bukan tercampur dengan lainnya. tarikan kabel
di haruskan tidak lebih dari 1.6 mm garis tengah pipa conduit dan mempunyai
berat kurang dari 90 kg kekuatan-tarik tidak kurang dari 300 mm pada masingmasing akhir penarikan kabel.

* Saluran Instal di dalam Lantai Beton


Penempatan pipa saluran sebaiknya ditata dengan sempurna
sehingga tidak mempengaruhi kekuatan struktural beton lantai, dan jangan
memasang pipa saluran pada tumpukan pertengahan sepertiga dari lantai
beton. Ruang/spasi pipa saluran yang secara horisontal tidak semakin dekat
dibanding garis tengah kolom/ balok.
* Pemasangan Kabel Dalam Ruangan/Gedung
Pada saat penginstalan dalam gedung harus sesuai dengan desain
gambar pelaksanaan, dengan menggunakan standar PUIL th. 2000. Untuk kabel
instalasi menggunakan kabel jenis NYA dan disarung denga pipa pvc dengan
jaruk pengeclampman minimum 1.000mm, untuk instalasi penerangan dan stop
kontak dengan penetralan mendasar. Setelah pekerjaan selesai akan dilakukan
pengujian menurut kelompok-kelompoknya.
* Pemasangan Kabel Di Luar Gedung
Desain Gambar akan memudahkan pelaksanaan pekerjaan nyata dan
penjelasan terhadap pemberi tugas agar di suatu waktu adanya perbaikan.
Penguji terhadap kondisi-kondisi dan sebab-sebab lain sebelum menyelesaikan
pekerjaan semua, pekerjaan akan dieksekusi menurut pemasangan kabel di luar
praktek dari otoritas lokal.
* Pemasangan Kabel Tanam
Di dalam parit kabel harus dilindungi dengan pipa GIP yang mampu
melindungi dari kabel tersebut dan kabel akan terlindungi secara aman dalam
tanah. Kabel akan ditanam dengan kedalaman minimum 1,000 mm dari
permukaan tanah. Dan untuk kabel yang melintasi jalan umum akan ditanam
dengan kedalaman 1.200mm dari permukaan jalan.
2.

POWER SYSTEM
Sistem ini menyupply voltase tegangan rendah dari panel distribusi
utama ( LVMDP) ke panel distribusi sekunder ( SDP), dan panel cabang ( LP),
sampai kepada tiap-tiap titik konsumen ( penerangan, sakelar, stop kontak,
dll).
Jenis: menempel di dinding
Tiap-tiap komponen akan mudah didapat dari daerah lokasi Box
Panel terbuat dar plat besi dengan ketebalan tidak kurang dari 2 mm.
Pemasangan busbar dan metoda koneksi akan disesuaikan dengan ketentuan
standar PUIL 2000. material dengan kelas elektrik, jenis penyiku menjulang di
dalam kutub isolator.
Busbar disediakan dengan baik dan dicat di dalam standard
pengecatan untuk mengenali kode Phase. Ujung kabel akan di beri sepatu kabel
dari tembaga.
Kabel Tray ( Rak kabel)
Untuk kabel feeder dalam gedung di instal melalui kaber
tray/dibuatkan rak kabel, agar mudah dalam penginstalan diatas langit-langit.

3.

LIGHTING SYSTEM
* Semua pengukur cahaya secara normal menggunakan daya dari PLN, dan suatu
ketika PLN mati maka beberapa pengukur cahaya menggunakan daya dari
generator diesel yang bertenaga mesin.
Instalasi :
Apabila ruang tanpa pagu/langit-langit, pipa saluran akan
dimasukkan/disisipi kedalam beton exposse (dikoordinir dengan penyelesaian
pekerjaan).
Apabila
ruang
dengan
instalasi
pagu/langit-langit
akan
dimasukkan/disisipi ke dalam dinding dan dinding akan dipugar. Sakelar akan
dipasang dengan ketinggian 1500 mm dari lantai Untuk di luar, instalasi akan
dipasang 600 mm dari bawah tanah. Instalasi Kabel akan disarungkan di dalam
PVC lewat pipa sampai 200 mm dari bangunan tepi, setelah 2 meter, kabel
akan secara langsung ditanam.

4.

PEMASANGAN SAKLAR DAN STOP KONTAK

5.

Marking jalur konduit pada dinding


Bobok Dinding Batu.
Pasang conduit dan inbow dos
Tunggu sampai pelaksanaan plesteran terakhir
Sambungkan Saklar, Stop Kontak dengan Instalasinya
Pasang Saklar dan Stop Kontak, gunakan waterpass agar rata.

PEKERJAAN PLUMBING

Pemipaan Air Kotor :


Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari closed dan
Terminal, sedangkan untuk air buangan adalah sisa air
buangan melalui
wastafel, Urinoir yang mengalir secara gravitasi dari masing-masing genitor menuju
bak penampungan.
Dalam rangka menginstal peralatan tetap (wall-mounted) pada dinding
dalam hal ini pemasangan pada dinding batu tela dengan menggunakan baut/
dinabuold untuk menempelkan peralatan yang akan dipasang.
Pemasangan Air bersih

Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Air kotor, Tray Cable.
Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan
Lapisi pipa Gip (jika akan dicat)
Pasang gantungan maupun Support pipa sesuai hasil marking.
Pasang Pipa GIP sesuai ukuran pada shop drawing, penyambung pipa
diameter kurang dari 2.5 inci dengan drat dan diameter 2.5 inchi ke atas
dengan las.
Gunakan benang dan water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.

Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoordinasikan dahulu dengan


pekerjaan keramik (arsitek dan sanitary)
Lakukan test tekan ulang jika pipa di dinding telah terpasang.

MANAJEMEN MUTU
Penyusunan Rencana Mutu Kerja merupakan standar PT. IKRAM TIGA
BERLIAN dalam melaksanakan setiap kontrak kerja. Mekanisme penyusunan
sendiri merupakan aplikasi darimanajemen perusahaan yang sudah di sertifikasi
dengan ISO 1900. Aplikasinya mengacu padastandar instruksi kerja yang sudah
disetujui oleh management
KEBIJAKAN DAN SASARAN
DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN REHABILITASI PASAR
BATANGASE DISUSUN MANAJEMEN MUTU GUNA MEMENUHI TARGET DAN TEPAT
WAKTU AKAN MELAKUKAN DAN MENERAPKAN YAITU KEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN
MUTU
.
1. Kebijakan Mutu,bertekad memenuhi kepuasan pemilik proyek ( owner ) dengan
menerapkan system Manajemen Mutu secara konsisten.
2. Sasaran Mutu, melaksanakan Proyek secara tepat waktu dengan mutu produksi
sesuaispesifikasi teknis.
O RGANISASI P ROYEK
Untuk mencapai target Managemen Mutu, Perusahaan sebagai pelaksana
dilapangan akan mengikuti prosedur dan instruksi standar berdasarkan Struktur
Organisasi Proyek yang sudahditetapkan. Petugas pengawasan yang bertanggung
jawab yang ditunjuk Pemimpin Proyek /Kepala Satuan Kerja atau yang sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksanaan proyek Perusahaan akan menyiapkan
team yang dituang dalam struktur organisasi, dan merupakan penanggungjawab
pekerjaan sedang dilaksanakan sesuai dengan tugas serta tanggung jawabnya.
Pemilihan key personil proyek mengacu pada prosedur baku untukmemastikan
kompetensi di bidang masing masing.
Field Manager, sebagai penanggung jawab proyek secara keseluruhan yang
dilaksanakan,Memimpin dan mengendalikan proyek agar efisien dan efektif
mencapai hasil yang optimal.Membuat strategi pelaksanaan proyek yang berkaitan
dengan pengendalian mutu proyek.
Technical Engineer, Tenaga ahli Arsitektur, sebagai penanggung jawab langsung
dalam pelaksanaan Pekerjaan yang menyangkut finishing dan struktur bangunan
pekerjaan. Mengendalikan dan menganalisa masalah masalah teknis kebutuhan
proyek, baik material, tenaga kerja, peralatan serta biaya yang dibutuhkan.
Membuat Rencana Mutu Kontrak, yaitu Master schedule, dan Metode Kerja
Pelaksanaan.
Quantity Engineer, Tenaga ahli yang bertanggung jawab membuat perhitungan/
estimate anggaran proyek dan membuat laporan pelaksanaan sesuai dengan
pekerjaan yang sudah ditentukan. Membuat laporan harian, mingguan dan bulan
pada masing-masing bangunan, serta rencana kerja setiap harinya yang akan

dikerjakan. Mengontrol dan mengatur pemakaian material, alat dan tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan.
Quality Engineer, Tenaga ahli yang bertanggung jawab mengontrol kegiatan
lapangan,memberikan analisa rencana mutu kontrak. Membuat justifikasi yang
menyangkut
pekerjaan
diproyek
serta
mengaplikasi
analisa
semua
pehitungan/estimasi anggaran proyek. Team yang akanmembantu dalam
menyiapkan Rencana Mutu Kontrak .
Surveyor, Membuat pengukuran pekerjaan baik pekerjaan yang akan dilaksanakan
maupunpekerjaan yang sudah dikerjakan.
Pengawas / Supervisor, Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan dan
mengontrol terhadappenggunaan material, tenaga kerja sehinga pekerjaan dapat
berjalan dengan baik
Adm & Keuangan, membantu membuat laporan yang bersipat administrasi ,
membuat laporankeuangan serta, serta mengatur dan melakukan pembayaran.
PENGENDALIAN MUTU PROYEK
Seluruh Key personil yang terlibat di poek adalah Gugus tugas pengendalian mutu,
sehinggasecara otomatis prosedur kendali mutu yang ditetapkan perusahaan menjadi
tanggung jawabnya.
Proyek star up meting sudah harus dilakukan selambatnya 3 minggu sebelum dimulainya
proyek.
Hal yang dibahas adalah :
Pengangkatan key personil penanggung jawab proyek.
Pembahasan detail scope kontrak
Strategi eksekusi yang mencakup : Kontruksi & Procurement
Prosedur Kendali Mutu di Lapangan
Hasil akhir dari startup meeting adalah detail RENCANA PELAKSANAAN PROYEK,
yang mencakup:
Contract master and detailed scheduledprocurement and construction
schedule.
Material control List.Project Cost estimate and cash flow.
Spesifikasi Teknis
Jadwal serta Prosedur Tes dan Inspeksi
Satgas kerja awal yang harus segera berjalan
KONTROL MATERIAL
INSPEKSI PENERIMAAN DILAPANGAN
Inspeksi Penerimaan di Lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan oleh
Material Controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku agar bisa
menjamin bahwa item-item yang diterima telah sesuai dengan persyaratan dari perintah
pembelian (PO) untuk point-point berikut :
Identifikasi dengan catatan pengiriman- Kondisi Packing
Tampilan
Kuantitas
Kerusakan yang ditemukan pada saat inspeksi penerimaan di lapangan harus dilaporkan
oleh Material Controller kepada Koordinator Kendali Mutu Lapangan. Koordinator

Kendali Mutu Lapangan harus mengkonfirmasikan kondisi kerusakan tersebut dan


melaporkannya ke Enjinir lapangan serta mengambil langkah langkah lanjutan seperlunya.
PENYIMPANAN DAN PERAWATAN PERALATAN DAN MATERIAL DILAPANGAN
Peralatan dan Material yang sudah lolos pemeriksaan harus disimpan sesuai dengan
spesifikasidan / atau instruksi yang berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan.
Tempat penyimpananharus diklasifikasikan menjadi gudang dan tempat terbuka
berdasarkan kategori, tipe dan uk ran. Peralatan dan material yang diterima harus dicatat
pada lembaran pengontrolan material. Status dari tempat penyimpanan harus di cek oleh
Warehouseman dengan cara pengecekan fisik secara periodik, stocktaking, dll.
PENGELUARAN PERALATAN DAN MATERIAL
Pengeluaran peralatan dan material haruslah dilaksanakan berdasarkan permintaan
tertulis yangtelah disetujui oleh pengawas yang berwewenang. Pengeluaran peralatan dan
material harusdisaksikan oleh Warehouseman.
KONTROL PADA PROSES KONTRUKSI
Pengendalian mutu di lapangan merupakan langkah langkah yang dilakukan untuk menjaga
mutudan kualitas proyek.
TES DAN INSPEKSI
Jadwal inspeksi dan Tes sudah di definisikan dalam rencana detil pelaksanaan proyek.
Dimanatercamtum jenis material , metoda pengujian, dan kapan dilakukan. Pengujian
metoda langsungdilapangan harus di saksian oleh konsultan pengawas.
PENGUJIAN STANDAR LABOTARIUM
Pengujian mutu untuk produk/material yang memerlukan pengujian oleh pihak ke - 3
untukmemastikan telah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan standard baku yang berlaku.
Pihak
ke
3
yang melakukan pengujian adalah yang ditunjuk atau disetujui oleh pemilik pekerja
an. Pembuktian dari pengujian adalah sertifkat yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.
KONTROL DOKUMEN
Dokumen proyek merupakan instrumen kontrol dan menjadi alat pembuktian progres
proyek kepemilik pekerjaan. Seluruh dokumen pengujian dan persetujuan menjadi bagian
daridokumentasi proyek, yang pada saat tertentu harus diserahkan pada pemilik proyek.
KESELAMATAN KEAMANAN KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN
Komitment Management PT. IKRAM TIGA BERLIAN untuk penerapan program
kesehatankeselamatan kerja dan lingkungan hidup dalam setiap aktivitas perusahaan
secara nyata danterukur sesuai dengan pernyataan Komitment dan kebijaksanaan
perusahaan.
Kebijakan PT. IKRAM TIGA BERLIAN dalam menetapkan tujuan-tujuan yang hendak
dicapaidalam rangka menciptakan dorongan serta acuan yang kuat bagi terwujudnya LK3
yangdiharapkan adalah bertujuan :
- Menyelesaikan proyek tanpa adanya korban kecelakaan.
- Menyelesaikan proyek tanpa ada kerusakan atau kehilangan harta benda.
- Menyelesaikan proyek tanpa berdampak buruk kepada lingkungan sekitarnya

Memastikan seluruh pekerja mendapatkan fasilitas yang memadai bagi


kesehatan maupunkeselamatannya.
Memastikan bahwa setiap pekerja memiliki kemampuan yang memadai
sesuai denganpenugasannya.
Menerapkan komunikasi yang terintegrasi mulai dari tingkat bawah hingga
tingkat atas.Mendorong cara-cara yang mengarah kepada unjuk kerja yang
menyeluruh termasuk aspekkeselamatan.
Menciptakan perilaku yang positif terhadap keselamatan dan kesehatan
serta meningkatkankesadaran yang tinggi di semua tingkatan organisasi.

PROGRAM KESELAMATAN
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya
kecelakaanadalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami
mengenai bahayayang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain
disebabkan oleh hal-hal berikut:
- Tidak adanya pengarahan/petunjuk. Setiap pekerja yang melaksanakan
pekerjaan tanpamengetahui jelas apa yang harus dilakukannya akan
mendorong kreatifitas pekerja untuk membuat arahan sendiri yang mungkin
dapat menyesatkan.
- Pengabaian bahaya, kurangnya budaya membaca prosedur, mematuhi
peraturan, tidakmendengarkan pengarahan yang diberikan, dapat
menciptakan keadaan -keadaan tidakaman dalam bekerja
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang
mengarahkankepada tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Hal yang perlu dilakukan guna
mengatasinya adalah mengendalikanperilaku pekerja. Berikut ini adalah tiga
langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan tindakanaman yang diperlukan bagi
pencegahan kecelakaan. :
- BERSIKAP WASPADA DAN MELIHAT JAUH KE DEPAN
- PERSIAPKAN DIRI DALAM MENGHADAPI SEGALA KEMUNGKINAN
- LAKUKAN TINDAKAN DENGAN BERHATI-HATI
Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan
yang direncanakan untuk diterapkan dalam proyek ini.
ALAT PELINDUNG DIRI DAN PELINDUNG KESELAMATAN
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari
bahaya kerja. Untuk keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri
(PPE) bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan. PPE yang
disediakan harus memenuhi standar kualitas yang diperlukan. PERUSAHAAN akan
menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi atau tempat yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
PERLINDUNGAN TERHADAP KEBAKARAN
Melakukanupaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran. Untuk menunjang upayaini akan menyediakan peralatan pencegah
dan penanggulangan kebakaran sesuai denganpotensi bahaya kebakaran pada
lokasi kerja tersebut.
PEMILIHAN SUMBER DAYA
Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang
baikmerupakan bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang
pada akhirnya akanmenghasilkan produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan
sumber daya harus dilaksanakansecara seksama. Tiga sumber daya yang harus

dipertimbangkan, yaitu tenaga kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja yang
baik harus memenuhi persyaratan pekerjaan baik ketrampilan ,pengetahuan, fisik
maupun mental. Peralatan dan material juga harus memenuhi persyaratan
keselamatan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini akan melakukan pemilihan
sumberdaya secara bersungguh-sungguh sebagai upaya mencapai penyelesaian
proyek sesuai dengan sasaran.
MATERIAL
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus
memilikiMaterial Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang
mudah ditemukan dandibuatkan salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam
filing tersendiri.
SISTEM MANAJEMEN BAHAYA
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:
- Identifikasi bahaya
- Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk
menilai probabilitaskejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh
suatu kejadian dan atas dasarprobabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem
pengendalian bahaya yang diperlukan.
- Penerapan sistem pengendalian bahaya
- Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah
ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan
operasi,perkakas kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan
dan pemotongan,pekerjaan listrik, bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain
diharapkan dapat teridentifikasi,dianalisa dan dikendalikan.
MANAJEMEN INSIDEN
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan
yangdiperlukan untuk mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap
insiden harusdidokumentasikan secara lengkap termasuk dengan dengan hasil
investigasi, besar kerugian dantindakan perbaikan (corrective action). Hal ini
dilakukan untuk digunakan sebagai dasarmenganalisa kecenderungan serta
peningkatan program keselamatan.
TANGGAP KEADAAN DARURAT
Kebijakan tanggap keadaan darurat diperlukan untuk menyediakan perlindungan
terbaik bagipekerja dalam keadaan darurat.
Adapun kebijakan tanggap darurat didasarkan padaurutan prioritas sebagai berikut:
Penyelamatan
nyawa
manusia
Perlindungan
masyarakat
sekitar
dan
lingkungan.Penyelamatan harta benda
Menindaklanjuti
kebijakan
ini
maka
sasaran
tanggap darurat
adalah
mempersiapkan sistem yangterdiri dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan
fasilitas pendukung agar dapat menanggapi keadaan darurat dengan baik.
PROGRAM KESEHATAN
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit
pada pekerja.Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang
menderita penyakit akibatkerja. Berikut adalah program-program yang
direncanakan untuk dilaksanakan guna mencegahakibat dari adanya bahayabahayan kesehatan dalam pekerjaan.

PEMERIKSAAN KESEHATAN AWAL


PERUSAHAAN akan senantiasa berupaya mempekerjakan orang yang memiliki
kesehatanmemadai sesuai dengan pekerjaan yang hendak di bebankan kepadanya.
Untuk keperluantersebut setiap pekerja disyaratkan untuk memeriksakan
kesehatannya kepada pemeriksa kesehatan yang kompeten sebelum diterima
bekerja. Adapun pemeriksaan kesehatan tersebutmeliputi test fisik dan tes darah.
Hasil pemeriksaan tersebut akan diperiksa kembali oleh ahlimedis PERUSAHAAN
untuk
memastikan
kebenarannya.
Hasil
pemeriksaan
ini
kemudiandidokumentasikan dan disimpan di Klinik P3K sebagai acuan untuk
melihat sejarah kesehatanpekerja.
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan di lapangan meliputi, pertolongan kepada korban terluka atau
penderitapenyakit di lokasi, mengirimkannya ke pelayanan tingkat lanjut bila
diperlukan termasuk medicalevacuation, menyediakan pelayanan tingkat P3K,
melakukan pemeriksaan berkala sesuaiperaturan yang berlaku.Berikut ini adalah
fasilitas kesehatan yang disediakan di lapangan dan dijalankan di
bawahpenanganan langsung oleh proyek di lapangan :
Klinik P3KKotak P3K
PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR
Untuk mencegah terjadinya penularan dari penyakit menular, PERUSAHAAN akan
menerapkansecara aktif program-program berikut:Pelatihan dan kampanye untuk
meningkatkan kesadaran akan kesehatan.Pengendalian serangga dan tikus
PROGRAM LINGKUNGAN PENGENDALIAN PERILAKU PEKERJA
Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja agar mereka mengerti kebijakan serta
sasaranperlindungan lingkungan dan termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai
pengertian yangdidapatkannya tersebut.Mempromosikan perlindungan terhadap
lingkungan melalui kampanye dan pemasangan rambu-rambu pengingat yang dapat
membantu pekerja agar senantiasa berpartisipasi dalampencapaian sasaran
lingkungan.
MENJAGA LINGKUNGAN DALAM KESEIMBANGAN
Aktivitas konstruksi pada umumnya mengganggu keseimbangan lingkungan.
Pembangunan berskala besar dapat berdampak serius kepada lingkungan.
Lingkungan dapat menjadi rusak bilatidak dilakukan upaya-upaya perlindungan
yang memadai. Berikut ini adalah upaya-upaya yangakan dilakukan dalam rangka
melindungi lingkungan dari kerusakan :
- Pencegahan tanah longsor
- Melindungi sumber air dan mengatur agar alirannya tidak terganggu
- Perlindungan kepada Flora dan Fauna.
- Pengendalian polusi udara dan kebisingan
- Pengendalian debu
- pengaturan kembali tanah setelah selesai konstruksi
PENGATURAN LIMBAH
Penerapan sistem pengaturan limbah yang baik diperlukan untuk mencegah
terjadinya polusiterhadap lingkungan sebagai akibat dari adanya kegiatan
konstruksi.
Secara umum semua limbah-limbah tersebut ditangani sebagai berikut
- .Kumpulkan limbah sebelum dikirimkan ke tempat pembuangan akhir atau
ke tempatpengolahan limbah.

Perintah pembuangan dilakukan oleh pejabat yang berwenang dikeluarkan.


Laksanakan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir atau
pengolahan limbahsesuai perintah.Penanganan ditempat pembuangan akhir
/ pengolahan limbah oleh orang yang mampumelakukannya
Lakukan pencatatan untuk limbah B3.
Perusahaan akan menyiapakan tempat pembuangan limbah sesuai aturan
yang berlaku

PENUTUP
Metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung RMK
yang diharapkan dapat menunjukan pemahaman dan kemampuan personel sebagai
pelaksana pekerjaan dimaksud.
GOWA, 16 JUNI 2014
PT. IKRAM TIGA BERLIAN

ANDI ARFAN
DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai