seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master schedule
akan diperinci kembali menjadi Skejul yang terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan
sesuai dengan term kontrak dan dirinci menjadi Skejul Harian, Mingguan dan
Bulanan.Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya
pek. struktur dan pekerjaan atap dll) diperlakukan sebagai milestone yang memerlukan
persetujuan konsultan pengawas kapan akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga
penjadwalan akan terkendali secarasimultan pekerjaan yang menjadi kritikal path / work.
Perlu dijaga
Kritikal Path khusus pekerjaan utama saja. Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan
dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang sinergiantara user dan konsultan pengawas
dan kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat terbatasnya waktu pekerjaan harus
parallel, detail gambar yang belum lengkap perluny
pemahaman yang cepat dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran yang berbeda
dalam membaca term kontrak ataupun gambar bestek. Hal tersebut untuk menghindari
kesalahan yang menyebabkan bangunan tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya
bongkar pasang pekerjaan. MC 0 yang menjadi tolok ukur pelaksanaan akan menjadi acuan
bila terjadinya CCO.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :
I.
PEKERJAAN PERSIAPAN
II.
PEKERJAAN STRUKTUR
III. PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR
IV. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PEKERJAAN PENGUKURAN
Titik Referensi / Bench Mark (BM) dilapangan telah ditentukan oleh Pemilik
Proyek, baik koordinat maupun elevasinya. Koordinat dan elevasi disetiap pekerjaan
akan selalu menggunakan Bench Mark sebagai dasar acuan.
Sebelum digunakan sebagai referensi Bench Mark harus dicek terlebih dahulu
akurasiannya tentang koordinat dan elevasinya. Hasil pengecekan akan dilaporkan
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
Titik-titik referensi sementara akan dibuat dibeberapa tempat untuk
memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan. Setiap titik BM sementara harus
berpangkal pada BM permanen yang telah ditetapkan dilapangan.
Pematokan pada bagian-bagian yang diperlukan segera dimulai setelah BM
sementara disetujui Direksi Lapangan.
Kontraktor akan menyerahkan data Survey dan perhitungan awal (0 %) untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan yang selanjutnya data ini dipakai sebagai
dasar perhitungan volume yang dikerjakan.
Seluruh area dalam tapak bangunan harus dibersihkan dari humus, semak
belukar dan lumpur jika ada, dengan cara melakukan stripping setebal minimal 30 cm.
Material lain atau sampah yang tertanam yang berada dalam area pekerjaan
harus disingkirkan.
Semua sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya harus
dihilangkan sampai kedalaman 30 cm dibawah permukaan tanah setelah dilakukannya
stripping.
2. PEKERJAAN BOUWPLANK
Prosedur :
Pengukuran diambil pada sudut Acuan dengan Theodolite pada Bench Mark yang
telah ditentukan.
Periksa ketepatan Bench Mark dan kesikuannya sesuai yang ditentukan.
Pasang Balok ukuran 5/7 cm dan kuatkan dengan paku pada level
0.00.
Pasang Balok ukuran 5/7 cm dari sudut Acuan dengan jarak antara 1.50 meter.
Pasang papan ukuran 3/20 cm pada level 0.00.
5 / 7 cm
3 / 20 cm
Center Line
1.50 m
1.50 m
Tampak Atas
Balok 5 / 7 cm
Balok 3 / 20 cm
+ 0.00
Sudut Acuan
1,50 m
Potongan I - I
Muka Tanah
Paku
Balok 5/7 cm
Balok 5/7 cm
Papan 3/20 cm
Papan 3/20 cm
Center Line
Lebar Pondasi
Paku
Papan 3/20 cm
Papan 3/20 cm
Balok 5/7 cm
Paku
Paku
Bouwplank
Balok 5/7 cm
Papan 3/20 cm
Center Line
Tanah Galian
Tanah Galian
M uka Tanah
Balok 5/7 cm
Balok 5/7 cm
Potongan Melintang
II.
Pembersihan Permukaan Tanah, Material lain atau sampah yang tertanam yang
berada dalam area pekerjaan harus disingkirkan.
Top soil yang dianggap oleh Pengawas dapat dipakai ditumpuk didaerah atau lokasi
tertentu dan menyingkirkan semua hasil perataan yang tidak diperlukan keluar
lokasi site pekerjaan.
Area yang terkena perataan lapangan dari genangan-genangan air dengan membuat
saluran-saluran ataupun pemompaan air. Lumpur bila ada harus dikeruk dan
dikumpulkan di suatu tempat sesuai petunjuk Pengawas sebelum dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan.
Areal yang memerlukan urugan harus diambilkan tanah urug dari tanah galian (cut)
dilapangan kerja (yang disetujui Pengawas) atau dari daerah lain diluar lapangan
yang telah disetujui oleh Pengawas.
Setelah area land clearing telah bersih kemudian diratakan dan dipadatkan.
MOBILISASI / DEMOBILISASI
1.
2.
AIR KERJA
Untuk pengadaan air kerja akan digunakan dari pompa sumur dalam yang
dibuat di sekitar lokasi pekerjaan.
Air kerja harus bersih dan tidak mengandung zat-zat kimia (garam-garam) yang
merusak. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, garam-garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton/baja tulangan.
4.
LISTRIK KERJA
5.
MANAJEMEN PROYEK
d.
MOBILISASI PERALATAN
PPPK / K3
KEAMANAN PROYEK
`
`
Urug Galian dengan pasir dan siram dengan air kemudian dipadatkan.
Center Line
Papan Kayu
Bekisting
Bekisting
Lot
Bekisting
Benang
Batu Gunung
Pas. Batu Kosong
Pasir Urug
Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/ sisi pondasi diurug kembali dengan
tanah yang telah disemprot dengan pestisida anti rayap.
2. PASANGAN BATA
Spesi 1 : 4
benang
Batu Bata
Kolom
Benang
Batu Bata
Benang
Muka Tanah
Pondasi
3. PASANGAN TRASRAAM
Dipergunakan adukan 1 Pc : 2 Psr dan dilaksanakan pada pekerjaan :
Semua pasangan bata mulai dari sloof, balok dan plat lantai hingga 30 cm
diatas permukaan lantai.
Semua dinding KM/WC, Urinoir, dinding-dinding dimana terdapat bak air dan
dinding-dinding yang secara langsung berhubungan dengan air.
4. BETON
Bekisting
Bekisting yang digunakan harus cukup kuat, tidak bergoyang, tidak
melendut dan rata (waterpass), atau bekisting yang dipergunakan terdiri dari
kayu kelas dua atau setara (Kayu Meranti) dengan ukuran 5/7, 5/10 dan 6/12.
Plywood
BALOK 8 x 12
cm
BEKISTING BALOK
`
Pembesian
KEPALA KOLOM
Form-tie
Multipleks 15 mm
FORM TIE
Kaso 5/7
Sabuk kolom
Kaso 5/7 double
BADAN KOLOM
Pipe Support
BEKISTING KOLOM
Besi Beton
Mutu besi beton yang bisa digunakan untuk proyek gedung ini adalah besi
Polos (U-24) dan (U-30)
Sebelum melakukan pemotongan dan pembengkokan besi, akan dibuatkan
daftar pembengkokan dan pemotongan besi agar didalam pabrikasi tidak terjadi
pemborosan akibat kesalahan pemotongan.
Pemotongan dan pembengkokan besi ini sebaiknya dilaksanakan di
workshop.
Pekerjaan pembesian akan dilaksanakan mengikuti kondisi dimana dapat
ditempatkan sesudah setting bekisting, khususnya untuk balok dan lantai.
Sedangkan untuk kolom dan dinding/wall didahulukan sebelum penutupan
bekisting.
Kebutuhan peralatan untuk pekerjaan pembesian ini adalah :
Bar Bender
Bar Cutter
Pekerjaan Kolom
Kolom adalah konstruksi untuk meneruskan semua beban ke pondasi.
Prosedurnya sebagai berikut :
V.
pengecoran
Lokasi kerja harus bersih, bebas dari perancah dan genangan air.
Mempersiapkan Bahan dan Peralatan Kerja.
Memasang papan spesi pada bagian bawah lokasi pelaksanaan plesteran.
Membuat ukuran-ukuran (elevasi) sesuai dengan gambar kerja plesteran
dinding pada lokasi pemasangan.
Untuk pasangan dinding, kolom balok atau kombinasinya yang mana
pekerjaannya tidak rata dan elevasinya tidak benar, maka perlu diatur
kembali elevasi dan tarik benang. Bidang yang menonjol atau kelebihan
dilakukan cipping atau grinding dahulu untuk mengurangi ketebalan rencana
plesterannya
Membuat adukan plesteran dengan :
Plesteran biasa dengan adukan 1 Pc : 3 Psr.
Plesteran Trasraam dengan adukan 1 Pc : 2 Psr.
Plesteran Beton dengan adukan 1 Pc : 3 Psr.
Membuat caplakan yang berfungsi sebagai pedoman elevasi kepalaan
plesteran dinding. Caplakan terbuat dari adukan berbentuk bujursangkar
ukuran 8x10 cm dengan diberi tripleks 2x5 cm diatasnya.
Membuat kepalaan plesteran horizontal pada sisi atas dan bawah dinding.
Sisi atas pada elevasi langit-langit agar hubungan langit-langit dengan
dinding tidak berongga atau bidang teratas dari dinding (jika tanpa langitlangit, sisi bawah pada elevasi plint/jika plint tidak menonjol), diatas
elevasi plint (plint rata permukaan dinding) dan jika tanpa plint dibuat
diatas lantai.
Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1.5 m dari atas kebawah dan
berjarak 30 cm dari batas bidang dinding.
Memasang relat (acuan kerataan pada sudut luar dinding dan sekeliling
kusen) dari bawah alumunium atau kayu keras yang telah diketam rata.
Tunggu kepalaan kering minimal 24 jam, setelah itu baru melaksanakan
plesteran dinding
Membasahi dinding bata atau beton yang akan diplester.
Memplester dinding dari bidang kepalaan atau kebidang yang lain.
Mengontrol kerataan plesteran dengan jidar alumunium 2 m yang
digesekkan dengan toleransi rongga 2 mm
Tunggu plesteran kasar kering 3-4 hari, agar penyusutan merata, baru
dilanjutkan pekerjaan acian.
Plesteran pada bidang yang kedua ujungnya berupa sudut luar berjarak
kurang dari 1.5 m, cukup diberi relat pada kedua ujungnya sebagai acuan.
Untuk plesteran sudut dalam, salah satu sisi harus diplester terlebih dahulu,
baru bidang yang lain dengan membentuk sudut siku.
Sebelum acian dilaksanakan, plesteran beraben disiram dahulu.
Mengaci dinding secara tipis, rata dan halus, diratakan dengan trowel dan
setelah setengah kering digosok dengan spon/busa agar mendapatkan
bidang yang halus, rata tetapi tidak licin.
Setelah pekerjaan plesteran selesai diusahakan permukaan plesteran tetap
basah selama 7 hari terhitung sejak tanggal plesteran selesai.
Jidar aluminium
OK
OK
IN
OUT
Keramik
perendaman.
Waterpass
kerataan
keramik
Waterpass.
3.
Cek
pasangan
dengan
PEKERJAAN PENGECATAN
Prosedure Pengecatan Besi :
Permukaan bidang besi yang akan dilakukan pengecatan harus sudah kering.
Permukaan bidang besi dibersihkan dari kotoran dan debu.
Mempersiapkan bahan dan peralatan kerja.
Bidang besi yang kering dan bersih, diamplas dan disapu como primer satu
lapis.
Setelah kering, 2 jam kemudian di finish dengan gardex dua lapis dengan
tenggang waktu 12 jam speading 13 - 16 m2/liter.
Prosedure Pengecatan Kayu :
Permukaan bidang kayu yang akan dilakukan pengecatan harus sudah
kering.
Permukaan bidang kayu dibersihkan dari kotoran dan debu.
Mempersiapkan bahan dan peralatan kerja.
Bidang kayu yang kering dan bersih, diamplas dan disapu aluminium wood
primer satu lapis.
Setelah kering, 2 jam kemudian di finish dengan gardex dua lapis dengan
tenggang waktu 12 jam speading 13 - 16 m2/liter.
Prosedure Pengecatan Dinding :
Bidang dinding (plester acian) interior yang akan dilakukan pengecatan
harus sudah kering (minimal umur 7 hari).
VI.
Lantai yang akan dikerjakan dibersihkan agar bebas dari kotoran terutama
minyak, olie, dll, lalu permukaan lantai dilapisi primer yang dapat dilakukan
dengan menggunakan kwas roll, spay gun, dll.
Setelah
lapisan
primer
kering,
langkah
berikutnya
adalah
pengerjaan/applikasi coating waterproofing.
Pengerjaan/applikasi dilakukan dengan menggunakan kwas atau roll sebanyak
3 lapis. Untuk memastikan ketidak bocoran hasil pemasangan waterproofing
baik jenis membrane maupun coating setelah 2 (dua) hari selesai pengerjaan
dilakukan test genangan.
Pengetesan dilakukan minimal 12 (dua belas) jam dalam kondisi tergenang
seluruh permukaan yang di waterproofing.
Setelah semua hasil pengetesan tidak terjadi kebocoran, maka dapat
dilakukan pemasangan screed untuk menutupi waterproofing.
Screed lantai diatas waterproofing diatur kemiringannya sehingga jika terjadi
hujan akan cepat kering permukaannya.
Lapisan dasar dibawah lantai keramik terdiri dari pasir urug yang dipadatkan
kemudian dibuatkan lantai kerja diatasnya dari pasangan rabat beton yang
diplester kasar.
Pembuatan marking.
Pembuatan delatasi tiap 64 m2 untuk mencegah piping.
Pemasangan kepalaan keramik.
Chek posisi kepalaan.
Pemasangan keramik dengan adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 2 Psr
ditambah bahan perekat atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan
perekat.
Pembersihan permukaan keramik dari adukan.
Menutup/melindungi pasangan keramik basah dengan tripleks dan diberi
tanda peringatan.
Pengisian nad/pembatas.
Pembersihan keramik dari material nad dan kotoran.
1. KUSEN ALUMINIUM
Bahan dari Aluminium framing system, Ex. 0YKK, alcan setara dengan lebar
profil 7 cm dan 4,5 cm.
Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaan.
Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stapo dan harus cocok.
Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang kusen aluminium akan
kontak dengan besi tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
2. PEKERJAAN KACA DAN PEMASANGANNYA
Lokasi kerja harus bersih, bebas dari perancah dan genangan air.
Mempelajari Gambar Kerja.
Mempersiapkan Bahan dan Peralatan Kerja.
Melindungi/menutupi perlengkapan/peralatan yang telah terpasang disekitar
lokasi dengan kertas atau tape.
Sebelum memasang kaca, lubang-lubang pemasangan pada kusen atau rangka
pintu/jendela dibersihkan dari debu atau kotoran dan harus kering.
Perhatikan lebar lubang kaca pada kusen atau rangka pintu/jendela terhadap
ketebalan kaca karena antara kaca dengan tepi kusen atau rangka
pintu/jendela harus ada jarak 5 mm pada kedua sisinya untuk diisi dengan
material sealant atau karet.
Cek jenis, ukuran, letak, posisi dan bentuk kaca yang akan dipasang sesuai
dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
Cek tepi kaca hasil pemotongan apakah bebas dari goresan/gompel (chipping)
dan telah digosok menggunakan sander pada tingkat 120 mesh atau lebih.
Pasang kaca yang telah dipilih dan sesuai dengan hati-hati dan diusahakan
agar kaca yang dipasang tidak bersentuhan langsung dengan rangkanya.
Angkat kaca keatas lalu pasang balok perletakannya (setting blok) dibagian
bawah dari pemasangan kacanya sebanyak 2 buah pada seperempat panjang
kaca pada ujung.
Pasang material back up pada sisi-sisi kaca yang berhubungan dengan kusen
atau rangka hingga tersisa ruang 5 mm antara ujung atas kusen atau rangka
dengan bagian atas material back up.
Sealant sekeliling kaca untuk memegang kaca agar tidak goyang dan
mencegah masuknya air dari celah antara kaca dengan kusen atau rangkanya
kedalam.
Jaga keamanan selama menunggu lapisan sealant sekeliling kaca mengering
dan keras.
Bersihkan sekitar lokasi kerja dan hasil pekerjaannya.
IX.
PEKERJAAN ATAP
1. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang dibutuhkan.
Pembuatan shop drawing.
Mempersiapkan bahan dengan rangka Kuda-kuda Pipa besi hitam Medium A
dengan rincian sebagai berikut :
- Kuda-kuda Segmen 1 s/d 6
o Batang Atas dan bawah menggunakan Pipa Hitam Mendium A
dengan diameter 3 ( Bending )
o Batang Pengaku menggunakan pipa Hitam Medium A dengan
Diameter 2,5
o Untuk Tiang dudukan Kuda-kuda menggunakan Pipa Hitam
Medium A dengan diameter 6
Untuk Base Plat Mengikuti gambar Rencana
Listplank dibuat dari Calsiboard 6 mm dengan rangka dari holow
Pabrikasi dilakukan di lokasi pekerjaan, selama pelaksanaan pabrikasi
dilakukan pengecekan bersama-sama dengan Engineer, Konsultan Pengawas
dan Kontraktor. Sebelum pabrikasi dilakukan kontraktor harus membuat
fabrication manual procedure dan procedure quality control kepada
Pengawas untuk disetujui.
Setelah pelaksanaan pabrikasi selesai, material dibawa ke site untuk
dilakukan erection/pemasangan rangka atap.
Sebelum diangkat dan dilakukan pemasangan ditempat rencana pemasangan,
harus dilakukan tahapan pemeriksaan dan rencana penyetelan/pemasangan
2. PEKERJAAN ATAP
Bahan atap yang akan dipergunakan adalah atap Spandek Galvalum AZ 150
Tebal 0,4 mm, sesuai spesifkasi.
Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, Spandek harus diperiksa dahulu
dengan tidak mengalami kerusakan menjaga kebocoran dan kap/kudakuda/gording harus dicat Anti Karat.
X.
Pemasangan Spandek dimulai dari atas agar jarak genteng tetap pada posisi..
Pemasangan Wall Flashing
Pemasangan Nok Atas persegi
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
XI.
POWER SYSTEM
Sistem ini menyupply voltase tegangan rendah dari panel distribusi
utama ( LVMDP) ke panel distribusi sekunder ( SDP), dan panel cabang ( LP),
sampai kepada tiap-tiap titik konsumen ( penerangan, sakelar, stop kontak,
dll).
Jenis: menempel di dinding
Tiap-tiap komponen akan mudah didapat dari daerah lokasi Box
Panel terbuat dar plat besi dengan ketebalan tidak kurang dari 2 mm.
Pemasangan busbar dan metoda koneksi akan disesuaikan dengan ketentuan
standar PUIL 2000. material dengan kelas elektrik, jenis penyiku menjulang di
dalam kutub isolator.
Busbar disediakan dengan baik dan dicat di dalam standard
pengecatan untuk mengenali kode Phase. Ujung kabel akan di beri sepatu kabel
dari tembaga.
Kabel Tray ( Rak kabel)
Untuk kabel feeder dalam gedung di instal melalui kaber
tray/dibuatkan rak kabel, agar mudah dalam penginstalan diatas langit-langit.
3.
LIGHTING SYSTEM
* Semua pengukur cahaya secara normal menggunakan daya dari PLN, dan suatu
ketika PLN mati maka beberapa pengukur cahaya menggunakan daya dari
generator diesel yang bertenaga mesin.
Instalasi :
Apabila ruang tanpa pagu/langit-langit, pipa saluran akan
dimasukkan/disisipi kedalam beton exposse (dikoordinir dengan penyelesaian
pekerjaan).
Apabila
ruang
dengan
instalasi
pagu/langit-langit
akan
dimasukkan/disisipi ke dalam dinding dan dinding akan dipugar. Sakelar akan
dipasang dengan ketinggian 1500 mm dari lantai Untuk di luar, instalasi akan
dipasang 600 mm dari bawah tanah. Instalasi Kabel akan disarungkan di dalam
PVC lewat pipa sampai 200 mm dari bangunan tepi, setelah 2 meter, kabel
akan secara langsung ditanam.
4.
5.
PEKERJAAN PLUMBING
Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Air kotor, Tray Cable.
Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan
Lapisi pipa Gip (jika akan dicat)
Pasang gantungan maupun Support pipa sesuai hasil marking.
Pasang Pipa GIP sesuai ukuran pada shop drawing, penyambung pipa
diameter kurang dari 2.5 inci dengan drat dan diameter 2.5 inchi ke atas
dengan las.
Gunakan benang dan water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
MANAJEMEN MUTU
Penyusunan Rencana Mutu Kerja merupakan standar PT. IKRAM TIGA
BERLIAN dalam melaksanakan setiap kontrak kerja. Mekanisme penyusunan
sendiri merupakan aplikasi darimanajemen perusahaan yang sudah di sertifikasi
dengan ISO 1900. Aplikasinya mengacu padastandar instruksi kerja yang sudah
disetujui oleh management
KEBIJAKAN DAN SASARAN
DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN REHABILITASI PASAR
BATANGASE DISUSUN MANAJEMEN MUTU GUNA MEMENUHI TARGET DAN TEPAT
WAKTU AKAN MELAKUKAN DAN MENERAPKAN YAITU KEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN
MUTU
.
1. Kebijakan Mutu,bertekad memenuhi kepuasan pemilik proyek ( owner ) dengan
menerapkan system Manajemen Mutu secara konsisten.
2. Sasaran Mutu, melaksanakan Proyek secara tepat waktu dengan mutu produksi
sesuaispesifikasi teknis.
O RGANISASI P ROYEK
Untuk mencapai target Managemen Mutu, Perusahaan sebagai pelaksana
dilapangan akan mengikuti prosedur dan instruksi standar berdasarkan Struktur
Organisasi Proyek yang sudahditetapkan. Petugas pengawasan yang bertanggung
jawab yang ditunjuk Pemimpin Proyek /Kepala Satuan Kerja atau yang sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksanaan proyek Perusahaan akan menyiapkan
team yang dituang dalam struktur organisasi, dan merupakan penanggungjawab
pekerjaan sedang dilaksanakan sesuai dengan tugas serta tanggung jawabnya.
Pemilihan key personil proyek mengacu pada prosedur baku untukmemastikan
kompetensi di bidang masing masing.
Field Manager, sebagai penanggung jawab proyek secara keseluruhan yang
dilaksanakan,Memimpin dan mengendalikan proyek agar efisien dan efektif
mencapai hasil yang optimal.Membuat strategi pelaksanaan proyek yang berkaitan
dengan pengendalian mutu proyek.
Technical Engineer, Tenaga ahli Arsitektur, sebagai penanggung jawab langsung
dalam pelaksanaan Pekerjaan yang menyangkut finishing dan struktur bangunan
pekerjaan. Mengendalikan dan menganalisa masalah masalah teknis kebutuhan
proyek, baik material, tenaga kerja, peralatan serta biaya yang dibutuhkan.
Membuat Rencana Mutu Kontrak, yaitu Master schedule, dan Metode Kerja
Pelaksanaan.
Quantity Engineer, Tenaga ahli yang bertanggung jawab membuat perhitungan/
estimate anggaran proyek dan membuat laporan pelaksanaan sesuai dengan
pekerjaan yang sudah ditentukan. Membuat laporan harian, mingguan dan bulan
pada masing-masing bangunan, serta rencana kerja setiap harinya yang akan
dikerjakan. Mengontrol dan mengatur pemakaian material, alat dan tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan.
Quality Engineer, Tenaga ahli yang bertanggung jawab mengontrol kegiatan
lapangan,memberikan analisa rencana mutu kontrak. Membuat justifikasi yang
menyangkut
pekerjaan
diproyek
serta
mengaplikasi
analisa
semua
pehitungan/estimasi anggaran proyek. Team yang akanmembantu dalam
menyiapkan Rencana Mutu Kontrak .
Surveyor, Membuat pengukuran pekerjaan baik pekerjaan yang akan dilaksanakan
maupunpekerjaan yang sudah dikerjakan.
Pengawas / Supervisor, Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan dan
mengontrol terhadappenggunaan material, tenaga kerja sehinga pekerjaan dapat
berjalan dengan baik
Adm & Keuangan, membantu membuat laporan yang bersipat administrasi ,
membuat laporankeuangan serta, serta mengatur dan melakukan pembayaran.
PENGENDALIAN MUTU PROYEK
Seluruh Key personil yang terlibat di poek adalah Gugus tugas pengendalian mutu,
sehinggasecara otomatis prosedur kendali mutu yang ditetapkan perusahaan menjadi
tanggung jawabnya.
Proyek star up meting sudah harus dilakukan selambatnya 3 minggu sebelum dimulainya
proyek.
Hal yang dibahas adalah :
Pengangkatan key personil penanggung jawab proyek.
Pembahasan detail scope kontrak
Strategi eksekusi yang mencakup : Kontruksi & Procurement
Prosedur Kendali Mutu di Lapangan
Hasil akhir dari startup meeting adalah detail RENCANA PELAKSANAAN PROYEK,
yang mencakup:
Contract master and detailed scheduledprocurement and construction
schedule.
Material control List.Project Cost estimate and cash flow.
Spesifikasi Teknis
Jadwal serta Prosedur Tes dan Inspeksi
Satgas kerja awal yang harus segera berjalan
KONTROL MATERIAL
INSPEKSI PENERIMAAN DILAPANGAN
Inspeksi Penerimaan di Lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan oleh
Material Controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku agar bisa
menjamin bahwa item-item yang diterima telah sesuai dengan persyaratan dari perintah
pembelian (PO) untuk point-point berikut :
Identifikasi dengan catatan pengiriman- Kondisi Packing
Tampilan
Kuantitas
Kerusakan yang ditemukan pada saat inspeksi penerimaan di lapangan harus dilaporkan
oleh Material Controller kepada Koordinator Kendali Mutu Lapangan. Koordinator
PROGRAM KESELAMATAN
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya
kecelakaanadalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami
mengenai bahayayang ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain
disebabkan oleh hal-hal berikut:
- Tidak adanya pengarahan/petunjuk. Setiap pekerja yang melaksanakan
pekerjaan tanpamengetahui jelas apa yang harus dilakukannya akan
mendorong kreatifitas pekerja untuk membuat arahan sendiri yang mungkin
dapat menyesatkan.
- Pengabaian bahaya, kurangnya budaya membaca prosedur, mematuhi
peraturan, tidakmendengarkan pengarahan yang diberikan, dapat
menciptakan keadaan -keadaan tidakaman dalam bekerja
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang
mengarahkankepada tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Hal yang perlu dilakukan guna
mengatasinya adalah mengendalikanperilaku pekerja. Berikut ini adalah tiga
langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan tindakanaman yang diperlukan bagi
pencegahan kecelakaan. :
- BERSIKAP WASPADA DAN MELIHAT JAUH KE DEPAN
- PERSIAPKAN DIRI DALAM MENGHADAPI SEGALA KEMUNGKINAN
- LAKUKAN TINDAKAN DENGAN BERHATI-HATI
Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan
yang direncanakan untuk diterapkan dalam proyek ini.
ALAT PELINDUNG DIRI DAN PELINDUNG KESELAMATAN
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari
bahaya kerja. Untuk keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri
(PPE) bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan. PPE yang
disediakan harus memenuhi standar kualitas yang diperlukan. PERUSAHAAN akan
menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi atau tempat yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
PERLINDUNGAN TERHADAP KEBAKARAN
Melakukanupaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran. Untuk menunjang upayaini akan menyediakan peralatan pencegah
dan penanggulangan kebakaran sesuai denganpotensi bahaya kebakaran pada
lokasi kerja tersebut.
PEMILIHAN SUMBER DAYA
Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang
baikmerupakan bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang
pada akhirnya akanmenghasilkan produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan
sumber daya harus dilaksanakansecara seksama. Tiga sumber daya yang harus
dipertimbangkan, yaitu tenaga kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja yang
baik harus memenuhi persyaratan pekerjaan baik ketrampilan ,pengetahuan, fisik
maupun mental. Peralatan dan material juga harus memenuhi persyaratan
keselamatan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini akan melakukan pemilihan
sumberdaya secara bersungguh-sungguh sebagai upaya mencapai penyelesaian
proyek sesuai dengan sasaran.
MATERIAL
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus
memilikiMaterial Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang
mudah ditemukan dandibuatkan salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam
filing tersendiri.
SISTEM MANAJEMEN BAHAYA
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:
- Identifikasi bahaya
- Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk
menilai probabilitaskejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh
suatu kejadian dan atas dasarprobabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem
pengendalian bahaya yang diperlukan.
- Penerapan sistem pengendalian bahaya
- Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah
ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan
operasi,perkakas kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan
dan pemotongan,pekerjaan listrik, bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain
diharapkan dapat teridentifikasi,dianalisa dan dikendalikan.
MANAJEMEN INSIDEN
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan
yangdiperlukan untuk mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap
insiden harusdidokumentasikan secara lengkap termasuk dengan dengan hasil
investigasi, besar kerugian dantindakan perbaikan (corrective action). Hal ini
dilakukan untuk digunakan sebagai dasarmenganalisa kecenderungan serta
peningkatan program keselamatan.
TANGGAP KEADAAN DARURAT
Kebijakan tanggap keadaan darurat diperlukan untuk menyediakan perlindungan
terbaik bagipekerja dalam keadaan darurat.
Adapun kebijakan tanggap darurat didasarkan padaurutan prioritas sebagai berikut:
Penyelamatan
nyawa
manusia
Perlindungan
masyarakat
sekitar
dan
lingkungan.Penyelamatan harta benda
Menindaklanjuti
kebijakan
ini
maka
sasaran
tanggap darurat
adalah
mempersiapkan sistem yangterdiri dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan
fasilitas pendukung agar dapat menanggapi keadaan darurat dengan baik.
PROGRAM KESEHATAN
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit
pada pekerja.Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang
menderita penyakit akibatkerja. Berikut adalah program-program yang
direncanakan untuk dilaksanakan guna mencegahakibat dari adanya bahayabahayan kesehatan dalam pekerjaan.
PENUTUP
Metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung RMK
yang diharapkan dapat menunjukan pemahaman dan kemampuan personel sebagai
pelaksana pekerjaan dimaksud.
GOWA, 16 JUNI 2014
PT. IKRAM TIGA BERLIAN
ANDI ARFAN
DIREKTUR